kab/kota: Tel Aviv

  • Menteri-Pejabat Israel yang Keras Kepala Tolak Setop Agresi Israel

    Menteri-Pejabat Israel yang Keras Kepala Tolak Setop Agresi Israel

    Jakarta, CNN Indonesia

    Gencatan senjata di Jalur Gaza, Palestina kembali diperpanjang hingga Jumat (1/12) atas kesepakatan kelompok Hamas dan Israel dengan Qatar sebagai mediator.

    Namun, gencatan senjata ini bukan berarti berakhirnya perang antara Hamas dan Israel.

    Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, terus menegaskan bahwa pihaknya akan terus melanjutkan penghancuran kelompok Hamas setelah gencatan senjata berlangsung.

    “Sejak awal perang, saya menetapkan tiga tujuan: melenyapkan Hamas, mengembalikan semua korban penculikan, dan memastikan bahwa Gaza tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel,” kata perdana menteri Netanyahu, dikutip dari Times of Israel.

    Beberapa menteri sampai politikus Israel juga menyampaikan penolakan terhadap pemberhentian agresi Israel ke Palestina.

    Berikut deret pejabat hingga menteri Israel yang menolak setop agresi Israel.

    Menteri Pertahanan Yoav Gallant

    Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, mengatakan pada Jumat (24/11) bahwa gencatan senjata yang disepakati selama beberapa hari di Gaza hanyalah “Jeda singkat”.

    Pernyataan ini dikeluarkan Gallant kepada mitranya dari Italia yang sedang berkunjung ke Tel Aviv, dikutip dari Reuters.

    Saat itu, Israel sedang mempersiapkan penerimaan 13 sandera yang dibebaskan dari Gaza sebagai imbalan pembebasan 39 warga Palestina.

    “Akan ada jeda singkat dan kemudian kami akan melanjutkan operasi dengan kekuatan militer penuh. Kami tidak akan berhenti sampai kami mencapai tujuan kami: menghancurkan Hamas dan memulangkan sandera dari Gaza ke Israel – ada 240 sandera dan ini adalah sesuatu yang luar biasa. Kami tidak bisa menerima dan tidak bisa mentoleransinya,” kata Gallant.

    Menteri Kabinet Perang Benny Gantz

    Menteri Israel, Benny Gantz, pada pertengahan bulan lalu sempat melakukan panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Antony Blinken, yang meminta penghentian kekerasan oleh pemukim Israel kepada warga Palestina di Tepi Barat.

    Dilansir dari Aljazeera, Benny Gantz merupakan pemimpin oposisi berhaluan tengah yang bergabung dengan kabinet masa perang Netanyahu setelah serangan kelompok Hamas ke Israel 7 Oktober.

    Gantz termasuk dalam empat pejabat Israel yang melakukan konferensi pers jumat lalu terkait kesiapan untuk melanjutkan perang.

    Keterlibatan Gantz dalam kabinet perang Israel yang dibentuk oleh Netanyahu mengejutkan banyak pihak. Selama ini Gantz dan Netanyahu dikenal berselisih dan bersaing dalam urusan politik.

    Mereka mungkin bersatu dalam perang, namun berselisih dalam politik.

    Salah satu foto yang diambil saat konferensi pers minggu lalu viral di media sosial karena memperlihatkan Netanyahu yang sendirian, sedangkan Gallant dan Gantz berdiri bersama di samping, dikutip dari Alshar Al-Awsat.

    Bersambung ke halaman berikutnya…

    Kepala Staf IDF Letjen Herzi Halevi

    Kepala Staf Pasukan Pertahanan Israel (IDF), Herzi Halevi, menyetujui rencana operasional untuk melanjutkan operasi darat di Jalur Gaza pada Rabu (29/11).

    “Herzi Halevi, kepala staf, mengadakan sesi hari ini (Rabu) untuk menyetujui rencana pertempuran tahap selanjutnya di markas Komando Selatan,” kata tentara Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

    “Kami tahu apa yang perlu dilakukan, dan kami siap untuk langkah selanjutnya,” imbuhnya.

    Halevi selama ini memimpin berbagai serangan Israel ke Jalur Gaza dengan meningkatkan target sasaran serangan.

    Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir

    Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, mengancam akan memecah belah pemerintahan jika agresi militer ke Palestina tidak dilanjutkan.

    Ancaman tersebut disampaikan Ben Gvir saat terciptanya kesepakatan perpanjangan gencatan senjata hingga Kamis (30/11).

    “Menghentikan perang sama dengan menghancurkan pemerintah,” ungkap Ben Gvir, dikutip dari Times of Israel.

    Ben Gvir termasuk sebagai menteri yang menolak perjanjian bagi Hamas untuk melepaskan sandera yang mereka tangkap dengan imbalan gencatan senjata selama hari di Gaza.

    Ben Gvir memang dikenal sebagai menteri Israel yang sangat anti-Palestina. Ben Gvir sering menimbulkan kontroversi atas komentar-komentarnya terhadap Palestina.

  • Houthi Yaman Ancam Gempur Israel Jika Agresi ke Jalur Gaza Lanjut

    Houthi Yaman Ancam Gempur Israel Jika Agresi ke Jalur Gaza Lanjut

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kelompok pemberontak Houthi di Yaman bersumpah akan menyerang Israel habis-habisan jika Tel Aviv kembali melancarkan agresi militernya ke Jalur Gaza Palestina ketika masa gencatan senjata berakhir.

    “Kami tak akan ragu untuk memperluas operasi militer terhadap entitas Israel termasuk target-target yang tidak akan mereka sangka di darat dan laut,” ucap juru bicara militer Houthi, Yahya Saree, dalam unggahannya di X pada Jumat (1/12).

    Ancaman itu diutarakan Houthi menyusul pernyataan Perdana Menteri Israel Netanyahu yang berjanji peperangan akan tetap berlanjut ketika gencatan senjata selesai.

    Netanyahu bersumpah bahwa Israel akan “berjuang sampai akhir”.

    “Selama beberapa hari terakhir saya telah mendengar pertanyaan ‘akan kah Israel kembali berperang setelah memaksimalkan fase pembebasan warga kami yang disandera? Jadi jawaban saya tegas: Ya,” kata Netanyahu pada Rabu (29/11) seperti dikutip CNN.

    “Ini adalah kebijakan saya, seluruh kabinet mendukungnya, seluruh pemerintah Israel mendukungnya, tentara Israel mendukungnya, rakyat pun mendukungnya. Itu lah yang akan kami lakukan,” paparnya menambahkan.

    Militer Israel bahkan menyatakan bakal menggempur lagi Gaza dari segala sisi baik darat, laut, maupun udara.

    Sementara itu, Houthi memang sudah ikut-ikutan menyerang Israel sejak negara Zionis itu melancarkan agresi brutal ke Jalur Gaza pada 7 Oktober lalu. Agresi Israel ini terjadi imbas serangan dan penyanderaan yang dilakukan milisi Hamas di hari yang sama.

    Dikutip Al Jazeera, Houthi mengklaim telah menyerang wilayah utara Israel sebanyak lebih dari tiga kali sejak 7 Oktober lalu. Baru-baru ini, Houthi juga membajak sebuah kapal kargo Israel di lepas pantai Yaman.

    Saree sebelumnya menyatakan serangan ini ditujukan untuk kemenangan bangsa Palestina.

    “Kami akan terus melakukan operasi militer untuk mendukung rakyat Palestina, hingga agresi Israel di Gaza berhenti,” kata Saree seperti dikutip Reuters.

    Houthi bahkan mengultimatum Israel bahwa kelompoknya akan melancarkan serangan susulan yang lebih dahsyat ke negara itu dengan menembakkan rudal balistik dalam jumlah besar.

    Houthi masih menduduki Ibu Kota Sanaa di Yaman setelah melancarkan kudeta dan pemberontakan pada akhir 2014 hingga memicu perang sipil di negara tersebut hingga hari ini.

    Kelompok Houthi menguasai sebagian besar wilayah utara dan pusat populasi besar lainnya di Yaman. Sementara itu, pemerintah yang diakui secara internasional bermarkas di Aden.

    Houthi merupakan milisi yang tergabung dalam “Poros Perlawanan”, kelompok-kelompok militan di Timur Tengah yang diyakini didukung oleh Iran.

    Houthi memang telah lama mendukung Palestina dan menentang Israel serta sekutunya, terutama Amerika Serikat.

    (rds/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Iron Dome Israel Siaga di Tengah Gencatan Senjata Gaza, Ada Apa?

    Iron Dome Israel Siaga di Tengah Gencatan Senjata Gaza, Ada Apa?

    Jakarta, CNN Indonesia

    Israel disebut telah mengaktifkan kembali sistem pertahanan rudal Iron Dome, di wilayah Israel selatan pada Kamis (30/11) malam waktu setempat.

    Pengaktifan sistem Iron Dome Israel dilakukan di hari ketujuh gencatan senjata dengan kelompok Hamas di Gaza.

    Dilansir Al Jazeera, belum diketahui apa yang memicu pengaktifan kembali sistem pertahanan tersebut.

    Namun saat ini gencatan senjata, yang di dalamnya termasuk kesepakatan jeda pertempuran di seluruh wilayah Gaza, masih berlangsung.

    Mediator kesepakatan yakni Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat juga disebut tengah melakukan perundingan secara intens, demi memperpanjang gencatan senjata dan membebaskan lebih banyak sandera Israel dan tahanan Palestina.

    Pengaktifan Iron Dome dilakukan nyaris sebulan usai sistem pertahanan Israel itu terekam mengalami malafungsi dan menyerang situs-situs di Tel Aviv.

    Middle East Monitor melaporkan rudal pencegat yang diluncurkan dari sistem perlindungan udara itu berputar-putar di langit dan mendarat di Kota Rishon LeZion, selatan Tel Aviv, hingga merusak bangunan setempat pada 6 November lalu.

    Israel tercatat punya sepuluh baterai Iron Dome yang ditempatkan di seluruh negeri untuk melindungi warga sipil dan infrastruktur penting. Masing-masing baterai mampu mempertahankan hingga hampir 60 mil persegi tanah.

    Sistem pertahanan itu ditugaskan untuk mencegat ancaman yang diluncurkan dari jarak hingga 43 mil.

    (dna/dan)

  • Kabinet Perang Israel Rapat Bahas Kemungkinan Perpanjangan Gencatan

    Kabinet Perang Israel Rapat Bahas Kemungkinan Perpanjangan Gencatan

    Jakarta, CNN Indonesia

    Kabinet perang Israel dilaporkan menggelar rapat tertutup untuk membahas kemungkinan perpanjangan gencatan senjata dengan kelompok Hamas yang akan berakhir hari ini.

    Media lokal Israel, Channel 12, melaporkan kabinet perang Israel menggelar rapat pada Rabu (29/11) malam waktu setempat untuk membahas tambahan pembebasan sandera Hamas.

    Melansir Al Jazeera, rapat ini juga berlangsung kala Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken tiba di Tel Aviv.

    Dikutip Times of Israel, Israel-Hamas dikabarkan tengah bernegosiasi untuk kemungkinan perpanjangan gencatan senjata di Gaza hingga setidaknya empat hari lagi.

    Sejauh ini, petinggi Hamas telah mengungkapkan keinginannya untuk memperpanjang gencatan senjata. Hamas bahkan telah membebaskan tambahan sekitar 16 sandera hingga Rabu malam waktu setempat.

    Di awal perjanjian gencatan senjata, Israel dan Hamas sepakat akan ada tambahan satu hari gencatan senjata untuk setiap pembebasan 10 sandera.

    Meski begitu, belum ada pengumuman resmi dari Israel terkait perpanjangan gencatan senjata ini.

    Namun, Israel juga tengah merencanakan pembebasan tambahan sekitar 30 warga Palestina yang menjadi tahanan Negeri Zionis tersebut.

    Sejumlah analis menuturkan kondisi perang antara Israel dan Hamas telah memasuki masa “pragmatis” dan melibatkan banyak mediator.

    Di fase ini, Hamas dinilai sudah terlihat agak “melunak” dengan blak-blakan mengutarakan keinginan untuk memperpanjang jeda pertempurannya dengan Israel.

    Hamas dan Israel akhirnya menyepakati perjanjian gencatan senjata pada Rabu (22/11) dan dimulai selama empat hari pada Jumat (24/11). Keduanya sepakat memperpanjang gencatan senjata selama dua hari pada Selasa (28/11) dan kini disebut-sebut tengah berunding untuk memperpanjang jeda pertempuran lagi.

    Sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata, Hamas akan membebaskan sandera-sanderanya yang mereka culik dari Israel dalam serangan dadakan 7 Oktober lalu. Serangan ini mematik agresi brutal Israel ke Palestina hingga hari ini.

    Sementara itu, Israel juga sepakat membebaskan warga Palestina yang menjadi tahanan di penjaranya selama bertahun-tahun tanpa pengadilan yang jelas.

    Selama gencatan senjata berlangsung, sebagian besar gempuran Israel di Gaza berhenti. Namun, beberapa serangan Israel dan kekerasan di Gaza hingga Tepi Barat tetap terjadi.

    Agresi Israel ke Palestina telah menewaskan lebih dari 15.000 orang, termasuk lebih dari 6 ribu anak-anak dan 4 ribu perempuan, sejak 7 Oktober lalu.

    (rds/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Menteri Israel Ancam Pemerintah sampai Erdogan Marah ke Netanyahu

    Menteri Israel Ancam Pemerintah sampai Erdogan Marah ke Netanyahu

    Jakarta, CNN Indonesia

    Wacana perpanjangan gencatan senjata Israel dan Hamas di Jalur Gaza Palestina menjadi sorotan berita internasional.

    Isu perpecahan dalam pemerintah Israel gegara situasi perang juga menjadi sorotan. Berikut kilas berita internasional pada Rabu (29/11):

    Hamas Akan Rilis 30 Sandera Lagi, Sinyal Gencatan Senjata Diperpanjang

    Pejabat senior Hamas, Mussa Abu Marzuq, menuturkan kelompoknya berencana membebaskan sejumlah warga Rusia yang menjadi sandera di Jalur Gaza Palestina pada Rabu (29/11) malam waktu lokal.

    Marzuq menuturkan sejauh ini baru satu warga Rusia yang dibebaskan kelompoknya. Menurutnya, pembebasan warga Rusia yang menjadi sandera ini bentuk apresiasi atas pendirian Presiden Vladimir Putin yang kerap membela Palestina.

    Marzuq menekankan kesepakatan Hamas-Israel hanya mencakup pembebasan tahanan dan sandera perempuan serta anak-anak.

    Marah Agresi Israel, Erdogan Panggil Netanyahu ‘Tukang Jagal Gaza’

    Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mencap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai “tukang jagal Gaza” dan menuduhnya menyebarkan anti-Semitisme di seluruh dunia.

    Dalam pidatonya yang disiarkan di televisi nasional Turki, Erdogan menganggap keberadaan Netanyahu berbahaya tak hanya bagi Palestina, tapi juga bagi orang Yahudi di seluruh dunia.

    “Netanyahu telah mencatatkan namanya dalam sejarah sebagai penjagal Gaza,” kata Erdogan dalam pidatonya yang disiarkan secara nasional pada Rabu (29/11).

    Menteri Israel Ancam Ubrak-abrik Pemerintah Jika Agresi Gaza Berhenti

    Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir mengancam akan memecah belah pemerintah jika Tel Aviv tidak memulai kembali agresi ke Jalur Gaza Palestina.

    Ancaman itu diutarakan Ben-Gvir menyusul gencatan senjata di Jalur Gaza antara Israel dan milisi Hamas Palestina yang diperpanjang dua hari hingga Kamis (30/11).

    “Menghentikan perang = menghancurkan pemerintah,” kata Ben-Gvir dalam sebuah pernyataan pada Rabu (29/11).

    (rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Menteri Israel Ancam Pemerintah sampai Erdogan Marah ke Netanyahu

    Marah Agresi Israel, Erdogan Panggil Netanyahu ‘Tukang Jagal Gaza’

    Jakarta, CNN Indonesia

    Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mencap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai “tukang jagal Gaza” dan menuduhnya menyebarkan anti-Semitisme di seluruh dunia.

    Dalam pidatonya yang disiarkan di televisi nasional Turki, Erdogan menganggap keberadaan Netanyahu berbahaya tak hanya bagi Palestina, tapi juga bagi orang Yahudi di seluruh dunia.

    “Netanyahu telah mencatatkan namanya dalam sejarah sebagai penjagal Gaza,” kata Erdogan dalam pidatonya yang disiarkan secara nasional pada Rabu (29/11).

    “Netanyahu membahayakan keamanan semua orang Yahudi di dunia dengan mendukung anti-Semitisme melalui pembunuhan yang dia lakukan di Gaza.”

    Dalam pidato itu, Erdogan bahkan mengancam Netanyahu bahwa dirinya akan merusak hubungan bilateral Israel dan Turki yang baru pulih beberapa tahun terakhir.

    Turki dan Israel baru saja menunjuk kembali duta besar mereka setelah hubungan keduanya sempat retak selama satu dekade terakhir.

    Ankara dan Tel Aviv juga tengah menjajaki pengembangan hubungan dagang yang lebih erat dan proyek energi baru yang dapat membantu membangun kepercayaan di antara kedua negara untuk jangka panjang.

    Namun, agresi Israel ke Palestina sejak 7 Oktober lalu membuat Turki kembali menarik utusannya di Tel Aviv sebagai protes terhadap langkah brutal Netanyahu di Gaza.

    Dalam pidato itu, Erdogan juga menuding Israel yang mempersulit upaya gencatan senjata di Jalur Gaza. Saat ini, Israel dan Hamas memang sedang menerapkan gencatan senjata sementara di Gaza.

    Gencatan senjata mulai berlaku pada Jumat (24/11) dan diperpanjang hingga Kamis (30/11). Terbaru, Hamas dan Israel digadang-gadang tengah dalam negosiasi alot untuk memperpanjang lagi gencatan senjata hingga setidaknya tiga hari ke depan.

    Wacana ini memungkinkan ada pembebasan lebih banyak sandera oleh Hamas dan tahanan Palestina di Israel.

    Erdogan mengatakan pemerintahan Netanyahu mempersulit upaya tersebut dengan terus membahas rencana untuk memberantas Hamas.

    “Namun, pernyataan yang dibuat oleh pemerintahan Netanyahu menghilangkan harapan kami agar jeda kemanusiaan diubah menjadi gencatan senjata yang langgeng,” kata Erdogan seperti dikutip AFP.

    Turki menjadi salah satu negara Muslim yang sangat vokal mengutuk Israel dan membela Palestina. Sebelumnya, Erdogan telah mendeklarasikan Israel sebagai negara teroris akibat agresi brutalnya ke Gaza yang kini telah menewaskan lebih dari 15.000 orang.

    Erdogan juga menentang klaim Israel saat ini bahwa kelompok Hamas bukan lah teroris, tetapi organisasi pembebasan yang berupaya memperjuangkan dan melindungi tanah serta bangsanya sendiri.

    (rds/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Menteri Israel Ancam Ubrak-abrik Pemerintah Jika Agresi Gaza Berhenti

    Menteri Israel Ancam Ubrak-abrik Pemerintah Jika Agresi Gaza Berhenti

    Jakarta, CNN Indonesia

    Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir mengancam akan memecah belah pemerintah jika Tel Aviv tidak memulai kembali agresi ke Jalur Gaza Palestina.

    Ancaman itu diutarakan Ben-Gvir menyusul gencatan senjata di Jalur Gaza antara Israel dan milisi Hamas Palestina yang diperpanjang dua hari hingga Kamis (30/11).

    “Menghentikan perang = menghancurkan pemerintah,” kata Ben-Gvir dalam sebuah pernyataan pada Rabu (29/11).

    Ben-Gvir dan partainya, Otzma Yehudit, memegang enam kursi dalam koalisi pemerintah, dengan tiga menteri berada di kabinet beranggotakan 38 orang ini.

    Dikutip dari Times of Israel, ancaman pembelotan Ben-Gvir ini diprediksi tidak akan mempengaruhi kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dengan asumsi pemerintah tetap mendapat dukungan dari Partai Persatuan Nasional yang dipimpin Benny Gantz.

    Ben-Gvir juga menjadi satu dari tiga menteri kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang menolak keras gencatan senjata dengan Hamas di Jalur Gaza. Dua menteri lainnya juga berasal dari partai yang sama dengan Ben-Gvir.

    Namun, Israel tetap menyepakati gencatan senjata dengan Hamas pada pekan lalu dengan bantuan Qatar, Amerika Serikat, dan Mesir.

    Ben-Gvir merupakan salah satu menteri Israel yang sangat anti-Palestina. Ia dikenal kontroversial lantaran tak segan melontarkan komentar-komentar yang menyulut kemarahan warga Palestina.

    Ben-Gvir pernah menuai kecaman karena seenaknya mengunjungi Masjid Al Aqsa di Yerusalem.

    Ia pernah berseteru dengan model internasional, Bella Hadid, yang mengkritik unggahan media sosialnya. Dilansir dari Al Jazeera, Ben-Gvir menyebut Bella Hadid sebagai pembenci Israel dan menggambarkannya sebagai sosok yang rasialis.

    Ben-Gvir juga ditahan pada 2007 karena mengungkapkan hasutan rasis kepada orang-orang Arab dan mendukung kelompok yang dianggap teroris oleh Israel serta Amerika Serikat.

    Kementerian Luar Negeri Otoritas Palestina menuturkan bahwa terpilihnya Ben-Gvir menciptakan bencana pada konflik Palestina-Israel, dikutip dari Reuters.

    Pada perang Hamas-Israel kali ini, Ben-Gvir juga membuat keputusan kontroversial dengan memaksakan agenda supremasi Yahudinya. Agenda ini melonggarkan pembatasan senjata bagi warga Israel sehingga mereka dapat dengan mudah dapat memiliki senjata api untuk ikut berperang.

    Agresi Israel ke Jalur Gaza sejak 7 Oktober lalu telah menewaskan lebih dari 15 ribu orang, termasuk 6.150 anak-anak dan 4.000 perempuan.

    (rds/rds)

    [Gambas:Video CNN]

  • Menlu AS Bakal ke Israel dan Tepi Barat di Tengah Gencatan Senjata

    Menlu AS Bakal ke Israel dan Tepi Barat di Tengah Gencatan Senjata

    Jakarta, CNN Indonesia

    Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken akan melakukan kunjungan ke Israel dan Tepi Barat, Palestina, pada pekan ini. Ini merupakan kunjungan ketiga Blinken ke wilayah tersebut sejak agresi dimulai pada 7 Oktober lalu.

    Hal tersebut diungkapkan oleh salah satu pejabat senior Departemen Luar Negeri AS. Ia mengatakan Blinken akan melakukan kunjungan terlebih dahulu ke Brussel, Belgia, untuk pertemuan NATO.

    Setelah itu, Blinken akan mengunjungi Israel dan Tepi Barat untuk membahas sejumlah hal, termasuk soal pembebasan sandera dan perlindungan masyarakat Gaza di tengah agresi Negeri Zionis.

    “Dalam pertemuannya di Timur Tengah, Menlu akan menekankan perlunya mempertahankan peningkatan aliran bantuan ke Gaza, menjamin pembebasan semua sandera, dan meningkatkan perlindungan terhadap warga sipil di Gaza,” kata pejabat Kemenlu itu, seperti diberitakan AFP, Senin (27/11).

    Selain itu, kata pejabat Kemenlu, Blinken juga bakal membahas jika ada kemungkinan terkait pembentukan negara Palestina merdeka.

    “Menlu AS akan berdiskusi dengan mitra-mitra di kawasan mengenai prinsip-prinsip yang ia utarakan untuk masa depan Gaza dan perlunya pembentukan negara Palestina merdeka,” lanjutnya.

    Antony Blinken akan menghadiri pertemuan NATO di Brussel dan Skopje, Makedonia, selama dua hari, yaitu 28-29 November 2023. Setelah itu, ia baru akan bertandang ke Israel dan Tepi Barat, Palestina.

    Blinken direncanakan untuk bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Tel Aviv dan Presiden Palestina Mahmud Abbas di Ramallah.

    Kunjungan Blinken ke dua wilayah itu datang setelah Qatar selaku mediator mengumumkan militer Israel dan kelompok Hamas sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata selama dua hari di Jalur Gaza.

    Gencatan senjata tahap pertama selama empat hari sudah berakhir pada Senin (27/11) setelah dimulai sejak Jumat (24/11). Sedangkan, tahap kedua ini berlaku mulai hari ini, Selasa (28/11), hingga Kamis (30/11).

    Israel telah membebaskan 33 warga Palestina yang menjadi tahanan di beberapa penjara pada Senin (27/11). Di sisi lain, Hamas membebaskan tambahan 11 sandera sebagai bagian dari kesepakatan perpanjangan gencatan senjata.

    Hamas sejauh ini telah membebaskan 69 dari total sekitar 200 sandera. Sementara itu, Israel telah membebaskan sekitar 150 warga Palestina yang menjadi tahanan, mayoritas perempuan dan anak-anak.

    Ratusan tahanan Palestina ini telah dipenjara di Israel tetapi tidak pernah dikenakan dakwaan secara resmi.

    (pra/pra)

  • 9 Komandan-Tokoh Hamas yang Tewas Dibunuh Pasukan Israel

    9 Komandan-Tokoh Hamas yang Tewas Dibunuh Pasukan Israel

    Jakarta, CNN Indonesia

    Ambisi Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu untuk menyerang Palestina dan memburu Hamas semakin menjadi-jadi meskipun disepakati gencatan senjata.

    Pembebasan puluhan sandera dan gencatan senjata selama beberapa hari bukan menjadi tanda berakhirnya perang antara Israel dan Hamas.

    “Kami terus melanjutkan sampai kami mencapai kemenangan penuh. Menghilangkan Hamas, membebaskan tawanan kami dan memastikan bahwa pasca-Hamas tidak akan ada ancaman terhadap Israel.” ungkap Netanyahu, dikutip dari The Guardian.

    Netanyahu juga telah menginstruksikan Mossad, badan intelijen Israel untuk menargetkan serangan kepada para pemimpin Hamas dimanapun mereka berada.

    Sejak serbuan balasan ditujukan ke pasukan Hamas pada 7 Oktober, Israel mengklaim berhasil membunuh beberapa komandan Hamas.

    Berikut daftar komandan Hamas yang tewas dibunuh pasukan Israel.

    1. Ayman Nofal

    Pasukan Israel berhasil membunuh komandan tertinggi Hamas, Ayman Nofal, yang sedang bertugas di kamp pengungsi Bureij, Gaza.

    Kematian Nofal dikonfirmasi langsung oleh kelompok sayap bersenjata Hamas, Brigade Izz el-Deen Al-Qassam, akibat serangan udara Israel pada Selasa (17/10).

    “Ayman Nofal, ‘Abu Ahmad’, seorang anggota dewan umum militer dan komandan komando pusat Brigade Al-Qassam, tewas”, ungkap Hamas, dikutip dari WION News.

    Nofal sendiri merupakan tokoh yang berpengaruh di Hamas dalam pembuatan senjata dan mengarahkan roket yang ditembakkan ke Israel. Nofal juga pernah menjadi kepala intelijen Hamas.

    2. Billal Al Qedra

    Salah satu komandan Hamas yang juga berhasil dibunuh oleh IDF adalah Billal al-Qedra. Juru bicara IDF, Letnan Kolonel Peter Lerner, mengungkapkan bahwa Billal yang diduga memimpin serangan terhadap Kibbutz atau pemukiman Nirim di dekat perbatasan Israel, telah tewas atas serangan Israel, dikutip dari CNN.

    “Ini hanya untuk mencontohkan bahwa kami memiliki intelijen untuk memusnahkan kepemimpinan Hamas sampai ke pihak-pihak peneror yang melanggar, menembus, dan membantai bayi di kamar tidur mereka. Jadi, operasi sedang berlangsung,” kata Lerner.

    3. Muetaz Eid

    Dalam serbuan balasan ke Gaza, Israel menargetkan 250 titik serangan untuk melumpuhkan Hamas. Selain itu, Israel juga menyerang lebih dari 100 sasaran militer yang berlokasi di Zaytun, Khan Yunis, dan Jabaliya barat.

    Tujuan dari Israel adalah melumpuhkan Hamas dengan menyerbu pusat komando operasional, kompleks militer, lusinan peluncur, pos peluncuran rudal anti-tank, dan pos pengamatan, dikutip dari New York Post.

    Aksi Israel ini akhirnya kembali berhasil menggugurkan komandan Hamas, Muetaz Eid. Intelijen IDF dan Badan Keamanan Israel (ISS) mendeteksi keberadaan Eid di distrik selatan.

    4.Merad Abu Merad

    IDF mengklaim berhasil membunuh komandan Hamas, Merad Abu Merad, saat menyerang Gaza pada pekan lalu.

    Merad terbunuh atas serangan jet tempur Israel menyasar markas operasional Hamas.

    “Selama serangan itu, jet tempur IDF membunuh Merad Abu Merad, yang merupakan kepala Sistem Udara Hamas di Kota Gaza dan sebagian besar bertanggung jawab mengarahkan teroris selama pembantaian pada hari Sabtu,” kata IDF, dikutip CNN.

    Merad sendiri dikenal memimpin serbuan Hamas ke Israel yang terjadi sejak Sabtu (7/10).

    Bersambung ke halaman berikutnya…

    5. Jawad Abu Shamala

    Jawad Abu Shamala adalah menteri ekonomi Hamas yang selama ini pendanaan aktivitas Hamas, baik didalam maupun diluar Gaza.

    Gugurnya Jawad terjadi setelah Israel dalam beberapa hari menggempur bank-bank utama Hamas. Israel juga meluncurkan serangan udaranya yang menargetkan lokasi strategis pemimpin Hamas.

    6. Zakaria Abu Maamar

    Zakarian Abu Maamar sebagai biro politik Hamas gugur bersama dengan Jawad dalam serangan udara Israel.

    Dikutip dari Reuter, putri dari Maamar terlihat menangis di pemakaman ayahnya yang dibunuh di Khan Younis, selatan Jalur Gaza.

    Korban tewas pemimpin Hamas diperkirakan akan terus meningkat seiring dengan invasi IDF di Gaza yang kian intens.

    7. Amar Abu Jalalah

    Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim berhasil membunuh komandan angkatan laut Hamas, Amar Abu Jalalah, saat melayangkan serangan udara ke Khan Younis, kota terbesar di Gaza selatan, pada Kamis (23/11).

    “Jet tempur IDF, yang diarahkan oleh intelijen IDF dan ISA, berhasil melumpuhkan Amar Abu Jalalah, komandan angkatan laut Hamas di Khan Yunis dan seorang agen tambahan di angkatan laut Hamas,” tulis IDF di sosial media X.

    “Amar Abu Jalalah adalah seorang agen senior di angkatan laut Hamas dan terlibat dalam mengarahkan beberapa serangan teror melalui laut yang digagalkan oleh IDF.” imbuhnya.

    Gempuran Israel ke wilayah Khan Younis terjadi setelah Tel Aviv menyetujui perjanjian gencatan senjata dengan Hamas pada Rabu (22/11).

    8. Nasim Abu Ajina

    Serangan udara Israel di Jalur Gaza, Palestina berhasil melumpuhkan Nasim Abu Ajina yang teridentifikasi sebagai komandan batalion tempur di Gaza utara.

    Dilansir dari CBS News, militer Israel menyatakan pada Selasa (30/10) bahwa serangan berbasis intelijen dengan jet tempur IDF dan Badan Keamanan Israel (ISS) berhasil menewaskan Ajina.

    Pembunuhan komandan Hamas tersebut seiring dengan peningkatan operasi darat Israel di Gaza.

    9. Mohammed Katamish

    Pejabat senior Hamas, Mohammed Katamish, dikonfirmasi militer Israel pada Minggu (22/10) telah tewas atas serangan artileri di Jalur Gaza.

    Dilansir dari Anadolu Agency, Katamish merupakan wakil komandan sistem roket dan artileri kelompok perlawanan Palestina, yang juga bertanggung jawab mengarahkan tembakan roket di wilayah tengah.

    Katamish berkontribusi penting dalam perencanaan dan peluncuran roket Hamas ke Israel.

  • Qatar: Gencatan Senjata Israel-Hamas di Gaza Diperpanjang Dua Hari

    Qatar: Gencatan Senjata Israel-Hamas di Gaza Diperpanjang Dua Hari

    Jakarta, CNN Indonesia

    Israel dan kelompok Hamas sepakat untuk memperpanjang gencatan senjata selama dua hari di Jalur Gaza. Qatar selaku mediator kesepakatan, telah mengonfirmasi kabar ini.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar Majed-Al-Ansari mengatakan kesepakatan telah dicapai untuk memperpanjang gencatan senjata. 

    “Kesepakatan telah dicapai untuk memperpanjang gencatan senjata kemanusiaan selama dua hari tambahan di Jalur Gaza,” kata dia dalam sebuah pernyataan, dikutip Al Jazeera.

    Majed Al-Ansari menegaskan dalam sebuah pernyataan bahwa “kesepakatan telah dicapai untuk memperpanjang gencatan senjata kemanusiaan selama dua hari tambahan di Jalur Gaza”.

    Dilansir Reuters, Layanan Informasi Negara Mesir (SIS) Diaa Rashwan mengatakan perpanjangan gencatan senjata ini akan mencakup pembebasan 20 sandera Hamas di Gaza. Sebagai imbalan, 60 tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel juga akan dibebaskan.

    Gencatan senjata tahap pertama selama empat hari yang dimulai sejak Jumat (24/11) lalu, akan berakhir pada Senin (27/11) malam waktu setempat.

    Sebelumnya Hamas disebut menginginkan empat hari perpanjangan gencatan senjata, sementara Israel menginginkan perpanjangan hari demi hari.

    Seorang pejabat Israel menyebut Tel Aviv setuju menambah satu hari gencatan senjata, untuk setiap 10 sandera yang dibebaskan Hamas. Sebagai imbalannya, jumlah tahanan Palestina yang akan dibebaskan akan berjumlah tiga kali lipat dari sandera Israel yang dilepas dari Gaza.

    Pada Minggu (26/11) Hamas membebaskan 17 orang termasuk seorang anak warga Israel-AS berusia 4 tahun, sehingga jumlah total sandera yang dibebaskan kelompok itu sejak Jumat lalu menjadi 58 orang.

    Israel telah membebaskan 39 tahanan remaja Palestina, sehingga menjadikan jumlah warga Palestina yang dibebaskan berdasarkan kesepakatan gencatan senjata menjadi 117 orang.

    Berdasarkan ketentuan kesepakatan gencatan senjata, Hamas akan membebaskan 50 perempuan dan anak-anak Israel pada fase pertama. Tidak ada batasan dalam kesepakatan mengenai jumlah orang asing yang dapat dibebaskan.

    Juru bicara pemerintah Israel mengatakan saat ini jumlah sandera yang masih ditahan di Gaza adalah 184 orang, termasuk 14 orang asing dan 80 warga Israel dengan kewarganegaraan ganda.

    Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut pihaknya kini sedang meninjau daftar tahanan Palestina yang diterima dari Hamas, untuk dibebaskan pada Senin (27/11).

    Sejak agresi Israel ke Palestina pada 7 Oktober lalu dan berlangsung hingga 49 hari, jumlah warga Palestina yang tewas mencapai 14.800 orang. Akibat agresi ini, ratusan ribu orang juga telah mengungsi.

    (dna/dan)