Dua Peserta Siksorogo Lawu 2025 Meninggal, Ini Kronologinya
Tim Redaksi
KARANGANYAR, KOMPAS.com –
Dua peserta lomba lari ultra, Siksorogo Lawu Ultra 2025 di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar dilaporkan meninggal dunia, Minggu (7/12/2025).
Keduanya merupakan peserta kategori 15 Km pada perlombaan tersebut.
Keduanya diperkirakan sudah kehilangan nyawa saat tim medis datang untuk melakukan pertolongan pertama.
Hal ini terungkap setelah pihak kepolisian melakukan olah TKP.
PS Kasi Humas Polres
Karanganyar
, Iptu Mulyadi mengatakan, kejadian tersebut dilaporkan ke pihak kepolisian sekitar pukul 11.30 WIB.
Berdasarkan hasil olah TKP dan keterangan saksi, saat kejadian kondisi cuaca hujan lebat.
Korban pertama yang bernama Sigit Joko Poernomo (45) seorang PNS asal Jl. Cemp Baru Timur No. 7, Rt. 13 Rw. 06, Kel. Cempaka Baru, Kec. Kemayoran, Jakarta Pusat dilaporkan pingsan sekitar pukul 10.44 WIB saat melewati Bukit Cemoro Mitis atau Km 12 dalam rute lari 15 Km.
Petugas PMI dan Marsal yang dikerahkan ke lokasi untuk memberikan pertolongan gagal menyelamatkan nyawa korban.
“Korban tidak dapat diselamatkan dan dinyatakan meninggal dunia. Evakuasi korban ke RSUD Kabupaten Karanganyar berhasil dilakukan sekitar pukul 14.30 WIB,” jelasnya.
Korban kedua yang bernama Pujo Buntoro yang juga seorang PNS asal Tegal Winangun, Karanganyar, dilaporkan terkapar di Bukit Cemoro Wayang atau Km 8 dalam rute 15 Km selang 11 menit dari peristiwa pertama atau sekitar pukul 10.55 WIB.
Pujo mengalami gangguan sesak nafas saat berlari. Ia diketahui memiliki riwayat penyakitnya paru-paru.
“Sama seperti kasus pertama, petugas yang tiba di lokasi menemukan korban sudah meninggal dunia. Evakuasi oleh tim relawan
Siksorogo Lawu Ultra
berhasil dilakukan lebih lanjut, dan korban dibawa ke RSUD Kabupaten Karanganyar sekitar pukul 15.30 WIB untuk pemeriksaan lebih lanjut,” bebernya.
Mulyadi menambahkan, kedua jenazah peserta saat ini berada di RSUD Kabupaten Karanganyar untuk proses pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Tegal
-

Ledakan panel listrik jadi penyebab kebakaran gudang di Kalideres
Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Barat menyebutkan ledakan panel listrik diduga menjadi penyebab kebakaran gudang plastik mika di Jalan Kapuk Kamal, Kayu Besar 3, Tegal Alur, Kalideres, Jakarta Barat, Sabtu.
Kepala Sudin Gulkarmat Jakarta Barat, Suheri di Jakarta, Sabtu, mengatakan, ledakan itu menimbulkan percikan api yang kemudian menyambar mika plastik.
“Menurut kesaksian karyawan, sekitar pukul 15.17 WIB, ada yang melihat panel listrik mesin meledak. Lalu mengeluarkan api, lalu merambat ke bahan-bahan plastik,” ujarnya.
Percikan api yang ditangkap material plastik itu lantas membuat kobaran membesar hingga sempat tak tertangani.
“Kemudian semua karyawan melakukan pemadaman sementara, akan tetapi api semakin membesar. Salah satu karyawan kemudian menghubungi Damkar,” kata Suheri.
Gulkarmat Jakbar menerima informasi kebakaran pada pukul 15.19 WIB. Petugas Damkar dengan kekuatan 100 personel dan 20 unit armada pemadam pun segera berangkat ke lokasi untuk mengatasi kobaran api.
“Waktu operasi kita mulai pukul 15.28 WIB hingga titik-titik api padam pukul 16.15 WIB,” ujarnya.
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Cowok Duduk Ngangkang di Transportasi Umum, Risih atau Biasa Saja? Ini Kata Penumpang
Jakarta –
Pengguna transportasi publik pasti pernah mengalami susahnya mencari bangku untuk duduk. Dalam situasi tersebut, rasanya pasti jengkel sekali jika mendapati ada penumpang lain duduk dalam posisi rada ngangkang sehingga memakan space.
Tidak hanya bikin susah cari tempat duduk, kebiasaan duduk rada ngangkang yang umumnya dilakukan oleh penumpang cowok tersebut juga bisa bikin penumpang lain merasa tidak nyaman. Kesannya egois banget!
Salma, seorang pengguna Transjakarta mengaku risih jika menemukan penumpang cowok duduknya tidak bisa rapat. Menurutnya, tempat duduk yang tersedia bisa menampung lebih banyak orang jika para penumpang bisa duduk rapi.
“Apalagi kalau jam pulang kantor, makin kasian sama yang lain,” keluhnya, saat berbincang dengan detikcom, Jumat (5/12/20205).
Seorang pengguna KRL ‘Greenline’ jurusan Rangkasbitung-Tanah Abang, Zizu, mengganggap kebiasaan duduk ngangkang yang memakan space bisa dihindari jika semua penumpang punya kesadaran diri. Menurutnya, perilaku semacam itu terkadang muncul tanpa disengaja, terutama saat kelelahan atau membawa banyak barang bawaan.
Meski kadang merasa terganggu, ia berusaha untuk berempati dengan apapun situasi yang mungkin dialami penumpang lain. Jika memang membutuhkan tempat duduk, maka tinggal minta baik-baik dan biasanya penumpang yang rada ngangkang tersebut langsung memperbaiki posisi duduknya.
“Kalau lagi sepi atau bukan jam-jam kantor, sebenernya gapapa juga sih. Karena semuanya pasti kan capek yaa,” katanya.
Shalli, pengguna Transjakarta ‘jalur langit’ CSW-Tegal Mampang juga mengaku tidak nyaman jika melihat penumpang duduk ngangkang ketika kondisi bus sedang ramai. Bukan hanya memakan tempat, menurutnya hal tersebut bisa ‘mengganggu pemandangan’.
“Mungkin ke depannya untuk memberikan edukasi melalui media sosial, serta meningkatkan awareness dengan hal-hal seperti ini,” katanya.
Halaman 2 dari 2
(dgh/up)
-

Cekcok Soal Rumput Berujung Maut: Warga Sreseh Tewas Dibacok
Sampang (beritajatim.com) – Seorang pria paruh baya asal Desa Noreh, Kecamatan Sreseh, Kabupaten Sampang, diamankan polisi karena melakukan penganiayaan berat hingga menghilangkan nyawa seseorang.
“Pelaku berinisial MT (60), sedangkan korban berinisial S (52),” terang Plh Kasihumas Polres Sampang, AKP Eko Puji Waluyo, Sabtu (5/12/2025).
Eko menceritakan, sebelum terjadi penganiayaan, korban S sedang mengarit rumput di tegal milik MS, kakak korban. Ketika itu, S bertemu dengan pelaku MT yang sedang berada di tegal miliknya.
Entah kenapa mereka berdua kemudian terlibat cekcok. Namun dalam video yang beredar, pihak korban diduga telah mengambil rumput pelaku.
Saat itu, korban tidak mau ditegur dan malah menodongkan celurit yang dipegangnya kepada pelaku. Hal tersebut membuat pelaku menghampiri dan menganiayanya dengan senjata tajam. “Dia salah, sudah ngarit rumput saya, malah menodongkan celuritnya. Jadi saya hampiri, langsung saya tebas,” ucap pelaku saat berada di dalam mobil polisi.
Selanjutnya, korban sempat lari sejauh 100 meter dari lokasi kejadian, namun meninggal dunia karena mengalami luka bacok pada bagian leher. Tidak hanya itu, korban juga mengalami luka bacok pada pinggang sebelah kiri, bahkan kemaluan korban dipotong. “Saat ini pelaku sudah mendekam di Polres Sampang. Kami masih lakukan penyelidikan untuk mendalami motifnya,” pungkasnya. (sar/kun)
-
/data/photo/2024/12/20/67645bd695337.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
BPBD Jateng Peringatkan Kabupaten/Kota Segera Buat Kajian Risiko Bencana Regional 3 Desember 2025
BPBD Jateng Peringatkan Kabupaten/Kota Segera Buat Kajian Risiko Bencana
Tim Redaksi
SEMARANG, KOMPAS.com
– Seluruh kabupaten dan kota di Jawa Tengah diminta untuk segera menyusun Kajian Risiko Bencana (KRB).
Hal ini bertujuan agar pemerintah dan pemangku kepentingan di daerah tidak gagap dalam menghadapi bencana alam.
Kepala
Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) Provinsi
Jawa Tengah
, Bergas Catursasi Penanggungan, menjelaskan bahwa kajian tersebut merupakan bekal penting untuk pencegahan bencana bagi pemerintah daerah dan masyarakat di wilayah rawan bencana.
“Untuk daerah-daerah yang belum punya
kajian risiko bencana
, tentu harus membuat. Karena itu bagian dari upaya mitigasi daerah untuk mengetahui apa yang menjadi potensi ancaman bencana di wilayahnya. Maka perlu ada KRB. Suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, dokumen KRB harus dibuat atau diperbarui,” ucap Bergas saat dikonfirmasi pada Rabu (3/12/2025).
Bergas menegaskan bahwa Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tidak ingin melihat pemkab atau pemkot yang tidak memiliki KRB justru panik dan bingung saat menghadapi bencana.
“Karena tidak tahu, akhirnya panik, tergagap-gagap,” tegasnya.
Dia menambahkan bahwa KRB wajib disusun oleh pemkab/pemkot dengan melibatkan BPBD provinsi.
Dalam proses penyusunannya, pemerintah daerah juga dapat mengajak ahli dan akademisi.
“Masa berlaku KRB adalah lima tahun. Tapi bisa diperbarui setiap dua tahun jika di daerah terkait ada pembangunan yang masif seperti pembangunan pabrik, perumahan, permukiman, atau pembangunan lahan produktif, itu kan perlu dikaji,” lanjutnya.
Selanjutnya, dengan bekal KRB, pemkot/pemkab diminta untuk menyusun Rencana Penanggulangan Bencana (RPB).
Bergas mengingatkan bahwa beberapa daerah di Jawa Tengah belum menghadapi puncak musim penghujan, sehingga masyarakat perlu tetap waspada dan siap mengevakuasi diri jika terdapat indikasi risiko bencana seperti banjir atau tanah longsor.
Lebih lanjut, Bergas mengungkapkan bahwa bencana tanah longsor telah terjadi di Cilacap dan Banjarnegara, yang mengakibatkan puluhan korban jiwa dan ratusan orang terdampak.
Sebanyak 21 orang meninggal dan dua lainnya hilang di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Cilacap pada 13 November 2025.
Sementara itu, longsor di Banjarnegara, yang terjadi di Desa Pandanarum, Kecamatan Pandanarum pada 15 November 2025, menelan 17 korban jiwa dan 11 orang lainnya hilang.
Sebelumnya, Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Raditya Jati, menyatakan bahwa terdapat 10 kabupaten/kota di Jawa Tengah yang tidak memiliki KRB, termasuk Kabupaten Cilacap.
“Ada beberapa daerah yang sudah tidak memiliki Kajian Risiko Bencana, termasuk Cilacap. Jadi Cilacap masa berlakunya (KRB) sudah habis karena 2014 sampai 2018. Kemudian Rencana Penanggulangan Bencana-nya juga sudah tidak berlaku,” kata Raditya saat menghadiri rapat koordinasi kesiapsiagaan penanggulangan bencana di Kantor Gubernur Jateng, (18/11/2025) lalu.
BNPB merinci bahwa per 4 Juni 2025, terdapat enam wilayah di Jateng yang masa berlaku KRB-nya telah habis, yaitu Cilacap, Purworejo, Wonogiri, Grobogan, Temanggung, dan Kota Semarang.
Selain itu, wilayah yang tidak memiliki KRB meliputi Klaten, Kota Surakarta, Kota Pekalongan, dan Kota Tegal.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Omzet bazar UMKM di Kantor Walikota Jaktim capai Rp40 juta
Jakarta (ANTARA) – Omzet bazar Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang digelar oleh Suku Dinas (Sudin) Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) di Kantor Walikota Jakarta Timur pada 1-2 Desember 2025 mencapai Rp40 juta.
“Omzet penjualan bazar selama dua hari pada 1-2 Desember 2025 kemarin mencapai sekitar Rp40 juta. Ini menunjukkan roda perekonomian terus berkembang,” kata Kepala Sudin PPKUKM Jakarta Timur Andi Ahmad Refi saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.
Dia menyebutkan bazar tersebut digelar sebagai bentuk pemberdayaan pelaku UMKM dan pengembangan kewirausahaan terpadu yang sudah terdaftar di kecamatan.
Menurut dia, kegiatan itu juga bertujuan membantu memasarkan produk UMKM binaan Sudin PPKUKM.
“Tak hanya itu, juga ada produk dari Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) DKI Jakarta, maupun Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya,” ujar Refi.
Lebih lanjut, dia menjelaskan dalam kegiatan bazar yang mengusung tema “Gelar Produk Unggulan Dekranasda” itu, disiapkan 20 stan dan diisi oleh 35 Jakpreneur.
“Produk yang dijual dalam bazar dalam ruangan tersebut meliputi 25 jenis produk kuliner, lima produk fesyen, dan lima produk kriya atau kerajinan. Selama bazar berlangsung transaksi dilakukan secara tunai dan non-tunai,” terang Refi.
Dia pun berharap kegiatan itu dapat terus mendorong pertumbuhan UMKM di Jakarta Timur serta memperluas akses pemasaran bagi para pelaku usaha lokal.
“Kami ingin pelaku UMKM di Jakarta Timur terus semangat dan naik level,” tegas Refi.
Salah satu pelaku UMKM salad buah bernama Siti Rosni mengaku sangat senang mengikuti bazar Jakpreneur tersebut karena bisa memasarkan produknya.
“Saya menjual aneka salad buah dengan harga bervariasi, mulai Rp40 ribu hingga Rp100 ribu per boks,” kata Siti.
Sehari-hari, dia mengaku membuka usaha di rumahnya di Jalan Tegal Amba, Klender, Duren Sawit, Jakarta Timur. Selain itu, pemasaran juga dilakukan dengan memanfaatkan media sosial.
“Kami sangat terbantu adanya bazar seperti ini supaya produk kami juga semakin dikenal dan diminati oleh masyarakat luas,” ujar Siti.
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
/data/photo/2025/12/07/69353d69afcde.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1274136/original/099210000_1466834500-20160625-Truk-Dilarang-Masuk-Tol-Dalam-Kota-Jakarta-HA1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
