kab/kota: Tel Aviv

  • Serangan di Israel Tewaskan Wanita, 2 Warga Palestina Ditangkap

    Serangan di Israel Tewaskan Wanita, 2 Warga Palestina Ditangkap

    Tel Aviv

    Seorang wanita tewas dan 12 orang lainnya mengalami luka-luka dalam dua serangan mobil, yang dilakukan secara terpisah namun terkoordinasi, di wilayah Israel bagian tengah pada Senin (15/1) waktu setempat. Dua warga Palestina ditangkap terkait serangan yang melibatkan mobil menabrak kerumunan orang tersebut.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Selasa (16/1/2024), Kepolisian Israel menyebut insiden yang terjadi di Raanana, sebelah utara Tel Aviv tersebut sebagai serangan teroris. Kepolisian menambahkan bahwa dua tersangka terkait serangan itu telah ditangkap oleh otoritas Israel.

    Identitas kedua tersangka tidak diungkap ke publik. Hanya disebutkan oleh Kepolisian Israel bahwa kedua tersangka merupakan warga Palestina yang berasal dari keluarga yang sama di Hebron, sebuah kota di wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel.

    Kedua tersangka, menurut pihak kepolisian, masuk ke wilayah Israel secara ilegal.

    “Mereka (kedua tersangka-red) pergi bersama-sama dan secara paralel, ke dua lokasi berbeda, membawa dua mobil dan melancarkan serangkaian serangan penabrakan,” tutur kepala kepolisian distrik tengah Israel, Avi Biton, kepada wartawan di Raanana.

    Belum ada pihak atau kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.

    Kepolisian Israel menambahkan bahwa salah satu kendaraan yang digunakan dalam serangan itu merupakan kendaraan curian.

    Seorang wanita dikonfirmasi tewas dalam serangan itu, dengan sekitar 12 orang lainnya mengalami luka-luka.

    Tayangan televisi lokal Israel menunjukkan barang-barang pribadi para korban berserakan di trotoar. Kendaraan yang digunakan dalam serangan itu, menurut foto yang dirilis media, terlihat ringsek dan terhenti di atas trotoar.

    Dilaporkan juga oleh televisi lokal Israel bahwa beberapa anak turut menjadi korban luka dalam serangan tersebut.

    Insiden ini terjadi saat ketegangan semakin meningkat saat perang terus berkecamuk antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza selama lebih dari tiga bulan terakhir.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Perang Intensif di Gaza Selatan Akan Berakhir Segera

    Perang Intensif di Gaza Selatan Akan Berakhir Segera

    Tel Aviv

    Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Yoav Gallant mengungkapkan bahwa fase perang intensif melawan Hamas di wilayah selatan Jalur Gaza akan segera berakhir. Gallant juga menegaskan bahwa Jalur Gaza pascaperang akan diperintah oleh Palestina, tanpa adanya Hamas berkuasa.

    Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Selasa (16/1/2024), militer Israel, dalam beberapa pekan terakhir, meningkatkan operasi militer dan pengeboman di kota-kota di Jalur Gaza bagian selatan, seperti Khan Younis dan Rafah.

    Serangan difokuskan ke bagian selatan daerah kantong Palestina itu setelah Tel Aviv mengklaim struktur militer Hamas di bagian utara telah dihancurkan.

    Dalam pernyataan terbaru, Gallant mengungkapkan bahwa operasi militer Israel terhadap Jalur Gaza bagian selatan itu akan segera berakhir dan perang melawan Hamas akan berlanjut ke fase berikutnya.

    “Kami telah memperjelas bahwa tahap manuver intensif akan berlangsung selama kurang lebih tiga bulan,” ucapnya dalam konferensi pers di Tel Aviv pada Senin (15/1) waktu setempat.

    “Di Gaza bagian selatan, kita akan mencapai pencapaian ini dan itu akan segera berakhir, dan di kedua tempat tersebut, akan tiba saatnya kita akan melanjutkan ke fase berikutnya,” ujarnya.

    Israel mengerahkan operasi darat di Jalur Gaza sejak 27 Oktober tahun lalu, usai melancarkan rentetan serangan udara sejak awal Oktober.

    Lihat juga Video: RI Tegaskan Bakal Bela Palestina di Mahkamah Internasional

    Militer Israel dalam pernyataan via situs resminya menyebut seluruh divisi pasukannya telah menyelesaikan penarikan dari Jalur Gaza pada Senin (15/1) waktu setempat, setelah “menyingkirkan ratusan teroris” dan menghancurkan terowongan berkilo-kilometer di bagian tengah dan utara daerah kantong Palestina itu.

    Israel diketahui mengerahkan empat divisi pasukan yang beroperasi di dalam Jalur Gaza sebelum penarikan pasukan diumumkan, meskipun tidak diketahui secara jelas seberapa banyak tentara yang ditarik mundur.

    Menhan Israel Tegaskan Gaza Akan Diperintah Palestina Pascaperang

    Gallant dalam pernyataannya juga menegaskan bahwa Jalur Gaza akan diperintah oleh Palestina setelah perang melawan Hamas berakhir nantinya. Dia menyebut pemerintahan masa depan di Jalur Gaza harus berasal dari daerah kantong Palestina itu sendiri.

    “Orang-orang Palestina tinggal di Gaza dan oleh karena itu, orang-orang Palestina akan memerintahnya di masa depan. Pemerintahan Gaza di masa depan harus tumbuh dari Jalur Gaza,” tegasnya dalam konferensi pers pada Senin (15/1) waktu setempat.

    “Pada akhir perang tidak akan ada ancaman militer dari Gaza. Hamas tidak akan bisa memerintah dan berfungsi sebagai kekuatan militer di Jalur Gaza,” cetusnya.

    Gallant juga menyebut bahwa pemerintahan masa depan akan menjadi “alternatif sipil” sembari bersikeras menyatakan pasukan militer Israel akan memiliki “kebebasan beroperasi” dengan tujuan melindungi warganya.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Panas Menhan Israel vs Netanyahu hingga Angkat Kaki dari Rapat

    Panas Menhan Israel vs Netanyahu hingga Angkat Kaki dari Rapat

    Jakarta

    Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Yoav Gallant terlibat cekcok dengan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu. Hal ini terjadi hingga terjadi walkout dari rapat kabinet perang yang membahas perang melawan Hamas.

    Dilansir The Times of Israel, Senin (15/1/2024), insiden itu dilaporkan terjadi saat rapat kabinet perang digelar pada Sabtu (13/1) malam waktu setempat. Gallant tiba-tiba keluar, atau melakukan walkout, dari ruangan yang menjadi lokasi rapat kabinet perang Israel setelah berselisih dengan Netanyahu.

    Laporan media-media lokal Israel yang mengutip sumber yang menghadiri rapat tertutup itu, menyebut perselisihan terjadi soal kehadiran para ajudan atau penasihat dalam rapat tersebut.

    Insiden berawal ketika Gallant tiba di pangkalan militer Kirya di Tel Aviv yang menjadi lokasi rapat dan diberitahu oleh sejumlah pejabat Kantor PM Israel bahwa kepala staf pertahanan Shachar Katz tidak diperbolehkan masuk karena para ajudan dan penasihat tidak diizinkan ikut rapat.

    Namun, menurut laporan televisi Channel 13, Netanyahu ternyata membawa lima asistennya. Sumber yang tidak disebut namanya mengungkapkan kepada televisi lokal Israel tersebut bahwa para peserta rapat sebenarnya telah diberitahu sebelumnya bahwa para ajudan atau penasihat tidak akan diizinkan masuk.

    Tapi, menurut sumber itu, Gallant datang terlambat dan “tampaknya tidak menerima memo tersebut”.

    Sekretaris militer Gallant, Brigadir Jenderal Guy Markizano, sebenarnya diizinkan ikut rapat tersebut, namun menurut sumber, Gallant menolak menerima situasi itu dan memilih untuk walkout. Dia membawa serta Katz dan Markizano bersamanya saat meninggalkan ruangan rapat.

    “Berhentilah menghalangi pekerjaan saya,” tegas Gallant dengan nada marah sebelum meninggalkan ruang rapat.

    Simak halaman selanjutnya

    Situasi semakin tegang ketika Hanegbi, yang juga terlibat perselisihan itu, melontarkan komentar: “Bahkan saya tidak membiarkan ajudan saya ada di sini.”

    “Anda lupa bahwa Anda juga seorang ajudan,” cetus Gallant kepada Hanegbi, yang jabatannya berada di bawah Kantor PM Israel.

    Laporan media lokal Israel tidak menjelaskan lebih lanjut siapa saja yang menghadiri rapat itu. Namun televisi publik Kan menyebut Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel (IDF) Herzi Halevi tidak ikut menghadiri rapat.

    Anggota inti kabinet perang Israel adalah Netanyahu, Gallant dan Menteri Benny Gantz, yang membawa partainya, Partai Persatuan Nasional, ke dalam pemerintahan untuk membantu mengawasi perang melawan Hamas.

    Menurut media-media lokal Israel, Gallant kembali mengikuti rapat kabinet perang itu sekitar satu jam kemudian. Pada saat itu tidak ada ajudan atau penasihat yang ikut hadir dalam rapat.

    Sementara itu, sejumlah sumber yang dekat dengan Gallant, seperti dikutip Jerusalem Post, menuturkan bahwa kehadiran kepala staf pertahanan dan sekretaris militer penting “dalam menyampaikan instruksi kepada kementerian dan militer”.

    Cekcok antara Gallant dan Netanyahu yang sama-sama berasal dari Partai Likud yang berkuasa di Israel itu menuai kritikan dari anggota parlemen Tally Gotliv dari partai yang sama. Dia menyebut perilaku kedua pejabat Israel itu seperti perilaku anak-anak preschool.

    “Bagaimana kita bisa mengandalkan kabinet ramping yang berperilaku seperti anak-anak TK? Apakah tidak ada satu pun orang dewasa yang bertanggung jawab di sana, yang bisa mengimbau orang-orang untuk berperilaku? Anak-anak kecil, itulah diri kalian, berada di tengah perang,” sebut Goltiv dalam kritikannya.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Terus Serang Gaza, 60 Warga Palestina Tewas dalam Semalam

    Israel Terus Serang Gaza, 60 Warga Palestina Tewas dalam Semalam

    Gaza City

    Lebih dari 60 warga Palestina dilaporkan tewas akibat serangan terbaru Israel terhadap Jalur Gaza dalam semalam. Serangan militer Israel itu dilaporkan menghantam rumah sakit, sekolah dan puluhan rumah di beberapa wilayah Jalur Gaza.

    Seperti dilansir AFP, Senin (15/1/2024), Kementerian Kesehatan Gaza dalam pernyataan terbaru yang dirilis Senin (15/1) pagi menyebut puluhan orang mengalami luka-luka akibat apa yang disebut oleh kantor media Hamas sebagai serangan “intens” Israel dan pengeboman artileri di Jalur Gaza.

    Serangan-serangan Israel itu, menurut kantor media Hamas, menghantam beberapa area di Jalur Gaza bagian selatan, seperti Khan Younis dan Rafah. Namun ada juga serangan yang menghantam area sekitar Gaza City — kota terbesar di Jalur Gaza.

    Disebutkan juga oleh kantor media Hamas bahwa dua rumah sakit, sebuah sekolah khusus perempuan, dan “puluhan” rumah ikut menjadi target serangan Israel.

    Rumah sakit, yang dilindungi oleh undang-undang kemanusiaan internasional, telah berulang kali dihantam serangan Israel di Jalur Gaza sejak perang melawan Hamas berkecamuk pada Oktober tahun lalu.

    Militer Israel menuduh Hamas memiliki terowongan di bawah rumah sakit di Jalur Gaza dan menggunakannya sebagai pusat komando, serta mengeksploitasi infrastruktur sipil secara umum untuk melindungi aktivitasnya. Tuduhan itu telah dibantah keras oleh Hamas yang menguasai Jalur Gaza.

    Perang di Jalur Gaza dimulai ketika Hamas melancarkan serangan mengejutkan terhadap Israel pada 7 Oktober tahun lalu. Laporan para pejabat Tel Aviv menyebut sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, tewas dalam serangan tersebut.

    Lebih dari 240 orang lainnya, menurut otoritas Israel, telah diculik dari wilayahnya dan disandera di Jalur Gaza. Puluhan sandera di antaranya, terutama perempuan dan anak-anak, telah dibebaskan selama kesepakatan gencatan senjata berlangsung singkat pada November tahun lalu.

    Saat ini, menurut perkiraan Tel Aviv, masih ada sekitar 132 sandera lainnya yang ditahan di daerah kantong Palestina tersebut, termasuk sedikitnya 25 orang yang diyakini terbunuh.

    Israel yang bersumpah untuk menghancurkan Hamas, telah melancarkan rentetan serangan tanpa henti via udara, darat dan laut terhadap Jalur Gaza. Laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 23.968 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas dalam rentetan serangan Israel.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Digugat Afsel, Israel Tegaskan Operasi di Gaza Bukan Kampanye Genosida

    Digugat Afsel, Israel Tegaskan Operasi di Gaza Bukan Kampanye Genosida

    Jakarta

    Israel membantah tuduhan yang diajukan oleh Afrika Selatan (Afsel) di pengadilan tinggi PBB bahwa operasi militernya di Gaza adalah kampanye genosida. Dalam sidang perdananya, Mahkamah Internasional akan mendengarkan argumen Afsel soal tuduhan genosida terhadap Israel.

    Dilansir Reuters, Sabtu (13/1/2024), Israel beralasan bahwa mereka bertindak untuk membela diri dan memerangi Hamas, bukan penduduk Palestina. Israel meminta Mahkamah Internasional (ICJ) untuk menolak gugatan tersebut karena dianggap tidak berdasar dan menolak permintaan Afrika Selatan untuk memerintahkan mereka menghentikan serangan.

    “Ini bukan genosida,” kata pengacara Malcolm Shaw.

    Afrika Selatan mengatakan kepada pengadilan bahwa serangan udara dan darat Israel yang telah menghancurkan sebagian besar wilayah Palestina dan menewaskan hampir 24.000 orang bertujuan untuk menimbulkan kehancuran penduduk di Gaza.

    Israel menolak tuduhan tersebut, dengan mengatakan pihaknya menghormati hukum internasional dan berhak membela diri. Israel melancarkan perangnya di Gaza setelah terjadi serangan lintas batas pada 7 Oktober 2023 oleh militan Hamas.

    “Penderitaan mengerikan yang dialami warga sipil, baik Israel maupun Palestina, adalah akibat dari strategi Hamas,” kata penasihat hukum Kementerian Luar Negeri Israel, Tal Becker di pengadilan.

    “Jika ada tindakan genosida, itu dilakukan terhadap Israel. Hamas berupaya melakukan genosida terhadap Israel,” tambahnya.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Jazeera, Kamis (11/1), dalam sidang yang akan berlangsung dua hari ini, para hakim Mahkamah Internasional akan mendengarkan argumen Afsel soal tuduhannya pada Kamis (11/1) waktu setempat dan kemudian mendengarkan respons Israel pada Jumat (12/1) besok.

    Afsel dalam gugatannya menuntut penghentian operasi militer Israel di Jalur Gaza dan menuduh Tel Aviv telah melanggar Konvensi Genosida Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Menteri Kehakiman Afsel Ronald Lamola menyampaikan pernyataan pembuka dalam persidangan yang digelar di Den Haag ini.

    “Kekerasan dan kehancuran di Palestina dan Israel tidak dimulai pada 7 Oktober 2023,” ucapnya.

    “Rakyat Palestina telah mengalami penindasan dan kekerasan sistematis selama 76 tahun terakhir, pada 6 Oktober 2023, dan setiap hari sejak 7 Oktober 2023,” tegas Lamola dalam pernyataannya.

    (azh/azh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • DK PBB Tuntut Setop Serangan di Laut Merah, Houthi: Permainan Politik!

    DK PBB Tuntut Setop Serangan di Laut Merah, Houthi: Permainan Politik!

    Sanaa

    Kelompok Houthi mengecam resolusi terbaru Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang menuntut penghentian serangan di Laut Merah. Kelompok pemberontak yang menguasai ibu kota Yaman ini menyebut resolusi itu sebagai “permainan politik”.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Kamis (11/1/2024), Houthi juga menuduh Amerika Serikat (AS) sebagai pihak yang telah melanggar hukum internasional.

    Dewan Keamanan PBB, pada Rabu (10/1) waktu setempat, meloloskan resolusi yang isinya menuntut Houthi untuk segera mengakhiri serangan terhadap kapal-kapal di perairan Laut Merah, dan secara implisit mendukung koalisi internasional pimpinan AS untuk melindungi kapal-kapal dari serangan Houthi.

    Dalam tanggapannya, ketua komite revolusioner tertinggi Houthi, Mohammed Ali al-Houthi, menegaskan bahwa apa yang dilakukan sayap bersenjata kelompoknya dijalankan dalam kerangka pertahanan yang sah. Ditegaskan juga oleh Al-Houthi bahwa setiap tindakan yang dilakukan Houthi selalu memicu reaksi.

    “Kami menyerukan Dewan Keamanan untuk segera membebaskan 2,3 juta orang dari pengepungan Israel-Amerika di Gaza,” cetusnya.

    Kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran dan menguasai sebagian besar wilayah Yaman dalam perang sipil di negara itu, telah bersumpah untuk menyerang kapal-kapal terkait Israel atau yang menuju pelabuhan Israel untuk menunjukkan dukungan bagi Hamas yang berperang melawan Tel Aviv di Jalur Gaza.

    Namun demikian, banyak kapal yang menjadi sasaran serangan Houthi ternyata tidak ada kaitannya dengan Israel.

    Rentetan serangan Houthi itu memaksa perusahaan pelayaran untuk menghindari rute perairan Laut Merah dan memilih beralih ke rute di sekitar Tanjung Harapan di Afrika Selatan, yang semakin menambah waktu dan biaya perjalanan secara signifikan.

    Sementara itu, resolusi yang berhasil diadopsi bersama oleh Dewan Keamanan PBB itu “menuntut agar Houthi segera menghentikan semua serangan yang menghambat perdagangan global dan melemahkan hak dan kebebasan navigasi serta perdamaian dan keamanan regional”.

    Menurut teks yang dilihat AFP, resolusi terbaru itu “mengecam dengan tegas setidaknya dua lusin serangan Houthi terhadap kapal-kapal niaga dan komersial sejak 19 November 2023, ketika Houthi menyerang dan menyita Galaxy Leader dan awaknya”.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Akan Hadapi Tuduhan Genosida Gaza di Mahkamah Internasional

    Israel Akan Hadapi Tuduhan Genosida Gaza di Mahkamah Internasional

    Den Haag

    Israel dan Afrika Selatan (Afsel) akan berhadapan di Mahkamah Internasional pada Kamis (11/10) waktu setempat, setelah Tel Aviv dituduh melakukan “aksi genosida” terhadap warga Palestina di Jalur Gaza. Otoritas Israel menganggap tuduhan yang dilontarkan Afsel itu sebagai “pencemaran nama baik”.

    Seperti dilansir AFP, Selasa (9/1/2024), Afsel mengajukan dokumen setebal 84 halaman ke Mahkamah Internasional atau ICJ, pengadilan tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yang isinya mendesak para hakim untuk memerintahkan Israel untuk “segera menghentikan operasi militernya” di Jalur Gaza.

    Afsel menuduh Israel “telah terlibat, sedang terlibat, dan berisiko terlibat lebih lanjut dalam tindakan genosida terhadap rakyat Palestina di Gaza”.

    Israel dengan marah membalas tuduhan itu, di mana juru bicara pemerintah Tel Aviv Eylon Levy bersumpah untuk melawan tuduhan yang dilontarkan oleh Afsel dalam kasus yang digambarkannya sebagai “pencemaran nama baik yang tidak masuk akal”.

    “Betapa tragisnya negara pelangi yang kebanggaannya memerangi rasisme justru berjuang secara pro-bono untuk para rasis anti-Yahudi,” sebut Levy dalam pernyataannya.

    “Tidak, Afrika Selatan, bukan kami yang melakukan genosida, melainkan Hamas,” tegas Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu dalam tanggapanya.

    Saat sidang digelar pada Kamis (11/1) mendatang, para pejabat tinggi kedua negara akan berhadapan di Aula Besar Kehakiman Mahkamah Internasional yang berada di Peace Palace di Den Haag — jauh dari kematian dan kehancuran yang terjadi di Jalur Gaza dan Israel.

    Mahkamah Internasional menyidangkan dan mengambil putusan untuk perselisihan antar negara, dan meskipun keputusannya mengikat secara hukum, namun kekuasaannya terbatas untuk menegakkan pelaksanaan putusan tersebut.

    Secara teori, Mahkamah Internasional bisa memerintahkan Israel untuk menghentikan serangannya terhadap Jalur Gaza, namun sangat diragukan bahwa perintah itu akan dipatuhi oleh Tel Aviv.

    Pada Maret 2022 lalu, Mahkamah Internasional memerintahkan Rusia untuk “segera menangguhkan” invasinya ke Ukraina — perintah yang diabaikan oleh Moskow.

    Pengacara dan pakar peradilan internasional, Johann Soufi, menuturkan kepada AFP bahwa akan ada “dampak simbolis yang sangat signifikan” jika Mahkamah Internasional memutuskan untuk melawan Israel.

    “Tentu saja, ada masalah dalam menerapkan keputusan tersebut. Namun pada akhirnya, hanya keadilan internasional yang tersisa,” ucap Soufi yang bekerja pada badan PBB untuk pengungsi Palestina di Jalur Gaza.

    Afsel mengajukan gugatan terhadap Israel di Mahkamah Internasional karena kedua negara sama-sama menandatangani Konvensi Genosida PBB, yang dibuat tahun 1948 silam sebagai respons terhadap Holocaust. Setiap negara yang menandatangani konvensi itu berhak menuntut negara lainnya dalam Mahkamah Internasional jika mereka tidak setuju dengan “penafsiran, penerapan, atau pemenuhan” aturan yang dirancang untuk mencegah genosida.

    Dalam gugatannya, Afsel menginginkan Mahkamah Internasional untuk menerapkan apa yang disebutnya sebagai “tindakan sementara”, atau tindakan darurat, sementara gugatan yang lebih luas sedang dipertimbangkan — mungkin akan memakan waktu bertahun-tahun.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Diminta Israel Bantu Bayar Gaji Warga Palestina, Presiden UEA Menolak!

    Diminta Israel Bantu Bayar Gaji Warga Palestina, Presiden UEA Menolak!

    Tel Aviv

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu meminta bantuan Uni Emirat Arab (UEA ) untuk membantu negaranya dalam membayar tunjangan “pengangguran” para pekerja Palestina asal Tepi Barat, yang dilarang masuk ke Israel sejak serangan Hamas 7 Oktober tahun lalu.

    Presiden UEA Sheikh Mohammed bin Zayed (MBZ) dengan tegas menolak permintaan Netanyahu tersebut.

    “Mintalah uang kepada Zelensky,” ucap MBZ dengan sinis kepada Netanyahu, merujuk pada Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, seperti diungkapkan sejumlah sumber yang memahami isu ini kepada Axios, Selasa (9/1/2024).

    Penolakan MBZ itu diungkapkan oleh seorang pejabat Israel yang enggan disebut namanya dan seorang sumber yang berbicara kepada Axios.

    MBZ menyebut nama Zelensky, menurut The Times of Israel, tampaknya dalam upaya menyindir Netanyahu bahwa mungkin saja Presiden Ukraina itu bisa membantu membayar tunjangan pekerja Palestina dengan semua dukungan internasional yang diperoleh Kyiv sejak invasi Rusia dimulai tahun 2022 lalu.

    Penolakan yang diberikan MBZ ini menggarisbawahi posisi banyak negara Arab yang menegaskan tidak akan menanggung biaya untuk mempertahankan status quo di Tepi Barat dan Jalur Gaza setelah perang.

    “Gagasan bahwa negara-negara Arab akan datang untuk membangun kembali dan membayar tagihan atas apa yang terjadi saat ini, hanyalah angan-angan belaka,” ucap seorang pejabat UEA, yang enggan disebut namanya, saat berbicara kepada Axios.

    Sebelum Hamas menyerang wilayah Israel bagian selatan pada 7 Oktober tahun lalu, sekitar 150.000 warga Palestina dari Tepi Barat memiliki izin memasuki wilayah Israel untuk bekerja.

    Namun segera setelah serangan Hamas, pemerintah Israel memberlakukan penutupan terhadap Tepi Barat dengan alasan keamanan. Langkah itu membuat puluhan ribu warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat namun bekerja di Israel tidak bisa lagi memasuki negara Yahudi tersebut.

    Memburuknya perekonomian Palestina dan meningkatnya pengangguran akibat perang telah meningkatkan kekhawatiran di kalangan badan keamanan Israel. Dalam upaya mencari solusi, Netanyahu berusaha membuat negara lain membayar para pekerja Palestina itu dan beberapa pekan lalu, dia meminta bantuan kepada MBZ. Menurut sejumlah sumber Israel, Netanyahu meminta bantuan terkait Palestina secara luas kepada MBZ.

    MBZ pada awalnya merespons dengan menyatakan siap membantu. Namun ketika Netanyahu secara khusus bertanya apakah UEA bersedia membayar tunjangan para pekerja Palestina, MBZ terkejut.

    Menurut sejumlah sumber, MBZ tidak percaya bahwa Netanyahu berpikir UEA bersedia membayar untuk masalah yang timbul karena keputusan Israel yang tidak mengizinkan para pekerja Palestina masuk ke wilayahnya.

    MBZ, menurut sejumlah sumber yang dikutip Axios, lantas mengatakan kepada Netanyahu bahwa dirinya tidak bisa membantu dan kemudian secara sinis menyarankan PM Israel itu meminta bantuan Zelensky yang mendapatkan banyak orang dari banyak negara saat Ukraina dilanda perang.

    Kantor PM Israel dan Kedutaan Besar UEA di Washington, Amerika Serikat (AS), menolak untuk memberikan komentar.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Terus Gempur Gaza, 23 Ribu Warga Palestina Tewas Sejak 7 Oktober

    Israel Terus Gempur Gaza, 23 Ribu Warga Palestina Tewas Sejak 7 Oktober

    Jakarta

    Pasukan Israel terus menggempur Gaza. Sebanyak 23.084 warga Palestina telah tewas dan 58.926 lainnya terluka dalam serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober, kata Kementerian Kesehatan Gaza dalam sebuah pernyataan pada hari Senin (8/1) waktu setempat.

    Sekitar 249 warga Palestina tewas dan 510 lainnya luka-luka dalam 24 jam sebelumnya, tambah kementerian itu, seperti dilaporkan Al Arabiya, Selasa (9/1/2024).

    Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Sabtu lalu, bahwa pasukan Israel tidak akan menghentikan perang di Gaza untuk melawan Hamas sampai semua tujuan tercapai. Demikian menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya.

    Pada hari Minggu lalu, tentara Israel melancarkan serangan udara intensif di Khan Younis dan daerah-daerah lain di Gaza selatan. Serangan-serangan itu menewaskan sedikitnya 82 orang, menurut kantor berita resmi Palestina, WAFA.

    Pada hari Sabtu lalu, ribuan pengunjuk rasa turun ke jalanan Tel Aviv, mendesak pemerintah Israel untuk segera mencapai kesepakatan dengan Hamas mengenai pembebasan orang-orang yang disandera. Para pengunjuk rasa juga menuntut pengunduran diri Netanyahu, pembubaran parlemen, dan pemilihan umum dini.

    Sejak konflik terbaru Israel-Palestina meletus pada 7 Oktober 2023 lalu, lebih dari 85 persen populasi di Jalur Gaza telah menjadi pengungsi, kata Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Serang Suriah, Tokoh Sentral Serangan Roket Hamas Tewas

    Israel Serang Suriah, Tokoh Sentral Serangan Roket Hamas Tewas

    Damaskus

    Militer Israel mengklaim serangannya di wilayah Suriah telah menewaskan seorang “tokoh sentral” yang bertanggung jawab atas serangan roket Hamas terhadap negara Yahudi tersebut.

    Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Selasa (9/1/2024), militer Israel dalam pernyataannya pada Senin (8/1) waktu setempat mengklaim Hassan Akasha telah “disingkirkan” di Beit Jinn, sebuah wilayah di bawah kendali pemerintah Suriah yang terletak dekat Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi oleh Israel.

    “Dia merupakan tokoh sentral yang bertanggung jawab atas roket-roket yang ditembakkan oleh Hamas dari wilayah Suriah ke Israel dalam beberapa pekan terakhir,” sebut militer Israel dalam pernyataannya.

    “Sejak awal perang, Akasha mengarahkan sel teroris Hamas yang menembakkan roket dari Suriah menuju ke wilayah Israel,” tuduh militer Israel.

    Pembunuhan di Suriah oleh Israel itu terjadi saat ketegangan regional meningkat akibat perang antara Israel dan Hamas yang berkecamuk di Jalur Gaza.

    Perang itu pecah sejak 7 Oktober tahun lalu ketika Hamas melancarkan serangan mengejutkan terhadap Israel, yang dilaporkan menewaskan sekitar 1.200 orang yang kebanyakan warga sipil.

    Rentetan serangan dilancarkan Israel terhadap Jalur Gaza untuk membalas serangan itu, dengan laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 23.084 orang tewas akibat rentetan serangan militer Tel Aviv. Sebagian besar korban tewas di Jalur Gaza merupakan perempuan dan anak-anak.

    Lihat Video: Nakes dan Pasien Kini Terpaksa Tinggalkan RS Al-Aqsa Gaza

    Israel tergolong jarang mengomentari soal serangannya di wilayah Suriah. Namun Tel Aviv berulang kali mengatakan tidak akan membiarkan musuh bebuyutannya, Iran, yang mendukung pemerintah Presiden Bashar al-Assad, memperluas kehadirannya di negara tetangganya itu.

    “Kami tidak akan membiarkan terorisme memasuki wilayah Suriah dan meminta pertanggungjawaban Suriah atas semua aktivitas yang berasal dari wilayahnya,” demikian pernyataan militer Israel.

    Belum ada komentar dari Hamas soal serangan Israel di Suriah tersebut.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini