kab/kota: Timika

  • 2 Meninggal, Fiersa Besari Selamat

    2 Meninggal, Fiersa Besari Selamat

    PIKIRAN RAKYAT – Pendakian Gunung Cartenz, salah satu “Seven Summits” yang terkenal dengan tingkat kesulitannya, kembali memakan korban jiwa.

    Dua pendaki wanita, Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono, meninggal dunia akibat hipotermia setelah terjebak dalam cuaca ekstrem. Sementara itu, musisi Fiersa Besari dan rekan-rekannya berhasil selamat dari peristiwa tragis ini.

    Kronologi Kejadian

    28 Februari 2025

    Beberapa tim pendaki, termasuk tim Fiersa Besari dan tim Lilie dan Elsa, melakukan pendakian menuju puncak Cartenz Pyramid.

    Saat melakukan penyeberangan di jembatan tyrollean, beberapa pendaki mulai mengalami gejala Acute Mountain Sickness (AMS) di area bawah puncak.

    Setelah mencapai puncak, saat perjalanan turun, cuaca ekstrem berupa hujan salju dan suhu sangat dingin melanda kawasan tersebut. Lilie dan Elsa mengalami hipotermia, kondisi di mana suhu tubuh turun drastis.

    Informasi yang didapat dari pendaki Octries Ruslan dan Abdullah yang sudah berhasil turun menyampaikan bahwa, semua sudah di puncak, dan ada 2 orang yaitu Indira dan Saroni terkena gejala AMS di area bawah puncak (teras besar), sedangkan tim tamu dan guide berada sebelum tyrollean.

    Fiersa Besari seorang musisi yang tergabung dalam rombongan pendakian di Puncak Cartensz Pyramid. Istimewa

    1 Maret 2025

    Upaya penyelamatan dilakukan oleh pemandu dan rekan-rekan pendaki. Dawa Gyalje Sherpa, seorang pemandu asal Nepal, melakukan upaya penyelamatan dan menemukan Lilie dan Elsa di Teras Dua.

    Lilie dan Elsa dinyatakan meninggal dunia akibat hipotermia sekitar pukul 02.07 WIT setelah dievakuasi ke basecamp.

    Tim penyelamat melakukan pertolongan pertama kepada Indira, Alvin, dan Saroni, yang mengalami hipotermia kritis, dan berhasil menyelamatkan nyawa mereka.

    Tim 2 berhasil mengevakuasi jenazah korban atas nama Elsa pada pukul 16.41 WIT.

    2 Maret 2025

    Jenazah Lilie di evakuasi pada dini hari.

    3 Maret 2025

    Fiersa Besari dan rekannya, Furky Syahroni, berhasil tiba kembali di Timika, Papua Tengah, setelah sempat tertahan di basecamp Yellow Valley (YV) akibat cuaca buruk.

    Penyanyi ‘Celengan Rindu’ tersebut dikabarkan akan diterbangkan ke Jakarta hari ini bersama 13 pendaki lain yang selamat. Hal tersebut dikonfirmasi langsung oleh Kapolres Mimika, AKBP Billyandha.

    Ia menyebut, kepulangan para pendaki ke Jakarta difasilitasi oleh Tropic Cartenz yang merupakan sponsor resmi ekspedisi tersebut.

    Sementara untuk dua jenazah pendaki, Elsa dan Lilie juga sudah diterbangkan ke Jakarta menggunakan maskapai Lion Air pukul 10.45 WIT.

    Faktor-Faktor Penyebab

    Perubahan cuaca yang tiba-tiba dan ekstrem, termasuk hujan salju dan suhu sangat dingin, menjadi faktor utama penyebab hipotermia.

    Gejala AMS yang dialami beberapa pendaki memperburuk kondisi mereka dan meningkatkan risiko hipotermia. Kondisi fisik yang tidak prima dan kurangnya persiapan juga dapat menjadi faktor risiko.

    Respon dan Tindakan

    Tim penyelamat dan pemandu melakukan upaya penyelamatan yang heroik dalam kondisi cuaca yang sulit.

    Pihak berwenang dan pengelola Taman Nasional Lorentz melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab pasti kejadian ini.

    Fiersa Besari melalui media sosialnya menjelaskan kronologi kejadian dan menyampaikan rasa dukacita yang mendalam.

    Disclaimer: Informasi ini dihimpun dari berbagai sumber dan dapat mengalami perkembangan seiring berjalannya waktu. Pihak berwenang masih melakukan investigasi lebih lanjut.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Jenazah Elsa Laksono Pendaki yang Meninggal di Puncak Cartensz Disemayamkan di Rumah Duka Carolus – Halaman all

    Jenazah Elsa Laksono Pendaki yang Meninggal di Puncak Cartensz Disemayamkan di Rumah Duka Carolus – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Jenazah Elsa Laksono (59), satu di antara dua pendaki yang meninggal dunia di Puncak Cartensz, Papua Tengah, disemayamkan di Rumah Duka Carolus, Jakarta Pusat, pada Senin (3/3/2025).

    Diketahui, sebelum ke rumah duka, jasad Elsa diberangkatkan dari Bandara Soekarno-Hatta.

    Pantauan Tribunnews.com, rombongan kendaraan yang menjemput jenazah tiba di Rumah Duka Carolus, sekira pukul 18.59 WIB.

    Ada beberapa karangan buka dari kerabat bertuliskan ucapan bela sungkawa atas kepergian pendaki wanita yang juga berprofesi sebagai dokter gigi itu.

    “Selamat jalan, Elsa tercinta” demikian kalimat yang tertulis pada satu di antara sejumlah karangan bunga yang ada.

    Selanjutnya, peti warna putih berisi jasad Elsa Laksono dibawa menuju ke ruangan Petrus C, di Rumah Duka Carolus.

    Ada sekitar lebih dari lima orang yang ikut masuk ke dalam ruangan tempat jenazah disemayamkan.

    Hingga berita ini ditulis, belum ada informasi yang disampaikan pihak keluarga.

    Sebelumnya, dua jenazah pendaki yang meninggal di Puncak Cartensz, Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono, tiba di Terminal Kargo Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) pada Senin (3/3/2025).

    Jenazah mereka tiba di Terminal Kargo Bandara Soetta sekira pukul 17.50 WIB. 

    Jenazah dua orang pendaki itu langsung dibawa menggunakan dua ambulans yang berbeda.

    Untuk diketahui, dua jenazah itu diterbangkan dari Timika, Papua Tengah ke Makassar. Kemudian dilanjutkan untuk diterbangkan menuju ke Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.

    Dua pendaki itu meninggal dunia saat melakukan pendakian di Puncak Cartensz diduga akibat hipotermia.

  • 4
                    
                        Pelayat Mulai Berdatangan ke Rumah Duka Elsa Laksono
                        Megapolitan

    4 Pelayat Mulai Berdatangan ke Rumah Duka Elsa Laksono Megapolitan

    Pelayat Mulai Berdatangan ke Rumah Duka Elsa Laksono
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Pendaki senior
    Elsa Laksono
    (59) bakal disemayamkan di
    Rumah Duka Carolus
    , Paseban, Senen, Jakarta Pusat. Elsa meninggal dunia saat mendaki 
    Puncak Carstensz
    , Papua pada Minggu (2/3/2025).
    Pantauan Kompas.com pada Senin (3/3/2025) pukul 20.43 WIB, tempat persemayaman Elsa berada di Ruang Petrus C.
    Tepat di depannya, terdapat buket bunga dari sejumlah kerabat, salah satunya atas nama Alumni Angkatan 84 Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti.
    Selain itu, terdapat buket bunga ucapan duka dari Eddy Widadi & keluarga serta Ronald Gumulya.
    Di dalam Ruang Petrus C, sejumlah meja dan kursi berlapis kain putih telah disusun rapi.
    Beberapa karangan bunga juga terlihat di sana. Sejauh ini, belum ada peti Elsa di tempat persemayaman.
    Sejumlah pelayat dan kerabat telah tiba di tempat persemayaman. Mereka tampak saling berpelukan satu sama lain dan menangis atas kepergian Elsa.
    Peti jenazah telah tiba di Rumah Duka Carolus sejak 18.59 WIB menggunakan ambulans setelah bertolak dari Bandara Soekarno-Hatta.
    Dari kejauhan, peti jenazah Elsa masih terlihat dilapisi lakban cokelat.
    Petugas Rumah Duka Carolus segera membawa peti tersebut ke sebuah ruangan sebelum akhirnya ditempatkan di ruang persemayaman.
    Diberitakan sebelumnya, dua pendaki senior Lilie Wijayanti Poegiono alias Mamak Pendaki dan Elsa Laksono meninggal dunia dalam perjalanan pulang dari pendakian Puncak Carstensz, Tembagapura, Mimika, Papua.
    Kedua pendaki senior ini merupakan bagian dari
    tim ekspedisi
    yang berjumlah 10 orang.
    Mereka bertolak dari Bandara Timika menuju Yellow Valley menggunakan helikopter milik PT Komala Indonesia pada Rabu (26/2/2025) pukul 07.00 WIT.
    Perjalanan mendaki dimulai pada Jumat (28/2/2025) dengan menyeberangi jembatan Tyrollean.
    Setelah mencapai puncak, para pendaki mulai mengalami gejala hipotermia saat perjalanan turun.
    Salah satu pendaki, Nurhuda, tiba di basecamp lebih dahulu untuk meminta bantuan bagi rekan-rekannya yang mengalami kondisi darurat.
    Pemandu pendakian, Yustinus Sondegau, langsung melakukan upaya penyelamatan dengan membawa sleeping bag, fly sheet, air panas, dan radio komunikasi.
    Namun, upaya tersebut tidak dapat menyelamatkan Elsa dan Lilie yang sudah lebih dahulu mengalami penurunan kondisi kritis.
    “Nahasnya, pendaki Octries menginformasikan ke pendaki Deshir bahwa dua orang ibu-ibu (Lilie dan Elsa) yang berada di Teras Dua telah meninggal dunia,” kata Kabid Humas Polda Papua, Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 6
                    
                        Karangan Bunga Ucapan Duka Cita Kepergian Elsa Laksono Padati Rumah Duka Carolus
                        Megapolitan

    6 Karangan Bunga Ucapan Duka Cita Kepergian Elsa Laksono Padati Rumah Duka Carolus Megapolitan

    Karangan Bunga Ucapan Duka Cita Kepergian Elsa Laksono Padati Rumah Duka Carolus
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Sejumlah karangan bunga ucapan duka cita atas kepergian pendaki senior
    Elsa Laksono
    memenuhi pintu masuk Rumah Duka Carolus, Paseban, Senen, Jakarta Pusat, Senin (3/3/2025).
    Berdasarkan pantauan
    Kompas.com
    , karangan bunga tersebut berjejer di sebelah kiri pintu masuk Rumah Duka Carolus. Karangan bunga tersebut disusun dalam tiga tumpukan ke atas.
    “Selamat jalan sahabat kami, Elsa Laksoni, menuju puncak tertinggimu,” tulis salah satu karangan bunga.
    Karangan bunga lain juga dialamatkan kepada Elsa dari Tim Cartenz Pyramid hingga D-84 Malang.
    Tidak sedikit karangan bunga yang mencantumkan nama depan Elsa disertai gelar drg. Gelar ini digunakan oleh seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan kedokteran gigi.
    Diberitakan sebelumnya, dua pendaki senior Lilie Wijayanti Poegiono alias Mamak Pendaki dan Elsa Laksono meninggal dunia dalam perjalanan pulang dari pendakian Puncak Carstensz, Tembagapura, Mimika, Papua.
    Kedua pendaki senior ini merupakan bagian dari tim ekspedisi yang berjumlah 10 orang. Mereka bertolak dari Bandara Timika menuju Yellow Valley menggunakan helikopter milik PT Komala Indonesia pada Rabu (26/2/2025) pukul 07.00 WIT.
    Perjalanan mendaki dimulai pada Jumat (28/2/2025) dengan menyeberangi jembatan Tyrollean.
    Setelah mencapai puncak, para pendaki mulai mengalami gejala hipotermia saat perjalanan turun. Salah satu pendaki, Nurhuda, tiba di
    basecamp
    lebih dahulu untuk meminta bantuan bagi rekan-rekannya yang mengalami kondisi darurat.
    Pemandu pendakian, Yustinus Sondegau, langsung melakukan upaya penyelamatan dengan membawa
    sleeping bag
    ,
    fly sheet
    , air panas, dan radio komunikasi.
    Namun, upaya tersebut tidak dapat menyelamatkan Elsa dan Lilie yang sudah lebih dahulu mengalami penurunan kondisi kritis.
    “Nahasnya, pendaki Octries menginformasikan ke pendaki Deshir bahwa dua orang ibu-ibu (Lilie dan Elsa) yang berada di Teras Dua telah meninggal dunia,” kata Kabid Humas Polda Polda Papua, Kombes Ignatius Benny Ady Prabowo.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tragedi Dua Pendaki Wanita Meninggal di Puncak Cartenz, Bisakah Acute Mountain Sickness Dicegah? – Halaman all

    Tragedi Dua Pendaki Wanita Meninggal di Puncak Cartenz, Bisakah Acute Mountain Sickness Dicegah? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dua pendaki wanita, Lilie Wijayanti dan Elsa Laksono, kehilangan nyawa mereka di Puncak Gunung Carstensz, Papua Tengah, akibat penyakit gunung akut atau Acute Mountain Sickness (AMS). 

    Kejadian ini mengingatkan kita akan bahaya yang mengintai para pendaki di ketinggian ekstrem. 

    Lilie dan Elsa meninggal saat perjalanan turun dari Puncak Cartenz di ketinggian 4.884 meter di atas permukaan laut (mdpl), yang dikenal sebagai salah satu gunung tertinggi di Indonesia dan memiliki salju abadi.

    AMS: Penyakit Mematikan di Ketinggian

    Acute Mountain Sickness (AMS) adalah kondisi yang sering menyerang pendaki di ketinggian lebih dari 3.000 meter.

    Pada ketinggian ini, tekanan udara dan kadar oksigen berkurang secara signifikan, memaksa tubuh untuk beradaptasi dengan kondisi yang lebih ekstrem.

    Bagi tubuh yang tidak terbiasa, proses adaptasi ini membutuhkan waktu, dan inilah yang dapat memicu AMS.

    Gejalanya AMS berupa sakit kepala, mual, muntah, kehilangan nafsu makan, kelelahan, dan gangguan tidur.

    Gejala ini biasanya muncul pada hari pertama atau beberapa jam setelah mencapai ketinggian tertentu, dan dalam banyak kasus, bisa sembuh dengan sendirinya dalam waktu satu hingga tiga hari, setelah tubuh mulai beradaptasi.

    Namun, tanpa penanganan yang tepat, AMS bisa berkembang menjadi lebih serius, bahkan mematikan.

    Bagaimana Mengurangi Risiko AMS?

    Untuk mengurangi risiko AMS, penting bagi pendaki untuk memodifikasi laju pendakian mereka.

    Proses aklimatisasi yang baik adalah kunci utama.

    Berikut beberapa langkah yang dapat diambil untuk menghindari AMS:

    Laju Pendakian yang Tepat: Pendakian tidak boleh lebih dari 500 meter per hari pada ketinggian di atas 2.500 meter. Ini memberikan tubuh waktu yang cukup untuk beradaptasi dengan kadar oksigen yang lebih rendah.’
    Aklimatisasi yang Cukup: Sebelum melanjutkan perjalanan ke ketinggian yang lebih tinggi, pastikan untuk beristirahat dan beraklimatisasi setidaknya satu hari pada ketinggian sekitar 2.500 meter.
    Hindari Aktivitas Berat: Selama 48 jam pertama di ketinggian, hindari olahraga atau konsumsi alkohol, yang dapat memperburuk gejala AMS.
    Berhenti Jika Gejala Muncul: Jika AMS mulai terasa, hentikan pendakian dan beri tubuh waktu untuk beristirahat dan beradaptasi sebelum melanjutkan perjalanan.

    Tragedi Puncak Gunung Cartenz

    EVAKUASI – Proses evakuasi pendaki dari Puncak Gunung Cartenz Pyramid Timika, Papua Tengah Minggu (2/3/2025). Dikabarkan dalam rombongan pendaki ada penyanyi Fiersa Besari. (Tribunpapua.com/ Istimewa)

    Perjalanan Lilie dan Elsa ke puncak Carstensz seharusnya menjadi petualangan yang tak terlupakan. Namun, di tengah perjalanan turun, kedua sahabat ini mengalami hipotermia saat menghadapi kondisi cuaca yang sangat buruk—hujan salju, hujan deras, dan angin kencang.

    Meskipun telah mendapatkan pertolongan, nyawa mereka tidak dapat diselamatkan.

    Jenazah Lilie dievakuasi terlebih dahulu pada Minggu (2/3/2025), disusul Elsa pada Senin (3/3/2025). Keduanya akhirnya dipulangkan ke Jakarta setelah proses evakuasi selesai.

    Kapolres Mimika, AKBP Billyandha Hildiario Budiman, mengonfirmasi bahwa pesawat yang membawa jenazah mereka lepas landas pada pukul 10.45 WIT.

    Keduanya adalah sahabat yang telah saling mengenal sejak SMA di Malang, Jawa Timur, dan bersama-sama berbagi kecintaan terhadap dunia pendakian.

    Dalam perjalanan ini, mereka ditemani oleh tiga pendaki lainnya—Indira Alaika, Alvin Reggy, dan Saroni—yang semuanya selamat meskipun turut mengalami hipotermia.

    Pentingnya Persiapan dan Pengetahuan

    Tragedi ini mengingatkan kita akan pentingnya persiapan yang matang dan pengetahuan yang cukup sebelum melakukan pendakian di gunung-gunung tinggi.

    AMS adalah ancaman nyata yang bisa mengintai siapa saja yang tidak mempersiapkan diri dengan baik.

    Kejadian ini juga menunjukkan betapa pentingnya menjaga kesehatan tubuh, mematuhi aturan pendakian yang aman, dan memperhatikan setiap perubahan kondisi fisik yang mungkin terjadi selama pendakian.

    Diharapkan peristiwa tragis ini menjadi pelajaran berharga bagi para pendaki untuk lebih berhati-hati dan memprioritaskan keselamatan di atas segalanya.

  • Masih di Timika, Fiersa Besari Akan Pulang ke Bandung Selasa Besok

    Masih di Timika, Fiersa Besari Akan Pulang ke Bandung Selasa Besok

    Jakarta, Beritasatu.com – Penyanyi Fiersa Besari saat ini telah berada di Timika Papua seusai dievakuasi dari basecamp Yellow Valley, Puncak Cartenz Papua pada Senin (3/3/2025) siang. Hal itu diungkapkan manajer Fiersa, Rizky Ubaidillah atau Ubay saat dihubungi sejumlah media melalui WhatsApp, Senin (3/3/2025). 

    “Saat ini Fiersa sudah berada di Timika dan kemungkinan besok (Selasa 4 April 2025) dia akan kembali ke Jakarta lalu akan langsung pulang ke Bandung,” ungkap Ubay.   

  • FPTI Berduka untuk 2 Pendaki Senior Meninggal di Carstensz

    FPTI Berduka untuk 2 Pendaki Senior Meninggal di Carstensz

    JAKARTA – Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) mengutarakan belasungkawa atas dua pendaki senior yang meninggal dalam pendakian Puncak Carstensz, Mimika, Papua Tengah.

    Dua pendaki dimaksud adalah Elsa Laksono dan Lilie Wijayanti. Keduanya meninggal ketika sedang dalam perjalanan turun dari puncak tertinggi di Indonesia tersebut.

    “Keluarga besar Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) turut berdukacita yang mendalam atas berpulangnya dua pendaki senior, Elsa Laksono dan Lilie Wijayanti,” tulis federasi tersebut di Instagram resmi mereka.

    Lilie Wijayanti dan Elsa Laksono meninggal dunia diduga karena mengalami kedinginan atau hipotermia. Sesuai data tim SAR, keduanya termasuk dalam rombongan 13 orang yang melakukan pendakian.

    Ada dua WNA Turki dan satu orang WNA Rusia dalam rombongan tersebut. Selain itu, ada juga lima guide atau pemandu yang turut serta dalam pendakian tersebut.

    “Semangat serta kecintaan mereka terhadap alam akan selalu menjadi inspirasi bagi para pecinta alam dan dikenang dalam ingatan kita semua,” demikian bunyi lanjutan postingan dari FPTI.

    Jenazah Lilie Wijayanti dan Elsa Laksono sudah diterbangkan menuju Jakarta pada Senin, 3 Maret 2025, pagi tadi. Keduanya diberangkatkan dari Timika Kabupaten Mimika, Papua Tengah.

    “Kami berdoa agar proses evakuasi berjalan lancar serta seluruh tim yang terlibat, beserta keluarga yang ditinggalkan, diberikan kekuatan dan ketabahan,” lanjut FPTI.

    Saat ini, tim SAR juga sudah mengevakuasi pendaki lain dalam rombongan Lilie dan Elsa. Mereka semua dalam kondisi sehat dan telah dibawa ke Timika, Papua.

  • Jenazah 2 Pendaki yang Tewas di Carstenz Diterbangkan ke Jakarta

    Jenazah 2 Pendaki yang Tewas di Carstenz Diterbangkan ke Jakarta

    Foto

    ANTARA FOTO/Humas Polres Timika – detikNews

    Senin, 03 Mar 2025 19:00 WIB

    Papua Tengah – Jenazah dua pendaki wanita yang meninggal dunia di Puncak Carstensz sudah selesai dievakuasi. Jenazah keduanya akan diterbangkan ke Jakarta.

  • Akhir Tragis Lilie dan Elsa, 2 Sahabat yang Tewas Akibat Hipotermia saat Daki Puncak Carstensz – Halaman all

    Akhir Tragis Lilie dan Elsa, 2 Sahabat yang Tewas Akibat Hipotermia saat Daki Puncak Carstensz – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Tragedi menimpa dua wanita pendaki, Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono, di Gunung Carstensz Pyramid di Kabupaten Mimika, Papua Tengah.

    Dua wanita bersahabat itu meninggal dunia akibat mengalami hipotermia atau Acute Mountain Sickness (AMS) saat perjalanan turun dari pendakian di puncak tertinggi di Indonesia, Carstensz Pyramid, pada Sabtu (1/3/2025).

    Sebagai informasi, Elsa berasal dari Malang, Jawa Timur (Jatim) lahir pada 24 Juli 1965, dan beralamat di Jalan KH Abdulah Safei, No 8, RT. 005 RW. 001, Kelurahan Tebet Timur, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, DKI Jakarta.

    Sementara itu, Lilie juga lahir di Malang pada, 2 Oktober 1965 dan kini beralamat Jalan Moch Ramdhan Nomor 63C, RT 002, RW 001 Cigereleng Regol Bandung, Jawa Barat (Jabar).

    Lilie dan Elsa bersahabat sejak duduk di bangku SMP saat masih di Malang.

    Suami Lilie, Frigard H (68), mengatakan, mendaki Puncak Carstensz merupakan cita-cita istrinya yang belum tercapai.  

    “Dia memang sebelumnya sempat meminta izin ke saya. Izinnya sudah lama, sebetulnya, karena memang naik ke Puncak Carstensz merupakan cita-citanya yang belum tercapai. Akhirnya, saya perbolehkan,” kata Frigard saat ditemui di rumahnya di Kecamatan Regol, Kota Bandung, Minggu (2/3/2025), dilansir TribunJabar.id.

    Lilie mempersiapkan diri sejak tahun lalu dengan latihan pendakian di Citatah, Bandung Barat. Bahkan, saat itu Frigard sendirilah yang mengantar Lilie berlatih.

    Menurut Frigard, Lilie sudah memiliki kemampuan dan perlengkapan yang memadai untuk pendakian tersebut.

    Frigard menyebutkan, Lilie berangkat atau pamit untuk pergi mendaki pada Minggu (23/2/2025). Lilie pun berangkat dari rumahnya sejak Sabtu (22/2/2025).

    “Saya lihatnya latihannya oke dan peralatannya juga sudah oke, hingga kemampuannya cukup. Akhirnya, ya, saya katakan, silakan (mengizinkan),” sebut Frigard.

    Frigard mengatakan, mendaki memang sudah menjadi hobi sang istri sejak SMA. Terlebih, saat pergi ke Carstensz itu bersama teman-teman sekolahnya yang memiliki hobi hiking.

    Namun nahas, Lilie dikabarkan tewas bersama sahabatnya, Elsa saat mendaki di Puncak Carstensz.

    Lilie meninggalkan suami dan dua anak lelaki.

    Jasad Lilie dan Elsa kabarnya telah dipulangkan ke kampung halaman mereka masing-masing pada Senin (3/3/2025). 

    Proses pemulangan ini dilakukan setelah kedua jenazah dua pendaki wanita itu berhasil dievakuasi dari Puncak Carstensz.

    Jasad Elsa dievakuasi pada Minggu (2/3/2025). Sedangkan, jasad Lilie Wijayanti Poegiono baru dievakuasi Senin pagi tadi.

    Kapolres Mimika, AKBP Billyandha Hildiario Budiman, mengatakan dua jenazah telah dipulangkan ke kampung halaman setelah disemayamkan di RSUD Mimika.

    “Benar pesawat sudah terbang tadi pukul 10.45 WIT ke Jakarta,” ujar Hildario, Senin, dilansir Tribun-Papua.com.

    Berdasarkan informasi yang diterima, tragedi ini terjadi pada Sabtu (1/3/2025) sekitar pukul 22.30 WIT.

    Lilie dan Elsa melakukan pendakian bersama dengan tiga pendaki WNI lainnya yang dikabarkan selamat, yaitu Indira Alaika, Alvin Reggy, dan Saroni.

    Saat itu cuaca sangat buruk yang mana turun hujan salju, hujan deras, dan angin kencang, sehingga para pendaki tersebut mengalami hipotermia.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Papua.com dengan judul Tragedi Puncak Cartenz, Jenazah Lilie Wijayanti dan Elsa Laksono Dipulangkan dari Timika ke Jakarta

    (Tribunnews.com/Nina Yuniar) (Tribun-Papua.com/Marselinus Labu Lela) (TribunJabar.id/Muhamad Nandri Prilatama)

  • Sosok Elsa Laksono Sahabat Lilie, Pendaki Wanita Meninggal di Gunung Cartenz, Tinggal di Klinik Gigi

    Sosok Elsa Laksono Sahabat Lilie, Pendaki Wanita Meninggal di Gunung Cartenz, Tinggal di Klinik Gigi

    TRIBUNJATIM.COM – Berikut ini sosok Elsa Laksono, pendaki wanita yang meninggal di Gunung Cartenz.

    Mendiang Elsa Laksono ternyata memiliki klinik gigi di Jakarta.

    Lilie Wijayanti Poegiono dan Elsa Laksono meninggal saat melakukan pendakian di Gunung Cartenz Pyramid, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Sabtu (1/3/2025).

    Mereka mengalami Acute Mountain Sickness (AMS) atau hipotermia saat turun dari puncak.

    Jenazah Elsa dievakuasi pada Minggu (2/3/2025), sedangkan Lilie dievakuasi pada Senin (3/3/2025).

    Jenazah keduanya telah tiba di Jakarta setelah diterbangkan dari Timika menggunakan Lion Air.

    Kedua korban merupakan lulusan SMA Katolik Santo Albertus Malang (SMA Dempo) tahun 1984.

    Persahabatan keduanya berlanjut dengan bergabung ke Komunitas Pendaki Lansia Kura-Kura Gunung (KKG).

    Elsa Laksono tinggal di sebuah ruko di Kelurahan Tebet Timur, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan.

    Ruko tersebut dijadikan klinik gigi dengan nama Radiant Dental Care.

    Salah satu karyawan, Yanto, menjelaskan Elsa dan suaminya, drg. Andi Mulia Halim sehari-hari tidur di ruko.

    “Ini klinik. Rumah Ibu (Elsa) di sini. Tempat kerjanya di sini,” bebernya, Senin.

    Para karyawan menutup klinik dan bersiap menyambut kedatangan jenazah Elsa Laksono.

    Kabid Humas Polda Papua, Kombes Pol Ignasius Benny Ady Prabowo, menjelaskan kedua korban termasuk bagian tim pendakian yang terdiri dari 10 orang.

    Mereka terbang dari Bandara Timika menuju Yellow Valley menggunakan helikopter milik PT Komala Indonesia pada Rabu (26/2/2025) pukul 07.00 WIT.

    Para pendaki mulai menyeberangi jembatan Tyrollean pada Jumat (28/2/2025).

    EVAKUASI JENAZAH – Jenazah Lilie Wijayanti Poegiono, perempuan pendaki puncak Gunung Cartenz Pyramid akhirnya dievakuasi ke Timika, Kabupaten Mimika, Papua Tengah, Senin (3/3/2025) dan foto peti jenazah korban pendaki Puncak Gunung Cartenz Pyramid bernama, Elsa Laksono di RSUD Mimika, Minggu (2/3/2025). (Tribun Papua/Istimewa/Marsel)

    Seluruh pendaki dapat mencapai puncak dan mulai mengalami gejala hipotermia saat turun.

    Pendaki bernama Nurhuda tiba di basecamp sendirian untuk meminta bantuan ada rekannya yang terkena hipotermia.

    Guide bernama Yustinus Sondegau langsung melakukan upaya bantuan sambil membawa sleeping bag, fly sheet, air panas, dan radio.

    “Nahasnya, pendaki Octries menginformasikan ke pendaki Deshir bahwa dua orang ibu-ibu (Lilie dan Elsa) yang berada di Teras Dua telah meninggal dunia,” lanjutnya.

    Kedua jenazah sempat dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mimika untuk dimandikan. 

    Kini, jenazah kedua sahabat itu telah diterbangkan ke Jakarta pada Senin (3/3/2025) sekitar pukul 10.45 WIT. 

    Kapolres Mimika, AKBP Billyandha Hildiario Budiman, menerangkan jenazah telah tiba di Jakarta.

    “Benar, kedua jenazah, baik Lilie dan Elsa, telah diterbangkan ke Jakarta. Usai dimandikan dan disemayamkan sebentar, lalu dikirimkan menggunakan pesawat Lion Air tujuan Jakarta,” tukasnya.

    Berita Viral dan Berita Jatim lainnya

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di GoogleNews TribunJatim.com