Banjir Jakarta, 198 Jiwa Mengungsi di Mushalla dan Rusunawa
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com
– Banjir yang melanda sejumlah wilayah di Jakarta memaksa 198 warga mengungsi ke mushalla dan rusunawa terdekat.
Data yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta pada Sabtu (8/2/2025) pukul 14.00 WIB, menunjukkan para pengungsi tersebar di enam lokasi.
“Ratusan warga terdampak banjir mengungsi di enam titik yang telah disediakan,” ujar Kepala BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji pada Sabtu, dikutip dari Antara.
Berikut daftar enam pengungsian:
BPBD Jakarta
telah menyalurkan bantuan berupa 40 kotak makanan siap saji serta empat dus air mineral untuk membantu warga terdampak.
BPBD Jakarta mencatat banjir menggenangi 20 RT serta tiga ruas jalan di Jakarta Barat pada Sabtu siang.
Wilayah terdampak meliputi tujuh RT di Kedaung Kaliangke, enam RT di Tegal Alur, tiga RT di Pegadungan, serta masing-masing satu RT di Kapuk dan Cengkareng Barat.
Selain permukiman, tiga ruas jalan juga banjir yakni Jalan Tanjung Duren Raya RT 012/RW 02 di Tanjung Duren Utara dengan ketinggian air 30 cm.
Jalan Benda Raya RT 02/RW 01 di Kamal dengan genangan setinggi 25 cm, serta Jalan Bumi Cengkareng Indah (Rusun BCI) di Cengkareng Timur yang terendam hingga 60 cm.
Hujan dengan intensitas tinggi menjadi faktor utama penyebab banjir di wilayah tersebut.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Tegal
-

11 RT dan empat ruas jalan di Jakarta masih banjir
Sejumlah warga menggunakan payung saat turun hujan di kawasan Sudirman, Jakarta. ANTARA FOTO/Idlan Dziqri Mahmudi.
BPBD: 11 RT dan empat ruas jalan di Jakarta masih banjir
Dalam Negeri
Editor: Calista Aziza
Sabtu, 08 Februari 2025 – 10:00 WIBElshinta.com – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI mengatakan sebanyak 11 rukun tetangga (RT) dan empat ruas jalan di wilayah Jakarta masih banjir pada Sabtu pagi.
“Kami mencatat saat ini banjir terjadi di 11 RT dan empat ruas jalan,” kata Kepala BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji di Jakarta, Sabtu.
Isnawa mengatakan 11 RT itu berada di Jakarta Barat dengan rincian tiga RT di Kedaung Kaliangke, empat RT di Tegal Alur, satu RT di Rawa Buaya, satu RT Pegadungan, satu RT Jelembar dan satu RT Kapuk.
Ia menyebut, ketinggian air mencapai 30 hingga 100 sentimeter (cm) karena curah hujan tinggi pada Sabtu pagi mulai pukul 07.00 WIB.
“Situasi masih banjir dan pengungsi nihil,” ujarnya.
Kemudian, empat ruas jalan yang banjir yakni Jalan Perumahan Green Garden RW 04 (McD), Kel. Kedoya Utara, Jakarta Barat dengan ketinggian air 10 cm dan Jalan Tanjung Duren Raya, RT 012/RW 02, Tanjung Duren Utara, Jakarta Barat dengan ketinggian air 30 cm.
Lalu, Jalan Benda Raya RT 002/RW 01, Kamal, Jakarta Barat dengan ketinggian air 15 cm dan Jalan Bumi Cengkareng Indah (Rusun BCI), Cengkareng Timur dengan ketinggian air 80 cm.
“Kini jalan tergenang yang sudah surut yakni Jalan Letjen S. Parman No.1, RT06/RW16, Tomang, Jakarta Barat,” ujarnya.
Guna mengantisipasi banjir akibat fenomena tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta bersama lembaga terkait, terus berupaya bisa memprediksi cuaca dengan akurat dan menentukan strategi pelaksanaan operasi modifikasi cuaca (OMC).
Operasi ini diharapkan dapat mereduksi potensi pertumbuhan awan yang menyebabkan hujan lebat dan banjir.
Namun, pelaksanaan modifikasi cuaca juga tak dipungkiri bisa berdampak negatif lantaran operasi ini bisa memicu pembentukan pita hujan yang terjadi lebih cepat atau bahkan bisa memicu garis badai yang jauh dari lokasi OMC.
Sumber : Antara
-

Terungkap Hendy Kurniawan yang Disebut Halangi Penangkapan Harun Masiku Adalah Eks Penyidik KPK – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM – Hendy Febrianto Kurniawan yang disebut menghalangi penangkapan Harun Masiku di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) ternyata merupakan mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang saat itu berpangkat AKBP.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kuasa Hukum Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto, yakni Maqdir Ismail.
Tindakan Hendy yang sekarang berpangkat Kombes itu sebelumnya disinggung oleh Tim Biro Hukum KPK ketika menjelaskan detik-detik lolosnya Harun Masiku dari Operasi Tangkap Tangan (OTT) KPK pada 8 Januari 2020 lalu, dalam sidang praperadilan melawan Hasto di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan.
“Bagaimanapun juga yang disebut-sebut oleh pihak KPK itu adalah mantan penyidik KPK yang bernama Hendy Kurniawan,” kata Maqdir saat ditemui awak media di PN Jaksel, Jumat (7/2/2025), dilansir Kompas.com.
Maqdir pun menjelaskan, Hendy saat itu merupakan salah satu saksi yang dia hadirkan saat mendampingi perkara eks Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Budi Gunawan.
Sebagai mantan penyidik KPK, kata Maqdir, Hendy mengetahui bagaimana kinerja penyidik lembaga antirasuah.
“Beliau menerangkan bagaimana tidak baiknya, tidak profesionalnya cara penyidikan yang dilakukan KPK ketika itu,” ujar Maqdir.
Selain itu, Maqdir menyebut penyidik KPK atau siapapun tidak bisa masuk begitu saja ke lingkungan PTIK.
Pasalnya, sebagai lembaga pendidikan di bawah institusi kepolisian, tentu mereka memiliki ketentuan dan prosedur yang berlaku bagi orang yang hendak masuk.
Apabila tim KPK saat itu memang memiliki iktikad baik, mereka bisa menjelaskannya kepada pimpinan PTIK.
“Bukan dengan cara seolah-olah masuk warung tegal mau makan langsung makan, ini soal etika kita dalam melaksanakan sebagai penegak hukum,” tutur Maqdir.
Sebelumnya, nama AKBP Hendy disebut dalam sidang praperadilan itu berawal dari tim biro hukum KPK mengatakan bahwa oknum polisi yang menangkap hingga memerintahkan petugasnya untuk tes urine narkoba diduga merupakan orang suruhan dari Hasto.
Tak hanya ditangkap, petugas KPK saat itu juga diketahui sampai diminta lakukan tes urine narkoba oleh segerombolan orang yang dipimpin oleh seorang perwira menengah (pamen) Polri bernama AKBP Hendy.
“Pada saat petugas termohon membuntuti dan akan melakukan tangkap tangan, petugas termohon malah diamankan oleh beberapa orang atau tim lain yang diduga merupakan suruhan Pemohon di PTIK tersebut,” kata anggota tim biro hukum KPK, Kharisma Puspita Mandala di PN Jaksel, Kamis (6/2/2025).
Lebih lanjut, Kharisma menjelaskan, sekira pukul 20.00 WIB, tim penyidik KPK yang berjumlah lima orang ditangkap oleh segerombolan orang pimpinan AKBP Hendy Kurniawan di PTIK.
Akibat keadaan itu, petugas pun kemudian gagal melakukan OTT terhadap Harun Masiku dan Hasto.
“Tim termohon yang terdiri atas lima orang ditangkap oleh segerombolan orang dibawah pimpinan AKBP Hendy Kurniawan.”
“Sehingga upaya tangkap tangan Harun Masiku dan Pemohon tidak bisa dilakukan,” ujarnya.
Proses penangkapan tak berhenti disitu, dalam peristiwa tersebut, petugas KPK juga dilakukan penggeledahan oleh gerombolan orang tersebut.
Bahkan, mereka tim biro hukum juga mendapat kekerasan verbal dan fisik yang diduga dilakukan oleh AKBP Hendy.
Selain itu, barang-barang milik tim biro hukum juga diambil paksa.
“Alat komunikasi dan beberapa barang milik petugas termohon tersebut diambil paksa,” jelasnya.
Penangkapan itu terus berlanjut hingga dini hari atau keesokan harinya yakni pukul 04.55 WIB.
Sepanjang waktu tersebut, petugas KPK terus dimintai keterangan oleh anak buah AKBP Hendy, bahkan sampai dicari-cari kesalahannya.
“Dengan cara tes urine narkoba namun hasilnya negatif. Dan baru dilepas setelah dijemput oleh Direktur Penyidikan Termohon,” pungkasnya.
Sebagai informasi, Harun Masiku telah ditetapkan sebagai tersangka kasus suap pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR sejak Januari 2020 lalu, karena diduga menyuap mantan komisioner KPU Wahyu Setiawan.
Namun, selama lima tahun terakhir, keberadaan Harun Masiku belum diketahui.
Pada akhir 2024, KPK kemudian menetapkan Hasto dan pengacara PDIP, Donny Tri Istiqomah sebagai tersangka baru dalam kasus ini.
Sebelumnya, Hasto bersama eks kader PDIP Saeful Bahri dan Donny Tri Istiqomah diduga terlibat suap yang diberikan oleh tersangka Harun Masiku kepada mantan Komisioner KPU Wahyu Setiawan.
Hasto bersama dengan Harun Masiku, Saeful Bahri, dan Donny Tri Istiqomah disebut menyuap Wahyu Setiawan dan Agustina Tio Fridelina sebesar 19.000 Dollar Singapura dan 38.350 Dollar Singapura pada periode 16 Desember 2019 sampai dengan 23 Desember 2019.
Uang pelicin ini disebut KPK diberikan supaya Harun Masiku ditetapkan sebagai anggota DPR RI periode 2019-2024 dari Dapil I Sumatera Selatan (Sumsel).
Dalam kasus ini, Hasto ditetapkan KPK sebagai tersangka atas dua kasus dugaan korupsi.
Pertama adalah kasus dugaan suap terkait PAW anggota DPR RI, kedua merupakan kasus dugaan merintangi penyidikan perkara Harun Masiku.
Dalam proses perencanaan sampai dengan penyerahan uang, Hasto disebut mengatur dan mengendalikan Saeful Bahri dan Donny Tri dalam memberikan suap kepada Wahyu Setiawan.
KPK juga menemukan bukti bahwa sebagian uang yang digunakan untuk menyuap Wahyu guna meloloskan Harun Masiku menjadi anggota DPR berasal dari Hasto.
Sementara itu, dalam kasus perintangan penyidikan, Hasto disebut memerintahkan seseorang untuk menghubungi Harun Masiku agar merendam ponsel dalam air dan melarikan diri.
Selain itu, sebelum diperiksa KPK terkait kasus Harun Masiku, Hasto disebut memerintahkan stafnya, Kusnadi, untuk menenggelamkan ponselnya agar tidak ditemukan lembaga antirasuah.
Hasto juga diduga mengumpulkan sejumlah saksi terkait kasus Harun Masiku dan mengarahkan mereka agar tidak memberikan keterangan yang sebenarnya.
(Tribunnews.com/Rifqah/Fahmi Ramadhan/Wahyu Aji) (Kompas.com)
-

Rapat Pleno Perdana, Agus Dwi Ajak Kwarcab Kota Tegal Kuatkan Sistem Organisasi
TRIBUNJATENG.COM,TEGAL – Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Kota Tegal mengadakan rapat pleno perdana kepengurusan masa bakti 2024-2029 di Sanggar Pramuka Kwarcab Kota Tegal, Kamis (6/2/2025).
Rapat pleno dihadiri oleh Pj Wali Kota Tegal, Agus Dwi Sulistyantono yang juga Ketua Kwarcab Kota Tegal.
Dalam arahannya, Agus menyampaikan, agenda pertama yaitu saling mengenalkan diri dari masing-masing pengurus.
Ia mengajak seluruh pengurus untuk menguatkan dalam sistem berorganisasi Kwarcab Kota Tegal.
Pihaknya ingin komunikasi dalam Kwarcab dapat berjalan secara terbuka.
“Sehingga saya mohon tidak ada lagi alasan tidak ada komunikasi atau ketua, pimpinan tidak membuka komunikasi dengan seluruh kepengurusan pramuka sampai dengan tingkat gugus depan bahkan sampai ranting,” ujarnya.
Agus mengatakan, pramuka tidak akan menjadi besar kalau tidak saling berkontribusi.
Sebagai Ketua Kwarcab, pihaknya tidak mampu berjuang sendiri tanpa ada dukungan dari para anggota pengurus.
“Mari kakak-kakak sekalian menempatkan posisi dengan apa yang saya sampaikan tadi supaya kita bisa selaras,” ungkapnya. (fba)
-

Pengemis yang Viral Sundut Rokok Pengendara di Tegal Ditangkap di Banyumas, Menangis Minta Pulang
TRIBUNJATENG.COM, BANYUMAS – Pengemis disabilitas yang sempat menjadi perbicangan warga akibat menyundut rokok pengendara di Tegal, ditangkap oleh Satpol PP Kabupaten Banyumas.
Pengemis tersebut berinisial BBS (22).
Pria asal Bumiayu, Kabupaten Brebes, itu hanya bisa menangis ketika sedang diberi pembinaan oleh anggota Satpol PP, Selasa (4/2/2025).
Kepala Satpol PP Banyumas Sugeng Amin mengungkapkan, yang bersangkutan menangis minta dipulangkan ke rumahnya saat ditangkap.
“Saat diberi pembinaan menangis minta pulang ketemu dengan orangtuanya, yang bersangkutan masih punya bapak dan ibu,” ungkap Sugeng kepada wartawan, Kamis (6/2/2025).
Berjanji tidak akan mengemis lagi
Pada kesempatan itu, kata Sugeng, BBS juga berjanji tidak akan mengemis kembali di Banyumas.
Namun, Satpol PP tidak langsung memulangkannya.
Saat ini, BBS masih ditempatkan di Rumah Singgah milik Dinas Sosial (Dinsos) Banyumas.
Lebih lanjut, Sugeng mengatakan, pengemis tersebut diamankan bersama dengan sepeda modifikasi yang digunakan.
BBS menggunakan sepeda modifikasi karena sulit berjalan.
“Yang bersangkutan diamanakan saat sedang luntang-luntung di sekitar Menara Teratai menggunakan kendaraannya. Dia pakai kendaraan tersebut karena tidak bisa berjalan dengan normal,” kata dia.
Menurut Sugeng, pengemis tersebut kerap membuat onar karena tingkat emosianalnya tinggi.
“Tingkat emosinya tinggi sekali. Dia di sini sudah sering buat onar,” imbuh Sugeng.
Diberitakan sebelumnya, seorang pengemis disabilitas yang sempat jadi perbincangan karena menyundut rokok ke pengendara di Tegal, kini kembali berulah di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
Menanggapi laporan masyarakat, Satpol PP Banyumas langsung bertindak dan mengamankan pengemis berinisial BBS (22), asal Bumiayu, Kabupaten Brebes, pada Senin (3/2/2025) malam di sekitar Menara Teratai. (*)
/data/photo/2023/11/13/6551ad4118fd5.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)




