kab/kota: Tegal

  • Korban Kebakaran di Duren Sawit Mengungsi ke GOR Pondok Bambu
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        1 Maret 2025

    Korban Kebakaran di Duren Sawit Mengungsi ke GOR Pondok Bambu Megapolitan 1 Maret 2025

    Korban Kebakaran di Duren Sawit Mengungsi ke GOR Pondok Bambu
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Sebanyak 36 Kepala Keluarga (KK) yang terdiri dari sekitar 100 jiwa korban
    kebakaran
    di Jalan Tegal Amba, Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur, mengungsi.
    Sekretaris Kota Jakarta Timur Kusmanto mengatakan, warga korban kebakaran mengungsi ke area GOR Pondok Bambu yang berada tidak jauh dari lokasi kebakaran pada Jumat (28/2/2025).
    “Sudah didirikan posko dari tadi malam (setelah kejadian), ada dua tenda, tenda BPBD dan tenda Sudin Sosial,” kata Kusmanto saat dikonfirmasi di Jakarta Timur, Sabtu (1/3/2025), dilansir dari
    TribunJakarta.com
    .
    Untuk memenuhi kebutuhan warga selama di posko pengungsian, Suku Dinas (Sudin) Sosial dan Palang Merah Indonesia (PMI) Jakarta Timur akan memasok logistik berupa makanan siap saji dan air mineral.
    Sementara itu, Baznas Bazis Jakarta Timur rencananya akan memberikan takjil kepada warga Kelurahan Pondok Bambu korban kebakaran yang menjalankan ibadah puasa.
    “Tadi bantuan yang sudah masuk dari BPBD, Sudin Sosial Jakarta Timur, Baznas, PMI, berupa Natura, family kids, ATK, seragam sekolah, air mineral, susu, dan karpet,” ujar Kusmanto.
    Guna memastikan kondisi kesehatan warga selama di posko, tim medis dari Puskesmas Kecamatan akan membuka posko pelayanan di lokasi pengungsian.
    Kusmanto menuturkan, rencananya posko pengungsian bagi warga korban kebakaran dibuka selama 10 hari. Nantinya posko pengungsian bisa diperpanjang jika masih dibutuhkan warga.
    “Sesuai dengan protap posko pengungsian bisa dibuka 10 hari ke depan, nanti kita evaluasi. Yang jelas pemerintah kota, PMI, Baznas, Dinsos, BPBD siap untuk selalu memfasilitasi,” tutur Kusmanto.
    Sebelumnya diberitakan, kebakaran melanda 30 rumah di Jalan Tegal Amba, Duren Sawit, Jumat (28/2/2025) sekitar pukul 17.55 WIB.
    Perwira Piket Sudin Damkar Jakarta Timur Gunawan mengatakan, penyebab kebakaran tersebut diduga dari petasan yang tersimpan dari salah satu rumah warga.
    “Untuk objek yang terbakar sebanyak 30 rumah semi permanen dan kontrak. Mungkin bukan dari listrik, tapi dari petasan,” kata Gunawan di lokasi, Jumat (28/2/2025).
    Gunawan memastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa kebakaran ini. Namun, satu warga mengalami luka robek pada bagian tangan.

    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Daftar Pemenang Lomba Fotografi dan Menulis Artikel  HPN dan HUT ke-79 PWI Kabupaten Tegal 

    Daftar Pemenang Lomba Fotografi dan Menulis Artikel HPN dan HUT ke-79 PWI Kabupaten Tegal 

    TRIBUNJATENG.COM, SLAWI – Lomba fotografi dan menulis artikel yang diselenggarakan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Tegal dalam rangka memperingati Hari Pers Nasional (HPN) dan HUT ke-79 PWI, sukses digelar dengan mengumumkan juara 1 sampai 3 masing-masing kategori. 

    Periode lomba fotografi dan menulis artikel dimulai tanggal 1-25 Februari 2025, dan pengumuman pemenang pada puncak acara sarasehan dan pameran foto, Jumat (28/2/2025), di Pendopo Amangkurat Pemkab Tegal. 

    Adapun total hadiah pada gelaran lomba kali ini yaitu Rp 6 juta. 

    Dari enam pemenang lomba, sebanyak lima pemenang yang hadir dan ada satu orang tidak hadir yakni peraih juara 2 lomba fotografi. 

    Hadiah diserahkan langsung oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Tegal Amir Makhmud, didampingi Ketua PWI Kabupaten Tegal M Fatkhurohman kepada para pemenang lomba. 

    Dalam sambutannya, Amir Makhmud menyampaikan, pameran fotografi yang diselenggarakan PWI Kabupaten Tegal menjadi sangat bermakna. 

    Pameran ini tidak hanya menampilkan foto-foto tentang pertanian dalam mendukung ketahanan pangan, tetapi juga berbagai potensi daerah lainnya seperti pariwisata, UMKM, pengrajin emas talang, produksi tahu, serta berbagai kegiatan ekonomi kreatif yang menjadi kebanggaan Kabupaten Tegal. 

    Amir Makhmud menyebut, satu frame foto terkadang mampu menceritakan ribuan kata yang tidak terungkap. 

    “Pameran fotografi ini menampilkan total 20 foto, termasuk foto-foto pemenang lomba HPN, lomba foto guna memajukan Kabupaten Tegal, serta foto-foto jurnalistik dari para wartawan,” kata Amir Makhmud, pada Tribunjateng.com. 

    Sementara itu, juara 1 lomba fotografi Bima Sandi Yuda, mengaku tidak menyangka karya foto miliknya keluar menjadi juara 1 pada perlombaan kali ini. 

    Bima menilai lomba fotografi yang diadakan PWI Kabupaten Tegal sangat seru karena mendukung dunia fotografi khususnya di Kabupaten Tegal. 

    Karya foto yang dipotret Bima, menampilkan ada seorang bapak-bapak sedang memproduksi tahu dengan cara tradisional di wilayah Adiwerna, Kabupaten Tegal. 

    “Tentu saya sangat senang mendapat juara pertama. Jujur saya tidak menyangka bisa dapat juara satu karena pastinya banyak karya lain yang mengikuti lomba. Harapannya ke depan PWI Kabupaten Tegal bisa menyelenggarakan lomba lagi untuk mendukung fotografi di Tegal,” ungkap Bima. 

    Tidak jauh berbeda, juara 3 lomba fotografi Isma Prayogi, mengaku tidak menyangka dan sangat senang bisa memperoleh juara pada lomba kali ini. 

    Isma Prayogi memotret pengrajin emas di Desa Pesayangan, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal tengah mengukir logam mulia. 

    Beberapa kali mengikuti even lomba fotografi, Isma Prayogi berharap ke depannya lebih sering mengadakan lomba serupa untuk mengasah potensi lokal khususnya Kabupaten Tegal. 

    “Sangat senang dapat juara 3. Ya semoga PWI Kabupaten Tegal semakin maju dan mendukung komunitas foto yang ada di Tegal,” harapnya. 

    Berikut Tribunjateng.com lampirkan daftar pemenang lomba dalam rangka peringatan HPN dan HUT ke-79 PWI Kabupaten Tegal masing-masing kategori. 

    Pemenang Lomba Menulis:

    1. Toto Subandriyo

    Judul: Peran pers dalam pembangunan

    2. Dhinar Aji Pranoto

    Judul: Pers sebagai katalisator kemajuan Kabupaten Tegal 

    3. Regina Anggi Diandari

    Judul: Menyelamatkan Kabupaten Tegal dari Krisis Sampah: Solusi untuk Masa Depan yang Lebih Bersih. 

    Pemenang lomba fotografi: 

    1. Bima Sandi Yuda 

    Deskripsi foto: Produksi Tahu di Adiwerna Kabupaten Tegal yang masih menggunakan metode tradisonal dalam proses produksinya

    2. Muhammad Arzaki

    Deskripsi Foto: Pesona wisata perahu Waduk Cacaban, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah dengan eksotis pemandangan alamnya yang indah seperti perbukitan, hutan, savana dan pulau kecil di tengahnya

    3. Isma Prayogi

    Deskripsi foto: Potret Pengrajin emas di Desa Pesayangan, Kecamatan Talang, tengah mengukir logam mulia dengan presisi tinggi, gerakan tangan yang terampil, menonjolkan keindahan proses pembuatan perhiasan tradisional yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. 

    Foto mencerminkan semangat inovasi dalam melestarikan kearifan lokal di tengah arus modernitas. (dta) 

  • Tolak Jadi Duta Polri, Band Sukatani Mengaku Alami Intimidasi Sejak Juli 2024

    Tolak Jadi Duta Polri, Band Sukatani Mengaku Alami Intimidasi Sejak Juli 2024

    Jakarta, Beritasatu.com – Band Sukatani mengaku mengalami intimidasi sejak 2024 hingga akhirnya terpaksa membuat video permintaan maaf atas lagu ‘Bayar Bayar Bayar’ yang viral. Sukatani menegaskan menolak menjadi duta Polri.

    Pengakuan itu diungkapkan Sukatani melalui akun Instagram resminya @sukatani.band, Sabtu (1/3/2025), untuk mengabarkan kondisi band bergenre punk asal Purbalingga, Jawa Tengah ini.

    “Hallo kawan-kawan. Mau mengabarkan bahwa kami dalam keadaan baik namun masih dalam proses recovery pascakejadian bertubi yang selama ini kami hadapi sejak Juli 2024,” tulis Sukatani dalam unggahannya.

    Sukatani mengaku terus mengalami intimidasi hingga terjadi pembredelan terhadap lagu berisi kritikan kepada polisi yang mereka bawakan.

    “Tekanan dan intimadasi dari kepolisian terus kami dapatkan, hingga akhirnya video klarifikasi atas lagu yang berjudul ‘Bayar Bayar Bayar’ kami unggah melalui media sosial. Kejadian tersebut membuat kami mengalami berbagai kerugian baik secara materiel maupun nonmateriel,” sebut band Sukatani.

    Sukatani mengaku dengan adanya dukungan dan solidaritas kawan-kawan membuat mereka semakin kuat dan tidak menyerah.

    Menurutnya setelah video klarifikasi tersebut unggah, banyak sekali tawaran kepada vokalis Sukatani Novi Citra Indrayati alias Twister Angel akibat respons dari pemecatannya sebagai guru SDIT Mutiara Hati Banjarnegara.

    Bahkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menawarkan band Sukatani menjadi duta Polri.  Namun, Sukatani tegas menolak tawaran itu.

    “Kami menolak tawaran menjadi duta kepolisian,” tulis band Sukatani.

    Band Sukatani juga meluruskan narasi yang menurutnya simpang siur terkait dengan pemecatan sepihak kepada vokalis Sukatani Novi Citra.

    “Kami meluruskan bahwa Twister Angel benar-benar diberhentikan (pemutusan hubunga kerja) secara sepihak oleh yayasan tempatnya mengajar dengan alasan Twister Angel termasuk salah satu personel Sukatani band punk,” ujarnya.

    Namun, pemecatan tersebut dilakukan tanpa memberikan ruang dan kesempatan bagi Twister Angel untuk dimintai keterangan. Bahkan dalam surat pemecatan yang diterima, sama sekali tidak menjelaskan apakah keikutsertaan Twister Angel sebagai personel Sukatani sebagai pelanggaran berat.

    Band Sukatani juga menjelaskan perihal pementasannya di Slawi, Tegal, Jawa Tengah adalah murni pertanggungjawaban untuk tetap memenuhi janji melakukan pertunjukan sesuai kontrak yang sudah disepakati jauh-jauh hari sebelum kasus pembredelan lagu ‘Bayar Bayar Bayar’.

    “Kami paham bahwa apa yang baru saja kami alami dan dukungan luas dari kawan-kawan semua membuat semua pihak yang berbuat salah pada kami tiba-tiba mau terlihat baik,” kata band Sukatani.

  • Sukatani Buka Suara, Ungkap Intimidasi dan Tekanan dari Polisi Tidak Hanya Sekali

    Sukatani Buka Suara, Ungkap Intimidasi dan Tekanan dari Polisi Tidak Hanya Sekali

    TRIBUNJATENG.COM – Band Punk asal Purbalingga Sukatani akhirnya buka suara terkait itimidasi pihak kepolisian.

    Mereka mengungkap hal itu melalui media sosial instagram sukatani.band

    Dalam unggahan Sukatani menyebut kejadian bertubi mereka hadapi sejak Jul 2024 lalu.

    “Tekanan dan intimidasi dari kepolisian terus kami dapatkan, hingga akhirnya video klarifikasi atas lagu yang berjudul ‘Bayar Bayar Bayar’ kami unggah melalui media sosial,” tulis Sukatani.

    PUKAU PENONTON- Band Sukatani asal Purbalingga yang tengah viral manggung di Gedung Korpri Slawi, Kabupaten Tegal, Minggu (23/2/2025). Dalam konser tersebut mereka tidak menyanyikan lagu Bayar Bayar Bayar. (Tribun Jateng/ Fajar Bahruddin Achmad) (Tribunjateng/Fajar Baharuddin Ahmad)

    Dalam unggahan itu mereka juga dengan tegas menolak tawaran menjadi duta kepolisian yang ditawarkan Kapolri.

    Keputusan tersebut diumumkan Band Sukatani melalui unggahan di akun Instagram resmi mereka.

    “Bahkan khusus kepada Sukatani, tawaran menjadi Duta Polisi dari Kapolri, dengan itu kami menolak dengan tegas tawaran menjadi Duta Kepolisian,” tulis Sukatani dikutip Sabtu (1/3/2025).

    Sukatani akui ada tekanan dan intimidasi yang mereka alami dari pihak kepolisian sejak Juli 2024.

    Band Sukatani mengatakan, tekanan tersebut membuat mereka akhirnya merilis video klarifikasi dan permintaan maaf terkait lagu Bayar Bayar Bayar.

    “Kejadian tersebut membuat kami mengalami berbagai kerugian, baik secara materiil maupun nonmateriil,” lanjut mereka.

    Nama Band Sukatani mulai mencuat setelah mereka merilis video permintaan maaf atas lagu Bayar Bayar Bayar.

     Di video tersebut, para personel Sukatani menampilkan wajah asli mereka, berbeda dari biasanya ketika tampil di atas panggung dengan menggunakan topeng.

    Sukatani menjelaskan, lagu tersebut dibuat sebagai bentuk kritik terhadap oknum kepolisian yang dianggap melanggar aturan.

    Dalam video permintaan maaf itu, mereka juga mengumumkan penarikan lagu Bayar Bayar Bayar dari semua platform digital dan meminta pihak lain untuk turut menghapusnya.

    Saat itu di akhir video, Sukatani menegaskan membuat pernyataan tersebut tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

    Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah Kombes Artanto mengakui anggota Direktorat Reserse Siber sempat menemui personel Sukatani.

    Kala itu polisi menyebutkan hanya meminta penjelasan mengenai maksud dan tujuan dari lagu Bayar Bayar Bayar, khususnya pada bagian lirik ‘bayar polisi’.

    Namun, polisi membantah bahwa mereka melakukan intimidasi terhadap Sukatani.

    Dipecat Setelah Sekolah Didatangi Polisi

    VOKALIS SUKATANI DIPECAT – Sekolah gelagapan diminta tunjukan bukti vokalis Sukatani buka aurat, diduga yayasan pakai kacamata tembus pandang ((Youtube iNews/Instagram Sukatani))

    Terungkap bahwa sebelum Novi vokalis Sukatani dipecat pihak sekolah, ada polisi yang datang ke lembaga pendidikan tersebut yang menanyakan soal sang vokalis.

    Hal itu diungkap Ketua Yayasan Al Madani Banjarnegara Khairul Mudakir.

    Beginilah respons sekolah ditagih bukti Novi Sukatani buka aurat.

    Pihak sekolah mengaku didatangi polisi namun membantah ada intimidasi.

    Hingga saat ini pemecatan Novi masih menjadi sorotan publik meski pemecatan itu batal dilakukan.

    Pasalnya alasan pemecatan vokalis band Sukatani Novi Citra Indiyati dinilai tak masuk akal.

    Novi dipecat sebagai guru dari SD IT Mutiara Hati dengan alasan karena membuka aurat.

    Sedangkan dari semua dokumentasi Sukatani, Novi justru menutup auratnya.

    Bahkan dua personel Sukatani ini memakai topeng sebagai aksi panggungnya.

    Ketua Yayasan Al Madani Banjarnegara Khairul Mudakir mengatakan Novi diberhentikan sebagai guru pada tanggal 6 Februari 2025.

    “Pelanggaran terhadap SOP dan kode etik. Bukan buka aurat tetapi ada pelanggaran kode etik terkait dengan pergaulan kemudian penggunaan busana. Iya pada saat konser,” katanya seperti dikutip dari iNews.

    Khairul berkukuh berulangkali menerangkan bahwa Novi dipecat sebagai guru karena melanggar SOP dan kode etik.

    Sampai akhirnya ia mengaku bahwa sehari sebelumnya pihak yayasan didatangi anggota polisi.

    “Hanya sekadar konfirmasi saja, tanggal 5 Februari. Karena SOP dan kode etik di yayasan mengikat seluruh guru dan karyawan bukan hanya saat di sekolah,” katanya.

    Ia mengaku keputusan memecat vokali band Sukatani sama sekali bukan karena ada ancaman dari polisi.

    “Tidak ada (pengaruh polisi). Kami baru tahu bahwa ada SOP dan kode etik yang dilanggar mba Novi. Dari polsek dia hanya menanyakan data saja apa mba Novi ada di SD atau tidak, hanya sebatas itu tidak menyinggung konser,” katanya.

    Pendiri Lokataru Haris Azhar justru merasa janggal dengan alasan sekolah memecat vokalis band Sukatani sebagai guru.

    Haris berkata dalam Islam juga diajarkan untuk tidak memfitnah manusia.

    Pasalnya kata Haris, selama penampilannya, Novi selalu menyembunyikan wajahnya dengan menggunakan topeng.

    Ia juga selalu mengenakan lengan panjang dan bawahan tertutup.

    “Saya mau bilang bapak ini hati-hati bicara, buka aurat saya khawatir, Sukatani justru semakin tertutup.”

    “Karena si Novi jaga aurat maka dia munculnya dengan topeng seperti itu. Kalau sekolah ini bilang dia (Novi) buka aurat jangan-jangan ada yang pakai kacamata tembus pandang,” kata Haris Azhar.

    Beda dari pernyataan sebelumnya, Khairul Mudakir kini justru mengatakan bukti pelanggaran aurat itu didapatkan di luar panggung penampilan Sukatani.

    “Kita melihat bukan hanya pada saat konser. Saya menemukan beberapa kasus menjelang konser dan di luar konser,” katanya.

    Haris Azhar kembali mencecar dugaan bahwa pihak sekolah juga mendapat intimidasi hingga langsung memecat Novi sebagai guru.

    “Jujur aja pak bapak diintimidasi polisi atau gak ? Bapak ini pendidik tunjukan bapak jujur biar bangsa ini jadi maju, kalau bapak bicara ditutupin percuma ditutupin karena polisi yang mengintimidasi sedang diperiksa Propam Polda Jateng, jangan sampai bapak diperiksa juga sama Propam atau diperiksa kantornya pak Nowel.”

    “Sukatani sudah ada lawyernya dalam waktu dekat akan kirim laporan juga, nah bapak akan diminta,” kata Haris.

    Haris Azhar merasa janggal dengan alasan sekolah memecat Novi sebagai guru.

    Sebab Novi dipecat beberapa jam setelah dipanggil untuk memberi klarifikasi kepada sekolah.

    “Aneh pelanggaran berat tapi hanya dalam hitungan jam dipecat, fakta yang mana gak ada gambarnya Sukatani itu buka-buka.”

    “Justru dia makin ditutup lebih rapat dari orang yang pakai burka. Jadi jujur aja bapak bicara, bapak dapat intimidasi dari oknum itu ?”

    “Atau ada yang telepon minta yayasan ini dibargaining kalau anda tidak pecat yayasan ini akan ditutup. Atau bapak lalai dalam menjalankan mekanisme, pelanggaran kok dalam beberapa jam dihukum,” kata Haris Azhar. (*)

    (*)

     

  • Banjir Ganggu Sahur Pertama, Warga Kampung Lebak Makan dengan Waswas
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        1 Maret 2025

    Banjir Ganggu Sahur Pertama, Warga Kampung Lebak Makan dengan Waswas Megapolitan 1 Maret 2025

    Banjir Ganggu Sahur Pertama, Warga Kampung Lebak Makan dengan Waswas
    Tim Redaksi
    BEKASI, KOMPAS.com
    – Ketua RT 007 RW 002 Kampung Lebak, Teluk Pucung, Bekasi Utara, Suryadi (41) tidak merasakan kenikmatan sahur pertama Ramadhan karena terburu-buru khawatir air banjir meningkat.
    “Pas ada banjir begini kan akhirnya kami sekeluarga buru-buru, cemas dan takut air masuk ke rumah,” kata Suryadi, di lokasi, kepada Kompas.com, Sabtu (1/3/2025).
    Suryadi menyampaikan, biasanya saat sahur ada kehangatan bersama
    keluarga
    . Namun, saat ini berbeda.
    “Pas sahur kami harusnya enak dan nyaman duduk bareng keluarga. Namun, kini kurang nikmat menyambut Ramadhan karena ada banjir datang,” ujar dia.
    Biasanya, sejumlah remaja turut meramaikan sahur selama Ramadhan dengan membangunkan warga.
    “Namun, pas banjir begini anak-anak jadi enggak bisa keluar rumah meramaikan
    sahur Ramadhan
    . Jadi, ada yang kurang lengkap Ramadhan pertama kali ini,” ungkap dia.
    Senada dengan Suryadi, warga lainnya, Jaenal (41), seorang pedagang mainan, turut mengeluhkan harus sahur pertama Ramadhan dengan kondisi banjir.
    “Jadi, gini enggak enaknya tinggal di daerah yang rawan banjir kiriman, harus selalu waspada, walaupun ada momen spesial,” ucap Jaenal.
    Jaenal mengaku sedih harus sahur pertama seorang diri dengan keadaan rumah banjir.
    “Saya sahur di sini sendiri karena keluarga di Tegal ditambah ada banjir,” ujar dia.
    Diketahui, banjir setinggi 70 sampai 100 sentimeter (cm) merendam 90 rumah warga di RT 007 RW 002 Kampung Lebak, Teluk Pucung, Bekasi Utara, Kota Bekasi.
    “Sekitar 90 dari 150 rumah di RT 007 terendam banjir sejak Jumat (28/2/2025) dini hari pukul 02.00 WIB,” kata Suryadi.
    Warga terdampak banjir terpaksa harus mengungsi ke rumah yang memiliki dua lantai. Saat ini, kata Suryadi, banjir sudah mulai surut.
    Warga juga sudah mulai membersihkan rumahnya dari lumpur.
    “Sudah surut sejak jam 08.00 WIB. Dari surut sampai sekarang, warga sudah mulai membersihkan lumpur yang masuk ke dalam rumah,” ungkapnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Satgas TMMD Kodim Tegal Mulai Sentuh Program Ketahanan Pangan di Desa Kesadikan

    Satgas TMMD Kodim Tegal Mulai Sentuh Program Ketahanan Pangan di Desa Kesadikan

    TRIBUNJATENG.COM, SLAWI – Anggota Satgas TMMD ke-123 Kodim 0712/Tegal bersama warga Desa Kesadikan, Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal, mulai melakukan pengolahan lahan ketahanan pangan seluas 2 hektar pada Jumat (28/2/2025).

    Lahan tersebut rencananya akan ditanami bawang merah sebagai bagian dari upaya mendukung program ketahanan pangan nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

    Dansatgas Letkol Inf Suratman  menjelaskan, kegiatan pembukaan lahan ketahanan pangan merupakan salah satu program tambahan TMMD ke-123 Kodim 0712/Tegal, dengan memanfaatkan potensi lokal untuk mendukung kemandirian pangan dan perekonomian warga.

    Program tersebut bertujuan untuk menciptakan kemandirian pangan di tingkat desa. 

    “Ketahanan pangan menjadi salah satu fokus program TMMD kali ini. Dengan membuka lahan seluas 2 hektar dan menanam bawang, kami berharap dapat meningkatkan produksi pangan lokal sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi warga Desa Kesadikan,” jelas Letkol Inf Suratman, pada Tribunjateng.com. 

    Sementara itu, Kepala Desa Kesadikan Ratoni, menyampaikan apresiasi atas inisiatif Satgas TMMD Kodim/0712 Tegal dan sangat bersyukur dengan adanya program ketahanan pangan di desanya. 

    “Selama ini warga kami kesulitan mengembangkan lahan pertanian karena keterbatasan sumber daya. Dengan bantuan dari TNI, kami yakin Desa Kesadikan bisa semakin mandiri khususnya dalam hal pangan,” ungkap Ratoni. (dta) 

  • Awal Ramadan, Satgas Pangan Polres Tegal Pantau Harga di Sejumlah Pasar Tradisional, Ini Hasilnya

    Awal Ramadan, Satgas Pangan Polres Tegal Pantau Harga di Sejumlah Pasar Tradisional, Ini Hasilnya

    TRIBUNJATENG.COM, SLAWI – Satgas Pangan Polres Tegal melakukan pemantauan harga dan ketersediaan kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisional, seperti Pasar Trayeman Slawi, Pasar Banjaran Adiwerna, dan Pasar Pepedan Dukuhturi, pada Sabtu (1/3/2025). 

    Kapolres Tegal AKBP Andi M. Indra Waspada Amirullah, melalui Kasat Reskrim Polres Tegal AKP Suyanto menjelaskan, pemantauan dilakukan untuk memastikan stok bahan pokok mencukupi dan harga  sesuai ketentuan yang berlaku pada Ramadan 1446 H. 

    “Pemantauan bertujuan untuk memastikan ketersediaan bahan pokok di pasaran, serta menjaga stabilitas harga terutama pada momen Ramadan tahun ini,” jelas AKP Suyanto, dalam rilis yang diterima Tribunjateng.com. 

    AKP Suyanto menyebut, hingga saat ini  tidak ditemukan kenaikan harga yang signifikan. 

    Dipaparkan, beras medium tercatat harga jual tertinggi Rp 12.500 per kilogram, sementara minyak goreng kemasan merek Minyak Kita dijual dengan harga tertinggi Rp 16.000 per liter.

    Kasat Reskrim mengimbau masyarakat untuk berperan aktif dalam mencegah terjadinya penyelewengan bahan pokok. 

    “Kami berharap masyarakat dapat melapor jika menemukan indikasi penimbunan atau pelanggaran lain yang dapat mengganggu distribusi dan stabilitas harga bahan pokok,” pesan Kasat Reskrim. 

    AKP Suyanto menambahkan, kegiatan ini merupakan bagian dari upaya Polres Tegal untuk menjaga keamanan dan kenyamanan masyarakat selama bulan suci Ramadan, serta nanti menjelang Hari Raya Idul Fitri. 

    “Dengan kerja sama semua pihak, diharapkan kebutuhan pokok tetap tersedia dengan harga yang terjangkau bagi seluruh masyarakat Kabupaten Tegal,” imbuhnya. (dta) 

  • 50 Pelaku UMKM Wilayah Bregas Dilatih Service Excellence

    50 Pelaku UMKM Wilayah Bregas Dilatih Service Excellence

    TRIBUNJATENG.COM, SLAWI – Komunitas Wirausaha Muda Bregas (Brebes, Tegal, Slawi) atau disingkat WMB menggelar kopdar bulanan yang kali ini mengusung tema “Service Excellence For UMKM” bertempat di Trasa Co-Working Space Slawi, Kabupaten Tegal, belum lama ini. 

    Kegiatan kopdar bulanan WMB Talk #38 dihadiri kurang lebih 50 pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di wilayah Tegal dan Brebes. 

    Adapun kegiatan kali ini menghadirkan pembicara yang merupakan Direktur PT. Ka’bah Tour Tegal bernama Pras. 

    Founder Komunitas WMB Musollin menjelaskan, Service Excellence sangat penting untuk memenangkan kompetisi bisnis yang semakin dinamis.

    Sedangkan Service Excellence merupakan upaya perusahaan atau organisasi untuk memberikan layanan terbaik kepada pelanggan.

    “Banyak pelaku UMKM yang mengabaikan hal ini dan berujung pada kegagalan bisnisnya. Padahal Service Excellence sangat penting karena fokus utamanya adalah memberi layanan terbaik kepada pelanggan,” ungkap Musollin, dalam rilis yang diterima Tribunjateng.com, Sabtu (1/3/2025). 

    Direktur PT. Ka’bah Tour Tegal mas Pras menerangkan, salah satu faktor kesuksesan bisnisnya di bidang Travel Haji dan Umroh karena menerapkan Service Excellence bagi customer atau pelanggan secara maksimal. 

    Terlebih Pras tidak memungkiri bahwa persaingan bisnis di bidang Travel Haji dan Umroh cukup ketat. 

    Sehingga Pras memaksimalkan dengan memberi pelayanan terbaik kepada pelanggan dan jangan sampai membuat kecewa. 

    “Alhamdulillah sampai saat ini bisnis yang saya kelola semakin bertumbuh dan terus meningkatkan kepuasan pelanggan. Tujuannya untuk menjangkau pelanggan lebih luas lagi tidak hanya wilayah Tegal dan sekitarnya saja,” terang Pras. 

    Sementara itu, Sekjend Komunitas WMB Elang Merayu Sukma mengucapkan terima kasih kepada pembicara yang sudah berkenan berbagi ilmu dan tips sukses dalam penerapan Service Excellence. 

    “Kami berharap para pelaku UMKM bisa mencontoh penerapan Service Excellence di PT. Ka’bah Tour Tegal dalam bisnisnya. Sehingga UMKM yang dijalankan semakin sukses dan bertumbuh,” harap Elang. (dta) 

  • Kebakaran Hebat Landa Permukiman Padat di Pondok Bambu

    Kebakaran Hebat Landa Permukiman Padat di Pondok Bambu

    JAKARTA — Kebakaran besar melanda permukiman padat penduduk di Jalan Tegal Amba, RT 02/01, Kelurahan Pondok Bambu, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur. Puluhan rumah dilaporkan hangus terbakar dalam insiden ini, Jumat, 28 Februari 2025, sekitar pukul 18.00 WIB

    Menurut keterangan saksi mata, Rasta, kebakaran bermula dari pembakaran sampah yang tidak diawasi dengan baik. Api dari bakaran sampah tersebut kemudian merambat dan membakar material yang mudah terbakar di sekitarnya.

    “Awalnya ada orang bakar sampah, kemudian api merambat,” ujar Rasta.

    Kobaran api dengan cepat membesar, diperparah oleh hembusan angin kencang di lokasi kejadian. Petugas pemadam kebakaran menghadapi kesulitan dalam menjangkau titik api karena lokasi kebakaran berada di gang sempit.

    “Ambil jalur baru saja pak, selangnya. Semprot dari arah lain,” teriak seorang warga kepada petugas pemadam kebakaran di lokasi.

    Sebanyak 11 unit mobil pemadam kebakaran dan 55 personel dikerahkan ke lokasi untuk memadamkan api. Hingga pukul 18.55 WIB, petugas masih berupaya mengendalikan dan memadamkan sisa-sisa api di lokasi kejadian.

    Situasi di lokasi kebakaran sangat riuh. Warga setempat tampak waspada dan selektif dalam memantau orang yang masuk ke area kebakaran.

    Bahkan, sempat terjadi cekcok antara tim medis yang menggunakan sepeda motor dengan warga saat mencoba mengakses lokasi.

    Hingga berita ini diturunkan, belum ada laporan resmi mengenai korban jiwa atau luka-luka.

    Pihak berwenang masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait penyebab pasti kebakaran dan jumlah kerugian yang ditimbulkan.

  • 30 Rumah Semi Permanen Terbakar di Duren Sawit Jaktim, 120 Orang Kehilangan Tempat Tinggal – Halaman all

    30 Rumah Semi Permanen Terbakar di Duren Sawit Jaktim, 120 Orang Kehilangan Tempat Tinggal – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dilaporkan sebanyak 30 rumah semi permanen yang berada di Jalan Tegal Amba, Pondok Bambu, Duren Sawit, Jakarta Timur, ludes dilalap si jago merah, Jumat (28/2/2025) malam. 

    Kebakaran hebat ini diduga dipicu oleh petasan yang tersimpan di salah satu rumah warga.

    Sebanyak 80 personel pemadam kebakaran (Damkar) dikerahkan untuk memadamkan api yang melahap permukiman padat penduduk tersebut.

    Kepala Suku Dinas (Sudin) Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan Jakarta Timur, Muchtar Zakaria mengatakan, api pertama kali terlihat menjalar dari lantai dua salah satu rumah.

    Diduga, di lantai tersebut pemilik rumah menyimpan sejumlah petasan yang kemudian memicu kebakaran.

    “Warga melihat api langsung membesar karena di lantai dua tersebut terdapat petasan yang tersimpan.

    Kondisi bangunan yang semi permanen dan padatnya permukiman membuat api dengan cepat menjalar ke rumah-rumah sekitarnya,” jelas Muchtar, Sabtu (1/3/2025).

    Warga berupaya memadamkan api secara mandiri menggunakan sumber air terdekat namun upaya tersebut tidak berhasil karena api terus membesar dengan cepat.

    Luas area yang terbakar mencapai sekitar 600 meter persegi, meliputi rumah semi permanen dan kontrakan yang dihuni oleh 30 kepala keluarga (KK) atau sekitar 120 jiwa.

    Tim Damkar Jakarta Timur mengerahkan 16 unit mobil pemadam kebakaran dan 80 personel untuk mengatasi kebakaran tersebut.

    Proses pemadaman memakan waktu sekitar dua jam, dimulai pukul 17.58 WIB dan berakhir pukul 20.15 WIB.

    “Kondisi bangunan yang semi permanen dan jarak antar rumah yang sangat dekat membuat api mudah menjalar. Butuh koordinasi cepat dan upaya ekstra untuk memastikan api tidak meluas ke area lain,” tambah Muchtar.

    Meskipun tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, kerugian materil yang ditanggung warga cukup besar.

    Diperkirakan, kerugian mencapai Rp600 juta akibat terbakarnya 30 rumah semi permanen.

    Banyak warga yang kehilangan harta benda dan tempat tinggal, sehingga membutuhkan bantuan untuk memulihkan kehidupan mereka.

    “Kami sedang berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memberikan bantuan kepada warga yang terdampak. Prioritas kami adalah memastikan kebutuhan dasar seperti tempat tinggal sementara, makanan, dan pakaian terpenuhi,” ujar Muchtar.

    Insiden kebakaran ini menjadi pengingat pentingnya kesadaran masyarakat akan bahaya menyimpan bahan-bahan mudah terbakar seperti petasan di rumah.

    Muchtar mengimbau warga untuk lebih berhati-hati dan mematuhi peraturan terkait penyimpanan bahan berbahaya.

    “Kami menghimbau warga untuk tidak menyimpan petasan atau bahan mudah terbakar lainnya di rumah, terutama di permukiman padat. Hal ini dapat membahayakan tidak hanya diri sendiri, tetapi juga tetangga sekitar,” tegasnya.

    Pemerintah setempat telah memulai proses pendataan warga yang terdampak untuk memberikan bantuan sesuai kebutuhan.

    Selain itu, tim Damkar juga akan melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang langkah-langkah pencegahan kebakaran, terutama di permukiman padat penduduk.

    “Kami akan terus memantau kondisi warga dan memberikan pendampingan hingga mereka bisa kembali beraktivitas normal. Ini adalah tanggung jawab kita bersama untuk memastikan keamanan dan kenyamanan warga,” pungkas Muchtar. (Tribun Jakarta/ Bima Putra)