kab/kota: Tel Aviv

  • 5 Fakta Militer Israel dan Hizbullah Saling Serang

    5 Fakta Militer Israel dan Hizbullah Saling Serang

    Jakarta

    Perang antara militer Israel dan Hizbullah terus berkecamuk. Puncaknya terjadi imbas insiden ledakan sejumlah walkie-talkie dan pager yang digunakan oleh kelompok bersenjata Hizbullah di Lebanon. Hizbullah menyalahkan Israel atas serangan itu.

    Ledakan bom walkie-talkie dan pager sendiri terjadi pada Selasa (17/9) dan Rabu (18/9) lalu dan menewaskan puluhan orang dan ribuan orang terluka. Kemudian, militer Israel pun meluncurkan serangan terbaru ke Lebanon pada Jumat (20/9).

    Israel Luncurkan Serangan Udara ke Lebanon

    Dalam perkembangan terakhir, seperti dilansir BBC, Israel meluncurkan serangan udara terbaru di Lebanon bagian selatan, yang videonya beredar di media sosial. Israel mengatakan ini sebagai tanggapan atas aksi Hizbollah selama ‘puluhan tahun’.

    Dalam sebuah pernyataan, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengatakan bahwa mereka sedang berupaya untuk “mendegradasi” “kemampuan dan infrastruktur teroris Hezbollah”. Kendati demikian, Israel tidak memerinci jelas mengenai target serangan kali ini.

    Serangan Balasan Hizbullah ke Militer Israel

    Serangan udara Israel menghantam wilayah pinggiran Beirut, ibu kota Lebanon, pada Jumat (20/9) waktu setempat. Dilansir Al Jazeera, Kantor berita nasional Lebanon NNA mengatakan Hizbullah juga menembakkan sedikitnya 140 roket ke Israel setelah Lebanon selatan menjadi sasaran serangan Israel.

    Seperti dilansir AFP Jumat (20/9), Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, menegaskan tekad kelompoknya untuk terus bertempur melawan Israel setelah rentetan ledakan mengguncang Lebanon. Nasrallah menyatakan tekad Hizbullah melanjutkan perjuangan melawan Tel Aviv hingga gencatan senjata terwujud di Jalur Gaza.

    Korban: 5 Anak Tewas dan 59 Orang Terluka

    Serangan pada Jumat (20/9) itu mengakibatkan belasan orang tewas dan puluhan terluka. Seperti dilansir AFP dan Reuters, Sabtu (21/9), sedikitnya 14 orang, termasuk seorang komandan top Hizbullah dan pejabat senior kelompok itu, tewas dalam gempuran di Beirut.

    Diperkirakan oleh otoritas Beirut bahwa jumlah korban tewas masih mungkin bertambah, karena tim penyelamat masih terus menyisir lokasi serangan.

    Komandan Top Hizbullah Tewas dalam Serangan

    Militer Israel dan sumber keamanan Lebanon, seperti dilansir Reuters dan AFP, Sabtu (21/9), mengatakan komandan top Hizbullah bernama Ibrahim Aqil tewas bersama beberapa anggota senior dari unit elite Hizbullah, Radwan, dalam serangan pada Jumat (20/9).

    Disebutkan militer Israel dalam pernyataannya bahwa pasukannya melancarkan “serangan yang ditargetkan” terhadap Aqil, yang diklaimnya juga menewaskan 10 komandan senior Radwan lainnya.

    Dalam pernyataannya, Hizbullah menyebut Aqil terbunuh di area Dahiyeh, pinggiran selatan Beirut, dalam apa yang disebut sebagai “pembunuhan yang berbahaya oleh Israel”.

    Ledakan Sejumlah Walkie-Talkie dan Pager

    Serangan udara Israel ini menjadi pukulan terbaru untuk Hizbullah setelah rentetan ledakan perangkat komunikasi mengguncang Lebanon selama dua hari berturut-turut pada Selasa (17/9) dan Rabu (18/9). Dalam insiden itu, pager atau penyeranta dan walkie-talkie yang digunakan anggota Hizbullah meledak massal.

    Total 37 orang tewas dan nyaris 3.000 orang lainnya mengalami luka-luka. Israel diduga kuat sebagai dalang utama di balik rentetan ledakan perangkat komunikasi tersebut, meskipun negara tersebut belum berkomentar apa pun.

    (wia/jbr)

  • Tanam Bom di Pager-Walkie Talkie Langgar Hukum Internasional

    Tanam Bom di Pager-Walkie Talkie Langgar Hukum Internasional

    New York

    Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengecam rentetan ledakan pager dan walkie-talkie yang menewaskan 37 orang di Lebanon sebagai kejahatan perang. PBB memperingatkan bahwa menanam peledak di dalam objek sipil, seperti perangkat komunikasi, melanggar hukum kemanusiaan internasional.

    Israel diduga kuat mendalangi ledakan massal yang melanda perangkat komunikasi yang digunakan oleh anggota Hizbullah, kelompok yang bermarkas di Lebanon dan didukung Iran, pada Selasa (17/9) dan Rabu (18/9) waktu setempat.

    Pager atau penyeranta dan walkie-talkie meledak ketika para penggunanya sedang berbelanja di supermarket, sedang berjalan di jalanan, dan sedang menghadiri pemakaman. Insiden ini memicu kepanikan dan membuat warga Lebanon dihantui ketakutan.

    Tel Aviv sejauh ini belum berkomentar langsung soal insiden ledakan massal di Lebanon itu.

    “Hukum kemanusiaan internasional melarang penggunaan perangkat jebakan dalam bentuk benda portabel yang tampaknya tidak berbahaya,” tegas Komisioner Tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) PBB, Volker Turk, saat berbicara di hadapan Dewan Keamanan PBB, seperti dilansir AFP, Sabtu (21/9/2025).

    Dewan Keamanan PBB menggelar sesi darurat pada Jumat (20/9), yang diajukan oleh Aljazair, untuk membahas situasi terkini di Lebanon.

    “Melakukan kekerasan yang dimaksudkan untuk menyebarkan teror di kalangan warga sipil merupakan kejahatan perang,” ucap Turk memperingatkan.

    Dia mengulangi kembali seruannya untuk dilakukannya penyelidikan yang “independen, ketat dan transparan”.

    Otoritas Lebanon menyalahkan Israel atas rentetan ledakan massal di wilayahnya itu, dan menyebut perangkat komunikasi itu dipasangi peledak sebelum memasuki negaranya. Hizbullah telah bersumpah akan membalas Israel, dan telah meluncurkan penyelidikan internal terhadap insiden tersebut.

    “Saya terkejut dengan luasnya dan dampak dari serangan tersebut,” ujar Turk dalam pernyataannya.

    “Serangan-serangan ini mewakili perkembangan terbaru dalam peperangan, di mana alat komunikasi menjadi senjata. Ini tidak boleh menjadi new normal,” tegasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/dhn)

  • Komandan Hizbullah yang Tewas Dituduh Rencanakan Serangan ke Israel

    Komandan Hizbullah yang Tewas Dituduh Rencanakan Serangan ke Israel

    Beirut

    Israel menegaskan tidak bermaksud memicu eskalasi konflik di kawasan setelah melancarkan serangan udara mematikan terhadap wilayah pinggiran Beirut di Lebanon, yang menewaskan 14 orang, termasuk seorang komandan top Hizbullah.

    Tel Aviv menuduh komandan top Hizbullah yang tewas dalam serangannya itu sedang merencanakan serangan ke wilayahnya, yang mirip dengan serangan mematikan Hamas pada Oktober tahun lalu.

    Kelompok Hizbullah telah mengonfirmasi salah satu komandan seniornya yang bernama Ibrahim Aqil terbunuh di area Dahiyeh, pinggiran selatan Beirut, dalam apa yang disebut sebagai “pembunuhan yang berbahaya oleh Israel”.

    Selain Aqil, beberapa komandan senior Hizbullah lainnya tewas dalam serangan pada Jumat (20/9) waktu setempat itu. Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan serangan udara itu melukai 66 orang lainnya, dengan sembilan korban luka di antaranya dalam kondisi kritis.

    Militer Israel, dalam pernyataannya seperti dilansir AFP, Sabtu (21/9/2024), menegaskan pihaknya “tidak bertujuan” untuk semakin meningkatkan ketegangan di kawasan setelah melancarkan serangan udara yang menewaskan komandan penting Hizbullah di pinggiran Beirut.

    “Kami tidak bertujuan untuk memicu eskalasi secara luas di kawasan ini. Kami beroperasi sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan (dalam perang) dan akan terus melakukannya,” tegas juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, dalam konferensi pers.

    Aqil yang tewas di tangan Israel itu disebut menjabat sebagai komandan unit elite Radwan, dan merupakan anggota badan militer tertinggi Hizbullah, Dewan Jihad. Dia menjadi anggota kedua Dewan Jihad yang terbunuh dalam serangan Israel, setelah Fuad Shukr yang tewas dalam serangan Tel Aviv pada Juli lalu.

    Sumber yang dekat dengan Hizbullah menyebut Aqil sedang menghadiri “rapat dengan para komandan” senior Hizbullah ketika dia terbunuh. Hizbullah memujinya sebagai “salah satu pemimpin besar mereka”.

    Militer Israel, seperti dilansir Reuters, menyebut Aqil telah menjadi kepala operasional Hizbullah sejak tahun 2004, dan menuduhnya sedang merencanakan serangan penyerbuan ke wilayah Israel bagian utara, yang terletak dekat dengan perbatasan Lebanon.

    Rencana serangan itu, menurut militer Tel Aviv, serupa dengan serangan yang dilancarkan kelompok Hamas, sekutu Hizbullah, terhadap wilayah Israel bagian selatan pada 7 Oktober 2023, yang memicu perang tanpa henti di Jalur Gaza.

    “Komandan Hizbullah yang kita singkirkan hari ini telah merencanakan (serangan) ‘7 Oktober’ di perbatasan utara selama bertahun-tahun,” ucap panglima militer Israel, Jenderal Herzi Halevi, dalam pernyataannya.

    “Kita telah menjangkau mereka, dan kita akan menjangkau siapa pun yang mengancam keamanan warga Israel,” tegasnya.

    Serangan Hamas terhadap Israel pada Oktober tahun lalu menewaskan sekitar 1.200 orang dan membuat lebih dari 250 orang lainnya disandera. Sedangkan rentetan serangan militer Tel Aviv terhadap Jalur Gaza dilaporkan telah menewaskan lebih dari 41.000 orang.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/dhn)

  • Tewas Digempur Israel, Komandan Hizbullah Ibrahim Aqil Diburu AS Sejak Lama

    Tewas Digempur Israel, Komandan Hizbullah Ibrahim Aqil Diburu AS Sejak Lama

    Beirut

    Ibrahim Aqil, komandan top Hizbullah yang tewas dalam serangan udara Israel di pinggiran Beirut, Lebanon, sudah sejak lama diburu oleh Amerika Serikat (AS) terkait dua serangan bom di Kedutaan Besar AS dan barak Marinir AS tiga dekade lalu. Kepala Aqil bahkan dihargai US$ 7 juta (Rp 106 miliar) oleh Washington.

    Lebih dari 300 orang tewas dalam dua serangan bom truk di Beirut tahun 1983 silam. Demikian seperti dilansir Reuters, Sabtu (21/9/2024).

    Militer Israel mengklaim Aqil tewas dalam serangannya, bersama 10 komandan senior Hizbullah lainnya. Sumber yang dekat dengan Hizbullah menyebut Aqil sedang menghadiri “rapat dengan para komandan” senior Hizbullah ketika dia terbunuh.

    Hizbullah mengonfirmasi pada Jumat (20/9) tengah malam bahwa Aqil tewas dalam serangan Israel, dan memujinya sebagai “salah satu pemimpin besar mereka”.

    Aqil menjabat sebagai komandan unit elite Radwan, dan merupakan anggota badan militer tertinggi Hizbullah, Dewan Jihad. Dia menjadi anggota kedua Dewan Jihad yang terbunuh dalam serangan Israel, setelah Fuad Shukr yang tewas dalam serangan Tel Aviv pada Juli lalu.

    Selama ini, Aqil kerap menggunakan nama samaran Tahsin dan Abdelqader. Sama seperti Shukr, Aqil juga merupakan anggota veteran Hizbullah, yang didirikan oleh Garda Revolusi Iran pada awal tahun 1980-an untuk melawan pasukan Israel yang saat itu menginvasi dan menduduki Lebanon.

    Lahir di sebuah desa di area Lembah Bekaa sekitar tahun 1960, menurut sumber keamanan setempat, Aqil bergabung dengan gerakan politik besar Syiah Lebanon lainnya, Amal, sebelum beralih ke Hizbullah sebagai anggota pendiri kelompok tersebut.

    AS menuduh Aqil berperan dalam serangan bom truk di Kedutaan Amerika di Beirut pada April 1983 silam, yang menewaskan sedikitnya 63 orang, dan pengeboman di sebuah barak Marinir AS enam bulan kemudian yang menewaskan 241 orang, yang semuanya tentara AS.

    Lihat Video: Israel-Lebanon Saling Serang, Ada Korban Tewas!

    Washington kemudian menuduh Aqil mengarahkan penculikan sandera warga AS dan Jerman di Lebanon pada akhir tahun 1980-an dan terlibat dalam pengeboman di Paris tahun 1986 silam.

    AS memasukkan nama Aqil ke dalam daftar Teroris Global yang Ditetapkan Secara Khusus (Specially Designated Global Terrorist) tahun 2019 lalu, dan menetapkan imbalan US$ 7 juta untuk penangkapannya.

    Mengacu pada pengeboman barak Marinir AS dan serangan lainnya terhadap kepentingan Barat di Lebanon tahun 1980-an, pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah pernah mengatakan dalam wawancara tahun 2022 bahwa serangan itu dilakukan oleh kelompok kecil yang tidak terkait dengan Hizbullah.

    Namun diketahui bahwa kelompok Aqil turut membantu dalam mengubah Hizbullah dari milisi bayangan menjadi organisasi militer dan politik paling berpengaruh di Lebanon, yang mendorong Israel keluar dari pendudukannya atas wilayah selatan Lebanon tahun 2000 dan berperang melawannya tahun 2006.

    Ketika Shukr tewas pada Juli lalu, hal itu dipandang sebagai pukulan terberat terhadap struktur komando Hizbullah sejak pembunuhan Imam Mughniyeh, yang dikenang oleh Hizbullah sebagai komandan legendaris, tahun 2008 lalu.

    Kematian Aqil yang harga buronannya ditetapkan lebih tinggi oleh AS dibanding Shukr, kemungkinan akan memberikan pukulan serupa kepada Hizbullah.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/dhn)

  • Tekad Hizbullah Balas Israel Usai Ledakan Pager-Walkie Talkie

    Tekad Hizbullah Balas Israel Usai Ledakan Pager-Walkie Talkie

    Jakarta

    Rentetan ledakan mematikan mengguncang Lebanon melalui pager dan walkie-talkie. Hizbullah bertekad akan membalas perbuatan Israel itu.

    Seperti dilansir AFP Jumat (20/9/2024), Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, menegaskan tekad kelompoknya untuk terus bertempur melawan Israel setelah rentetan ledakan mengguncang Lebanon. Nasrallah menyatakan tekad Hizbullah melanjutkan perjuangan melawan Tel Aviv hingga gencatan senjata terwujud di Jalur Gaza.

    Hizbullah dan militer Israel terlibat serangan lintas perbatasan yang terjadi hampir setiap hari sejak perang berkecamuk di Jalur Gaza. Hizbullah menyebut serangan-serangannya terhadap Israel sebagai bentuk dukungan untuk Palestina dan Hamas, sekutunya, yang berperang melawan Tel Aviv.

    Ketegangan antara kedua pihak semakin memuncak ketika rentetan ledakan perangkat komunikasi, seperti pager dan walkie-talkie, mengguncang Lebanon. Total sedikitnya 37 orang tewas dan nyaris 3.000 orang lainnya luka-luka akibat ledakan yang melanda selama dua hari berturut-turut.

    Perangkat-perangkat komunikasi yang meledak itu kebanyakan digunakan oleh para anggota Hizbullah yang ada di berbagai wilayah Lebanon.

    Nasrallah, dalam pidatonya pada Kamis (19/9) waktu setempat, mengakui Israel telah memberikan “pukulan besar yang belum pernah terjadi sebelumnya” terhadap Hizbullah. Dia juga menyebut Tel Aviv telah melanggar semua garis merah atau red line dengan serangan tersebut.

    “Dengan operasi ini, musuh telah melanggar semua… garis merah,” sebutnya.

    Dia kemudian bersumpah untuk terus melanjutkan pertempuran melawan Israel meskipun telah terjadi “semua pertumpahan darah ini” — merujuk pada ledakan mematikan di Lebanon pada Selasa (17/9) dan Rabu (18/9).

    “Front Lebanon tidak akan berhenti sampai agresi di Gaza berhenti,” tegas Nasrallah dalam pidatonya.

    Ditegaskan oleh Nasrallah dalam pidatonya bahwa Israel akan menghadapi “pembalasan dendam dan hukuman yang adil, baik yang diharapkan maupun yang tidak diharapkan” atas ledakan pager dan walkie-talkie yang mengguncang Lebanon.

    Dalam pidatonya, Nasrallah juga menyinggung soal janji-janji para pemimpin Israel untuk memulangkan ribuan warganya yang terpaksa mengungsi dari rumah mereka di wilayah Israel bagian utara, dekat perbatasan Lebanon, akibat pertempuran lintas perbatasan yang meningkat.

    “Anda tidak akan bisa memulangkan penduduk wilayah utara ke wilayah utara,” ucapnya memperingatkan Israel.

    “Tidak ada eskalasi militer, tidak ada pembunuhan, dan tidak ada perang habis-habisan yang bisa memulangkan para penduduk ke perbatasan,” tegas Nasrallah.

    Ditambahkan Nasrallah bahwa “satu-satunya cara” untuk memulangkan penduduk ke Israel bagian utara adalah dengan “menghentikan perang di Gaza”.

    Halaman 2 dari 2

    (whn/aik)

  • Rusia Kutuk Ledakan Massal Pager Hizbullah: Pelanggaran Kedaulatan!

    Rusia Kutuk Ledakan Massal Pager Hizbullah: Pelanggaran Kedaulatan!

    Moskow

    Pemerintah Rusia menyampaikan kecaman keras terhadap apa yang disebutnya sebagai serangan mematikan ketika ribuan penyeranta atau pager yang digunakan kelompok Hizbullah meledak secara bersamaan di berbagai wilayah Lebanon. Moskow menyerukan “semua pihak yang terlibat untuk menahan diri”.

    “Kami mengutuk keras serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Lebanon dan warga negaranya, yang merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan mereka dan menjadi tantangan serius bagi hukum internasional melalui penggunaan senjata yang tidak konvensional,” tegas juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, dalam pernyataannya, seperti dilansir AFP dan kantor berita TASS, Rabu (18/9/2024).

    Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan sedikitnya sembilan orang tewas dan 2.750 orang lainnya, termasuk Duta Besar Iran untuk Lebanon, mengalami luka-luka dalam insiden pada Selasa (17/9) waktu setempat.

    Kebanyakan korban merupakan para anggota Hizbullah dan keluarga mereka, dengan salah satu korban tewas dilaporkan sebagai seorang bocah perempuan berusia 10 tahun yang merupakan anak salah satu anggota Hizbullah.

    “Kami menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada para korban dan mengharapkan pemulihan segera bagi para korban luka,” ucap Zakharova dalam pernyataannya.

    Rusia menyebut insiden ledakan massal di Lebanon sebagai serangan siber besar-besaran. Zakharova, dalam pernyataannya, menekankan bahwa Moskow menganggap ledakan pager secara massal itu “sebagai aksi perang hybrid terhadap Lebanon, yang telah berdampak pada ribuan orang yang tidak bersalah”.

    “Kemungkinan besar perancang serangan berteknologi tinggi ini secara sengaja berupaya mengobarkan konfrontasi bersenjata skala besar dengan tujuan memprovokasi perang besar di Timur Tengah,” sebut Zakharova dalam pernyataannya.

    Dia tidak menyebut nama Israel dalam pernyataannya.

    Namun kelompok Hizbullah sebelumnya menegaskan bahwa Israel akan menerima “hukuman yang adil” atas ledakan massal di Lebanon tersebut. Sedangkan Menteri Informasi Lebanon Ziad Makary mengecam ledakan massal di wilayahnya sebagai “agresi Israel”.

    Tel Aviv sejauh ini belum berkomentar apa pun soal insiden di Lebanon tersebut.

    Dalam pernyataannya, Zakharova juga mengatakan bahwa dengan latar belakang meningkatnya ketegangan di perbatasan Lebanon-Israel, maka “tindakan tidak bertanggung jawab semacam itu memiliki konsekuensi yang sangat berbahaya, karena memprovokasi babak baru eskalasi”.

    “Penting untuk melakukan penyelidikan komprehensif terhadap kejahatan ini dan membawa semua pihak yang bertanggung jawab ke pengadilan untuk memastikan bahwa aksi terorisme ini tidak disembunyikan, seperti yang telah berusaha dilakukan oleh negara-negara Barat sehubungan penyelidikan ledakan pipa gas Nord Stream,” cetusnya.

    “Kami menyerukan semua pihak yang terlibat untuk menahan diri dan menahan dari tindakan-tindakan yang dapat semakin mengganggu stabilitas situasi militer dan politik di Timur Tengah,” ucap Zakharova.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Ledakan Massal Pager Hizbullah, Iran: Israel Lakukan Pembunuhan Massal

    Ledakan Massal Pager Hizbullah, Iran: Israel Lakukan Pembunuhan Massal

    Teheran

    Pemerintah Iran menuduh Israel telah melakukan “pembunuhan massal” setelah ribuan unit penyeranta atau pager milik kelompok Hizbullah, yang bersekutu dengan Teheran, meledak secara bersamaan. Ledakan massal itu menewaskan sedikitnya sembilan orang dan melukai nyaris 3.000 orang lainnya.

    Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanani, dalam pernyataannya, seperti dilansir Reuters dan Al Arabiya, Rabu (18/9/2024), menyatakan Teheran “mengutuk tindakan teroris rezim Zionis… sebagai contoh pembunuhan massal”.

    Di antara ribuan orang yang luka-luka dalam insiden pada Selasa (17/9), terdapat Duta Besar Iran untuk Lebanon Motjaba Amani, yang menurut laporan media lokal Teheran, mengalami luka-luka “di bagian tangan dan wajah”.

    Televisi pemerintah menyebut Amani hanya mengalami luka ringan.

    Bulan Sabit Merah Iran, dalam pernyataan terpisah pada Rabu (18/9), mengatakan pihaknya telah mengirimkan “tim penyelamat dan ahli bedah mata” ke Lebanon untuk merawat para korban luka.

    Sejauh ini, belum ada komentar resmi dari Israel mengenai gelombang ledakan yang merenggut sembilan nyawa dan melukai sedikitnya 2.750 orang lainnya di berbagai wilayah Lebanon.

    Kebanyakan korban merupakan para anggota Hizbullah dan keluarga mereka, dengan salah satu korban tewas dilaporkan sebagai seorang bocah perempuan berusia 10 tahun yang merupakan anak salah satu anggota Hizbullah.

    Kanani, dalam pernyataannya, menyatakan solidaritas kepada keluarga korban tewas dan korban luka dalam insiden ledakan massal di Lebanon.

    “Memerangi aksi teroris rezim (Israel) dan ancaman yang ditimbulkannya merupakan suatu kebutuhan yang jelas. Komunitas internasional perlu bertindak cepat untuk melawan impunitas otoritas kriminal Zionis,” cetusnya.

    Ledakan massal yang melanda ribuan unit pager atau penyeranta di Lebanon itu terjadi hanya beberapa jam setelah Israel mengumumkan pihaknya memperluas tujuan perang yang dipicu serangan Hamas pada Oktober lalu lalu.

    Tel Aviv kini memasukkan perjuangan melawan Hizbullah, sekutu Hamas, di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon sebagai salah satu tujuan perang, terutama memulangkan warganya yang mengungsi dari wilayah utara negara tersebut akibat meningkatnya serangan dari Lebanon.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Pager Hizbullah yang Meledak Massal Diproduksi di Hungaria

    Pager Hizbullah yang Meledak Massal Diproduksi di Hungaria

    Taipei

    Nama perusahaan Taiwan, Gold Apollo, menjadi sorotan setelah disebut sebagai produsen pager atau penyeranta, yang digunakan Hizbullah, yang meledak massal di Lebanon. Namun, Gold Apollo membantah telah memproduksi ribuan pager yang meledak secara serentak di berbagai wilayah Lebanon.

    Perusahaan Gold Apollo, seperti dilansir AFP dan Sky News, Rabu (18/9/2024), menjelaskan bahwa pager dengan model yang diduga digunakan oleh para anggota Hizbullah di Lebanon, yang meledak secara bersamaan dan menewaskan sedikitnya sembilan orang, diproduksi oleh rekanannya di Hungaria.

    Dalam pernyataannya, pada Rabu (18/9) waktu setempat, Gold Apollo menyebut pihaknya telah menjalin “kemitraan jangka panjang” dengan BAC Consulting KFT, yang berbasis di Budapest, Hungaria, untuk menggunakan merek dagangnya.

    Pager dengan model yang disebutkan dalam laporan sejumlah media, menurut Gold Apollo, “diproduksi dan dijual oleh BAC”.

    Pendiri dan presiden Gold Apollo, Hsu Ching-Kuang, saat berbicara kepada wartawan di kantornya di New Taipei pada Rabu (18/9), menyebut pager model AR924, yang dilaporkan meledak massal di Lebanon, diproduksi dan dijual di bawah lisensi di Eropa oleh BAC, dengan menggunakan nama Gold Apollo.

    “Apollo Gold Corporation telah menjadi otorisasi label privat untuk jangka panjang dan kerja sama agensi regional dengan BAC,” demikian pernyataan perusahaan Gold Apollo kepada Sky News.

    “Sesuai perjanjian, kami mengizinkan BAC untuk menggunakan merek dagang kami untuk penjualan produksi di wilayah-wilayah tertentu, namun desain dan pembuatan produk sepenuhnya ditangani oleh BAC,” jelas pernyataan tersebut.

    Pihak Gold Apollo tidak memberikan informasi lebih detail soal perusahaan BAC tersebut.

    Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan sedikitnya sembilan orang tewas dan 2.750 orang lainnya, termasuk para petempur Hizbullah dan Duta Besar Iran untuk Lebanon, mengalami luka-luka dalam insiden pager meledak massal tersebut.

    Menteri Informasi Lebanon Ziad Makary mengecam ledakan massal yang melanda ribuan unit pager di wilayahnya tersebut sebagai “agresi Israel”. Sementara Hizbullah menegaskan bahwa Israel akan menerima “hukuman yang adil” atas ledakan-ledakan tersebut.

    Tel Aviv sejauh ini belum berkomentar apa pun soal insiden di Lebanon tersebut.

    Namun laporan sejumlah media menyebut pager atau penyeranta yang meledak itu dimodifikasi atau disabotase, dengan ditanam sejumlah kecil peledak di dalamnya, oleh badan intelijen Israel sebelum tiba di wilayah Lebanon.

    Menurut analis militer dan keamanan Elijah Magnier, yang berbasis di Brussels, hal itu meningkatkan kemungkinan bahwa pihak ketiga yang menjual perangkat itu merupakan “front intelijen” yang dibentuk Israel untuk tujuan tersebut.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Gempar Ledakan Pager Hizbullah, Penerbangan ke Lebanon-Israel Ditunda

    Gempar Ledakan Pager Hizbullah, Penerbangan ke Lebanon-Israel Ditunda

    Beirut

    Maskapai Air France dan Lufthansa menunda penerbangan tujuan Beirut di Lebanon dan Tel Aviv di Israel, saat meningkatnya kekhawatiran keamanan di kawasan Timur Tengah. Penundaan penerbangan diberlakukan setelah ledakan massal melanda ribuan unit pager atau penyeranta di wilayah Lebanon.

    Maskapai Air France, seperti dilansir Reuters dan Gulf News, Rabu (18/9/2024), mengumumkan pihaknya menangguhkan layanan dari Bandara Charles de Gaulle di ibu kota Prancis untuk rute Beirut dan Tel Aviv mulai Selasa (17/9) hingga Kamis (19/9) besok.

    Operasional penerbangan menuju ke dua rute tersebut, menurut maskapai asal Prancis itu, akan kembali dilanjutkan setelah penilaian situasi terkini dilakukan.

    Air France menambahkan bahwa para pelanggan yang terkena dampak penundaan penerbangan itu telah diberitahu dan ditawarkan pengembalian uang atau penerbangan lainnya di tanggal yang berbeda.

    Maskapai Lufthansa yang berasal dari Jerman, secara terpisah, mengumumkan penangguhan penerbangan dari dan ke Tel Aviv dan Teheran di Iran.

    Disebutkan juga oleh Lufthansa Group bahwa layanan penerbangannya untuk sementara akan menghindari wilayah udara Israel dan Iran hingga Kamis (19/9) besok.

    Maskapai-maskapai penerbangan internasional harus menghadapi lanskap geopolitik yang terus berubah di kawasan Timur Tengah, yang membuat operasional penerbangan menjadi lebih rumit, dan sebelumnya memicu penangguhan penerbangan ke sejumlah tujuan dalam waktu singkat.

    Pada Selasa (17/9), kekhawatiran akan terjadinya perang besar-besaran mencuat setelah kelompok Hizbullah, yang bermarkas di Lebanon dan didukung Iran, menuduh Israel mendalangi ledakan ribuan unit pager atau penyeranta yang digunakan oleh para petempur Hizbullah dan pihak-pihak lainnya.

    Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan sedikitnya sembilan orang tewas dan nyaris 3.000 orang lainnya, atau tepatnya 2.750 orang, termasuk para petempur Hizbullah dan Duta Besar Iran untuk Lebanon, mengalami luka-luka dalam insiden tersebut.

    Ledakan ribuan unit pager itu terjadi kebanyakan di wilayah Lebanon bagian selatan, pinggiran selatan Berut yang dikenal sebagai Dahiyeh dan Lembah Bekaa bagian timur — semuanya merupakan markas kelompok Hizbullah.

    Menurut laporan Reuters, ledakan itu melukai banyak petempur Hizbullah di Lebanon, dengan para pria mengalami luka-luka dengan kondisi yang bervariasi di bagian wajah, ada yang kehilangan jari, dan ada yang menderita luka menganga di bagian pinggul yang menjadi tempat pager kemungkinan dipakai.

    Dua sumber keamanan setempat menuturkan kepada Reuters bahwa salah satu petempur Hizbullah yang tewas merupakan anak laki-laki dari salah satu anggota Hizbullah di parlemen Lebanon.

    Pager merupakan alat telekomunikasi yang secara wireless bisa menerima dan menampilkan pesan teks, tetapi tidak bisa melakukan panggilan telepon.

    Para petempur Hizbullah, menurut dua sumber yang memahami operasi kelompok itu seperti dikutip Reuters, telah menggunakan pager atau penyeranta sebagai sarana komunikasi berteknologi rendah dalam upaya menghindari pelacakan lokasi oleh Israel.

    Laporan Reuters juga menyebut Hizbullah mendistribusikan pager atau penyeranta kepada para anggotanya di berbagai cabang dalam kelompok tersebut, mulai dari petempur hingga petugas medis yang bekerja pada layanan bantuan mereka.

    Menteri Informasi Lebanon Ziad Makary mengecam ledakan massal yang melanda ribuan unit pager di wilayahnya tersebut sebagai “agresi Israel”. Hizbullah sendiri menegaskan bahwa Israel akan menerima “hukuman yang adil” atas ledakan-ledakan tersebut.

    Militer Israel sejauh ini belum memberikan komentar resmi atas insiden ledakan massal di Lebanon tersebut.

    Namun laporan Reuters, yang mengutip sejumlah sumber keamanan Lebanon, menyebut badan intelijen Israel, Mossad, menanam sejumlah kecil bom — disebut seberat hanya tiga gram — ke dalam 5.000 unit pager yang dipesan Hizbullah dari perusahaan bernama Gold Apollo yang berbasis di Taiwan.

    Menurut para sumber, ribuan pager itu dibawa ke Lebanon pada awal tahun ini, dan selama berbulan-bulan, peledak yang ada di dalamnya “tidak terdeteksi” oleh Hizbullah. Sumber keamanan senior Lebanon menyebut perangkat yang dipesan Hizbullah itu dimodifikasi oleh Mossad “pada tingkat produksi” sebelum dibawa ke Lebanon.

    Disebutkan juga oleh sumber tersebut bahwa sebanyak 3.000 pager di Lebanon meledak pada Selasa (17/9) ketika pesan berkode dikirimkan kepada mereka, yang sekaligus mengaktifkan peledak yang ada di dalamnya.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Rudal Houthi Capai Israel Tengah untuk Pertama Kali, Netanyahu Marah!

    Rudal Houthi Capai Israel Tengah untuk Pertama Kali, Netanyahu Marah!

    Jakarta

    Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu marah atas serangan rudal yang dilancarkan kelompok Houthi di Yaman ke wilayah Israel tengah. Netanyahu menegaskan Israel akan memberikan “harga yang mahal” kepada Houthi yang bersekutu dengan Iran, atas serangan rudal pada Minggu (15/9) waktu setempat itu. Ini merupakan pertama kalinya serangan rudal Houthi mencapai wilayah Israel tengah.

    Dilansir Reuters dan Al Arabiya, Senin (16/9/2024), juru bicara militer Houthi Yahya Sarea mengatakan kelompok itu menyerang dengan rudal balistik hipersonik baru yang menempuh jarak 2.040 km (1270 mil) hanya dalam 11 1/2 menit.

    Wakil kepala kantor media Houthi, Nasruddin Amer, mengatakan dalam sebuah posting di X pada hari Minggu, bahwa rudal tersebut telah mencapai Israel setelah “20 rudal gagal mencegatnya”, menyebutnya sebagai “awal.”

    Setelah awalnya mengatakan rudal itu jatuh di area terbuka, militer Israel kemudian mengatakan rudal itu mungkin pecah di udara, dan beberapa bagian pencegat telah mendarat di ladang dan dekat stasiun kereta api. Tidak ada yang dilaporkan terluka.

    Sirene serangan udara telah berbunyi di Tel Aviv dan di seluruh Israel tengah beberapa saat sebelum jatuh sekitar pukul 6:35 pagi waktu setempat (0335 GMT). Suara sirene itu membuat penduduk berlarian mencari tempat berlindung. Ledakan keras terdengar.

    Reuters melihat asap mengepul di lapangan terbuka di Israel tengah.

    Dalam rapat kabinet mingguan, Netanyahu mengatakan bahwa Houthi seharusnya tahu bahwa Israel akan menuntut “harga yang mahal” atas serangan terhadap Israel.

    “Siapa pun yang perlu diingatkan tentang hal itu diundang untuk mengunjungi pelabuhan Hodeida,” kata Netanyahu, mengacu pada serangan udara balasan Israel terhadap Yaman pada bulan Juli atas pesawat nirawak atau drone Houthi yang menghantam Tel Aviv.

    Houthi telah berulang kali menembakkan rudal dan drone ke Israel, dalam apa yang mereka katakan sebagai solidaritas dengan Palestina, sejak perang Gaza dimulai dengan serangan Hamas terhadap Israel pada bulan Oktober lalu.

    Halaman 2 dari 2

    (ita/ita)