kab/kota: Tegal

  • Dari Tangan-Tangan Warga, Tumbuh Kekuatan Desa: Cerita Inspiratif Koperasi Merah Putih

    Dari Tangan-Tangan Warga, Tumbuh Kekuatan Desa: Cerita Inspiratif Koperasi Merah Putih

    Liputan6.com, Jakarta Puluhan ibu Desa Sukawana, Curug, Kota Serang, Banten, memenuhi pekarangan depan rumah Ketua RT setempat, sejak pagi hari. Bukan sekadar bersantai. Mereka sedang menanti kedatangan ‘warung’ keliling membawa sembako dengan harga miring.

    Tak berselang lama, mobil pikap putih tiba. Bagian belakangnya sudah dimodifikasi. Ditambahkan jerjak besi dengan tinggi kira-kira satu meter dan ditutupi terpal kuning.

    Wajah kaum ibu mendadak semringah. Mereka segera beranjak dari tempat duduknya dan mendekati arah mobil berhenti. Antusias para ibu membuat sopir buru-buru turun dan membuka terpal. Di dalamnya, sudah tersusun lengkap sembako berbagai jenis. Antara lain, minyak, gula, telur ayam negeri. Semuanya dibandrol dengan harga murah.

    “Diborong-borong, murah-murah,” teriak sopir lewat pengeras suara

    Suasana mendadak riuh. Ibu-ibu bergerak cepat mengelilingi mobil. Mereka sibuk memilih bahan pangan akan dibeli. Sesekali terdengar celutukan agar barang tak diborong satu orang. Setelah puas berbelanja, ibu-ibu kemudian membayarkan pada seorang wanita yang bertindak sebagai kasir. Rupanya, ini kali kedua mobil bak putih membawa sembako masuk ke kampung mereka.

    Kegiatan sembako keliling ini rupanya digagas Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP) Sukawana, Curug, Kota Serang, Banten. Selain menawarkan sembako murah dengan cara menjemput bola, KKMP Sukawana juga sering mengadakan bazar murah keluar masuk perkampungan warga.

    “Macam-macam, untuk harga paket yang jelas sangat jauh dengan harga di warung, Minyak Kita saja kita jual untuk anggota cuma Rp 15.700. Beras SPHP yang 5kg, kita jual Rp 60.000, telur ayam sekilo nya itu Rp 26.000,” ujar Ketua KKMP Sukawana Curug, Saeful, saat berbincang dengan Liputan6.com melalui pesan elektroniknya, Kamis, (16/10/2025).

    Biasanya, mobil bak putih membawa sembako akan mendatangi perkampungan warga setiap hari Minggu. Sebelumnya, pihak koperasi akan menginformasikan ke pihak RT dan RW. Baru kemudian diteruskan ke warga. Pembentukan KKMP Sukawana Curug diinisiasi dari program Koperasi Merah Putih yang digagas Presiden Prabowo Subianto. Sesuai Instruksi Presiden (Inpres) nomor 09 tahun 2025, koperasi ini bertujuan memperkuat perekonomian kerakyatan dan ketahanan pangan di lingkungan masyarakat kelurahan maupun pedesaan.

    Kick off program ini dilakukan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto pada 21 Juli 2025 lalu. Di momen itu, Prabowo meluncurkan kelembagaan 80.000 Koperasi Desa Merah Putih. Mengutip data https://merahputih.kop.id/ per tanggal 17 Oktober 2025, di fase I ini, ada 82.066 Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih yang sudah berbadan hukum. Rinciannya, 8.587 koperasi kelurahan berbadan hukum, dan 73.477 koperasi desa berbadan hukum.

    Prabowo mengibaratkan koperasi seperti sebuah lidi yang banyak. Bisa memperkuat ekonomi, utamanya bagi masyarakat desa. Konsep gotong royong menjadi kekuatannya.

    Saeful bercerita, KKMP Sukawana Curug kini memiliki anggota 300 lebih. Latar belakangnya beragam. Ada petani, pelaku UMKM, pedagang kecil, peternak, hingga karyawan. Selain mengadakan bazar sembako murah, KKMP Sukawana Curug juga aktif memberikan pelatihan manajemen administrasi, pendampingan hingga pelatihan bagi pelaku UMKM agar lebih berkembang lagi.

    “Kami juga mensuplai produk kemasan makanan UMKM, membina UMKM yang ingin tumbuh bersama koperasi, hingga memberikan pemahaman management administrasi usaha tingkat UMKM,” jelasnya.

    Sama dengan KKMP Sukawana, KKMP Tegal Maja di Banten juga belum menyediakan fasilitas peminjaman uang untuk anggotanya. Mereka memilih fokus menjual barang-barang kebutuhan dapur dengan harga murah. “Sudah ada simpanan tapi pinjam enggak dulu, simpan pinjam juga besar bunganya kan membebani masyarakat juga. Jadi itu kita hindari dulu,” ujar Kepala Desa Tegal Maja, Muhamad Iksan, kepada Liputan6.com.

    Simpanan yang dimaksud ada yang sifatnya wajib dan pokok. Simpanan pokok dan wajib bisa diambil ketika mereka keluar dari keanggotaan koperasi. Berapa besarannya, Iksan tak merinci. Namun menurut dia, Koperasi Tegal Maja sudah memiliki 300 anggota.

    Sejak beberapa bulan beroperasi, KKMP Tegal Maja sudah mendapatkan keuntungan. Tidak terlalu besar, tetapi buat mereka itu pencapaian yang baik di awal.

  • RI Punya Cita Rasa Unggul, Kemendag Ungkap Peluang Ekspor Mamin ke AS

    RI Punya Cita Rasa Unggul, Kemendag Ungkap Peluang Ekspor Mamin ke AS

    Jakarta, CNBC Indonesia – Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kementerian Perdagangan, Fajarini Puntodewi, meyakinkan pelaku usaha Indonesia di bidang makanan dan minuman (mamin) untuk pantang menyerah menembus pasar Amerika Serikat (AS). Pasalnya, mamin Indonesia memiliki keunggulan cita rasa dan diversifikasi produk bernilai tambah.

    Namun, tantangan yang harus dihadapi adalah realitas saat memenuhi persyaratan ekspor produk mamin ke AS. Hal tersebut disampaikan Puntodewi saat membuka Forum “Navigasi Tantangan Regulasi dan Optimalisasi Peluang Bisnis untuk Produk Makanan dan Minuman Indonesia Menembus Pasar AS” di sela Trade Expo Indonesia (TEI) ke-40 di ICE BSD City, Kabupaten Tangerang, Banten, pada Sabtu (18/10).

    “Industri mamin Indonesia merupakan salah satu sektor unggulan yang terus tumbuh pesat. Kekayaan sumber daya alam, kearifan lokal, serta warisan makanan nusantara menjadikan produk kita memiliki daya tarik tersendiri di mata dunia. Namun, ketika berbicara ekspor ke pasar AS, kita dihadapkan pada realitas yang cukup menantang, seperti berbagai regulasi ketat, standar keamanan pangan, serta dinamika persaingan global yang sangat tinggi,” ujar Puntodewi dikutip Minggu (19/10/2025).

    Dia melanjutkan, pasar AS dikenal sebagai pasar yang memberi perhatian lebih terhadap kesehatan konsumen. Regulasi yang diterapkan lembaga seperti Food and Drug Administration (FDA) menuntut kepatuhan tinggi terhadap aspek label, kandungan gizi, bahan baku, hingga proses produksi.

    Oleh karena itu, memahami regulasi bukan hanya soal kepatuhan administratif, melainkan juga langkah strategis untuk membangun kepercayaan dan reputasi produk Indonesia di mata konsumen AS.

    “Banyak pelaku usaha kecil dan menengah yang memiliki produk luar biasa, tapi belum sepenuhnya memahami pentingnya sertifikat seperti FDA registration, nutrition facts labelling, hingga standar keamanan pangan seperti Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) dan ISO 22000. Hal-hal ini yang perlu didorong melalui forum bisnis seperti ini agar pelaku usaha mamin Indonesia mendapat informasi dan wawasan mengenai peluang menembus pasar AS berikut dengan regulasi yang berlaku di sana,” kata dia.

    “Mari kita jadikan tantangan regulasi sebagai batu loncatan menuju profesionalisme yang lebih tinggi, dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya bagi produk Indonesia untuk berdiri sejajar dengan merek dunia. Dengan kolaborasi, ketekunan, dan semangat pantang menyerah, saya yakin cita rasa Indonesia akan terus menginspirasi dan dinikmati masyarakat dunia,” lanjut Puntodewi.

    Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Los Angeles Kumara Jati memaparkan peluang bisnis mamin Indonesia, khususnya di pasar pantai barat AS.

    “Konsumen AS banyak melakukan transaksi melalui platform niaga elektronik. Untuk itu, salah satu cara mencari peluang produk mamin yang diminati pasar AS bisa dengan mengamati platform niaga elektronik yang populer di AS. Dinamika ekonomi global saat ini juga memberi peluang bagi perluasan pasar ekspor produk Indonesia di AS karena banyak perusahaan melakukan strategi ulang untuk menemukan sumber alternatif bahan baku maupun produk ke negara-negara pemasok, termasuk Indonesia,” papar Kumara.

    Sementara Kepala ITPC Chicago Dhonny Yudho Kusuma memaparkan mengenai karakteristik pasar di pantai timur AS sehingga dapat memberi gambaran kepada eksportir dan calon eksportir untuk menentukan produk mamin yang tepat untuk diekspor ke AS. Dia menjelaskan bahwa karakteristik produk mamin yang semakin diminati adalah produk yang memenuhi aspek berkelanjutan dan mamin sehat.

    Konsumen AS, menurut Dhonny, lebih memilih produk-produk organik, sehat, dan tersertifikasi ramah lingkungan untuk meningkatkan nilai jual. Adapun Regulatory Advisor USA Food and Drug Administration (FDA) Registrar Corp Agus Setiawan memberikan pemaparan mengenai persyaratan ekspor produk mamin yang perlu diperhatikan, yaitu registrasi FDA, prior notice untuk keperluan izin pengapalan, persyaratan lanjutan untuk produk mamin olahan dalam kaleng dan difermentasi, label nutrisi, bahan baku yang diperbolehkan, dan aspek keamanan pangan.

    Agus juga menekankan pentingnya eksportir untuk terhubung dengan agen FDA yang berkedudukan di AS untuk bisa memenuhi persyaratan ekspor. Salah satu peserta asal Tegal, Jawa Tengah, Diana Sucahyo yang memiliki produk kopi dan olahan kopi menyatakan bahwa fasilitasi pemerintah sangat dibutuhkan agar produk UMKM mendapat akses pasar yang lebih luas di AS setelah dokumen persyaratan telah dipenuhi.

    “Manfaat forum seperti ini sangat banyak, tapi intinya adalah bagaimana kami mengharapkan pemerintah dapat membantu UMKM seperti saya, untuk bisa menembus pasar AS. Lewat forum ini saya bertemu dengan buyer dan tadi langsung banyak diskusi agar produk kami dapat memenuhi kebutuhan pasar AS. Kami ingin produk kami juga bisa masuk ke supermarket atau kafe di AS,” ungkapnya.

    AS merupakan salah satu mitra dagang utama Indonesia termasuk untuk produk mamin olahan. Pada 2024, ekspor produk makanan dan minuman Indonesia ke AS mencapai US$ 1,02 miliar atau 18,06% dari total ekspor mamin olahan Indonesia ke dunia.

    Nilai tersebut meningkat sebesar 4,18% dibandingkan pada 2023. Sementara itu, ekspor produk mamin pada semester I-2025 sebesar US$ 512,63 juta atau meningkat sebesar 1,71% dibandingkan semester I-2024 yang mencapai US$ 504 juta. Produk mamin Indonesia yang sudah banyak diekspor ke AS adalah udang kemasan (29,88%), nanas kemasan (7,42%), tuna kemasan (3,67%), biskuit manis (2,67%), gula-gula (1,78%) dan pasta (1,51%).

    (rah/rah)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Menteri PKP tambah kuota rumah subsidi di Jember sebanyak 2.000 unit

    Menteri PKP tambah kuota rumah subsidi di Jember sebanyak 2.000 unit

    ANTARA – Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait menambah kuota perumahan subsidi untuk Kabupaten Jember, Jawa Timur sebanyak 2.000 unit dari 8.000 menjadi 10.000 unit saat melakukan kunjungan kerja, Sabtu (18/10). Dalam kunjungannya, Menteri PKP juga meninjau kualitas bangunan rumah subsidi di Perumahan Taman Gading, Tegal Besar. (Hamka Agung Balya/Rizky Bagus Dhermawan/Hilary Pasulu)

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • DKI kemarin, KAI lakukan penutupan jalan hingga pria terbakar

    DKI kemarin, KAI lakukan penutupan jalan hingga pria terbakar

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah berita di Jakarta pada Jumat (17/10) yang masih layak untuk disimak hari ini, mulai dari KAI Jakarta tutup Jalan Bintaro 3 hingga pria di Jakarta Barat nyaris tewas karena mengalami luka bakar akibat menyalakan korek api dekat bensin.

    Berikut rangkuman selengkapnya:

    1. KAI Jakarta tutup Jalan Bintaro 3 mulai Sabtu malam hingga Minggu pagi

    PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi 1 Jakarta menutup sementara Jalan Bintaro 3, Pesanggrahan, Tangerang Selatan, Banten, imbas penggantian jembatan antara Stasiun Kebayoran – Stasiun Pondok Ranji, lintas Tanah Abang – Rangkasbitung, pada Sabtu (18/10) malam.

    Baca di sini

    2. Galian berantakan di Kembangan, Sudin SDA Jakbar tegur pelaksana

    Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Barat menegur pelaksana proyek pekerjaan galian saluran air di Jalan Bojong Raya, Kembangan, lantaran berantakan dan meresahkan pengguna jalan.

    Baca di sini

    3. Jakarta jadi kota dengan sistem pemantauan udara terluas di Indonesia

    Jakarta menjadi kota dengan sistem pemantauan kualitas udara terintegrasi dan terluas di Indonesia, dengan 111 Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) yang aktif di seluruh wilayah Ibu Kota.

    Baca di sini

    4. Transjakarta Koridor 9 dan 13 terlambat imbas adanya aksi di Trans7

    PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) menyampaikan terjadinya sejumlah keterlambatan kedatangan bus di Koridor 9 (Pinang Ranti-Pluit) dan 13 (Tegal Mampang-Puri Beta) akibat kepadatan lalu lintas di Pancoran, Jakarta Selatan.

    Baca di sini

    5. Nyalakan korek dekat bensin, pria di Jakbar nyaris tewas

    Pria bernama Arif Ardiansyah (25) mengalami luka bakar hingga 80 persen pada bagian wajah, tangan, dan tubuhnya akibat menyalakan korek api di dekat bensin di sebuah warung kelontong di Jalan Musyawarah, Joglo, Kembangan, Jakarta Barat, Kamis (16/10) malam.

    Baca di sini

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Menu MBG Rp 10.000 Disebut Cukup, Begini Realita Jika Beli di Warteg di Bandung
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        18 Oktober 2025

    Menu MBG Rp 10.000 Disebut Cukup, Begini Realita Jika Beli di Warteg di Bandung Bandung 18 Oktober 2025

    Menu MBG Rp 10.000 Disebut Cukup, Begini Realita Jika Beli di Warteg di Bandung
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Badan Gizi Nasional (BGN) memastikan bahwa anggaran program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebesar Rp10.000 per porsi masih mencukupi untuk menghadirkan menu bernutrisi, termasuk lauk berupa telur dan ayam.
    Wakil Kepala BGN Nanik S. Deyang mengatakan, perhitungan anggaran tersebut telah dikaji langsung oleh Presiden Prabowo Subianto.
    Menurutnya, Presiden menilai nilai Rp10.000 per porsi sudah mencukupi untuk menyediakan asupan bergizi bagi masyarakat penerima manfaat.
    Namun, kondisi di lapangan menunjukkan hal yang berbeda.
    Di sejumlah warung nasi dan warung tegal (warteg) di Kota Bandung, harga Rp10.000 umumnya hanya cukup untuk mendapatkan menu sederhana tanpa lauk ayam maupun ikan.
    Di warung nasi masakan Sunda milik Pratiwi (39) yang berada di kawasan Arcamanik, Kota Bandung, menu yang didapatkan dengan harga Rp10.000 hanya mendapatkan satu menu utamanya dan satu pendamping.
    “Paling menu utamanya ada ati, telur ceplok atau dadar. Ditambah tempe, tahu, atau sayuran plus lalaban dan sambel yang itu gratis,” ujarnya saat ditemui
    Kompas.com,
    Jumat (17/10/2025).
    Tiwi menambahkan, dengan anggaran Rp10.000, meski tanpa menu utama, pembeli masih bisa mendapatkan 3-4 menu pendamping, yang berupa sayuran seperti kangkung, tumis tahu tauge, tempe oreg, sayur sop, dan lainnya.
    Lebih lanjut, jika ingin menu utama seperti ayam goreng, ikan tongkol, atau kembung dan lainnya, harganya sekitar Rp15.000.
    Dengan harga itu, pembeli juga tetap mendapatkan satu menu pendamping.
    “Tapi misal kalau beli banyak, minimal 10 porsi, harganya masih bisa ditekan. Bisa harga segitu pakai ayam goreng, tapi mungkin ukurannya tidak seperti biasanya,” ucap Tiwi.
    Sementara itu, Hartini (50), seorang ibu rumah tangga (IRT), mengaku dengan anggaran Rp10.000, dirinya hanya bisa membeli sayuran atau telur.
    Itupun hanya untuk sekali makan.
    Jika ingin mendapatkan protein hewani, ia harus merogoh kocek lebih dalam.
    Untuk harga ikan sekilonya di Pasar Induk Gedebage saat ini berkisar Rp30.000 hingga Rp35.000.
    “Daging saja sekarang mahal, itu kalau nggak naik sekitar Rp35.000. Kalau naik bisa sampai Rp39.000. Belum yang lainnya, misal minyak goreng, bumbu, sama nasi. Kan mahal-mahal sekarang,” pungkas Hartini.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Viral! Dua Bocah Bikin Konten Lompat dari Jembatan Sungai Gung Tegal Malah Tewas

    Viral! Dua Bocah Bikin Konten Lompat dari Jembatan Sungai Gung Tegal Malah Tewas

    GELORA.CO – Dua remaja yang sempat dilaporkan hilang setelah melompat dari jembatan ke Sungai Gung di Tegal, Jawa Tengah akhirnya ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

    Aksi berbahaya itu dilakukan kedua korban saat membuat konten video di kawasan Kelurahan Slerok, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal pada Kamis (16/10) sore.

    Video yang merekam detik-detik dua bocah tersebut melompat dari jembatan ke Sungai Gung viral di media sosial.

    Kedua korban diketahui bernama SWR (16), warga Tegalsari, Kecamatan Tegal Barat dan NQH (16), warga Panggung, Kecamatan Tegal Timur.

    Kepala Basarnas Semarang Budiono mengatakan kedua korban ditemukan pada waktu yang berbeda, Jumat (17/10).

    “Korban pertama SWR ditemukan warga pukul 06.20 WIB dan korban kedua NQH ditemukan tim SAR gabungan pukul 14.00 WIB. Keduanya dalam keadaan meninggal dunia,” ujar Budiono.

    Korban pertama ditemukan mengambang sekitar 10 meter dari titik lokasi kejadian, sementara korban kedua ditemukan setelah penyelaman di jarak sekitar 15 meter ke arah utara dari posisi terakhir terlihat.

    Pencarian dilakukan dengan mengerahkan tim gabungan dan peralatan selam. Cuaca cerah pada hari itu membantu proses pencarian hingga seluruh korban berhasil ditemukan hanya dalam satu hari operasi.

    Setelah dievakuasi, kedua jenazah langsung dibawa ke rumah duka masing-masing untuk dimakamkan.

    Budiono mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati beraktivitas di sekitar sungai, terutama menjelang musim hujan yang berisiko menambah debit dan arus air.

    “Untuk masyarakat yang berada di area sungai, diharapkan lebih waspada dan mengurangi aktivitas di sungai apabila tidak ada keperluan penting,” katanya. (*)

  • Menko Zulhas ajak KOKAM dan GP Ansor perkuat kemandirian pangan bangsa

    Menko Zulhas ajak KOKAM dan GP Ansor perkuat kemandirian pangan bangsa

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Koordinator Bidang Pangan Republik Indonesia Zulkifli Hasan mengajak Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) dan Gerakan Pemuda (GP) Ansor menjaga persatuan dan memperkuat kemandirian bangsa terutama di sektor pangan.

    Zulkifli Hasan yang akrab disapa Zulhas sebagaimana keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat, mengatakan bahwa Indonesia pada tahun sebelumnya, melakukan impor beras hingga 4,5 juta ton, namun kini bangsa ini menyetop keran impor beras berkat adanya persatuan dan kesatuan bangsa.

    “Tahun lalu kita impor 4,5 juta ton beras. Tahun ini alhamdulillah impor 0 persen dan bahkan surplus 4 juta ton lebih. Ini hasil kerja keras petani dan bangsa yang bersatu,” kata Zulhas.

    Ia menekankan bahwa hal itu merupakan capaian kemandirian pangan nasional.

    Zulhas mengatakan hal itu saat membuka dua agenda organisasi masyarakat (Ormas) pemuda Islam besar, yakni Apel Jambore KOKAM Jawa Tengah 2025 di Tegal dan Gerakan Kebangkitan Ekonomi Rakyat GP Ansor di Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

    Semangat persatuan dalam membangun kemandirian bangsa. Baginya sinergi dan kolaborasi lintas sektor menjadi hal penting, katanya, menegaskan.

    Di Apel Jambore KOKAM Jawa Tengah 2025, Zulhas disambut lebih dari 2.000 peserta.

    Menteri Koordinator Bidang Pangan Republik Indonesia Zulkifli Hasan (Zulhas) membuka Gerakan Kebangkitan Ekonomi Rakyat GP Ansor di Soreang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. ANTARA/HO-Kemenko Pangan

    Hadir mendampingi Wakil Menteri P2MI sekaligus Ketum Pemuda Muhammadiyah Dzulfikar Ahmad Tawalla, Wali Kota Tegal Dedy Yon Supriyono dan Anggota DPR RI Wahyudin Noor Aly.

    Usai dari Tegal, Zulhas membuka Gerakan Kebangkitan Ekonomi Rakyat GP Ansor di Soreang, Kabupaten Bandung, yang diikuti sekitar 5.000 peserta.

    Hadir pada kegiatan itu Ketua Umum GP Ansor, Bupati Bandung, serta Anggota DPR RI Ahmad Najib Qodratullah dan Hery Dermawan.

    Zulhas mengapresiasi semangat gotong royong dan kemandirian ekonomi yang dibangun GP Ansor seperti memulai usaha peternakan ayam dan menjadi pengusaha pangan.

    Baginya kehadiran di dua acara ormas pemuda Islam besar seperti KOKAM dan GP Ansor menunjukkan penerimaan lintas ormas Islam terhadap kepemimpinannya yang mampu menjembatani semangat nasionalisme dan kemandirian ekonomi rakyat.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Virna P Setyorini
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Apakah Uang Rp 10.000 Bisa Makan Nasi Padang dan Warteg di Jakarta?
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        17 Oktober 2025

    Apakah Uang Rp 10.000 Bisa Makan Nasi Padang dan Warteg di Jakarta? Megapolitan 17 Oktober 2025

    Apakah Uang Rp 10.000 Bisa Makan Nasi Padang dan Warteg di Jakarta?
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Uang Rp 10.000, ternyata masih bisa mendapatkan satu porsi makanan di Jakarta.
    Dengan nominal uang itu, warga di beberapa wilayah Jakarta bisa menyantap nasi padang atau juga nasi rames di warteg.
    Biasanya, menu paket Rp 10.000 menjadi pilihan warga, terutama menjelang akhir bulan, atau ketika mereka perlu lebih berhemat dalam mengatur pengeluaran.
    Salah satunya adalah Jefri (37), penjual nasi padang di kawasan Pasar Rebo, Jakarta Timur. Sudah tiga tahun Jefri berjualan di lokasi tersebut.
    Ia mengatakan, dengan uang Rp 10.000 pelanggannya bisa menikmati nasi dan dengan lauk ayam.
    “Untuk harga Rp 10.000 masih banyaklah, sebenarnya bukan di sini aja, warteg pun masih ada, tapi kan beda lauk aja,” ujar Jefri saat diwawancarai di warung makannya, Kamis (16/10/2025).
    Jefri menjelaskan, menu nasi padang seharga Rp 10.000 biasanya terdiri dari nasi, sayur, sambal, dan lauk.Namun, untuk menu rendang, ia mematok harga sedikit lebih tinggi, yakni Rp 15.000.
    “Untung masih ada tapi ya tipis, kami akali dari belanja bahan baku di pasar. Kami cari murah dan bagus. Untuk nasi paket itu Rp 10.000 bisa pakai ayam, tapi kalau rendang agak beda ya,” kata dia.
    Yanto (46), mengaku kerap membeli makan di rumah makan milik Jefri karena murah dan porsinya lebih mengenyangkan dibandingkan menu di warung Tegal (warteg).
    “Saya lebih beli di sini dibandingkan beli di warteg, karena kalau warteg Rp 10.000 dapat nasi, tempe orek sama ikan seiris,” ucap Yanto
    Meski awalnya sempat ragu, Yanto menilai cita rasa nasi padang Rp 10.000 itu cukup enak dan pas di lidah.
    “Kalau lagi enggak ada masakan di rumah ya beli di sini saja, murah. Rasanya juga lumayan untuk harga Rp 10.000, tapi awal-awal ya ragu,” ungkap dia.
    Siti Maryani (48), pemilik Warteg Bu Siti di Jalan RP Soeroso, mengaku masih menjual menu dengan harga Rp 10.000.
    Dengan nominal itu, pelanggannya bisa menikmati menu yang berisi nasi, sayur asem, dan lauk sederhana seperti tempe atau telur kecil.
    “Kalau mau lauk ayam, paling sedikit Rp 15.000. Kalau telur saja sekarang juga minimal Rp 12.000,” kata dia.
    Rendi (27), karyawan swasta di kawasan Gondangdia, Jakarta Pusat, mengaku makan di warteg hampir setiap hari kerja dengan porsi Rp 10.000.
    Ia memilih warteg bukan hanya karena murah, tetapi juga karena porsinya bisa disesuaikan dengan isi dompet.
    “Kalau uang lagi mepet, cukup nasi, sayur asem, sama tempe orek. Rp 10.000 sudah kenyang,” ujar Rendi
    Dalam sebulan, Rendi mengalokasikan sekitar Rp 900.000 hingga Rp 1 juta untuk makan.
    Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada Maret 2025, rata-rata garis kemiskinan nasional sebesar Rp 609.160 per kapita per bulan atau sekitar Rp 20.305 per hari.
    Artinya, rumah tangga miskin dengan rata-rata 4,72 anggota hanya memiliki pengeluaran di bawah Rp 2.875.235 per bulan.
    Angka ini menjadi standar kemiskinan menurut BPS 2025, dan menjadi dasar dalam menetapkan kategori miskin serta angka kemiskinan di Indonesia 2025.
    Berdasarkan standar tersebut, jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2025 tercatat sebanyak 23,85 juta orang atau 8,47 persen dari total populasi.
    Angka ini menunjukkan penurunan dari 8,57 persen pada September 2024.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Rumah Warga Sukoharjo Kebanjiran, Ternyata Ada Ular Sanca Ngumpet di Selokan

    Rumah Warga Sukoharjo Kebanjiran, Ternyata Ada Ular Sanca Ngumpet di Selokan

    Jakarta

    Ular sanca kembang sepanjang 3 meter dievakuasi dari dalam selokan di daerah Triyagan, Mojolaban, Sukoharjo. Keberadaan ular tersebut membuat pekarangan rumah warga kebanjiran.

    Ketua Umum Komunitas Exalos Indonesia, Janu Wahyu, mengatakan semula seorang warga bernama Lukman resah karena pekarangan rumahnya di Dusun Tegal RT 01/II, Desa Triyagan, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, banjir.

    Lukman pun berinisiatif membersihkan selokan agar air mengalir lancar. Tapi betapa terkejutnya Lukman ternyata di dalam selokan tersebut bersembunyi ular piton dengan ukuran cukup besar.

    “Tadi hujan deras, di depan rumah Pak Lukman banjir. Lalu dia membuka penutup selokan dikira ada sampah yang tersumbat, ternyata ada ular. Karena ular kaget, ular langsung masuk ke pipa,” kata Janu dilansir detikJateng, Rabu (15/10/2025).

    Tiga rescuer Exalos kemudian datang ke lokasi. Saat dilakukan penelusuran, ternyata ular bersembunyi di pipa pembuangan air kamar mandi milik Lukman.

    Setelah melakukan pembongkaran, celah untuk menangkap ular semakin besar. Ular jenis sanca kembang tersebut kemudian ditarik paksa agar keluar dari tempat persembunyiannya.

    (fca/ygs)

  • Warteg di Jaksel Masih Jual Menu Rp 10.000, Dapat Telur dan Sayur
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        15 Oktober 2025

    Warteg di Jaksel Masih Jual Menu Rp 10.000, Dapat Telur dan Sayur Megapolitan 15 Oktober 2025

    Warteg di Jaksel Masih Jual Menu Rp 10.000, Dapat Telur dan Sayur
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Di tengah kenaikan harga bahan pokok, sebagian pedagang warung tegal (warteg) di Jakarta masih berupaya menahan harga agar tidak kehilangan pelanggan.
    Salah satunya Tirta (40), pemilik warteg di Pancoran, Jakarta Selatan, yang tetap menyediakan menu hemat seharga Rp 10.000.
    Menu seharga Rp 10.000 di warteg miliknya berupa nasi, telur dan satu jenis sayur.
    “Kalau Rp 10.000 itu kan, jadi nasi sama lauk ya. Kayak contoh, pakai telur balado misalnya ditambah satu kuah (sayur), misal tumis kacang ini,” kata Tirta saat ditemui
    Kompas.com,
    Rabu (15/10/2025).
    Menurut Tirta, menu hemat Rp 10.000 itu awalnya bukan harga standar, melainkan strategi untuk menarik pelanggan di tengah persaingan ketat.
    Meski begitu, keuntungan dari penjualan dengan harga tersebut sangat tipis.
    Kendati demikian, Ia lebih memilih menekan margin keuntungan demi menjaga perputaran uang dan mempertahankan pelanggan.
    “Cuma kadang-kadang kita mau untung besar, tapi pelanggan kurang. Kan perputaran keuangannya ini mati resikonya. Tapi kalau kita untungnya sedikit, pelanggan ramai lumayan yang penting pelanggan enggak kabur,” jelas dia.
    Sedangkan untuk menu dengan lauk ayam, Ia menjual satu porsi nasi, telur, dan ayam di harga hampir Rp 20.000.
    “Ya kalau misalnya telur, ayam sama nasi gitu. Ayamanya saja kan sekarang mahal ya, itu bisa kisaran antara Rp 19.000 hingga Rp 20.0000,” kata Tirta.
    Sementara untuk menu nasi dan ayam tanpa telur dibanderol Rp 14.000. Tambahan sayur harganya Rp 2.000.
    Meski harga bahan pokok naik, ia berusaha untuk tidak mengurangi porsi nasi atau potongan lauk.
    “Nasi juga, porsi sama. Paling itu prinsipnya. Kita dapat untung dikit itu enggak masalah yang penting banyak pelanggan. Makanya untuk porsi dibiarkan aja sih. Walaupun harga pokok naik gitu ya, kalau biasa seperti itu jaga kualitas,” tambah dia.
    Menurut Tirta, menu yang paling banyak dipesan pelanggan di wartegnya tetap didominasi lauk sederhana dengan harga di sekitar Rp 15.000 hinga Rp 20.000.
    “Ya banyak telur, ayam, rata-rata di kisaran 15.000 sampai 20.000 ya bisa dibilang. Kadang-kadang kan ada dobel, ada udah pakai ayam, pakai telurnya. Itu kan dobel. Tapi yang umumnya segitu,” ujar dia.
    Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau menjadi penyumbang utama inflasi nasional.
    Pada September 2025, inflasi nasional tercatat sebesar 2,65 persen (year on year). Sementara itu, inflasi tahunan di Jakarta cenderung fluktuatif, misalnya mencapai 0,14 persen pada Januari 2025.
    Dalam kondisi ini, Warung Tegal (Warteg) dengan menu Rp 10.000 per porsi (nasi, sayur, dan telur) jadi penentu kelangsungan gizi harian bagi masyarakat marginal.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.