kab/kota: Tel Aviv

  • Rentetan Roket dari Lebanon Hantam Israel, 1 Tentara Tewas-8 Luka

    Rentetan Roket dari Lebanon Hantam Israel, 1 Tentara Tewas-8 Luka

    Tel Aviv

    Rentetan roket ditembakkan dari wilayah Lebanon menghantam area Safad di wilayah Israel bagian utara pada Rabu (14/2) pagi waktu setempat. Serangan roket itu dilaporkan menewaskan satu tentara Israel, dan melukai delapan orang lainnya.

    Seperti dilansir Al Arabiya dan New Arab, Rabu (14/2/2024), laporan surat kabar Haaretz yang mengutip pernyataan militer Israel menyebut roket-roket yang diluncurkan dari wilayah Lebanon bagian selatan itu “ditargetkan ke pangkalan Israel di bagian utara”.

    Diketahui bahwa markas komando militer Israel bagian utara terletak di Safad.

    Belum ada klaim tanggung jawab dari kelompok atau pihak tertentu atas serangan roket tersebut. Namun rentetan roket itu diluncurkan saat marak serangan lintas perbatasan antara pasukan Israel dan kelompok Hizbullah, yang didukung Iran di Lebanon, beberapa waktu terakhir.

    Laporan New Arab menyebut serangan roket itu didalangi oleh Hizbullah. Disebutkan bahwa roket-roket Hizbullah mengudara sejauh 15 kilometer untuk menyerang Safad dan beberapa target lainnya di Israel, tanpa dicegat oleh sistem pertahanan rudal Iron Dome milik Israel.

    Biasanya, Hizbullah menggunakan rudal anti-tank yang terbang rendah untuk menghindari Iron Dome.

    “Akibat peluncuran-peluncuran itu, seorang tentara IDF tewas dan beberapa tentara IDF lainnya mengalami luka-luka,” sebut Angkatan Bersenjata Israel (IDF) atau militer Israel dalam pernyataannya.

    Militer Israel menambahkan bahwa pihaknya sudah mulai menargetkan sumber peluncuran rudal atau roket di Lebanon bagian selatan, dan dewan perang Israel dilaporkan telah berkumpul untuk membahas potensi respons atas serangan itu.

    Pasukan Israel dan kelompok Hizbullah terlibat serangan lintas perbatasan hampir setiap hari sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada 7 Oktober tahun lalu, yang dipicu oleh serangan mengejutkan Hamas.

    Puluhan ribu orang meninggalkan rumah mereka di kedua sisi perbatasan kedua negara sejak serangan lintas perbatasan marak.

    Menurut penghitungan AFP, serangan lintas perbatasan Israel-Lebanon menewaskan sedikitnya 231 orang di Lebanon, dengan kebanyakan merupakan anggota Hizbullah. Sedangkan menurut Israel, sedikitnya 10 tentaranya dan enam warga sipil tewas.

    Sejumlah utusan Barat telah mengunjungi Beirut untuk membahas cara-cara mengurangi eskalasi konflik di perbatasan Lebanon-Israel. Namun kebanyakan bertemu dengan para pejabat pemerintah Lebanon bukan Hizbullah, yang telah ditetapkan sebagai organisasi teroris oleh Amerika Serikat (AS).

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Bombardir Rafah, 52 Orang Tewas

    Israel Bombardir Rafah, 52 Orang Tewas

    Jakarta

    Militer Israel melancarkan serangan udara besar-besaran di Rafah, Gaza pada Senin (12/2) dini hari waktu setempat. Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikelola kelompok Hamas, setidaknya 52 orang tewas dalam serangan itu.

    Dilansir kantor berita AFP, Senin (12/2/2024), para jurnalis dan saksi AFP mendengar serangkaian serangan hebat dan melihat asap mengepul di atas kota yang penuh sesak itu. Kota Rafah kini menampung lebih dari separuh dari total penduduk Gaza setelah mereka melarikan diri dari bombardir Israel di tempat-tempat lainnya di Jalur Gaza.

    Hamas menyatakan bahwa serangan udara Israel tersebut menghantam 14 rumah dan tiga masjid di berbagai bagian di Rafah.

    Militer Israel mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Senin bahwa mereka telah “melakukan serangkaian serangan terhadap target teror di daerah Shaboura di Jalur Gaza selatan”, dan menambahkan bahwa serangan tersebut telah selesai.

    Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memerintahkan pasukannya untuk mempersiapkan serangan darat di Rafah, sebagai bagian dari tujuan mereka untuk menghancurkan Hamas karena melancarkan serangan mematikan pada 7 Oktober tahun lalu.

    Sekitar 1,4 juta warga Palestina saat ini memadati Rafah. Banyak dari mereka yang tinggal di tenda-tenda, sementara makanan, air dan obat-obatan semakin langka. Rafah adalah pusat populasi besar terakhir di Gaza yang belum dimasuki pasukan Israel setelah serangan Hamas pada 7 Oktober.

    Rencana Netanyahu tersebut menuai reaksi keras, dengan sejumlah negara menyerukan agar Israel tidak menyerang Rafah, yang terletak dekat dengan perbatasan Mesir dan menjadi tempat perlindungan terakhir bagi warga sipil Palestina yang pengeboman Tel Aviv di wilayah lainnya di Jalur Gaza.

    Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat (AS) yang merupakan sekutu Israel, dan kelompok-kelompok bantuan kemanusiaan menyuarakan keprihatinan mendalam soal dampak serangan darat Israel terhadap warga sipil yang mengungsi di Rafah.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Sandera Israel Jadi Alasan Netanyahu Lanjutkan Perang di Gaza

    Sandera Israel Jadi Alasan Netanyahu Lanjutkan Perang di Gaza

    Tel Aviv

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa jumlah sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza dalam keadaan hidup “cukup” menjadi alasan untuk dilanjutkannya perang melawan Hamas di wilayah Palestina tersebut.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Senin (12/2/2024), pernyataan itu disampaikan Netanyahu dalam wawancara dengan media terkemuka Amerika Serikat (AS), ABC News, dalam program “This Week” yang disiarkan pada Minggu (11/2) waktu setempat.

    Saat ditanya soal berapa banyak sandera yang masih hidup dan kini ditahan di Jalur Gaza, Netanyahu menjawab: “Cukup untuk menjamin upaya-upaya yang kami sedang lakukan”.

    “Kami akan berusaha melakukan yang terbaik untuk mendapatkan kembali semuanya (sandera Israel-red) yang masih hidup dan, sejujurnya, juga jenazah mereka yang tewas,” ucap Netanyahu dalam wawancara tersebut.

    Diketahui bahwa Hamas menyandera sekitar 250 orang sejak serangan mengejutkan pada 7 Oktober tahun lalu, dengan otoritas Israel menyebut sedikitnya 132 sandera masih ditahan di Jalur Gaza dan sekitar 29 orang di antaranya diperkirakan sudah tewas.

    Dalam wawancara tersebut, Netanyahu juga menyebut bahwa satu warga sipil Palestina terbunuh untuk setiap petempur Hamas yang tewas di Jalur Gaza.

    Laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza yang dikuasai Hamas menyebut sedikitnya 28.176 orang tewas akibat rentetan serangan Israel selama beberapa bulan terakhir. Disebutkan bahwa sekitar 70 persen korban tewas di Jalur Gaza merupakan perempuan atau anak-anak berusia 18 tahun ke bawah.

    Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggambarkan sistem Kementerian Kesehatan Palestina dalam pelaporan korban jiwa sebagai “sangat baik” dan badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara teratur mengutip angka korban jiwa tersebut.

    Sementara otoritas Tel Aviv sebelumnya menyebut sekitar 1.200 warga Israel tewas dalam serangan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, yang membuat Tel Aviv melancarkan gempuran tanpa henti ke Jalur Gaza.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Serangan Darat ke Rafah Ancam Pembebasan Sandera

    Serangan Darat ke Rafah Ancam Pembebasan Sandera

    Gaza City

    Hamas melontarkan ancaman terbaru terhadap Israel terkait rencananya melancarkan serangan darat ke kota Rafah di ujung selatan Jalur Gaza, yang dipenuhi para pengungsi Palestina. Hamas memperingatkan bahwa serangan ke Rafah akan mengancam perundingan soal pembebasan sandera Israel yang masih ditahan.

    “Setiap serangan yang dilancarkan pasukan pendudukan (Israel) ke kota Rafah akan merusak perundingan soal pertukaran (sandera-tahanan),” tegas salah satu pemimpin senior Hamas, seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Senin (12/2/2024).

    Pernyataan Hamas itu disampaikan pada Minggu (11/2) waktu setempat ketika Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu berjanji untuk memperluas operasi militer Israel di Jalur Gaza yang berlangsung sejak Oktober tahun lalu.

    Netanyahu sebelumnya mengatakan dirinya telah memberitahu pasukan Israel untuk bersiap memasuki kota Rafah, sebagai bagian dari tujuan mereka untuk menghancurkan Hamas karena melancarkan serangan mematikan pada 7 Oktober tahun lalu.

    Rencana itu menuai reaksi keras, dengan sejumlah negara menyerukan agar Israel tidak menyerang Rafah, yang terletak dekat dengan perbatasan Mesir dan menjadi tempat perlindungan terakhir bagi warga sipil Palestina yang pengeboman Tel Aviv di wilayah lainnya di Jalur Gaza.

    Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat (AS) yang merupakan sekutu Israel, dan kelompok-kelompok bantuan kemanusiaan menyuarakan keprihatinan mendalam soal dampak serangan darat Tel Aviv terhadap warga sipil yang mengungsi di Rafah.

    Sekitar 1,4 juta orang — separuh dari total penduduk Gaza — memadati kota Rafah, dengan banyak orang tinggl di luar bangunan atau di tenda-tenda dengan pasokan makanan, air dan medis semakin langka.

    Netanyahu Janjikan Jalur Aman untuk Warga Sipil Tinggalkan Rafah

    Dalam wawancara dengan stasiun televisi AS, ABC News, yang disiarkan pada Minggu (11/2) waktu setempat, Netanyahu mengatakan bahwa pihak-pihak yang mendesak Israel untuk tidak mengerahkan pasukan darat ke Rafah secara efektif telah memberikan izin kepada Hamas untuk tetap tinggal di wilayah itu.

    Berdasarkan kutipan wawancara yang dipublikasikan, Netanyahu menegaskan bahwa operasi ke Rafah akan terus berjalan “sambil menyediakan jalur aman bagi penduduk sipil sehingga mereka bisa pergi”.

    Hamas menyandera sekitar 250 orang sejak 7 Oktober tahun lalu, dengan otoritas Israel menyebut sedikitnya 132 sandera masih ditahan di Jalur Gaza dan sekitar 29 orang di antaranya diperkirakan sudah tewas.

    Perundingan terbaru untuk gencatan senjata di Jalur Gaza digelar di Kairo, dengan Hamas terbuka untuk gencatan senjata termasuk kemungkinan pertukaran sandera Israel dengan tahanan perempuan dan anak-anak yang kini mendekam di penjara-penjara Israel.

    Militer Israel telah sejak lama menggempur kota Rafah via udara, sedangkan pertempuran sengit terjadi di kota Khan Younis yang berjarak beberapa kilometer dari Rafah pada Minggu (11/2) waktu setempat. Koresponden AFP di lapangan melaporkan rentetan ledakan dan kepulan asap hitam di Khan Younis.

    Dalam pernyataan terpisah, militer Israel mengatakan pasukannya melancarkan “serangan terarah” di area Khan Younis bagian barat, area yang dilaporkan Hamas menjadi lokasi bentrokan hebat.

    Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan pada Minggu (11/2) waktu setempat bahwa sedikitnya 112 orang tewas dalam 24 jam terakhir di daerah kantong Palestina tersebut. Hamas menambahkan bahwa puluhan serangan udara menghujani Jalur Gaza, termasuk di Rafah.

    Menurut laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza, sedikitnya 28.176 orang, kebanyakan perempuan dan anak-anak, tewas akibat rentetan serangan Israel selama beberapa bulan terakhir.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Serangan Israel Tewaskan 10 Orang di Suriah, Kebanyakan Warga Sipil

    Serangan Israel Tewaskan 10 Orang di Suriah, Kebanyakan Warga Sipil

    Damaskus

    Korban tewas akibat serangan udara yang dilancarkan Israel terhadap target milisi pro-Iran di wilayah kota Homs, Suriah, pada Rabu (7/2) pagi bertambah menjadi sedikitnya 10 orang. Enam orang di antara korban tewas diidentifikasi sebagai warga sipil.

    “Sepuluh orang, termasuk enam warga sipil dan dua petempur Hizbullah, tewas dalam serangan Israel terhadap sebuah bangunan di area Hamra di Homs,” ucap kepala Syrian Observatory for Human Rights, Rami Abdel Rahman, kepada AFP, Rabu (7/2/2024).

    Serangan udara Israel itu, sebut Abdel Rahman, meratakan sebuah bangunan di salah satu distrik paling makmur di area tersebut. Serangan itu juga menghantam sejumlah target lainnya terkait kelompok-kelompok yang didukung Iran.

    Dalam pernyataannya, Abdel Rahman menyebut enam warga sipil yang tewas terdiri atas tiga pelajar dan seorang wanita, dengan dua korban lainnya belum diidentifikasi.

    Sementara seorang sumber dari kelompok Hizbullah mengonfirmasi kepada AFP bahwa dua anggota mereka termasuk di antara korban tewas. Hizbullah merupakan kelompok militan yang bermarkas di Lebanon dan didukung Iran. Kelompok ini turut mengerahkan personelnya dalam konflik berkepanjangan di Suriah.

    Kementerian Pertahanan Suriah melaporkan adanya serangan udara Israel di wilayahnya, namun tidak memberikan angka pasti jumlah korban serangan tersebut.

    “Musuh Israel melancarkan serangan udara terhadap sejumlah lokasi di Homs dan area pinggirannya… menewaskan dan melukai sejumlah warga sipil,” demikian pernyataan Kementerian Pertahanan Suriah.

    Televisi pemerintah Damaskus menayangkan rekaman tim penyelamat yang mencari korban selamat di antara reruntuhan bangunan.

    Israel telah melancarkan ratusan serangan udara ke wilayah Suriah, sejak perang pecah tahun 2011 silam. Sejak perang berkecamuk antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu, Tel Aviv semakin meningkatkan serangannya terhadap pasukan milisi yang didukung Iran di negara tetangganya tersebut.

    Pekan lalu, Amerika Serikat (AS) juga melancarkan serangan udara terhadap milisi pro-Iran di wilayah Irak dan Suriah untuk membalas serangan drone yang menewaskan tiga tentaranya di Yordania. Dilaporkan bahwa rentetan serangan Washington itu menewaskan total sedikitnya 45 orang di Irak dan Suriah.

    Israel jarang berkomentar mengenai serangan-serangannya ke Suriah. Namun Tel Aviv berulang kali menegaskan bahwa mereka tidak akan membiarkan Iran memperluas kehadirannya di wilayah Suriah.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Hamas Usulkan Gencatan Senjata 135 Hari hingga Perang Berakhir di Gaza

    Hamas Usulkan Gencatan Senjata 135 Hari hingga Perang Berakhir di Gaza

    Gaza City

    Kelompok Hamas mengusulkan gencatan senjata yang akan meredam pertempuran di Jalur Gaza total selama 135 hari atau sekitar 4,5 bulan hingga berakhirnya perang. Usulan ini disampaikan Hamas dalam responsnya terhadap proposal yang dikirimkan oleh mediator Qatar dan Mesir pekan lalu.

    Proposal itu sebelumnya telah didukung oleh Israel. Amerika Serikat (AS), sekutu Tel Aviv, yang turut terlibat dalam proses perundingan juga memberikan dukungannya untuk proposal tersebut. Demikian seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (7/2/2024).

    Menurut draf dokumen yang telah dilihat oleh Reuters, usulan tandingan dari Hamas untuk merespons proposal itu melibatkan tiga tahap gencatan senjata di Jalur Gaza, yang masing-masing akan berlangsung selama 45 hari.

    Usulan itu akan membuat militan-militan di Jalur Gaza, termasuk Hamas, menukarkan sandera Israel yang masih ditahan sejak serangan 7 Oktober lalu dengan para tahanan Palestina yang mendekam di penjara-penjara negara Yahudi tersebut.

    Usulan tandingan dari Hamas itu juga membahas soal rekonstruksi Jalur Gaza, penarikan pasukan Israel sepenuhnya dari daerah kantong Palestina, serta soal pertukaran jenazah antara Hamas dan Israel.

    Menteri Luar Negeri (Menlu) AS Antony Blinken tiba semalam di Israel, setelah sebelumnya bertemu dengan pemimpin Qatar dan Mesir dalam upaya diplomatik paling serius sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza demi mewujudkan gencatan senjata.

    Detail soal usulan tandingan dari Hamas belum pernah diungkapkan ke publik sebelumnya.

    Masih menurut usulan Hamas yang dilihat Reuters, semua sandera perempuan Israel, kemudian sandera laki-laki berusia di bawah 19 tahun, dan para sandera lanjut usia (lansia) serta sandera yang sakit akan dibebaskan selama fase 45 hari pertama gencatan senjata.

    Pembebasan sandera oleh Hamas itu akan dibalas oleh Israel dengan membebaskan para tahanan perempuan dan anak-anak Palestina dari penjara-penjaranya.

    Para sandera laki-laki yang tersisa, menurut usulan Hamas itu, akan dibebaskan pada fase kedua. Kemudian jenazah-jenazah akan ditukarkan pada fase ketiga.

    Pada akhir fase ketiga gencatan senjata di Jalur Gaza, Hamas berharap kedua pihak telah mencapai kesepakatan untuk mengakhiri perang.

    Kelompok yang menguasai Jalur Gaza itu juga mengatakan dalam adendum proposal yang diusulkannya bahwa mereka menginginkan pembebasan total 1.500 tahanan, yang sepertiganya akan dipilih dari daftar tahanan Palestina yang dijatuhi hukuman seumur hidup oleh Israel.

    Gencatan senjata itu juga akan meningkatkan aliran pasokan makanan dan bantuan lainnya kepada warga sipil Gaza yang putus asa dan menghadapi bencana kelaparan, serta kekurangan pasokan bahan pokok.

    Belum ada tanggapan terbaru dari Israel atas usulan tandingan dari Hamas tersebut.

    Israel mulai menggempur Jalur Gaza setelah Hamas melancarkan serangan mengejutkan pada 7 Oktober lalu, yang menewaskan 1.200 orang dan membuat lebih dari 250 orang disandera.

    Laporan terbaru Kementerian Kesehatan Gaza menyebut setidaknya 27.585 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas akibat rentetan serangan Israel. Ribuan orang lainnya dikhawatirkan tertimbun reruntuhan bangunan yang hancur akibat perang.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pemimpin Houthi Ancam Tingkatkan Serangan Jika Israel Terus Gempur Gaza

    Pemimpin Houthi Ancam Tingkatkan Serangan Jika Israel Terus Gempur Gaza

    Sanaa

    Pemimpin kelompok Houthi, Abdul Malik al-Houthi, mengancam akan meningkatkan serangan jika Israel terus menggempur Jalur Gaza. Kelompok yang didukung Iran ini menyerang kapal-kapal di perairan Laut Merah untuk merespons perang yang berkecamuk antara Tel Aviv dan Hamas di daerah kantong Palestina itu.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (7/2/2024), Houthi yang menguasai ibu kota Yaman, telah melancarkan rentetan serangan drone dan rudal terhadap kapal-kapal di jalur pelayaran internasional di Laut Merah sejak November tahun lalu.

    Dalam pernyataannya, Houthi menyebut serangan mereka sebagai solidaritas untuk warga Palestina yang terus digempur Israel di Jalur Gaza. Serangan Houthi itu memicu serangan balasan dari militer Amerika Serikat (AS) dan Inggris, yang menggempur Yaman sejak bulan lalu.

    Rentetan serangan Houthi itu mengganggu aktivitas perdagangan maritim di salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia, karena perusahaan-perusahaan pengangkut barang terpaksa mengubah rute hingga ke area perairan di sekitar Tanjung Harapan demi menghindari Terusan Suez.

    Dalam pidato terbaru yang disiarkan televisi terkait kelompoknya, Al-Houthi mengancam akan meningkatkan serangan-serangan yang disebut mengganggu itu.

    “(Houthi) Akan berupaya meningkatkan eskalasi jika agresi biadab dan brutal terhadap Gaza tidak berhenti, bersamaan dengan pengepungan terhadap rakyat Palestina yang tidak diberi bantuan dan obat-obatan,” tegas Al-Houthi dalam pidatonya.

    Pada Selasa (6/2) waktu setempat, Houthi menembakkan sejumlah rudal terhadap dua kapal yang berlayar di Laut Merah. Juru bicara militer Houthi, Yahya Sarea, mengklaim serangan rudal itu memicu kerusakan pada kedua kapal bernama Star Nasia dan Morning Tide, yang berbendera Kepulauan Marshall dan Barbados.

    Kapal Star Nasia yang sebenarnya dimiliki oleh Yunani itu, menurut Sarea, diidentifikasi oleh Houthi sebagai kapal Amerika Serikat (AS). Menurut situs pelacak pelayaran laut, kapal Star Nasia itu membawa muatan batu bara AS ke wilayah India.

    Secara terpisah, laporan Komando Pusat militer AS atau CENTCOM menyebut bahwa tiga rudal yang ditembakkan Houthi terhadap kapal Star Nasia itu hanya memicu kerusakan ringan, tanpa adanya ada korban jiwa.

    Disebutkan juga oleh CENTCOM bahwa sebuah kapal Angkatan Laut AS yang beroperasi di dekat Star Nasia telah menembak jatuh salah satu rudal Houthi itu. Usai serangan itu, sebut CENTCOM, Star Nasia tetap layak berlayar dan telah melanjutkan pelayaran ke tujuannya.

    Sementara untuk kapal Morning Tide yang dimiliki oleh Inggris, CENTCOM menyebut ada tiga rudal yang ditembakkan Houthi dan jatuh di perairan di dekat kapal tersebut, namun tidak menyebabkan kerusakan atau cedera.

    Sebuah perusahaan Inggris bernama Furadino Shipping, yang merupakan pemilik kapal Morning Tide, menuturkan kepada Reuters bahwa kapal tersebut kini berlayar tanpa masalah.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Serang 6 Polisi Palestina Pengawal Truk Bantuan hingga Tewas

    Israel Serang 6 Polisi Palestina Pengawal Truk Bantuan hingga Tewas

    Gaza City

    Serangan pesawat Israel dilaporkan menewaskan sedikitnya enam polisi Palestina di wilayah Jalur Gaza. Para polisi Palestina itu diserang oleh militer Israel saat sedang mengawal dan mengamankan jalur yang dilalui sebuah truk pengangkut bantuan kemanusiaan.

    Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Rabu (7/2/2024), Kementerian Kesehatan Gaza, yang dikuasai kelompok Hamas, melaporkan bahwa serangan terhadap para personel kepolisian itu terjadi di area Rafah pada Selasa (6/2) waktu setempat.

    “Enam personel kepolisian Palestina tewas akibat (militer) pendudukan Israel yang menargetkan kendaraan mereka di lingkungan Khirbat al-Adas di Rafah,” demikian pernyataan Kementerian Kesehatan Gaza.

    Sejumlah saksi mata menuturkan kepada AFP bahwa polisi-polisi itu sedang mengamankan jalur truk bantuan yang mengangkut tepung ketika pesawat Israel menyerang mobil mereka, hingga membuat para penumpang di dalamnya tercabik-cabik.

    Seorang fotografer AFP yang ada di lokasi melihat darah berceceran pada kendaraan yang hancur akibat diserang Israel, dan terdapat logo kepolisian pada kap mesin kendaraan tersebut.

    Petugas darurat yang pertama tiba di lokasi menutupi jenazah polisi Palestina itu dengan selimut dan memasukkannya ke dalam sebuah ambulans yang rusak.

    Para personel kepolisian Palestina dikerahkan untuk mengawal dan mengamankan konvoi kendaraan pengangkut bantuan kemanusiaan yang masuk ke Jalur Gaza, di mana para penduduk yang putus asa nekat memanjat truk untuk mencari pasokan penting.

    Rentetan serangan menghujani kendaraan dan gedung-gedung di area Rafah, yang saat ini menjadi tempat berlindung bagi lebih dari separuh penduduk Jalur Gaza yang mengungsi akibat perang.

    Militer Israel melancarkan serangan tanpa henti via udara, darat dan laut sejak 7 Oktober lalu, ketika Hamas melakukan serangan mengejutkan yang menewaskan sekitar 1.200 orang. Serangan itu membuat Tel Aviv bersumpah untuk menghancurkan Hamas.

    Laporan terbaru otoritas kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 27.585 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas akibat rentetan serangan Israel.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Iran Kutuk Serangan AS di Irak-Suriah: Itu Kesalahan Strategis

    Iran Kutuk Serangan AS di Irak-Suriah: Itu Kesalahan Strategis

    Teheran

    Iran mengomentari serangan udara yang dilancarkan Amerika Serikat (AS) terhadap puluhan target terkait pasukan elite Garda Revolusi dan milisi pro-Teheran di Irak dan Suriah. Teheran mengecam serangan itu sebagai “kesalahan strategis” yang dilakukan Washington, musuh bebuyutannya.

    Iran tidak menyebut lebih lanjut apakah rentetan serangan udara AS itu memicu korban jiwa pada pihaknya atau tidak.

    “Serangan tadi malam terhadap Suriah dan Irak merupakan tindakan sangat berani dan menjadi kesalahan strategis lainnya yang dilakukan pemerintah AS, yang tidak akan menghasilkan apa-apa selain meningkatkan ketegangan dan instabilitas di kawasan,” sebut juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanani, dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP, Sabtu (3/2/2024).

    “Serangan militer AS terhadap Irak, Suriah dan Yaman hanya memenuhi tujuan rezim Zionis,” ujarnya, merujuk pada Israel yang merupakan sekutu Israel.

    Lebih lanjut, Kanani menyebut serangan AS itu sebagai “pelanggaran terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Irak dan Suriah, terhadap hukum internasional, dan pelanggaran terang-terangan terhadap piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa”.

    Kecaman serupa juga disampaikan oleh Irak dan Suriah dalam tanggapan mereka atas serangan udara AS tersebut.

    Militer AS mengumumkan pasukannya telah melancarkan serangan terhadap lebih dari 85 target terkait Pasukan Quds pada Garda Revolusi Iran dan kelompok-kelompok milisi yang berafiliasi dengan Teheran di wilayah Irak dan Suriah pada Jumat (2/2) waktu setempat.

    Menurut seorang pejabat AS yang enggan disebut namanya, sebanyak 85 target yang digempur AS itu ada di sedikitnya tujuh lokasi berbeda, dengan tiga lokasi di wilayah Irak dan empat lokasi di wilayah Suriah.

    Serangan itu merespons serangan drone yang menewaskan tiga tentara AS dan melukai puluhan orang lainnya di pangkalan Yordania pada akhir pekan lalu.

    Komando Pusat AS atau CENTCOM mengungkapkan bahwa target-target serangannya mencakup pusat komando dan kendali serta intelijen, kemudian gudang senjata yang digunakan oleh Pasukan Quds dan milisi pro-Iran, lalu tempat penyimpanan roket, rudal dan drone, serta fasilitas rantai pasokan logistik dan amunisi.

    Presiden Joe Biden, saat berbicara usai serangan dilancarkan, memperingatkan bahwa respons AS akan “terus berlanjut pada waktu dan tempat yang kami pilih”.

    Sementara itu, berdasarkan laporan kelompok pemantau konflik Syrian Observatory for Human Rights, sedikitnya 18 petempur pro-Iran tewas akibat serangan AS di wilayah Suriah. Sedangkan laporan pemerintah Baghdad menyebut sedikitnya 16 orang, termasuk beberapa warga sipil, tewas dalam serangan di wilayah Irak.

    Beberapa waktu lalu, militer AS juga melancarkan serangan udara terhadap kelompok Houthi, yang didukung Iran, di wilayah Yaman. Serangan itu merespons rentetan serangan Houthi terhadap kapal-kapal komersial di Laut Merah.

    Houthi mulai menargetkan kapal-kapal di Laut Merah pada November tahun lalu, dengan mengatakan mereka menyerang kapal-kapal terkait Israel sebagai bentuk solidaritas untuk warga Palestina di Jalur Gaza yang terus digempur militer Tel Aviv.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Israel Bunuh 3 Militan Hamas yang Sembunyi di Rumah Sakit

    Israel Bunuh 3 Militan Hamas yang Sembunyi di Rumah Sakit

    Tepi Barat

    Militer Israel melaporkan tentaranya telah menewaskan militan-militan Hamas yang bersembunyi di sebuah rumah sakit di kota Jenin, Tepi Barat. Para militan Hamas itu diduga sedang merencanakan serangan.

    Seperti dilansir Reuters, Selasa (30/1/2024), militer Israel mengidentifikasi salah satu pria yang tewas sebagai Mohammed Jalamneh, berusia 27 tahun dan berasal dari Jenin. Disebutkan oleh Tel Aviv bahwa Jalamneh memiliki kontak dengan markas besar Hamas di luar negeri.

    Menurut militer Israel, Jalamneh juga merencanakan “serangan penyerbuan yang terinspirasi oleh pembantaian 7 Oktober”.

    Disebutkan bahwa dua orang lainnya yang tewas merupakan militan dari area tersebut.

    “Jalamneh berencana melancarkan serangan teror dalam waktu dekat dan menggunakan rumah sakit sebagai tempat persembunyian, oleh karena itu dia bisa dinetralkan,” sebut militer Israel dalam pernyataannya.

    Belum ada konfirmasi langsung dari otoritas Palestina mengenai identitas orang-orang yang tewas.

    Saksikan juga ‘Warga Palestina Berduka atas Kematian Dua Pemuda, Takbir Iringi Pemakaman’:

    Laporan radio Voice of Palestine menyebut pembunuhan tiga warga Palestina terjadi di sebuah rumah sakit.

    Tepi Barat, salah satu wilayah di mana warga Palestina menginginkan status negara, turut mengalami peningkatan tindak kekerasan sejak perang berkecamuk antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza pada awal Oktober tahun lalu.

    Otoritas kesehatan Palestina di Ramallah melaporkan bahwa lebih dari 360 orang tewas di tangan tentara dan pemukim Israel dalam tindak kekerasan di Tepi Barat.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini