kab/kota: Tel Aviv

  • Keji! Tank Israel Lindas Lansia yang Luka-luka di Gaza

    Keji! Tank Israel Lindas Lansia yang Luka-luka di Gaza

    Gaza City

    Sebuah tank militer Israel dilaporkan melindas seorang wanita lanjut usia (lansia) Palestina di depan anak laki-lakinya di Gaza City, Jalur Gaza. Aksi keji pasukan Israel itu dilaporkan terjadi saat wanita berusia 65 tahun itu dalam kondisi luka-luka akibat serangan mereka.

    Seperti dilansir The New Arab, Senin (1/7/2024), kelompok pemantau hak asasi manusia (HAM), Euro-Med Monitor, mencatat sejumlah insiden serupa di mana tank-tank Israel menabrak dan melindas warga sipil Palestina selama perang berkecamuk antara Tel Aviv dan Hamas sejak Oktober tahun lalu.

    Salah satu insiden, menurut Euro-Med Monitor, terjadi di Gaza City pada Kamis (27/6) pekan lalu ketika seorang wanita Palestina bernama Safiya Hassan Musa Al-Jamal (65) dilindas oleh tank Israel setelah dia terluka oleh pasukan Tel Aviv yang menyerbu rumahnya.

    Anak laki-laki Safiya, Muhannad Al-Jamal, disebut menyaksikan langsung peristiwa tersebut.

    Muhannad menuturkan bahwa insiden itu dimulai sekitar pukul 10.00 waktu setempat ketika pasukan Israel pertama kali memasuki area Shejaiya, dengan ibundanya bersama tiga saudara perempuan dan keponakannya dipaksa turun ke lantai pertama untuk menghindari gempuran dan tembakan.

    Setelah matahari terbenam, menurut Muhannad, pasukan Israel mulai menyerbu rumah-rumah di area tersebut. Dia menyebut tentara-tentara Israel “mulai menembaki dinding secara acak dan melemparkan lima bom di tengah tembakan” yang melukai dirinya dan ibundanya.

    Euro-Med Monitor juga mendapatkan kesaksian dari Areeji, saudara perempuan Muhannad, yang mengatakan bahwa seorang tentara wanita memberikan bantuan kepada ibunda mereka. Pasukan Israel yang ada di lokasi juga memberi tahu Areeji dan Muhannad bahwa ibunda mereka akan dibawa ke rumah sakit.

    Namun, ternyata Safiya dan Muhannad dibawa dengan tank-tank Israel melewati area sekitar Bundaran Mustaha, di mana Safiya kemudian digeletakkan di jalanan.

    Setelah memberitahu Muhannad bahwa sang ibunda akan dibawa ke rumah sakit, salah satu tank Israel mulai menabrak dan melindas tubuhnya.

    “Ketika saya melihat kejadian itu, saya pikir saya sudah gila dan mulai menangis dan berteriak,” ucap Muhannad, sembari menambahkan bahwa dirinya segera melarikan diri usai berondongan tembakan dilepaskan.

    The New Arab telah meminta komentar dari militer Israel soal laporan insiden tersebut, namun sejauh ini belum ada respons resmi dari Tel Aviv.

    Euro-Med Monitor mencatat dalam laporannya bahwa pihaknya telah mendokumentasikan insiden-insiden lainnya, di mana tank Israel menabrak dan melindas warga-warga sipil Palestina.

    Salah satunya insiden pada 29 Februari lalu ketika seorang pria Palestina bernama Jamal Hamdi Hassan Ashour (62) dilindas tank Israel di Zeitoun, Gaza City. Disebutkan juga oleh Euro-Med Monitor bahwa insiden pada 23 Januari melibatkan tank Israel yang menabrak anggota keluarga Ghannam di Khan Younis.

    Lihat Video ‘Pilu Warga Gaza Berebut Air Minum: Satu Liter Dibagi untuk 16 Orang’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Pesawat Israel Mendarat Darurat di Turki, Dilarang Isi Bahan Bakar!

    Pesawat Israel Mendarat Darurat di Turki, Dilarang Isi Bahan Bakar!

    Ankara

    Pesawat maskapai nasional Israel, El Al, melakukan pendaratan darurat di bandara Turki pada Minggu (30/6) untuk mengevakuasi seorang penumpang untuk alasan medis. Namun, pesawat maskapai Tel Aviv itu tidak diizinkan mengisi ulang bahan bakar di Bandara Antalya, Turki, sebelum melanjutkan penerbangan.

    Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Senin (1/7/2024), maskapai El Al dalam pernyataannya menuduh para pekerja di Bandara Antalya menolak untuk mengisi ulang bahan bakar pesawat dengan nomor penerbangan LY5102 tersebut sebelum lepas landas untuk terbang ke Tel Aviv.

    Pendaratan darurat itu terpaksa dilakukan saat pesawat mengudara dari Warsawa di Polandia menuju ke Tel Aviv di Israel.

    “Para pekerja lokal menolak untuk mengisi bahan bakar pesawat perusahaan itu meskipun hal tersebut karena alasan medis,” demikian pernyataan maskapai El Al.

    Disebutkan bahwa satu penumpang yang mengalami gangguan kesehatan itu telah dievakuasi dari pesawat.

    Menurut maskapai El Al, pesawat kemudian lepas landas ke Rhodes di Yunani di mana “pesawat akan mengisi bahan bakar sebelum lepas landas ke Israel”.

    Hubungan antara Turki dan Israel semakin memburuk sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu, dengan semua penerbangan langsung antara kedua negara dibatalkan sejak saat itu.

    Lihat juga Video ‘Hamas: Negosiasi Gencatan Senjata di Gaza Belum Ada Kemajuan’:

    Sejumlah sumber diplomatik Turki mengonfirmasi bahwa pesawat maskapai Israel itu diizinkan melakukan pendaratan darurat untuk mengevakuasi satu penumpang yang sakit.

    “Bahan bakar disediakan ke pesawat karena pertimbangan kemanusiaan, namun karena prosedur terkait akan segera diselesaikan, kapten memutuskan untuk pergi atas kemauannya sendiri,” sebut sumber diplomatik Turki tersebut.

    Laporan surat kabar Israel, The Times of Israel, menyebut pesawat maskapai El Al berada di landasan Bandara Antalya selama beberapa jam sebelum lepas landas ke Yunani.

    Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menjadi pengkritik tajam terhadap operasi militer Israel di Jalur Gaza, dan sering menyatakan dukungan terhadap kelompok Hamas sedang berperang melawan militer Tel Aviv. Erdogan bahkan menyebut Hamas sebagai “pembela tanah air mereka”.

    Oleh beberapa negara seperti Israel, Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa, kelompok Hamas telah ditetapkan sebagai organisasi teroris.

    Lihat juga Video ‘Hamas: Negosiasi Gencatan Senjata di Gaza Belum Ada Kemajuan’:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Serangan Drone Hizbullah Hantam Golan, 18 Tentara Israel Luka-luka

    Serangan Drone Hizbullah Hantam Golan, 18 Tentara Israel Luka-luka

    Tel Aviv

    Militer Israel menyebut sekitar 18 tentaranya mengalami luka-luka ketika sebuah drone menyerang posisi mereka di area Dataran Tinggi Golan, dekat perbatasan Lebanon. Tel Aviv menuduh kelompok Hizbullah yang bermarkas di Lebanon sebagai dalang dari serangan drone tersebut.

    Dataran Tinggi Golan merupakan wilayah Suriah yang diduduki oleh Israel.

    Seperti dilansir Reuters dan Anadolu Agency, Senin (1/7/2024), militer Israel dalam pernyataannya menyebut serangan drone yang terjadi pada Minggu (30/6) waktu setempat itu dilancarkan oleh Hizbullah, yang didukung Iran.

    Salah satu tentara Israel di antaranya mengalami luka parah akibat serangan drone tersebut.

    “Sedikitnya 18 tentara mengalami luka-luka, salah satu di antaranya mengalami luka serius dan sisanya mengalami luka ringan, akibat ledakan yang disebabkan drone Hizbullah yang diluncurkan dari wilayah Lebanon bagian selatan,” demikian seperti dilaporkan Radio Angkatan Darat Israel.

    Media lokal Israel lainnya, Channel 12, menyebut 9 orang mengalami luka-luka akibat serangan drone tersebut.

    Kelompok Hizbullah, dalam pernyataannya, mengklaim pasukannya telah mengebom markas pasukan Brigade ke-91 Israel di wilayah utara negara tersebut.

    Sementara militer Israel mengatakan pihaknya menyerang target-target Hizbullah di Lebanon bagian selatan dengan serangan udara dan tembakan artileri, usai serangan menghantam pasukannya di Golan.

    Ketegangan semakin meningkat di perbatasan Lebanon dengan militer Israel dan Hizbullah saling melancarkan serangan lintas perbatasan beberapa bulan terakhir, terutama sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu.

    Menurut penghitungan Anadolu Agency, sedikitnya 356 anggota Hizbullah tewas dalam berbagai bentrokan dengan pasukan Israel sejak saat itu.

    Hizbullah telah menegaskan bahwa serangan-serangannya baru akan dihentikan jika Israel mengakhiri rentetan gempuran terhadap Jalur Gaza. Menurut data otoritas kesehatan Gaza, lebih dari 37.000 orang tewas akibat rentetan serangan Israel sejak Oktober tahun lalu.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Netanyahu Bersumpah Lanjutkan Perang Gaza dan Lenyapkan Hamas

    Netanyahu Bersumpah Lanjutkan Perang Gaza dan Lenyapkan Hamas

    Tel Aviv

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu kembali menegaskan tekad negaranya untuk melanjutkan perang di Jalur Gaza. Netanyahu menyatakan Israel berkomitmen untuk berperang melawan Hamas hingga kelompok itu dilenyapkan dan semua tujuan perang tercapai.

    Seperti dilansir Bloomberg dan Al Arabiya, Senin (1/7/2024), Netanyahu menyampaikan penegasan itu setelah pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyebarkan perubahan bahasa untuk beberapa elemen dari usulan kesepakatan mengenai pembebasan sandera dan gencatan senjata di Jalur Gaza.

    Pada awal rapat mingguan kabinet Israel, Netanyahu kembali menjelaskan bahwa tujuan Israel dalam perang mencakup pembebasan para sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza dan memastikan wilayah tersebut tidak lagi menjadi ancaman bagi Israel.

    Menurut Netanyahu, Tel Aviv juga bertekad memulihkan keamanan di area-area yang berbatasan dengan Jalur Gaza dan Lebanon sehingga warga Israel bisa kembali ke rumah-rumah mereka dengan aman.

    “Kepada siapa pun yang meragukan pencapaian tujuan-tujuan ini, saya menegaskan: Tidak ada yang bisa menggantikan kemenangan. Kita tidak akan mengakhiri perang sampai kita mencapai semua tujuan ini,” tegas Netanyahu seperti dilansir Axios yang mengutip tiga sumber yang mengetahui isi rapat kabinet Israel itu.

    Dalam pernyataannya, Netanyahu juga menegaskan tidak ada perubahan dalam posisi Israel mengenai pembebasan sandera yang diumumkan Biden pada akhir Mei lalu.

    “Hamas adalah satu-satunya hambatan bagi pembebasan para sandera kita,” sebutnya.

    Axios, dalam laporan pada Sabtu (29/6) waktu setempat, menyebut AS sedang bekerja sama dengan mediator Qatar dan Mesir untuk membuat perubahan terhadap apa yang akan mengarah pada diskusi tahap pertama dari usulan perjanjian perdamaian tiga tahap, dalam upaya membuat Israel dan Hamas setuju.

    Perang antara Israel dan Hamas berkecamuk sejak 7 Oktober tahun lalu, setelah kelompok militan Palestina itu melancarkan serangan mengejutkan ke wilayah Israel bagian selatan. Sekitar 1.200 orang tewas di Israel dan lebih dari 250 orang lainnya disandera oleh Hamas di Jalur Gaza.

    Tel Aviv melancarkan serangan balasan terhadap Hamas di Jalur Gaza, yang sejauh ini dilaporkan menewaskan lebih dari 37.000 orang.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Imam Masjid Al Aqsa Bantah Israel Usai Dituduh Dukung Terorisme

    Imam Masjid Al Aqsa Bantah Israel Usai Dituduh Dukung Terorisme

    Jakarta

    Imam Masjid Al Aqsa, Sheik Ekrima Sabri (85), dituntut atas tuduhan mendukung aksi terorisme oleh Israel. Israel menuding Sabri mendukung terorisme atas komentarnya yang memuji pria Palestina telah membunuh empat warga Israel termasuk tentara di Tepi Barat.

    Dilansir AFP, Jumat (28/6/2024), dakwaan kepada Sabri itu berlangsung pekan ini. Dasar tuntutan itu merujuk pada dukungan Sabri kepada pelaku penyerangan yang menembak penjaga di pemukiman Maale Adumim di Tepi Barat pada Oktober 2022. Serangan ini menewaskan satu tantara Israel.

    Israel juga menuding Sabri memuji pelaku penyerangan kedua bernama Raad Hazam yang membunuh tiga warga Israel dan melukai enam warga lainnya dalam penembakan di Tel Aviv pada April 2022. Dalam serangan itu Raad Hazam diketahui juga ikut tewas.

    “Kantor kejaksaan mengajukan ke pengadilan Yerusalem sebuah dakwaan terhadap mantan mufti kota tersebut, setelah dia menghasut terorisme dan memuji teroris,” kata Kementerian Kehakiman dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu (26/6) waktu setempat.

    Sabri Membantah

    Sabri membantah keras tuduhan yang dilayangkan Israel. Dia menyebut hanya menyampaikan belasungkawa kepada keluarga para penyerang setelah kematian mereka.

    “Ini adalah tuduhan palsu. Dakwaan itu dibuat-buat dan jahat,” katanya.

    “Menyampaikan belasungkawa bukan berarti kami mendukung apa yang dilakukan anak-anak tersebut,” sambung Sabri.

    “Dakwaan tersebut merupakan hasil tindakan politik dan bukan tindakan hukum. Syekh telah dianiaya selama dua tahun,” katanya kepada AFP.

    Lihat juga Video ‘RS Al Shifa di Gaza Mulai Diperbaiki Seusai Hancur Diserang Israel’:

    (ygs/zap)

  • Hizbullah-Israel Memanas, AS hingga Rusia Minta Warganya Tak Datangi Lebanon

    Hizbullah-Israel Memanas, AS hingga Rusia Minta Warganya Tak Datangi Lebanon

    Ankara

    Pemerintah Amerika Serikat (AS) meminta warganya tak melakukan perjalanan menuju Lebanon. Permintaan itu menyusul meningkatnya keterangan antara kelompok Hizbullah di Lebanon dengan militer Israel.

    Dilansir Anadolu Agency, Kamis (27/6/2024), Kedutaan Besar AS di Beirut meminta warga negaranya untuk mempertimbangkan kembali perjalanan ke Lebanon. Sementara, bagi warga AS yang berada di Lebanon agar menghindari perjalanan ke Lebanon selatan serta daerah perbatasan dengan Suriah.

    Kedutaan Besar AS mengatakan pemerintah Lebanon tidak dapat menjamin perlindungan warga AS terhadap pecahnya kekerasan dan konflik bersenjata mendadak.

    Kedutaan Besar Rusia di Beirut juga merekomendasikan warganya di Lebanon untuk menahan diri bepergian ke negara tersebut. Duta Besar Rusia Alexander Rudakov, dalam wawancara dengan saluran Rossiya 24, meminta warga negaranya menunggu hingga situasi di Lebanon tenang.

    Kementerian Luar Negeri Irlandia juga menyarankan semua perjalanan ke wilayah tertentu di Lebanon diurungkan. Irlandia juga mengimbau warganya yang saat ini berada di Lebanon selalu berhati-hati.

    “Situasi keamanan di Lebanon dapat memburuk dengan cepat,” kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.

    “Ada peningkatan risiko kekerasan, termasuk bentrokan antara kelompok bersenjata dan Angkatan Bersenjata Lebanon,” sambung Kemlu Irlandia.

    “FCDO menyarankan agar semua perjalanan ke Lebanon tidak dilakukan karena risiko yang terkait dengan konflik antara Israel dan Wilayah Pendudukan Palestina,” kata Kantor Luar Negeri, Persemakmuran dan Pembangunan dalam sebuah pernyataan.

    Peringatan serupa terhadap perjalanan ke Lebanon juga dibuat oleh Swiss dan Australia. Kuwait adalah negara pertama yang meminta warganya menghindari perjalanan ke Lebanon. Mereka yang berada di Lebanon diminta meninggalkan negara tersebut sesegera mungkin ‘mengingat situasi keamanan yang terjadi di wilayah tersebut’.

    Jerman, Belanda, Kanada dan Makedonia Utara juga mendesak warganya untuk meninggalkan negara tersebut di tengah meningkatnya risiko perang besar-besaran di Lebanon.

    Ketegangan meningkat di sepanjang perbatasan Lebanon dengan Israel di tengah serangan lintas batas antara kelompok Hizbullah Lebanon dan pasukan Israel. Peningkatan terjadi ketika Tel Aviv terus melancarkan serangan mematikan di Jalur Gaza yang telah menewaskan lebih dari 37.700 orang sejak Oktober 2023.

    (taa/haf)

  • AS Desak Israel Cegah Eskalasi Konflik di Lebanon

    AS Desak Israel Cegah Eskalasi Konflik di Lebanon

    Washington DC

    Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mendesak Menteri Pertahanan (Menhan) Israel Yoav Gallant untuk menghindari eskalasi konflik lebih lanjut di Lebanon, saat serangan lintas perbatasan antara militer Israel dan kelompok Hizbullah semakin meningkat.

    Seperti dilansir AFP, Selasa (25/6/2024), desakan itu disampaikan Blinken saat Gallant melakukan kunjungan ke Washington DC pada Senin (24/6) waktu setempat. Pertemuan keduanya membahas berbagai hal, termasuk upaya-upaya mencapai kesepakatan untuk membebaskan para sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza.

    Kunjungan Gallant ini bertujuan untuk menegaskan kembali nilai hubungan antara Israel dengan sekutu utamanya AS, setelah Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu secara terbuka mengkritik Washington atas apa yang disebutnya sebagai penundaan pengiriman pasokan senjata.

    Dalam pertemuan selama dua jam dengan Gallant, menurut juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller, Blinken membahas soal diplomasi tidak langsung antara Israel dan Hamas mengenai perjanjian yang “menjamin pembebasan semua sandera dan meringankan penderitaan rakyat Palestina”.

    “(Blinken) Menggarisbawahi pentingnya menghindari eskalasi konflik lebih lanjut dan mencapai resolusi diplomatik yang memungkinkan keluarga Israel dan Lebanon untuk kembali ke rumah-rumah mereka,” kata Miller dalam pernyataannya.

    Ketegangan di perbatasan Israel dan Lebanon semakin meningkat seiring maraknya serangan lintas perbatasan antara militer Tel Aviv dan Hizbullah yang didukung Iran.

    Netanyahu telah mengatakan bahwa pasukan Israel akan mengakhiri perang paling intens di Jalur Gaza dan akan mengerahkan pasukannya ke perbatasan utara yang berbatasan dengan Lebanon, meskipun dia menganggap tindakan itu sebagai langkah defensif.

    Selain bertemu Blinken, Gallant juga bertemu dengan pemimpin badan intelijen pusat AS, CIA, Bill Burns, yang menjadi sosok penting AS dalam negosiasi untuk membebaskan para sandera dari Hamas.

    “Saya ingin menekankan bahwa komitmen utama Israel adalah memulangkan para sandera, tanpa terkecuali, kepada keluarga dan rumah mereka,” tegas Gallant sebelum bertemu Burns.

    “Kami akan terus berupaya semaksimal mungkin untuk memulangkan mereka,” ucapnya.

    Dalam pernyataannya, Gallant juga menegaskan aliansi Israel-AS sangat penting. Penegasan ini menjadi pendekatan berbeda yang diambil Gallant, setelah Netanyahu dalam beberapa hari terakhir membuat kesal pemerintahan Presiden Joe Biden dengan menuduh AS mengurangi pengiriman senjata dan amunisi.

    “Aliansi antara Israel dan Amerika Serikat, yang dipimpin oleh AS selama bertahun-tahun, sangatlah penting,” tegasnya.

    Selain militer Israel sendiri, ujar Gallant, “hubungan kami dengan AS adalah elemen terpenting bagi masa depan kami dari sudut pandang keamanan”.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • 10 Anggota Keluarga Bos Hamas Tewas dalam Serangan Israel di Gaza

    10 Anggota Keluarga Bos Hamas Tewas dalam Serangan Israel di Gaza

    Gaza City

    Serangan udara Israel di Jalur Gaza dilaporkan telah menewaskan 10 anggota keluarga dari pemimpin kelompok Hamas, Ismail Haniyeh. Salah satu yang tewas adalah saudara perempuan Haniyeh.

    Seperti dilansir AFP dan Al Arabiya, Selasa (25/6/2024), badan pertahanan sipil Gaza dalam pernyataannya menyebut serangan udara Israel pada Selasa (25/6) pagi waktu setempat menghantam rumah keluarga Haniyeh yang ada di area kamp pengungsi Al-Shati, Jalur Gaza bagian utara.

    “Ada 10 orang yang mati syahid… akibat serangan tersebut, termasuk Zahr Haniyeh, saudara perempuan kepala biro politik Hamas Ismail Haniyeh,” tutur juru bicara badan pertahanan sipil Gaza, Mahmud Basal, dalam pernyataan kepada AFP.

    Dia mengatakan bahwa sejumlah jenazah kemungkinan masih tertimbun reruntuhan bangunan yang hancur akibat serangan tersebut. Basal menyatakan bahwa pihaknya “tidak memiliki peralatan yang diperlukan” untuk mengeluarkan jenazah-jenazah yang tertimbun reruntuhan.

    Para personel badan pertahanan sipil Gaza, sebut Basal, mengevakuasi jenazah korban tewas lainnya ke Rumah Sakit Al-Ahli yang ada di Gaza City.

    Dia menambahkan bahwa “beberapa orang mengalami luka-luka” akibat serangan itu.

    Militer Israel belum segera mengonfirmasi laporan tersebut. Saat dihubungi secara terpisah oleh AFP, militer Tel Aviv mengatakan pihaknya “mengetahui laporan tersebut tetapi kami tidak bisa mengonfirmasinya”.

    Haniyeh yang menjabat sebagai pemimpin biro politik Hamas diketahui berkantor dan tinggal di Doha, Qatar.

    Dia telah kehilangan tiga anak laki-laki dan empat cucunya dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza bagian tengah pada April lalu. Pada saat itu, militer Israel menuduh mereka terlibat dalam “aktivitas teroris”.

    Dalam pernyataan sebelumnya, Haniyeh mengatakan bahwa sekitar 60 anggota keluarganya tewas sejak perang antara Hamas dan Israel berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu.

    Perang dimulai setelah Hamas melancarkan serangan mengejutkan terhadap wilayah Israel bagian selatan, yang dilaporkan menewaskan sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil.

    Sebagai balasan atas serangan Hamas, militer Israel melancarkan serangan udara, darat dan laut terhadap Jalur Gaza. Laporan terbaru Kementerian Kesehatan Gaza menyebut sedikitnya 37.626 orang, kebanyakan juga warga sipil, tewas akibat rentetan serangan Israel selama delapan bulan terakhir.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Viral Pria Palestina Diikat ke Mobil Militer Israel, AS Bilang Gini

    Viral Pria Palestina Diikat ke Mobil Militer Israel, AS Bilang Gini

    Washington DC

    Sebuah video yang beredar luas di media sosial menunjukkan seorang pria Palestina yang luka-luka diikat pada bagian kap mesin sebuah mobil jip militer Israel. Amerika Serikat (AS), sekutu Tel Aviv, mengaku terkejut dan menyerukan penyelidikan cepat agar pihak yang bersalah bisa dimintai pertanggungjawaban.

    Seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Selasa (25/6/2024), seruan untuk Israel tersebut disampaikan dalam konferensi pers yang digelar Departemen Luar Negeri AS pada Senin (24/6) waktu setempat.

    Salah satu wartawan awalnya melontarkan pertanyaan terkait video yang beredar itu. “Bukankah itu pada dasarnya militer menggunakan warga Palestina sebagai tameng manusia?”

    “Saya akan mengatakan bahwa kami telah melihat video tersebut. Itu sangat mengejutkan. Praktik semacam itu benar-benar tidak bisa diterima. Manusia tidak boleh digunakan sebagai tameng manusia,” tegas juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Matthew Miller.

    “IDF (Angkatan Bersenjata Israel) harus segera menyelidiki apa yang terjadi, meminta pertanggungjawaban pihak-pihak yang bertanggung jawab,” cetusnya.

    Militer Israel, pada Sabtu (23/6) waktu setempat, mengatakan bahwa pasukannya mengikat seorang pria Palestina yang luka-luka ke bagian kap kendaraan jip militer saat operasi penyerbuan di kota Jenin, Tepi Barat.

    Video yang beredar di media sosial, dan telah diverifikasi oleh Reuters, menunjukkan seorang warga Palestina di Jenin, yang diidentifikasi bernama Mujahed Azmi, tergeletak di atas kap jip militer yang melintas di antara dua ambulans.

    Militer Israel, dalam pernyataannya, menyebut tentara-tentaranya ditembaki dan baku tembak terjadi, yang melukai seorang tersangka yang kemudian ditangkap. Kemudian, sebut militer Israel, tentara-tentaranya melakukan pelanggaran protokol militer.

    “Perilaku tentara dalam video insiden tersebut tidak sesuai dengan nilai-nilai militer Israel,” tegas militer Israel dalam pernyataannya.

    Ditegaskan juga oleh militer Tel Aviv bahwa insiden itu akan diselidiki dan ditangani lebih lanjut. Disebutkan bahwa pria Palestina itu telah diserahkan kepada petugas medis untuk menjalani perawatan.

    “Saya melihat pernyataan yang mereka (Israel-red) berikan bahwa tindakan itu tidak sesuai dengan perintah yang diterima tentara tersebut, dan sedang diselidiki dan orang-orang yang terlibat akan ditangani sebagaimana mestinya. Itu sangat tepat,” ucap Miller mengomentari pernyataan militer Israel.

    Tindak kekerasan di Tepi Barat semakin meningkat sejak perang berkecamuk antara Israel dan Hamas di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu. Rentetan operasi penyerbuan militer Israel terhadap kelompok militan setempat dan amukan para pemukim Yahudi di desa-desa Palestina, serta serangan jalanan Palestina yang mematikan, semakin memperburuk situasi.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • 70.000 Tentara Israel Cacat Akibat Perang Gaza, Ribuan Luka-luka

    70.000 Tentara Israel Cacat Akibat Perang Gaza, Ribuan Luka-luka

    Tel Aviv

    Militer Israel melaporkan bahwa jumlah tentaranya yang cacat, atau menjadi penyandang disabilitas, telah melampaui 70.000 ribu personel untuk pertama kalinya. Angka itu termasuk sekitar 8.000 tentara yang mengalami luka-luka sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza pada Oktober tahun lalu.

    Seperti dilansir Middle East Monitor dan Press TV, Jumat (21/6/2024), laporan militer Israel menyebut jumlah tentara yang luka-luka selama perang berkecamuk lebih dari delapan bulan terakhir mencapai sedikitnya 8.663 personel.

    Laporan media lokal Israel Channel 7 mengonfirmasi angka tersebut sedang menerima perawatan di departemen rehabilitasi pada Kementerian Pertahanan Israel. Disebutkan juga bahwa sekitar 35 persen dari mereka mengalami masalah kesehatan mental, sedangkan 21 persen lainnya mengalami cedera fisik.

    Channel 7 dalam laporannya menyebut departemen rehabilitasi pada Kementerian Pertahanan Israel sedang bersiap menerima sekitar 20.000 korban luka tambahan akibat perang yang terus berkecamuk, hingga akhir tahun 2024 ini.

    Menurut laporan itu, data yang diberikan oleh Konferensi Medis Israel menunjukkan bahwa lebih dari 1.000 tentara mendapatkan perawatan bulanan, dengan 95 persen di antaranya berjenis kelamin laki-laki dan 70 persen di antaranya merupakan tentara cadangan. Separuh dari mereka berusia antara 18-30 tahun.

    Disebutkan juga bawah 20 persen di antaranya mengalami reaksi mental dan gangguan stres pasca-trauma (PTSD).

    “Menurut analisis yang dilakukan oleh para spesialis, sekitar 40 persen korban luka yang akan dirawat di rumah sakit pada akhir tahun ini kemungkinan menghadapi berbagai reaksi mental, termasuk kecemasan, depresi, stres pasca-trauma dan kesulitan dalam adaptasi dan komunikasi,” demikian bunyi laporan itu.

    “Dari sekitar 70.000 tentara penyandang disabilitas yang dirawat di bangsal rehabilitasi, sebanyak 9.539 personel di antaranya mengalami reaksi pasca-trauma dan reaksi mental,” imbuh laporan tersebut.

    Saksikan juga ‘Ribuan Mahasiswa AS Tolak Kerja di Google dan Amazon’:

    Pada 7 Juni lalu, seorang tentara Israel yang diidentifikasi bernama Eliran Mizrahi menghabisi nyawanya sendiri, setelah dia dipanggil kembali untuk berperang di Jalur Gaza saat dia menderita PTSD dan mengalami dua cedera.

    Sebuah studi terbaru oleh para peneliti menyebut pada Maret lalu bahwa lebih dari setengah juta warga Israel berisiko terkena PTSD setelah perang yang memakan banyak korban jiwa berkecamuk di Jalur Gaza.

    Pada pertengahan April lalu, menurut laporan situs berita berbahasa Ibrani Walla, militer Israel mengakui bahwa lebih dari 2.000 tentara, polisi, dan personel keamanan telah dinonaktifkan sejak awal perang berkecamuk di Jalur Gaza.

    “Persentase orang-orang yang mengalami kesulitan tidur meningkat dari 18,7 persen pada musim panas lalu, menjadi 37,7 persen, meningkat sebesar 101 persen sementara laporan soal mereka yang mengalami stres berat meningkat menjadi 43,5 selama perang, peningkatannya sekitar 78 persen,” demikian laporan Institut Keselamatan dan Keamanan pada Kementerian Tenaga Kerja Israel pada April lalu.

    Sejak perang pecah antara Israel dan Hamas pada 7 Oktober tahun lalu, rentetan serangan terus dilancarkan militer Tel Aviv terhadap Jalur Gaza. Menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sedikitnya 37.343 orang tewas dan sekitar 85.372 orang lainnya luka-luka di daerah kantong Palestina tersebut.

    Sekitar 1,7 juta orang lainnya terpaksa mengungsi akibat perang di Jalur Gaza.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)