kab/kota: Timika

  • Proses Evakuasi Jenazah 2 Pendaki Carstensz, Elsa dan Lilie, Selanjutnya Diterbangkan ke Jakarta – Halaman all

    Proses Evakuasi Jenazah 2 Pendaki Carstensz, Elsa dan Lilie, Selanjutnya Diterbangkan ke Jakarta – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Proses evakuasi jenazah dua pendaki Puncak Carstensz Pyramid, Papua Tengah, yakni Elsa Laksono dan Lilie Wijayanti Poegiono, sempat mengalami kendala cuaca dan medan sulit. 

    Evakuasi terhadap dua jenazah yang meninggal saat mendaki ini, harus dilakukan menggunakan helikopter.

    Sebelumnya, dua pendaki tersebut, terindikasi terkena gejala Acute Mountain Sickness (AMS) atau penyakit ketinggian hingga meninggal dunia.

    Jenazah Lilie Wijayanti dikabarkan masih berada di lokasi kejadian dan rencananya dievakuasi pada Senin, 3 Maret 2025.

    Mengingat medan yang sulit, evakuasi dilakukan menggunakan helikopter.

    Dikutip dari Kompas.com, jenazah pendaki Lilie Wilayanti Poegiono belum dievakuasi dari Puncak Carstensz Pyramid lantaran cuaca yang buruk. 

    Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Mimika, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Bily Hildiarto Budiman, mengonfirmasi hal tersebut. 

    “Kondisi cuaca yang kurang bagus, sehingga belum dilakukan evakuasi terhadap jenazah Lilie yang masih berada di basecamp,” katanya, Minggu.

    Bily menyatakan, pihaknya harus menunda proses evakuasi terhadap jenazah Lilie karena kondisi cuaca kurang bagus di Mimika. 

    Oleh karena itu, proses evakuasi akan dilakukan pada Senin, hari ini.

    “Rencana tadi mau dievakuasi, tetapi cuaca kurang bagus, sehingga ditunda besok (hari ini) dilakukan evakuasi. Jenazahnya sudah di basecamp, tinggal dilakukan evakuasi ke Mimika,” ungkapnya. 

    Analis Basarnas, Joshua Banjarnahor, juga mengatakan bahwa cuaca buruk membuat proses evakuasi tidak bisa dilakukan menggunakan helikopter. 

    “Besok (hari ini) evakuasi akan dilanjutkan kembali,” katanya.

    Sementara itu, jenazah Elsa Laksono telah dievakuasi ke RSUD Mimika, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Minggu.

    Tim SAR gabungan mengevakuasi jenazah menggunakan helikopter, lantaran medan yang sulit dijangkau.

    Setibanya di RSUD Mimika, jenazah ditempatkan di ruang jenazah.

    Dikutip dari Tribun-Papua.com, Kapolres Mimika, AKBP Bily Hildiarto Budiman, mengonfirmasi satu jenazah berhasil dievakuasi pada Minggu.

    “Mereka meninggal karena hipotermia atau AMS. Satu jenazah sudah dievakuasi hari ini (Minggu),” ungkapnya.

    Nantinya, setelah semua jenazah dievakuasi, keduanya akan diterbangkan ke Jakarta untuk proses selanjutnya.

    Keluarga akan Jemput Jenazah di Jakarta

    Frigard H (68), suami Lilie Wijayanti Poegiono, mengatakan dirinya berencana menjemput jenazah istrinya ketika sudah tiba di Jakarta. 

    Sebelumnya, Frigard mengaku, menerima kabar kejadian yang menimpa sang istri pada 1 Maret 2025.

    “Ya, rencananya nanti kami akan jemput jika memang sudah di Jakarta. Tapi, informasi terkini baru turun ke basecamp.”

    “Dan rencananya penerbangan ke Jakarta itu besok (Senin),” kata Frigard saat ditemui di rumahnya, Bandung, Jawa Barat, Minggu (2/3/2025), dilansir TribunJabar.id.

    Lebih lanjut, Frigard menyebut, kedua anaknya yang berada di Jepang dan Singapura telah diberitahu mengenai kejadian tersebut.

    “Saya hanya bisa mendoakan sekarang. Semoga selamat evakuasinya, karena kalau selamat dalam hal hidup sebagai manusia sudah enggak, walau tak menutup kemungkinan kuasa Tuhan,” ucapnya. 

    Diketahui, dua pendaki Puncak Gunung Cartenz Pyramid dikabarkan meninggal dunia pada Sabtu (1/3/2025). 

    Dua pendaki perempuan bernama Elsa Laksono dan Lilie Wijayanti Poegiono, meninggal dunia pada saat perjalanan turun dari Puncak Carstenz Pyramid.

    Sementara dua pendaki lainnya, Indira Alaika dan Saroni, juga mengalami gejala AMS, namun kondisinya stabil. Keduanya sudah dievakuasi ke Timika.

    Lilie dan Elsa melakukan pendakian bersama tiga pendaki WNI lainnya, yakni Indira Alaika, Alvin Reggy, dan Saroni.

    Pada Sabtu (1/3/2025), sekitar pukul 22.30 WIT, terdapat informasi dari penanggung jawab terkait insiden tersebut.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul Evakuasi Jenazah Pendaki Puncak Pyramid Cartenz: Satu Tiba di RSUD Mimika, 1 Lagi Menunggu Giliran dan TribunJabar.id dengan judul Pendaki Bandung Meninggal Saat Daki Puncak Carstensz Pyramid, Suami Ungkap Alasan Mengizinkan

    (Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Tribun-Papua.com/Marselinus Labu Lela, TribunJabar.id/Muhamad Nandri Prilatama)

  • Sahabat Hingga Akhir Hayat, Detik-detik Proses Evakuasi Jenazah Elsa Laksono dan Lilie Wijayati – Halaman all

    Sahabat Hingga Akhir Hayat, Detik-detik Proses Evakuasi Jenazah Elsa Laksono dan Lilie Wijayati – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dunia pendakian kehilangan dua figur veteran, Lilie Wijayati dan Elsa Laksono, yang meninggal dunia setelah mengalami gejala Acute Mountain Sickness (AMS) saat mendaki Puncak Carstensz di Papua, Sabtu (1/3/2025). 

    Kejadian ini menjadi sorotan dunia pendakian, mengingat kedua korban memiliki ikatan persahabatan yang kuat dan telah lama aktif dalam dunia pendakian.

    Lilie dan Elsa, yang bersekolah di Malang, Jawa Timur, sejak SMP, dikenal luas sebagai pendaki berpengalaman.

     

    Mereka memulai perjalanan pendakian mereka di SMAK St. Albertus Malang (Dempo), dan sejak itu, keduanya menjadikan pendakian gunung sebagai salah satu kecintaan mereka. 

    Meskipun setelah SMA mereka sempat terpisah karena fokus pada pendidikan dan pekerjaan masing-masing, persahabatan mereka tetap terjaga.

    Mereka akhirnya kembali berkomunikasi melalui media sosial dan memutuskan untuk melaksanakan pendakian bersama, yang berujung pada tragedi ini.

    Pada 28 Februari 2025, saat berada di area bawah Puncak Carstensz, kedua wanita tersebut mulai menunjukkan gejala AMS, yang merupakan penyakit ketinggian yang umum dialami pendaki di ketinggian ekstrem.

    Meskipun dua pendaki lainnya, Indira Alaika dan Saroni, juga menunjukkan gejala yang sama, kondisi mereka tetap stabil, dan mereka berhasil dievakuasi ke Timika.

    Namun, Lilie dan Elsa tidak bisa bertahan.

    Elsa Laksono, yang berasal dari Malang dan lahir pada 24 Juli 1965, meninggal dunia saat dalam perjalanan turun dari puncak. 

    Kedua korban dikenal sebagai ‘Ratu Pendaki’ di kalangan komunitas pendaki, yang selalu menginspirasi pendaki lainnya untuk menjelajahi puncak-puncak gunung dengan tekad dan semangat yang tinggi.

    Diduga akibat Hipotermia dan Cuaca Buruk

    Kapolres Mimika AKBP Billyandha Hildiario Budiman mengungkapkan kronologi evakuasi dua pendaki yang meninggal dunia di Puncak Carstensz, Papua, pada Sabtu (1/3/2025).

    Lilie Wijayati Poegiono dan Elsa Laksono, bersama dengan rombongan yang terdiri dari 15 orang, terjebak dalam kondisi cuaca ekstrem yang menyebabkan hipotermia, dan akhirnya meninggal dalam perjalanan turun dari puncak.

    Kronologi peristiwa dimulai pada 1 Maret 2025 sekitar pukul 02.07 WIT, ketika Lilie dan Elsa dinyatakan meninggal setelah dievakuasi oleh guide dan rekan-rekannya di Basecamp yang kembali naik untuk membantu proses evakuasi.

    Akibat cuaca buruk, ketiganya, termasuk Elsa dan Lilie, mengalami hipotermia yang mempengaruhi kondisi fisik mereka.

    Proses Evakuasi

    Pada Minggu (2/3/2025), upaya evakuasi dimulai dengan kedatangan helikopter Komala Indonesia AS 350 B3/PK-KIE di Helipad Bandara Mozes Kilangin Timika pada pukul 06.10 WIT.

    Helikopter tersebut kemudian bergerak menuju Yellow Valley Tembagapura, dan pada pukul 07.49 WIT, empat orang berhasil dievakuasi, termasuk jenazah Elsa Laksono.

    Tim yang Terkena Gejala AMS

    Selain Elsa dan Lilie, dua pendaki lainnya, Indira Alaika dan Saroni, mengalami gejala Acute Mountain Sickness (AMS) pada 28 Februari 2025.

    Namun, kondisi mereka stabil dan berhasil dievakuasi menggunakan helikopter yang sama. Setelah berhasil dievakuasi, Indira dan Saroni dibawa menuju Timika untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.

    Lanjutkan Proses Evakuasi

    Proses evakuasi dilanjutkan pada pukul 09.23 WIT dengan kedatangan helikopter lainnya yang membawa tim internasional, termasuk Benjamin Mason Jones dari AS, Catherine Leblanc dari Kanada, dan William Edward Hartman dari AS.

    Mereka selamat dan juga menjadi bagian dari rombongan yang dievakuasi. 

    Penerbangan Jenazah ke Jakarta

    Jenazah Elsa Laksono akan diterbangkan ke Jakarta pada hari ini, bersama dengan jenazah Lilie Wijayati Poegiono, menggunakan pesawat Lion Air.

    Polisi dan tim evakuasi terus bekerja keras untuk memastikan semua proses berjalan lancar demi menghormati dua pendaki yang telah mengabdikan diri dalam dunia pendakian.

    Kapolres Billyandha mengungkapkan bahwa meskipun tragedi ini meninggalkan duka mendalam, upaya evakuasi yang cepat dan terkoordinasi diharapkan dapat mengurangi kesulitan yang dihadapi keluarga korban.

  • Seusai Dievakuasi dari Puncak Cartenz, Fiersa Besari Kini Berada di Hotel

    Seusai Dievakuasi dari Puncak Cartenz, Fiersa Besari Kini Berada di Hotel

    Timika, Beritasatu.com – Musisi Fiersa Besari dan rombongannya berhasil dievakuasi setelah melakukan pendakian di Puncak Carstenz Pyramid, Papua Tengah.

    “Saat ini Fiersa Besari dan rombongan telah berada di salah satu hotel di Timika,” ujar Kapolres Mimika AKBP Billyandha Hildiario Budiman, Minggu (2/3/2025), seperti dilansir Antara.

    Namun, dalam pendakian terpisah, dua pendaki lainnya, Elsa Laksono dan Lilie Wijayanti Poegiono, meninggal dunia akibat hipotermia. Billyandha menjelaskan Fiersa Besari dan rombongannya bukan bagian dari tim pendaki yang mengalami musibah.

    Berdasarkan laporan yang diterima, pada Sabtu (1/3/2025) pukul 22.48 WIT, Fiersa Besari dan timnya tiba di basecamp sementara. Sementara itu, pada Minggu (2/3/2025) pukul 02.07 WIT, ditemukan dua pendaki telah meninggal dunia.

    Saat ini, jenazah Elsa Laksono telah berada di RSUD Mimika, sedangkan jenazah Lilie Wijayanti Poegiono masih dalam proses evakuasi. Kedua jenazah dijadwalkan diterbangkan ke Jakarta pada Senin (3/3/2025) menggunakan pesawat Lion Air.

    Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo menyampaikan, evakuasi dilakukan dengan dukungan helikopter. “Pada Rabu (26/2/2025), pukul 07.00-09.50 WIT, para pendaki diterbangkan dari Bandara Timika menuju yellow valley menggunakan helikopter PT Komala Indonesia jenis AS 350 B3 (PK-KIE),” jelasnya.

    Evakuasi Fiersa Besari dan dua pendaki lainnya dilakukan melalui kerja sama PT Tropic Carstensz Jaya, kepolisian, dan Basarnas Timika.

  • Polisi Ungkap Dugaan Penyebab Dua Pendaki Perempuan Meninggal di Puncak Carstensz

    Polisi Ungkap Dugaan Penyebab Dua Pendaki Perempuan Meninggal di Puncak Carstensz

    PIKIRAN RAKYAT – Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo, membenarkan dua pendaki lokal meninggal saat menuruni Puncak Carstensz atau Puncak Jaya di Kabupaten Mimika, Papua Tengah. Dua pendaki atas nama Lilie Wijayati dan Elsa Laksono meninggal diduga karena hipotermia.

    Benny mengatakan, korban juga diduga kuat mengalami Acute Mountain Sickness (AMS). Menurutnya, kondisi ini sering kali menghantui para pendaki yang berada di ketinggian ekstrem.

    “Dua Pendaki lokal yang meninggal dunia dikarenakan hipotermia di Taman Nasional Cartenz pada Jumat lalu. Kejadian tragis ini diduga kuat diakibatkan oleh Acute Mountain Sickness (AMS),” kata Benny dalam keterangannya, Minggu, 2 Maret 2025.

    Benny mengungkapkan, para pendaki terbang dari Bandara Timika menuju Yellow Valley menggunakan helikopter pada Rabu, 26 Februari 2025 pukul 7.00-9.50 WIT. Kemudian, pada Jumat, 28 Februari 2025, pihaknya mendapat informasi ada dua orang dari rombongan mengalami gejala AMS.

    “Tepat pada hari Jumat (28/02), para pendaki melakukan penyeberangan di jembatan tyrolean, dan informasi dari pendaki Octries Ruslan dan Abdullah yang sudah berhasil turun menyampaikan bahwa semua sudah di Summit/Puncak dan ada 2 orang Indira dan Saroni terkena gejala AMS di area bawah puncak (teras besar), sedangkan tim tamu dan guide berada sebelum tyrolean,” tutur Benny.

    Lebih lanjut, Benny menuturkan salah satu pendaki dari rombongan bernama Nurhuda tiba di basecamp sendirian dengan gejala hypothermia dan langsung meminta bantuan ke tim di basecamp. Karena radio off, guide bernama Yustinus Sondegau naik ke atas untuk membawa bantuan emergency seperti sleeping bag, fly sheet, air panas, dan radio.

    “Dengan cepat, satu orang guide internasional, Dawa Gyalje Sherpa naik untuk melakukan pertolongan, dan Pendaki Poxy menginformasikan bahwa Dawa telah menghubungi basecamp, dan sudah bertemu serta sedang menangani salah satu dari ibu-ibu,” ucap Benny.

    Benny menambahkan, seorang pendaki bernama Dawa mencoba membantu korban Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono di Teras Dua yang sedang mengalami AMS. Namun nahas, kedua korban dinyatakan meninggal dunia.

    “Pendaki Octries menginformasikan ke pendaki Deshir bahwa dua orang ibu-ibu tersebut yang berada di Teras Dua telah meninggal dunia, dan pendaki Huda naik kembali ke teras dua untuk mencoba membantu pendaki Egi, dan teman-teman di Summit Ridge,” kata Benny.

    Selanjutnya, diungkapkan Benny, pendaki Huda mengabarkan bahwa dirinya sudah di basecamp dan tidak sanggup lagi meneruskan ke posisi Egi, Indira, dan Saroni. Sedangkan barang-barang untuk emergency sudah disimpan di bawah summit ridge.

    “Untuk ke tiga pendaki yang mengalami AMS saat ini sudah dilakukan pergeseran ke basecamp Yellow Valley,” ucap Benny.

    “Sedangkan untuk dua Jenazah, Elsa Laksono dan Lilie Wijayanti Poegiono masih dilakukan upaya evakuasi ke basecamp Yellow Valley,” ujarnya menambahkan.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Proses Evakuasi Jenazah 2 Pendaki Carstensz, Elsa dan Lilie, Selanjutnya Diterbangkan ke Jakarta – Halaman all

    Kisah Fiersa Besari dan Para Pendaki Selamat, Perjuangan di Tengah Tragedi Carstensz Papua – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PAPUA – Musisi Fiersa Besari dan sejumlah pendaki lainnya selamat dalam Insiden tragedi di puncak Carstensz, Papua

    Dalam informasi yang dihimpun Tribunnews.com, tercatat sejumlah pendaki lainnya yang selamat, termasuk Fiersa Besari, yaitu Indira Alaika, Alvin Reggy Perdana, Saroni, Lody Hidayanto, dan Furki Rahmi Syahroni.

    Sementara itu, dua pendaki wanita atas nama Lilie Wijayanti dan Elsa Laksono meninggal dunia pada Sabtu (1/3/2025).

    Informasi itu disampaikan Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Mimika, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Bily Hildiarto Budiman.

    “Iya benar, dia (Fiersa Besari, -red) ikut dalam rombongan saat mendaki. Sudah dievakuasi dan sekarang mereka ada di hotel,” kata dia saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (2/3/2025) malam.

    Sementara itu, penghubung dari Fiersa Besari, yaitu Rizky Ubaidillah, juga membenarkan Fiersa Besari berada dalam kondisi selamat.

    “Untuk Fiersa, InsyaAllah baik,” ujar Rizky melalui pesan singkatnya, Minggu (2/3/2025).

    Perjuangan di Tengah Tragedi Carstensz

    Aparat kepolisian telah meminta keterangan korban selamat dan mendapatkan kronologi kejadian yang dialami para pendaki.

    Berdasarkan pengakuan dari para pendaki, akhirnya terungkap bagaimana perjalanan mendaki gunung dimulai hingga akhirnya terjadi insiden.

    “Para pendaki awalnya terbang dari Bandara Timika menuju Yellow Valley,” kata Kepala Bidang Humas Polda Papua, Kombes Pol Ignasius Benny Ady Prabowo dalam keterangannya pada Minggu (2/3/2025).

    Mereka terbang menggunakan helikopter milik PT Komala Indonesia jenis AS 350 B3 (PK-KIE) pada Rabu, 26 Februari 2025, sekitar pukul 07.00 WIT sampai pukul 09.50 WIT.

    Pada Jumat, 28 Februari 2025, para pendaki melakukan penyeberangan di jembatan tyrolean.

    Menurut laporan dari pendaki Octries Ruslan dan Abdullah yang berhasil turun, seluruh anggota tim berhasil mencapai puncak Cartenz.

    Namun, tragedi terjadi saat proses turun, di mana beberapa pendaki mulai mengalami gejala hipotermia.

    Indira Alaika dan Saroni dilaporkan terkena hipotermia di area teras besar, sementara tim tamu dan pemandu terjebak di area sebelum Tyrollean.

    Salah satu pendaki, Nurhuda, tiba di basecamp dalam kondisi hipotermia.

    Ia segera meminta bantuan karena radio komunikasi tim tidak berfungsi. 

    Mendengar laporan tersebut, pemandu Yustinus Sondegau langsung bergerak membawa perlengkapan darurat seperti sleeping bag, fly sheet, air panas, dan radio.

    Pemandu internasional, Dawa Gyalje Sherpa, juga turun tangan untuk membantu proses evakuasi.

    “Dengan cepat, 1 orang guide internasional, Dawa Gyalje Sherpa, naik untuk melakukan pertolongan hingga bertemu salah satu dari ibu-ibu pendaki,” ujar Benny.

    Pendaki Poxy melaporkan bahwa Dawa sempat menghubungi basecamp dan berusaha menangani Lilie dan Elsa yang mengalami hipotermia di Teras Dua.

    Sayangnya, upaya penyelamatan tidak berhasil.

    Benny, dalam keterangan resmi pada Minggu (2/3/2025), menyatakan bahwa kedua pendaki tersebut telah meninggal dunia.

    “Naasnya, pendaki Octries menginformasikan ke pendaki Deshir bahwa dua orang ibu-ibu (Lilie dan Elsa, -red) yang berada di Teras Dua telah meninggal dunia,” ujarnya.

    Sementara itu, pendaki Huda sempat mencoba naik kembali ke Teras Dua untuk membantu Egi dan tim lainnya di Summit Ridge.

    Namun, karena kondisi fisiknya yang lemah, ia memutuskan untuk kembali ke basecamp.

    Dari seluruh tim pendakian, dua orang, yaitu Lilie dan Elsa, meninggal dunia.

    Pendaki lainnya, termasuk Fiersa Besari, berhasil selamat dan kembali dengan selamat.

    (TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNLAMPUNG/KOMPAS.COM)

  • Seusai Dievakuasi dari Puncak Cartenz, Fiersa Besari Kini Berada di Hotel

    Fiersa Besari Ikut dalam Pendakian, Ini Kronologi Meninggalnya 2 Orang di Puncak Cartenz Papua

    Jakarta, Beritasatu.com – Setelah memutuskan untuk beristirahat dari dunia musik, penyanyi Fiersa Besari menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berpetualang dan menikmati hobinya, yaitu mendaki gunung, salah satunya adalah ke Puncak Cartenz di Papua.

    Namun, dalam pendakian di Puncak Cartenz di Papua, Fiersa mengalami kejadian tragis dan memilukan. Dua orang wanita yang tergabung dalam rombongan pendakian bersamanya, yaitu Elsa Laksono dan Lilie Wijayanti, dikabarkan meninggal dunia.

    Mengetahui kejadian tersebut, Fiersa Besari mengungkapkan kekecewaannya melalui unggahan di media sosial (medsos) pada Minggu (2/3/2025). Dalam unggahan Instagram story-nya @fiersabesari, ia menampilkan gambar hati yang retak serta membubuhkan lagu Now At Last dari Fiest, dengan latar belakang hitam sebagai tanda berkabung.

    Berdasarkan informasi yang dihimpun, Fiersa Besari berangkat mendaki bersama sembilan orang lainnya, termasuk Elsa Laksono dan Lilie Wijayanti, serta lima pemandu. Elsa dan Lilie dilaporkan meninggal dunia pada 1 Maret 2025, diduga akibat hipotermia atau penyakit gunung akut (AMS).

    Kronologi atas pendakian maut ini bermula dari rombongan pendaki yang terdiri dari 10 pendaki dan lima pemandu, memulai perjalanan mereka pada 28 Februari 2025. Mereka mendaki menuju Puncak Cartenz Pyramid yang memiliki ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut (mdpl).

    Di puncak, kondisi cuaca yang ekstrem menyebabkan dua pendaki asal Jakarta dan Bandung mengalami hipotermia saat mereka turun dari Puncak Cartenz pada 1 Maret 2025 sekitar pukul 02.07 Wit. 

    Jenazah kedua korban telah dievakuasi oleh para pendaki dan pemandunya dan kini berada di Teras Dua. Sementara itu, kini jenazah Elsa telah tiba di RSUD Kabupaten Mimika, sementara jenazah Lilie masih berada di Teras Dua dan sedang dalam proses evakuasi ke rumah sakit yang sama. Keduanya nantinya akan dibawa ke Timika dan diterbangkan ke Jakarta.

    Kapolres Mimika AKBP Billyandha Hildiario Budiman menyatakan, kondisi Fiersa Besari dan tujuh pendaki lainnya, beserta lima pemandu, dalam keadaan sehat. 

    “Fiersa Besari dalam kondisi sehat dan sudah berada di hotel. Namun, kami belum menerima informasi terkait kapan mereka akan pulang. Evakuasi kedua jenazah berjalan lancar,” kata Kapolres Mimika dalam keterangan resminya, pada Minggu (2/3/2025).

    Selain Fiersa Besari, rombongan pendakian Puncak Cartenz di Papua juga terdiri dari beberapa pendaki lainnya, termasuk Elsa Laksono dan Lilie Wijayanti yang meninggal dunia, serta Indira Alaika, Furki, Saroni, Ludy Hadiyanto, dua pendaki dari Turki, dan satu pendaki dari Rusia. Mereka ditemani oleh lima pemandu, yakni Nurhuda, Alvin Perdana, Arlen Kolinug, Jeni Dainga, dan Ruslan.

  • Fiersa Besari Dipastikan Selamat Dalam Peristiwa Pendakian Puncak Carstensz, Kini Berada di Hotel – Halaman all

    Fiersa Besari Dipastikan Selamat Dalam Peristiwa Pendakian Puncak Carstensz, Kini Berada di Hotel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penyanyi Fiersa Besari dipastikan dalam kondisi selamat dalam tragedi pendakian  Puncak Carstensz Pyramid, Papua Tengah.

    Sebelumnya Fiersa Besari masuk dalam rombongan pendakian  Carstensz bersama Elsa Laksono dan Lilie Wijayanti Poegiono, dua wanita pendaki yang meninggal dunia karena mengalami hipotermia saat turun dari Puncak Carstensz.

    Rizky Ubaidillah, manager dari Fiersa Besari, mengatakan keadaan Fiersa Besari dalam kondisi yang baik.

    “Untuk Fiersa InsyaAllah baik,” ujar Rizky melalui pesan singkatnya, Minggu (2/3/2025).

    Rizky juga menyebutkan bahwa Fiersa bersama rombongan akan segera meninggalkan Papua dan diperkirakan akan berangkat menuju Jakarta dalam waktu dekat. 

    “Kemungkinan besar besok atau lusa,” lanjutnya. 

    Fiersa dan rombongan akan kembali dari Papua ke Jakarta dan selanjutnya menuju rumah di Bandung. 

    Terpisah, Siti Aqia Nurfadla, istri Fiersa mengaku dirinya tak tahu persis kejadian yang menimpa rombongan suaminya di Puncak Carstensz.

    “Teman-teman, terima kasih atas perhatiannya, atas rasa khawatirnya yang sama denganku. Semoga mereka di sana baik-baik saja, pulang tanpa kurang apapun. Aku tidak bisa membagikan apa-apa karena tidak berhak dan tidak tahu jelas keadaan di sana,” ujar Aqia. 

    Aqia pun mengajak mendoakan kedua pendaki yang tewas dan pendaki lainnya yang selamat. 

    “Mari kita kirim doa untuk yang masih berjuang di sana dan juga yang gagal berjuang di sana,” ucap dia. 

    Fiersa Besari  Sudah Berada di Hotel

    Sementara itu, Kapolres Mimika AKBP Bily Hildiarto Budiman mengatakan bila Fiersa telah dievakuasi tim penyelamat dari lokasi pendakian dari Puncak Carstensz ke Kabupaten Mimika, Papua Tengah.

    Dari data yang dihimpun Kompas.com, tertera nama Fiersa Besari bersama sembilan pendaki lainnya dalam rombongan pendaki puncak Carstensz.

    Sembilan pendaki tersebut yakni Indira Alaika, Alvin Reggy Perdana, Saroni, Lody Hidayanto, Lilie Wijayanti, Elsa Laksono, Furki Rahmi Syahroni, dan Indira Alaika.

    Diketahui Lilie dan Elsa meninggal karena hipotermia.

    “Iya benar, dia (Fiersa) ikut dalam rombongan saat mendaki,” kata Bily.

    “Sudah dievakuasi dan sekarang mereka ada di hotel,” ujarnya.

    Berdasarkan informasi pendakian Puncak Carstensz yang merenggut nyawa Lilie Wijayanti dan Elsa Laksono dimulai pada 26 Februari 2025.

    Lilie dan Elsa berangkat dari Bandara Moses Kilangin Timika, Mimika, menuju Base Camp Yellow Valley Cartenz Pyramid dengan helikopter bersama dua pendaki lainnya, Saroni dan Lody Hidayanto.

    Delapan belas menit kemudian, rombongan berikutnya menyusul, termasuk Fiersa Besari, Furki Rahmi Syahroni, dan Indira Alaika.

    Setibanya di base camp, mereka menjalani aklimatisasi selama dua hari.

    Pada Kamis (27/2/2025), mereka berlatih teknik mendaki hingga Teras 1, termasuk teknik naik dan turun tebing.

    Pada Jumat (28/2/2025) pukul 04.00 WIT, rombongan yang terdiri dari 20 orang terdiri dari 5 pemandu, 7 pendaki WNI, 6 pendaki WNA, serta 2 pendaki dari Taman Nasional Lorentz memulai perjalanan menuju Puncak Cartenz.

    Pada Sabtu (1/3/2025) pukul 22.30 WIT, dilaporkan bahwa lima pendaki WNI mengalami cuaca ekstrem dengan hujan salju, hujan deras, serta angin kencang, yang menyebabkan hipotermia.

    Tiga menit kemudian, pemandu asal Nepal, Dawa Gyalje Sherpa, mencoba menyelamatkan Lilie dan Elsa, tetapi harus berhenti di Teras 2.

    Jenazah Elsa berhasil dievakuasi ke Timika dengan helikopter Komala Indonesia pada Minggu (2/3/2025) dan akan dipulangkan ke Jakarta.

    Sementara itu, jenazah Lilie dijadwalkan dievakuasi pada Senin (3/3/2025) untuk kemudian dibawa ke Bandung, Jawa Barat.

    (Tribunjabar.id/ Nappisah/ kompas.com/ Roberthus Yewen)

    Sebagian dari artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Kronologi Pendakian Carstensz yang Tewaskan Lilie dan Elsa, Wafat di Tempat yang Sama dengan Sahabat

  • 1
                    
                        Kronologi Lilie dan Elsa Tewas di Puncak Carstensz, Fiersa Besari Lolos dari Maut 
                        Regional

    1 Kronologi Lilie dan Elsa Tewas di Puncak Carstensz, Fiersa Besari Lolos dari Maut Regional

    Kronologi Lilie dan Elsa Tewas di Puncak Carstensz, Fiersa Besari Lolos dari Maut
    Tim Redaksi
    JAYAPURA, KOMPAS.com –
    Dua pendaki,
    Lilie Wijayanti Poegiono
    dan
    Elsa Laksono
    , meninggal dunia saat mendaki
    Puncak Carstensz
    , Kabupaten Mimika, Papua Tengah, pada Sabtu (1/3/2025).
    Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Papua, Komisaris Besar Polisi (Kombes Pol) Ignasius Benny Ady Prabowo, menjelaskan bahwa keduanya merupakan bagian dari tim pendakian yang terdiri dari sepuluh orang, termasuk penyanyi Fiersa Besari.
    Pada Rabu (26/2/2025), pukul 07.00-09.50 WIT, rombongan pendaki terbang dari Bandara Timika menuju Yellow Valley menggunakan helikopter milik PT Komala Indonesia, jenis AS 350 B3 (PK-KIE).
    Pada Jumat (28/2/2025), para pendaki mulai menyeberangi jembatan Tyrollean.
    Menurut keterangan pendaki Octries Ruslan dan Abdullah yang telah berhasil turun, seluruh anggota tim berhasil mencapai puncak.
    Namun, beberapa pendaki mulai mengalami gejala
    hipotermia
    saat turun.
    Pendaki Indira Alaika dan Saroni terkena hipotermia di area bawah puncak (teras besar), sementara tim tamu dan pemandu berada sebelum Tyrollean.
    Salah satu pendaki, Nurhuda, tiba di basecamp sendirian dalam kondisi hipotermia.
    Ia langsung meminta bantuan karena radio komunikasi tim mati.
    Mendapat laporan itu, guide Yustinus Sondegau segera naik ke atas membawa bantuan darurat berupa sleeping bag, fly sheet, air panas, dan radio.
    Kemudian, seorang guide internasional, Dawa Gyalje Sherpa, juga naik untuk melakukan pertolongan.
    Pendaki Poxy melaporkan bahwa Dawa telah menghubungi basecamp dan sedang menangani Lilie serta Elsa yang mengalami hipotermia di Teras Dua.
    Namun, upaya penyelamatan tidak berhasil.
    “Naasnya, pendaki Octries menginformasikan ke pendaki Deshir bahwa dua orang ibu-ibu (Lilie dan Elsa) yang berada di Teras Dua telah meninggal dunia,” ungkap Benny dalam keterangan resmi, Minggu (2/3/2025).
    Sementara itu, pendaki Huda naik kembali ke Teras Dua untuk membantu Egi dan teman-teman lainnya di Summit Ridge, namun akhirnya memutuskan kembali ke basecamp karena kondisinya juga melemah.
    Lilie dan Elsa meninggal, sementara delapan pendaki lainnya termasuk Fiersa Besari selamat.
    Saat ini, tiga pendaki yang mengalami hipotermia telah dievakuasi ke Basecamp Yellow Valley.
    PT Tropic Cartenz Jaya, sebagai sponsor resmi ekspedisi, telah berkoordinasi dengan Kepolisian dan Basarnas Timika untuk melakukan evakuasi jenazah menggunakan helikopter Komala dan Intan Angkasa.
    Kapolres Mimika, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP) Bily Hildiarto Budiman, membenarkan bahwa satu jenazah, Elsa Laksono, telah dievakuasi ke RSUD Mimika, Papua Tengah.
    “Satu pendaki yang tewas (Elsa) sudah dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mimika, Papua Tengah,” ungkapnya saat dihubungi Kompas.com, Minggu (2/3/2025).
    Namun, jenazah Lilie Wijayanti masih berada di basecamp Puncak Carstensz karena cuaca buruk menghambat proses evakuasi.
    “Untuk satu pendaki yang rencana hari ini dilakukan evakuasi, tetapi karena cuaca kurang bagus, sehingga dilanjutkan besok pagi,” ujarnya.
    Menurut Benny, insiden ini diduga disebabkan oleh Acute Mountain Sickness (AMS) atau hipotermia, kondisi yang sering menyerang pendaki di ketinggian ekstrem.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 2 Pendaki Perempuan Asal Jakarta dan Bandung Tewas di Puncak Cartenz

    2 Pendaki Perempuan Asal Jakarta dan Bandung Tewas di Puncak Cartenz

    Timika, Beritasatu.com – Dua pendaki perempuan asal Jakarta dan Bandung bernama Lilie Wijayanti Poegiono (60) dan Elsa Laksono (60) dilaporkan tewas di Puncak Cartenz, Sabtu (1/3/2025).

    Berdasarkan data yang dihimpun, lima pendaki menderita hipotermia di Puncak Cartenz akibat cuaca buruk.

    Cuaca buruk di Puncak Cartenz ini ditandai dengan turunnya hujan salju, hujan deras, dan angin kencang yang menyebabkan kelima pendaki tersebut mengalami hipotermia.

    Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono meninggal dunia di teras dua pada saat perjalanan turun dari Puncak Cartenz akibat cuaca buruk.

    Keduanya menghembuskan napas terakhir sekitar pukul 02.07 WIT setelah dievakuasi oleh guide dan rekan-rekannya di basecamp yang langsung kembali naik untuk membantu proses evakuasi.

    Tiga pendaki yang selamat atas nama Indira Alaika, Alvin Reggy Perdana, dan Saroni. Mereka  terjebak dan terpaksa bermalam di area dekat puncak hingga tim rescue datang pada hari esoknya.

    Kapolres Mimika AKBP Billyandha Hildiario Budiman saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Minggu (2/3/2025) juga membenarkan hal tersebut.

    “Ya betul dua pendaki perempuan asal Jakarta dan Kota Bandung sesuai domisili KTP,” kata Kapolres Billyandha.

    Kapolres Billyandha mengatakan, kedua pendaki Puncak Cartenz tewas karena mengalami hipotermia dan acute mountain sickness (AMS). Jenazah Elsa Laksono dijadwalkan akan diberangkatkan ke Jakarta pada Senin (3/3/2025).

     

  • Fiersa Besari Dikabarkan Selamat dari Pendakian Maut Puncak Carstensz Papua, Kondisinya Sehat – Halaman all

    Fiersa Besari Dikabarkan Selamat dari Pendakian Maut Puncak Carstensz Papua, Kondisinya Sehat – Halaman all

    Namun Fiersa berbeda rombongan dengan dua pendaki yang tewas. Fiersa dikabarkan selamat dan sehat.

    Tayang: Minggu, 2 Maret 2025 18:30 WIB

    Kolase Tribunnews / Tangkapan layar Instagram Story @fiersabesari

    PENDAKIAN MAUT CARSTENSZ PAPUA – Musisi Fiersa Besari ikut dalam pendakian ke Carstesz Papua. Dua tewas dalam pendakian tersebut, namun Fiersa dalam kondisi selamat dan sehat. 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Musisi Fiersa Besari ternyata ikut serta dalam pendakian ke Puncak Carstensz Pyramid di Kabupaten Mimika, Papua. Namun Fiersa berbeda rombongan dengan dua pendaki yang tewas.

    Diketahui dua orang pendaki meninggal dunia saat menuruni Puncak Carstensz, Mimika, Papua. “Dia memang terdaftar melakukan pendakian ke Carstensz tetapi berbeda rombongan dengan dua pendaki perempuan yang dikabarkan tewas,” kata Kapolres Mimika AKBP Billyandha Hildiario Budiman, Minggu(2/3/2025).

    Kapolres memastikan kabar Fiersa Besari saat ini dalam kondisi sehat walafiat. Meski sudah dikonfirmasi selamat namun belum ada pernyataan terkini dari Fiersa Besari. “Fiersa saat ini dalam kondisi sehat walafiat,” ujar Kapolres.

    Meski kini telah dikonfirmasi selamat, hingga kini Fiersa masih belum memberikan pernyataan resmi terkait keterlibatannya dalam pendakian tersebut maupun kabar duka yang menimpa timnya. 

    Diketahui dua orang pendaki wanita dikabarkan meninggal dunia di puncak Carstensz, Mimika, Papua. Dua orang pendaki tersebut adalah Elsa Laksono dan Lilie Wijayati.

    Mereka mengalami Acute Mountain Sickness (AMS) atau penyakit ketinggian. Sementara itu, dua pendaki lainnya, Indira Alaika dan Saroni, juga mengalami gejala AMS namun kondisinya stabil.

    Keempat pendaki ini mulai menunjukkan gejala AMS sejak Jumat (28/2/2025), saat berada di area bawah Puncak Carstensz Tembagapura.

    Untuk korban selamat telah berhasil dievakuasi ke Timika.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’9′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini