kab/kota: Timika

  • Kronologi Perjalanan Elsa Laksono dan Lilie Wijayati ke Puncak Cartensz

    Kronologi Perjalanan Elsa Laksono dan Lilie Wijayati ke Puncak Cartensz

    Liputan6.com, Jayapura Polda Papua mengeluarkan kronologi awal perjalanan dua pendaki perempuan, Elsa Laksono dan Lilie Wijayati bersama pendaki lainnya. Perjalanan pendakian berujung duka, Elsa dan Lilie meninggal dunia saat turun dari Puncak Cartensz karena mengalami hipotermia atau kedinginan akibat cuaca yang sangat buruk di area pendakian dengan kondisi ketinggian puncak yang ekstrem.

    Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ignatius Benny Ady Prabowo menjelaskan kronologi awal perjalanan para pendaki dimulai pada Rabu (26/2/2025) pukul 07.00 – 09.50 WIT, para pendaki diberangkatkan menggunakan helikopter milik PT Komala Indonesia jenis AS 350 B3 PK -KIE, dari Bandara Timika menuju Yelow Valey.

    Pada Jumat 28 Februari 2025, para pendaki melakukan penyeberangan di Jembatan Tyrollean. Informasi dari pendaki Octries Ruslan dan Abdullah yang berhasil turun menyampaikan para pendaki sudah mulai turun dari summit atau Puncak Cartensz.

    Kata Benny, pada hari itu, dikabarkan ada 2 pendaki yakni Indira dan Saroni terkena gejala Altered Mental Status (AMS) and Hypothermia di area bawah puncak (teras besar). Sedangkan, tim tamu dan guide berada sebelum Jemabatan Tyrollean.

    Namun pada hari yang sama, justru pendaki atas nama Nurhuda tiba di basecamp sendirian dengan gejala hypothermia, dan langsung meminta bantuan ke tim di basecamp.

    Informasi yang didapat Polda Papua, saat itu radio off, sehingga guide atas nama Yustinus Sondegau naik ke atas untuk membawa bantuan emergency, berupa sleeping bag, fly sheet, air panas, serta radio.

    “Dengan cepat, 1 orang guide internasional, Dawa Gyalje Sherpa naik untuk melakukan pertolongan. Diketahui juga dari informasi guide, pendaki atas nama Dawa sedang menolong dua pendaki perempuan yang mengalami AMS di lokasi Teras Dua,” kata Benny.

    Sayangnya, dua pendaki perempuan Bernama Elsa Laksono dan Lilie Wijayati meninggal dunia.

    Dalam kejadian ini, PT Tropic Cartenz Jaya, selaku sponsor resmi langsung berkomunikasi dan bekerja sama dengan kepolisian serta Basarnas Timika untuk melakukan evakuasi korban meninggal dunia menggunakan helikopter Komala dan Intan Angkasa dari Timika menuju Yellow Valey dan kembali Timika pada tanggal 2 Maret 2025.

  • Sosok Elsa Laksono, Pendaki Wanita yang Meninggal di Gunung Cartenz, Punya Klinik Gigi di Jakarta – Halaman all

    Sosok Elsa Laksono, Pendaki Wanita yang Meninggal di Gunung Cartenz, Punya Klinik Gigi di Jakarta – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono meninggal saat melakukan pendakian di Gunung Cartenz Pyramid, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Sabtu (1/3/2025).

    Mereka mengalami Acute Mountain Sickness (AMS) atau hipotermia saat turun dari puncak.

    Jenazah Elsa dievakuasi pada Minggu (2/3/2025), sedangkan Lilie dievakuasi pada Senin (3/3/2025).

    Jenazah keduanya telah tiba di Jakarta setelah diterbangkan dari Timika menggunakan Lion Air.

    Kedua korban merupakan lulusan SMA Katolik Santo Albertus Malang (SMA Dempo) tahun 1984.

    Persahabatan keduanya berlanjut dengan bergabung ke Komunitas Pendaki Lansia Kura-Kura Gunung (KKG). 

    Elsa Laksono tinggal di sebuah ruko di Kelurahan Tebet Timur, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan.

    Ruko tersebut dijadikan klinik gigi dengan nama Radiant Dental Care.

    Salah satu karyawan, Yanto, menjelaskan Elsa dan suaminya, drg. Andi Mulia Halim sehari-hari tidur di ruko.

    “Ini klinik. Rumah Ibu (Elsa) di sini. Tempat kerjanya di sini,” bebernya, Senin.

    Para karyawan menutup klinik dan bersiap menyambut kedatangan jenazah Elsa Laksono.

    Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ignasius Benny Ady Prabowo, menjelaskan kedua korban termasuk bagian tim pendakian yang terdiri dari 10 orang.

    Mereka terbang dari Bandara Timika menuju Yellow Valley menggunakan helikopter milik PT Komala Indonesia pada Rabu (26/2/2025) pukul 07.00 WIT.

    Para pendaki mulai menyeberangi jembatan Tyrollean pada Jumat (28/2/2025).

    Seluruh pendaki dapat mencapai puncak dan mulai mengalami gejala hipotermia saat turun.

    Pendaki bernama Nurhuda tiba di basecamp sendirian untuk meminta bantuan ada rekannya yang terkena hipotermia.

    Guide bernama Yustinus Sondegau langsung melakukan upaya bantuan sambil membawa sleeping bag, fly sheet, air panas, dan radio.

    “Nahasnya, pendaki Octries menginformasikan ke pendaki Deshir bahwa dua orang ibu-ibu (Lilie dan Elsa) yang berada di Teras Dua telah meninggal dunia,” lanjutnya.

    Kedua jenazah sempat dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mimika untuk dimandikan. 

    Kini, jenazah kedua sahabat itu telah diterbangkan ke Jakarta pada Senin (3/3/2025) sekitar pukul 10.45 WIT. 

    Kapolres Mimika, AKBP Billyandha Hildiario Budiman, menerangkan jenazah telah tiba di Jakarta.

    “Benar, kedua jenazah, baik Lilie dan Elsa, telah diterbangkan ke Jakarta. Usai dimandikan dan disemayamkan sebentar, lalu dikirimkan menggunakan pesawat Lion Air tujuan Jakarta,” tukasnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunPapua.com dengan judul BREAKING NEWS: Jenazah Pendaki Puncak Cartenz Pyramid Papua, Lilie Wijayanti Dievakuasi ke Timika

    (Tribunnews.com/Mohay/Ibriza) (TribunPapua.com/Marselinus Labu Lela) (Kompas.com/Robertus Yewen)

  • Dua Pendaki Wanita Meninggal di Carstensz, Bisakah Acute Mountain Sickness Dicegah? – Halaman all

    Dua Pendaki Wanita Meninggal di Carstensz, Bisakah Acute Mountain Sickness Dicegah? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Acute Mountain Sickness (AMS) dialami dua pendaki wanita yang meninggal dunia di Carstensz, Papua.

    Keduanya adalah Lilie Wijayanti dan Elsa Laksono.

    Lilie dan Elsa meninggal saat perjalanan turun dari puncak Carstenz, Papua.

    Dilansir dari berbagai sumber Acute Mountain Sickness (AMS) atau penyakit gunung akut yang memang berisiko dialami oleh pendaki.

    Kondisi ini sering terjadi pada pendakian di atas 3.000 meter.

    Pada ketinggian lebih dari 3.000 meter, tekanan udara makin berkurang dan oksigen semakin menurun.

    Bagi mereka yang tidak terbiasa dengan kondisi itu, maka memerlukan waktu adatapsi yang cukup lama.

    Ciri khas penyakit gunung akut ini berupa sakit kepala, mual, muntah, kehilangan nafsu makan, kelelahan/malaise (terutama saat istirahat), gangguan tidur, dan pusing.

    Gejala ini muncul di hari pertama dan beberapa jam berada di ketinggian tertentu.

    Kemudian sembuh setelah satu hingga tiga hari, bahkan tanpa pengobatan, karena tubuh menyesuaikan diri secara fisiologis (beraklimatisasi) dengan kadar oksigen yang lebih rendah.

    Untuk bisa menekan kejadian AMS, pendaki dapat memodifikasi laju pendakian.

    Harapannya agar pendakian menjadi lebih bertahap, memungkinkan proses fisiologis tubuh menyesuaikan diri dengan tekanan oksigen yang berkurang pada ketinggian baru.

    Merencanakan perjalanan untuk memungkinkan aklimatisasi menjadi upaya pencegahan yang paling alami.

    Laju pendakian optimal tidak boleh lebih dari 500 meter per hari pada ketinggian lebih dari 2500 meter

    Selain itu, menyediakan waktu setidaknya satu hari untuk aklimatisasi sekitar 2500 meter sebelum pendakian lebih lanjut.

    Dan kemudian lagi untuk setiap pendakian 1000 meter tambahan, akan mengurangi risiko.

    Menghindari olahraga dan alkohol selama 48 jam pertama hingga beraklimatisasi juga dapat meminimalkan risiko gejala.

    Jika Acute Mountain Sickness terjadi, pendakian lebih lanjut tidak disarankan hingga beraklimatisasi.

    Sudah Dipulangkan ke Jakarta

    Jenazah Lilie Wijayanti terlebih dahulu dievakuasi dari Carstensz pada Minggu (2/3) dan disusul Elsa Laksono pada Senin pagi (3/3).

    Kedua sahabat itu telah dipulanglan ke Jakarta seperti yang diinformasikan Kapolres Mimika AKBP Billyandha Hildiario Budiman.

    “Benar, pesawat sudah terbang tadi pukul 10.45 WIT ke Jakarta,” ujarnya dikutip dari Tribun Papua.

    Jenazah Lilie Wijayanti sebelumnya disemayamkan di RSUD Timika sambil menunggu jenazah Elsa Laksono.

    Lilie dan Elsa merupakan dua sahabat yang berteman sejak SMA di Malang, Jawa Timur.

    Sejak muda, mereka punya hobi mendaki gunung.

    Selain Lilie dan Elsa dalam perjalanan ke Carstensz, Papua ini juga diikuti oleh 3 WNI lain.

    Ketiganya dinyatakan selamat adalah Indira Alaika, Alvin Reggy, dan Saroni.

    Kelima WNI itu mengalami hiportemia saaat sedang turun dari puncak guning di tengah cuaca buruk turun hujan salju, hujan deras, dan angin kencang.

  • Jenazah Pendaki Perempuan Elsa Laksono dan Lilie Wijayanti Diterbangkan ke Kampung Halaman

    Jenazah Pendaki Perempuan Elsa Laksono dan Lilie Wijayanti Diterbangkan ke Kampung Halaman

    Timika, Beritasatu.com – Dua jenazah pendaki perempuan yang tewas di Puncak Cartenz, Papua yakni Elsa Laksono dan Lilie Wijayanti Poegiono diterbangkan ke kampung halaman pada Senin (3/3/2025).

    Kapolres Mimika AKBP Billyandha Hildiario Budiman mengatakan kedua jenazah diterbangkan dari Bandara Mozes Kilangin Timika menggunakan pesawat komersial. Keduanya diketahui berasal dari Jakarta dan Bandung.

    “Jenazah berangkat sekitar pukul 10.45 WIT didampingi oleh dua rekan korban dan satu orang perwakilan dari PT Tropis Carstensz Jaya,” kata Kapolres Billyandha.

    Sebelumnya jenazah kedua pendaki mendapat penanganan di RSUD Mimika. Sekitar pukul 09.00 WIT jenazah Lilie Wijayanti Poegiono kemudian dibawa ke Bandara Mozes Kilangin, disusul jenazah Elsa Laksono pada pukul 09.25 WIT.

    Evakuasi jenazah Lilie Wijayanti Poegiono sempat terhambat cuaca buruk pada Minggu (2/3/2025). Jenazah baru berhasil dievakuasi ke Timika pada Senin (3/3/2025) pagi.

    Sebelumnya, lima pendaki mengalami hipotermia di Puncak Cartenz akibat cuaca buruk pada Sabtu (1/3/2025). Cuaca buruk ini ditandai turunnya hujan salju, hujan deras, dan angin kencang yang menyebabkan kelima pendaki tersebut mengalami hipotermia.

    Dua pendaki perempuan yakni Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono meninggal dunia di teras dua pada saat perjalanan turun dari Puncak Cartenz akibat cuaca buruk tersebut.
    Keduanya mengembuskan napas terakhir sekitar pukul 02.07 WIT setelah dievakuasi oleh guide dan rekan-rekan di basecamp yang langsung kembali naik ke Puncak Cartenz untuk membantu proses evakuasi.

    Tiga pendaki Puncak Cartenz yang selamat atas nama Indira Alaika, Alvin Reggy Perdana, dan Saroni. Mereka sebelumnya terjebak dan terpaksa bermalam di area dekat puncak hingga besoknya tim rescue tiba melakukan penyelamatan.

     

  • Syok Lilie dan Elsa Tewas di Puncak Carstenz, Ini Cerita Fiersa Besari

    Syok Lilie dan Elsa Tewas di Puncak Carstenz, Ini Cerita Fiersa Besari

    Jakarta, Beritasatu.com – Musisi sekaligus pendaki Fiersa Besari akhirnya buka suara terkait tewasnya dua pendaki wanita, Lilie Wijayanti Poegiono (60) dan Elsa Laksono (60) dalam misi pendakian Puncak Jaya atau Piramida Carstensz, Papua Tengah pada Sabtu (1/3/2025).

    Melalui akun media sosialnya, Fiersa mengucapkan belasungkawa yang mendalam kepada keluarga kedua pendaki itu. Ia berharap, korban diberikan tempat terbaik di sisi Tuhan.

    “Dalam tulisan ini, saya ingin memberikan ucapan belasungkawa yang terdalam. Turut berduka cita atas berpulangnya Bu Lilie Wijayanti Poegiono (Mamak Pendaki) dan Bu Elsa Laksono. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan. Semoga Bu Lilie dan Bu Elsa diberikan tempat terbaik di sisi-Nya,” tulisnya pada Senin (3/3/2025).

    Kronologi

    Lebih lanjut, ia mengungkapkan kronologi terkait peristiwa nahas tersebut. Ia dan para pendaki lainnya mengaku sangat terkejut dan berduka atas meninggalnya kedua korban.

    “Saya juga ingin meminta maaf karena baru mengabari perihal situasi Carstensz Pyramid (puncak tertinggi Indonesia dengan nama lain Puncak Jaya), karena kami yang berada di basecamp Yellow Valley (YV) pun merasa sangat syok dan berduka atas tragedi yang telah terjadi,” ujarnya.

    Fiersa Besari menuturkan, saat ini ia dan Furky Syahroni telah dievakuasi ke Timika, Papua Tengah dalam kondisi sehat meski sebelumnya sempat tertahan akibat cuaca buruk.

    “Saat ini, saya dan Furky Syahrono baru tiba kembali ke Timika, Papua Tengah (3 Maret 2025) setelah tertahan di YV terkait cuaca buruk yang berdampak pada lalu lintas helikopter (satu-satunya akses resmi ke YV untuk saat ini adalah helikopter). Kondisi kami Alhamdulillah stabil,” tuturnya.

    Ia mengatakan, sebelumnya ia bersama kedua pendaki lainnya tergabung ke dalam satu tim. Sementara itu, kedua korban tergabung ke dalam tim lainnya yang terdiri dari empat orang. Keenam pendaki tersebut memiliki tour operator yang berbeda. Selain para pendaki lokal, ada pula pendaki warga negara asing (WNA) dan tamu dari pihak Balai Taman Nasional yang ikut mendaki pada Jumat (28/2/2025).

    Penulis kelahiran Bandung, Jawa Barat itu membeberkan, Carstensz Pyramid berbeda dengan gunung-gunung di Indonesia pada umumnya. Menurutnya, medan tebing di lokasi tersebut curam dan memiliki ketinggian sekitar 600 meter. Karena kondisi itu, para pendaki diwajibkan ahli dalam menggunakan alat-alat tali untuk naik dan turun sebagai prosedur keamanan.

    “Mungkin, yang tidak diketahui kawan-kawan yang kurang familier dengan dunia pendakian, Carstenz Pyramid berbeda dengan gunung di Indonesia pada umumnya. Medan tebing curam dengan ketinggian 600-an meter (basecamp YV 2400-an MDPL – Puncak Jaya 4884 MDPL), mewajibkan kita untuk lancar menggunakan alat-alat tali untuk naik dan turun (ascending dan rappelling) sebagai safety procedure. Sebagai catatan, di ketinggian di atas 4000-an MDPL, apalagi dalam cuaca buruk, kita memang tidak boleh diam terlalu lama, sebab rentan terkena hipotermia,” jelasnya.

    Fiersa mengaku baru mengetahui tragedi yang menewaskan Lilie dan Elsa itu setelah dirinya tiba di basecamp YV pada Sabtu (1/3/2025), sekitar pukul 04.00 WIT. Setelah mendengar kabar tersebut, ia dan para pendaki lainnya terus-menerus mengontak para korban yang terjebak dengan menggunakan HT, hingga akhirnya korban dijemput oleh para relawan lokal maupun internasional. Ketiga korban dinyatakan selamat, meski sempat kritis.

    Penulis berusia 41 tahun itu mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tergabung ke dalam proses evakuasi, terutama seluruh kru dan pendaki di YV. Ia juga meminta agar publik berempati atas kejadian ini, serta memberikan ruang untuk keluarga dan kerabat yang berduka.

    “Saya juga ingin berterima kasih kepada semua pihak yang sangat suportif dalam proses evakuasi, terutama seluruh kru dan pendaki di YV. Akhir kata, saya berharap kawan-kawan dapat menahan jempolnya untuk mengeluarkan asumsi, teori, apalagi komentar nirempati. Pakai energi untuk berdoa. Beri ruang untuk keluarga dan kerabat yang berpulang untuk berduka. Terima kasih banyak atas perhatiannya. Salam lestari, Fiersa Besari,” tutupnya.

  • Fiersa Besari: Sangat Terkejut dan Berduka

    Fiersa Besari: Sangat Terkejut dan Berduka

    JABAR EKSPRES – Musisi sekaligus pendaki Fiersa Besari akhirnya memberikan kabar terbaru terkait situasi pendakian Carstensz Pyramid (Puncak Jaya) lewat unggahan di media sosial pada Senin, 3 Maret 2025. Fiersa menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatan dalam memberi kabar, yang disebabkan oleh kondisi syok dan berduka akibat tragedi yang menimpa rekan-rekannya.

    “Saya mohon maaf baru bisa memberikan informasi mengenai situasi di Carstensz Pyramid. Kami yang berada di basecamp Lembah Kuning (Yellow Valley/YV) sangat terkejut dan berduka atas kejadian yang telah terjadi,” tulis Fiersa.

    Fiersa menjelaskan bahwa ia dan rekannya, Furky Syahroni, baru tiba kembali di Mimika, Papua Tengah pada 3 Maret 2025 setelah tertahan di Lembah Kuning karena cuaca buruk. Cuaca yang tidak mendukung menyebabkan gangguan pada lalu lintas helikopter, satu-satunya akses menuju Lembah Kuning.

    BACA JUGA: Pendaki Asal Imapala Uhamka Ditemukan Meninggal Dunia di Gunung Joglo Bogor

    “Saat ini, kami baru sampai di Timika, Papua Tengah, pada 3 Maret 2025, setelah terhambat di YV karena cuaca buruk yang mempengaruhi lalu lintas helikopter. Alhamdulillah, kondisi kami stabil,” tambahnya.

    Sebelumnya, dilaporkan bahwa dua pendaki wanita, Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono, meninggal dunia dalam insiden pendakian di Carstensz Pyramid. Fiersa dan pendaki lainnya berhasil dievakuasi dengan selamat.

    Pendakian ini adalah bagian dari ekspedisi “Atap Negeri” Fiersa Besari untuk menaklukkan 33 puncak gunung di Indonesia.

    Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) sebelumnya memastikan bahwa 13 pendaki, termasuk Fiersa dan tiga warga negara asing (WNA), selamat.

    “Fiersa bersama tiga WNA asal Turki dan Rusia selamat,” ujar Kepala Kantor SAR Timika, I Wayan Suyatna, yang dikonfirmasi pada Minggu malam. Fiersa Besari, musisi asal Bandung, juga aktif dalam kegiatan alam terbuka dan termasuk dalam tim pendaki yang meminta bantuan evakuasi pada Minggu dini hari.

    Para pendaki meminta pertolongan karena diduga ada anggota tim yang mengalami gejala AMS (Acute Mountain Sickness) saat perjalanan turun setelah mencapai puncak, tepat sebelum melintasi jembatan tali (tyrolean).

    BACA JUGA: Seorang Pendaki Tersesat di Gunung Joglo Bogor, SAR Gabungan Lakukan Pencarian

  • Kondisi Terkini Fiersa Besari yang Ikut Rombongan Pendaki Puncak Carstenz

    Kondisi Terkini Fiersa Besari yang Ikut Rombongan Pendaki Puncak Carstenz

    Bisnis.com, JAKARTA – Pegiat jurnalisme sastrawi Andreas Harsono mengamini bahwa dua pendaki Puncak Jaya atau Carstensz di Papua meninggal dunia lantaran disebabkan oleh hipotermia atau kedinginan.

    Saat dihubungi oleh Bisnis, Andreas Harsono, seorang jurnalis dan juga merupakan teman SMA dari Lilie mengonfirmasi bahwa dua pendaki yang meninggal itu adalah Lilie Wijati Poegiono dan Elsa Laksono.

    “Lilie Wijayati dan Elsa Laksono, keduanya berumur 60 tahun, meninggal dunia karena kedinginan di di Puncak Carstensz, dekat Timika, Papua. Lilie perancang busana di Bandung, Elsa dokter gigi di Jakarta. Mereka alumni SMA Dempo Malang tahun 1984,” katanya kepada Bisnis melalui pesan teks, Minggu, (2/3/2025).

    Melansir Antara, jenazah Elsa Laksono telah berada di RSUD Mimika sementara jenazah Lilie Wijayanti Poegiono dalam proses evakuasi.

    Jenazah korban pun akan diterbangkan ke Jakarta pada Senin (3/3) dengan menggunakan pesawat Lion Air.

    Di sisi lain, penyanyi Fiersa Besari turut mengunggah emoji patah hati tak lama setelah beredar kabar dua korban meninggal di pendakian ke Puncak Carstenz yang menewaskan dua orang pendaki.

    Dirinya juga mengucapkan bela sungkawa atas kematian dua pendaki, Lilie dan Elsa.

    “Turut berduka cita atas berpulangnya Bu Lilie Wijayanti Poegiono (Mamak Pendaki) dan Bu Elsa Laksono. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan. Semoga Bu Lilie dan Bu Elsa diberikan tempat terbaik di sisi-Nya,” tulis Fiersa di akun Instagramnya, Senin (3/3). 

    Musisi tersebut kemudian menjelaskan bahwa ia berada dalam grup yang berbeda dengan Lilie dan Elsa. Kejadian tersebut pun membuatnya ikut kaget dan merasa kehilangan. 

    Adapun jalur pendakian, menurutnya, sangat curam dan dapat membuat pendaki mengalami hipotermia. 

    Sebelumnya, Kepolisian Resor (Polres) Mimika, Papua Tengah menyebut Fiersa Besari dan rombongan yang melakukan pendakian di Puncak Cartensz Pyramid telah dievakuasi.

    “Saat ini Fiersa Besari dan rombongan telah berada di salah satu hotel di Timika,” kata Kapolres Mimika AKBP Billyandha Hildiario Budiman, Minggu, dikutip dari Antara. 

    Menurut Hildiario, rombongan Fiersa Besari berbeda dengan tim Elsa Laksono dan Lilie Wijayanti Poegiono yang meninggal dunia karena mengalami hipotermia saat melakukan pendakian di Puncak Cartensz Pyramid.

    “Berdasarkan data yang diterima pada Sabtu (1/3) pukul 22.48 WIT Fiersa Besari dan rombongan tiba di basecamp sementara pada Minggu (2/3) pukul 02.07 WIT diketahui dua orang telah meninggal dunia,” ujarnya.

    Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol. Ignatius Benny Ady Prabowo dalam siaran pers yang diterima Antara di Timika, Minggu, mengatakan pada Rabu 26 Februari 2025 pukul 07.00-09.50 WIT para pendaki melakukan penerbangan dari bandara Timika menuju Yelow Valey dengan menggunakan Helikopter Milik PT Komala Indonesia jenis AS 350 B3 (PK-KIE).

    “Dan PT Tropic Cartenz Jaya selaku sponsor resmi telah berkomunikasi dan bekerja sama dengan kepolisian serta Basarnas Timika untuk melakukan evakuasi korban meninggal dunia,” katanya.

  • Jenazah 2 Pendaki Meninggal di Carstenz Diterbangkan ke Jakarta Siang Ini

    Jenazah 2 Pendaki Meninggal di Carstenz Diterbangkan ke Jakarta Siang Ini

    Jakarta

    Jenazah dua pendaki wanita yang meninggal dunia saat mendaki Puncak Jaya, Papua, atau Piramida Carstensz sudah selesai dievakuasi. Jenazah keduanya akan diterbangkan ke Jakarta siang ini.

    Dua pendaki wanita itu bernama Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono. Jenazah Lilie diketahui baru selesai dievakuasi pagi ini.

    “Update evakuasi jenazah ke 2 atas nama Lilie Wijayanti saat ini sudah berada di RSUD timika sedang dimandikan,” ujar Kapolres Mimika AKBP Billyandha Hildiarto saat dikonfirmasi, Senin (3/3/2025).

    Diketahui, jenazah Elsa sudah dievakuasi kemarin. Billyandha mengatakan kedua jenazah akan diterbangkan ke Jakarta siang ini.

    “Rencana hari ini kedua jenazah atas nama Elsa Laksono dan Lilie Wijayanti tanggal 3 Maret 2025 akan diberangkatkan menggunakan maskapai Lion air pukul 10.45 WIT,” katanya.

    Adapun pemulangan jenazah Elsa dan Lilie itu akan didampingi oleh dua rekannya. Billy mengatakan ada tim perwakilan Tropic Carstensz juga akan mendampingi.

    Diketahui, Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono meninggal dunia saat mendaki Puncak Jaya, Papua, atau Piramida Carstensz. SAR mengungkap 13 orang lainnya yang turut serta dalam pendakian dipastikan selamat.

    “Sementara (pendaki lain) dalam keadaan baik,” kata Kepala Kantor SAR Mimika I Wayan Suyatna saat dihubungi, Minggu (2/3).

    “Ya infonya begitu (Fiersa Besari ada dalam rombongan). Karena saya belum ketemu langsung,” ujarnya.

    (zap/yld)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Evakuasi Jenazah Lilie Wijayanti, Pendaki Carstensz Gunakan Helikopter, Sempat Terhambat Cuaca – Halaman all

    Evakuasi Jenazah Lilie Wijayanti, Pendaki Carstensz Gunakan Helikopter, Sempat Terhambat Cuaca – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Jenazah Lilie Wijayanti Poegiono berhasil dievakuasi dari Puncak Carstensz Pyramid, Papua Tengah, Senin (3/3/2025).

    Sebelumnya, proses evakuasi jenazah Lilie sempat mengalami kendala cuaca dan medan sulit. 

    Evakuasi pun dilakukan menggunakan Helikopter Komala Indonesia AS 350 B3/PK-KIE.

    Dikutip dari Tribun-Papua.com, evakuasi jenazah Lilie berlangsung pukul 05:40 WIT-06:53 WIT dan mendarat di Helipad Bandara Mozes Kilangin Timika.

    Kemudian, jenazah disemayamkan sementara di RSUD Mimika, sebelum diterbangkan ke Bandung, Jawa Barat.

    Pada Minggu (2/2/2025), ia belum dievakuasi dari Puncak Carstensz Pyramid lantaran cuaca yang buruk. 

    Kepala Kepolisian Resort (Kapolres) Mimika, Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP), Bily Hildiarto Budiman, mengonfirmasi hal tersebut. 

    “Kondisi cuaca yang kurang bagus, sehingga belum dilakukan evakuasi terhadap jenazah Lilie yang masih berada di basecamp,” katanya, Minggu.

    Bily menyatakan, pihaknya harus menunda proses evakuasi terhadap jenazah Lilie karena kondisi cuaca kurang bagus di Mimika. 

    Faktor tersebut, menjadi alasan mengapa proses evakuasi akan dilakukan pada Senin, hari ini.

    Sementara itu, jenazah Elsa Laksono telah dievakuasi ke RSUD Mimika, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Minggu.

    Elsa adalah rekan Lilie, dan sahabat sejak sekolah SMA di Malang, Jawa Timur.

    Setibanya di RSUD Mimika, jenazah langsung ditempatkan di ruang jenazah

    Keduanya, diduga  terindikasi terkena gejala Acute Mountain Sickness (AMS) atau penyakit ketinggian.

    Diketahui, dua pendaki Puncak Gunung Cartenz Pyramid dikabarkan meninggal dunia pada Sabtu (1/3/2025). 

    Dua pendaki perempuan bernama Elsa Laksono dan Lilie Wijayanti Poegiono, meninggal dunia saat perjalanan turun dari Puncak Carstenz Pyramid.

    Sementara dua pendaki lainnya, Indira Alaika dan Saroni, juga mengalami gejala AMS, namun kondisinya stabil. Keduanya sudah dievakuasi ke Timika.

    Lilie dan Elsa melakukan pendakian bersama tiga pendaki WNI lainnya, yakni Indira Alaika, Alvin Reggy, dan Saroni.

    Pada Sabtu (1/3/2025), sekitar pukul 22.30 WIT, terdapat informasi dari penanggung jawab terkait insiden tersebut.

    15 Pendaki yang Naik ke Puncak Carstensz, Termasuk Lilie dan Elsa

    Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono, termasuk dalam rombongan 15 orang yang terdiri dari 10 pendaki dan 5 pemandu. 

    Namun, Lilie dan Elsa meninggal dunia pada Sabtu (1/3/2025).

    Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Mimika, I Wayan Suyatna, mengonfirmasi hal tersebut.

    “Mereka yang melakukan pendakian ada 15 orang terdiri dari 10 orang pendaki dan 5 orang guide.

    Lilie dan Elsa dinyatakan meninggal dunia dalam pendakian tersebut,” katanya dalam keterangan resmi, Senin (3/3/2025), dilansir Kompas.com.

    Daftar nama rombongan tersebut, yakni:

    – Pendaki

    Fiersa Besari 
    Indira Alaika 
    Furki Rahmi Syahroni 
    Elsa Laksono 
    Lilie Wijayanti Poegiono 
    Saroni 
    Ludy Hadiyanto 
    WNA Turki 
    WNA Turki 
    WNA Rusia 

    – Pemandu 

    Nurhuda 
    Alvin Perdana 
    Arlen Kolinug 
    Jeni Dainga 
    Ruslan

    Dari 15 orang yang terlibat tersebut, 4 orang telah dievakuasi dalam keadaan selamat ke Kabupaten Mimika, Papua Tengah.

    “Empat orang pendaki yang telah dievakuasi dan saat ini ada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Timika atas nama Indira Alaika, Saroni, Elsa Laksono, dan Ruslan (guide),” ungkap Wayan.

    Lebih lanjut, Wayan menjelaskan, Indira, Saroni, dan Ruslan dalam keadaan selamat, sedangkan Elsa dinyatakan meninggal dunia.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul BREAKING NEWS: Jenazah Pendaki Puncak Cartenz Pyramid Papua, Lilie Wijayanti Dievakuasi ke Timika

    (Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Marselinus Labu Lela, Kompas.com)

  • Fakta-fakta 2 Pendaki Meninggal di Puncak Carstensz Papua

    Fakta-fakta 2 Pendaki Meninggal di Puncak Carstensz Papua

    Jakarta

    Dua pendaki wanita bernama Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono meninggal dunia saat mendaki Puncak Jaya, Papua, atau Piramida Carstensz. Korban meninggal lantaran mengalami hipotermia.

    Para pendaki berangkat dari bandara Timika menuju Yellow Valley dengan menggunakan helikopter. Belakangan diketahui ada penyanyi Fiersa Besari dalam rombongan tersebut.

    Sebanyak 13 orang pendaki, termasuk Fiersa Besari dinyatakan selamat. Saat ini proses evakuasi para pendaki disetop lantaran terkendala cuaca.

    Berikut beberapa fakta 2 pendaki tewas di Puncak Carstensz dirangkum detikcom, Minggu (2/3/2025):

    Dua Pendaki Wanita Meninggal

    Foto: Red Bull Indonesia/Instagram

    Peristiwa meninggalnya dua pendaki wanita bernama Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono disampaikan oleh PT Tropis Cartenz Jaya selaku operator pendakian. detikcom telah mendapat izin untuk mengutip informasi yang diunggah di akun Instagram PT Tropis Cartenz.

    “PT Tropis Cartenz Jaya, selaku operator, turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya Saudari Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono pada 1 Maret 2025 dalam perjalanan turun dari Puncak Carstensz Pyramid menuju Base Camp Lembah Kuning,” tulisnya, Minggu (2/3).

    Keduanya diketahui merupakan klien dari operator Indonesian Expeditions. Keduanya telah mencapai puncak pada 28 Februari lalu.

    “Kedua wanita hebat ini, yang merupakan klien dari agen operator Indonesian Expeditions, telah berhasil mencapai puncak setinggi 4.884 MDPL pada 28 Februari 2025,” lanjutnya.

    13 Orang Selamat Termasuk Fiersa Besari

    Foto: Instagram @fiersabesari

    SAR sebelumnya mengungkap ada 13 orang lainnya dalam rombongan pendakian tersebut. SAR mengungkap mereka dipastikan selamat.

    “Sementara (pendaki lain) dalam keadaan baik,” kata Kepala Kantor SAR Mimika I Wayan Suyatna saat dihubungi, Minggu (2/3).

    Wayan mengatakan, dari rombongan tersebut, termasuk penyanyi Fiersa Besari. Dari data yang diterima, ada tiga orang warga negara asing (WNA) yang ikut serta dalam rombongan tersebut.

    “Ya infonya begitu (Fiersa Besari ada dalam rombongan). Karena saya belum ketemu langsung,” ujarnya.

    Evakuasi Disetop Karena Cuaca

    Foto: Dua pendaki wanita bernama Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono meninggal dunia saat mendaki Puncak Jaya, Papua, atau Piramida Carstensz. (dokumentasi: Istimewa)

    Kepala Kantor SAR Mimika I Wayan Suyatna mengatakan proses evakuasi terhadap korban meninggal ataupun pendaki lainnya dihentikan sementara lantaran masalah cuaca. Para pendaki saat ini tengah berada di basecamp Lembang Kuning.

    “Dihentikan sementara dikarenakan cuaca yang tidak mendukung,” kata Kepala Kantor SAR Mimika I Wayan Suyatna.

    Wayan menuturkan proses evakuasi akan dilanjutkan besom hari

    “Rencana pelaksanaan evakuasi dilanjutkan pada besok hari,” tuturnya.

    Meninggal karena Hipotermia

    Foto: Red Bull Indonesia/Instagram

    Polisi mengungkap penyebab dua pendaki wanita bernama Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono meninggal dunia saat mendaki Puncak Jaya, Papua, atau Piramida Carstensz. Korban diduga meninggal karena hipotermia.

    “Iya benar (dugaan sementara karena hipotermia),” kata Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo saat dihubungi, Minggu (2/3).

    Beny mengatakan para korban juga diduga mengalami Acute Mountain Sickness (AMS) atau kondisi yang terjadi saat pendaki berada atau bermalam di ketinggian tertentu.

    Kronologi Pendaki Meninggal

    Foto: Dua pendaki wanita bernama Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono meninggal dunia saat mendaki Puncak Jaya, Papua, atau Piramida Carstensz. (dokumentasi: Istimewa)

    Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo menjelaskan, para pendaki berangkat dari bandara Timika menuju Yelow Valley dengan menggunakan Helikopter pada Rabu (26/2) pukul 07.00-09.50 Wit. Lalu, pada Jumat (28/2) diinformasikan bahwa dua orang dari rombongan korban mengalami gejala AMS.

    “Tepat pada hari Jumat (28/02), para pendaki melakukan penyeberangan di jembatan tyrollean, dan informasi dari pendaki Octries Ruslan dan Abdullah yang sudah berhasil turun menyampaikan bahwa, semua sudah di summit atau puncak dan ada 2 orang Indira dan Saroni terkena gejala AMS di area bawah puncak (teras besar), sedangkan tim tamu dan guide berada sebelum tyrollean,” jelasnya.

    Benny menyampaikan salah seorang pendaki dari grup korban bernama Nurhuda tiba di basecamp sendirian dengan gejala hipotermia dan langsung meminta bantuan. Saat itu Guide Yustinus Sondegau naik ke atas untuk membawa bantuan emergency mulai dari sleeping bag, fly sheet hingga air panas.

    “Dengan cepat, satu orang guide internasional, Dawa Gyalje Sherpa naik untuk melakukan pertolongan, dan Pendaki Poxy menginformasikan bahwa Dawa telah menghubungi basecamp, dan sudah bertemu serta sedang menangani salah satu dari ibu-ibu,” ujarnya.

    Benny menambahkan saat itu salah seorang pendaki mencoba membantu korban Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono di Teras Dua yang sedang mengalami AMS. Namun nahas, kedua korban dinyatakan meninggal dunia.

    “Pendaki Octries menginformasikan ke pendaki Deshir bahwa, 2 (dua) orang ibu-ibu tersebut yang berada di Teras Dua telah meninggal dunia. Pendaki Huda naik kembali ke teras dua untuk mencoba membantu pendaki Egi, dan teman-teman di Summit Ridge,” jelasnya.

    Halaman 2 dari 6

    (wnv/wnv)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu