kab/kota: Tel Aviv

  • Kenapa Konflik Israel dan Houthi Kembali Memanas?

    Kenapa Konflik Israel dan Houthi Kembali Memanas?

    Jakarta

    Pada hari Minggu (24/8), jet tempur Israel melancarkan serangan udara berskala besar ke ibu kota Yaman, Sana’a. Menurut militer Israel (IDF), sejumlah target militer berhasil dihantam: sebuah kompleks yang juga mencakup istana kepresidenan, dua pembangkit listrik, serta sebuah depot bahan bakar. Israel menegaskan, fasilitas-fasilitas itu digunakan oleh kelompok Houthi untuk kepentingan militer — baik untuk memasok listrik ke pusat komando maupun menyediakan bahan bakar bagi operasi drone.

    Otoritas Houthi melaporkan sedikitnya enam orang tewas dan hampir 90 orang terluka, termasuk banyak warga sipil. Gambar dan video dari Sana’a memperlihatkan tangki bahan bakar yang dilahap api, serta rumah-rumah penduduk yang rusak. Serangan ini bukan yang pertama dilakukan Israel terhadap Houthi, tetapi termasuk yang paling berat sejak front baru ini dibuka.

    Mengapa Israel bereaksi sekarang?

    Pemicu serangan itu terjadi dua hari sebelumnya. Pada 22 Agustus, Houthi menembakkan sebuah rudal ke arah Israel yang, menurut IDF, untuk pertama kalinya dilengkapi dengan submunisi — kepala peledak berisi bom-bom kecil. Senjata semacam ini dilarang secara internasional karena kerap menimbulkan korban sipil.

    Bagi Israel, penggunaan bom curah dipandang sebagai eskalasi kualitatif. Dengan serangan balik ini, pemerintah Israel diyakini ingin menunjukkan bahwa mereka tidak hanya akan bertahan secara defensif, tetapi juga lebih agresif menyerang sumber ancaman di Yaman.

    Dalam beberapa bulan terakhir, intensitas serangan rudal dan drone dari Yaman memang meningkat. Menurut analis independen asal Yaman, Hannah Porter, ini menandai fase baru.

    “Yang baru adalah Houthi tampaknya mulai memasang submunisi dalam rudal mereka. Bahkan jika rudal berhasil ditembak jatuh, pecahan atau bagian berisi bom kecil tetap bisa jatuh di Israel dan meledak saat menghantam tanah,” kata Porter dalam wawancara dengan DW. “Tujuannya jelas: menimbulkan dampak lebih besar, bahkan di sekitar Bandara Ben Gurion di Tel Aviv.”

    Sejak kapan Houthi menyerang Israel?

    Konfrontasi ini berawal pada musim gugur 2023. Saat itu, tak lama setelah serangan teror Hamas pada 7 Oktober, Houthi menyatakan melakukan “serangan solidaritas” terhadap Israel. Pada 19 Oktober, Angkatan Laut AS untuk pertama kalinya menembak jatuh rudal Houthi di atas Laut Merah yang diduga mengarah ke Israel. Pada 31 Oktober, Houthi secara resmi mengonfirmasi bahwa mereka telah menembakkan drone dan rudal ke arah Eilat.

    Israel membalas dengan serangan udara ke target-target Houthi di Hodeida, kota pelabuhan di Laut Merah bagian barat Yaman yang sebelumnya juga kerap diserang oleh Saudi.

    Menurut Porter, serangan Houthi memiliki logika strategis. “Sejak 7 Oktober 2023, Houthi menyerang Israel secara konsisten. Ada jeda dan fluktuasi frekuensi, tapi mereka berulang kali menegaskan: tidak peduli berapa banyak serangan udara yang mereka terima, baik dari Israel maupun AS, mereka akan melanjutkan kampanye ini.”

    Apa kepentingan Houthi?

    Houthi, yang menyebut diri sebagai Ansar Allah, sejak 2014 menguasai sebagian besar wilayah utara Yaman. Mereka berperang melawan pemerintah yang didukung Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Karena terisolasi secara internasional, Houthi sangat bergantung pada aliansi dengan Iran.

    Menurut temuan PBB, Teheran selama bertahun-tahun memasok senjata, teknologi rudal dan drone, serta dukungan pelatihan militer. Bagi Iran, Houthi adalah alat penting untuk menekan Arab Saudi, AS, maupun Israel.

    Sementara bagi Houthi, perang di Gaza menjadi panggung untuk menampilkan diri sebagai bagian dari “poros perlawanan”. Mereka mengemas serangan terhadap Israel sebagai bentuk solidaritas muslim dengan Palestina, yang sekaligus memperkuat dukungan internal di Yaman. Selain itu, mereka berharap aksi ini memberi sorotan internasional yang bisa menguntungkan posisi mereka dalam perundingan damai perang saudara di Yaman.

    Namun kondisi kemanusiaan di Yaman sangat mengkhawatirkan. Kelaparan, kekurangan gizi, dan malnutrisi mencapai rekor tertinggi. Lebih dari separuh penduduk, menurut PBB, bergantung pada bantuan kemanusiaan. Infrastruktur dan sistem kesehatan nyaris kolaps akibat perang berkepanjangan.

    Dampak bagi Timur Tengah

    Eskalasi ini tidak hanya menyangkut Israel dan Yaman, tetapi juga mengganggu perdagangan global. Sejak akhir 2023, Houthi secara rutin mengancam kapal dagang di Laut Merah dan Selat Bab al-Mandab, salah satu jalur pelayaran tersibuk dunia. Banyak perusahaan pelayaran terpaksa memutar rute lewat Tanjung Harapan, Afrika Selatan, yang membuat biaya melonjak drastis.

    Untuk melindungi jalur laut, AS dan Inggris meluncurkan operasi maritim Prosperity Guardian pada Desember 2023. Sejak itu, pasukan Barat beberapa kali melancarkan serangan udara terhadap posisi Houthi. Serangan terbaru Israel kini menjadi bagian dari pola aksi militer internasional yang bertujuan membatasi agresi Houthi.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Jerman
    Diadaptasi oleh Rizki Nugraha
    Editor: Yuniman Farid

    Simak juga Video: Netanyahu Klaim Rudal Israel Hantam Istana Presiden Yaman

    (ita/ita)

  • Negara Kaya Ini Hukum Israel, Good Bye Perusahaan & Bank Yahudi

    Negara Kaya Ini Hukum Israel, Good Bye Perusahaan & Bank Yahudi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dana kekayaan negara terbesar di dunia, Norges Bank Investment Management (NBIM), resmi menghentikan investasi pada produsen mesin asal Amerika Serikat Caterpillar Inc. serta lima bank Israel. Langkah ini diambil setelah dewan etik NBIM menilai ada risiko tak dapat diterima terkait dugaan pelanggaran hak asasi manusia di wilayah pendudukan Tepi Barat.

    NBIM, yang mengelola dana sekitar US$2 triliun (Rp33.400 triliun) atas nama rakyat Norwegia, menyatakan keputusan divestasi didasarkan pada rekomendasi etik.

    “Ada risiko yang tidak dapat diterima bahwa perusahaan-perusahaan tersebut berkontribusi pada pelanggaran serius terhadap hak-hak individu dalam situasi perang dan konflik,” ujar manajemen NBIM dalam keterangan resmi, Senin (25/8/2025).

    Menurut NBIM, buldoser Caterpillar digunakan otoritas Israel dalam penghancuran properti warga Palestina yang dinilai melanggar hukum. Per akhir 2024, NBIM memegang saham Caterpillar senilai US$2,4 miliar (Rp40,1 triliun), setara 1,2% kepemilikan.

    NBIM juga akan melepas kepemilikan pada sejumlah bank, yakni First International Bank of Israel, FIBI Holdings, Bank Leumi, Mizrahi Tefahot Bank, dan Bank Hapoalim. Kelima institusi tersebut dinilai memberikan layanan keuangan bagi pembangunan permukiman Israel di Tepi Barat yang dianggap ilegal oleh hukum internasional.

    Keputusan ini muncul di tengah meningkatnya tekanan politik domestik, dengan pemilu Norwegia yang hanya bersisa dua pekan. CEO NBIM Nicolai Tangen bahkan mengakui dana tersebut menghadapi “krisis” karena keterlambatan melaporkan kepemilikan saham di perusahaan jet tempur Israel saat konflik Gaza memanas.

    Awal bulan ini, NBIM juga mengumumkan akan meninjau investasi di 56 perusahaan Israel. Hingga pertengahan Agustus, jumlah tersebut telah dikurangi menjadi 38. Selain itu, NBIM berkomitmen menjual saham Israel di luar indeks acuannya serta mengakhiri kontrak dengan manajer aset eksternal di negara tersebut.

    Meski menghadapi tekanan politik, NBIM menegaskan tetap menjaga mandat utamanya: menghasilkan imbal hasil maksimal. Sekitar 55% portofolio ekuitas dana ini berada di AS, dengan sektor teknologi menjadi motor laba tahunan sebesar US$222 miliar (Rp3.707 triliun) tahun lalu. Namun pada kuartal I-2025, dana ini merugi sekitar US$40 miliar (Rp668 triliun).

    Wakil CEO NBIM Trond Grande menekankan, divestasi ini bukan semata pengurangan bobot investasi, melainkan penyelarasan portofolio dengan pedoman etik.

    “Yang penting bagi kami adalah kami tidak berinvestasi di perusahaan yang dapat berkontribusi pada pelanggaran pedoman etika yang kami miliki,” kata Grande kepada CNBC International.

    Peneliti Oxford University, Ana Nacvalovaite, menilai langkah NBIM ini menunjukkan benturan tak terelakkan antara bisnis dan hak asasi manusia.

    Pengecualian oleh NBIM menyoroti bahwa mandat etik diterapkan secara universal, baik untuk industri AS maupun pemberi pinjaman Israel,” ujarnya.

    Meski begitu, kritikus menilai NBIM masih berinvestasi di aset negara lain yang juga menghadapi tuduhan pelanggaran HAM, termasuk sektor minyak. Menariknya, Bursa Efek Tel Aviv justru mencatat rekor tertinggi tahun ini meski Israel tengah menghadapi perang di berbagai front.

    Bagaimana dampak jangka panjang keputusan NBIM terhadap portofolio globalnya masih harus dilihat, namun secara historis, kebijakan etik dana tersebut tidak banyak mempengaruhi imbal hasil jangka panjang.

    (tfa/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Israel Lakukan Penggerebekan di Tepi Barat, Uang Rp 7,3 M Disita

    Israel Lakukan Penggerebekan di Tepi Barat, Uang Rp 7,3 M Disita

    Tepi Barat

    Pasukan keamanan Israel melakukan operasi penggerebekan di wilayah Tepi Barat, yang diwarnai penyitaan uang sebesar 1,5 juta Shekel, atau setara Rp 7,3 miliar, yang disebut sebagai “dana teror”. Sembilan tersangka ditangkap dengan puluhan orang lainnya mengalami luka-luka dalam operasi Israel tersebut.

    Laporan Bulan Sabit Merah, seperti dilansir AFP, Rabu (27/8/2025), menyebut pasukan keamanan Israel menargetkan tempat penukaran uang di area Ramallah, Tepi Barat, pada Selasa (26/8) waktu setempat, yang menyebabkan puluhan warga Palestina mengalami luka-luka.

    Israel sering melakukan operasi penggerebekan di Tepi Barat, di mana ketegangan tetap tinggi selama perang berkecamuk di Jalur Gaza. Namun, aksi penyerbuan ke pusat kota Ramallah, kantor pusat Otoritas Palestina, relatif jarang dilakukan.

    Pernyataan dari juru bicara Kepolisian Israel, pada Rabu (27/8), menyebutkan bahwa para personel kepolisian perbatasan dan militer Israel “menggerebek sebuah bisnis penukaran uang di jantung kota Ramallah yang digunakan untuk mentransfer dana ke kelompok Hamas”.

    “Pasukan menyita sejumlah besar uang dalam bentuk mata uang asing dan lokal, dengan total nilainya sekitar 1.528.832 Shekel, termasuk dolar AS, dinar Yordania, Euro, dan beberapa mata uang asing lainnya,” demikian pernyataan juru bicara Kepolisian Israel.

    “Sembilan tersangka yang dicari dan dituduh terlibat dalam aktivitas teror telah ditangkap dan dibawa, beserta barang bukti yang disita, untuk penyelidikan,” imbuh pernyataan tersebut.

    Sejak dimulainya perang Gaza pada Oktober 2023, serangan Israel terhadap pusat-pusat populasi Palestina di Tepi Barat, khususnya di bagian utara wilayah tersebut, semakin intensif.

    Beberapa operasi Israel sebelumnya, pada awal tahun ini dan pada Desember 2023, juga menargetkan kantor-kantor penukaran mata uang di Tepi Barat, yang diduduki Tel Aviv sejak tahun 1967 silam.

    Pasukan atau pemukim Israel di Tepi Barat, menurut penghitungan AFP berdasarkan Otoritas Palestina, telah menewaskan sedikitnya 972 warga Palestina, termasuk militan dan warga sipil, sejak awal perang Gaza.

    Dalam periode yang sama, menurut data otoritas Israel, sedikitnya 36 warga Israel, baik tentara maupun sipil, tewas dalam serangan atau selama operasi militer di wilayah tersebut.

    Lihat Video ‘Trump soal 5 Jurnalis Tewas Kena Serangan Israel: Saya Tidak Suka!’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Ratusan Eks Diplomat Desak Uni Eropa Tindak Israel

    Ratusan Eks Diplomat Desak Uni Eropa Tindak Israel

    Jakarta

    Sebanyak 209 mantan duta besar dan staf negara anggota Uni Eropa (UE) menandatangani surat terbuka yang mendesak agar perkumpulan negara di Benua Biru tersebut segera mengimplementasikan langkah-langkah terhadap “tindakan ilegal Israel di Gaza dan Tepi Barat”.

    Surat tersebut berisi sembilan langkah UE yang diusulkan terhadap pemerintah Israel.

    Salah satu poin dalam usulan tersebut adalah penangguhan atau pencabutan sepihak izin ekspor senjata ke Israel dan penghentian pendanaan proyek-proyek nasional yang didanai bersama, yang melibatkan entitas Israel.

    Selain itu, surat tersebut mendesak penerapan sanksi atas dasar hak asasi manusia dan undang-undang antiterorisme, yang meliputi larangan visa dan pembekuan aset.

    Surat yang telah ditanda tangan itu ditujukan kepada pemimpin 27 negara anggota UE dan struktur kepemimpinan Komisi Eropa. Surat ini, merupakan tindak lanjut dari surat terbuka lain yang dilayangkan pada akhir Juli 2025 lalu.

    “Dengan rasa kecewa kami sampaikan bahwa dalam empat minggu sejak surat kami dikirim, tidak ada gencatan senjata yang disepakati di Gaza, tidak ada sandera Israel yang dibebaskan, dan yang lebih mengkhawatirkan, pemerintah Israel telah mulai melaksanakan rencana untuk mengosongkan Kota Gaza dan sekitarnya,” bunyi pernyataan surat tersebut.

    Para mantan diplomat tersebut mencatat bahwa sejak komunikasi terbuka sebelumnya, lebih dari 2.600 warga Palestina telah tewas di Gaza. Banyak di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.

    “Kami mengekspresikan kekecewaan yang mendalam bahwa sebagai respons terhadap situasi yang semakin memburuk di Gaza, UE tidak mengambil langkah-langkah penting untuk menekan Israel agar menghentikan perang brutalnya,” jelas surat tersebut.

    Warga Israel desak pembebasan sandera dan stop serangan di Gaza

    Selasa pagi (26/08) waktu setempat, para demonstran dan aktivis turun ke sejumlah ruas jalan di beberapa wilayah Israel. Mereka menyerukan pembebasan segera pada sandera yang masih diduga selamat dan mendesak penghentian pertempuran di Gaza.

    Menurut sebuah laporan media, sebuah jalan raya utama di dekat Tel Aviv diblokir dan para demonstran membakar ban di jalur utara kota tersebut.

    Forum Keluarga Sandera dan Orang Hilang telah menyerukan aksi massa dengan slogan “Israel Bersatu.”

    Media Israel juga melaporkan demonstrasi di dekat cabang Kedutaan Besar AS di Tel Aviv, serta di luar rumah-rumah menteri di kota tersebut.

    “Sudah ada penawaran yang diberikan. Kami menuntut agar para pemimpin kami duduk di meja perundingan dan tidak beranjak hingga ada kesepakatan,” kata Hagit Chen, ibu dari seorang anak yang diculik oleh Hamas pada Oktober 2023. Dikutip dari pernyataan yang dirilis oleh forum perwakilan keluarga sandera.

    Selain itu, aktivis juga mendesak agar pemerintah Israel membatalkan keputusannya untuk mengambil alih Kota Gaza.

    Perdana Menteri Benjamin Netanyahu baru-baru ini memerintahkan pembicaraan segera untuk membebaskan semua sandera yang tersisa di Gaza, sambil tetap bersikeras pada rencana serangan baru untuk merebut kota terbesar di Gaza. Sebanyak 50 sandera masih ditahan di Jalur Gaza, 20 di antaranya diyakini masih hidup.

    Sehari sebelumnya, pada Senin (25/08), Israel menyerang Rumah Sakit Nasser di bagian selatan Jalur Gaza. Serangan ini menewaskan sedikitnya 20 orang, termasuk lima jurnalis yang bekerja untuk kantor berita Reuters, Associated Press (AP), Al Jazeera, dan media lainnya.

    Serangan Israel tewaskan jurnalis, ini kata Kanselir Jerman

    Merespons serangan pada Senin (25/08) itu, Kanselir Jerman Friedrich Merz mengatakan bahwa dia tidak percaya jurnalis menjadi target langsung Israel ketika penyerangan terhadap rumah sakit di Gaza.

    “Saat ini saya tidak percaya bahwa ini adalah serangan yang ditargetkan terhadap jurnalis,” kata Merz kepada editor politik utama DW, Michaela Kuefner, di Berlin.

    “Namun, ini tentu saja merupakan hasil dari apa yang dimulai oleh tentara Israel beberapa hari yang lalu dan apa yang diputuskan oleh pemerintah Israel untuk dilakukan,” kata Merz.

    Merz mengatakan bahwa keputusannya untuk menangguhkan izin ekspor senjata baru ke Israel untuk digunakan di Gaza adalah keputusan yang tepat.

    “Saya merasa bahwa keputusan saya dalam kondisi ini, Israel tidak boleh menerima senjata yang akan digunakan di Jalur Gaza, telah terbukti lebih dari cukup sebagai keputusan yang tepat,” kata Merz.

    Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa tindakan Israel saat ini di Gaza “tidak dapat diterima.”

    “Apa yang dilakukan pemerintah Israel di sana dan apa yang dilakukan tentara Israel dalam melaksanakan keinginan pemerintah Israel tidak dapat diterima dan peristiwa kemarin mencoreng tindakan yang seharusnya dilakukan, dalam segala hal, merupakan tindakan yang dibenarkan terhadap Hamas,” kata Merz.

    Mediator Qatar: Israel harus respons usulan gencatan senjata

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari, mengatakan bahwa para mediator sedang menunggu respons Israel terhadap usulan gencatan senjata yang disetujui oleh kelompok Hamas.

    “Yang penting bukanlah tempatnya, tetapi agar kesepakatan tercapai sekarang. Sudah ada tawaran di atas meja, Israel harus merespons,” kata al-Ansari dalam konferensi pers.

    “Upaya menunda dengan memindahkan lokasi atau taktik lain sudah jelas bagi komunitas internasional dan saatnya Israel memberikan jawaban serius atas apa yang telah disetujui sebelumnya,” ujar al-Ansari.

    Usulan terbaru yang diajukan oleh mediator melibatkan gencatan senjata awal selama 60 hari dan pertukaran bertahap sandera Israel dengan tahanan Palestina.

    Saat mediator menunggu tanggapan Israel terhadap usulan baru pekan lalu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa dia telah memberikan instruksi untuk negosiasi baru yang bertujuan “membebaskan semua sandera kami dan mengakhiri perang dengan syarat yang dapat diterima oleh Israel.”

    Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh: Muhammad Hanafi

    Editor: Rahka Susanto dan Hani Anggraini

    Lihat Video ‘PBB soal 5 Jurnalis Tewas Kena Serangan Israel: Harus Ada Keadilan’:

    (ita/ita)

  • Turki Bangun Tempat Perlindungan Bom di Berbagai Wilayah, Mau Perang?

    Turki Bangun Tempat Perlindungan Bom di Berbagai Wilayah, Mau Perang?

    Ankara

    Otoritas Turki sedang membangun shelter atau tempat perlindungan bom di berbagai wilayahnya. Pembangunan tempat perlindungan bom ini telah mendapatkan persetujuan langsung dari Presiden Recep Tayyip Erdogan.

    Para pejabat di Ankara, seperti dilansir Middle East Eye, Rabu (27/8/2025), memutuskan untuk membangun tempat perlindungan bom setelah perang 12 hari berkecamuk antara Iran dan Israel pada pertengahan Juni lalu.

    Menurut seorang sumber yang memahami rencana tersebut, otoritas Turki telah mulai membangun tempat perlindungan bom di seluruh 81 provinsi yang ada di negara tersebut. Sumber itu juga mengungkapkan bahwa Erdogan memberikan persetujuan untuk proyek tersebut dalam rapat kabinet pada Juni lalu.

    Pada saat itu, Teheran dan Tel Aviv sedang berperang, dengan Israel menghujani wilayah Iran dengan gelombang pengeboman dan Teheran membalas dengan serangan rudal serta drone.

    Badan Pengembangan Perumahan Turki (TOKI) telah ditugaskan untuk melaksanakan proyek pembangunan tempat perlindungan bom tersebut.

    Pembangunan ini dilaksanakan setelah laporan Akademi Intelijen Nasional Turki mengenai perang Iran-Israel, yang dirilis bulan lalu, merekomendasikan pemerintah negara tersebut untuk membangun sistem peringatan dini dan tempat perlindungan yang lengkap.

    Laporan intelijen itu menyarankan pemanfaatan stasiun metro bawah tanah di kota-kota besar dan penerapan langkah-langkah untuk meminimalkan korban sipil jika terjadi konflik regional.

    Disebutkan Middle East Eye dalam laporannya bahwa para pejabat Turki terkejut dengan luasnya jaringan tempat perlindungan bom yang ada di kota-kota besar Israel, yang memungkinkan warga sipil berlindung selama terjadi pengeboman.

    Televisi terkemuka Turki, NTV, melaporkan pada Selasa (26/8) bahwa tujuan dari inisiatif ini adalah “menciptakan area-area aman di mana warga sipil dapat terlindungi jika terjadi kemungkinan perang atau bencana”, termasuk ancaman nuklir.

    Laporan NTV menyebut bahwa Turki saat ini kekurangan infrastruktur tempat perlindungan yang memadai, serta fasilitas yang sudah ada tidak memenuhi persyaratan dasar.

    Kementerian Urbanisasi Turki, sebut NTV dalam laporannya, telah mempelajari contoh-contoh internasional, seperti Jepang dan Swiss.

    Disebutkan juga bahwa proses pembangunan tempat pelindungan bom telah dimulai di beberapa kota, termasuk ibu kota Ankara.

    Regulasi Shelter Turki, yang diberlakukan sejak tahun 1987, mewajibkan adanya shelter di gedung-gedung dengan ukuran di atas ukuran tertentu. Namun pada praktiknya, regulasi tersebut seringkali diabaikan, dengan banyak shelter yang dibangun justru digunakan untuk tempat parkir atau gudang.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Rudal Melesat dari Yaman ke Israel, Sirene Peringatan Meraung-raung

    Rudal Melesat dari Yaman ke Israel, Sirene Peringatan Meraung-raung

    Tel Aviv

    Militer Israel melaporkan pasukannya telah mencegat sebuah rudal yang ditembakkan dari wilayah Yaman, yang menjadi markas kelompok pemberontak Houthi. Serangan rudal dari Yaman itu sempat memicu diaktifkannya sirene peringatan serangan udara yang meraung-raung di beberapa wilayah Israel.

    Militer Israel dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Rabu (27/8/2025), mengatakan bahwa serangan rudal dari Yaman itu berhasil dicegat oleh pasukan Angkatan Udara Israel (IAF) Rabu (27/8) waktu setempat.

    “Menyusul sirene yang berbunyi beberapa saat yang lalu di beberapa wilayah di Israel, sebuah sirene yang diluncurkan dari Yaman telah dicegat oleh IAF,” sebut militer Israel dalam pernyataan via Telegram.

    Houthi, yang menguasai beberapa area strategis di Yaman, diketahui secara rutin melancarkan serangan udara yang mereka klaim sebagai respons atas rentetan serangan militer Israel terhadap Jalur Gaza.

    Sejauh ini, belum ada klaim tanggung jawab dari Houthi atau kelompok lainnya terkait serangan rudal terbaru dari Yaman tersebut.

    Houthi yang didukung Iran ini telah berulang kali melancarkan rentetan serangan rudal dan drone ke wilayah Israel, sejak perang berkecamuk antara kelompok Hamas, sekutunya, dan militer Tel Aviv di Jalur Gaza pada Oktober 2023.

    Houthi yang mengakui serangannya sebagai solidaritas untuk Palestina ini, sempat menghentikan serangan mereka saat gencatan senjata berlangsung selama dua bulan di Jalur Gaza yang berakhir pada Maret lalu. Serangan-serangan Houthi kembali dilanjutkan setelah militer Israel melanjutkan operasi militer di Jalur Gaza.

    Israel juga telah melancarkan beberapa serangan balasan ke wilayah Yaman, yang menargetkan pelabuhan-pelabuhan dan bandara di ibu kota Sanaa yang dikuasai oleh Houthi.

    Serangan terbaru Israel, pada Minggu (24/8) waktu setempat, terhadap ibu kota Sanaa telah menewaskan sedikitnya 10 orang dan melukai lebih dari 90 orang lainnya.

    Militer Israel mengatakan pasukannya menyerang sebuah kompleks militer di dekat istana kepresidenan di Sanaa, kemudian menyerang dua pembangkit listrik, dan sebuah depot bahan bakar “sebagai respons” atas serangan Houthi terhadap wilayahnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Bunuh 5 Jurnalis di Gaza, Israel Berdalih Targetkan Kamera Hamas

    Bunuh 5 Jurnalis di Gaza, Israel Berdalih Targetkan Kamera Hamas

    Tel Aviv

    Militer Israel berdalih pasukannya menargetkan kamera yang dioperasikan oleh kelompok Hamas, setelah dua serangannya ke Rumah Sakit (RS) Al-Nasser di Khan Younis, Jalur Gaza bagian selatan, menewaskan sedikitnya 20 orang, termasuk lima jurnalis.

    Serangan mematikan Israel pada Senin (25/8) itu memicu gelombang kecaman internasional.

    Badan pertahanan sipil Gaza melaporkan bahwa serangan mematikan Israel itu diawali dengan drone bermuatan peledak yang menghantam salah satu gedung di kompleks RS Al-Nasser, yang diikuti dengan serangan udara saat para korban luka sedang dievakuasi oleh petugas penyelamat.

    Lima jurnalis di antara 20 korban tewas dalam serangan itu dilaporkan bekerja untuk media-media terkemuka seperti Reuters, Associated Press, dan Al Jazeera.

    Militer Israel dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Rabu (27/8/2025), mengatakan bahwa serangan terhadap pusat medis itu terjadi setelah tentara-tentaranya “mengidentifikasi sebuah kamera yang ditempatkan oleh Hamas di area Rumah Sakit Al-Nasser”.

    Militer Israel mengatakan bahwa pasukannya “beroperasi untuk menghilangkan ancaman dengan menyerang dan membongkar kamera tersebut”.

    “Enam orang yang tewas adalah teroris,” sebut militer Israel dalam pernyataan mereka.

    Militer Israel menambahkan bahwa Kepala Staf Militer telah menginstruksikan “untuk memeriksa lebih lanjut beberapa celah”, termasuk “proses otorisasi sebelum serangan”.

    Hamas memberikan respons keras dengan menuduh militer Israel “berupaya membenarkan kejahatan ini dengan mengarang klaim palsu bahwa mereka telah menargetkan ‘kamera’ milik elemen perlawanan — sebuah tuduhan yang tidak berdasar, tidak memiliki bukti, dan hanya bertujuan untuk menghindari tanggung jawab hukum dan moral atas pembantaian massal”.

    Beberapa jam setelah serangan mematikan itu terjadi, Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menyatakan penyesalannya atas apa yang disebutnya sebagai “kecelakaan tragis”.

    Serangan Israel itu dikecam oleh banyak pihak, termasuk sekutu-sekutu Israel juga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), media, kelompok hak asasi manusia (HAM), dan Asosiasi Pers Asing yang berbasis di Israel.

    Menurut pemantau pers, perang yang terus berkecamuk di Jalur Gaza telah menjadi salah satu yang paling mematikan bagi wartawan, dengan sekitar 200 pekerja media tewas selama hampir dua tahun Israel terus menggempur wilayah tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Warga Israel Desak Pemerintah Akhiri Perang di Gaza, Ini Kata Netanyahu

    Warga Israel Desak Pemerintah Akhiri Perang di Gaza, Ini Kata Netanyahu

    Jakarta

    Ribuan demonstran berkumpul di Tel Aviv. Mereka mendesak pemerintah Israel mengakhiri perang di Gaza dan menyepakati gencatan senjata untuk memulangkan para sandera.

    Aksi demo itu terjadi saat sidang kabinet keamanan berlangsung, Selasa (26/8/2025). Aksi demo itu berlangsung sejak pagi hari, para demonstran memblokir jalan-jalan di pusat komersial tersebut, di mana mereka mengibarkan bendera Israel dan mengangkat foto-foto para sandera.

    Media Israel mengatakan bahwa demonstran lainnya berunjuk rasa di dekat kantor kedutaan AS di kota tersebut, serta di luar rumah sejumlah menteri. Beberapa jam kemudian, saat matahari terbenam di Tel Aviv, ribuan orang lainnya berkumpul di “Lapangan Penyanderaan”, yang telah menjadi pusat gerakan protes selama berbulan-bulan.

    Orang-orang di kerumunan membunyikan klakson, meniup peluit, dan menabuh drum sambil meneriakkan, “Pemerintah mengecewakan kita, kita tidak akan menyerah sampai semua sandera pulang”

    “Saya di sini terutama untuk berunjuk rasa, dan menuntut pemerintah untuk membuat kesepakatan dan memulangkan semua sandera serta mengakhiri perang,” kata seorang demonstran Yoav Vider (29) dilansir AFP, Rabu (27/8/2025).

    Respons Netanyahu

    Setelah rapat kabinet, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu angkat bicara mengenai tuntutan massa. Namun, dia tetap menyatakan akan tetap memerangi Gaza.

    “Kami baru saja selesai rapat kabinet. Saya rasa saya tidak bisa menjelaskan terlalu banyak,” kata Netanyahu.

    “Tapi saya akan mengatakan satu hal: Ini dimulai di Gaza, dan akan berakhir di Gaza. Kami tidak akan meninggalkan monster-monster itu di sana,” imbuhnya.

    Israel diketahui saat ini berada di bawah tekanan internasional yang semakin besar untuk mengakhiri perang di Gaza. Utusan Donald Trump mengatakan bahwa Trump akan mengadakan pertemuan mengenai rencana pascaperang untuk wilayah yang hancur itu pada Rabu (27/8).

    “Kami akan mengadakan pertemuan besar di Gedung Putih besok, dipimpin oleh Presiden, dan ini adalah rencana yang sangat komprehensif yang akan kami susun keesokan harinya,” kata Steve Witkoff di Fox News, Selasa (26/8).

    Halaman 2 dari 2

    (zap/yld)

  • Langka, Pejabat Iran Tuduh Rusia Bocorkan Posisi Pertahanan Udara ke Israel

    Langka, Pejabat Iran Tuduh Rusia Bocorkan Posisi Pertahanan Udara ke Israel

    Teheran

    Seorang pejabat tinggi Iran melontarkan tuduhan yang belum pernah disampaikan sebelumnya terhadap Rusia, sekutu negara Syiah tersebut. Sang pejabat Teheran itu menuduh Moskow telah memberikan informasi intelijen kepada Israel soal posisi pertahanan udara Iran ketika perang berkecamuk pada Juni lalu.

    Tuduhan langka ini, seperti dilansir Al Arabiya, Selasa (26/8/2025), dilontarkan oleh Mohammad Sadr yang merupakan salah satu anggota Majelis Penegasan Kebijaksanaan Iran — badan penasihat dan penyelesaian konflik yang para anggotanya ditunjuk oleh pemimpin tertinggi Iran.

    “Rusia memberikan informasi kepada Israel tentang situs-situs pertahanan udara Iran,” kata Sadr dalam pernyataan pers yang dirilis pada Minggu (24/8) malam waktu setempat. Dia tidak memberikan bukti lebih lanjut untuk mendukung tuduhannya tersebut.

    Sadr, dalam pernyataannya, mengecam aliansi yang selama ini terjalin antara Iran dan Rusia.

    “Perang ini membuktikan bahwa aliansi strategis dengan Moskow tidak ada gunanya,” sebutnya, merujuk pada perang selama 12 hari yang berlangsung antara Iran dan Israel pada Juni lalu.

    Tidak hanya itu, Sadr juga melontarkan tuduhan bahwa Israel telah membunuh mantan Presiden Ebrahim Raisi, yang tewas dalam kecelakaan helikopter bersama beberapa pejabat Teheran lainnya pada Mei 2024 lalu.

    “Sejak awal saya mengatakan ini adalah pembunuhan… yang dilakukan oleh Israel,” cetus Sadr.

    Pertengahan Juni lalu, Israel melancarkan rentetan pengeboman terhadap fasilitas nuklir dan militer, serta kawasan permukiman, di berbagai wilayah Iran.

    Lebih dari 1.000 orang tewas akibat rentetan serangan militer Tel Aviv dalam perang tersebut. Para komandan senior dan ilmuwan nuklir Iran termasuk di antara korban tewas.

    Iran membalas dengan melancarkan rentetan serangan rudal dan drone, yang menewaskan puluhan orang di wilayah Israel.

    Amerika Serikat (AS), sekutu Israel, sempat bergabung dalam perang itu dengan turut mengebom situs-situs nuklir Iran. Namun setelah itu, Washington melakukan mediasi dan mengumumkan penghentian pertempuran antara kedua negara yang bermusuhan itu pada 24 Juni lalu.

    Ketika perang Iran-Israel berlangsung, Rusia membatasi diri untuk mengutuk serangan-serangan Tel Aviv terhadap sekutunya, Teheran. Moskow, menurut pengamat Iran yang dikutip Al Arabiya, juga tidak mengambil tindakan militer apa pun atau memberikan tekanan diplomatik untuk mendukung sekutunya.

    Padahal pada 17 Januari lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Iran Masoud Pezeshkian menandatangani perjanjian kemitraan strategis antara kedua negara di Moskow.

    Kedua negara, menurut laporan AFP pada saat itu, menekan perjanjian tersebut untuk memperkuat hubungan mereka, terutama di bidang “kerja sama militer”. Namun kesepakatan itu tidak mencapai level pakta pertahanan bersama seperti yang ditandatangani Moskow dengan Korea Utara (Korut).

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/zap)

  • Panas! Wali Kota Barcelona Ditolak Masuk ke Israel

    Panas! Wali Kota Barcelona Ditolak Masuk ke Israel

    Tel Aviv

    Wali Kota Barcelona Jaume Collboni ditolak masuk ke Israel menjelang kunjungan yang telah dijadwalkan sebelumnya. Penolakan ini terjadi setelah pemerintah kota Barcelona di Spanyol memutuskan hubungan dengan Israel terkait perang yang terus berkecamuk di Jalur Gaza.

    Kementerian Dalam Negeri Israel, seperti dilaporkan surat kabar Yedioth Ahronoth dan dilansir Anadolu Agency, Senin (25/8/2025), mengumumkan bahwa Collboni dilarang untuk masuk ke negara Yahudi tersebut. Dia sebelumnya dijadwalkan tiba di Israel pada Jumat (29/8) malam.

    “Penolakan ini menyusul beberapa pernyataan sang Wali Kota baru-baru ini yang menentang Israel, dan setelah dewan kota merilis resolusi pada Mei lalu untuk memutuskan hubungan dengan Israel,” demikian laporan surat kabar Yedioth Ahronoth.

    Keputusan dewan kota Barcelona itu merupakan tanggapan atas kejahatan perang Israel yang dilakukan terhadap warga sipil di Jalur Gaza, setahun setelah pengakuan yang secara resmi diberikan Spanyol terhadap negara Palestina pada Mei 2024.

    Menurut laporan media Israel lainnya, Channel 12, Collboni dijadwalkan mengunjungi Yad Vashem, sebuah museum di Yerusalem Timur, dan bertemu dengan para pejabat Otoritas Palestina.

    Dalam beberapa bulan terakhir, Israel telah melarang masuk banyak pejabat dan aktivis Barat yang menunjukkan solidaritas dengan Palestina dan mengkritik tindakan militer Israel di Jalur Gaza.

    Perang berkecamuk di Jalur Gaza sejak Oktober 2023 lalu, setelah Hamas melancarkan serangan mematikan terhadap Israel. Sebagai respons, militer Tel Aviv terus membombardir berbagai wilayah Jalur Gaza, yang diklaim oleh Israel untuk memusnahkan Hamas yang menguasai daerah kantong Palestina tersebut.

    Data terbaru Kementerian Kesehatan Gaza, yang dikuasai Hamas, menyebut sedikitnya 62.686 warga Palestina, sebagian besar warga sipil, tewas akibat rentetan serangan Israel yang menghancurkan wilayah tersebut.

    Pekan lalu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara resmi mengumumkan bencana kelaparan di Gaza, berdasarkan laporan ketahanan pangan yang mengonfirmasi sedikitnya 500.000 orang menghadapi “bencana besar” kelaparan.

    Israel menolak mentah-mentah pengumuman itu dan bersikeras menyatakan bahwa tidak ada kelaparan di Gaza. Tel Aviv menuding temuan PBB itu didasarkan pada “kebohongan Hamas”.

    Lihat juga Video ‘Netanyahu Klaim Rudal Israel Hantam Istana Presiden Yaman’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)