kab/kota: Teluk Wondama

  • Papua Barat, China jajaki kerja sama sains dan inovasi berkelanjutan

    Papua Barat, China jajaki kerja sama sains dan inovasi berkelanjutan

    Manokwari (ANTARA) – Pemerintah China bersama Pemerintah Provinsi Papua Barat menggelar pertemuan strategis untuk memperkuat kerja sama pengembangan riset, sains, teknologi dan pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan.

    Pertemuan tersebut berlangsung di kantor gubernur, Manokwari, Senin, yang dihadiri Ketua Delegasi Tiongkok Presiden Akademisi Internasional Pusat Inovasi Sains dan Teknologi Profesor C.C. Chan bersama sejumlah peneliti serta investor dari Tiongkok.

    Profesor Chan mengatakan pertemuan strategis menjadi wadah penjajakan peluang kemitraan China dengan Papua Barat untuk pengembangan riset, inovasi teknologi, serta pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan.

    “Tiongkok mau bantu Papua Barat bagaimana kelola sumber daya alam tapi tetap ramah terhadap lingkungan,” kata Chan.

    Menurut dia, kerja sama dengan China dapat memberikan dampak positif bagi Papua Barat guna merealisasikan transformasi ekonomi menuju daerah yang semakin maju, mandiri, serta mengutamakan ilmu pengetahuan dan teknologi.

    Selain potensi riset dan investasi, pertemuan juga menekankan pentingnya penguatan hubungan persahabatan antarbangsa sebagai dasar pembangunan berkelanjutan yang inklusif di kawasan timur Indonesia.

    “Papua kaya sumber daya alam dan energi. Harus dikelola dengan baik,” ujar dia.

    Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan menyambut kedatangan Ketua Delegasi Tiongkok Presiden Akademisi Internasional Pusat Inovasi Sains dan Teknologi Profesor C.C. Chan bersama rombongan di Bandara Rendani Manokwari, Senin (6/10/2025). ANTARA/Fransiskus Salu Weking

    Menurut Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan. kerja sama itu akan menjadi langkah awal membangun kolaborasi strategis dalam mewujudkan pembangunan ekonomi daerah berbasis pengetahuan dan inovasi hijau.

    Pertemuan Pemerintah Provinsi Papua Barat dengan delegasi China tentu memperkuat jejaring hubungan antarbangsa yang menjadi dasar terciptanya kemitraan jangka panjang di kawasan timur Indonesia.

    “Kunjungan delegasi punya makna mendalam karena bertepatan dengan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia dan Tiongkok,” ujar dia.

    Menurut Dominggus, pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan melalui konsep kerja sama antarbangsa memberikan dampak terhadap peningkatan perekonomian daerah dan masyarakat lokal di wilayah Papua Barat.

    Ada sejumlah sektor sumber daya alam potensial yang dapat dikembangkan melalui kerja sama pembangunan berkelanjutan antara lain, sektor energi terbarukan, perikanan, perkebunan, dan pariwisata.

    “Termasuk pengembangan sumber daya manusia, kesehatan, infrastruktur, transportasi, dan pendidikan juga bisa dikerjasamakan demi kemajuan daerah,” ujar dia.

    Pertemuan Delegasi China dengan Pemerintah Provinsi Papua Barat turut dihadiri Bupati Teluk Wondama Elysa Auri, Wakil Bupati Manokwari Muigiyono, dan sejumlah pimpinan organisasi perangkat daerah lingkup provinsi.

    Pertemuan itu diakhiri dengan penandatangan kerja sama antara Pemerintah Provinsi Papua Barat dengan International Academicians Science and Technology Innovation Centre/IASTIC Tiongkok.

    Pewarta: Fransiskus Salu Weking
    Editor: Virna P Setyorini
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pelni hadirkan hotel terapung dukung perayaan Satu Abad Teluk Wondama

    Pelni hadirkan hotel terapung dukung perayaan Satu Abad Teluk Wondama

    Kami bangga dapat berkontribusi dalam perayaan Satu Abad Peradaban Teluk Wondama melalui pemanfaatan KM Sinabung sebagai hotel terapung

    Manokwari (ANTARA) – PT Pelayaran Nasional Indonesia Persero (Pelni) menghadirkan Kapal Motor (KM) Sinabung sebagai hotel terapung guna mendukung perayaan Satu Abad Peradaban di Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, pada 24-28 Oktober 2025.

    Direktur Usaha Angkutan Penumpang Pelni Nuraini Dessy dihubungi di Manokwari, Jumat, mengatakan penyediaan kapal penumpang sebagai hotel terapung merupakan bentuk dukungan BUMN terhadap kegiatan berskala besar di daerah, khususnya Papua Barat.

    “Kami bangga dapat berkontribusi dalam perayaan Satu Abad Peradaban Teluk Wondama melalui pemanfaatan KM Sinabung sebagai hotel terapung,” kata Dessy.

    Ia mengatakan KM Sinabung dijadwalkan melayani rute Manokwari–Wasior dan berfungsi sebagai akomodasi bagi tamu undangan pada dua periode, yaitu 24-25 Oktober dan 26-28 Oktober 2025.

    Langkah tersebut tidak hanya mendukung kegiatan kerohanian, pariwisata dan budaya di Teluk Wondama, tetapi juga menjadi upaya Pelni memperluas fungsi kapal penumpang sebagai sarana inovatif di luar layanan transportasi reguler.

    “Kami berharap inisiatif ini dapat menjadi model sinergi berkelanjutan untuk mendukung kegiatan serupa di masa mendatang, sekaligus memberi dampak positif bagi masyarakat lokal,” ujarnya.

    Kepastian dukungan Pelni tersebut ditandai dengan penandatanganan kerja sama penyediaan hotel terapung dilakukan Direktur Usaha Angkutan Penumpang PELNI Nuraini Dessy dan Bupati Teluk Wondama Elysa Auri, di Kantor Pelni Jakarta, Kamis (2/10).

    “Ini adalah wujud nyata komitmen Pelni dalam mendukung pariwisata di Papua Barat, sekaligus memberikan pengalaman bagi tamu undangan dengan fasilitas akomodasi terapung yang nyaman dan modern,” ujar Dessy.

    Bupati Teluk Wondama Elysa Auri mengatakan hunian terapung merupakan solusi terbaik dalam mengatasi keterbatasan sarana akomodasi, sebab panitia memprediksi jumlah tamu dari seluruh Tanah Papua mencapai 20 ribu orang.

    Perayaan satu abad Situs Aitumeri pada 25 Oktober 2025 merupakan sejarah peradaban orang asli Papua mengenal pendidikan formal melalui sekolah yang didirikan Pendeta I.S Kijned di Kampung Miei, Distrik Wasior, 25 Oktober 1925.

    Sekolah yang didirikan Pendeta Is Kijne ketika menjalani misi pewartaan agama Kristen di Tanah Papua kemudian berkembang menjadi pusat pendidikan bagi orang asli Papua kala itu.

    Pewarta: Ali Nur Ichsan
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Keindahan Laut hingga Pegunungan Jadi Menu Utama

    Keindahan Laut hingga Pegunungan Jadi Menu Utama

    Manokwari: Papua Barat Journey 2025, sebuah ekspedisi kolaboratif akan diselenggarakan pada 11–19 November 2025 di Manokwari dan Teluk Wondama. Mulai dari birunya laut Teluk Doreri hingga heningnya rimba Pegunungan Arfak, lalu berlayar menuju Teluk Wondama akan menjadi menu utama ekspedisi tersebut.

    Program ini memadukan petualangan, konservasi laut, dan pengalaman budaya otentik, dengan tujuan menghadirkan Papua Barat sebagai destinasi kelas dunia yang berakar pada identitas budaya serta harmoni dengan alam.

    Ketua Ketapang Dive Community, Alexander R. Sitanala, menjelaskan bahwa Papua Barat Journey 2025 merupakan ekspedisi wisata bahari yang difokuskan di Kabupaten Manokwari, tepatnya di perairan Teluk Doreri, wisata pengamatan burung di Kampung Kwau, serta wisata bawah laut di Kabupaten Teluk Wondama.
     

    “Papua Barat Journey 2025 diinisiasi oleh Ketapang Dive Community dan Rekam Dive Academy, dengan misi besar membuka pesona bahari di Papua Barat agar lebih dikenal. Selain itu, juga merangkul masyarakat adat sebagai fondasi utama tanpa merusak tatanan adat yang sudah terbentuk dan masih terjaga hingga saat ini,” ujar Alexander dalam keterangan tertulis.

    Ia menambahkan, ekspedisi ini bertujuan membentuk jalur wisata baru di Papua Barat sehingga dapat lebih dikenal di tingkat nasional maupun internasional. Kegiatan awal yang sudah dilakukan meliputi survei dan pelatihan bagi masyarakat adat berupa training pemandu wisata selam dan konservasi laut, dilanjutkan dengan pelatihan pertanian dan agrowisata untuk memperkuat kemandirian masyarakat lokal.

    “Papua Barat telah kehilangan Raja Ampat. Untuk itu, melalui Papua Barat Journey 2025, kami memperkenalkan spot wisata baru yang tidak kalah indahnya, dengan keunikan budaya masyarakat, seperti di Teluk Doreri dan Teluk Wondama,” lanjut Alexander.

    Berikut ini rangkaian program utama Papua Barat Journey 2025:

    – Pembukaan di Teluk Doreri – Orientasi peserta dan pengenalan visi program.
    – Penyelaman Sejarah – Ekspedisi bawah laut di situs Perang Dunia II (Shinwa Maru, Cross Wreck), ditambah kegiatan konservasi laut berupa transplantasi karang dan pelepasan tukik.
    – Trekking dan Pengamatan Burung di Kampung Kwau, Pegunungan Arfak – Menikmati biodiversitas Papua Barat sambil berinteraksi dengan komunitas adat.
    – Eksplorasi Kepulauan Teluk Wondama – Sailing menuju titik penyelaman unggulan, disambut dengan upacara adat autentik.
    – Penutupan di Teluk Wondama – Diskusi reflektif mengenai langkah selanjutnya untuk pelestarian dan pengembangan pariwisata berkelanjutan.

    Melalui ekspedisi ini, Papua Barat diharapkan bukan sekadar destinasi wisata, melainkan ruang hidup yang kaya akan budaya, sejarah, dan keanekaragaman hayati. Dengan semangat pemberdayaan dan kolaborasi, ekspedisi ini diproyeksikan menjadi simbol pariwisata berkelanjutan Indonesia Timur.

    Manokwari: Papua Barat Journey 2025, sebuah ekspedisi kolaboratif akan diselenggarakan pada 11–19 November 2025 di Manokwari dan Teluk Wondama. Mulai dari birunya laut Teluk Doreri hingga heningnya rimba Pegunungan Arfak, lalu berlayar menuju Teluk Wondama akan menjadi menu utama ekspedisi tersebut.
     
    Program ini memadukan petualangan, konservasi laut, dan pengalaman budaya otentik, dengan tujuan menghadirkan Papua Barat sebagai destinasi kelas dunia yang berakar pada identitas budaya serta harmoni dengan alam.
     
    Ketua Ketapang Dive Community, Alexander R. Sitanala, menjelaskan bahwa Papua Barat Journey 2025 merupakan ekspedisi wisata bahari yang difokuskan di Kabupaten Manokwari, tepatnya di perairan Teluk Doreri, wisata pengamatan burung di Kampung Kwau, serta wisata bawah laut di Kabupaten Teluk Wondama.
     

    “Papua Barat Journey 2025 diinisiasi oleh Ketapang Dive Community dan Rekam Dive Academy, dengan misi besar membuka pesona bahari di Papua Barat agar lebih dikenal. Selain itu, juga merangkul masyarakat adat sebagai fondasi utama tanpa merusak tatanan adat yang sudah terbentuk dan masih terjaga hingga saat ini,” ujar Alexander dalam keterangan tertulis.
     
    Ia menambahkan, ekspedisi ini bertujuan membentuk jalur wisata baru di Papua Barat sehingga dapat lebih dikenal di tingkat nasional maupun internasional. Kegiatan awal yang sudah dilakukan meliputi survei dan pelatihan bagi masyarakat adat berupa training pemandu wisata selam dan konservasi laut, dilanjutkan dengan pelatihan pertanian dan agrowisata untuk memperkuat kemandirian masyarakat lokal.
     
    “Papua Barat telah kehilangan Raja Ampat. Untuk itu, melalui Papua Barat Journey 2025, kami memperkenalkan spot wisata baru yang tidak kalah indahnya, dengan keunikan budaya masyarakat, seperti di Teluk Doreri dan Teluk Wondama,” lanjut Alexander.
     
    Berikut ini rangkaian program utama Papua Barat Journey 2025:
     
    – Pembukaan di Teluk Doreri – Orientasi peserta dan pengenalan visi program.
    – Penyelaman Sejarah – Ekspedisi bawah laut di situs Perang Dunia II (Shinwa Maru, Cross Wreck), ditambah kegiatan konservasi laut berupa transplantasi karang dan pelepasan tukik.
    – Trekking dan Pengamatan Burung di Kampung Kwau, Pegunungan Arfak – Menikmati biodiversitas Papua Barat sambil berinteraksi dengan komunitas adat.
    – Eksplorasi Kepulauan Teluk Wondama – Sailing menuju titik penyelaman unggulan, disambut dengan upacara adat autentik.
    – Penutupan di Teluk Wondama – Diskusi reflektif mengenai langkah selanjutnya untuk pelestarian dan pengembangan pariwisata berkelanjutan.
     
    Melalui ekspedisi ini, Papua Barat diharapkan bukan sekadar destinasi wisata, melainkan ruang hidup yang kaya akan budaya, sejarah, dan keanekaragaman hayati. Dengan semangat pemberdayaan dan kolaborasi, ekspedisi ini diproyeksikan menjadi simbol pariwisata berkelanjutan Indonesia Timur.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (PRI)

  • Semangat dari Timur Anak Papua Hadirkan Inspirasi di OGI 2025

    Semangat dari Timur Anak Papua Hadirkan Inspirasi di OGI 2025

    Jakarta: Perjalanan panjang ditempuh Berheta Simuna untuk bisa hadir di Jakarta mengikuti Olimpiade Genomik Indonesia (OGI) 2025. 

    “Saya bersama kakak pendamping naik motor dari rumah ke Pelabuhan Saengga selama 5 menit. Setelah itu menuju Pelabuhan Teluk Bintuni selama 4 jam. Kami menginap 1 malam di Teluk Bintuni. Esok hari, kami berangkat pukul 1 naik mobil selama 7 jam menuju Manokwari. Setelah istirahat 1 malam, esoknya kami naik pesawat menuju Sorong selama 50 menit, lalu melanjutkan perjalanan ke Jakarta 4 jam dengan pesawat. Setiba di Bandara Soekarno-Hatta langsung menuju Universitas Indonesia selama 1 jam 30 menit,” tutur Berheta.

    Berheta adalah siswa kelas 12 SMA Negeri Saengga, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat. Ia hadir sebagai salah satu finalis OGI 2025, bersama Prajanita Oktavianty Korowa (SD Katolik Santa Lauren Bintuni, Kabupaten Teluk Wondama) serta Varrent Vemaria Val Rooey (SD Inpres Kokas, Kabupaten Fakfak). Mereka berhasil menyisihkan 108 siswa Papua sejak babak penyisihan.

    “Di sini saya dapat banyak teman, banyak belajar, dan mencoba praktik dengan alat-alat laboratorium. Bentuknya berbeda-beda, tapi namanya tetap sama. Itu membuat kami agak bingung, apalagi saat eksperimen dan presentasi. Saat mengerjakan soal juga sempat keliru, karena pertanyaan panjang tapi jawabannya pendek. Tapi saya anggap ini proses belajar. Saya senang sekali bisa melihat laboratorium DNA di Regene. Itu pengalaman pertama,” ujar Berheta penuh semangat.

    Ada pula pengalaman unik yang ia alami di Jakarta. Berheta selalu memakai masker, bukan karena pandemi, melainkan karena tidak tahan dengan dinginnya AC.

    “Saya tidak bisa kena dingin terlalu lama, jadi pusing dan mual. Tapi puji Tuhan, lama-lama bisa beradaptasi. Nanti kalau pulang ke sekolah, saya akan menceritakan pengalaman ini: mulai dari perjalanan, bertemu kakak pendamping, hingga belajar presentasi,” ujarnya riang.

    Awalnya Berheta bercita-cita menjadi dosen atau advokat untuk mengadvokasi pendidikan di Papua. Namun setelah mengikuti OGI, ia mulai bermimpi baru. “Setelah lihat Universitas Indonesia, saya terpanggil. Kalau ada kesempatan, saya ingin masuk Biologi UI,” katanya mantap.

    Berheta pun berpesan kepada teman-teman sebayanya: “Semangat belajar, berdoa, dan berusaha. Kita tidak tahu apa yang terjadi di depan, semuanya Tuhan
    yang menentukan. Dari OGI saya belajar bahwa semua butuh perjuangan, kesabaran, ketabahan, dan banyak bersyukur.”
     
    Papua Barat: Potensi Besar, Tantangan Nyata

    Teluk Bintuni, kampung halaman Berheta, adalah wilayah kaya dengan ekosistem mangrove luar biasa dan komunitas multi-suku yang hidup harmonis. Namun akses pendidikan dan infrastruktur masih menjadi tantangan.

    Berbagai inisiatif telah hadir, seperti UNIMUTU, Kartu Teluk Bintuni Smart, dan sekolah-sekolah mandiri lokal, sebuah bukti nyata bahwa upaya mencerdaskan generasi Papua terus berjalan.
     
    Partisipasi OGI 2025: Merata dari Sabang sampai Merauke

    Data peserta menunjukkan antusiasme luas dari seluruh provinsi Indonesia. Jawa Timur menjadi provinsi dengan peserta terbanyak (374), disusul Jawa Barat (301), Sumatera Utara (222), dan DKI Jakarta (215). Papua Barat sendiri menorehkan partisipasi 106 siswa.

    Sementara itu, provinsi dengan peserta relatif sedikit antara lain Kepulauan Bangka Belitung (1), Sulawesi Utara (2), Papua Tengah (3), dan Sulawesi Barat (3). Secara keseluruhan, peserta OGI tersebar hampir di seluruh provinsi, menunjukkan semangat bersama untuk maju dalam sains dan genomika.
     
    OGI, Miniatur Indonesia

    Penyelenggaraan OGI 2025 menuai apresiasi dari berbagai pihak. Shinryu Aditya Viriyajetu, wali salah satu finalis asal SMPK Santa Clara Surabaya, menilai OGI melampaui standar olimpiade pada umumnya berkat keseriusan panitia dan kualitas konten.

    “OGI itu miniatur Indonesia. Anak-anak cepat akrab, bergembira, berproses bersama, dan belajar menghargai perbedaan. Saya juga terkesan pada peserta dari daerah afirmasi yang semangat juangnya luar biasa,” ujarnya.

    Ia pun menutup dengan harapan sederhana, “Semoga bisa bertemu kembali di OGI 2026.”

    Jakarta: Perjalanan panjang ditempuh Berheta Simuna untuk bisa hadir di Jakarta mengikuti Olimpiade Genomik Indonesia (OGI) 2025. 
     
    “Saya bersama kakak pendamping naik motor dari rumah ke Pelabuhan Saengga selama 5 menit. Setelah itu menuju Pelabuhan Teluk Bintuni selama 4 jam. Kami menginap 1 malam di Teluk Bintuni. Esok hari, kami berangkat pukul 1 naik mobil selama 7 jam menuju Manokwari. Setelah istirahat 1 malam, esoknya kami naik pesawat menuju Sorong selama 50 menit, lalu melanjutkan perjalanan ke Jakarta 4 jam dengan pesawat. Setiba di Bandara Soekarno-Hatta langsung menuju Universitas Indonesia selama 1 jam 30 menit,” tutur Berheta.
     
    Berheta adalah siswa kelas 12 SMA Negeri Saengga, Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat. Ia hadir sebagai salah satu finalis OGI 2025, bersama Prajanita Oktavianty Korowa (SD Katolik Santa Lauren Bintuni, Kabupaten Teluk Wondama) serta Varrent Vemaria Val Rooey (SD Inpres Kokas, Kabupaten Fakfak). Mereka berhasil menyisihkan 108 siswa Papua sejak babak penyisihan.

    “Di sini saya dapat banyak teman, banyak belajar, dan mencoba praktik dengan alat-alat laboratorium. Bentuknya berbeda-beda, tapi namanya tetap sama. Itu membuat kami agak bingung, apalagi saat eksperimen dan presentasi. Saat mengerjakan soal juga sempat keliru, karena pertanyaan panjang tapi jawabannya pendek. Tapi saya anggap ini proses belajar. Saya senang sekali bisa melihat laboratorium DNA di Regene. Itu pengalaman pertama,” ujar Berheta penuh semangat.
     
    Ada pula pengalaman unik yang ia alami di Jakarta. Berheta selalu memakai masker, bukan karena pandemi, melainkan karena tidak tahan dengan dinginnya AC.
     
    “Saya tidak bisa kena dingin terlalu lama, jadi pusing dan mual. Tapi puji Tuhan, lama-lama bisa beradaptasi. Nanti kalau pulang ke sekolah, saya akan menceritakan pengalaman ini: mulai dari perjalanan, bertemu kakak pendamping, hingga belajar presentasi,” ujarnya riang.
     
    Awalnya Berheta bercita-cita menjadi dosen atau advokat untuk mengadvokasi pendidikan di Papua. Namun setelah mengikuti OGI, ia mulai bermimpi baru. “Setelah lihat Universitas Indonesia, saya terpanggil. Kalau ada kesempatan, saya ingin masuk Biologi UI,” katanya mantap.
     
    Berheta pun berpesan kepada teman-teman sebayanya: “Semangat belajar, berdoa, dan berusaha. Kita tidak tahu apa yang terjadi di depan, semuanya Tuhan
    yang menentukan. Dari OGI saya belajar bahwa semua butuh perjuangan, kesabaran, ketabahan, dan banyak bersyukur.”
     

    Papua Barat: Potensi Besar, Tantangan Nyata

    Teluk Bintuni, kampung halaman Berheta, adalah wilayah kaya dengan ekosistem mangrove luar biasa dan komunitas multi-suku yang hidup harmonis. Namun akses pendidikan dan infrastruktur masih menjadi tantangan.
     
    Berbagai inisiatif telah hadir, seperti UNIMUTU, Kartu Teluk Bintuni Smart, dan sekolah-sekolah mandiri lokal, sebuah bukti nyata bahwa upaya mencerdaskan generasi Papua terus berjalan.
     

    Partisipasi OGI 2025: Merata dari Sabang sampai Merauke

    Data peserta menunjukkan antusiasme luas dari seluruh provinsi Indonesia. Jawa Timur menjadi provinsi dengan peserta terbanyak (374), disusul Jawa Barat (301), Sumatera Utara (222), dan DKI Jakarta (215). Papua Barat sendiri menorehkan partisipasi 106 siswa.
     
    Sementara itu, provinsi dengan peserta relatif sedikit antara lain Kepulauan Bangka Belitung (1), Sulawesi Utara (2), Papua Tengah (3), dan Sulawesi Barat (3). Secara keseluruhan, peserta OGI tersebar hampir di seluruh provinsi, menunjukkan semangat bersama untuk maju dalam sains dan genomika.
     

    OGI, Miniatur Indonesia

    Penyelenggaraan OGI 2025 menuai apresiasi dari berbagai pihak. Shinryu Aditya Viriyajetu, wali salah satu finalis asal SMPK Santa Clara Surabaya, menilai OGI melampaui standar olimpiade pada umumnya berkat keseriusan panitia dan kualitas konten.
     
    “OGI itu miniatur Indonesia. Anak-anak cepat akrab, bergembira, berproses bersama, dan belajar menghargai perbedaan. Saya juga terkesan pada peserta dari daerah afirmasi yang semangat juangnya luar biasa,” ujarnya.
     
    Ia pun menutup dengan harapan sederhana, “Semoga bisa bertemu kembali di OGI 2026.”
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News

    (PRI)

  • BMKG umumkan peringatan banjir karena hujan tinggi sampai 20 Agustus

    BMKG umumkan peringatan banjir karena hujan tinggi sampai 20 Agustus

    Petugas Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMGK) saat memaparkan kondisi cuaca dan iklim Indonesia dalam rapat koordinasi yang dipimpin Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni di Jakarta, Senin (11/8/2025). ANTARA/M Riezko Bima Elko Prasetyo.

    BMKG umumkan peringatan banjir karena hujan tinggi sampai 20 Agustus
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Rabu, 13 Agustus 2025 – 12:29 WIB

    Elshinta.com – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi banjir akibat curah hujan tinggi yang diperkirakan berlangsung hingga 20 Agustus 2025 di sejumlah daerah, termasuk Banten, Jawa Barat, serta mayoritas wilayah Papua.

    Deputi Bidang Klimatologi BMKG Ardhasena Sopaheluwakan di Jakarta Rabu, menjelaskan bahwa pada periode tersebut beberapa kabupaten/kota di Sumatera Selatan, Bengkulu, Banten, Sulawesi Utara, Maluku, Papua, Papua Tengah, Papua Barat, dan Papua Barat Daya masuk kategori waspada.

    Sementara wilayah di Papua Tengah, Papua Barat, Papua Barat Daya, Maluku, dan Jawa Barat masuk kategori siaga. BMKG juga membagi hingga tingkat kecamatan yang berpotensi mengalami banjir kategori tinggi di antaranya untuk Kabupaten Bogor (Kecamatan Leuwiliang, Nanggung, Pamijahan), Kabupaten Sukabumi (Kabandungan), Kabupaten Sorong Selatan (Fokour, Salkma, Sawiat).

    Lalu Kabupaten Sorong (Klayili, Makbon, Maudus, Sayosa, Soyosa Timur, Sunook), Kabupaten Maluku Tengah (Amathai, Seram Utara), Kabupaten Mimika (Iwaka, Kuala Kencana, Kwamki Narama, Mimika Barat, Mimika Baru, Wemak, Tembagapura), Kabupaten Maybrat (Mare, Mare Selatan), dan Kabupaten Deiyai (Bowobado).

    Prakirawan BMKG memaparkan bahwa meski saat ini sekitar 57 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim kemarau, tetapi potensi hujan di sebagian wilayah Indonesia itu dipengaruhi oleh kombinasi fenomena atmosfer (Madden Julian Oscilliation, perlambatan dan pertemuan angin), kondisi indeks dipole mode yang bernilai rendah membuat aliran massa udara Samudera Hindia menuju Indonesia – kondisi kelokalan cuaca di masing-masing wilayah.

    Bahkan sampai dengan dasarian tiga Agustus, BMKG menyebut potensi banjir tinggi diprakirakan melanda Kabupaten Bengkulu Tengah (Permatang Tiga) dan Bengkulu Utara (Arma Jaya, Kerkap), Kota Ambon (Baguala, Teluk Ambon). Kemudian Kabupaten Maluku Tengah (Amahal, Leihitu, Leihitu Barat, Seram Utara, Seram Utara Timur Kobi, Seram Utara Timur Seti), Kabupaten Seram Barat (Inamasol, Taniwel, Taniwel Timur), dan Kabupaten Seram Timur (Bula).

    Selanjutnya Papua Barat, potensi banjir tinggi diperkirakan terjadi di Kabupaten Fakfak (Fakfak Timur, Kokas, Mbahamdandara Barat, Teluk Patipi), Kabupaten Teluk Wondama (Rosiel, Roon, Teluk Duairi, Wasior), dan Kabupaten Sorong (Klauili, Makbon, Maudus, Sayosa Timur, Sunook).

    Sementara banjir tinggi selanjutnya sampai dasarian ketiga wilayah yang terancam banjir di Papua Barat Daya; Maybrat (Mare, Silalawat, Sayosa) dan Sorong (Wemak).

    Dengan begitu, BMKG mengingatkan masyarakat di daerah terdampak untuk mewaspadai potensi genangan dan banjir dengan mengikuti pedoman keselamatan/evakuasi dari petugas pemerintah di daerah, terutama bagi yang berada di wilayah dengan topografi rendah – daerah aliran sungai yang rawan meluap.

    Sumber : Antara

  • TNI AL tetap siaga walau peringatan bahaya tsunami telah selesai

    TNI AL tetap siaga walau peringatan bahaya tsunami telah selesai

    Jakarta (ANTARA) – Panglima Koarmada RI, Laksamana Madya TNI Denih Hendrata memastikan TNI AL tetap bersiaga di kawasan pesisir untuk mengevakuasi warga walau peringatan bahaya tsunami sudah selesai.

    “Berdasarkan pembaruan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pukul 19.00 WITA, kondisi dinyatakan aman. Namun Koarmada RI tetap mempertahankan kesiapsiagaan hingga kondisi benar-benar dinyatakan kondusif,” kata Denih dalam siaran pers resmi yang diterima ANTARA di Jakarta, Kamis.

    Denih menjelaskan pihaknya melalui Pangkalan TNI AL (lanal) terdekat dari lokasi pesisir rawan tsunami telah membangun beberapa posko evakuasi warga.

    Dia pun mencontohkan posko yang dibangun oleh Lanal Gorontalo di mana 80 warga telah mengungsi di sana sejak kemarin, Rabu (30/7).

    Selain itu, di wilayah Papua Utara, kata Denih, Lantamal X Jayapura dan Lantamal XIV Sorong bersama satuan tugas laut Guskamla Koarmada III juga telah membangun titik evakuasi di beberapa tempat seperti Biak Numfor, Supiori, Sarmi dan Skouw.

    Selanjutnya, Denih juga telah mengerahkan beberapa KRI untuk memantau kondisi laut guna memastikan tidak adanya gelombang tinggi yang datang ke wilayah pesisir.

    “KRI Teluk Wondama, KRI Balongan-908, KRI Matabongsang-873 berada di perairan tenggara Manokwari dilaporkan dalam kondisi aman, tidak terpantau adanya anomali gelombang laut,” kata Denih.

    Hingga pemantauan pukul 22.00 WIT, Rabu (30/7), Denih memastikan kondisi laut dan pesisir dalam keadaan aman.

    “Seluruh wilayah operasi Koarmada II dan Koarmada III, termasuk perairan Halmahera Utara, Raja Ampat, Morotai dan Manokwari dilaporkan aman dan siaga,” kata Denih.

    Walau sudah dalam keadaan aman, Denih memastikan pasukannya akan tetap bersiaga guna mengantisipasi kemungkinan terburuk yakni gempa susulan yang memicu tsunami.

    “Untuk diketahui, gempa gempa bermagnitudo 8,7 skala richter mengguncang Semenanjung Kamchatka, Rusia, Rabu pagi. Gempa tersebut menimbulkan goncangan cukup besar sehingga menghasilkan gelombang laut cukup tinggi.

    Wilayah pesisir di Indonesia pun terancam terkena imbasnya, bahkan berpotensi terkena tsunami. Beberapa lokasi yang telah dinyatakan BMKG berpotensi terdampak yakni Papua, Maluku Utara, Gorontalo, dan sebagian Sulawesi Utara.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Laode Masrafi
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ratusan Siswa Serbu Kapal Perang KRI Teluk Wondama 527 di Ternate

    Ratusan Siswa Serbu Kapal Perang KRI Teluk Wondama 527 di Ternate

    Ternate, Beritasatu.com – Ratusan siswa dari berbagai sekolah di Kota Ternate, Maluku Utara, menyerbu kapal perang KRI Teluk Wondama 527 saat kapal perang milik TNI Angkatan Laut itu bersandar di Dermaga Ahmad Yani, Sabtu (14/6/2025).

    Kunjungan ini merupakan bagian dari Operasi Trisila 2025, yang membuka kesempatan bagi masyarakat untuk mengunjungi kapal tempur TNI AL tersebut.

    Dalam kunjungan terbuka ini, para pelajar diajak menjelajahi berbagai bagian kapal, termasuk anjungan kapal yang menjadi pusat kendali navigasi. Mereka bahkan diberi kesempatan mencoba sejumlah alat tempur yang ada di ruang komando.

    “Senang banget. Baru pertama kali lihat langsung kapal perang, alat-alatnya keren semua,” ujar Gracelia Anggi Tapilatu, salah satu siswa.

    Tak hanya siswa, warga umum juga memanfaatkan momen langka ini. Orang tua membawa anak-anak mereka untuk naik ke atas kapal dan berfoto. “Biasanya cuma lihat dari jauh. Ini pertama kali saya dan anak-anak bisa naik kapal perang. Jadi pengalaman yang luar biasa,” ucap Gebrina, warga Ternate.

    Wakil Komandan Satgas Operasi Trisila 25, Kolonel Laut (P) Yohanes Upang, menyebutkan, kegiatan ini merupakan bagian dari misi edukasi maritim dan pendekatan TNI AL ke masyarakat. Selain open ship, mereka juga menggelar bakti sosial, pembersihan pantai, masjid, gereja, serta promosi TNI AL ke SMA-SMA.

    “Kapal ini milik rakyat Indonesia. Kami ingin anak-anak mengenal Angkatan Laut, bahkan mungkin tertarik menjadi prajurit ke depannya,” ujarnya.

    KRI Teluk Wondama 527 merupakan jenis Landing Ship Tank (LST), yaitu kapal perang yang dirancang untuk membawa pasukan dan kendaraan tempur langsung ke wilayah pendaratan. 

    Setelah Ternate, kapal ini akan melanjutkan pelayaran ke Pulau Morotai, masih dalam rangkaian Operasi Trisila yang berlangsung selama 37 hari di wilayah perairan timur Indonesia.

  • Disdukcapil Papua Barat percepat pendataan OAP di tujuh kabupaten

    Disdukcapil Papua Barat percepat pendataan OAP di tujuh kabupaten

    Data OAP tidak hanya sebagai acuan pengalokasian dana otsus Papua, tetapi dimanfaatkan untuk penyusunan program pembangunan.

    Manokwari (ANTARA) – Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Provinsi Papua Barat berupaya mempercepat pendataan orang asli Papua (OAP) di tujuh kabupaten se-Papua Barat.

    Kepala Disdukcapil Papua Barat dr. Ria Maria Come di Manokwari, Senin, mengatakan bahwa data OAP menjadi salah satu variabel penghitungan alokasi dana otonomi khusus pada tahun 2026, dan dana tambahan infrastruktur pada tahun yang sama.

    “Kementerian Keuangan sudah kirim surat minta data OAP, jadi kami percepat penginputan. Pada tanggal 31 Mei 2025, data harus dikirim ke kementerian,” katanya.

    Ria menyebutkan jumlah OAP di tujuh kabupaten yang sudah terdata pada Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) Plus per 4 Mei 2025 sebanyak 259.779 orang (134.156 laki-laki dan 125.623 perempuan).

    Manokwari ada 87.962 orang, Fakfak 54.895 orang, Manokwari Selatan 24.997 orang, Kaimana 24.021 orang, Teluk Bintuni 23.466 orang, Pegunungan Arfak 23.414 orang, dan Teluk Wondama 21.024 orang.

    “Data ini hanya kategori 1 (ayah dan ibu asli Papua), kategori 2 (ayah asli Papua, ibu non-Papua), dan kategori 3 (Ibu asli Papua, ayah non Papua),” kata Ria menjelaskan.

    Kadisdukcapil mengatakan bahwa pihaknya telah melaksanakan monitoring dan evaluasi serta rapat koordinasi dengan disdukcapil dari tujuh kabupaten guna mempercepat pendataan OAP se-Papua Barat.

    Ditegaskan pula bahwa data OAP tidak hanya sebagai acuan pengalokasian dana otsus Papua, tetapi dimanfaatkan untuk penyusunan program pembangunan kesejahteraan masyarakat yang tepat sasaran.

    “Kami sepakat satu minggu sebelum 31 Mei sudah berikan data yang diminta Kementerian Keuangan,” ucap Ria.

    Menurut dia, pendataan OAP menggunakan pendekatan marga sejak akhir tahun 2024 yang melibatkan peran Majelis Rakyat Papua Barat (MRPB) dan dewan adat masing-masing kabupaten.

    Ia mengakui bahwa realisasi pendataan belum sesuai dengan ekspektasi karena sejumlah kendala di masing-masing kabupaten, antara lain, kualitas jaringan internet dan peralatan perekaman kurang memadai.

    Pada kesempatan itu, dia berharap agar pemerintah kabupaten memberikan dukungan berupa pengadaan peralatan dan tambahan anggaran untuk mempercepat pendataan OAP di tujuh kabupaten.

    Anggaran itu, lanjut dia, untuk melaksanakan strategi jemput bola sekaligus memperpanjang waktu operasional tenaga administrator yang menginput data ke dalam sistem SIAK Plus.

    “Layanan jemput bola harus keluar gedung, dan itu butuh biaya operasional serta peralatan yang mendukung kelancaran pendataan,” katanya.

    Sebelumnya, disdukcapil provinsi telah memfasilitasi peningkatan kapasitas operator aplikasi SIAK Plus, administrator basis data, tim verifikasi MRPB, dan tim verifikasi Dewan Adat Wilayah III Doberay.

    Pendataan OAP, kata dia, juga merupakan amanat dari Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2021 tentang Otonomi Khusus Papua, Peraturan Pemerintah Nomor 106 Tahun 2021, Perdasus Nomor 4 Tahun 2023.

    Pewarta: Fransiskus Salu Weking
    Editor: D.Dj. Kliwantoro
    Copyright © ANTARA 2025

  • KPPN ingatkan pemda di Papua Barat soal batas waktu salur DAK fisik 

    KPPN ingatkan pemda di Papua Barat soal batas waktu salur DAK fisik 

    Manokwari, Papua Barat (ANTARA) – Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Manokwari mengingatkan enam pemerintah daerah yang ada di Provinsi Papua Barat soal batas waktu penyaluran dana alokasi khusus (DAK) fisik tahap I 2025.

    Keenam pemerintah daerah itu yaitu, Pemprov Papua Barat, Pemkab Manokwari, Pemkab Manokwari Selatan, Pemkab Pegunungan Arfak, Pemkab Teluk Bintuni, dan Pemkab Teluk Wondama.

    “Sampai sekarang belum ada pengajuan penyaluran. Kalau lewati batas waktu (22 Juli 2025), maka gagal salur. Dananya dihentikan,” kata Kepala Seksi Bank KPPN Manokwari Agus Hartono di Manokwari, Papua Barat, Jumat.

    KPPN, kata dia, dalam waktu dekat akan menggelar rapat koordinasi dengan masing-masing pemerintah daerah melalui Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) serta inspektorat.

    Hal tersebut dimaksudkan supaya proses pengadaan barang dan jasa, pelelangan, hingga pendatangan kontrak kerja pelaksanaan program fisik yang dibiayai oleh APBN dapat berjalan maksimal.

    “Konsekuensinya jika gagal salur, proyek tersebut tidak didanai APBN. Pemda bisa lanjutkan, tapi dengan pendanaan dari APBD,” jelas Agus.

    Dia menduga keterlambatan pengajuan syarat penyaluran DAK fisik tahap I dipengaruhi masa transisi kepala daerah, dan kebijakan efisiensi anggaran sesuai Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2025.

    Semua dokumen yang dimaksud diunggah melalui aplikasi OMPSPAN TKD untuk dilakukan verifikasi oleh KPPN Manokwari sebelum DAK fisik tahap I disalurkan kepada setiap pemerintah daerah.

    “Misalnya, ada lima item kegiatan, tapi setelah adanya kebijakan efisiensi, maka hanya bisa dua item kegiatan. Mungkin hal itu yang memengaruhi,” katanya.

    Agus merinci total DAK fisik tahun 2025 yang dialokasikan pemerintah pusat untuk Pemprov Papua Barat sebanyak Rp50,605 miliar dan Pemkab Manokwari mencapai Rp58,075 miliar.

    Berikutnya, Pemkab Manokwari Selatan sebanyak Rp87,402 miliar, Pemkab Pegunungan Arfak Rp35,673 miliar, Pemkab Teluk Bintuni Rp39,726 miliar, dan Pemkab Teluk Wondama Rp59,818 miliar.

    “Dibanding tahun-tahun sebelumnya, April itu sudah ada penyaluran DAK fisik tahap I. Tahun ini saja yang belum sama sekali,” kata Agus.

    Pewarta: Fransiskus Salu Weking
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

  • Pansel umumkan sembilan calon terpilih DPRP Papua Barat jalur otsus

    Pansel umumkan sembilan calon terpilih DPRP Papua Barat jalur otsus

    “Penetapan calon terpilih dan calon anggota tetap (daftar tunggu) dilakukan melalui rapat pleno panitia seleksi,”

    Manokwari (ANTARA) – Panitia seleksi mengumumkan sembilan nama calon anggota terpilih Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi (DPRP) Papua Barat mekanisme pengangkatan atau jalur otonomi khusus.

    Sembilan calon itu berasal dari Manokwari 2 orang, Fakfak 2 orang, kemudian Manokwari Selatan, Pegunungan Arfak, Teluk Bintuni, Teluk Wondama, dan Kaimana masing-masing satu orang.

    Ketua panitia seleksi Yusuf Willem Sawaki di Manokwari, Rabu, mengatakan penetapan calon terpilih dilakukan secara obyektif oleh masing-masing anggota panitia seleksi tanpa intervensi pihak luar.

    Sembilan calon terpilih anggota DPRP Papua Barat jalur otsus periode 2024-2029 memiliki akumulasi nilai tertinggi dari semua peserta untuk masing-masing daerah pengangkatan wilayah adat.

    “Penetapan calon terpilih dan calon anggota tetap (daftar tunggu) dilakukan melalui rapat pleno panitia seleksi,” kata Yusuf Sawaki.

    Seleksi DPRP jalur otsus merujuk pada Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2021, dan alokasi kursi diatur setiap daerah pengangkatan diatur dalam Peraturan Gubernur Papua Barat Nomor 2 Tahun 2024.

    Dalam pelaksanaan seleksi, panitia wajib memperhatikan seluruh ketentuan yang diatur termasuk keterwakilan 30 persen perempuan sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 106 Tahun 2021.

    “Hasil ini akan kami serahkan kepada pemerintah provinsi yang nantinya ditindaklanjuti kepada Menteri Dalam Negeri,” ujar Yusuf Sawaki.

    Adapun sembilan nama calon terpilih anggota DPRP Papua Barat jalur otsus yang tercantum dalam berita acara nomor 11/PANSEL-DPRP/II/2025 sebagai berikut:

    Manokwari 2 orang: Hasani Ulman dan Frids Bernard Indouw

    Fakfak 2 orang: Lusia Imakulata Hegemur dan Badarudin Heremba

    Kaimana: Mudasir Bogra

    Teluk Bintuni: Agustinus Orocomna

    Teluk Wondama: Sarlota Salomina Matani

    Pegunungan Arfak: Maurits Saiba

    Manokwari Selatan: Frengki Mandacan

    Selain sembilan nama, panitia seleksi juga menetapkan nama-nama calon tetap yang masuk dalam daftar tunggu meliputi:

    Manokwari: Abia Indouw, Anthon H Rumbruren, Maxsi Nelson Ahoren, dan Otto Ajoy.

    Fakfak: Husin Kabes, Usman Alipass Kastela Bay, Cyrillius Adopak, dan Elwadus Tuturop

    Kaimana: Derek Permenas Surbay dan Maryani Fenetiruma

    Teluk Bintuni: Kristin Nafurbenan dan Pius Iba

    Teluk Wondama: Matius Gun Ramar dan Korinus Torey

    Pegunungan Arfak: Goliat Menggesuk dan Hermelina Adolina Iwouw

    Manokwari Selatan: Majus Ahoren dan Erens Wakum

    Pewarta: Fransiskus Salu Weking
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025