kab/kota: Tebet

  • Tawuran antarwarga di Manggarai dipicu letusan petasan

    Tawuran antarwarga di Manggarai dipicu letusan petasan

    Peristiwa tawuran yang terjadi di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, Minggu (4/5/2025). ANTARA/HO-Instagram/jakartaselatan24jam.

    Tawuran antarwarga di Manggarai dipicu letusan petasan
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Senin, 05 Mei 2025 – 14:29 WIB

    Elshinta.com – Kepolisian mengungkapkan tawuran yang terjadi antarwarga RW 12 dan RW 04 di Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan dipicu letusan petasan.

    “Jadi  dipicu dari bunyi petasan, informasinya dari RW 12 yang diarahkan ke RW 04,” kata Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Murodih kepada wartawan di Jakarta, Senin.

    Murodih yang merupakan mantan Kapolsek Tebet mengatakan selama 15 tahun menjabat,  peristiwa seperti ini seharusnya bukan hal yang ekstrem.

    Terlebih,  tawuran seperti ini terjadi begitu saja secara turun temurun.

    “Tawuran ini kalau saya lihat cuma gengsi-gengsi saja layaknya. Mungkin RW sana tadinya merasa ada yang kalah atau jadi korban, besok yang kalah dendam kesal lagi,” ujarnya.

    Ke depan, Polres Jakarta Selatan akan meningkatkan patroli dan melakukan pendekatan kepada ketua lingkungan agar kejadian tawuran tak terus terulang.

    “Kami tetap patroli dan pendekatan sama ketua lingkungan, jangan sampai ada tawuran lagi sehingga merugikan untuk lingkungan sendiri maupun penjalan atau pengguna jalan,” ujarnya.

    Kepolisian mengamankan satu orang korban pembacokan yang merupakan tukang parkir berinisial MLF dari tawuran Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan pada Minggu (4/5) malam.

    Viral di media sosial terjadi tawuran di kawasan Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan pada Minggu (4/5) malam.

    Sumber : Antara

  • Aksi Tawuran di Manggarai Viral, Satu Orang Terluka Akibat Bacokan – Page 3

    Aksi Tawuran di Manggarai Viral, Satu Orang Terluka Akibat Bacokan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta Dua kelompok warga terlibat aksi tawuran di Jakarta. Satu orang dilaporkan mengalami luka-luka.

    Adapun, aksi tawuran yang terjadi di kawasan Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan itu menjadi viral. Salah satu akun Instagram @wargajakarta.id sempat mengabadikan momen tawuran tersebut melalui rekaman video.

     

    Dalam rekaman tersebut, terlihat antar pemuda saling serang. Dentuman petasan terdengar bersahut-sahutan pada Minggu 4 Mei 2025.

    Terkait itu, Kasi Humas Polres Jakarta Selatan Kompol Murodih membenarkan hal tersebut. Insiden ini dipicu oleh aksi provokasi dari kelompok RW 012.

    “Semalam kita dapat informasi, terjadi tawuran 19:30 WIB, diketahui 20:30 WIB. Ini antar warga, warga RW 012 sama RW 004. Kebetulan memang RW 012 ini mancing-mancing ke RW 004 sehingga terpancing, akhirnya terjadilah tawuran dengan media macam-macam,” kata dia kepada wartawan, Seni (5/4/2025).

    Akibat kejadian ini, satu orang warga mengalami luka bacok di bagian kepala. Saat ini, korban tengah menjalani perawatan intensif di RSCM.

    “Ada juga korban satu kena bacok di bagian kepala. Sekarang sedang dirawat di RSCM.Mereka memang berada di sekitar area tawuran. Intinya mereka jadi korban di situ,” ucap dia.

     

  • Penyebab Tawuran di Manggarai Jaksel Minggu Malam, Polisi: Warga Mancing Emosi – Halaman all

    Penyebab Tawuran di Manggarai Jaksel Minggu Malam, Polisi: Warga Mancing Emosi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kasie Humas Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Murodih, mengungkap penyebab tawuran di Manggarai, Jakarta Selatan, pada Minggu (4/5/2025) malam.

    Menurut dia, tawuran terjadi karena warga memancing emosi.

    “Memang ini tawuran antar warga rw 012 dan rw 04, kebetulan warga RW 012 mancing-mancing (emosi,-red) ke warga RW 04 sehingga warga 04 terpancing akhirnya yaudah terjadilah tawuran,” kata dia, pada Senin (5/5/2025).

    Menurut dia, tawuran itu membuat seorang warga mengalami luka back.

    “Ada korban satu kena bacok di bagian kepala dan sekarang sedang dirawat di RSCM,” ucapnya kepada wartawan, Senin (5/5/2025).

    Pihak kepolisian sudah melalukan tindakan cek TKP dan interogasi terhadap saksi-saksi yang ada.

    “Kita juga sudah buatkan visum, korban itu adalah mereka tawuran yang berada di sekitar itu.Intinya mereka jadi korban di situ,” tambahnya.

    Polisi mengimbau ketua lingkungan untuk mengingatkan warganya agar tidak lagi melakukan keributan dan saling berkordinasi antar warga.

    Murodih berujar pentingnya kesadaran bahwa tawuran tidak bermanfaat dan hanya menimbulkan korban kerugian masyarakat yang lewat jadi terganggu. 

    Sebelumnya, aksi tawuran tersebut viral di media sosial yang satu di antaranya diunggah akun instagram @wargajakarta.id.

    Dalam video yang diunggah, terlihat sejumlah warga yang didominasi anak muda saling serang di underpass dekat pintu kali Manggarai.

    Ledakan petasan juga terlihat saling ditembakkan dari dua kubu yang bertikai di kawasan tersebut.

    Bahkan, terlihat pula ada warga yang melempar benda menyerupai molotov hingga terbakar saat botol yang dilemparkan pecah.

    “Tawuran antar-kampung di Manggarai, lalu lintas lumpuh total. Lokasi 1: terowongan Manggarai, lokasi 2: jembatan tambak,” tulis akun tersebut seperti dikutip.

    Terkait itu, pihak kepolisian membenarkan adanya peristiwa bentrokan tersebut sekira pukul 20.00 WIB.

    “Jadi infonya jam 8 (malam). Jadi pas sampai sana anggota, udah gak ada (warga yang tawuran), udah bubar itu,” kata Kanit Reskrim Polsek Tebet AKP Suwarno saat dihubungi, Minggu malam.

    Dia mengatakan saat ini situasi sudah normal kembali. Namun, pihak kepolisian tetap berjaga di lokasi kejadian untuk memastikan tak ada insiden serupa.

    “Enggak ada (yang ditangkap), tapi anggota masih standby dari tadi di sana,” tuturnya.

    Lebih lanjut, Suwarno menyebut jika arus lalu lintas juga sudah normal sehingga sudah tidak lumpuh lagi.

     

  • Tawuran di Terowongan Manggarai, Polisi Bersiaga

    Tawuran di Terowongan Manggarai, Polisi Bersiaga

    Bisnis.com, JAKARTA – Polres Metro Jakarta Selatan menyiagakan personel di sekitar kawasan Terowongan Manggarai, Jalan Tambak, Jakarta, pascatawuran antarwarga pecah di kawasan tersebut pada Minggu malam.

    Kanitreskrim Polsek Tebet AKP Suwarno mengatakan bahwa tawuran itu diduga terjadi sekitar pukul 20.00 WIB. Dari unggahan yang beredar di media sosial, puluhan warga yang terlibat tawuran diduga membawa senjata tajam.

    “Anggota sudah stand by dari tadi di sana,” kata Suwarno dilansir dari Antara.

    Dia mengatakan bahwa saat ini kondisi di kawasan Terowongan Manggarai sudah kembali kondusif. Menurut dia, warga yang terlibat tawuran itu pun sudah membubarkan diri sebelum polisi tiba di lokasi.

    Dengan begitu, dia memastikan bahwa situasi arus lalu lintas di kawasan tersebut sudah normal. Dari pemantauan lokasi, menurut dia, tidak ada warga yang menjadi korban dan belum ada orang yang diamankan oleh polisi.

    Adapun informasi peristiwa tawuran antarwarga yang terjadi di Terowongan Manggarai beredar di media sosial melalui rekaman video. Dari video tersebut, sejumlah warga membawa senjata api hingga membawa kembang api.

    Akibat adanya tawuran, kendaraan sempat tidak bisa melintasi kawasan tersebut.

  • Tawuran Warga Kembali Pecah di Manggarai: Saling Serang Petasan dan Molotov, Lalu Lintas Lumpuh – Halaman all

    Tawuran Warga Kembali Pecah di Manggarai: Saling Serang Petasan dan Molotov, Lalu Lintas Lumpuh – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Aksi tawuran antar-warga kembali pecah di kawasan Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan, Minggu malam (4/5/2025). Dua kelompok warga saling tembak petasan hingga lemparan benda diduga molotov pada saat hari sudah gelap memicu kepanikan warga dan arus lalu lintas di sekitar lokasi lumpuh total.

    Kekacauan terjadi sekitar pukul 20.00 WIB, tepatnya di bawah underpass dekat pintu air Kali Manggarai dan jembatan Tambak.

    Dalam video yang viral di media sosial, khususnya melalui akun Instagram @wargajakarta.id, terlihat dua kelompok warga yang sebagian besar adalah pemuda saling serang tanpa ampun.

    Dentuman petasan bersahut-sahutan dari kedua arah, memperkeruh suasana malam di terowongan Manggarai yang mencekam.

    Lebih dari itu, aksi brutal terekam saat seseorang melemparkan benda yang menyerupai molotov. Api langsung menyala ketika botol itu pecah di jalan, memperlihatkan tingkat eskalasi konflik yang membahayakan keselamatan umum.

    “Tawuran antar-kampung di Manggarai, lalu lintas lumpuh total. Lokasi 1: terowongan Manggarai, lokasi 2: jembatan Tambak,” tulis akun @wargajakarta.id dalam keterangannya.

    Kepolisian sektor Tebet membenarkan adanya peristiwa tersebut. Menurut Kepala Unit Reskrim Polsek Tebet AKP Suwarno, saat petugas tiba di lokasi, massa yang terlibat sudah membubarkan diri.

    “Jadi, infonya jam 8 malam. Pas sampai sana anggota, sudah nggak ada warga yang tawuran, udah bubar itu,” ujar Suwarno saat dihubungi pada Minggu malam.

    Meskipun tidak ada pelaku yang berhasil diamankan, Suwarno memastikan bahwa aparat masih bersiaga untuk mengantisipasi kemungkinan bentrokan susulan. Situasi saat ini, lanjutnya, telah kondusif dan arus lalu lintas kembali normal.

    “Enggak ada yang ditangkap, tapi anggota masih standby dari tadi di sana,” katanya menegaskan.

    Tawuran di Manggarai bukan kali pertama terjadi, dan insiden terbaru ini kembali menyoroti pentingnya pengamanan di kawasan rawan konflik, khususnya di akhir pekan saat banyak warga berkumpul. Aksi kekerasan yang melibatkan petasan dan benda berbahaya seperti molotov jelas mengancam ketertiban dan keselamatan publik.

    Pihak kepolisian mengimbau masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi dan segera melaporkan ke pihak berwenang jika melihat indikasi bentrokan di lingkungan sekitar.

  • Hadapi Digitalisasi, Pemerintah dan ALDEI Dorong Penguatan Regulasi Industri Logistik – Halaman all

    Hadapi Digitalisasi, Pemerintah dan ALDEI Dorong Penguatan Regulasi Industri Logistik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Asosiasi Logistik Digital Economy Indonesia (ALDEI) bersama Pemerintah dan Universitas mendorong daya saing industri logistik nasional melalui kolaborasi, teknologi, regulasi dan peningkatan kualitas SDM.

    Ketua Umum ALDEI, Imam Sedayu Pusponegoro menegaskan pentingnya kolaborasi, adopsi teknologi, regulasi yang suportif serta peningkatan kualitas SDM logistik. 

    “Hal ini untuk menciptakan industri logistik Indonesia yg berdaya saing di tengah era digitalisasi yang mempercepat pertumbuhan digital ekonomi,” kata Imam melalui keterangan tertulis, Minggu (4/5/2025).

    Hal tersebut diungkapkan Imam pada event ALDEI Meet up Season 1 sekaligus halal bihalal di Hotel Sofyan, Tebet, Jakarta. 

    Sementara itu, Dewan Penasihat ALDEI dan pakar industri logistik nasional, Dr. Nofrisel, SE, MM, CSLP, Eslog, juga turut memberikan pandangan mengenai transformasi industri logistik Indonesia dari masa ke masa. 

    “Sudah seharusnya industri logistik di era digitalisasi ini bisa dapat lebih terintegrasi, kolaboratif dan tidak terfragmentasi untuk dapat lebih berdaya saing,” katanya. 

    Sesi talkshow mengenai regulasi update yang menghadirkan Direktur Perdagangan PMSE Kementrian Perdagangan Rifan Ardianto, Ketua Tim Kerja Akselerasi Adopsi Teknologi dan Digitalisasi Pos & Penyiaran Kementrian Komdigi, Hudy Setyatmoko, serta Direktur Pengendalian Ekosistem Digital Kementerian Komdigi Dany Suwardany. 

    Dalam acara ini disimpulkan bahwa di tengah perkembangan ekonomi digital yang sangat pesat ini, dibutuhkan regulasi yang saling bersinergi antara perdagangan di ekonomi digital dan jasa logistik sebagai salah satu bagian ekosistemnya untuk bisa menciptakan iklim usaha yg sehat dan berkesinambungan. 

    Sebagai langkah konkretnya, dalam waktu dekat Kementrian Komdigi akan segera mengeluarkan Peraturan Menteri Pos Komersial. 

    Hal ini dilatarbelakangi isu persaingan tidak sehat, inefisiensi industri serta rendahnya tingkat digitalisasi yang tercermin dalam kinerja perusahaan pos dan kurir dalam beberapa tahun terakhir ini. 

    Selain itu dikemukakan juga bahwa saat ini ALDEI juga sedang berkontribusi dalam penyusunan Rancangan SNI Pergudangan Fulfillment bersama Direktorat Perdagangan PMSE, Kementrian Perdagangan untuk menciptakan standard pelayanan jasa fulfillment yang menunjang kualitas perdagangan di ekonomi digital

    Dalam talkshow lainnya juga menghadirkan para narasumber, Handy Widiya, CEO Anteraja dan Fariz Gustanjung Jaya, CEO Kirimin Aja yang saat ini perusahaannya sudah saling terkoneksi secara teknologi dan berkolaborasi. 

    Rangkaian acara ini juga diikuti oleh penandatanganan MOU peningkatan kualitas SDM di industri logistik antara ALDEI dengan Universitas Logistik dan Bisnis Indonesia (ULBI) yang dihadiri oleh Rektor, Prof. Ir. I Nyoman Pujawan, M.Eng, PhD, CSCP, CPLM dan Universitas Dian Nusantara yg dihadiri oleh Ir. Margono Sugeng, Wakil Rektor I. 

  • Pramono Anung Wacanakan Museum dan Perpustakaan Tutup Lebih Malam – Page 3

    Pramono Anung Wacanakan Museum dan Perpustakaan Tutup Lebih Malam – Page 3

    Sebelumnya, Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno mengatakan Pemprov akan menambah jam operasional 10 taman hingga pukul 22.00 WIB atau pukul 10.00 malam dalam waktu dekat. Bahkan, 6 taman di antaranya akan beroperasi selama 24 jam.

    “Ada 6 (taman) yang 24 jam. Empat taman yang jam 10 malam,” kata Rano Karno.

    Bang Doel sarapan akrabnya menyebut empat taman di DKI Jakarta yang akan beroperasi selama 24 jam ini ialah Taman Tebet Eco Park, Taman Lapangan Banteng, Taman Langsat, Taman Ayodya, Taman Menteng, hingga Taman Literasi.

    Pembukaan taman selama 24 jam tersebut mempertimbangkan kepadatan jumlah penduduk sekitar. Namun, belum disebutkan secara pasti waktu pembukaan keenam taman tersebut.

    “Nah makanya itu, idenya kan ide dari pak Gubernur. Ternyata taman di Jakarta ini cuman sampai jam 6 sore. Malamnya gelap gulita. Nah jadi kenapa kita enggak manfaatkan itu, gitu. Segera,” tegasnya.

    Penambahan jam operasional taman di DKI Jakarta ini juga dalam rangka untuk membuka sebanyak 500.000 lapangan kerja baru. Pemprov DKI ingin agar banyak UMKM yang mendapatkan kesempatan untuk berusaha di fasilitas publik.

    “Kita bercita-cita membuka 500.000 lapangan kerja. Jadi termasuk UMKM itu juga adalah lapangan kerja,” bebernya.

  • ICW Kritik Keterlibatan TNI dalam Distribusi MBG di Sekolah-sekolah
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        29 April 2025

    ICW Kritik Keterlibatan TNI dalam Distribusi MBG di Sekolah-sekolah Nasional 29 April 2025

    ICW Kritik Keterlibatan TNI dalam Distribusi MBG di Sekolah-sekolah
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com

    ICW
    (Indonesia Corruption Watch) menilai keterlibatan
    TNI
    dalam proses distribusi dan implementasi MBG (
    Makan Bergizi Gratis
    ) di sekolah-sekolah adalah bukti tak adanya pemisahan yang jelas antara ruang sipil dan militer.
    “Akhirnya tidak ada pemisahan antara ruang sipil dengan ruang-ruang militer,” kata Staf Divisi Riset ICW, Eva Nurcahyani, dalam diskusi di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Selasa (29/4/2025).
    Eva menyebut bahwa pada awal pelaksanaan program MBG, keberadaan anggota TNI, khususnya Babinsa (Bintara Pembina Desa), terpantau mengawal langsung proses di lapangan.
    “Di beberapa sekolah, di awal pertama kali implementasi MBG berlangsung, ternyata TNI-TNI atau biasa disebut kalau di wilayah Babinsa itu turun untuk mengawal implementasi MBG,” terangnya.
    Menurut Eva, hal ini menjadi catatan penting karena menyangkut prinsip dasar
    perlindungan anak
    .
    Ia merujuk pada Konvensi Hak Anak yang menyebutkan bahwa anak harus berada di lingkungan yang bebas dari intimidasi, termasuk tekanan psikologis yang bisa muncul dari kehadiran militer.
    “Padahal dalam konteks anak, kita mengenal adanya konvensi hak anak, di mana anak itu berhak mendapatkan ruang yang tidak diintimidasi secara psikologis,” jelasnya.

    Lebih lanjut, Eva menegaskan bahwa anak tidak boleh terlibat dalam aktivitas yang mengandung unsur militer, sebagaimana ditegaskan dalam prinsip-prinsip perlindungan anak internasional.
    “Ini jadi pertanyaan, bagaimana pemisahan antara kerja-kerja militer dengan ruang-ruang sipil?” ucapnya.
    ICW mendorong agar pelaksanaan program-program sosial dan pendidikan, termasuk MBG, benar-benar dilakukan dalam koridor sipil guna menjamin perlindungan maksimal terhadap anak-anak sebagai kelompok rentan.
    Perlu diketahui, temuan tersebut berdasarkan hasil pemantauan langsung ICW di beberapa titik lokasi pelaksanaan MBG pada sekolah-sekolah di Jakarta.
    Pemantauan ini berlangsung sejak 12 Maret hingga 24 April 2025.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mau Sehat Saja Harus Bertaruh Nyawa, Jakarta Belum Ramah Pesepeda?

    Mau Sehat Saja Harus Bertaruh Nyawa, Jakarta Belum Ramah Pesepeda?

    Jakarta

    Seonggok sepeda bercat putih terparkir di depan pintu F Stasiun MRT Bundaran HI Bank DKI, MH Thamrin, Jakarta Pusat. Sepeda yang menjadi ‘ghost bike’ atau monumen peringatan ini terpajang di lokasi kecelakaan yang menewaskan seorang pengendara sepeda kayuh.

    Dari pantauan detikcom di lokasi pada Senin (28/4/2025) pukul 10.00 WIB, Ghost Bike tersebut juga disemati bunga-bunga dan ucapan belasungkawa, termasuk dari PT Kereta Api Pariwisata (KAI Wisata). Beberapa di antaranya mulai layu.

    Sebagai informasi, pada Jumat (25/4) pukul 06.40 WIB terjadi kecelakaan yang melibatkan pesepeda dengan taksi dan motor.

    “Terjadi kecelakaan lalu lintas yang melibatkan kendaraan minibus taksi Bluebird B-1495-SUC dengan sepeda motor Honda Vario B-4464-SRF dan sepeda kayu,” kata Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Ojo Ruslani dalam keterangannya, Minggu (27/4/2025).

    Akibat kejadian tersebut, pesepeda bernama Lulu Junayah meninggal dunia dan ditangani di Rumah Sakit Husada, Jakarta Pusat.

    Sementara, pengendara sepeda motor Honda Vario atas nama Abdul Aziz dilarikan ke Rumah Sakit Tebet, Jakarta Selatan karena mengalami luka lecet-lecet lumayan parah.

    Beberapa pucuk bunga dan ucapan belasungkawa tersemat di Ghost Bike yang terparkir di depan pintu F Stasiun MRT Bundaran Senayan Bank DKI, MH Thamrin, Jakarta Pusat (Foto: Devandra/detikcom)

    Dikutip dari ghostbike.org, Ghost Bike sendiri merupakan sebuah peringatan bagi pengendara sepeda yang meninggal dunia tertabrak di jalan raya. Sepeda tersebut dicat berwarna putih dan dikunci di rambu-rambu sekitar tempat kejadian perkara.

    Ghost bike pertama kali dibuat di St. Louis, Missouri pada tahun 2003. Saat ini, diperkirakan ada lebih dari 630 Ghost Bike di seluruh dunia.

    Ghost bike atau ‘sepeda hantu’ adalah sepeda bercat putih yang dimaksudkan sebagai pengingat akan keselamatan bersepeda. Biasanya dibuat ketika terjadi kecelakaan yang menewaskan pesepeda. (Foto: Devandra/detikcom)

    Ini merupakan bentuk belasungkawa terhadap korban dari para pecinta sepeda. Selain itu, Ghost Bike juga menjadi tanda peringatan kepada siapa saja yang melewati jalan tersebut untuk lebih berhati-hati dalam berkendara.

    Catatan detikHealth, Ghost Bike juga sempat ada di Jakarta pada 2018. Ini setelah kasus kecelakaan SUV mewah yang menabrak rombongan pesepeda di Jalan Gatot Subroto (Gatsu). Kejadian tersebut ‘memakan’ satu korban jiwa atas nama Raden Sandy Syafiek, produser stasiun televisi RTV.

    Saat itu, Ghost Bike dibuat oleh komunitas sepeda bernama Rocketers. Mereka yang tergabung dalam komunitas ini selalu bersepeda menuju kantornya masing-masing atau biasa yang disebut bike to work.

    “Waktu kita tahu ada kejadian seperti itu, meninggal tabrak lari, teman-teman langsung respons ya kita bikin Ghost Bik, karena biasanya lokasi kejadian hanya gitu saja kan. Ada police line dan pilok-pilok bekas reka ulang, tidak mengingatkan apa-apa,” kata salah satu anggota, Chadir kepada detikHealth.

    (dpy/up)

  • 9
                    
                        Sejarah di Balik Lahirnya Grogol, Pejompongan, dan Tebet
                        Megapolitan

    9 Sejarah di Balik Lahirnya Grogol, Pejompongan, dan Tebet Megapolitan

    Sejarah di Balik Lahirnya Grogol, Pejompongan, dan Tebet
    Penulis
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Di tengah gejolak politik dan pertumbuhan pesat penduduk pasca-kemerdekaan, Jakarta di awal 1950-an menghadapi masalah besar yakni krisis perumahan.
    Kota yang baru mulai membangun dirinya sebagai ibu kota negara kala itu dibanjiri pendatang, sementara hunian yang layak jauh dari cukup.
    Pemerintah kota pun bergerak cepat, membangun kawasan-kawasan baru yang kelak menjadi bagian penting dari wajah Jakarta.
    Dikutip dari buku berjudul Gerak Jakarta: Sejarah Ruang-Ruang Hidup Vol. 2 yang diterbitkan oleh PT Pembangunan Jaya pada tahun 2021, salah satu langkah pertama pemerintah Kotapraja adalah mengembangkan proyek perumahan rakyat di kawasan Pelaju, Kebayoran Baru, seluas 8 hektar pada 1950.
    Meski terbatas, ini menjadi tanda dimulainya upaya sistematis untuk menghadirkan hunian layak bagi warga.
    Tahun berikutnya, perbaikan kampung juga dilakukan, dan pada 1952, geliat pembangunan semakin terasa. Bendungan Hilir, Karet Pasar Baru, Jembatan Duren, hingga Grogol disulap menjadi kawasan hunian baru.
    Grogol, yang dikembangkan di atas lahan 25 hektar berbentuk segitiga, dirancang untuk buruh dengan fasilitas cicilan rumah hingga 20 tahun, sebuah terobosan pada masanya.
    Tak hanya untuk buruh, pemerintah juga memikirkan pegawai negeri dan kalangan ekonomi rendah. Perumahan darurat untuk tukang becak hingga pedagang kecil didirikan di Pisangbatu, Karanganyar, Tanjung Priok, dan Tanah Tinggi.
    Pada tahun yang sama, kawasan Pejompongan lahir, berbarengan dengan rencana strategis pembangunan Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA) pertama di Indonesia.
    Pejompongan dirancang bukan sekadar tempat tinggal, melainkan sebuah lingkungan hidup yang terstruktur. Ada sekolah, rumah sakit, tempat ibadah, hingga nama-nama jalan yang diambil dari danau-danau Nusantara, menghadirkan nuansa Indonesia dalam setiap sudutnya.
    Pembangunan berlanjut di masa Wali Kota Soediro (1958–1960) dan Gubernur Soemarno (1960–1966).
    Kala itu, Jakarta bersiap menjadi tuan rumah Asian Games 1962, memaksa banyak permukiman untuk digusur demi pembangunan stadion dan fasilitas olahraga.
    Dari krisis ini, lahirlah Tebet, sebuah kawasan hunian dengan konsep kota taman yang modern dan visioner.
    Dirancang di atas lahan seluas 8 hektar, Tebet membelah area hunian dengan jalur hijau yang tak hanya menjadi paru-paru kota, tetapi juga resapan air.
    Pasar, sekolah, rumah ibadah, hingga rumah sakit dibangun berdampingan dengan rumah-rumah tinggal bergaya modern 1960-an, lengkap dengan beranda luas yang menjadi ciri khasnya.
    Kisah Grogol, Pejompongan, dan Tebet adalah kisah tentang Jakarta yang bertahan, berbenah, dan membangun dirinya dari keterbatasan.
    Dari ketidakpastian masa awal kemerdekaan, tumbuh harapan lewat hunian-hunian baru yang tak hanya menawarkan tempat berlindung, tetapi juga masa depan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.