kab/kota: Temanggung

  • Pembatalan Aturan Bungkus Rokok Disambut Positif Daerah Penghasil Tembakau

    Pembatalan Aturan Bungkus Rokok Disambut Positif Daerah Penghasil Tembakau

    Jakarta

    Wacana penyeragaman kemasan rokok tanpa identitas merek (plain packaging) dan implementasi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 28 Tahun 2024 mendapat sorotan dari sejumlah kepala daerah sentra tembakau. Mereka menilai kebijakan tersebut berpotensi mengancam keberlangsungan industri hasil tembakau (IHT) nasional serta menggerus kontribusinya terhadap perekonomian daerah.

    Lebih dari itu, sejumlah kepala daerah menilai bahwa kebijakan dalam PP 28/2024 dan aturan turunannya sarat dengan pengaruh eksternal yang tidak sejalan dengan semangat kedaulatan nasional. Hal ini bertolak belakang dengan visi Presiden Prabowo Subianto yang konsisten menegaskan pentingnya Indonesia berdiri di atas kepentingan sendiri, tanpa tunduk pada tekanan asing.

    Prabowo menegaskan bahwa Indonesia harus memiliki kendali penuh atas kebijakan strategisnya. Pemerintah pun mengumumkan pembatalan rencana plain packaging beberapa waktu lalu. Wakil Menteri Perindustrian RI, Faisol Riza, sebelumnya menegaskan pemerintah tidak akan melanjutkan wacana tersebut dalam Rancangan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes), yang merupakan aturan turunan dari PP 28/2024.

    Salah satu dukungan datang dari Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa yang menyuarakan kekhawatiran terhadap dampak pasal-pasal tembakau dalam PP 28/2024 terhadap perekonomian daerah. “Jawa Timur menjadi tulang punggung penerimaan Cukai Hasil Tembakau (CHT) nasional. Kebijakan yang memengaruhi industri ini harus dipertimbangkan dengan cermat,” tuturnya.

    Khofifah sebelumnya juga menandatangani dokumen Komitmen Bersama dengan Serikat Pekerja/Serikat Buruh yang mendukung revisi pasal-pasal terkait tembakau dalam PP 28/2024 dan menolak rencana kenaikan CHT pada 2026.

    Sementara itu, Bupati Situbondo, Yusuf Rio Wahyu Prayogo turut menyebut pembatalan plain packaging sebagai langkah strategis bagi daerah penghasil tembakau. “Pembatalan penyeragaman bungkus rokok adalah langkah positif, terutama bagi daerah penghasil tembakau seperti Situbondo. Industri ini menyumbang penerimaan negara yang besar dan mendukung perekonomian daerah,” katanya.

    Ia menyoroti bahwa pembatasan terhadap IHT dapat berdampak langsung pada pendapatan daerah. Situbondo, misalnya, menerima Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau (DBHCHT) sebesar Rp59 miliar pada 2024, dan diproyeksikan meningkat menjadi Rp73 miliar pada 2025. Selain itu, Rio memperingatkan bahwa plain packaging justru dapat memperbesar celah peredaran rokok ilegal karena menyulitkan konsumen membedakan produk legal dan ilegal.

    “Fokus pemerintah seharusnya pada pengendalian rokok ilegal, bukan pembatasan yang justru melemahkan industri legal,” tegasnya.

    Senada, Bupati Temanggung, Agus Setyawan menekankan pentingnya keseimbangan antara aspek kesehatan dan keberlanjutan ekonomi. Temanggung sebagai salah satu lumbung tembakau nasional sangat rentan terhadap kebijakan yang menekan sektor ini.

    “Kami berharap ada keseimbangan antara kepentingan kesehatan dan ekonomi. Indonesia bukan Singapura atau Australia. Industri rokok kita melibatkan banyak pihak, dari hulu ke hilir,” imbuhnya.

    Agus menyoroti bahwa kebijakan seperti kenaikan cukai tahunan dan plain packaging dapat menurunkan daya serap industri terhadap hasil pertanian tembakau, yang pada akhirnya memukul petani dan buruh IHT. “Perputaran uang di Temanggung, Wonosobo, dan sekitarnya saat musim panen tembakau bisa mencapai Rp1,6 hingga Rp1,8 triliun,” ungkapnya.

    (shc/fdl)

  • Praktik Medis Berbasis Hati Nurani, Kisah Dokter Alumni UMY Terapkan Tarif Sukarela

    Praktik Medis Berbasis Hati Nurani, Kisah Dokter Alumni UMY Terapkan Tarif Sukarela

    Liputan6.com, Yogyakarta Rafika Augustine, dokter umum klinik di Ponorogo, Jawa Timur, membuka praktik hingga larut malam tanpa menetapkan tarif bagi para pasiennya. Alumni UMY ini sudah praktik mandiri selama satu bulan lebih dan bertekad tidak mengenakan tarif dengan tujuan utama meringankan beban pasien, bahkan ia menerima pembayaran hasil tani seperti sayur dan buah.

    “Kami ingin menjadi seperti Kyai Ahmad Dahlan, yang walaupun beliau sudah tiada namun masih mendapatkan amal jariyah dengan banyaknya amal usaha yang didirikan oleh Muhammadiyah,” ujar Rafika saat ditemui di kliniknya pada akhir Mei lalu.

    Rafika berharap langkahnya membantu masyarakat ini karena meneladani pendiri Muhammadiyah Kyai Ahmad Dahlan. Muhammadiyah sendiri saat ini telah memberikan manfaat bagi masyarakat baik pendidikan, kesehatan dan lainnya. “Melalui kegiatan kecil-kecilan ini, harapannya kami dapat memulung amal dengan memudahkan dan membantu urusan orang lain, sehingga urusan kami pun dapat dimudahkan oleh Allah,” ujarnya. 

    Rafika yang lulusan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (FKIK UMY) yang merasakan pengalaman delapan tahun menjadi dokter umum di rumah sakit di beberapa daerah, seperti Temanggung dan Ponorogo. Selama itu pula Rafika kerap menemukan pasien yang kesulitan membayar biaya pengobatan, bahkan tidak terdaftar di BPJS.

    Sementara, pasien yang secara penampilannya termasuk golongan yang berkecukupan secara finansial, memiliki BPJS yang biayanya ditanggung pemerintah. Karena itulah yang menjadi alasan kuat mengapa Rafika terdorong untuk membantu pasien yang tidak mampu secara finansial, di daerah kecil yang tidak banyak terdapat fasilitas kesehatan.

    Bagi masyarakat yang tidak memiliki dana, tetap mendapatkan akses untuk berobat. Pasien cukup membayar seikhlasnya melalui sebuah kotak yang menyerupai kotak infak, tanpa perlu merasa terbebani namun tetap mendapatkan penanganan profesional. Klinik yang dimiliki Rafika pun sudah terdapat apotek, sehingga pasien yang datang benar-benar dapat melakukan konsultasi, diperiksa keluhannya dan mendapatkan obat tanpa perlu khawatir terkait biaya.

    “Dengan keilmuan yang dimiliki oleh dokter, sebenarnya sudah sangat membantu pasien dalam mengobati sakitnya dan membantu mereka untuk meningkatkan kualitas kesehatan. Namun saya yakin, dokter memiliki peran lebih yang dapat dilakukan untuk pasien. Saya percaya tidak hanya saya dokter yang berkegiatan untuk meringankan beban pasien, karena ada beberapa rekan sejawat yang banyak membantu dengan cara mereka sendiri walaupun tidak selalu diliput oleh media,” imbuh Rafika.

    Rafika mengaku memang Klinik dan Apotek bernama “Dokter R Medika” ini masih terhitung masih baru karena baru satu bulan. Namun, Rafika bercita-cita agar apa yang ia lakukan dapat terus berlanjut, tidak hanya klinik namun bisa menjadi rumah sakit yang memadai. Harapannya nanti kliniknya tidak hanya oleh dokter umum tapi juga dokter spesialis, bahkan hingga memiliki layanan rawat inap. Rafika bertekad akan terus belajar untuk menyediakan fasilitas kesehatan yang lebih baik, demi dapat terus membantu masyarakat sekitar.

  • 10
                    
                        Kisah Suramin: dari Preman Pasar, Masuk Bui, Kini Jadi Kepala Desa Berprestasi
                        Regional

    10 Kisah Suramin: dari Preman Pasar, Masuk Bui, Kini Jadi Kepala Desa Berprestasi Regional

    Kisah Suramin: dari Preman Pasar, Masuk Bui, Kini Jadi Kepala Desa Berprestasi
    Tim Redaksi
    KEBUMEN, KOMPAS.com –
    Suramin, seorang mantan
    preman pasar
    dari
    Kebumen
    , kini menjabat sebagai
    Kepala Desa
    Gemeksekti.
    Perjalanan hidupnya yang penuh tantangan menjadi inspirasi bagi banyak orang. Ia kini menjadi
    kepala desa
    yang dihormati dan penuh prestasi.
    Lahir pada 1977 di Koplak Dokar, Kebumen, Suramin tumbuh di lingkungan yang keras.
    Bau menyengat minuman keras dan aroma wangi parfum PSK menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan malam di Koplak Dokar, Kebumen, pada tahun 1977. Teriakan, umpatan, dan rayuan lelaki hidung belang, dibalas dengan senyuman genit para PSK.
    Suasana gaduh itu adalah hal biasa di Koplak Dokar, yang kala itu merupakan tempat pemberhentian dokar—mirip terminal bus zaman sekarang. Tempat ini kini dikenal sebagai Pasar Burung Koplak.
    Di tengah hiruk-pikuk tersebut, berdiri sebuah warung sederhana milik pasangan Sumeri dan Sulasiyah. Warung ini menjadi saksi lahirnya buah cinta mereka, seorang bayi laki-laki yang diberi nama Suramin.
    Ia lahir pada Jumat Kliwon di bulan Syura tahun 1977, di sebuah ruangan berukuran 6 x 8 meter yang menjadi warung sekaligus tempat tinggal keluarga kecil itu.
    Suramin kecil tumbuh di lingkungan keras. Perkelahian, cekcok, makian, dan sabung ayam menjadi pemandangan sehari-hari.
    Suara tawa mesra para PSK berpadu dengan deru minuman keras adalah hal yang biasa bagi Suramin. Lingkungan ini mengajarkannya untuk memiliki mental baja sejak dini.
    Setelah lulus SD pada tahun 1989, Suramin melanjutkan pendidikan ke Sekolah Teknik (kini SMP).
    Meski mengenyam pendidikan formal, hidupnya tidak jauh dari kehidupan pasar dan terminal. Pagi hari ia membantu di pasar, sementara malamnya ia kembali ke rumah di Gemeksekti—jika tidak nongkrong hingga pagi.
     
    “Dulu terdapat penjual Kaset dan CD perko (eper toko). Setiap kami mabok, musik tidak boleh berhenti hingga pagi. Harus nurut pokoknya,” kenang Suramin, saat ditemui.
    Menjelang remaja, Suramin mulai mengukir reputasi di terminal sebagai timer Colt—profesi yang mengatur kendaraan Colt ngetem. Kehidupan ini menuntutnya untuk selalu waspada dan berani.
    Kulit putihnya perlahan dihiasi tato, mulai dari naga melingkar di punggung hingga gambar wanita berpose di perutnya. Suramin menjadi preman kondang yang dikenal tegas sekaligus disegani.
    “Ada lumayan tatonya, di kaki kanan kiri juga ada, dulu pertama kali buat tato itu di Temanggung,” kata Suramin sembari menunjukkan tatonya kepada kompas.com pada Kamis (5/6/2025).
    Selama menjadi preman, Suramin tak lepas dari konflik. Ia beberapa kali berurusan dengan hukum. Pada tahun 2008, ia dipenjara selama empat bulan. Kasus serupa terulang pada tahun 2014, dengan masa hukuman satu tahun.
    Meskipun demikian, Suramin tetap aktif dalam kegiatan masyarakat. Ia kerap hadir di acara kenduri atau yasinan, meskipun reputasinya sebagai preman masih melekat kuat di masyarakat.
    “Meskipun saya preman, kalau acara sosial di masyarakat saya tetap ikut,” ujar Suramin.
    Titik balik hidupnya datang saat dirinya menghadiri kenduri dan ada tokoh desa yang menyarankan dirinya untuk mencalonkan diri sebagai Kepala Desa Gemeksekti.
    “Kata tokoh itu, sudah saatnya Gemeksekti dipimpin oleh
    wong dalan
    (orang jalan).
    Nek dadi ya dadi sisan
    (kalau jadi, jadi sekalian),
    nek ajur ya ajur sisan
    (kalau rusak, rusak sekalian),” kenangnya.
    Tahun 2019 menjadi momen penting bagi Suramin. Ia mencalonkan diri dan berhasil memperoleh 1.906 suara, mengalahkan empat calon lainnya. Ia meraih kemenangan mutlak saat Pilkades.
    Saat pertama kali dilantik, Suramin langsung mengumpulkan perangkat desa untuk rapat perdana. Dengan tegas ia menyampaikan gagasan dan misinya sebagai pemimpin desa.
    “Saat ini saya kades. Setiap kades tentu berbeda pola pikir dan kepemimpinan. Jika benar, kalian harus mendukung. Jika salah, kritik dan betulkan saya,” ujar Suramin.
    Kepemimpinan Suramin membawa perubahan besar bagi Desa Gemeksekti. Desa yang dulunya termiskin di Kecamatan Kebumen kini dikenal sebagai kampung batik yang mandiri.
    Pada awal kepemimpinannya, terjadi covid 19 yang di banyak desa terjadi anggaran yang seret. Namun, berkat relasinya saat menjadi anak jalanan, Desa Gemeksekti tabun 2022 pasca covid dapat bantuan hingga Rp 1,6 miliar untuk pembangunan ditengah sulitnya anggaran di desa-desa lainnya.
    “Alhamdulillah banyak kenalan DPR Kabupaten atau provinsi sehingga kita banyak mendapatkan bantuan untuk pembangunan desa pasca Covid 19,” kata Suramin.
    Prestasi demi prestasi diraih, termasuk predikat desa terbaik dalam pembayaran pajak dan pengelolaan dana desa tahun 2021. Tahun 2023, Gemeksekti mendapat penghargaan “Satu Desa Satu Cerita.”
    Pada 2024, desa ini juga memenangkan lomba Perpusdes tingkat kabupaten dan meraih penghargaan Siskamling dari Polres Kebumen.
    Selain itu, Desa Gemeksekti juga mendapatkan bantuan pembangunan Puskesmas Pembantu (Pustu) dari Kementerian Kesehatan pada tahun 2025.
    “Saya punya prinsip, apapun yang saya kerjakan harus dilakukan dengan baik. Saya ingin membuktikan bahwa meskipun masa lalu saya kelam, saya bisa memimpin dan bermanfaat untuk masyarakat,” ujar Suramin.
    Kini, setiap kali Suramin melihat anak jalanan, ia teringat pada dirinya yang dulu.
    “Suatu saat mereka akan menemukan jalannya. Jika diberi kesempatan yang sama, mungkin keadaan akan berbeda. Mereka mampu dan berguna. Jangan pernah memandang mereka sebelah mata,” tutupnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Merayakan Indonesia: Budaya dan Kopi Nusantara Dipamerkan di World Expo 2025 Osaka

    Merayakan Indonesia: Budaya dan Kopi Nusantara Dipamerkan di World Expo 2025 Osaka

    Liputan6.com, Jakarta – Indonesia menampilkan gelaran National Day di World Expo 2025 Osaka pada Selasa (27/5/2025), dengan pertunjukan budaya, kuliner khas Nusantara, serta diplomasi kopi yang menyatukan warisan, rasa dan masa depan. Acara ini dibuka dengan parade budaya dari Grand Ring di Yumeshima, menuju National Day Hall, dengan menampilkan Ondel-Ondel Betawi, Reog Ponorogo dan tarian daerah dari berbagai penjuru Indonesia.

    Parade National Day Indonesia dipimpin oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno, didampingi oleh Ketua Umum Dekranas Selvi Gibran Rakabuming dan Wakil Menteri Bappenas Febrian A. Ruddyard.

    Acara ini dihadiri Ketua Komisi IV DPR Republik Indonesia, Titiek Soeharto dan Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur, Emil Dardak. Dalam pidatonya, Pratikno menyampaikan bahwa World Expo menjadi panggung penting untuk membangun persepsi dunia tentang Indonesia masa kini. 

    “Sebagai negara kepulauan, Indonesia dan Jepang memiliki sejarah panjang sebagai mitra di bidang pembangunan, pemulihan dan ketangguhan. Mulai dari perdagangan, infrastruktur, pendidikan, teknologi hingga lingkungan, kolaborasi kita telah teruji oleh waktu. Kini, saatnya kita menjawab tantangan masa depan melalui inovasi berkelanjutan,” ujar Pratikno.

    Harmoni suara dan gerak Panggung utama National Day Indonesia, menghadirkan penampilan terbaik dari talenta Indonesia yang dipandu oleh Tantowi Yahya, seniman, komunikator dan mantan Duta Besar RI untuk Selandia Baru.Rangkaian pertunjukan dimulai dengan Cecep Arif Rahman dan Padepokan Kasundan yang menampilkan seni pencak silat dalam format pertunjukan teatrikal.

    Dilanjutkan oleh Endah Laras yang membawakan lagu ikonik “Bengawan Solo” dalam dua bahasa yakni Indonesia dan Jepang sebagai bentuk penghormatan terhadap hubungan budaya Indonesia-Jepang.Suasana kemudian berubah menjadi lebih modern melalui penampilan Tulus yang membawakan tiga lagu, termasuk “Tujuh Belas” yang dikolaborasikan dengan Papermoon Puppet Theatre.

    Teater boneka asal Yogyakarta ini dikenal secara global melalui karya-karya kontemporer tanpa dialog yang menyentuh dan penuh makna sosial. Sebagai penutup, Putri Ariani, penyanyi muda penyandang disabilitas yang dikenal dunia melalui bakat dan semangatnya, membawakan “Indonesia Pusaka” dengan penuh penghayatan, menutup perayaan dengan semangat kebangsaan yang menggugah.

    Dalam jamuan makan malam resmi, para tamu undangan menikmati nasi nusantara, hidangan khas yang menyatukan nasi daun jeruk, ayam bakar, telur balado, mie goreng Jawa, kerupuk, lalapan segar, dan sambal bajak yang merupakan representasi keragaman rasa dan budaya Indonesia. Melengkapi suguhan khas nusantara, Yayasan Pendidikan Pengembangan Perkopian Indonesia (Kappi) menyajikan suguhan kopi Mandheling kepada para undangan.

    “Kami optimistis partisipasi KAPPI dapat membantu mempromosikan Indonesia kepada masyarakat global, khususnya para pengunjung World Expo Osaka 2025, melalui suguhan secangkir kopi sebagai bagian dari budaya Indonesia. Kopi unggulan Indonesia seperti kopi Mandheling, Toraja dan Bali Kintamani, telah kami perkenalkan sejak awal expo ini dibuka, ” ujar Roby Wibisono, selaku perwakilan Kappi.

    Di Temanggung, Jawa Tengah, selain terkenal dengan tembakau dan kopi, ternyata juga menyimpan keindahan alam di kaki Gunung Sindoro, bernama Taman Wisata Alam Posong. Selain terkenal dengan udaranya yang dingin, Taman Wisata Alam Posong juga terkenal…

  • Semarak HLUN 2025 di Pacitan Ratusan Lansia Nikmati Momen Bahagia di Punung

    Semarak HLUN 2025 di Pacitan Ratusan Lansia Nikmati Momen Bahagia di Punung

    Pacitan (beritajatim.com) — Pendopo Kecamatan Punung, Senin (26/5/2025), berubah menjadi lautan kebahagiaan saat ratusan lansia berkumpul merayakan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) 2025. Mengangkat tema “Lansia Bahagia, Indonesia Sejahtera,” peringatan ini tak hanya menjadi ajang seremoni, tapi juga momentum penuh makna dalam memuliakan para sesepuh bangsa.

    Sejak pagi, suasana sudah dipenuhi senyum para lansia yang antusias mengikuti senam bersama. Mereka datang dari berbagai kecamatan seperti Punung, Pacitan, Pringkuku, hingga Donorojo. Tak kurang dari 700 undangan hadir, termasuk 250 lansia yang tampak tampil rapi dan bahagia, sebagian diantaranya didampingi keluarga.

    Pagelaran Tari Gambyong membuka acara dengan nuansa budaya yang hangat. Dalam laporannya, Plt. Kepala Dinas Sosial Kabupaten Pacitan, Khemal Pandu Pratikna, menyebut kegiatan ini sebagai bentuk nyata kepedulian lintas generasi terhadap kesejahteraan lansia. “Ini ruang pertemuan yang menyenangkan, penuh manfaat, dan sarat nilai sosial,” ujarnya.

    Rangkaian kegiatan pun berlangsung meriah. Siswa SMPN 1 Punung membacakan puisi dan surat cinta untuk lansia, disambung penampilan Reog Ponorogo, pertunjukan musik nostalgia, hingga permainan interaktif yang membuat suasana makin akrab.

    Di sisi lain, sejumlah layanan digelar untuk menambah manfaat acara. Pemeriksaan kesehatan gratis, donor darah, serta bazar UMKM ikut meramaikan lokasi. Titik puncaknya adalah penyaluran bantuan dari Kementerian Sosial RI melalui Sentra Terpadu Kartini Temanggung senilai lebih dari Rp 363 juta. Bantuan tersebut mencakup kursi roda, tongkat penuntun, paket sembako, nutrisi, hingga perlengkapan perawatan diri untuk ratusan lansia.

    Dewi Suhartini, Kepala Sentra Terpadu Kartini, dalam sambutannya menggarisbawahi pentingnya menciptakan lingkungan sosial yang mendukung kebahagiaan lansia. “Bukan sekadar bantuan, tapi bagaimana mereka merasa dihargai, diikutsertakan, dan diakses dalam layanan yang layak,” tuturnya.

    Wakil Bupati Pacitan, Gagarin Sumrambah, yang hadir mewakili Bupati, menyampaikan apresiasi kepada semua pihak. Ia menegaskan bahwa keberpihakan kepada lansia adalah bagian penting dari upaya pengentasan kemiskinan. “Kami ingin memastikan para lansia hidup dengan tenang, sehat, dan tetap memiliki peran,” katanya.

    Gagarin juga menyoroti perlunya data lansia yang akurat untuk memastikan bantuan sosial tepat sasaran. “Kami minta OPD bekerja lebih konkret dalam verifikasi dan pemutakhiran data di lapangan,” tegasnya.

    Melalui gelaran ini, Pacitan menunjukkan bahwa merawat lansia bukan hanya tentang memberi, tapi juga tentang hadir, menghargai, dan membersamai mereka dalam suka cita. HLUN 2025 pun menjadi bukti bahwa usia lanjut bukanlah penghalang untuk tetap bahagia dan berdaya. (tri/ian)

  • Bocah SD di Temanggung Tewas Terseret Banjir saat Berenang di Sungai
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        7 Mei 2025

    Bocah SD di Temanggung Tewas Terseret Banjir saat Berenang di Sungai Regional 7 Mei 2025

    Bocah SD di Temanggung Tewas Terseret Banjir saat Berenang di Sungai
    Tim Redaksi

    TEMANGGUNG, KOMPAS.com
    — Seorang bocah sekolah dasar (SD) di Kabupaten
    Temanggung
    , Jawa Tengah, tewas setelah terseret arus banjir saat sedang berenang di Sungai Bulu, Dusun Menayu, Desa/Kecamatan Bulu, Rabu (7/5/2025).
    Korban berinisial SA (9) dilaporkan berenang bersama empat temannya saat kejadian terjadi sekitar pukul 14.30 WIB.
    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Temanggung, Totok Nursetyanto, menjelaskan bahwa pihaknya awalnya mendapat laporan ada anak yang
    terseret banjir
    saat memancing.
    “Ternyata anak-anak ini ciblon (berenang),” ujar Totok saat dihubungi Kompas.com.
    Totok mengatakan, salah satu teman SA sempat mencoba menolong dengan meraih tangannya, namun tak berhasil karena derasnya arus sungai.
    “Tangan SA sempat diraih oleh salah satu temannya, tetapi gagal diselamatkan karena tidak kuat menahan arus,” ungkapnya.
    Meski hujan tidak terlalu deras di lokasi kejadian, banjir diduga berasal dari bagian hulu sungai yang mengalami hujan lebih intens.
    “Sebenarnya hujan saat itu tidak lebat. Namun, banjir di bagian hulu ditengarai memicu derasnya air di bagian hilir,” jelas Totok.
    Setelah dilakukan pencarian selama sekitar 1,5 jam, korban ditemukan sekitar 3 kilometer dari lokasi awal tenggelam. SA ditemukan warga dalam kondisi sudah tidak bernyawa dan berada di daratan, kemudian dievakuasi oleh tim penyelamat.
    “Selamat 1,5 jam kemudian, survivor (SA) ditemukan 3 kilometer dari lokasi awal,” tambahnya.
    Totok mengimbau agar anak-anak tidak bermain di sungai, terutama di masa transisi musim penghujan ke kemarau, karena potensi banjir kiriman dari hulu masih tinggi dan tidak bisa diprediksi.
    “Kami mengimbau agar anak-anak menghindari bermain di sungai, lebih-lebih pada transisi musim penghujan ke musim kemarau,” tandasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kakak Wanita Tewas Dicor Bongkar Kebohongan Joko, Tegaskan Dwi Hastuti Dibunuh Bukan karena Asmara – Halaman all

    Kakak Wanita Tewas Dicor Bongkar Kebohongan Joko, Tegaskan Dwi Hastuti Dibunuh Bukan karena Asmara – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Fakta baru kasus wanita tewas dicor di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, dibongkar oleh kakak korban Yunianto.

    Ia membantah adiknya Dwi Hastuti (48) memiliki hubungan spesial dengan pelaku Joko Nur Setyawan (34).

    “Tidak ada hubungan spesial seperti dikatakan oleh pelaku,” tegasnya, dikutip dari kanal YouTube tvOneNews, Senin (5/5/2025).

    Yunianto dalam kesempatannya menegaskan, secara pribadi dirinya tidak mengenal Joko secara dekat.

    Meskipun demikian, ia memang sempat bertemu dengannya dalam sebuah acara.

    “Tidak terlalu kenal, ketemu pelaku saat kegiatan mengantar Paguyuban Reog ke Temanggung,” tambah dia.

    Yunianto lalu menceritakan awal mula adiknya dilaporkan hilang sejak 14 Februari 2025 lalu.

    Sejak Dwi Hastuti tak ada kabar, pihak keluarga sudah curiga dengan Joko Nur.

    “Dari pihak keluarga terutama saya sendiri sudah curiga dengan pelaku. Karena (motifnya) bukan asmara seperti diviralkan itu,” sebut Yunianto.

    Memang diketahui antara pelaku dan korban sedang terlibat permasalahan perihal mobil rental.

    Mobil milik korban sengaja dibawa pelaku untuk disewakan.

    Namun dalam perjalanan, mobil tersebut digadaikan oleh pelaku.

    “Maka adek saya mencari keberadaan mobilnya di mana.,” tambahnya.

    Yunianto mengaku mencari mobilnya seorang diri tanpa didampingi polisi maupun keluarga.

    Dwi Hastuti juga sempat curhat terkait masalah ini dan meminta saran kepada teman-temannya semasa sekolah.

    “Terus dia inisiatif mencari pelaku itu untuk menunjukkan mobilnya di mana,” papar Yunianto.

    Terakhir, Yunianto meyakini pelaku sudah merencanakan pembunuhan terhadap korban.

    Sedangkan terkait motifnya, ia yakin bukan persoalan asmara.

    “Ini tentang mobil rental, kepemilikan harta. Joko sudah ada niat jahat dari awal,” tandasnya.

    Kasat Reskrim Polres Wonogiri, Iptu Agung Sadewo memberikan pernyataan berbeda terkait hubungan pelaku dan korban.

    Berdasarkan keterangan Joko Nur, ia mengakui menjalin asmara dengan Dwi Hastuti.

    Keduanya sudah saling mengenal sejak Oktober 2024 lalu.

    Sebelum dibunuh, korban juga sempat minta dinikahi.

    “Korban ini meminta untuk dinikahi oleh pelaku.”

    “Namun, pelaku karena sudah berkeluarga di situlah mulai muncul emosi daripada pelaku,” ujar dia, dikutip dari kanal YouTube tvOneNews.

    Selain asmara, lanjut Iptu Agung ada motif lain, yakni masalah utang sebesar Rp15 juta.

    Polisi masih terus mendalami kasus ini termasuk menelusuri barang-barang berharga milik korban yang hilang.

    Sementara latar belakang dari pelaku adalah sopir bus.

    “Dia adalah pengemudi bus. Untuk rekam jejak kriminal belum ada,” beber Iptu Agung.

    Polisi untuk sementara menjerat tersangka dengan pasal 338 KUHP mengatur tentang tindak pidana pembunuhan dengan pidana penjara paling lama 15 tahun.

    Joko di hadapan polisi mengakui korban adalah selingkuhannya, karena dirinya sudah beristri dan memiliki 2 anak.

    “Motifnya dia itu ngejar saya ingin dinikahi, saya tidak mau karena saya sudah punya anak istri.”

    “Motif lain saya punya pinjaman Rp 15 juta,” katanya, dikutip dari TribunSolo.com.

    Joko turut mengakui, dirinyalah pelaku tunggal dalam kasus ini.

    “Saya cekik dari belakang. Setelah (korban meninggal) dikubur di belakang rumah, saya kubur dengan tanah, saya cor biar tidak bau. Tidak ada yang membantu, saya sendiri,” tandasnya.

    Informasi tambahan, kasus ini mulai terungkap saat polisi menerima laporan penemuan mayat dicor pada 1 Mei 2025 kemarin.

    Lokasinya di rumah orang tua pelaku, di sebuah rumah sederhana di Dusun Brubuh, Desa Ngadirojo Lor, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Alasan Pria Bunuh Wanita Hingga Cor Jasadnya di Wonogiri, Ogah Nikahi dan Punya Utang Rp15 Juta

    (Tribunnews.com/Endra)(TribunSolo.com/Erlangga Bima Sakti)

  • Hasil Autopsi Ungkap Penyebab Kematian Sugeng Parwoto di Gunung Merbabu – Halaman all

    Hasil Autopsi Ungkap Penyebab Kematian Sugeng Parwoto di Gunung Merbabu – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kapolres Boyolali, AKBP Rosyid Hartanto, mengonfirmasi tidak terdapat tanda-tanda kekerasan pada tubuh Sugeng Parwoto (50), pendaki yang ditemukan meninggal setelah hilang di Gunung Merbabu.

    Sugeng, yang berasal dari Temanggung, diduga meninggal akibat luka dalam setelah tergelincir saat mendaki melalui jalur Timboa, Dukuh Margomulyo, Desa Ngadirojo, Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

    Sugeng Parwoto dilaporkan hilang pada Jumat (18/4/2025), saat mendaki Gunung Merbabu.

    Setelah pencarian yang dilakukan oleh tujuh pendaki lainnya, jenazahnya baru ditemukan sepekan kemudian, Jumat (25/4/2025). 

    “Dari hasil autopsi tidak ada hal yang mencurigakan. Penyebab dari kematiannya karena benda tumpul,”  kata Kapolres Boyolali, AKBP Rosyid Hartanto.

    Ia menambahkan, Sugeng mengalami pendarahan di bagian dalam kepala, namun tidak ada pendarahan di bagian luar, yang mengindikasikan tidak ada kekerasan pada tubuh korban.

    Berdasarkan olah tempat kejadian perkara (TKP), Sugeng diduga tergelincir ke jurang dan kepalanya terbentur batu.

    “Ini identik dengan luka tergelincir atau luka jatuh dari ketinggian,” imbuh Kapolres.

    Sugeng diperkirakan meninggal dunia pada hari Sabtu (19/4/2025), setelah tujuh pendaki lainnya tidak menemukan korban usai diterjang badai di lokasi flying camp di pos 5.

    Hasil pengamatan dari BMKG dan Lanud Adi Soemarmo menunjukkan adanya potensi awan cumulonimbus pada saat kejadian.

    Namun, pihak berwenang belum dapat memastikan apakah penyebab tergelincirnya korban disebabkan oleh badai atau faktor lain.

    Yang pasti tidak ada luka yang disebabkan dugaan kriminalitas. 

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Kopi Lokal Unjuk Gigi di Amsterdam Coffee Festival 2025

    Kopi Lokal Unjuk Gigi di Amsterdam Coffee Festival 2025

    Jakarta: Indonesia kembali unjuk gigi di panggung dunia. Kali ini lewat aroma kopi khas Nusantara yang sukses memikat pecinta kopi dunia di ajang Amsterdam Coffee Festival 2025. 
     
    Berkat dukungan PT Bank SMBC Indonesia Tbk (SMBC Indonesia) melalui program Daya, tiga UMKM kopi lokal yaitu Kata & Rasa, Delawa Coffee, dan Kopi Lasi berhasil tampil memukau dalam festival bergengsi tersebut.
    Membuka akses pasar internasional untuk UMKM kopi
    Sebagai salah satu produsen kopi terbesar dunia, Indonesia menyimpan potensi luar biasa. Namun, tantangan untuk menembus pasar global masih menjadi kendala bagi banyak UMKM. 
     
    Menyadari hal ini, SMBC Indonesia berkomitmen mengangkat UMKM kopi ke panggung internasional melalui pendampingan dan pemberdayaan nyata.

    “Partisipasi UMKM lokal di kancah dunia menjadi bukti daya saing kopi Indonesia di tingkat global. Kami bangga bisa membantu mereka untuk membuka peluang pasar yang lebih luas dan terus memajukan kopi sebagai bagian dari identitas ekonomi dan bangsa Indonesia di mata dunia,” kata Communications and Daya Head SMBC Indonesia, Andrie Darusman, dalam keterangan tertulis, Jumat, 25 April 2025.
     

    Ribuan pengunjung dan transaksi Euro 
    Festival yang digelar selama tiga hari ini menghadirkan lebih dari 250 eksibitor dari berbagai negara dan menarik 15.000 pengunjung. 
     
    Booth Roemah Indonesia (RIBV), tempat para UMKM kopi binaan SMBC Indonesia tampil, mencuri perhatian dengan total 3.000 pengunjung dan nilai transaksi ritel mencapai 6.000 Euro.
    Mengenal UMKM Kopi yang Tampil di Amsterdam
    Kata & Rasa: Spesialis kopi Arabica Gayo, Robusta Temanggung, dan Arabica Java Ijen. UMKM ini telah lebih dulu tampil di Daya Fest, ajang tahunan SMBC untuk mitra UMKM binaan.
    Delawa Coffee: Prosesor kopi bersertifikasi dari CSQA Italia, dikenal dengan cita rasa floral dan buah tropis pada arabika serta aroma kacang pada robusta.
    Kopi Lasi: Produksi biji kopi arabika dari lereng Gunung Marapi, Sumatra Barat, dengan kapasitas lebih dari 1 ton buah basah per minggu dan memberdayakan 53 petani lokal.
     
    Keikutsertaan UMKM ini tidak hanya memperkenalkan produk kopi khas Indonesia, tetapi juga membangun jejaring bisnis dengan pelaku industri kopi dunia.
     
    “SMBC Indonesia berkomitmen untuk merancang seluruh inisiatif pemberdayaan UMKM berdasarkan kebutuhan para pelaku usaha dalam menjaga keberlanjutan bisnis. SMBC Indonesia berharap dapat terus memberikan dampak positif bagi kemajuan UMKM di tingkat nasional maupun internasional,” ujar Andrie.

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Sosok Sugeng ASN Dinkes Temanggung Hilang saat Mendaki Gunung Merbabu, HP Sempat Terdeteksi

    Sosok Sugeng ASN Dinkes Temanggung Hilang saat Mendaki Gunung Merbabu, HP Sempat Terdeteksi

    Sosok Sugeng ASN Dinkes Temanggung Hilang saat Mendaki Gunung Merbabu, HP Sempat Terdeteksi

    TRIBUNJATENG.COM- Sugeng Parwoto (50) pria asal Temanggung, Jawa Tengah dinyatakan hilang ketika mendaki Gunung Merbabu sejak Jumat (18/4/2025). 

    Kepala Sub Bagian (Kasubag) Tata Usaha Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb) Nurpana Sulaksosno membenarkan adanya kabar pendaki hilang tersebut.

    Nurpana mengatakan bahwa Sugeng mendaki bukan di jalur resmi.

    “Pendaki atas nama Sugeng Parwoto mendaki lewat Timboa bagian timur yang bukan jalur resmi,” kata Nurpana saat dikonfirmasi, Senin (21/4/2025), dikutip dari Tribun Solo.

    Nurpana menyebut, Sugeng Parwoto melakukan pendakian Gunung Merbabu pada Jumat (21/4/2025) melalui jalur ilegal Blok Timboa, Dusun Margomulyo, Desa Ngadirojo, Kecamatan Gladagsari, Kabupaten Boyolali, 

    Jawa Tengah.

    “Kami menerima laporan pendaki hilang pada Minggu (20/4/2025),” terang Nurpana.

    Lebih lanjut, Nurpana mengatakan, ponsel milik Sugeng sempat terdeteksi berada di antara pos 2 dan 3 jalur pendakian Gunung Merbabu pada Senin pukul 12.10 WIB, tepatnya berjarak 200 meter dari jalur.

    “Pukul 12.50, enam orang dari base camp Timboa berangkat untuk melakukan penyisiran di area tersebut,” jelas dia. 

    Setelah 4 jam penyisiran, tim gabungan menemukan barang-barang Sugeng di pos 5 jalur pendakian Gunung Merbabu via Timboa.

    Barang-barang milik korban yang ditemukan di antaranya berupa sepatu dan jas hujan.

    Namun sayangnya, pencarian terpaksa dihentikan sementara lantaran cuaca berkabut.

    Nurpana mengatakan, pencarian dilakukan dengan penyisiran pada tiga titik.

    Regu 1 yang berjumlah 4 orang melakukan penyisiran ke arah Gumuk Kethu, Regu 2 terdiri dari 12 orang berangkat menuju Kedung Wewe arah simpang pos 1, dan Regu 3 berjumlah 15 orang melakukan penyisiran menuju pos 3 jalur lama. 

    “Namun hari ini hasilnya nihil, survivor belum ditemukan,” jelasnya.

    Sugeng Parwoto adalah warga Karajan RT 4 RW 4 Tlogorejo, Temanggung.

    Sugeng merupakan salah satu aparatur sipil negara (ASN) di Pemkab Temanggung.

    Ia bertugas di Dinas Kesehatan (Dinkes) Temanggung.

    Pejabat dan sejumlah pegawai Dinkes Temanggung pun mendatangi posko pencarian di Basecamp Timboa.

    Sekretaris Dinkes Kabupaten Temanggung, Saninto Budi Setyawan juga terlihat berada di posko pencarian.

    Sugeng ternyata asisten apoteker.

    Ia telah 25 tahun bertugas di Dinkes Temanggung.

    (*)