“Real Count” Pilkada Jakarta di Kecamatan Tebet, Pramono-Rano Ungguli RK-Suswono
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Jakarta telah mengunggah hasil rekapitulasi suara pemilihan calon gubernur dan wakil gubernur Jakarta di Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan.
Di Kecamatan Tebet, paslon cagub-cawagub nomor urut 3, Pramono-Rano mendapatkan suara 50.332. Perolehan ini mengalahkan paslon nomor urut 1, Ridwan Kamil-Suswono yang meraih 34.699 suara.
Berikut hasil
real count
di Kecamatan Tebet berdasarkan situs resmi KPU di
pilkada2024.kpu.go.id
:
1. Ridwan Kamil-Suswono: 34.699 suara
2. Dharma Pongrekun-Kun Wardana: 9.255 suara
3. Pramono Anung-Rano Karno: 50.332 suara
Adapun, jumlah suara sah sebanyak 94.286, sementara jumlah suara tidak sah 12.737. Dengan demikian, total terdapat 107.023 suara di Kecamatan Tebet.
Sebelumnya diberitakan, Ketua Divisi Data dan Informasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta Fahmi Zikrillah menyampaikan, hasil rekapitulasi suara cagub-cawagub dari TPS wilayah Jakarta telah masuk 100 persen ke data Sirekap.
Masyarakat bisa memantau sendiri hasil perhitungan suara tiga paslon cagub-cawagub melalui laman pilkada2024.kpu.go.id.
Laman pilkada2024.kpu.go.id akan menampilkan hasil hitung suara dan rekapitulasi pemilihan calon kepala daerah dalam Pilkada 2024 di seluruh wilayah di Indonesia.
Sebagai informasi, Pramono Anung-Rano Karno meraih 49,46 persen dalam hitung cepat (
quick count
) Litbang Kompas dengan perolehan data masuk mencapai 100 persen, Rabu (27/11/2024).
Data akhir
quick count
Litbang Kompas dirilis pada pukul 18.18 WIB.
Sementara itu, pasangan Ridwan Kamil-Suswono mendapatkan 40,06 persen suara. Kemudian, Dharma Pongrekun-Kun Wardana mendapatkan 10,48 persen suara.
Perolehan suara tersebut diperoleh dari penghitungan yang masuk dari total 400 TPS sampel di Jakarta.
Quick count
Litbang Kompas dalam
Pilkada Jakarta
2024 menggunakan metode sistematik
random sampling
dan memiliki
margin of error
sebesar kurang lebih 1 persen.
Quick count
ini dibiayai sepenuhnya oleh harian Kompas (PT Kompas Media Nusantara). Hasil
quick count
bukanlah hasil resmi.
Hasil resmi akan diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) setelah melakukan rekapitulasi suara secara berjenjang dari Kamis (28/11/ 2024) hingga Senin (16/12/2024).
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Tebet
-
/data/photo/2024/11/28/6747f40817c94.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
"Real Count" Pilkada Jakarta di Kecamatan Tebet, Pramono-Rano Ungguli RK-Suswono Megapolitan 3 Desember 2024
-

Samakan Jokowi Pembunuh Tidak Berperasaan, Ikrar Nusa Bhakti Beri Alasan Begini
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Usai lengser dari tampuk kekuasaan sebagai Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) masih terus menjadi sorotan berbagai pihak. Sayangnya, sorotan masyarakat tersebut lebih kepada kritik bukan pujian.
Pakar politik, Ikrar Nusa Bhakti mengaku tidak habis pikir dengan langkah politik Presiden ketujuh RI Joko Widodo (Jokowi) yang memilih jalan bertentangan dengan PDI Perjuangan.
Dia berbicara demikian dalam diskusi yang digelar Imparsial berjudul Dinamika Politik dan Keamanan Jelang Pilkada: Bayang-Bayang Jokowi di Rezim Prabowo di Tebet, Jakarta Selatan, Senin (25/11).
“Enggak pernah saya melihat seseorang yang dibesarkan dalam sebuah parpol kemudian begitu berpisah dengan parpol itu, kemudian langsung mengambil garis yang bukan hanya berseberangan, tetapi bermusuhan,” kata Ikrar, Senin.
Dia menyebutkan Jokowi sejak menjadi kandidat di Solo, Jakarta, hingga Presiden RI selama dua periode selalu diusung PDIP.
Namun, kata Ikrar, Jokowi malah mendukung kandidat berbeda dengan PDIP pas pilkada serentak 2024 atau setelah tidak menjabat Presiden RI.
Dia melanjutkan upaya mendukung kandidat berbeda dengan PDIP tampak menjadi langkah Jokowi menghancurkan partai yang membawa pria kelahiran Solo itu menjadi Presiden ketujuh RI itu.
“Seperti ada yang bilang, pembunuh yang tidak berperasaan,” ujar ikrar.
Ikrar merasa heran dengan upaya Jokowi menghancurkan PDIP, padahal parpol berkelir merah bersama-sama memenangkan kontestasi politik.
Seharusnya, kata dia, Jokowi punya kebersamaan untuk memenangkan kandidat yang diusung PDIP pada pilkada serentak 2024.
-

Jokowi Dukung Calon Tertentu di Pilkada Serentak 2024, Al Araf Curiga Punya Maksud dan Tujuan Tertentu
FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Langkah mantan Presiden RI, Joko Widodo yang masih cawe-cawe di pilkada serentak 2024 masih menjadi sorotan publik. Tidak sedikit pihak curiga dengan kepentingan yang ingin dicapai di balik dukungannya kepada calon tertentu itu.
Peneliti senior Centra Initiative, Al Araf menilai langkah Jokowi yang aktif mendukung paslon tertentu di Pilkada serentak 2024, secara etika itu memalukan.
Dia berbicara demikian dalam diskusi yang digelar Imparsial berjudul Dinamika Politik dan Keamanan Jelang Pilkada: Bayang-Bayang Jokowi di Rezim Prabowo di Tebet, Jakarta Selatan, Senin (25/11).
“Itu, kan, sebenarnya memalukan. Secara etik itu memalukan,” kata Al Araf, Senin.
Dia menyebut Jokowi sebaiknya bertindak sebagai negarawan dengan netral di Pilkada serentak 2024.
Namun, kata Al Araf, Jokowi malah terang-terangan berpihak dan mendukung beberapa kandidat paslon. Al Araf menduga Jokowi punya maksud dan tujuan tertentu, sehingga ngotot ingin memenangkan kandidat tertentu.
“Artinya kan ada kegentingan, ada kedaruratan atau pertanyaannya ada kepentingan yang dibaca dalam lima tahun ke depan oleh dia, sehingga pilkada ini harus menang,” kata Al Araf.
Dia melihat Pilkada serentak 2024 dan keinginan Jokowi untuk memenangkan kandidat, berkaitan dengan pertarungan politik 2029.
“Itu yang kemudian membuat situasinya memanas dan seorang mantan presiden pun habis-habisan untuk turun,” tutur dia.
Selain menyoroti Jokowi, Al Araf juga menyinggung langkah Presiden RI Prabowo Subianto yang juga mendukung paslon di Jawa Tengah. Dia menyebutkan muncul tafsir di level bawah, seperti aparat hukum, ketika Prabowo sebagai presiden mendukung kandidat di Jawa Tengah.
-

Debat terakhir, RK sempat sindir Ahok dan Anies
Sumber foto: Antara/elshinta.com.
Debat terakhir, RK sempat sindir Ahok dan Anies
Dalam Negeri
Editor: Sigit Kurniawan
Senin, 18 November 2024 – 15:46 WIBElshinta.com – Calon Gubernur (Cagub) Nomor Urut 1, Ridwan Kamil (RK), dalam Debat Ketiga Pilkada Jakarta tadi malam, Minggu (17/11/2024), menyindir dua mantan Gubernur Jakarta. Mantan Gubernur Jakarta yang diserang RK adalah Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
RK menyebut penggusuran di Jakarta paling banyak dilakukan di era Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Sedangkan sindiran RK terhadap Anies Baswedan terkait kondisi Pasar Tanah Abang yang sepi di era kepemimpinan Anies.
Selain itu, RK juga menyindir bahwa partainya Pramono Anung yakni PDIP dulu kerap bertentangan dengan ide dan rencana Anies Baswedan. Termasuk soal konsep hunian ke atas.
Awalnya Ridwan Kamil membantah pernyataan Cagub Nomor Urut 3 Pramono Anung yang ingin memanfaatkan lahan milik Pemprov Jakarta atau BUMD untuk dijadikan hunian warga.
Menurut RK, program itu tidak memungkinkan.
RK menyanggah Pramono. Dia mengaku sudah melakukan hitung-hitungan soal lahan Pemprov Jakarta yang tak memungkinkan dijadikan hunian warga.
“Menurut saya, saya membantah argumentasinya Mas Pram, sudah dihitung nggak akan cukup Mas, semua lahan pemerintah, BUMD sudah dihitung nggak akan cukup, harus dikombinasi dengan antara seperti yang tadi disampaikan dengan lahan di atas pasar, TOD dan lain-lain, dengan densifikasi rumah existing dibolehkan. Di Tebet yang hanya 2 lantai, Tanah Abang yang dua lantai bisa 4-5 (lantai),” kata RK.
Dengan demikian, kata RK, orang yang tinggal bisa lebih banyak, karyawan yang kerja di Sudirman Thamrin bisa ngekos di rumah lantai 3-4 nya, sedangkan pemilik tinggal di lantai 1-2.
“Itulah densifikasi supaya tak lagi terjadi penggusuran,” pungkas RK.
Sumber : Radio Elshinta
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5025362/original/064915800_1732681817-20241127_093522.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)



