kab/kota: Tel Aviv

  • 2 Personel Garda Revolusi Iran Tewas Saat Jinakkan Bom Sisa Perang Israel

    2 Personel Garda Revolusi Iran Tewas Saat Jinakkan Bom Sisa Perang Israel

    Teheran

    Dua personel Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) tewas pada Minggu (6/7) saat berupaya menjinakkan peledak sisa perang dengan Israel di wilayah barat negara tersebut. Wilayah tersebut dilanda rentetan serangan udara Israel saat perang berkecamuk bulan lalu.

    Iran dan Israel terlibat perang selama 12 hari yang dipicu oleh operasi pengeboman oleh Tel Aviv pada 13 Juni lalu. Rentetan serangannya, menurut Israel pada saat itu, bertujuan untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir — sebuah ambisi yang terus-menerus dibantah oleh Teheran.

    Laporan kantor berita Tasnim yang mengutip pernyataan IRGC, seperti dilansir AFP, Senin (7/7/2025), menyebut dua personel IRGC tewas dalam insiden saat membersihkan bom sisa perang di area Khorramabad.

    “Dua anggota Garda (Revolusi Iran) tewas pada Minggu (6/7) di Khorramabad saat membersihkan area tersebut dari peledak yang ditinggalkan oleh agresi rezim Zionis,” sebut IRGC dalam pernyataannya, menggunakan sebutan khas Iran untuk Israel.

    Serangan-serangan Israel selama perang berlangsung pada pertengahan Juni lalu menewaskan sejumlah komandan Angkatan Bersenjata Iran, termasuk para anggota IRGC, serta para ilmuwan nuklir terkemuka negara tersebut.

    Secara terpisah, kantor berita Fars melaporkan pada Minggu (6/7) mengenai kematian seorang tentara Iran di wilayah Yazd, Iran bagian tengah, akibat luka-luka yang dideritanya selama salah satu serangan Israel.

    Serangan-serangan Tel Aviv, menurut otoritas peradilan Teheran, telah menewaskan lebih dari 900 orang di seluruh wilayah Iran. Sementara serangan rudal balasan Iran, menurut angka resmi Tel Aviv, menewaskan sedikitnya 28 orang di wilayah Israel.

    Lihat juga Video Kondisi TKP Ledakan Bom Ikan di Bulukumba: Rumah Hancur-1 IRT Tewas

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Pertempuran udara yang sengit antara kedua negara diakhiri dengan gencatan senjata yang mulai berlaku pada 24 Juni.

    Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, pada Sabtu (5/7) waktu setempat, muncul untuk pertama kalinya di depan publik sejak perang meletus. Laporan media pemerintah menyebut Khamenei menghadiri sebuah seremoni keagamaan di Teheran.

    Otoritas Iran mengumumkan pembukaan kembali wilayah udaranya pada Kamis (3/7) waktu setempat, termasuk di Teheran, yang ditutup sejak hari pertama perang.

    Lihat juga Video Kondisi TKP Ledakan Bom Ikan di Bulukumba: Rumah Hancur-1 IRT Tewas

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Perundingan Pertama Gencatan Senjata Hamas-Israel Berakhir Buntu

    Perundingan Pertama Gencatan Senjata Hamas-Israel Berakhir Buntu

    Jakarta

    Sesi pertama perundingan gencatan senjata tidak langsung antara Hamas dan Israel di Qatar berakhir tanpa hasil. Alasannya, pihak Israel yang menghadiri perundingan itu tidak memiliki mandat yang cukup untuk mencapai kesepakatan dengan Hamas.

    Dilansir Reuters, Senin (7/7/2025), hal ini disampaikan dua sumber berasal dari Palestina. Sumber itu mengatakan perundingan akan dilanjutkan pada Minggu mendatang, menjelang kunjungan PM Israel Benjamin Netanyahu ke Gedung Putih.

    “Setelah sesi pertama perundingan tidak langsung di Doha, delegasi Israel tidak memiliki wewenang yang cukup… untuk mencapai kesepakatan dengan Hamas, karena tidak memiliki kewenangan nyata,” kata sumber tersebut kepada Reuters.

    Padahal sebelumnya, Netanyahu mengatakan negosiator Israel yang mengambil bagian dalam perundingan gencatan senjata memiliki instruksi yang jelas untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan syarat-syarat yang telah diterima Israel.

    Warga Israel sendiri menginginkan adanya kesepakatan gencatan antara Hamas dengan pemerintahannya. Pada Sabtu malam, massa berkumpul di alun-alun umum di Tel Aviv dekat markas besar Kementerian Pertahanan untuk menuntut kesepakatan gencatan senjata dan pemulangan sekitar 50 sandera yang masih ditawan di Gaza.

    (zap/yld)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Meningkat, Lebih dari 3.600 Warga Palestina Ditahan Israel

    Meningkat, Lebih dari 3.600 Warga Palestina Ditahan Israel

    Jakarta

    Kantor informasi tahanan Palestina mengungkapkan jumlah warga Palestina yang ditahan tanpa dakwaan di penjara Israel. Mereka mengatakan jumlah tahanan telah mencapai ‘jumlah tertinggi yang pernah tercatat’.

    Dilansir Aljazeera, Senin (7/7/2025), jumlahnya telah meningkat di atas 3.600. Angka ini disebut “berbahaya”.

    Mayoritas tahanan Palestina ditangkap berdasarkan proses kuasi-yudisial yang dikenal sebagai penahanan administratif, di mana mereka awalnya dipenjara selama enam bulan. Penahanan mereka kemudian dapat diperpanjang berulang kali untuk jangka waktu yang tidak terbatas tanpa dakwaan atau pengadilan.

    Pelecehan Seksual di Tahanan

    Diketahui, ada pelecehan seksual di tahanan Israel. Warga Palestina bernama Said Abdel Fattah yang merupakan mantan tahanan Israel pernah memberikan kesaksian di PBB.

    “Saya dipermalukan dan disiksa,” kata Fattah dilansir Al-Jazeera, Rabu (12/3).

    Dalam kesaksiannya, Fattah mengaku ditelanjangi dalam cuaca dingin. Dia juga dipukul hingga diancam diperkosa dan mengalami rentetan pelecehan lainnya selama 2 bulan sejak dia ditahan dan dipindahkan ke fasilitas penahanan yang penuh sesak.

    Warga lainnya yang bersaksi, Mohamed Matar, juga menuturkan kisah serupa. Dia mengaku mengalami penyiksaan selama berjam-jam di tangan petugas keamanan di Tepi Barat dan polisi Israel menolak untuk memberikan pertolongan.

    Juru bicara Departemen Luar Negeri AS saat itu, Matthew Miller, seperti dilansir AFP dan Reuters, Kamis (8/8/2024), menegaskan bahwa “tidak ada toleransi” bagi para pelaku tindak pelecehan seksual.

    Sebuah video CCTV yang bocor dan disiarkan oleh televisi lokal Israel, Channel 12, menunjukkan sejumlah tentara Israel memilih-milih tahanan di pangkalan Sde Teiman, di mana Tel Aviv menahan para tahanan Palestina selama perang berkecamuk di Jalur Gaza.

    Tentara-tentara Israel itu, menurut video tersebut, tampak melakukan tindakan seksual terhadap tahanan di balik perisai, dengan setidaknya salah satu tentara meletakkan tangannya di selangkangannya sendiri. Ketika ditanya soal video tersebut, Miller mengatakan para pejabat AS telah melihatnya dan sedang melakukan peninjauan.

    Lihat juga video: Ditahan Israel 8 Tahun, Israa Jabis Akhirnya Bertemu Keluarganya

    (zap/yld)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Setuju ke Qatar untuk Negosiasi, Israel Tolak Keras Tawaran Hamas Ini

    Setuju ke Qatar untuk Negosiasi, Israel Tolak Keras Tawaran Hamas Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Israel memutuskan mengirim delegasi ke Qatar untuk melakukan pembahasan bersama Hamas mengenai gencatan senjata di Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera. Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan telah menerima undangan tersebut.

    Pada Jumat malam, Hamas mengatakan telah memberi “tanggapan positif” terhadap tawaran gencatan senjata 60 hari dan siap melakukan negosiasi. Namun, pejabat Palestina mengatakan kelompok itu telah mencari amandemen termasuk jaminan bahwa permusuhan tidak akan berlanjut jika pembicaraan tentang gencatan senjata permanen gagal.

    Di Gaza, badan Pertahanan Sipil yang dikelola Hamas mengatakan serangan dan tembakan Israel menewaskan sedikitnya 35 warga Palestina pada hari Sabtu lalu. Tujuh orang tewas, termasuk dokter dan ketiga anaknya, ketika tenda-tenda di daerah al-Mawasi dibom. Sementara itu, dua karyawan Amerika dari organisasi distribusi bantuan Yayasan Kemanusiaan Gaza (GHF) terluka dalam serangan di daerah Khan Younis.

    Sebelumnya, Kantor Perdana Menteri Israel mengatakan bahwa perubahan yang ingin dilakukan Hamas terhadap tawaran gencatan senjata tidak dapat diterima oleh Israel.

    “Mengingat penilaian situasi, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah mengarahkan bahwa undangan untuk pembicaraan diterima dan bahwa kontak untuk pengembalian sandera kami, berdasarkan proposal Qatar yang telah disetujui Israel, dilanjutkan. Tim negosiasi akan pergi besok,” tulisnya sebagaimana dikutip BBC, Minggu (6/7/2025).

    Pada hari Selasa, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa Israel menerima “kondisi yang diperlukan” untuk gencatan senjata 60 hari. Rencana tersebut diyakini mencakup pembebasan 10 sandera Israel yang masih hidup oleh Hamas dan mayat 18 sandera lainnya dengan imbalan tahanan Palestina yang ditahan di penjara Israel.

    Foto: Tangkapan Layar Video/REUTERS
    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengunjungi lokasi daerah permukiman yang hancur akibat serangan rudal Iran di dekat Tel Aviv, Israel, Minggu (15/6/2025). (Tangkapan Layar Video/REUTERS)

    Tawaran tersebut juga dilaporkan mengatakan jumlah bantuan yang cukup akan segera memasuki Gaza dengan keterlibatan PBB dan Komite Palang Merah Internasional. Hamas menuntut bantuan didistribusikan secara eksklusif oleh PBB dan mitranya.

    Amandemen lain yang diminta oleh Hamas adalah tentang penarikan pasukan Israel.

    Proposal AS diyakini mencakup penarikan bertahap Israel dari beberapa bagian Gaza. Tetapi Hamas ingin pasukan kembali ke posisi yang mereka pegang sebelum gencatan senjata terakhir runtuh pada Maret silam ketika Israel melanjutkan serangannya.

    Hamas juga menginginkan jaminan AS bahwa operasi udara dan darat Israel tidak akan dilanjutkan, bahkan jika gencatan senjata berakhir tanpa gencatan senjata permanen.

    Tawaran tersebut diyakini mengatakan mediator menjamin bahwa negosiasi serius akan berlangsung sejak hari pertama, dan bahwa mereka dapat memperpanjang gencatan senjata jika perlu.

    Namun, Netanyahu mengesampingkan berakhirnya perang sampai semua sandera dibebaskan serta kemampuan militer dan pemerintahan Hamas dihancurkan. Anggota sayap kanan dari kabinetnya juga telah menyatakan penentangan mereka terhadap kesepakatan yang diusulkan.

    Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir mengatakan bahwa satu-satunya cara untuk mengamankan kembalinya para sandera adalah dengan penaklukan penuh Jalur Gaza, penghentian total untuk apa yang disebut bantuan ‘kemanusiaan’, dan dorongan emigrasi” dari penduduk Palestina.

    (wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Khamenei Muncul Usai Perang, Bawa Pesan Pantang Menyerah

    Khamenei Muncul Usai Perang, Bawa Pesan Pantang Menyerah

    Teheran

    Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, kembali muncul di hadapan publik usai perang Iran dengan Israel. Dia membawa pesan pantang menyerah pada kemunculan perdana Khamenei usai perang.

    Dilansir Reuters, Minggu (6/7/2025), kemunculan Khamenei itu diketahui dari video yang disiarkan oleh televisi pemerintah Iran. Dia sempat dilaporkan berada di ‘lokasi yang aman’ saat perang udara selama 12 hari antara Iran dengan Israel terjadi.

    Perang itu menewaskan komandan tinggi Iran dan ilmuwan nuklir Iran. Dalam video yang disiarkan oleh media pemerintah Iran, tampak puluhan orang menghadiri upacara peringatan hari Ashura.

    Mereka tampak berdiri sambil melantunkan doa saat Khamenei memasuki aula tempat banyak acara pemerintahan diadakan. Khamenei pun melambaikan tangan kepada para peserta upacara itu.

    Pada upacara tersebut, Khamenei meminta pembawa pidato penghormatan yang hadir untuk membacakan lagu kebangsaan tentang Iran dan kemakmuran serta perlindungan terhadap berbagai ancaman. Selama perang antara Iran dengan Israel, Khamenei hanya mengeluarkan pesan yang direkam dan menghindari penampilan publik sejak 13 Juni.

    Presiden Iran Masoud Pezeshkian mengunggah foto Ayatollah Khamenei yang sedang duduk di pusat keagamaan Imam Khomeini. Pezeshkian menulis ulang beberapa bagian lagu kebangsaan, yang menggemakan kesetiaan abadi kepada Iran.

    Iran sebelumnya mengumumkan gencatan senjata usai perang 12 hari dengan Israel pada Rabu (25/6). Iran juga menyatakan siap berunding lagi di Amerika Serikat (AS) sambil menegaskan mereka berhak menggunakan tenaga atom untuk tujuan damai.

    Khamenei Puji Kemenangan Iran dalam Perang dengan Israel

    Foto: Khamenei saat perdana muncul di Iran (AFP/-)

    Pada 26 Juni lalu, Khamenei memuji apa yang disebutnya sebagai kemenangan Iran atas Israel. Dilansir AFP dan CNN, Dia menyebut Israel nyaris kolaps dan hancur saat menghadapi serangan balasan Iran.

    “Saya ingin mengucapkan selamat kepada bangsa Iran yang hebat atas kemenangannya atas rezim Zionis yang sesat,” kata Khamenei.

    Dalam pernyataan yang dilaporkan kantor berita IRNA dan disiarkan televisi pemerintah Iran, Khamenei mengklaim Iran nyaris menghancurkan Israel. Dia menyebut rezim Zionis Israel hampir runtuh.

    “Terlepas dari semua kegaduhan, dan dengan semua klaim tersebut, rezim Zionis hampir runtuh dan hancur di bawah serangan-serangan Republik Islam (Iran),” sebut Khamenei.

    Perang antara Iran dan Israel meletus pada 13 Juni ketika Tel Aviv melancarkan serangan udara besar-besaran yang menargetkan fasilitas nuklir dan militer Iran. Israel mengklaim serangan itu bertujuan mencegah musuh bebuyutannya mengembangkan senjata nuklir.

    Iran telah berulang kali membantah tuduhan pengembangan senjata nuklir itu. Pertempuran diakhiri dengan gencatan senjata yang mulai berlaku sejak Selasa (24/6), yang menghentikan pertempuran udara yang sengit selama 12 hari.

    Halaman 2 dari 2

    (haf/dhn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Serangan Israel Hantam Sekolah Tampung Pengungsi Gaza, 20 Orang Tewas

    Serangan Israel Hantam Sekolah Tampung Pengungsi Gaza, 20 Orang Tewas

    Gaza City

    Rentetan serangan militer Israel menghantam sejumlah sekolah di wilayah Jalur Gaza, yang kini digunakan untuk menampung para pengungsi Palestina yang melarikan diri dari perang yang berkecamuk selama 21 bulan terakhir. Sedikitnya 20 orang dilaporkan tewas akibat serangan-serangan Tel Aviv pada Sabtu (5/7).

    Israel baru-baru ini memperluas operasi militernya di Jalur Gaza, di mana perang telah menciptakan kondisi kemanusiaan yang mengerikan bagi lebih dari dua juta penduduk wilayah tersebut.

    Juru bicara badan pertahanan sipil Gaza, Mahmud Bassal, seperti dilansir AFP, Sabtu (5/7/2025), mengatakan sedikitnya lima orang tewas dalam serangan yang menghantam sebuah sekolah di Gaza City.

    Bassal menyebut serangan lainnya menghantam sebuah sekolah yang letaknya tak jauh dari sekolah pertama yang terkena serangan, hingga menewaskan sedikitnya tiga orang. Sekitar 10 orang lainnya, termasuk anak-anak, mengalami luka-luka dalam serangan yang sama.

    Sekolah-sekolah itu digunakan untuk menampung para warga sipil yang mengungsi dan berlindung dari pertempuran yang terus terjadi.

    Banyak warga Gaza mencari perlindungan di sekolah-sekolah dan gedung publik lainnya sejak perang berkecamuk pada Oktober 2023 lalu.

    Bassal tidak menjelaskan lebih lanjut soal lokasi kematian lainnya di Jalur Gaza akibat rentetan serangan militer Israel.

    Lihat juga Video ‘Israel: Perang Gaza Bisa Berakhir Besok Jika Hamas Letakan Senjata’:

    Pembatasan media di Jalur Gaza dan kesulitan dalam mengakses banyak wilayah membuat AFP tidak dapat memverifikasi secara independen jumlah korban dan rincian yang diberikan oleh badan pertahanan sipil.

    Sementara itu, saat dihubungi oleh AFP, militer Israel mengatakan tidak dapat mengomentari serangan tertentu tanpa koordinat yang tepat.

    Serangan terbaru Israel ini terjadi beberapa jam setelah kelompok Hamas menyatakan siap untuk memulai perundingan “segera” membahas usulan gencatan senjata terbaru untuk Jalur Gaza.

    Proposal terbaru yang mengatur gencatan senjata selama 60 hari itu muncul menjelang kunjungan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu ke Amerika Serikat (AS) pada Senin (7/7) mendatang, dengan Presiden Donald Trump semakin mengintensifkan seruan untuk mengakhiri perang.

    Lihat juga Video ‘Israel: Perang Gaza Bisa Berakhir Besok Jika Hamas Letakan Senjata’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Hamas Bilang Siap Mulai Kembali Perundingan Gencatan Senjata Gaza

    Hamas Bilang Siap Mulai Kembali Perundingan Gencatan Senjata Gaza

    Gaza City

    Kelompok Hamas mengatakan siap untuk “segera” memulai kembali perundingan mengenai usulan gencatan senjata terbaru di Jalur Gaza. Proposal terbaru yang diajukan mediator mengatur soal gencatan senjata selama 60 hari, yang melibatkan pembebasan para sandera oleh Hamas dan tahanan Palestina oleh Israel.

    Pengumuman itu, seperti dilansir AFP, Sabtu (5/7/2025), disampaikan Hamas setelah kelompok tersebut melakukan konsultasi dengan faksi-faksi Palestina lainnya, dan sebelum kunjungan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu ke Amerika Serikat (AS) pada Senin (7/7) mendatang.

    “Gerakan ini siap untuk terlibat segera dan secara serius dalam siklus perundingan mengenai mekanisme untuk menerapkan (ketentuan dalam usulan gencatan senjata yang diterima dari mediator),” ucap Hamas dalam pernyataan pada Jumat (4/7).

    Usulan gencatan senjata terbaru itu didukung oleh AS, dan diklaim oleh Presiden Donald Trump telah disetujui oleh Israel.

    Kelompok Jihad Islam, sekutu Hamas, mengatakan pihaknya mendukung perundingan gencatan senjata terbaru, namun menuntut “jaminan” bahwa Israel “tidak akan melanjutkan agresinya” setelah para sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza dibebaskan.

    Seorang sumber Palestina yang memahami negosiasi yang terjadi mengatakan kepada AFP bahwa proposal terbaru mencakup “gencatan senjata selama 60 hari, di mana Hamas akan membebaskan setengah dari para tawanan Israel yang masih hidup di Jalur Gaza” — diperkirakan berjumlah 22 orang — “sebagai imbalan atas pembebasan sejumlah tahanan dan tawanan Palestina oleh Israel”.

    Dua gencatan senjata sebelumnya yang dimediasi oleh Qatar, Mesir dan AS mampu menghentikan sementara pertempuran Hamas dan Israel, yang melibatkan pembebasan sandera Israel di Gaza dengan imbalan pembebasan tahanan Palestina oleh Tel Aviv.

    Trump mengatakan pada Kamis (3/7) bahwa dirinya menginginkan “keselamatan bagi rakyat Gaza”.

    “Mereka telah melalui neraka,” sebutnya.

    Sementara Netanyahu, pada Jumat (4/7), berjanji untuk memulangkan semua sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza, setelah mendapat tekanan domestik yang besar atas nasib mereka.

    “Saya merasakan komitmen yang mendalam, pertama dan terutama, untuk memastikan kembalinya semua orang yang diculik, semuanya,” ujarnya.

    Dari 251 sandera yang diculik Hamas dan sekutunya dalam serangan Oktober 2023 lalu, sebanyak 49 orang di antaranya masih ditahan di Jalur Gaza, termasuk 27 orang yang, disebut oleh militer Israel, sudah tewas.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Terus Gempur Gaza, 15 Orang Tewas Termasuk 3 Anak

    Israel Terus Gempur Gaza, 15 Orang Tewas Termasuk 3 Anak

    Gaza City

    Serangan udara Israel kembali melanda sejumlah wilayah Jalur Gaza pada Jumat (4/7) dini hari, saat perang antara Israel dan kelompok Hamas terus berkecamuk selama 21 bulan terakhir. Sedikitnya 15 orang, termasuk tiga anak, tewas akibat rentetan serangan terbaru Israel tersebut.

    Israel baru-baru ini memperluas operasi militernya di wilayah Jalur Gaza, di mana perang telah menciptakan kondisi kemanusiaan yang mengerikan bagi lebih dari dua juta jiwa penduduk wilayah tersebut.

    Seorang pejabat pertahanan sipil Gaza, Mohammad al-Mughayyir, seperti dilansir AFP, Jumat (4/7/2025), melaporkan bahwa sedikitnya tujuh orang tewas dalam serangan udara Israel yang menghantam tenda-tenda pengungsi di area dekat kota Khan Younis, Jalur Gaza bagian selatan.

    Salah satu korban tewas akibat gempuran Israel di area itu merupakan anak-anak, yang tidak disebutkan usianya.

    Mughayyir menyebutkan sedikitnya delapan orang lainnya tewas dalam dua serangan terpisah yang menghantam area perkemahan tenda di pantai Khan Younis.

    Salah satu serangan itu, sebut Mughayyir, menewaskan dua anak-anak pada Jumat (4/7) dini hari waktu setempat.

    Saat dihubungi oleh AFP, militer Israel mengatakan pihaknya tidak dapat mengomentari serangan tertentu tanpa koordinat yang tepat. Namun ditekankan oleh militer Tel Aviv bahwa pasukan mereka “beroperasi untuk menghancurkan kemampuan militer Hamas”.

    Lihat juga Video: Korban Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza Tembus 57 Ribu Orang

    Simak berita selengkapnya di halaman selanjutnya.

    Pada Kamis (3/7), badan pertahanan sipil Gaza melaporkan sedikitnya 73 orang tewas dalam rentetan serangan Israel.

    Pembatasan media di Jalur Gaza dan kesulitan dalam mengakses banyak area membuat AFP tidak dapat memverifikasi secara independen jumlah korban tewas dan rincian yang disampaikan oleh badan pertahanan sipil Gaza.

    Para pemimpin Israel tetap teguh pada tujuan mereka untuk menghancurkan Hamas, bahkan ketika kelompok militan itu mengatakan pada Kamis (3/7) bahwa mereka sedang membahas proposal terbaru untuk gencatan senjata Gaza yang diajukan para mediator.

    Proposal gencatan senjata Gaza terbaru itu diajukan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan Israel telah menyetujui usulan gencatan senjata selama 60 hari dengan Hamas, yang dapat mengarah pada pembebasan para sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza.

    Lihat juga Video: Korban Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza Tembus 57 Ribu Orang

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Siapkan Rencana untuk Pastikan Iran Tak Lagi Jadi Ancaman

    Israel Siapkan Rencana untuk Pastikan Iran Tak Lagi Jadi Ancaman

    Tel Aviv

    Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Israel Katz, mengungkapkan bahwa militer negaranya sedang mempersiapkan rencana terbaru untuk “memastikan Iran tidak dapat kembali mengancam Israel”.

    Pernyataan itu, seperti dilansir Reuters dan Times of Israel, Jumat (4/7/2025), disampaikan Katz saat berbicara kepada jajaran pejabat militer senior Israel pekan ini, sekitar sepekan setelah pertempuran udara sengit antara Tel Aviv dan Teheran berakhir dengan gencatan senjata yang berlangsung hingga kini.

    Katz, dalam pernyataannya, memuji pencapaian dalam operasi militer Israel, yang disebut Operation Rising Lion, dalam melawan Iran beberapa pekan lalu sebagai titik balik bersejarah dalam pertahanan Tel Aviv terhadap ancaman paling berbahaya dari Iran.

    Disebutkan oleh Katz bahwa operasi militer itu merupakan kemenangan strategis Israel.

    “IDF (Angkatan Bersenjata Israel) mencapai keberhasilan luar biasa dalam menggagalkan program nuklir dan sistem produksi rudal Iran — dua ancaman yang menimbulkan bahaya terbesar bagi Israel,” ucapnya.

    “IDF harus mempersiapkan diri baik secara intelijen maupun secara operasional untuk memastikan keunggulan udara atas Teheran dan untuk mencegah Iran dalam membangun kembali kemampuannya,” tegas Katz dalam pernyataannya.

    Pernyataan Katz itu disampaikan setelah perang selama 12 hari antara kedua negara yang merupakan musuh bebuyutan itu berkecamuk pada Juni lalu, di mana Israel menyerang fasilitas nuklir dan militer Iran. Tel Aviv mengklaim serangannya bertujuan mencegah Teheran mengembangkan senjata nuklir.

    Iran telah berulang kali membantah pihaknya berupaya mendapatkan senjata nuklir, dan menyatakan program nuklirnya hanya untuk tujuan damai.

    Pertempuran udara yang sengit antara kedua negara berakhir setelah gencatan senjata, yang dimediasi Amerika Serikat (AS), disepakati dan berlaku sejak 24 Juni.

    Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel, Letnan Jenderal Eyal Zamir, dalam pernyataan terpisah juga melontarkan pujian untuk operasi militer melawan Israel, yang disebutnya sebagai momen yang menentukan dalam sejarah keamanan Tel Aviv.

    “Operation Rising Lion merupakan tonggak penting dalam kampanye untuk keamanan negara Israel. Operasi ini sekali lagi menunjukkan kekuatan IDF, kedalaman kemampuan operasionalnya, dan tekad rakyat Israel untuk mempertahankan keberadaan mereka,” sebutnya.

    Merefleksikan perang yang lebih luas sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang memicu perang Gaza, Zamir menambahkan: “Operasinya telah berakhir — tetapi kampanyenya belum berakhir.”

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Dipasangi Pagar oleh Israel, Kota di Tepi Barat Bak Penjara Besar

    Dipasangi Pagar oleh Israel, Kota di Tepi Barat Bak Penjara Besar

    Tepi Barat

    Sebuah kota Palestina di wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel berubah menjadi “penjara besar” setelah dipasangi pagar besi setinggi lima meter oleh Israel. Warga setempat mengeluhkan terputusnya mata pencaharian mereka imbas pemasangan pagar besi tersebut.

    Pagar tinggi yang membelah kota Sinjil, ditambah keberadaan gerbang baja yang berat dan pembatas jalan, telah menutup semua akses, kecuali satu rute masuk dan keluar untuk kota tersebut, yang diawasi oleh tentara Israel yang siaga di pos-pos jaga.

    “Sinjil sekarang menjadi sebuah penjara besar,” sebut seorang warga setempat, Mousa Shabaneh (52), yang merupakan ayah dari tujuh anak, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Jumat (4/7/2025).

    Shabaneh hanya bisa pasrah melihat para pekerja memasang pagar besi di tengah-tengah sebuah kebun pembibitan di tepi kota Sinjil, yang menjadi tempatnya menanam pohon-pohon untuk dijual, satu-satunya sumber pendapatannya.

    “Tentu saja, kami sekarang dilarang pergi ke kebun pembibitan. Semua pohon yang saya miliki telah terbakar dan musnah. Pada akhirnya, mereka memutus mata pencaharian kami,” ucapnya.

    Tembok pembatas dan pos pemeriksaan yang dibangun oleh pasukan Israel telah lama menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari bagi hampir 3 juta jiwa penduduk Palestina yang ada di Tepi Barat.

    Namun, banyak warga yang mengatakan bahwa pemasangan pembatas semacam yang meningkat drastis sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza telah membuat kota-kota dan desa-desa di area itu dalam keadaan terkepung secara permanen.

    Lihat juga Video: Warga Israel Picu Bentrok di Tepi Barat, 3 Warga Palestina Tewas

    Pagar besi yang dipasang di sekitar Sinjil menjadi contoh nyata dari pembatas yang telah muncul di wilayah tersebut, yang berdampak pada kehidupan sehari-hari penduduk setempat. Militer Israel mengatakan pagar besi dibangun untuk melindungi jalan raya Ramallah-Nablus di dekat kota tersebut.

    “Mengingat insiden teror yang berulang di area ini, diputuskan untuk memasang pagar guna mencegah aksi pelemparan batu di jalur utama dan gangguan ketertiban umum yang berulang, dengan demikian menjaga keamanan warga sipil di wilayah tersebut,” demikian pernyataan militer Israel.

    Karena penduduk setempat masih diizinkan masuk dan keluar melalui satu-satunya gerbang masuk yang tersisa, maka menurut militer Tel Aviv, kebijakan tersebut dianggap memungkinkan “akses bebas” ke kota tersebut.

    Faktanya, menurut penduduk setempat, orang-orang yang tinggal di kota Sinjil harus berjalan kaki atau berkendara melalui jalanan sempit dan berliku menuju ke satu-satunya titik masuk yang diizinkan oleh Israel.

    Wakil Wali Kota Sinjil, Bahaa Foqaa, mengatakan bahwa bagi mereka yang dulunya mencari nafkah di area sekitar kota tersebut, kini secara efektif terputus mata pencahariannya.

    “Ini adalah kebijakan yang digunakan tentara pendudukan (Israel) untuk mengintimidasi orang-orang dan menghancurkan keinginan rakyat Palestina,” sebutnya.

    Lihat juga Video: Warga Israel Picu Bentrok di Tepi Barat, 3 Warga Palestina Tewas

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini