kab/kota: Temanggung

  • Nasi Goreng Mbako, Kuliner Unik Khas Temanggung yang Menggugah Selera

    Nasi Goreng Mbako, Kuliner Unik Khas Temanggung yang Menggugah Selera

    Namun, perbedaannya yang paling mencolok tentu ada pada aroma dan sensasi rasa yang dihasilkan dari campuran tembakau. Ada sedikit rasa pahit dan aroma khas yang sulit dijelaskan dengan kata-kata, tetapi justru menjadi daya tarik utama hidangan ini.

    Sensasi hangat di tenggorokan setelah menyantapnya juga sering kali disebut sebagai ciri khas dari nasi goreng tembakau. Kehadiran nasi goreng tembakau tidak hanya sekadar inovasi kuliner, tetapi juga merupakan bentuk apresiasi masyarakat Temanggung terhadap produk lokal mereka.

    Sebagai daerah penghasil tembakau terbesar di Indonesia, Temanggung telah lama bergantung pada industri tembakau. Namun, dengan berkembangnya tren kesehatan dan berkurangnya konsumsi rokok, industri tembakau di daerah ini menghadapi tantangan besar.

    Oleh karena itu, inovasi dalam dunia kuliner menjadi salah satu cara untuk tetap mempertahankan eksistensi tembakau Temanggung, tetapi dalam bentuk yang lebih ramah dan dapat dinikmati oleh masyarakat luas.

    Popularitas nasi goreng tembakau juga semakin meningkat berkat promosi yang dilakukan melalui media sosial dan berbagai acara kuliner. Banyak food blogger dan content creator yang datang ke Temanggung untuk mencoba langsung keunikan rasa nasi goreng ini, kemudian membagikan pengalaman mereka di platform seperti YouTube, Instagram, dan TikTok.

    Tidak sedikit dari mereka yang awalnya ragu, tetapi akhirnya mengakui bahwa hidangan ini memang memiliki daya tarik tersendiri. Selain menarik wisatawan domestik, nasi goreng tembakau juga menjadi perbincangan di kalangan wisatawan mancanegara.

    Beberapa turis asing yang berkunjung ke Temanggung mengaku penasaran dan tertarik untuk mencicipi hidangan ini. Ada yang menyukainya, ada pula yang merasa aneh dengan rasa dan aromanya yang tidak biasa.

    Namun, satu hal yang pasti, nasi goreng tembakau telah sukses menjadi ikon kuliner yang membawa nama Temanggung ke kancah yang lebih luas. Meski tergolong sebagai makanan yang unik dan inovatif, tidak semua orang bisa langsung menikmati nasi goreng tembakau dengan mudah.

    Beberapa orang yang tidak terbiasa dengan rasa pahit tembakau mungkin membutuhkan waktu untuk beradaptasi. Namun, bagi mereka yang suka mencoba sesuatu yang baru dan tidak takut bereksperimen dengan cita rasa yang berbeda, nasi goreng tembakau adalah pilihan yang wajib dicoba.

    Dengan semakin berkembangnya industri kuliner di Indonesia, kemungkinan besar akan muncul lebih banyak inovasi berbasis tembakau di masa depan. Jika saat ini baru sebatas nasi goreng, tidak menutup kemungkinan bahwa tembakau akan digunakan dalam berbagai hidangan lainnya, seperti mi goreng tembakau, sate tembakau, atau bahkan es krim tembakau.

    Inovasi seperti ini tentu akan semakin memperkaya khasanah kuliner Indonesia dan memberikan warna baru dalam dunia kuliner nasional. Nasi goreng ini tidak hanya memanjakan lidah tetapi juga membuka wawasan tentang bagaimana suatu bahan yang selama ini hanya dikenal dalam satu konteks dapat diolah menjadi sesuatu yang benar-benar baru dan menarik.

    Jadi, jika Anda berkunjung ke Temanggung, jangan lewatkan kesempatan untuk mencicipi keunikan rasa dari nasi goreng tembakau yang semakin dikenal sebagai salah satu kuliner khas Indonesia yang patut dibanggakan.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

  • Titiek Puspa dan Temanggung, Kisah Emosional dari Rumah Masa Kecil hingga Masjid Bersejarah – Halaman all

    Titiek Puspa dan Temanggung, Kisah Emosional dari Rumah Masa Kecil hingga Masjid Bersejarah – Halaman all

    Titiek Puspa, legenda musik Indonesia, meninggalkan jejak emosional di Temanggung, tempat ia tumbuh. Dari rumah masa kecil yang kini menjadi Masjid Titiek Puspa, kisah hidupnya penuh perjuangan dan dedikasi terhadap masyarakat menjadi warisan abadi yang dikenang hingga kini.

    TRIBUNNEWS.COM, TEMANGGUNG – Titiek Puspa, penyanyi legendaris Indonesia, meninggal dunia pada Kamis, 10 April 2025, meninggalkan warisan tak terlupakan baik di dunia musik maupun di Temanggung, Jawa Tengah.

    Dari rumah masa kecil yang kini menjadi Masjid Titiek Puspa, kisah hidupnya penuh perjuangan dan dedikasi terhadap masyarakat, menjadikannya simbol spiritual yang dikenang oleh banyak orang.

    Dari Masa Kecil di Pengungsian ke Panggung Nasional

    Meski lahir di Tanjung, Kalimantan Selatan pada 1 November 1937, Temanggung adalah rumah sejati bagi Titiek Puspa. 

    Dia datang ke kota ini dalam usia lima tahun, saat keluarganya ikut rombongan eksodus dari Ambarawa karena gejolak masa penjajahan Jepang.

    “Dulu sekolahnya jalan kaki, lewat tanggul sawah, banyak pedhut, dan fog tebal. Saya sering jatuh, tapi tetap semangat sekolah meskipun dalam kondisi basah dan kotor,” kenang Titiek, mengingat masa kecilnya yang sederhana namun penuh tekad.

    Desa Greges dan Kranggan menjadi saksi perjuangan hidup kecil Sudarwati—nama lahirnya—yang kelak tumbuh menjadi salah satu ikon budaya Indonesia paling disegani lintas generasi.

    Rumah Lama yang Menjadi Masjid: Warisan Cinta untuk Temanggung

    Di Jalan Pahlawan, Lingkungan Gemoh, Kelurahan Butuh, berdiri megah sebuah masjid yang tak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga menyimpan sejarah panjang.

    Masjid tersebut dikenal sebagai Masjid Birrul Walidain, atau oleh warga sekitar akrab disebut Masjid Titiek Puspa.

    Dulunya, masjid ini merupakan rumah tinggal Titiek semasa kecil.

    Rumah itu kemudian dihibahkan olehnya untuk dijadikan fasilitas ibadah dan kegiatan keagamaan bagi masyarakat Temanggung.

    “Masjid ini saya hibahkan untuk masyarakat sekitar agar bisa lebih mendekatkan diri kepada Tuhan,” ujar Titiek Puspa saat peresmian.

    Warisan ini kini menjadi bukti nyata kecintaan dan dedikasinya terhadap tanah yang membesarkannya. 

    Aktivitas keagamaan yang hidup di masjid tersebut menjadi bagian dari jejak yang ia tinggalkan, jauh setelah sorotan panggung padam.

    TITIEK PUSPA DAN TEMANGGUNG – Titiek Puspa, legenda musik Indonesia, meninggalkan jejak emosional di Temanggung, tempat ia tumbuh. Dari rumah masa kecil yang kini menjadi Masjid Titiek Puspa, kisah hidupnya penuh perjuangan dan dedikasi terhadap masyarakat menjadi warisan abadi yang dikenang hingga kini.

    Netizen Soroti Masjid Titiek Puspa: Simbol Warisan Spiritual

    Setelah kabar wafatnya Titiek Puspa merebak, media sosial X ramai dengan unggahan tentang Masjid Titiek Puspa. 

    Banyak warganet yang terkejut dan tersentuh saat mengetahui bahwa masjid tersebut berdiri di atas rumah masa kecil sang legenda.

    “Masjid Birrul Walidain di Kecamatan Temanggung ini lebih dikenal sebagai Masjid Titiek Puspa. Konon masjid ini berdiri di atas tanah yang dihibahkan oleh beliau,” tulis akun @idabizars.

    “Dari rumah kecil menjadi tempat ibadah, Masjid Titiek Puspa adalah bukti jejak kebaikan yang tak hilang oleh waktu,” tulis @retno_raya.

    Komentar-komentar tersebut menunjukkan bahwa kepergian Titiek Puspa tidak hanya menggetarkan dunia hiburan, tetapi juga menggugah sisi spiritual masyarakat yang mengenangnya lewat masjid yang kini ramai dikunjungi jamaah.

    Wafatnya Sang Legenda dan Doa dari Berbagai Kalangan

    Titiek Puspa menghembuskan napas terakhir pada pukul 16.30 WIB di RS Medistra, Jakarta. Ucapan duka mengalir dari berbagai kalangan, termasuk dari Menteri Kebudayaan Fadli Zon.

    “Selamat jalan komposer n penyanyi legendaris Indonesia, Mbak Titiek Puspa… al Fatihah,” ujar Fadli Zon di media sosial.

    Warganet juga turut meramaikan linimasa dengan doa dan pujian atas jejak panjang Titiek dalam dunia seni dan sosial.

    “Selamat jalan Oma Titiek Puspa. Terima kasih karyamu. Fatihah,” tulis @BewoksXmoveUp.

    “Rest in peace Bu Titiek Puspa. Karyamu akan selalu hidup,” ucap @mukhlisticky.

    Kupu-Kupu Malam: Lagu yang Hidup Kembali Lewat NOAH

    Salah satu karya Titiek Puspa yang paling ikonik dan dikenang lintas generasi adalah “Kupu-Kupu Malam”, lagu yang mengangkat kisah nyata seorang perempuan yang jatuh ke dalam dunia kelam karena keadaan.

    Lagu ini dibawakan ulang oleh grup band NOAH (sebelumnya Peterpan) pada tahun 2008, lalu direkam ulang dalam album Sing Legends (2016). 

    Pada hari kepergiannya, NOAH mengunggah pesan perpisahan yang menyentuh melalui Instagram Story:

    “Selamat jalan, eyang Titiek Puspa. Beristirahatlah dengan tenang dan terima kasih atas segalanya,” tulis akun @noah.site, Kamis (10/4/2025).

    Lirik lagu Kupu-Kupu Malam kembali ramai diperbincangkan sebagai bentuk penghormatan atas kepekaan sosial Titiek dalam menulis lagu:

    “Ada yang benci dirinya

    Ada yang butuh dirinya

    Ada yang berlutut mencintainya

    Ada pula yang kejam menyiksa dirinya…”

    “Ini hidup wanita si Kupu-Kupu Malam

    Bekerja, bertaruh seluruh jiwa raga…”

    “Dosakah yang dia kerjakan?

    Sucikah mereka yang datang?

    Kadang dia tersenyum dalam tangis

    Kadang dia menangis di dalam senyuman…”

  • Pemkab Temanggung gandeng ITB kembangkan pariwisata

    Pemkab Temanggung gandeng ITB kembangkan pariwisata

    ANTARA – ‎Pemerintah Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah menggandeng Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk meningkatkan program pengembangan sektor pariwisata. Kepala Bappeda Temanggung Handra Sumaryana, Kamis (10/4) mengatakan potensi wisata di Temanggung sangat strategis dari segi geografis, kondisi alamnya dan kekayaan seni budaya, juga berada di jalur wisata Borobudur dan Dieng. (Firman Eko Handy/Andi Bagasela/Rijalul Vikry)

  • Pajak Impor AS Tekan Ekspor Jateng, Tembakau Berpotensi Terdampak 

    Pajak Impor AS Tekan Ekspor Jateng, Tembakau Berpotensi Terdampak 

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG –  Amerika Serikat (AS) selama ini menjadi pasar utama bagi sejumlah komoditas ekspor andalan Jateng, mulai dari sepatu, batik, hingga tembakau. 

    Namun, kebijakan baru soal pajak impor dari negeri Paman Sam dinilai bisa memberikan tekanan serius pada kinerja ekspor provinsi ini.

    Pada tahun 2024, nilai ekspor Jateng ke Amerika Serikat tercatat mencapai 4,47 miliar dolar AS, menjadikan negara tersebut sebagai mitra dagang utama. 

    Dari sekian banyak produk unggulan, tembakau rajangan dan asepan menjadi salah satu komoditas yang ikut mengisi pasar ekspor AS.

    Namun, munculnya kebijakan kenaikan tarif impor di AS berpotensi menimbulkan tantangan bagi eksportir. 

    Beban pajak yang lebih tinggi bisa berdampak langsung pada daya saing produk-produk Jateng, termasuk tembakau. 

    Harga jual yang lebih tinggi di pasar internasional bisa mengurangi permintaan, terutama di tengah ketatnya persaingan global.

    Meski begitu, Pemprov Jateng tak tinggal diam. Melalui berbagai strategi, seperti penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA), promosi dagang, hingga business matching, upaya untuk menjaga stabilitas ekspor terus dilakukan. 

    Data yang dihimpun Tribunjateng.com, dari Pemprov Jateng, utilisasi SKA Jateng tercatat mencapai 49,85 persen, atau senilai 5,59 miliar dolar AS pada 2022 lalu.

    Hal itu menjadikannya SKA di Jateng tertinggi kedua secara nasional setelah Jatim.

    Lima Instansi Penerbit SKA (IPSKA) di Jateng berperan besar dalam hal ini, yakni IPSKA Provinsi Jateng, Kota Surakarta, Kabupaten Cilacap, KEK Kendal, dan Lembaga Tembakau Surakarta. 

    Total penerbitan dokumen SKA di Jateng saat itu mencapai 136.807 set dokumen, menjadi pondasi penting bagi kelancaran ekspor.

    Sementara pada Juli 2024 ekspor 16 ribu pasang sepatu dari PT Yih Quan Foot Wear Indonesia di Kabupaten Batang ke AS mencuri perhatian dunia ekspor mancanegara.

    Hal tersebut menjadi sinyal bahwa pasar AS masih terbuka, namun perlu dijaga dengan strategi dan respons kebijakan yang cepat.

    Dengan kontribusi ekspor sebesar 2,16 persen terhadap pertumbuhan ekonomi provinsi, dampak dari perubahan tarif impor jelas tak bisa dianggap remeh. 

    Jika tembakau dan komoditas lain kehilangan pasarnya di AS, bisa berimbas pada ribuan pelaku usaha, petani, hingga pekerja sektor industri pengolahan.

    Penerapan kebijakan kenaikan pajak impor AS yang telah dimulai awal April pun mulai menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku usaha tembakau di Jateng, khususnya di tingkat petani. 
    Sebab, AS selama ini menjadi salah satu pasar penting bagi tembakau rajangan dan asepan asal Jateng.
    Pasalnya jika beban pajak masuk ke Amerika meningkat, harga tembakau ekspor otomatis ikut naik. 

    Hal ini dikhawatirkan menurunkan minat pembeli dari luar negeri, terutama karena pasar global juga menawarkan banyak pilihan dari negara produsen lain. 

    Penurunan permintaan akan berimbas langsung ke petani sebagai mata rantai paling awal dalam produksi.

    “Kalau ekspor berkurang, pasti harga tembakau di tingkat petani akan ikut tertekan. Yang paling terdampak nanti ya kami, para petani,” ujar Tri Wibowo salah satu petani tembakau asal Kabupaten Temanggung melalui sambungan telepon, Selasa (8/4/2025).

    Ia berujar tembakau merupakan salah satu komoditas unggulan ekspor Jateng. Bahan baku ini banyak dikirim dalam bentuk tembakau kering rajangan dan asepan ke berbagai negara, termasuk AS. 

    Bila ekspor melemah, tidak hanya harga jual yang turun, tapi juga potensi pembatasan penyerapan hasil panen petani oleh industri atau eksportir.

    “Jika tidak ditangani serius, tekanan pada ekspor tembakau bisa berujung pada penurunan kesejahteraan petani, pengangguran musiman saat panen, hingga berkurangnya minat generasi muda untuk terlibat dalam sektor pertanian tembakau,” katanya.

    Berdasarkan kebijakan terbaru yang diumumkan oleh Presiden AS, Donald Trump, Indonesia dikenakan tarif impor sebesar 32 persen untuk produk yang masuk ke AS.

    Sementara pendataan dari IndexBox.oi tentang tobacco prince the United State atau harga tembakau di AS, harga tembakau Indonesia yang diekspor ke AS pada Agustus 2023, rata-rata mencapai $37.446 per ton.

    Hal tersebut menjadikan tembakau asal Indonesia salah satu yang tertinggi dibandingkan negara pengekspor lainnya.

    Sebagai perbandingan, harga rata-rata ekspor tembakau ke Guatemala pada periode yang sama hanya $3.124 per ton. 

    Berdasarkan data BPS, nilai ekspor tembakau dan olahan tembakau dari Provinsi Jateng ke Amerika Serikat mencapai US$9,1 juta pada Oktober 2024.

    Terpisah Statistisi Ahli Madya BPS Jateng Arjuliwondo, dalam keterangannya beberapa waktu lalu menyebutkan, ekspor nonmigas menyumbang 96,60 persen dari total ekspor pada Februari 2025 di Jateng yang mencapai 1.016,98 juta Dolar AS.

    Sementara itu pangsa pasar ekspor nonmigas asal Jateng didominasi ekspor ke AS.

    “Di mana nilai ekspor asal Jateng ke AS mencapai 451,07 juta Dolar AS atau 45,91 persen dari total ekspor pada Februari 2025,” imbuhnya.

  • Info Magang BCA 2025 untuk Posisi Teller, Customer Service dan CS Pembuatan Rekening Online – Halaman all

    Info Magang BCA 2025 untuk Posisi Teller, Customer Service dan CS Pembuatan Rekening Online – Halaman all

    Berikut ini informasi magang BCA 2025 untuk posisi Teller, Customer Service dan CS pembuatan rekening online.

    Tayang: Senin, 7 April 2025 09:42 WIB

    karir.bca.co.id

    MAGANG BAKTI BCA – Tangkapan layar laman BCA Karier pada Senin (7/4/2025). Berikut ini informasi magang BCA 2025 untuk posisi Teller, Customer Service dan CS pembuatan rekening online. 

    TRIBUNNEWS.COM – Berikut ini informasi lowongan magang di Bank Central Asia (BCA).

    BCA membuka program Magang Bakti BCA 2025 untuk posisi Customer Service (CS), Teller, dan CS pembuatan rekening online.

    Pendaftaran program ini dibuka hingga 31 Desember 2025.

    Pemagang akan mendapatkan uang saku per bulan, cuti, tunjangan kesehatan dan mendapatkan sertifikat/tunjangan beasiswa.

    Bagi Anda yang ingin mengikuti program magang di BCA dapat melihat informasi di bawah ini.

    Tahap Seleksi Magang Bakti BCA 2025

    Seleksi Administrasi
    Tes Online
    Wawancara HR
    Pemeriksaan Kesehatan
    Perjanjian Kerja
    Diterima.

    Syarat Pendaftaran Frontliner (CS/Teller)

    Ramah,terampil, solutif, dan mampu berkomunikasi dengan baik
    Pria atau wanita berpenampilan menarik
    Lulusan SMA / SMK (nilai rata-rata rapor semester 5,6 min. 70) 
    Lulusan D1 – D3 dan S1 (IPK min. 2,50)
    Warga Negara Indonesia berusia 18 s/d 24 tahun
    Bersedia ditempatkan di seluruh cabang BCA di wilayah kota seleksi
    Belum menikah dan bersedia tidak menikah selama menjalani Program Permagangan Bakti
    Belum pernah mengikuti program Magang Bakti BCA sebelumnya.

    Syarat CS Pembuatan Akun Online

    Pendaftar posisi CS belum menikah dan bersedia tidak menikah selama menjalani Program Permagangan Bakti
    Berintegritas, teliti, dan memiliki problem solving skill
    Mampu berkomunikasi efektif melalui lisan dan tulisan
    Memiliki kemampuan dasar komputer yang baik
    Bersedia ditempatkan di Serpong/Tangerang dan Semarang dengan jam kerja shift.

    *) Pendaftaran dilakukan melalui website https://bca.id/joinpemol1 dan https://bca.id/joinmgb1

    Lokasi Magang Bakti BCA 2025 Teller dan CS

    Balikpapan
    Bandar Lampung
    Bangkalan
    Banjarmasin
    Banjarnegara
    Bantul
    Banyumas
    Banyuwangi
    Batam
    Batang
    Bau-bau
    Berau
    Binjai
    Blitar
    Blora
    Bojonegoro
    Bontang
    Boyolali
    Brebes
    Cilacap
    Cirebon
    Deli Serdang
    Demak
    Denpasar
    Gresik
    Grobogan
    Gunungkidul
    Jabodetabek
    Jambi
    Jayapura
    Jember
    Jepara
    Jombang
    Karanganyar
    Karo
    Kebumen
    Kediri
    Kendal
    Kendari
    Ketapang
    Klaten
    Kubu Raya
    Kudus
    Kulon Progo
    Labuan Bajo
    Lamongan
    Madiun
    Magelang
    Makassar
    Malang
    Manokwari
    Medan
    Mempawah
    Merauke
    Mojokerto
    Palembang
    Pamekasan
    Pangkal Pinang
    Parepare
    Pasuruan
    Pati
    Pekalongan
    Pekanbaru
    Pemalang
    Pematangsiantar
    Pontianak
    Probolinggo
    Purbalingga
    Purwokerto
    Purworejo
    Rembang
    Salatiga
    Samarinda
    Sambas
    Sampang
    Sanggau
    Semarang
    Sidoarjo
    Singaraja
    Singkawang
    Sintang
    Situbondo
    Sleman
    Solo
    Sorong
    Sragen
    Sukoharjo
    Sumenep
    Surabaya
    Surakarta
    Tanjungbalai
    Tanjung Pinang
    Tarakan
    Tasikmalaya
    Tebing Tinggi
    Tegal
    Temanggung
    Ternate
    Timika
    Tuban
    Wonogiri
    Wonosobo
    Yogyakarta.

    (Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’1′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Candi Umbul, Permandian Air Hangat Bersejarah di Magelang Peninggalan Dinasti Sanjaya

    Candi Umbul, Permandian Air Hangat Bersejarah di Magelang Peninggalan Dinasti Sanjaya

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Di balik keindahan alam Kabupaten Magelang, terdapat sebuah situs bersejarah yang menyimpan cerita panjang peradaban masa lalu, yakni Candi Umbul. 

    Nama Umbul sendiri berasal dari bahasa Jawa, yang berarti air yang menyembul atau naik, merujuk pada sumber air panas yang mengalir dari dasar kolam di situs ini.

    Candi Umbul bukan sekadar tempat wisata, melainkan juga saksi bisu kejayaan Kerajaan Mataram Kuno. 

    Dibangun pada era Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu, situs ini dahulu merupakan tempat pemandian bagi para bangsawan dan ksatria kerajaan. 

    Relief serta petilasan berbentuk lingga dan yoni yang tersebar di area candi semakin menguatkan identitas Hindu pada situs ini.

    Salah satu daya tarik utama Candi Umbul adalah keberadaan dua kolam dengan suhu air yang berbeda. 

    Kolam pertama, yang terletak di bagian atas, berisi air panas dengan kandungan belerang yang dipercaya memiliki khasiat bagi kesehatan kulit. 

    Sementara itu, kolam kedua yang berada di bagian bawah berisi air dingin yang memberikan sensasi menyegarkan.

    Menariknya, meskipun mengandung belerang, kolam air panas di Candi Umbul tidak mengeluarkan bau menyengat seperti kebanyakan pemandian belerang lainnya. 

    Hal tersebut membuat pengunjung dapat menikmati pengalaman berendam dengan lebih nyaman tanpa harus khawatir akan bau menyengat.

    Hal itu membuat para pengunjung yang berendam di Candi Umbul terkejut,  lantaran air hangat di lokasi tersebut seperti air hangat biasa.

    “Saya kira bau airnya bakal seperti di pemandian air hangat di beberapa tempat lainnya, ternyata tak berbau apapun,” jelas Erik Prasetya satu di antara pengunjung, Jumat (4/4/2025).

    Meskipun struktur bangunan candinya tidak lagi utuh, jejak sejarahnya masih tampak jelas. 

    Dinding-dinding kolam terbuat dari batu andesit yang tersusun rapi, sementara umpak (fondasi) yang terdapat di dasar kolam diduga dulunya berfungsi sebagai penyangga atap pelindung. 

    Selain itu, batu berbentuk lingga datar yang terdapat di dalam kolam diperkirakan menjadi alas duduk bagi para ksatria yang melakukan meditasi dengan bertapa rendam atau kungkum.

    Sejumlah batuan situs yang tersusun di tepi kolam juga masih mempertahankan relief khasnya. 

    Motif-motif tumbuhan, binatang, serta stupa bagian puncak candi masih bisa ditemukan, memberikan gambaran tentang seni dan kebudayaan pada masa itu.

    Informasi yang dihimpun Tribunjateng.com, pada tahun 2019, Pemerintah Kabupaten Magelang melakukan renovasi untuk mempercantik kawasan Candi Umbul. 

    Renovasi ini mencakup pembenahan gerbang utama, pembangunan sarana pendukung, perbaikan taman, serta pembangunan aula terbuka dan kantin bertingkat yang memungkinkan pengunjung menikmati panorama dari ketinggian.

    Namun, pandemi COVID-19 yang melanda dunia pada 2020 sempat menghambat optimalisasi hasil renovasi. 

    Selama masa PSBB dan PPKM, pengelola hanya bisa melakukan perawatan kolam. 

    Meskipun sempat dibuka kembali pada 2021 dengan jam operasional terbatas, akhirnya Candi Umbul ditutup lagi akibat pembatasan aktivitas masyarakat.

    – Akses Menuju Candi Umbul

    Bagi wisatawan yang ingin mengunjungi Candi Umbul, akses menuju lokasi cukup mudah. 

    Jika datang dari arah Semarang, pengunjung bisa mengambil jalur kiri sebelum Kecamatan Pringsurat, Temanggung, dan dalam 400 meter akan sampai di lokasi. 

    Sementara dari arah Yogyakarta, perjalanan bisa dilakukan dengan mengambil jalan ke kanan di pertigaan Desa Krincing, Secang, lalu mengikuti papan petunjuk arah menuju Grabag hingga sampai di Candi Umbul.

    Tiket masuk pun tak menguras kantong pengunjung, pasalnya tiket hanya dibanderol di bawah Rp 5 ribu untuk para pelancong.

  • Puluhan Daerah di Jateng Berpotensi Alami Cuaca Ekstrem di Masa Libur Lebaran

    Puluhan Daerah di Jateng Berpotensi Alami Cuaca Ekstrem di Masa Libur Lebaran

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG –  BMKG Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang mengeluarkan peringatan terkait potensi cuaca ekstrem di 21 daerah di Jateng.

    Wilayah-wilayah tersebut diprediksi akan mengalami hujan dengan intensitas tinggi yang berpotensi menyebabkan bencana hidrometeorologi seperti banjir dan tanah longsor.

    Menurut Prakirawan BMKG, Arif N, pada Rabu (2/4) cuaca cenderung berawan, namun memasuki siang hingga awal malam, hujan lebat disertai angin kencang berpotensi terjadi di beberapa daerah. 

    “Waspadai ancaman bencana hidrometeorologi, terutama bagi warga dan pemudik yang melintas atau beraktivitas di daerah rawan bencana,” terang Arif, Rabu (2/4/2025).

    Berdasarkan data citra satelit, cuaca ekstrem berpotensi terjadi di wilayah pegunungan dan dataran tinggi seperti Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Mungkid, Boyolali, Klaten, Karanganyar, Sragen, Temanggung, dan Magelang. 

    Selain itu, beberapa daerah di jalur Pantura bagian tengah yang berisiko terdampak antara lain Kudus, Ungaran, Batang, Kajen, Pekalongan, serta Ambarawa.

    Hujan dengan intensitas ringan hingga sedang juga diprediksi mengguyur wilayah lainnya, seperti Cilacap, Kebumen, Purworejo, Sukoharjo, Wonogiri, Grobogan, Blora, Rembang, Pati, Jepara, Demak, Kendal, Pemalang, Brebes, Surakarta, Semarang, dan Tegal.

    BMKG mencatat angin bertiup dari arah barat ke utara dengan kecepatan 10-30 kilometer per jam.

    Suhu udara diperkirakan berkisar antara 19-32 derajat Celsius dengan kelembaban udara 65-95 persen. 

    Untuk kondisi perairan, ketinggian gelombang di perairan utara Jawa Tengah diprediksi mencapai 0,2-1,25 meter, sedangkan di perairan selatan mencapai 1,25-2,5 meter. 

    “Sementara ini kondisi masih aman terhadap potensi air laut pasang atau rob,” jelasnya.

    BMKG juga mengimbau masyarakat di wilayah terdampak untuk tetap waspada terhadap potensi bencana akibat cuaca ekstrem serta terus memperbarui informasi dari sumber resmi guna mengantisipasi risiko yang mungkin terjadi. (*)

  • Kumpulan Tulisan Unik di Motor Pemudik ‘Tuku Pilus Karo Kecap, Wayahe Wong Tulus Mulih Cilacap’ – Halaman all

    Kumpulan Tulisan Unik di Motor Pemudik ‘Tuku Pilus Karo Kecap, Wayahe Wong Tulus Mulih Cilacap’ – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kumpulan tulisan unik para pemudik yang ditempel di kendaraan saat perjalanan ke kampung halaman mencuri perhatian.

    Pemudik biasanya menempelkan tulisan berisi pesan lucu yang diletakkan di balik barang bawaan.

    Seperti tulisan pemudik yang melintas di Jalur Kalimalang, Jalan KH Noer Ali Kota Bekasi pada Jumat (28/3/2025) ini. 

    Tulisan pemudik itu, berbunyi “Bikin dosa di kota minta maaf di kota, lama gak mudik sekali mudik gak lama,”. 

    Kemudian, tulisan “Tuku pilus karo kecap, wayahe wong tulus mulih Cilacap, Tangerang-Cilacap Mudik 2025”. 

    Dikutip dari TribunJakarta.com, menurut pemudik bernama Galih, sengaja memasang tulisan unik di belakang kendaraannya untuk seru-seruan. 

    “Mudik dari Jaksel mau ke Pekalongan, sendiri aja, bikin tulisan biar ada kesannya aja gitu. Seru-seruan aja.”

    “Alhamdulillah enggak ada kendala selama perjalanan,” kata Galih saat dijumpai di Bekasi.

    Lebih lanjut, Galih menceritakan, ini pertama kalinya ia mudik menggunakan sepeda motor, biasanya pulang ke kampus halaman menggunakan bus. 

    “Masih jauh perjalanan masih delapan jam lagi, baru kali ini mudik bawa motor, biasanya naik bus. Pengen tahu rasanya mudik pake motor gitu,” ungkapnya.

    Selain itu, ada pemudik di Jalan Kalimalang, yang menuliskan “Bikin dosa di kota, minta maaf di desa. Lama gak mudik, sekali mudik gak lama, Jaksel-Banjarnegara-Semarang”.

    Tulisan unik lainnya, juga dijumpai di Jalan Raya Kalimalang, Cipinang, Jakarta Timur.

    Seorang pemudik menempelkan tulisan berbahasa Jawa ‘Wayae Wong Mumet Tampil #panturarace Tangerang-Pemalang’.

    Bila diartikan ke Bahasa Indonesia, tulisan itu berbunyi ‘saatnya orang Mumet tampil’.

    Kemudian, ketika berjalan menuju Simpang BCP, Bekasi, ada pemudik motor juga menempelkan secara kertas di barang bawaannya.

    Pemudik itu, menuliskan kata-kata “Setelah Minta Maaf Sama Orang Rumah, Jangan Lupa Minta Maaf Sama Orang Yang Pernah Jadi Rumah #Tangerang-Cilacap 2025”.

    Ada lagi pemudik yang menggunakan jaket dan helm ojek online, menempelkan kertas di barang bawaan bagian belakangnya.

    Kertas tersebut, bertuliskan bahasa Jawa ‘Golek Duit’E NGOJOL Ngentek`e Duit’EJUDOL. Sepurane Mbok Mudik kali iki gur Gowo Awak mergo golek Duit lagi gak kepenak, GAS TIPIS-TIPIS. TANGSEL-TEMANGGUNG’.

    Bila diartikan dalam Bahasa Indonesia, ‘Nyari duit lewat Ngojol, ngabisin duit lewat Judol. Mohon maaf bu Mudik kali ini cuma bawa diri sendiri, masalahnya nyari duit lagi gak enak’.

    Kemudian, tim Wartakotalive.com juga menemui pemudik motor yang menempelkan secarik kertas bertuliskan lucu ‘Mudiklah rindu mantan pacar bro…’.

    Tak hanya itu, pemudik yang menggunakan mobil atau roda empat pun menempelkan kertas di kaca belakang.

    Sementara itu, di Jalur Pantura Cirebon, Selasa (25/3/2025), berbagai tulisan nyeleneh ditempel di bagian belakang motor pemudik.

    Ada yang berisi motivasi, harapan, hingga humor yang mengundang tawa.

    Sejumlah pemudik menuliskan pesan yang mencerminkan perasaan dan pengalaman mereka selama perjalanan, di antaranya:

    “Tulus’e ati bakal kalah karo baguse rai.” (Tulusnya hati bakal kalah sama bagusnya wajah)

    “Tetap merendah soale sing duwur kui langit karo seleramu.” (Tetap merendah, karena di atas itu cuma ada langit dan seleramu)

    “Royal tok nek ra nganteng yo sodakoh.” (Royal saja kalau nggak ganteng, ya sedekah)

    “Gass mudik ngetan…”

    Cerita Pemudik Tempel Tulisan Unik di Kendaraan

    Deni (32), seorang pemudik asal Jakarta, mengaku sengaja menempelkan tulisan di motornya agar perjalanan lebih seru.

    “Buat hiburan saja, biar nggak terlalu stres di jalan. Ya, sekalian pembelaan diri kalau jatuh cinta jangan sampai buat gila,” kata Deni di sebuah warung di Cirebon, Selasa (25/3/2025), dilansir TribunJabar.id.

    Selain bersifat humor, ada tulisan yang mengandung doa dan harapan. 

    Seperti tulisan yang dibuat pemudik asal Tangerang, Iwan (40).

    Ia menuliskan “Semoga selamat sampai tujuan, istri dan anak menunggu di rumah.”

    “Biar lebih semangat di jalan. Saya bawa istri dan anak juga, jadi semoga perjalanan lancar,” ucap Iwan.

    Tulisan-tulisan ini menjadi hiburan tersendiri bagi pemudik lain.

    Di sisi lain, petugas kepolisian tetap mengingatkan agar para pemudik mengutamakan keselamatan di perjalanan.

    Hal tersebut, disampaikan Kasat Lantas Polres Cirebon Kota, AKP Ngadiman.

    “Silakan berkreasi, tapi tetap patuhi aturan lalu lintas. Jangan sampai tulisan di motor malah mengganggu visibilitas pengendara lain,” katanya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Para Pemudik Menuliskan Pesan Unik dan Lucu, Ditempelkan ke Bodi Kendaraan dan TribunJakarta.com dengan judul ‘Bikin Dosa di Kota, Minta Maaf di Desa’ Kumpulan Tulisan Unik Pemudik di Kalimalang Bikin Senyum

    (Tribunnews.com/Suci Bangun DS, TribunJabar.id, Arie Puji Waluyo, TribunJakarta.com/Yusuf Bachtiar, TribunJabar.id/Eki Yulianto)

  • Indonesia Resmi Ajukan Tempe, Teater Mak Yong dan Jaranan ke UNESCO

    Indonesia Resmi Ajukan Tempe, Teater Mak Yong dan Jaranan ke UNESCO

    Jakarta

    Kementerian Kebudayaan secara resmi mengajukan Budaya Tempe, Teater Mak Yong (ekstensi Mak Yong Malaysia), Jaranan: Seni Pertunjukan dan Ritual (usulan bersama dengan Suriname) ke UNESCO. Ketiganya diajukan untuk masuk dalam Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda Kemanusiaan UNESCO (Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity).

    Proses panjang telah dilalui sebelum akhirnya ketiga warisan budaya takbenda Indonesia ini resmi diajukan. Tahapan pengajuan telah dimulai dari dukungan komunitas budaya, diikuti dengan penyusunan dokumen nominasi oleh komunitas, akademisi, dan pemerintah daerah yang difasilitasi Kementerian Kebudayaan.

    Proses ini mencakup kajian literatur, survei lapangan, wawancara, serta dokumentasi mendalam. Dengan tenggat waktu pengiriman naskah usulan hingga 31 Maret 2025, dokumen nominasi telah disusun sesuai persyaratan yang ditetapkan UNESCO dan siap untuk dievaluasi oleh badan evaluasi UNESCO.

    Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, pada Culture Ministerial Meeting Indonesia-Suriname yang dilaksanakan secara daring menyatakan komitmen Indonesia dalam upaya melestarikan Warisan Budaya Takbenda Indonesia dengan mengusulkannya ke dalam daftar Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO.

    “Indonesia berkomitmen untuk menjaga warisan budaya takbenda dan kami telah meratifikasi Konvensi 2003 untuk menjaga warisan budaya takbenda dan terus secara aktif mendaftarkan berbagai elemen tradisi budaya kita dalam daftar Intangible Cultural Heritage UNESCO. Kami percaya bahwa pengakuan internasional bukanlah tujuan akhir, tetapi cara untuk memastikan bahwa tradisi ini dilestarikan, dirayakan, dan diwariskan,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Sabtu (29/3/2025).

    Proses dan nilai budaya pembuatan tempe telah diwariskan oleh nenek moyang kita dan tetap lestari hingga saat ini. Bukti historis menunjukkan bahwa kata ‘tempe’ telah ditemukan dalam Serat Centhini, naskah sastra Jawa abad ke-19, yang menceritakan kehidupan masyarakat Jawa abad ke-16 yang menandakan bahwa tempe telah dikonsumsi secara luas sejak berabad-abad lalu.

    “Tempe bukan sekadar makanan sehari-hari bagi masyarakat Indonesia, tetapi juga mencerminkan pengetahuan, budaya dan teknologi pangan tradisional yang terus hidup dan berkembang. Masuknya Budaya Tempe dalam daftar Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO akan semakin memperkuat tempe sebagai warisan budaya yang harus dijaga, sekaligus mendorong kesadaran global akan nilai budaya, manfaat gizi dan kesehatan, serta keberlanjutannya,” jelas Fadli Zon.

    Prinsip kerja sama internasional dalam pengajuan beberapa nominasi Teater Mak Yong yang didaftarkan melalui mekanisme ekstensi budaya, merupakan seni pertunjukan tradisional masyarakat Melayu yang memadukan seni peran, musik, vokal, dan gerak tubuh.

    Fadli Zon menyampaikan nominasi ekstensi ini merupakan langkah penting dalam memperkuat kerja sama budaya antara Indonesia dan Malaysia. Nominasi melalui ekstensi budaya bertujuan untuk meningkatkan kesadaran kita dan menumbuhkan rasa saling menghargai antar berbagai bangsa yang memiliki budaya yang sama atau mirip dan menjalin kerja sama internasional.

    “Mak Yong hidup dinamis juga di Indonesia, khususnya di Kepulauan Riau dan Sumatera. Dengan pengajuan ekstensi ini, Indonesia berkomitmen untuk turut serta dalam pelestarian Mak Yong sebagai seni pertunjukan tradisional yang kaya nilai budaya. Kami berharap kerja sama dengan Malaysia akan semakin erat, sehingga upaya pelindungan dan pengembangan Mak Yong dapat terus berkelanjutan,” tuturnya.

    Adapun prinsip kerja sama internasional selanjutnya turut dikedepankan melalui pengajuan Jaranan, seni pertunjukan dan ritual yang menggabungkan tari, musik, dan unsur spiritual, sebagai warisan budaya takbenda.

    Nominasi ini mencakup berbagai varian yang telah masuk sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia, seperti Jaran Kepang, Jaran Bodhag, Jaranan Pegon, Jaranan Tril, Jaranan Jur Ngasinan (Jawa Timur), Ebeg Banyumas, Jaranan Margowati Temanggung, Turonggo Seto Boyolali (Jawa Tengah), Jathilan, Jathilan Lancur (Daerah Istimewa Yogyakarta), dan Kuda Gipang (Kalimantan Selatan), serta didukung oleh komunitas kesenian lainnya yang tersebar di beberapa wilayah seperti Kuda Lumping.

    Dokumen nominasi bersama untuk Jaranan sebagai bagian dari ICH UNESCO menandai tonggak penting dalam kemitraan budaya Indonesia dan Suriname. Nominasi ini mencerminkan komitmen bersama terhadap ikatan sejarah dan hubungan antar masyarakat yang menghubungkan kedua negara, khususnya melalui budaya Jawa yang terus berkembang di Suriname.

    “Pengajuan ini merupakan upaya memperkuat ikatan budaya kita dalam menjaga dan mempromosikan warisan budaya bersama. Saya juga menyampaikan penghargaan terdalam saya atas upaya kolaboratif dan pencapaian signifikan yang telah dicapai oleh kedua belah pihak dalam mempersiapkan nominasi bersama ini,” ungkap Fadli Zon.

    Lebih lanjut Fadli Zon menyampaikan bahwa usulan bersama ini merupakan langkah strategis untuk memperkuat diplomasi budaya antara Indonesia dan Suriname.

    “Ini membutuhkan peran aktif masyarakat di setiap tahap dari identifikasi hingga perlindungan dan kerja sama yang kuat dengan mitra Internasional. Memang menjaga warisan budaya takbenda tidak dapat dilakukan oleh satu negara saja, hal ini menuntut kolaborasi lintas batas yang bermakna dan efektif seperti yang tengah kita lakukan saat ini,” jelasnya.

    Jaranan merupakan ekspresi yang hidup dari identitas spiritualitas dan kehidupan komunitas yang dipraktikkan di antara keturunan Jawa di Suriname.

    “Kami percaya nominasi ini menawarkan kesempatan untuk merayakan warisan budaya kita di panggung global. Kami juga menyambut dukungan dan kolaborasi berkelanjutan dalam penelitian, dokumentasi, dan promosi sebagai bagian dari upaya perlindungan yang akan datang,” tambahnya.

    Fadli Zon juga menyampaikan Indonesia juga akan mulai menjajaki peluang untuk nominasi bersama berikutnya mengingat kekayaan warisan sastra dan bahasa yang dimiliki bersama antara Indonesia dan Suriname khususnya melalui diaspora Jawa.

    “Kami melihat potensi dalam berkolaborasi dalam nominasi aksara tradisional seperti aksara Jawa atau aksara Pegon. Saya yakin ada potensi besar untuk memperluas kerja sama budaya kita lebih jauh,” ucapnya.

    Selain itu Pemerintah Indonesia juga turut mendukung Brunei Darussalam untuk ekstensi Pantun. Sebelumnya Pantun sudah masuk dalam Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda UNESCO tahun 2020. Indonesia bersama Malaysia merupakan negara yang mendaftarkan Pantun ke UNESCO pada waktu itu.

    Dengan mendukung ekstensi Pantun oleh Brunei Darussalam diharapkan semakin memperkokoh kerjasama budaya antara Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Kementerian Kebudayaan berharap pengusulan nominasi bersama dengan negara sahabat akan memperkaya hubungan antar negara.

    “Upaya ini akan memperkaya hubungan bilateral kita dan memastikan bahwa warisan budaya bersama ini terus berkembang untuk generasi mendatang di kedua negara,” katanya.

    Dengan pengajuan ketiga warisan budaya takbenda ini ke UNESCO, Fadli Zon menegaskan kembali komitmen kuat Indonesia untuk melestarikan dan mempromosikan warisan budaya Indonesia.

    “Ke depannya, saya yakin penting bagi kita untuk mengembangkan roadmap yang jelas dan terkoordinasi guna mendukung proses pengajuan dan memadukan kerja sama budaya di masa mendatang,” tambahnya.

    Formulir pengusulan tersebut akan diserahkan ke Sekretariat UNESCO melalui delegasi tetap di Paris sebelum tanggal 31 Maret 2025. Diharapkan, masuknya budaya Indonesia dalam daftar ICH UNESCO tidak hanya meningkatkan kesadaran global akan kekayaan budaya Indonesia, tetapi juga memastikan keberlanjutan dan pelindungan tradisi budaya ini bagi generasi mendatang.

    (anl/ega)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Meski harga melonjak, warga Temanggung serbu kios daging sapi dan ayam

    Meski harga melonjak, warga Temanggung serbu kios daging sapi dan ayam

    ANTARA – Warga Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah menyerbu kios daging sapi dan ayam di pasar tradisional untuk persiapan menu Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah, Sabtu (29/3). Sejak pagi warga sudah mengerumuni kios daging meski harganya naik, yakni daging sapi menjadi Rp150.000 per kilogram dan daging ayam Rp40.000 per kilogram. (Firman Eko Handy/Satrio Giri Marwanto/Roy Rosa Bachtiar)