kab/kota: Tel Aviv

  • Palestina Tuduh Israel Lakukan Genosida terhadap Gaza

    Palestina Tuduh Israel Lakukan Genosida terhadap Gaza

    New York

    Utusan Palestina untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Riyad Mansour menuduh Israel telah melakukan genosida dengan terus membombardir Jalur Gaza dan menerapkan pengepungan total terhadap wilayah yang dikuasai kelompok Hamas tersebut. Mansour juga menuding Israel telah melakukan kejahatan perang.

    Seperti dilaporkan Reuters dan dikutip Al Arabiya News, Rabu (11/10/2023), tuduhan-tuduhan itu disampaikan Mansour dalam suratnya kepada Dewan Keamanan PBB pada Selasa (10/10) waktu setempat. Militer Israel terus menggempur Jalur Gaza untuk membalas serangan mematikan Hamas pada akhir pekan.

    Ratusan militan bersenjata dari Hamas mengamuk dan menyerbu kota-kota di Israel bagian selatan saat ribuan roket ditembakkan dari Jalur Gaza ke negara Yahudi itu. Sejauh ini dilaporkan lebih dari 1.000 orang tewas di Israel akibat serangan Hamas, dengan puluhan orang lainnya disandera dan dibawa ke Jalur Gaza.

    Israel membalas dengan serangan udara besar-besaran ke Jalur Gaza, yang menghancurkan banyak distrik di kantong wilayah Palestina itu. Tel Aviv juga disebut sedang bersiap melancarkan serangan darat. Sedikitnya 900 orang dilaporkan tewas akibat gempuran Israel di Jalur Gaza.

    Tidak hanya itu saja, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menuai kecaman internasional dengan mengumumkan pada Senin (9/10) soal ‘pengepungan total’ terhadap Jalur Gaza yang ditinggali 2,3 juta orang, di mana pasokan makanan dan bakar bakar dihentikan.

    Gallant menegaskan Israel sedang memerangi ‘orang-orang yang kejam’.

    “Dehumanisasi secara terang-terangan dan upaya mengebom masyarakat agar tunduk, menggunakan kelaparan sebagai metode peperangan, dan membasmi keberadaan nasional mereka sama saja dengan genosida,” tulis Mansour dalam suratnya untuk Dewan Keamanan PBB, seperti dikutip Reuters.

  • Cara Hamas Melakukan Serangan Mendadak yang Tak Diduga Siapa Pun

    Cara Hamas Melakukan Serangan Mendadak yang Tak Diduga Siapa Pun

    Jakarta

    Banyak warga Israel tengah tertidur lelap ketika peristiwa itu terjadi.

    Hari Sabtu (07/10) lalu adalah hari raya Sabat Yahudi, yang berarti banyak keluarga Israel akan menghabiskan waktu bersama di rumah atau di sinagoga. Sebagian lainnya bertemu dengan kawan-kawan mereka.

    Namun, ketika fajar mulai menyingsing, sejumlah roket menghujani wilayah Israel, menandakan dimulainya serangan dengan skala dan koordinasi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

    Selama bertahun-tahun, Israel telah memperkuat penghalang di perbatasan antara wilayahnya dan sebagian wilayah Palestina di Gaza. Dalam beberapa jam, terungkap bahwa penghalang itu mudah ditembus.

    BBC News telah menganalisis rekaman yang diambil oleh kelompok milisi dan warga sipil untuk mengetahui bagaimana Hamas mengoordinasikan serangan paling kompleks yang mereka lakukan dari Gaza.

    Roket menandakan dimulainya serangan

    Pada pukul 06:30 waktu setempat, roket mulai menghujani kota.

    Roket-roket itu sering kali kesulitan menghindari sistem pertahanan Kubah Besi yang canggih milik Israel – namun ribuan roket ditembakkan dalam waktu singkat untuk melumpuhkannya.

    Skala serangan ini menunjukkan perencanaan yang matang selama berbulan-bulan. Hamas mengatakan pihaknya menembakkan 5.000 peluru pada gelombang pertama (Israel mengatakan jumlahnya setengah dari jumlah tersebut).

    Sirene serangan udara mulai terdengar hingga Tel Aviv – sekitar 60km dari Gaza – dan Yerusalem barat. Asap tampak membubung di atas kota-kota yang terkena serangan roket secara langsung.

    Ketika roket terus menerus diluncurkan, kelompok milisi berkumpul di tempat yang mereka rencanakan untuk menembus perbatasan Gaza yang dijaga ketat.

    Meskipun Israel menarik pasukan dan pemukimnya keluar dari Gaza pada 2005 silam, Israel masih mengontrol wilayah udara, perbatasan dan garis pantai.

    Selain patroli militer rutin di sekeliling perimeter – yang berupa tembok beton di beberapa tempat dan pagar di tempat lain – terdapat juga jaringan kamera dan sensor untuk mencegah serangan.

    Namun dalam beberapa jam, penghalang itu telah ditembus berulang kali.

    BBC

    Bagaimana Hamas menembus perbatasan?

    Sejumlah anggota Hamas mencoba melewati penghalang di perbatasan, termasuk terbang di atasnya dengan paralayang (rekaman yang tidak diverifikasi menunjukkan setidaknya tujuh orang melayang di atas Israel) dan dengan perahu.

    Militer Israel mengatakan mereka telah menggagalkan dua upaya Hamas untuk menyeberang ke Israel dengan mendaratkan kapal di pantai.

    Namun yang membedakan serangan ini adalah beberapa serangan terkoordinasi dan langsung pada titik-titik perlintasan penghalang.

    Baca juga:

    Pada 05.50 waktu setempat, akun Telegram yang terafiliasi dengan organisasi sayap Hamas mengunggah gambar pertama dari darat, yang diambil di Kerem Shalom – penyeberangan paling selatan Gaza.

    Mereka menunjukkan para milisi menyerbu sebuah pos pemeriksaan dan dua jenazah tentara Israel yang berlumuran darah di tanah.

    Gambar lain menunjukkan setidaknya lima sepeda motor, masing-masing membawa dua milisi bersenjatakan senapan, melewati lubang di bagian pagar kawat pembatas yang sudah mereka potong sebelumnya.

    Di bagian perbatasan dengan sedikit penjagaan, sebuah buldoser tampak sedang menghancurkan pagar kawat berduri.

    Sejumlah orang yang tampaknya tidak bersenjata berkumpul di sana, dan beberapa mulai berlari melewati celah tersebut.

    Di Erez – titik terjauh di utara penyeberangan Gaza, sekitar 43,4 km dari Kerem Shalom – Hamas mengerumuni penyeberangan lainnya.

    Rekaman video tentang peristiwa itu diunggah di salah satu saluran propaganda kelompok tersebut.

    Video tersebut menunjukkan ledakan di penghalang beton, yang berfungsi sebagai sinyal untuk memulai serangan, dan seorang milisi kemudian terlihat melambaikan tangan ke sekelompok pejuang menuju lokasi ledakan.

    Delapan pria yang mengenakan rompi antipeluru dan membawa senapan berlari menuju pos pemeriksaan yang dijaga ketat dan menembaki pasukan Israel.

    Kemudian dalam video tersebut, jenazah tentara Israel terlihat tergeletak di lantai saat para milisi pergi dari satu ruangan ke ruangan lain. Mereka tampak jelas sangat terorganisir dan terlatih.

    Baca juga:

    Gaza memiliki tujuh pos perbatasan resmi – enam di antaranya dikuasai Israel, satu pos penyeberangan ke Mesir dikuasai oleh Kairo.

    Namun dalam waktu beberapa jam, Hamas telah menemukan cara untuk memasuki wilayah Israel melalui pos perbatasan tersebut.

    Serangan mencapai jauh ke dalam wilayah Israel

    Anggota Hamas keluar dari Gaza ke segala arah. Kini kita mengetahui dari pihak berwenang Israel bahwa mereka menyerang 27 lokasi berbeda, tampaknya dengan perintah untuk membunuh di tempat.

    Daerah terjauh yang ditembus Hamas adalah kota Ofakim, yang terletak 22,5 km di timur Gaza. Peta di bawah menunjukkan berbagai wilayah yang mereka capai.

    BBC

    Di Sderot, milisi tampak berdiri di belakang mobil bak terbuka yang berkendara melewati kota, yang terletak sekitar 3 km di timur Gaza.

    Sekitar belasan milisi bersenjata tampak menyebar melalui jalan-jalan kosong di Ashkelon, tepat di sebelah utara penyeberangan Erez yang baru saja diserbu.

    Pemandangan serupa terjadi di Israel selatan dan warga sipil diperintahkan oleh militer untuk bersembunyi di dalam rumah.

    Di sebuah festival musik yang digelar di dekat Re’im, sejumlah pria bersenjata menembaki sekelompok anak-anak muda pengunjung festival yang berkumpul di gurun pasir itu.

    Seorang saksi mata mengatakan kepada BBC bagaimana para milisi berkendara dalam sebuah mobil van yang penuh dengan senjata dan menghabiskan tiga jam di daerah tersebut untuk mencari sasaran warga Israel lainnya.

    Tentara dan warga sipil disandera

    Kita sekarang tahu bahwa sejumlah sandera diambil dari festival dan lokasi lainnya, kemudian dibawa ke Gaza. Israel mengatakan 100 orang – tentara dan warga sipil – telah diculik.

    Rekaman video yang diambil di kota Be’ri dan diverifikasi oleh BBC menunjukkan sekitar empat warga sipil dibawa pergi secara paksa oleh milisi.

    Beberapa video yang beredar secara daring menunjukkan warga Israel, beberapa di antaranya terluka parah, diarak di jalan-jalan Gaza yang padat.

    Kekejaman lain – yang belum dapat diverifikasi oleh BBC – dan terlalu gamblang untuk dipublikasikan juga terekam kamera, termasuk seorang pengendara motor yang diseret keluar dari mobilnya dan tenggorokannya digorok. Ada juga jenazah warga sipil dan tentara yang diarak.

    Selain menargetkan komunitas Israel, Hamas juga menyerang dua lokasi militer: sebuah pangkalan di Zikim dan satu lagi di Re’im.

    Rekaman video yang diambil dari dekat Re’im menggambarkan situasi setelah serangan, dengan beberapa mobil yang terbakar tersebar di sepanjang jalan menuju pangkalan. Tidak jelas berapa banyak orang yang tewas dalam pertempuran tersebut.

    Kanal media sosial Hamas berulang kali membagikan foto-foto jenazah tentara Israel. BBC News belum dapat memverifikasi foto-foto ini.

    Hanya dalam waktu beberapa jam setelah serangan roket, ratusan warga Israel meninggal dunia dan itu terjadi dengan cara yang tak pernah terpikirkan oleh siapa pun.

    Bantuan mulai berdatangan di wilayah selatan yang dilanda bencana dalam hitungan jam. Namun Hamas, untuk sementara waktu, berhasil mengendalikan sebagian wilayah di luar Gaza.

    Kecepatan dan ketepatan waktu serangan mendadak ini telah mengejutkan Israel. Pertanyaan tentang bagaimana hal ini bisa terjadi akan ditanyakan selama bertahun-tahun.

    Pada siang hari setelah serangan itu bergulir, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan: “Kita sedang berperang.”

    (ita/ita)

  • Bagaimana Bisa Serangan Hamas Tak Terendus Intelijen Israel?

    Bagaimana Bisa Serangan Hamas Tak Terendus Intelijen Israel?

    Dia menolak menjelaskan soal kegagalan yang dimaksudnya, dan mengatakan bahwa pelajaran harus diambil ketika konflik sudah mereda.

    Kepala juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, mengakui bahwa militer berutang penjelasan kepada publik. Namun menurutnya, saat ini bukan waktu yang tepat untuk menjelaskan. “Pertama, kita bertempur, lalu kita menyelidiki,” cetusnya.

    Beberapa pihak lainnya mengatakan terlalu dini untuk menyalahkan intelijen semata atas serangan Hamas yang terjadi, dengan sejumlah faktor dinilai turut berkontribusi. Mulai dari pengalihan sumber daya militer Israel dari Gaza ke Tepi Barat karena adanya gelombang kekerasan hingga kekacauan politik akibat langkah pemerintah Netanyahu merombak sistem peradilan disebut berkontribusi dalam mengikis kohesi kekuatan militer Israel.

    Namun demikian, kurangnya pengetahuan secara dini soal rencana serangan Hamas kemungkinan besar akan tetap dianggap sebagai penyebab utama dari serangkaian peristiwa yang memicu serangan paling mematikan terhadap Israel dalam beberapa dekade terakhir.

    Bagaimana Bisa Serangan Hamas Tak Terdeteksi Intelijen Israel?

    Selama ini, Israel mengklaim mengetahui secara pasti lokasi pemimpin Hamas dan tampaknya membuktikannya melalui pembunuhan beberapa pemimpin militan radikal itu dalam sejumlah serangan, terkadang saat mereka sedang tidur di kamar mereka. Israel juga mengetahui di mana tepatnya harus menyerang terowongan bawah tanah yang digunakan Hamas untuk memindahkan para petempur dan persenjataan mereka.

    Tapi kali ini, serangan ganas yang kemungkinan membutuhkan perencanaan selama berbulan-bulan dan pelatihan yang cermat, serta melibatkan koordinasi di antara berbagai kelompok militan, tampaknya tidak terdeteksi oleh radar intelijen Israel.

    “Pihak lain belajar menghadapi dominasi teknologi kita dan mereka berhenti menggunakan teknologi yang bisa mengungkapkannya. Mereka kembali ke Zaman Batu,” sebut Avivi yang sebelumnya bertugas menyalurkan materi intelijen di bawah mantan kepala staf militer Israel.

    Avivi mengatakan bahwa kegagalan itu lebih dari sekadar pengumpulan intelijen dan badan keamanan Israel gagal memberikan gambaran akurat dari informasi intelijen yang mereka terima, berdasarkan apa yang menurutnya merupakan kesalahpahaman seputar rencana Hamas.

    Pemerintah Israel Dinilai Remehkan Ancaman dari Gaza

    Negara-negara sekutu yang berbagi informasi intelijen dengan Israel menyebut badan-badan keamanan Tel Aviv telah salah membaca realitas. Seorang pejabat intelijen Mesir mengungkapkan bahwa Kairo, yang sering menjadi mediator antara Israel dan Hamas, berulang kali berbicara dengan Tel Aviv soal ‘sesuatu yang besar’, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

    Pejabat intelijen Mesir, yang enggan disebut namanya ini, menyebut bahwa para pejabat Israel lebih fokus pada Tepi Barat dan meremehkan ancaman dari Gaza.

    Pemerintah Netanyahu yang terdiri atas pendukung permukiman Yahudi di Tepi Barat diketahui menuntut tindakan keamanan yang keras terhadap gelombang kekerasan yang meningkat selama 18 bulan terakhir.

    “Kami telah memperingatkan mereka bahwa ledakan situasi akan terjadi, dan akan segera terjadi, dan itu akan menjadi besar. Tapi mereka meremehkan peringatan tersebut,” ungkap pejabat intelijen Mesir itu.

    (nvc/ita)

  • Militer Israel Mulai Operasi Skala Besar Perangi Hamas!

    Militer Israel Mulai Operasi Skala Besar Perangi Hamas!

    Tel Aviv

    Pasukan pertahanan Israel mengumumkan memulai operasi skala besar memerangi Hamas. Hal ini merespons serangan Hamas kepada warga sipil Israel.

    “IDF (pasukan pertahanan Isreal) memulai operasi skala besar untuk membela warga sipil Israel dari serangan gabungan yang dilancarkan Hamas terhadap Israel pagi ini,” cuit akun X (dahulu bernama Twitter) Israel Defense Force @IDF, Sabtu (7/10/2023).

    Militer Israel akan memerangi militan Hamas. Mereka berjanji akan menyerang para militan yang memasuki Israel melalui darat, laut, dan udara.

    “Itu adalah serangan darat gabungan yang terjadi melalui paralayang, melalui laut dan darat,” kata juru bicara militer Richard Hecht kepada wartawan dilansir dari AFP.

    “Saat ini kami sedang berperang. Kami bertempur di lokasi tertentu di sekitar Jalur Gaza… pasukan kami sekarang bertempur di lapangan,” tambahnya.

    Hecht membenarkan adanya korban jiwa namun tidak menjelaskan secara rinci. Ribuan pasukan cadangan militer akan dikerahkan ke Gaza.

    “Kami mengamati semua arena… kami memahami ini adalah sesuatu yang besar,” kata Hecht.

    Lihat juga Video: Jelang Perdamaian Israel-Arab Saudi dan Harapan Era Baru di Timur Tengah

    (isa/hri)

  • Mengemuka Skandal Seks Sipir Israel dengan Tahanan Palestina

    Mengemuka Skandal Seks Sipir Israel dengan Tahanan Palestina

    Tel Aviv

    Skandal seks antara sipir wanita di penjara Israel dengan pria Palestina yang menjadi tahanan mencuat. Kabar tersebut pun bikin geger publik Israel.

    Dilansir BBC, Senin (2/10/2023), terungkapnya skandal itu membuat pemerintah Israel melarang tentara wanita bertugas sebagai sipir berkeamanan tinggi. Media lokal Israel melaporkan seorang tentara wanita Israel mengaku telah melakukan berhubungan intim dengan seorang pria Palestina yang ditahan.

    Pria itu ditahan oleh pihak Israel karena terlibat serangan mematikan terhadap warga sipil Israel. Hubungan intim itu diduga terjadi saat tentara wanita Israel tersebut ditugaskan menjaga penjara dengan keamanan ketat.

    Tentara wanita Israel, yang tidak diungkap identitasnya tersebut, sedang menjalani wajib militer (wamil) saat peristiwa itu terjadi. Sebagai informasi, wajib militer memang diwajibkan untuk sebagian besar warga negara Israel.

    Wanita Israel harus menjalani wamil setidaknya selama 2 tahun. Sementara, pria Israel harus menjalani wamil selama 32 bulan.

    Otoritas Israel juga tidak mengungkap siapa tahanan Palestina yang terlibat skandal seks dengan sipir wanita itu. Namun, Israel menyebut tahanan itu sedang menjalani masa hukuman penjara seumur hidup.

    Pengadilan Israel, yang menyidangkan kasus tersebut memerintahkan agar informasi detail lainnya, termasuk lokasi penjara yang menjadi lokasi kejadian tidak diungkapkan ke publik. Media lokal Israel juga menyebut wanita itu mengklaim ada empat tentara wanita lain yang memiliki hubungan intim dengan tahanan Palestina yang sama.

  • Geger Sipir Penjara Israel Berhubungan Seks dengan Tahanan Palestina

    Geger Sipir Penjara Israel Berhubungan Seks dengan Tahanan Palestina

    Tel Aviv

    Otoritas Israel kini melarang tentara wanita bertugas menjadi sipir atau penjaga penjara berkeamanan tinggi. Larangan ini diumumkan setelah terjadi skandal mengejutkan, di mana sipir wanita diduga berhubungan seks dengan seorang tahanan Palestina.

    Seperti dilansir BBC, Senin (2/10/2023), media lokal Israel melaporkan bahwa seorang tentara wanita Israel, yang ditugaskan menjaga penjara dengan keamanan ketat, mengakui telah melakukan hubungan intim secara fisik dengan seorang pria Palestina yang ditahan terkait serangan mematikan terhadap warga sipil Israel.

    Tentara wanita Israel, yang tidak disebut identitasnya, sedang menjalani wajib militer (wamil) yang diwajibkan untuk sebagian besar warga negara Israel. Diketahui bahwa wanita Israel harus menjalani wamil setidaknya selama dua tahun, sedangkan pria Israel harus menjalani wamil selama 32 bulan.

    Nama tahanan Palestina yang terlibat skandal itu juga tidak diungkap ke publik, hanya disebutkan bahwa tahanan itu sedang menjalani masa hukuman penjara seumur hidup.

    Pengadilan Israel yang menyidangkan kasus tersebut memerintahkan agar informasi detail lainnya, termasuk lokasi penjara yang menjadi lokasi kejadian, tidak diungkapkan ke publik.

    Laporan media lokal Israel juga menyebut bahwa selama interogasi dilakukan, tentara wanita itu — yang telah ditangkap — mengklaim empat tentara wanita lainnya juga memiliki hubungan intim dengan tahanan Palestina yang sama.

    Tahanan Palestina itu, menurut Dinas Penjara Israel (IPS), telah dipindahkan dari sel tahanannya ke sel terpisah sebelum menjalani interogasi.

    Lihat juga Video: Jelang Perdamaian Israel-Arab Saudi dan Harapan Era Baru di Timur Tengah

  • Arab Saudi dan Israel Kian Mesra, Iran Sentil Khianati Palestina

    Arab Saudi dan Israel Kian Mesra, Iran Sentil Khianati Palestina

    Jakarta

    Arab Saudi dan Israel tengah berupaya menormalisasi hubungan diplomatiknya. Upaya itu ternyata disentil Iran yang menuduh Saudi mengkhianati Palestina.

    Dilansir AFP, Kamis (21/9/2023), tuduhan itu dilontarkan oleh Presiden Iran Ebrahim Raisi yang mengharapkan upaya normalisasi Riyadh dan Tel Aviv tidak akan pernah berhasil. Tuduhan Raisi dilontarkan setelah Putra Mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS), yang juga menjabat Perdana Menteri (PM) Saudi, menyebut hubungan negaranya dengan Israel ‘semakin hari semakin dekat’.

    “Inisiasi hubungan antara rezim Zionis dan negara mana pun di kawasan, jika bertujuan untuk memberikan keamanan bagi rezim Zionis, tentu tidak akan berhasil,” cetus Raisi dalam konferensi pers di sela-sela menghadiri Sidang Majelis Umum PBB di New York, Amerika Serikat (AS).

    “Kami meyakini bahwa hubungan antara negara-negara kawasan dan rezim Zionis akan menjadi tikaman dari belakang bagi rakyat Palestina dan perjuangan Palestina,” tegasnya.

    Saudi dan Israel diketahui terikat satu sama lain karena permusuhan mereka terhadap Iran, meskipun Riyadh telah berupaya meredakan ketegangan dengan Teheran melalui kesepakatan normalisasi hubungan yang dimediasi oleh China beberapa bulan lalu.

    MBS dalam wawancara dengan media terkemuka AS, Fox News, menyebut pembicaraan yang dimediasi oleh Washington sedang bergerak menuju normalisasi antara negaranya dengan Israel. Pernyataan terbaru MBS ini membantah laporan media yang menyebut proses itu ditangguhkan.

    “Setiap hari kami semakin dekat,” sebut MBS merujuk pada hubungan Saudi dan Israel.

  • Akhirnya, Israel Minta Maaf Atas Kematian Jurnalis Al Jazeera

    Akhirnya, Israel Minta Maaf Atas Kematian Jurnalis Al Jazeera

    Tel Aviv

    Angkatan Bersenjata Israel (IDF) akhirnya meminta maaf atas kematian seorang jurnalis Al Jazeera Shireen Abu Akleh. Permintaan maaf itu disampaikan setahun usai jurnalis wanita veteran itu tewas akibat tembakan di belakang kepalanya saat meliput operasi militer Israel di Jenin, Tepi Barat.

    Seperti dilansir CNN, Jumat (12/5/2023), ini merupakan pertama kalinya militer Israel meminta maaf atas terbunuhnya koresponden terkemuka untuk Al Jazeera itu, setelah tahun lalu mengakui adanya ‘kemungkinan besar’ Abu Akleh ditembak oleh seorang tentara Israel.

    Permintaan maaf itu disampaikan oleh juru bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari dalam wawancara dengan jurnalis CNN, Eleni Giokos, dalam acara ‘Connect the World’ pada Kamis (11/5) waktu setempat.

    “Saya pikir ini adalah kesempatan bagi saya untuk mengatakan bahwa kami sangat meminta maaf atas kematian Shireen Abu Akleh,” ucap Hagari.

    “Dia merupakan seorang jurnalis, seorang jurnalis yang sangat terkemuka,” imbuhnya merujuk pada Abu Akleh.

    “Di Israel, kami menghargai demokrasi kami dan dalam demokrasi, kami melihat nilai tinggi dalam jurnalisme dan kebebasan pers. Kami menginginkan wartawan merasa aman di Israel, terutama pada masa perang, bahkan jika mereka mengkritik kami,” tegas Hagari dalam pernyataannya.

    Investigasi CNN pada Mei tahun lalu mengungkapkan bukti-bukti, termasuk dua video dari lokasi penembakan, yang menunjukkan tidak ada pertempuran aktif, ataupun keberadaan militan Palestina, di dekat Abu Akleh sebelum penembakan yang menewaskannya.

  • 3 Bulan Mogok Makan, Tahanan Palestina Tewas di Penjara Israel

    3 Bulan Mogok Makan, Tahanan Palestina Tewas di Penjara Israel

    Tel Aviv

    Seorang tahanan Palestina, Khader Adnan, yang berafiliasi dengan militan Jihad Islam ditemukan tewas di dalam penjara Israel pada Selasa (2/5) pagi. Adnan tewas setelah melakukan aksi mogok makan di dalam penjara selama nyaris tiga bulan terakhir.

    Seperti dilansir Al Jazeera, Selasa (2/5/2023), otoritas penjara Israel dalam pernyataannya menyebut Adnan ‘ditemukan tidak sadarkan diri di dalam sel tahanannya’ pada Selasa (2/5) pagi waktu setempat. Disebutkan juga bahwa Adnan sebelumnya ‘menolak untuk menjalani tes medis dan menerima perawatan medis’.

    Adnan memulai aksi mogok makan sesaat setelah ditangkap pada 5 Februari.

    Sebelum itu, dia pernah beberapa kali ditahan otoritas Israel dan melakukan beberapa kali aksi mogok makan.

    Salah satunya mogok makan selama 55 hari tahun 2015 lalu untuk memprotes penangkapan dirinya di bawah aturan penahanan administratif — tersangka ditahan tanpa batas waktu dan tanpa dakwaan atau persidangan.

    Otoritas Israel, menurut kelompok hak asasi manusia (HAM) Israel, saat ini menahan lebih dari 1.000 tahanan Palestina tanpa dakwaan atau persidangan yang adil. Angka itu tercatat sebagai yang tertinggi sejak tahun 2003 lalu.

    “Khader Adnan telah dieksekusi dengan darah dingin,”sebut Asosiasi Tahanan WAED di Gaza kepada Reuters usai mendengar kabar meninggalnya Adnan.

  • 1 Orang Tewas Ditabrak, PM Israel Kerahkan Polisi-Tentara Cadangan

    1 Orang Tewas Ditabrak, PM Israel Kerahkan Polisi-Tentara Cadangan

    Jakarta

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memobilisasi polisi dan tentara cadangan pada Jumat (8/4) malam waktu setempat. Ini dilakukan setelah satu orang tewas dan lima orang terluka setelah sebuah mobil menabrak orang-orang di Tel Aviv.

    Dilansir kantor berita AFP, Sabtu (8/4/2023), layanan darurat Israel, Magen David Adom mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa seorang pria berusia sekitar 30 tahun telah dinyatakan meninggal dan lima orang lainnya dibawa ke rumah sakit dengan luka-luka setelah serangan itu.

    “Semua korban adalah wisatawan,” kata Magen David Adom, tanpa merinci kewarganegaraan mereka.

    Menurut layanan darurat tersebut, tiga dari mereka, termasuk yang berusia 17 tahun, terluka sedang, sementara dua orang lainnya mengalami luka ringan.

    Sementara itu, juru bicara polisi kepolisian mengatakan kepada AFP “teroris telah dilumpuhkan, itu adalah serangan teror terhadap warga sipil, serangan menabrak mobil”.

    Netanyahu memerintahkan mobilisasi polisi dan tentara cadangan setelah serangan itu, kata kantor Netanyahu dalam sebuah pernyataan.

    Sebelumnya pada Jumat pagi waktu setempat, dua perempuan kakak-beradik Inggris-Israel berusia 16 dan 20 tahun tewas dan ibu mereka terluka parah dalam serangan penembakan di Tepi Barat.

    Serangan itu terjadi beberapa jam setelah Israel membombardir Lebanon menyusul tembakan roket dari sana yang oleh militer Israel dituding dilakukan oleh militan Palestina.

    Kekerasan itu terjadi di tengah meningkatnya ketegangan setelah penyerbuan polisi anti huru-hara Israel ke Masjid Al-Aqsa di Yerusalem, yang menyebabkan puluhan warga Palestina terluka.

    (ita/ita)