kab/kota: Tel Aviv

  • Israel Tuduh 190 Staf UNRWA Merangkap Jadi Militan Hamas-Jihad Islam

    Israel Tuduh 190 Staf UNRWA Merangkap Jadi Militan Hamas-Jihad Islam

    Tel Aviv

    Berkas intelijen Israel yang memicu belasan negara menghentikan pendanaan untuk Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), menyebutkan sedikitnya ada 190 staf UNRWA yang terindikasi menjadi militan garis keras.

    Seperti dilansir Reuters, Selasa (30/1/2024), berkas setebal enam halaman, yang telah dilihat oleh Reuters itu, menuduh sekitar 190 staf UNRWA, termasuk yang menjadi guru di sekolah-sekolah PBB, merangkap sebagai militan Hamas atau Jihad Islam yang bermarkas di Jalur Gaza.

    Berkas itu bahkan menyertakan nama-nama dan foto 11 staf di antaranya yang dituduh menjadi militan.

    “Dari informasi intelijen, dokumen-dokumen dan kartu identitas yang disita selama pertempuran, kini dimungkinkan untuk menandai sekitar 190 anggota teroris Hamas dan PIJ (Jihad Islam Palestina) yang bertugas sebagai pegawai UNRWA,” sebut berkas intelijen Israel yang berbahasa Ibrani tersebut.

    Israel, menurut berkas intelijen itu, menuduh Hamas “secara metodis dan sengaja mengerahkan infrastruktur terorisnya di berbagai fasilitas dan aset-aset PBB” termasuk sekolah-sekolah. Hamas telah membantah tuduhan tersebut.

    Berkas intelijen Israel itu menjadi sorotan karena memuat tuduhan bahwa beberapa staf UNRWA terlibat dalam penculikan dan pembunuhan selama serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober lalu, yang memicu perang di Jalur Gaza.

    Juru bicara PBB, Stephane Dujarric, mengatakan pada Senin (29/1) waktu setempat bahwa PBB belum secara resmi menerima salinan berkas intelijen Israel tersebut.

    Para pejabat Tel Aviv melaporkan sekitar 1.200 orang tewas dan 253 orang lainnya diculik dalam serangan itu.

    Seorang staf lainnya, yang menjadi pekerja sosial UNRWA, dituduh terlibat dalam pemindahan jenazah Israel yang tewas ke wilayah Jalur Gaza dan mengkoordinasikan pergerakan truk-truk pikap yang digunakan para perampok dan untuk mengangkut pasokan senjata.

    Satu warga Palestina lainnya, dalam berkas itu, dituduh terlibat dalam aksi kekerasan di desa perbatasan Israel, Beeri, yang sepersepuluh penduduknya terbunuh. Seorang warga Palestina lainnya, atau warga keempat yang disebut dalam berkas itu, dituduh berpartisipasi dalam serangan di Reim, lokasi pangkalan militer Israel dan area digelarnya pesta outdoor yang menjadi lokasi tewasnya 360 orang.

    Seorang pejabat Israel yang enggan disebut namanya mengatakan kepada Reuters bahwa 190 orang yang disebut dalam berkas itu adalah “para petempur tangguh, pembunuh”, sedangkan 10 persen staf UNRWA diyakini memiliki afiliasi dengan Hamas dan Jihad Islam. UNRWA mempekerjakan 13.000 staf di Jalur Gaza.

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel, Israel Katz, menyerukan Ketua UNRWA Philippe Lazzarini untuk mengundurkan diri. “Para pegawai UNRWA berpartisipasi dalam pembantaian pada 7 Oktober. Lazzarini harus mengambil kesimpulan dan mengundurkan diri,” cetusnya.

    Palestina Balik Tuding Israel Lancarkan Serangan Politik terhadap UNRWA

    Dalam tanggapannya, Otoritas Palestina menuduh Israel telah memalsukan informasi untuk mencoreng nama UNRWA, yang telah memecat sejumlah stafnya dan sedang menyelidiki tuduhan tersebut.

    Sementara Perdana Menteri (PM) Palestina Mohammad Shtayyeh balik menuduh Israel telah melakukan “serangan politik terencana” terhadap badan PBB tersebut. Tel Aviv diketahui sudah sejak lama mengkritik UNRWA.

    UNRWA dibentuk untuk para pengungsi perang tahun 1948 saat berdirinya Israel di wilayah yang dulunya merupakan wilayah Palestina yang dikuasai Inggris. Badan PBB itu juga mengurusi jutaan keturunan pengungsi asli di wilayah Palestina dan di luar negeri.

    Israel telah sejak lama menuduh UNRWA melanggengkan konflik dengan mencegah permukiman kembali para pengungsi dan pada masa lalu pernah mengatakan bahwa staf badan PBB itu terlibat dalam serangan bersenjata. UNRWA membantah telah melakukan pelanggaran dan menggambarkan perannya sebagai badan bantuan saja.

    Berkas intelijen Israel itu ditunjukkan kepada Reuters oleh seorang sumber yang tidak bisa disebut nama maupun kewarganegaraannya. Sumber itu menyebut laporan itu dikumpulkan oleh intelijen Israel dan dibagikan kepada Amerika Serikat (AS), yang pada Jumat (26/1) lalu menangguhkan pendanaan untuk UNRWA.

    Saat ini, lebih dari 10 negara termasuk donatur utama seperti AS dan Jerman telah menghentikan pendanaan untuk badan PBB tersebut. UNRWA mengatakan pihaknya tidak akan bisa melanjutkan operasi di Jalur Gaza dan seluruh wilayah Palestina setelah akhir Februari jika pendanaan tidak dilanjutkan.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Sudah Lebih dari 26.000 Orang Tewas di Gaza Akibat Serangan Israel

    Sudah Lebih dari 26.000 Orang Tewas di Gaza Akibat Serangan Israel

    Gaza City

    Jumlah korban tewas dalam perang yang terus berkecamuk antara Israel dan Hamas di wilayah Jalur Gaza sejak 7 Oktober lalu kembali bertambah. Otoritas kesehatan Gaza melaporkan lebih dari 26.000 orang terkonfirmasi tewas di wilayahnya sejauh ini.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Jumat (26/1/2024), Kementerian Kesehatan Gaza yang dikuasai Hamas melaporkan pada Jumat (26/1) waktu setempat bahwa sedikitnya 183 orang tewas dalam serangan Israel di daerah kantong Palestina itu dalam waktu 24 jam terakhir.

    Sekitar 377 orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan Israel dalam periode waktu yang sama.

    Dengan tambahan kematian itu, maka menurut laporan Kementerian Kesehatan Gaza, total sedikitnya 26.083 orang tewas akibat rentetan serangan Israel sejak perang dimulai pada Oktober tahun lalu.

    Laporan otoritas kesehatan Gaza itu juga menyebut sebanyak 64.487 orang lainnya mengalami luka-luka akibat serangan-serangan Israel.

    Perang berkecamuk di Jalur Gaza setelah Hamas melancarkan serangan mengejutkan terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. Para pejabat Tel Aviv melaporkan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, tewas akibat serangan itu, dan sekitar 250 orang lainnya disandera oleh Hamas di Jalur Gaza.

    Serangan itu membuat Israel bersumpah untuk menghancurkan Hamas dan melancarkan gempuran tanpa henti terhadap Jalur Gaza yang memicu kehancuran juga banyak kematian.

    Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), rentetan serangan Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di dalam wilayah tersebut, di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan.

    Sedangkan 60 persen infrastruktur di daerah kantong Palestina itu, menurut laporan PBB, mengalami kerusakan atau hancur.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Restoran 7 Oktober Dibuka di Yordania, Israel Murka!

    Restoran 7 Oktober Dibuka di Yordania, Israel Murka!

    Amman

    Sebuah restoran yang baru dibuka di Yordania membuat marah Israel karena namanya. Restoran baru itu diberi nama “Restoran 7 Oktober” dan dituduh Tel Aviv sebagai bentuk dukungan untuk kelompok Hamas yang menyerang negara Yahudi itu pada tanggal tersebut tahun lalu.

    Seperti dilansir kantor berita Turki, Anadolu Agency, Jumat (26/1/2024), ketua partai oposisi Israel, Yair Lapid, dalam tanggapannya menyebut nama “Restoran 7 Oktober” di Yordania itu sebagai “hasutan dan kebencian terhadap Israel”.

    Lapid berharap pemerintah Yordania mengecam restoran yang baru dibuka di wilayahnya tersebut.

    “Kami mengharapkan pemerintah Yordania mengutuk hal ini secara terbuka dan tegas,” ucap Lapid dalam pernyataan via media sosial X.

    Televisi lokal Israel, Channel 12, dalam laporannya menyebut restoran baru itu ada di kota Al-Karak, Yordania, dan memilih untuk menggunakan nama yang mengagungkan serangan mematikan Hamas terhadap Israel.

    Situs berita Israel, Ynet News, mengabarkan bahwa hubungan antara Israel dan Yordania semakin tegang setelah perang pecah di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu. Sejumlah pertemuan bilateral antara kedua negara telah ditangguhkan.

    Sejauh ini, otoritas Yordania belum memberikan komentar atas restoran yang namanya membuat Israel geram itu.

    Saksikan juga ‘Kala Menlu Yordania Tuding Israel Tengah Berupaya Mengosongkan Gaza’:

    Unjuk rasa besar-besaran berlangsung di berbagai wilayah Yordania untuk memprotes serangan Israel yang memicu kehancuran di Jalur Gaza. Otoritas Amman juga telah menarik Duta Besarnya dari Tel Aviv.

    Perang berkecamuk di Jalur Gaza setelah Hamas melancarkan serangan mengejutkan terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. Para pejabat Tel Aviv melaporkan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, tewas akibat serangan tersebut, dan sekitar 250 orang lainnya disandera oleh Hamas di Jalur Gaza.

    Serangan itu membuat Israel bersumpah untuk menghancurkan Hamas dan melancarkan gempuran tanpa henti terhadap Jalur Gaza yang memicu kehancuran juga banyak kematian.

    Laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 25.900 orang, kebanyakan perempuan dan anak-anak, tewas akibat rentetan serangan Israel selama beberapa bulan terakhir. Sekitar 64.110 orang lainnya mengalami luka-luka.

    Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), rentetan serangan Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza menjadi pengungsi di dalam wilayah tersebut, di tengah kekurangan makanan, air bersih dan obat-obatan. Sedangkan 60 persen infrastruktur di daerah kantong Palestina itu telah rusak atau hancur.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Hamas Dalangi Serangan Roket Tewaskan 21 Tentara Israel di Gaza

    Hamas Dalangi Serangan Roket Tewaskan 21 Tentara Israel di Gaza

    Gaza City

    Sayap bersenjata Hamas, Brigade Al-Qassam, mengklaim bertanggung jawab atas serangan roket yang menewaskan 21 tentara Israel di Jalur Gaza. Tel Aviv menyebut serangan itu sebagai serangan paling mematikan terhadap pasukan Israel dalam perang melawan Hamas.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (24/1/2024), Israel sebelumnya menyalahkan militan Palestina yang tak teridentifikasi atas serangan granat berpeluncur roket (RPG) pada Senin (22/1) waktu setempat, yang disebut sebagai hari paling mematikan bagi militer Israel dalam operasinya di Jalur Gaza.

    “Saksikan eksekusi yang dilakukan oleh para pejuang Brigade Al-Qassam dalam operasi gabungan melawan tentara dan keadaan musuh di sebelah timur kamp pengungsi Al-Maghazi,” demikian pernyataan Hamas yang dirilis ke media, disertai video serangan tersebut.

    Juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, sebelumnya mengatakan kepada wartawan di Tel Aviv bahwa roket militan menghantam sebuah gedung yang menjadi tempat pasukan Israel memasang peledak. Serangan roket itu membuat gedung tersebut dan sebuah gedung di sebelahnya ambruk.

    Kebanyakan tentara Israel, sebut Hagari, tewas di dalam gedung tersebut. Sedangkan dua tentara lainnya, menurut Hagari yang mengutip penyelidikan awal, yang mengamankan area itu di dalam tank tewas akibat serangan roket kedua.

    Hagari menambahkan bahwa militer Israel masih mempelajari insiden di Jalur Gaza tersebut.

    Banyaknya korban jiwa dalam serangan roket itu dinilai bisa menambah momentum baru untuk seruan kepada pemerintah Israel agar menghentikan serangannya di Jalur Gaza. Banyaknya korban di pihak Israel telah memberikan tekanan pada pemerintah Israel untuk menghentikan operasi militer mereka.

    Sementara itu, Hagari menyatakan bahwa selama 24 jam terakhir, pasukan Israel menewaskan lebih dari 100 militan di area Khan Younis, Jalur Gaza bagian selatan.

    Perang di Jalur Gaza pecah setelah Hamas melancarkan serangan mengejutkan terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. Para pejabat Tel Aviv melaporkan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, tewas akibat serangan tersebut, dan sekitar 250 orang lainnya disandera oleh Hamas di Jalur Gaza.

    Serangan itu membuat Israel bersumpah untuk menghancurkan Hamas dan melancarkan gempuran tanpa henti terhadap Jalur Gaza yang memicu kehancuran juga banyak kematian.

    Laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza menyebut lebih dari 25.000 orang, kebanyakan perempuan dan anak-anak, tewas akibat rentetan serangan Israel selama beberapa bulan terakhir.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Khamenei Minta Negara Muslim Tak Serukan Gencatan Gaza, Tapi Lakukan Ini

    Khamenei Minta Negara Muslim Tak Serukan Gencatan Gaza, Tapi Lakukan Ini

    Teheran

    Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, menyebut seruan gencatan senjata di Jalur Gaza oleh negara-negara Muslim adalah langkah yang salah arah. Khamenei menegaskan bahwa negara-negara Muslim seharusnya memutuskan hubungan mereka dengan Israel.

    Seperti dilansir Al Arabiya, Rabu (24/1/2024), Khamenei berpendapat bahwa negara-negara Muslim seharusnya menahan diri dari menyerukan gencatan senjata di Jalur Gaza, karena menurut Khamenei, hal itu ada “di luar kendali mereka”.

    Sebaliknya, dia meminta negara-negara Muslim untuk melakukan tindakan-tindakan yang ada “dalam kendali mereka”.

    “Beberapa posisi dan pernyataan para pejabat negara-negara Islam adalah salah karena mereka berbicara soal isu-isu seperti gencatan senjata di Gaza, yang ada di luar kendali mereka dan berada di tangan musuh jahat Zionis,” sebut Khamenei dalam pernyataannya, seperti dikutip kantor berita IRNA.

    “Para pejabat negara-negara Islam seharusnya (sebaliknya) bertindak atas isu-isu yang ada dalam kendali mereka. Masalah yang ada di tangan mereka adalah memutuskan jalur vital menuju rezim Zionis,” ujarnya.

    “Negara-negara Islam harus memutuskan hubungan politik dan ekonomi mereka dengan rezim Zionis dan tidak membantu rezim ini,” cetus Khamenei.

    Pernyataan tersebut menandai keempat kalinya Khamenei menyerukan negara-negara Muslim untuk memutuskan hubungan dengan Israel sejak pecahnya perang antara Tel Aviv dan Hamas yang menguasai Jalur Gaza pada awal Oktober tahun lalu.

    Lihat juga Video: Jurnalis Motaz Azaiza Pamit Meninggalkan Gaza

    Iran yang menjadi sumber utama dukungan finansial dan militer bagi Hamas, memuji serangan kelompok itu terhadap Israel pada 7 Oktober 2023. Namun Teheran membantah terlibat dalam perencanaan atau pelaksanaan serangan yang memicu perang itu.

    Para pejabat Israel melaporkan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, tewas akibat serangan tersebut, dan sekitar 250 orang lainnya disandera oleh Hamas di Jalur Gaza.

    Israel pun bersumpah untuk menghancurkan Hamas dan melancarkan gempuran tanpa henti terhadap Jalur Gaza. Laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza menyebut lebih dari 25.000 orang, kebanyakan perempuan dan anak-anak, tewas akibat rentetan serangan Israel selama beberapa bulan terakhir.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Tolak Negara Palestina, Netanyahu Bersikeras Israel Harus Kendalikan Gaza

    Tolak Negara Palestina, Netanyahu Bersikeras Israel Harus Kendalikan Gaza

    Tel Aviv

    Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan Israel harus mempertahankan kendali keamanan atas seluruh wilayah Palestina. Hal itu disampaikan Netanyahu usai percakapan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden terkait solusi dua negara.

    Dilansir BBC, Minggu (21/1/2024), sikap Netanyahu itu disampaikan pada Sabtu (20/1). Netanyahu menentang tekanan dari AS dan negara lain terhadap pemerintahannya untuk berkomitmen terhadap negara Palestina di masa depan.

    Netanyahu dan Presiden AS Joe Biden membahas masa depan wilayah Palestina melalui telepon pada Jumat (19/1). Sikap Netanyahu itu telah memperdalam perpecahan publik antara Israel dan AS mengenai pemerintahan masa depan di Gaza dan Tepi Barat ketika konflik di Gaza berakhir.

    AS meyakini masa depan negara Palestina bersama Israel, yang dikenal sebagai ‘solusi dua negara’ sangat penting bagi stabilitas jangka panjang. Namun, Gedung Putih mengakui pemerintah AS dan Israel ‘melihat sesuatu secara berbeda’.

    Usai pembicaraan telepon dengan Netanyahu, Biden menegaskan solusi dua negara masih mungkin dilakukan saat Netanyahu menjabat.

    “Ada beberapa jenis solusi dua negara. Ada sejumlah negara anggota PBB yang tidak memiliki militer sendiri,” katanya.

    Namun pada hari Sabtu, Netanyahu menyampaikan sikapnya yang telah dia pegang selama sebagian besar karir politiknya. Dia bersikeras Israel harus memegang kendali keamanan atas Gaza usai Hamas dihancurkan.

    Lewat X, Netanyahu juga mengatakan Israel harus mempertahankan ‘kendali keamanan atas seluruh wilayah barat Yordania’ sebuah wilayah yang juga mencakup wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel.

    Komentar tersebut mengurangi harapan di beberapa kalangan bahwa krisis Gaza dapat mengakibatkan para pemimpin Israel dan Palestina memulai kembali perundingan diplomatik dan memulai proses perdamaian yang terbengkalai. Meningkatnya isolasi terhadap Netanyahu di luar negeri terjadi di tengah meningkatnya ketidakpopuleran di dalam negeri dan protes atas nasib sekitar 130 sandera yang masih ditahan di Gaza oleh Hamas.

    Hamas membunuh sekitar 1.300 orang – sebagian besar warga sipil – dan menyandera 240 orang dalam serangan mendadak mereka di Israel selatan pada 7 Oktober.

    Ribuan pengunjuk rasa, termasuk kerabat dari mereka yang masih hilang, berkumpul di Tel Aviv pada hari Sabtu, mendesak Netanyahu untuk mencapai gencatan senjata agar para sandera bisa pulang.

    Sementara itu, pasukan Israel terus masuk ke Gaza selatan untuk mencari pejabat tinggi Hamas, yang diyakini Israel bersembunyi di Khan Younis, kota terbesar kedua di wilayah tersebut. Penduduk setempat melaporkan adanya pertempuran sengit di daerah tersebut dalam beberapa hari terakhir, termasuk di sekitar rumah sakit. Israel mengatakan mereka menyerbu sebuah kompleks militer dan menemukan bahan peledak bawah tanah.

    Para pejabat dari kementerian kesehatan yang dikelola Hamas mengatakan pada hari Sabtu bahwa 165 orang telah terbunuh di wilayah tersebut dalam 24 jam terakhir dan jumlah korban tewas secara keseluruhan sejak konflik dimulai mendekati 25.000 orang.

    (haf/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Bertambah Negara yang Seret Israel ke Mahkamah Internasional

    Bertambah Negara yang Seret Israel ke Mahkamah Internasional

    Jakarta

    Negara yang menyeret Israel ke Mahkamah Internasional terus bertambah. Kini giliran Meksiko dan Chile mendesak Mahkamah Pidana Internasional atau ICC untuk menyelidiki dugaan kejahatan perang dalam perang antara Israel dan Hamas.

    Dilansir Reuters dan Al Arabiya, Sabtu (20/1/2024), kedua negara menyatakan “kekhawatiran yang semakin besar” atas eskalasi tindak kekerasan selama berbulan-bulan perang itu berkecamuk.

    Desakan itu diberikan oleh kedua negara tersebut dalam surat rujukan mereka kepada ICC pada Kamis (18/1) waktu setempat.

    Dalam suratnya kepada ICC, Kementerian Luar Negeri Meksiko berpendapat bahwa ICC menjadi forum yang tepat untuk menetapkan potensi tanggung jawab pidana dalam perang tersebut.

    “Baik yang dilakukan oleh agen-agen kekuatan pendudukan atau kekuatan yang diduduki,” sebut Kementerian Luar Negeri Meksiko dalam suratnya.

    Selain itu, disebutkan hal ini dilakukan lantaran timbulnya kekhawatiran atas meningkatnya kekerasan terutama pada warga sipil.

    “Tindakan yang dilakukan Meksiko dan Chile ini disebabkan oleh meningkatnya kekhawatiran atas peningkatan kekerasan terbaru, khususnya terhadap sasaran sipil,” imbuh surat tersebut.

    Lihat Video ‘Perang Meluas, Israel Mulai Serang Ibu Kota Suriah dengan Rudal’:

    Israel bukan anggota ICC yang berkantor di Den Haag, Belanda, dan tidak mengakui yurisdiksinya. Namun jaksa penuntut ICC telah menekankan bahwa pengadilannya memiliki yurisdiksi atas potensi kejahatan perang yang dilakukan oleh Israel di wilayah Jalur Gaza dan oleh Hamas di wilayah Israel.

    Meksiko, dalam suratnya, menyebut bahwa “banyak laporan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang merinci banyak insiden yang bisa dianggap sebagai kejahatan di bawah yurisdiksi ICC”.

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Chile Alberto van Klaveran menuturkan kepada wartawan di Santiago bahwa negaranya “tertarik untuk mendukung penyelidikan terhadap dugaan kejahatan perang” di mana pun itu terjadi.

    Kementerian Luar Negeri Palestina menyambut baik tindakan Meksiko dan Chile mengirim surat rujukan kepada ICC, dan menyebut hal itu menegaskan kebutuhan pengadilan untuk memenuhi mandatnya dengan melakukan pencegahan, penyelidikan dan penuntutan terhadap tindak kejahatan paling serius.

    “Para pejabat Israel tidak tergoyahkan ketika mereka melanjutkan perang genosida mereka,” sebut Kementerian Luar Negeri Palestina.

    Simak berita di halaman selanjutnya.

    Sementara itu, Meksiko menyatakan pihaknya memantau gugatan yang diajukan Afrika Selatan ke Mahkamah Internasional atau ICJ, yang menuduh Israel telah melakukan genosida di Jalur Gaza dan menuntut ICJ memerintahkan penghentian darurat operasi militer Israel. Tel Aviv membantah keras tuduhan genosida itu.

    Baik ICJ maupun ICC sama-sama menangani kasus dugaan genosida, kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan. Namun ICJ mengadili perselisihan antara negara, sedangkan ICC mengadili individu atas dugaan kejahatan.

    Diketahui perang berkecamuk di Jalur Gaza setelah Hamas melancarkan serangan mengejutkan pada 7 Oktober tahun lalu, yang menurut otoritas Tel Aviv menewaskan sekitar 1.200 orang. Lebih dari 250 orang lainnya diculik dari wilayah Israel dan disandera di Jalur Gaza.

    Israel yang bersumpah untuk menghancurkan Hamas, melancarkan rentetan serangan terhadap Jalur Gaza hingga memicu kehancuran dan kematian banyak orang, terutama anak-anak. Laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 24.620 orang tewas akibat rentetan serangan Israel.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Memanas! Israel Gempur Target Terkait Iran di Suriah, 5 Orang Tewas

    Memanas! Israel Gempur Target Terkait Iran di Suriah, 5 Orang Tewas

    Damaskus

    Israel melancarkan serangan rudal terhadap target-target terkait Iran di wilayah Damaskus, ibu kota Suriah, pada Sabtu (20/1) waktu setempat. Serangan itu dilaporkan menewaskan sedikitnya lima orang yang ada di dalam sebuah gedung yang digempur.

    Seperti dilansir AFP, Sabtu (20/1/2024), kelompok pemantau konflik Suriah, Syrian Observatory for Human Rights, melaporkan bahwa serangan rudal Israel itu menargetkan gedung yang diyakini menjadi tempat pertemuan “pemimpin yang bersekutu dengan Iran” di Suriah.

    “Serangan rudal Israel menargetkan gedung empat lantai, menewaskan lima orang… dan menghancurkan seluruh gedung yang menjadi tempat para pemimpin yang bersekutu dengan Iran bertemu,” sebut Syrian Observatory dalam laporannya.

    Syrian Observatory yang memiliki jaringan sumber di dalam wilayah Suriah menyebut area yang menjadi target serangan Israel itu merupakan zona dengan keamanan ketat yang menjadi rumah bagi para pemimpin Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) dan faksi-faksi Palestina yang pro-Iran.

    “Mereka pasti menargetkan para anggota senior (kelompok tersebut)” sebut Direktur Syrian Observatory, Rami Abdel Rahman.

    Serangan yang dilakukan pada pagi hari itu memicu kepulan asap besar yang menjulang ke udara, seperti dilaporkan oleh media pemerintah Suriah.

    “Sebuah serangan menargetkan sebuah bangunan tempat tinggal di area Mazzeh di Damaskus, akibat agresi Israel,” sebut kantor berita SANA dalam laporannya.

    Lihat juga Video: Tanggapan Starbucks soal Konflik di Gaza

    Tidak disebutkan lebih lanjut apakah ada korban jiwa akibat serangan tersebut.

    Area Mazzeh juga diketahui menjadi lokasi markas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), kedutaan besar sejumlah negara asing, dan restoran.

    “Saya mendengar ledakan dengan jelas di wilayah barat Mazzeh, dan saya melihat kepulan asap besar. Suaranya mirip ledakan rudal, dan beberapa menit kemudian saya mendengar suara ambulans,” tutur seorang warga setempat kepada AFP.

    Selama lebih dari satu dekade perang sipil berkecamuk di Suriah, Israel telah melancarkan ratusan serangan udara terhadap wilayah negara tetangganya tersebut. Kebanyakan serangan Israel menargetkan pasukan yang didukung oleh Iran dan posisi militer Suriah.

    Israel semakin meningkatkan serangannya sejak perang melawan Hamas pecah di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu.

    Namun Israel jarang mengomentari serangan-serangannya di wilayah Suriah. Meskipun Tel Aviv berulang kali mengatakan tidak akan membiarkan musuh bebuyutannya, Iran, yang mendukung rezim Presiden Bashar al-Assad semakin memperluas kehadirannya di Suriah.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Bertambah Negara yang Seret Israel ke Mahkamah Internasional

    Meksiko dan Chile Seret Israel ke Mahkamah Pidana Internasional

    Den Haag

    Meksiko dan Chile mendesak Mahkamah Pidana Internasional atau ICC untuk menyelidiki dugaan kejahatan perang dalam perang antara Israel dan Hamas. Kedua negara menyatakan “kekhawatiran yang semakin besar” atas eskalasi tindak kekerasan selama berbulan-bulan perang itu berkecamuk.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Sabtu (20/1/2024), desakan itu diberikan oleh kedua negara tersebut dalam surat rujukan mereka kepada ICC pada Kamis (18/1) waktu setempat.

    Perang berkecamuk di Jalur Gaza setelah Hamas melancarkan serangan mengejutkan pada 7 Oktober tahun lalu, yang menurut otoritas Tel Aviv menewaskan sekitar 1.200 orang. Lebih dari 250 orang lainnya diculik dari wilayah Israel dan disandera di Jalur Gaza.

    Israel yang bersumpah untuk menghancurkan Hamas, melancarkan rentetan serangan terhadap Jalur Gaza hingga memicu kehancuran dan kematian banyak orang, terutama anak-anak. Laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 24.620 orang tewas akibat rentetan serangan Israel.

    Dalam suratnya kepada ICC, Kementerian Luar Negeri Meksiko berpendapat bahwa ICC menjadi forum yang tepat untuk menetapkan potensi tanggung jawab pidana dalam perang tersebut.

    “Baik yang dilakukan oleh agen-agen kekuatan pendudukan atau kekuatan yang diduduki,” sebut Kementerian Luar Negeri Meksiko dalam suratnya.

    “Tindakan yang dilakukan Meksiko dan Chile ini disebabkan oleh meningkatnya kekhawatiran atas peningkatan kekerasan terbaru, khususnya terhadap sasaran sipil,” imbuh surat tersebut.

    Israel bukan anggota ICC yang berkantor di Den Haag, Belanda, dan tidak mengakui yurisdiksinya. Namun jaksa penuntut ICC telah menekankan bahwa pengadilannya memiliki yurisdiksi atas potensi kejahatan perang yang dilakukan oleh Israel di wilayah Jalur Gaza dan oleh Hamas di wilayah Israel.

    Meksiko, dalam suratnya, menyebut bahwa “banyak laporan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang merinci banyak insiden yang bisa dianggap sebagai kejahatan di bawah yurisdiksi ICC”.

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Chile Alberto van Klaveran menuturkan kepada wartawan di Santiago bahwa negaranya “tertarik untuk mendukung penyelidikan terhadap dugaan kejahatan perang” di mana pun itu terjadi.

    Kementerian Luar Negeri Palestina menyambut baik tindakan Meksiko dan Chile mengirim surat rujukan kepada ICC, dan menyebut hal itu menegaskan kebutuhan pengadilan untuk memenuhi mandatnya dengan melakukan pencegahan, penyelidikan dan penuntutan terhadap tindak kejahatan paling serius.

    “Para pejabat Israel tidak tergoyahkan ketika mereka melanjutkan perang genosida mereka,” sebut Kementerian Luar Negeri Palestina.

    Sementara itu, Meksiko menyatakan pihaknya memantau gugatan yang diajukan Afrika Selatan ke Mahkamah Internasional atau ICJ, yang menuduh Israel telah melakukan genosida di Jalur Gaza dan menuntut ICJ memerintahkan penghentian darurat operasi militer Israel. Tel Aviv membantah keras tuduhan genosida itu.

    Baik ICJ maupun ICC sama-sama menangani kasus dugaan genosida, kejahatan perang dan kejahatan kemanusiaan. Namun ICJ mengadili perselisihan antara negara, sedangkan ICC mengadili individu atas dugaan kejahatan.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Tak Ada Hubungan dengan Israel Tanpa Gencatan Senjata Gaza

    Tak Ada Hubungan dengan Israel Tanpa Gencatan Senjata Gaza

    Davos

    Arab Saudi menegaskan tidak akan bisa melanjutkan pembicaraan mengenai kesepakatan penting untuk mengakui Israel sampai adanya gencatan senjata di wilayah Jalur Gaza yang terus-menerus dilanda perang.

    Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Jumat (19/1/2024), penegasan itu disampaikan oleh Duta Besar Arab Saudi untuk Amerika Serikat (AS), Putri Reema binti Bandar, saat berbicara dalam panel di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, pada Kamis .

    “Saya pikir hal yang paling penting untuk disadari adalah (Kerajaan Saudi) belum menempatkan normalisasi sebagai inti kebijakannya. Kerajaan menempatkan perdamaian dan kemakmuran sebagai inti kebijakannya,” ujar Putri Reema dalam forum dunia tersebut.

    “(Kerajaan Saudi) Sudah cukup jelas. Selama masih terjadi kekerasan di lapangan dan pembunuhan terus terjadi, kita tidak akan bisa membicarakannya pada keesokan harinya,” tegasnya.

    Saudi tidak pernah mengakui Israel dan tidak bergabung dengan Perjanjian Abraham yang dimediasi AS tahun 2020 lalu, yang membuat sejumlah negara tetangga Riyadh di kawasan Timur Arab, seperti Bahrain, Uni Emirat Arab dan Maroko, menjalin hubungan formal dengan Tel Aviv.

    Pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah mendorong keras Saudi untuk mengambil langkah yang sama.

    Dalam wawancara dengan media AS, Fox News, pada September tahun lalu, Putra Mahkota Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) mengatakan bahwa “setiap hari kita semakin dekat” untuk mencapai kesepakatan, merujuk pada hubungan Riyadh dan Tel Aviv.

    Saksikan juga ‘Setelah Lama Tertahan, Akhirnya Bantuan Kemanusiaan Masuk ke Gaza’:

    Momentum tersebut terhenti segera setelah Hamas melancarkan serangan besar-besaran terhadap wilayah Israel bagian selatan pada 7 Oktober tahun lalu, yang menewaskan sekitar 1.200 orang yang sebagian besar warga sipil.

    Tel Aviv lantas bersumpah untuk menghancurkan Hamas dan melancarkan pengeboman tanpa henti terhadap Jalur Gaza. Laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 24.620 orang, sekitar 70 persennya adalah wanita dan anak-anak, tewas akibat rentetan serangan Israel.

    Arab Saudi Bisa Akui Israel Jika Masalah Palestina Diselesaikan

    Awal pekan ini, Menteri Luar Negeri (Menlu) Saudi Pangeran Faisal bin Farhan saat berbicara dalam forum yang sama di Davos mengatakan bahwa Riyadh bisa saja mengakui Israel jika ada kesepakatan komprehensif yang tercapai, dengan mencakup status kenegaraan resmi bagi Palestina.

    Pangeran Faisal menjawab “tentu saja” saat ditanya lebih lanjut apakah Saudi akan mengakui Israel sebagai bagian dari perjanjian politik yang lebih luas, Namun dia juga menekankan perlunya gencatan senjata dalam perang di Jalur Gaza.

    “Kami tidak melihat tanda-tanda nyata bahwa tujuan strategis yang diklaim oleh Israel…semakin dekat,” imbuhnya.

    Putri Reema, dalam pernyataannya pada Kamis (18/1) waktu setempat, mengatakan bahwa “orang-orang dengan kepala dingin pasti berhasil”.

    “Ada trauma dan rasa sakit di kedua sisi. Saya tidak bisa menghilangkan itu. Tapi yang bisa kita lakukan adalah gencatan senjata sekarang,” tegasnya.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini