kab/kota: Tasikmalaya

  • Kemacetan di Jalur Nagreg, Polisi Terapkan Contraflow
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        5 April 2025

    Kemacetan di Jalur Nagreg, Polisi Terapkan Contraflow Regional 5 April 2025

    Kemacetan di Jalur Nagreg, Polisi Terapkan Contraflow
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com –
    Polisi menerapkan rekayasa arus lalu lintas contraflow di jalur Nagreg menuju Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada H+4 Lebaran, Sabtu (5/4/2025).
    Langkah ini diambil untuk mengatasi penumpukan kendaraan yang mulai terlihat dari arah Selatan Jawa Barat, seperti Garut dan Tasikmalaya, menuju Bandung.
    Kepadatan di jalur lingkar Barat Nagreg sudah terpantau sejak pukul 15.00 WIB, dengan kemacetan yang memanjang dari terowongan lingkar Barat hingga arah Cicalengka.
    Situasi diperburuk oleh hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur kawasan tersebut sejak petang.
    Kasatlantas Polresta Bandung, Kompol Danu Raditya, menjelaskan bahwa peningkatan volume kendaraan di jalur lingkar Barat Nagreg sudah terjadi sejak H+4 dan bahkan sebelumnya.
    “Hal ini disebabkan oleh pemudik yang telah menyelesaikan libur Lebaran dan mulai kembali ke rumah setelah berkunjung ke tempat wisata,” ungkap Danu saat ditemui di Nagreg.
    Danu menambahkan bahwa rekayasa lalu lintas yang diterapkan akan memperlebar lajur kendaraan menuju Bandung menjadi tiga lajur, sedangkan dari arah sebaliknya hanya satu lajur.
    “Kami juga melakukan cara bertindak (CB) di titik kepadatan lain, seperti di sekitar Pom Bensin Al-Masoem,” kata dia.
    Ia memprediksi puncak arus balik akan terjadi pada malam ini dan berlanjut hingga besok, H+6, atau Minggu (6/4/2025).
    Mengenai kondisi cuaca, Danu mengimbau pengendara dari arah Selatan Jawa Barat menuju Bandung untuk mengurangi kecepatan di jalur Nagreg. “Kecepatan bisa dipangkas menjadi 10-30 kilometer per jam, karena jalur Nagreg cukup berkelok,” ujarnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dedi Mulyadi Bantu Pengobatan Seniman Lawak Asal Tasik yang Menderita Tumor di Mata
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        5 April 2025

    Dedi Mulyadi Bantu Pengobatan Seniman Lawak Asal Tasik yang Menderita Tumor di Mata Regional 5 April 2025

    Dedi Mulyadi Bantu Pengobatan Seniman Lawak Asal Tasik yang Menderita Tumor di Mata
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com –
    Gubernur Jawa Barat,
    Dedi Mulyadi
    , memberikan
    bantuan pengobatan
    kepada
    Uyat Suriatmaja
    Sablon, pelawak asal Kabupaten Tasikmalaya yang menderita tumor di bagian mata kiri.
    Bantuan ini merupakan bentuk perhatian Pemerintah Provinsi Jawa Barat terhadap warganya yang mengalami kesulitan dalam berobat akibat keterbatasan dana.
    Uyat dijadwalkan untuk memulai pengobatan intensif di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Kota Bandung, pada Kamis (10/4/2025). 
    “Akan segera dibawa ke Rumah Sakit Hasan Sadikin untuk segera diobati, dan semoga bapak sehat dan tetap semangat. InsyaAllah Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan hadir dalam setiap kesulitan warganya,” ujar Dedi dalam rekaman video yang diterima
    Kompas.com
    , Sabtu (5/4/2025).
    Dedi mengapresiasi semangat Uyat yang tetap konsisten menjalani profesinya sebagai seorang seniman lawak meskipun tengah menghadapi penyakit tumor.
    Namun, kondisi tumor di mata kiri Uyat yang semakin mengkhawatirkan memerlukan penanganan segera, mengingat bola matanya sudah menonjol keluar. “Jadi hari ini masih melawak tetapi mata sebelah kirinya mengalami penyakit tumor dan bola matanya sudah diluar,” kata Dedi.
    Gubernur berharap, setelah Uyat menjalani pemeriksaan oleh dokter di RSHS, mata kirinya dapat segera sembuh, sehingga tidak menghalangi pelawak tersebut untuk terus berkesenian di masa depan.
    “Semoga bapak (Uyat) sehat, aamiin, dan tetap semangat, tetap melawak,” tuturnya.
    Sementara itu, Uyat menyampaikan rasa syukurnya atas bantuan yang diberikan oleh Pemprov Jabar melalui Gubernur Dedi Mulyadi, yang memungkinkannya untuk menjalani pengobatan.
    “Hatur nuhun kepada pun bapak nu ngabela abdi pamugi-mugi perjuangan bapak aya barokahna kanggo abdi (terima kasih kepada Dedi Mulyadi yang sudah membantu saya, semoga bantuan ini menjadi barokah),” ungkapnya.
    Selain itu, Uyat juga menyampaikan harapan besar kepada Dedi Mulyadi agar dapat meneruskan pembangunan di Jawa Barat, sehingga manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
    “Tiasa nerasken (semoga bisa melanjutkan) pembagunan di Jabar dugi ka (sampai ke) bersih, elok, ceria, hijau aman dan jaya,” tuturnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kronologi Istri dan Bayi 4 Bulan Sengaja Ditinggalkan Suami di Masjid Ciawi Saat Mudik – Halaman all

    Kronologi Istri dan Bayi 4 Bulan Sengaja Ditinggalkan Suami di Masjid Ciawi Saat Mudik – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kisah yang memilukan terjadi saat mudik Lebaran 2025 yang melibatkan Dede Ruyanti dan suaminya, Ade Candra Gunawan.

    Dede, seorang ibu berusia 35 tahun, ditinggalkan oleh Ade di Masjid Kaum Ciawi, Tasikmalaya, bersama anak mereka yang baru berusia 4 bulan.

    Ade Candra Gunawan adalah seorang pria asal Pangalengan, Kabupaten Bandung.

    Ia diketahui menikah secara siri dengan Dede Ruyanti, yang merupakan istri keduanya.

    Ade rupanya memiliki istri pertama dan empat anak dari pernikahan tersebut yang tinggal di Pangalengan.

    “Si ibu yang kemarin itu sebagai istri kedua dan hanya nikah siri,” kata Kepala Pos Terpadu Ampera, AKP Asep Saefulloh dikutip dari TribunJabar.id. 

    Meskipun berstatus sebagai istri siri, Dede dan anaknya terdaftar dalam Kartu Keluarga (KK) yang sama dengan Ade sebagai kepala keluarga.

    Kronologi

    Peristiwa ini bermula saat keluarga Ade mudik dari Pangalengan menuju Ciamis.

    Mereka berangkat menggunakan sepeda motor dan beristirahat di Masjid Kaum Ciawi.

    Namun, pada pukul 03.00 WIB, Dede terkejut karena suaminya tiba-tiba menghilang.

    Anggota kepolisian yang tengah berpatroli menemukan Dede yang kebingungan sambil menggendong bayinya.

    Alasan Ade Meninggalkan Istri dan Anaknya

    Adapun alasan Ade meninggalkan istri dan anaknya karena sudah tidak mau menerima kehadiran mereka.

    Hubungan pasangan ini ternyata sudah lama tidak harmonis dan kerap diwarnai konflik.

    Pasangan ini sempat cekcok sebelum keberangkatan mudik.

    Dede disebutkan akan dipulangkan ke kampung halamannya di Tasikmalaya oleh Ade.

    Dalam pengakuan kepolisian, tindakan Ade meninggalkan Dede di Masjid Kaum Ciawi telah direncanakan sebelumnya.

    “Jadi si suaminya (Ade Candra Gunawan) sudah tidak menerima keberadaan istri mudanya,” lanjut AKP Asep.

    Nasib Dede dan Anak Setelah Ditinggalkan

    Setelah kejadian itu, Dede dan anaknya dibawa ke Polsek Pagerageung untuk diberikan pertolongan. 

    Mereka lantas diantar menggunakan mobil rental ke Polsek Pangalengan menuju ke rumah sang suami bersama pihak desa setempat. 

    AKP Asep mengatakan, saat mereka tiba di rumah sang suami, Ade Candra ternyata sudah berada di sana dan malah menunjukkan sikap tak peduli.

    “Ketika petugas bersama pihak desa mengantarkan, suami dari ibu Dede dan ayah dari bayi ini, informasinya merasa tidak bersalah usai menelantarkan mereka di Masjid Agung Ciawi, Tasikmalaya,” ujar Asep.

    Penolakan tidak hanya datang dari suami, tetapi juga dari pihak mertua yang tidak setuju dengan keberadaan Dede.

    Namun, setelah pendekatan dari anggota Bhabinkamtibmas dan pihak desa, Ade akhirnya bersedia menerima Dede dan anaknya, walaupun menolak untuk tinggal bersama.

    Dede dan bayinya kemudian dipindahkan ke rumah kontrakan terpisah demi alasan kemanusiaan.

    Kepolisian saat ini juga sedang berupaya menelusuri identitas lengkap Dede yang berasal dari Tasikmalaya.

    Hingga saat ini, alamat pastinya masih dalam proses pencarian.

    “Belum saya juga mau menelusuri asli Tasiknya di mana,” kata AKP Asep.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Duduk Perkara Perempuan Bandung dan Bayinya Sengaja Ditinggal Suami di Masjid Kaum Ciawi Tasikmalaya – Halaman all

    Duduk Perkara Perempuan Bandung dan Bayinya Sengaja Ditinggal Suami di Masjid Kaum Ciawi Tasikmalaya – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, TASIKMALAYA –  Saat hendak mudik ke kampung halaman suaminya di Ciamis, Dede Apriyanti (35), seorang ibu asal Desa Sukamanah, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung justru ditinggalkan oleh suami bersama bayi mereka yang masih berumur 4 bulan.

    Peristiwa ini terjadi pada Selasa pagi (1/4/2025), saat Dede dan suaminya Ade Candra Gunawan menginap di Masjid Kaum Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya.

    Namun ketika Dede bangun di pagi hari, ia terkejut karena sang suami sudah tidak ada di sisinya.

    “Saya bangun sekitar pukul enam pagi, suami sudah tidak ada. Padahal kami sempat sahur bersama,” ungkap Dede sambil menahan air mata.

    Dede yang kebingungan membawa bayinya sempat mondar-mandir mencari suaminya.

    Ia akhirnya ditemukan oleh anggota Polres Tasikmalaya Kota yang tengah melakukan patroli pagi. 

    Saat itu, Dede tampak lemas dan kebingungan sambil menggendong bayinya yang mulai rewel karena lapar.

    Kepala Pos Terpadu Ampera, AKP Asep Saefulloh mengatakan, pihaknya segera memberikan bantuan kemanusiaan setelah mendapatkan laporan dari anggota yang sedang berpatroli.

    “Kami langsung mengevakuasi ibu dan bayinya ke Pos Terpadu, memberinya makan dan membelikan susu untuk sang bayi.

    Dari informasi awal, ibu ini mengaku ditinggalkan suaminya saat dalam perjalanan mudik,” jelas AKP Asep.

    Dede Adalah Istri Kedua

    Setelah dilakukan penelusuran lebih lanjut, fakta mengejutkan pun terungkap.

    Dede ternyata adalah istri kedua dari Ade Candra Gunawan.

    Informasi dari Polsek Pangalengan menyebutkan bahwa Ade sudah tidak menginginkan keberadaan Dede karena konflik yang telah lama berlangsung.

    “Iya, informasi dari Kapolsek Pangalengan, suaminya memang sudah tidak menerima istri mudanya.

    Bahkan pihak keluarga suami juga tidak setuju Dede ikut mudik ke Ciamis,” ujar AKP Asep.

    Meskipun awalnya keluarga suami menolak kehadiran Dede dan bayinya namun setelah diberikan pengertian oleh pihak kepolisian, mereka akhirnya menerima keduanya untuk tinggal sementara waktu.

    “Karena alasan kemanusiaan, dan melihat kondisi bayi yang masih sangat kecil, akhirnya keluarga suami bersedia menerima mereka tinggal sementara,” tambahnya.

    Tidak Mengetahui Alamat Tujuan

    Saat dimintai keterangan, Dede mengaku tidak mengetahui alamat rumah keluarga suaminya di Ciamis.

    Ia hanya mengikuti suami yang mengendarai motor dari Pangalengan.

    Hal ini membuat proses penelusuran lokasi suaminya terhambat.

    “Si ibu tidak tahu alamat rumah suaminya yang di Ciamis. Maka dari itu, kami putuskan untuk mengantar kembali ke kampung halamannya di Pangalengan dengan menggunakan travel,” ujar AKP Asep. (Tribun Priangan/Jaenal Abidin) 

     

  • Tak Merasa Bersalah, Suami Tinggalkan Istri dan Bayinya Saat Mudik, Ogah Bertemu Lagi
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        5 April 2025

    Tak Merasa Bersalah, Suami Tinggalkan Istri dan Bayinya Saat Mudik, Ogah Bertemu Lagi Bandung 5 April 2025

    Tak Merasa Bersalah, Suami Tinggalkan Istri dan Bayinya Saat Mudik, Ogah Bertemu Lagi
    Editor
    KOMPAS.com –
    Seorang pria asal Pangalengan, Kabupaten Bandung, Ade Candra Gunawan, meninggalkan istri sirinya, Dede Ruyanti (35), dan bayi mereka yang baru berusia 4 bulan di Masjid Agung Ciawi, Tasikmalaya, Jawa Barat, saat perjalanan mudik ke Ciamis, Selasa (1/4/2025).
    Ironisnya, saat ditemukan dan dikembalikan ke kampung halaman, Ade mengaku tak merasa bersalah dan enggan bertemu lagi dengan keduanya.
    Kepala Polsek Pagerageung, AKP Asep Saepulloh, mengatakan peristiwa penelantaran ini diduga dipicu ketidakharmonisan rumah tangga antara pasangan siri tersebut.
    Petugas awalnya menemukan Dede dan anaknya dalam kondisi kebingungan di masjid.
    Ade, Dede, dan bayi mereka menginap di sana setelah perjalanan malam dari Pangalengan.
    Sekitar pukul 03.00 WIB, Dede terbangun dan mendapati sang suami sudah tidak ada.
    Polisi yang berpatroli kemudian menemukan Dede menggendong bayinya sambil kebingungan.
    Setelah dijemput oleh petugas, ibu dan bayi tersebut diantar kembali ke Pangalengan menggunakan mobil sewaan, lalu diserahkan ke pemerintah desa setempat.
    Namun saat tiba di rumah, sang suami malah menunjukkan sikap tak peduli.
    “Ketika petugas bersama pihak desa mengantarkan, suami dari ibu Dede dan ayah dari bayi ini informasinya merasa tidak bersalah usai menelantarkan mereka di Masjid Agung Ciawi, Tasikmalaya,” ujar Asep kepada Kompas.com saat dihubungi via telepon, Jumat (4/4/2025).
    Awalnya Ade menolak menerima kembali istri dan anaknya.
     
    Setelah dilakukan pendekatan oleh petugas dan pihak desa, ia akhirnya bersedia menerima mereka kembali, namun menolak untuk tinggal bersama.
    Dengan alasan kemanusiaan, akhirnya Dede dan bayinya diterima kembali, tapi tidak tinggal bersama suami dan keluarganya. Mereka ditempatkan di rumah kontrakan.
    Dede merupakan istri siri dari Ade. Meski demikian, berdasarkan dokumen yang diterima polisi, Dede dan anaknya tercatat dalam Kartu Keluarga (KK) bersama Ade sebagai kepala keluarga. KTP Dede juga menunjukkan alamat yang sama.
    Sebelum insiden ini, pasangan tersebut diketahui sempat cekcok. Dede mengaku hendak dipulangkan ke Tasikmalaya oleh suaminya.
    (Penulis: Kontributor Tasikmalaya Irwan Nugraha)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Semprot Keluhan Perhotelan, Alasan Dedi Mulyadi Tetap Kekeh Tenggelamkan Study Tour – Halaman all

    Semprot Keluhan Perhotelan, Alasan Dedi Mulyadi Tetap Kekeh Tenggelamkan Study Tour – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi menanggapi kabar terkini terkait tingkat hunian hotel menurun belakangan ini.

    Satu di antara yang disebut-sebut menjadi penyebabnya adalah karena dilarangnya kegiatan pariwisata atau study tour siswa SMA sederajat di wilayah Jawa Barat.

    Dedi Mulyadi yang bertanggung jawab dengan melarang study tour di wilayahnya tersebut tak goyah dengan pemberitaan hunian hotel menurun.

    Kembali ia menyinggung tentang dampak ekonomi bagi orangtua siswa.

    Menurutnya, kurang tepat jika perhotelan menjadikan larangan study tour sebagai alasan tingkat hunian hotel menurun. 

    “Ketika study tour dimaknai sebagai nginep  di hotel artinya sudah diakui bukan study tour tapi pariwisata tau piknik. Nah kalau piknik kan berarti punya kelebihan uang. Kalau anak-anak didorong nginep hotel apakah mereka orang kaya semua? Tidak,” jelasnya dalam unggahan Instagram @dedimulyadi71, pada Jumat (4/4/2025).

    Lantas pria yang akrab disapa Kang Dedi ini menegaskan, banyak orangtua siswa terpaksa meminjam ke bank hingga menjual aset hanya untuk membayar study tour anaknya.

    Hal tersebut bagi Dedi akan menimbulkan kemiskinan baru.

    “Ada puluhan ibu orangtua siswa tau ratusan ribu orangtua siswa yang menanggung beban hutang akibat menanggung biaya study tour atau piknik anaknya,” ucapnya.

    Sebagai gubernur, lanjutnya, ia bertanggung jawab untuk menyelamatkan beban kehidupan masyarakat Jawa Barat agar terkurangi beban ekonominya.

    “Agar mereka terpenuhi kebutuhan dasar pokoknya, yaitu kebutuhan ekonomi dan kepentingan pendidikan, itu dulu yang saya inginkan,” imbuh dia.

    Sementara, dia pun menyebutkan anak atau siswa tetap bisa piknik bersama orangtua atau keluarganya dengan catatan memiliki kemampuan ekonomi lebih.

    “Kan ga ada problem sebenarnya,” papar dia.

    Okupansi Hotel Menurun

    Mengutip Tribun Jabar, tingkat keterisian hotel atau okupansi saat libur Lebaran 2025 di Jawa Barat menurun jika dibandingkan tahun lalu. 

    Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat, Dodi Ahmad Sofiandi, mengatakan, penghitungan tingkat keterisian hotel tahun ini dibagi menjadi beberapa sesi.

    Pertama, kata dia, saat bulan puasa, pada 1-28 Maret 2025, okupansinya hanya 20 persen. Lalu pada 28 -30 Maret 2025 naik menjadi 45 persen. 

    “Nah, tanggal 31 Maret sampai 5 April, itu mungkin sekitar 85 persen hingga 90 persen. Kenapa saya hitung seperti itu, karena kalau dulu (2024) tanggal 1 sampai tanggal 28 itu okupansi bisa mencapai 50 persen karena dulu rapat, meeting, masih diperbolehkan di hotel-hotel. Kalau sekarang kan enggak ada,” ujar Dodi, Jumat (4/4/2025). 

    Menurutnya, peningkatan hanya terjadi di sejumlah tempat wisata seperti kawasan Bogor dan Tasikmalaya yang mencapai 80 persen. 

    “Kalau 2024, 95 hingga 100 persen okupansinya. Nah libur panjang sekarang hanya sampai 85 persen,” katanya.

    Setelah libur Lebaran, kata dia, okupansi hotel diprediksi bakal turun lagi karena wisatawan sudah kembali ke daerah masing-masing. Ditambah lagi aturan efisiensi dari pemerintah yang mengurangi kegiatan di hotel.

    “Okupansi mungkin akan kembali ke-30 persen. Kita semua hotel agak waswas, mungkin bisa “puasa” lagi setelah libur panjang,” ucapnya.

    Sejak Presiden Prabowo Subianto mengeluarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Dalam Belanja APBN, kegiatan pemerintah di hotel menurun drastis.

    Kondisi itu, kata dia, diperparah dengan lesunya ekonomi akibat adanya perang dagang Amerika.

    “Kemudian, kedua, kan sekarang banyak yang di-PHK oleh perusahaan. Ekonomi kita lagi lesu, sehingga seharusnya pemerintah membangkitkan, harusnya pemerintah yang belanja bukan dari swasta,” ucapnya.

    “Nah, kalau sekarang pemerintah menahan, kemudian tidak ada belanja, otomatis bukan hotel dan restoran saja, semua usaha juga terkena dampaknya,” tambah Dodi.

    Para pengusaha hotel di bawah naungan PHRI pun, kata dia, tak menutup kemungkinan akan mengurangi karyawannya karena dampak dari menurunnya okupansi hotel.

    “Contoh, misalnya, hotel (okupansinya) turun (menjadi) 30 persen berarti otomatis kemungkinan terjadi PHK, karena untuk (memenuhi) biaya BEP hotel itu kurang lebih 50 persen (okupansi),” katanya.

    Pihaknya pun berharap pemerintah dapat meninjau ulang Inpres Nomor 1 Tahun 2025 agar dunia usaha menggeliat lagi. 

    “Kemudian ada peninjauan ulang di Jawa Barat oleh Pak Dedi (Gubernur Dedi Mulyadi) kaitan study tour bisa di tinjau ulang. Itu saja harapan saya,” ucapnya.

    Beda Pendapat

    Beda pendapat soal larangan study tour antara Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti dan sejumlah pemerintah daerah.

    Mendikdasmen menegaskan pemerintah tidak melarang penyelenggaraan study tour bagi sekolah, meskipun ada sejumlah pemerintah daerah yang menyatakan larangan.

    Hanya saja, yang perlu ditekankan adalah pemilihan jasa transportasi yang berkualitas.

    Mu’ti meminta sekolah untuk betul-betul mengecek kelayakan kendaraan bus dan kualitas sopirnya jika ingin mengadakan study tour.

    “Tolonglah dipastikan betul terutama menyangkut mitra transportasinya karena banyak kecelakaan terjadi.”

    “Jadi, diusahakan agar biro-biro transportasinya yang betul-betul berkualitas, yang kendaraannya layak, driver-nya juga memang driver yang sangat mengutamakan keamanan penumpangnya,” ujar Mu’ti di Kantor Kemendikdasmen, Senin (24/3/2025) dilansir Kompas.com.

    Menurut Mu’ti, study tour merupakan bagian dari program sekolah yang bertujuan memberikan pengalaman kepada anak-anak dengan kunjungan ke berbagai tempat.

    Namun, Mu’ti mengingatkan, study tour harus direncanakan dengan matang, sehingga kegiatan yang dilakukan bermanfaat untuk anak-anak.

    “Jangan sampai study tour itu hanya menjadi kegiatan yang rutinitas saja yang kaitan dengan pendidikan itu tidak terlaksana,” tegasnya.

    Selain itu, guru wajib membimbing study tour demi keselamatan anak-anak.

    “Tetap dibimbing oleh guru-guru, jangan kemudian para murid ini dibiarkan tanpa pengawasan dari para guru sehingga hal-hal yang tidak diinginkan itu dapat kita hindari,” jelas Mu’ti.

    Larangan Gubernur Jabar

    Gubernur Dedi Mulyadi kembali menegaskan larangannya terhadap kegiatan study tour untuk sekolah-sekolah di provinsi Jawa Barat.

    Dedi menilai bahwa kebanyakan orang tua siswa harus berutang atau menjual barang untuk membiayai kegiatan study tour anak-anak mereka.

    Sehingga menurutnya, study tour dinilai lebih bersifat hiburan daripada edukasi.

    “Study tour itu bukan sekadar urusan bus atau perjalanan, tetapi lebih kepada bisnis di baliknya. Seharusnya, ini perjalanan pendidikan, tapi faktanya lebih banyak didominasi oleh travel dan bisnis pariwisata,” ujar Dedi, baru-baru ini.

    Menurut Dedi, kegiatan study tour dapat membebani orang tua.

    Ia berpendapat bahwa banyak orang tua yang terpaksa mengeluarkan uang dalam jumlah besar, padahal itu bukan hal yang mudah bagi mereka.

    “Tidak boleh anak piknik di atas rintihan orang tua. Saya tahu bagaimana kondisi masyarakat Jawa Barat.” 

    Selain itu, kata Dedi, aspek keselamatan juga menjadi pertimbangan serius dalam melarang study tour. 

    Ia juga menyinggung kecelakaan tragis yang menimpa SMK di Depok, yang menyebabkan 11 siswa meninggal dunia.

    Menurutnya, hal itu harus menjadi pelajaran semua pihak agar tidak terulang kembali.

    Usulan Gubernur Banten

    Sementara itu, Gubernur Banten Andra Soni juga menegaskan bahwa kebijakan pelarangan study tour ke luar daerah tetap berlaku di provinsinya.

    Menurutnya, study tour selama ini lebih mengarah pada wisata ketimbang pendidikan.

    Namun jika memang tetap dilakukan, pihaknya mengimbau agar study tour digelar di dalam provinsi.

    “Saya lebih memilih agar siswa bisa melakukan study tour di dalam provinsi Banten, yang memiliki banyak potensi industri dan wisata edukatif.”

    “Jika ingin mengunjungi pabrik atau dunia industri, Banten sudah memiliki banyak pilihan,” ujar Andra.

    Andra mencontohkan, pabrik-pabrik besar di Banten seperti Krakatau Steel dan pabrik baja lainnya bisa menjadi tempat yang sangat mendidik bagi siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

    Pihaknya juga terbuka apabila ada siswa luar daerah memilih untuk datang ke Banten mengenal industri yang ada.

    “Malah, orang luar yang harus datang ke sini untuk study tour,” tegasnya.

    (Tribunnews.com/ Chrysnha, Galuh Widya Wardani/Glery Lazuardi)(Kompas.com/Firda Janati)(TribunJabar.id/Nazmi Abdurrahman)

  • Tak Merasa Bersalah, Suami Tinggalkan Istri dan Bayinya Saat Mudik, Ogah Bertemu Lagi
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        5 April 2025

    8 Suami Merasa Tak Bersalah Tinggalkan Istri dan Bayinya di Masjid Ciawi Saat Mudik Bandung

    Suami Merasa Tak Bersalah Tinggalkan Istri dan Bayinya di Masjid Ciawi Saat Mudik
    Tim Redaksi
    TASIKMALAYA, KOMPAS.com –
    Seorang pria bernama Ade Candra Gunawan, warga Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, meninggalkan istri sirinya, Dede Ruyanti (35), dan bayi mereka yang baru berusia 4 bulan di Masjid Agung Ciawi, Tasikmalaya, saat perjalanan mudik, Selasa (1/4/2025).
    Yang mengejutkan, saat petugas dan pihak desa mengantar Dede kembali ke rumah suaminya, Ade disebut tidak merasa bersalah atas tindakannya menelantarkan istri dan anaknya.
    “Ketika petugas bersama pihak desa mengantarkan, suami dari ibu Dede dan ayah dari bayi ini informasinya merasa tidak bersalah usai menelantarkan mereka di Masjid Agung Ciawi, Tasikmalaya,” ujar Kepala Polsek Pagerageung, AKP Asep Saepulloh, kepada Kompas.com saat dihubungi via telepon, Jumat (4/4/2025).
    Diketahui, sebelum insiden tersebut, pasangan ini sempat bertengkar saat hendak mudik ke kampung halaman Dede di Ciamis.
     
    Saat beristirahat di masjid dalam perjalanan, Dede bangun sekitar pukul 03.00 WIB dan mendapati suaminya sudah tidak ada.
    Dalam kondisi bingung dan tanpa tahu arah, Dede kemudian ditemukan dan dievakuasi oleh petugas Polsek Pagerageung.
     
    Bersama bayinya, ia diantar ke Polsek Pangalengan dan kemudian ke rumah sang suami.
    Namun, sesampainya di sana, Ade bahkan sempat menolak bertemu dan menerima kembali Dede dan anaknya.
    “Sempat dilakukan pendekatan karena mereka ini informasinya sempat menolak, sampai akhirnya ibu Dede dan bayinya ini, dengan alasan kemanusiaan, diterima kembali di sana. Namun memang tidak tinggal bersama suami dan keluarganya, tetapi di rumah kontrakan,” ujar Asep.
    Meski hanya berstatus istri siri, Dede dan bayinya tercatat dalam Kartu Keluarga bersama Ade sebagai kepala keluarga. KTP Dede juga beralamat sama dengan suaminya.
    Sebelumnya diberitakan, Dede dan anaknya ditemukan kebingungan di Masjid Ciawi, Kecamatan Ciawi, Tasikmalaya, pada Selasa pagi.
    Mereka sempat menginap di masjid dalam perjalanan dari Pangalengan menuju Ciamis. Saat pukul 03.00 WIB dini hari, Dede kaget karena suaminya sudah tidak ada.
    Petugas Polsek Pagerageung kemudian mengevakuasi Dede dan bayinya, sebelum akhirnya mengantarkan mereka kembali ke Pangalengan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Arus Balik di Jalur Gentong, Sebanyak 56 Ribu Pengemudi Mulai Tinggalkan Tasikmalaya

    Arus Balik di Jalur Gentong, Sebanyak 56 Ribu Pengemudi Mulai Tinggalkan Tasikmalaya

    JABAR EKSPRES – Kepadatan arus balik sudah terjadi di Lingkar Gentong. Tercatat pada Jumat (4/4) malam ini, ada sebanyak 56 ribu pemudik mulai meninggalkan Tasikmalaya dan sekitarnya menuju ke arah Kota Bandung.

    Namun menurut Kapolres Tasikmalaya Kota, AKBP Moh Faruk Rozi, jumlah pemudik saat ini masih tidak jauh berbeda dengan Kamis (3/4) kemarin. Volume kendaraan per hari ini, belum menunjukkan kenaikan angka yang begitu signifikan.

    “Sampai pukul 18.00 WIB, berdasarkan informasi Dishub, pengendara menuju Tasikmalaya ada 20 ribu kendaraan,” ungkap Faruk kepada Jabar Ekspres saat diwawancarai di Pos Pam Letter U Lingkar Gentong, Jumat (4/4).

    “Namun yang keluar dari daerah Tasikmalaya itu ada 56 ribu kendaraan yang meninggalkan wilayah Tasik,” sambungnya.

    Dia menambahkan, arus lalu lintas khususnya arus mudik dari arah Kota Bandung dan sekitarnya menuju Tasikmalaya masih lancar. Situasi ini berbeda dengan arus balik. Menurutnya jumlah pemudik alami lonjakan kendaraan sejak kemarin.

    Kendati demikian dirinya memastikan, kondisi arus lalu lintas masih terkendali. “Apalagi mengingat di Jalur Gentong ada tanjakan letter U yang mana selalu terjadi bottleneck, selalu ada penyempitan dari dua Jalur menjadi satu jalur,” ungkap Faruk.

    Pantauan pihaknya, kepadatan arus lalu lintas memang sudah terjadi mulai dari tadi pagi sampai sekarang. Ramai lancar. Namun hingga saat ini, katanya, masih terkendali dan berjalan, tapi memang masih terjadi kepadatan

    “Mudah-mudahan menjelang dini hari nanti berjalan lebih normal. Volume kendaraan hari ini dengan kemarin kurang lebih sama, total kendaraan baik itu yang meninggalkan tasikmalaya atau sebaliknya,” jelas Faruk.

    Sementara itu, dirinya menyebutkan, perihal prediksi puncak arus balik Lebaran 2025, berdasarkan data dan pengalaman tahun sebelumnya, kemungkinan besar bakal terjadi pada Sabtu (5/4) dan Minggu (6/4) lusa.

    “Harapan kami buat pemudik yang melintasi Jalur gentong pastikan kendaraan berada dalam kondisi baik dan layak digunakan. Karena ada beberapa kejadian yang ada gangguan terhadap kopling dan rem,” imbau Faruk.

    “Kendala pengemudi khususnya di Letter U Lingkar Gentong, selalu ada. Beberapa kendaraan yang mengalami kerusakan masalah kopling sampai remblong sehingga terpaksa kendaraan itu dipinggirkan. Namun hingga saat ini tidak ada kendala berarti,” pungkasnya.

  • Tak Merasa Bersalah, Suami Tinggalkan Istri dan Bayinya Saat Mudik, Ogah Bertemu Lagi
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        5 April 2025

    6 Terungkap, Ini Alasan Suami Tega Tinggalkan Istri dan Bayinya di Masjid Ciawi Bandung

    Terungkap, Ini Alasan Suami Tega Tinggalkan Istri dan Bayinya di Masjid Ciawi
    Tim Redaksi
    TASIKMALAYA, KOMPAS.com –
    Kepolisian Sektor (Polsek) Pagerageung, Polres Tasikmalaya Kota, Jawa Barat, mengungkap penyebab seorang perempuan bernama Dede (35) dan bayinya yang berusia 4 bulan ditinggal kabur suaminya, Ade Candra Gunawan, saat mudik di Masjid Agung Ciawi, Tasikmalaya, pada Selasa (1/4/2025).
    Kejadian tersebut dipicu oleh ketidakharmonisan hubungan suami-istri asal Pangalengan, Kabupaten Bandung tersebut, hingga berujung pada sang suami yang meninggalkan Dede dan anaknya.
    Setelah ditolong oleh petugas Polsek Pagerageung dan diantar menggunakan mobil rental ke Polsek Pangalengan, keduanya lantas diantar ke rumah sang suami oleh pihak desa setempat.
    Kepala Polsek Pagerageung, AKP Asep Saepulloh, mengatakan bahwa saat mereka tiba di rumah sang suami, pria tersebut ternyata sudah berada di sana.
    “Ketika petugas bersama pihak desa mengantarkan, suami dari ibu Dede dan ayah dari bayi ini informasinya merasa tidak bersalah usai menelantarkan mereka di Masjid Agung Ciawi, Tasikmalaya,” ujar Asep kepada Kompas.com saat dihubungi via telepon, Jumat (4/4/2025).
    Menurut Asep, suami Dede awalnya sempat menolak menerima kembali istri dan anaknya.
    Namun, setelah dibujuk petugas, akhirnya mereka diterima kembali, meski tidak tinggal satu atap.
    “Sempat dilakukan pendekatan karena mereka ini informasinya sempat menolak, sampai akhirnya ibu Dede dan bayinya ini, dengan alasan kemanusiaan, diterima kembali di sana. Namun memang tidak tinggal bersama suami dan keluarganya, tetapi di rumah kontrakan,” ujar Asep.
    Sebelumnya diketahui, pasangan ini sempat cekcok sebelum keberangkatan mudik.
    Dede, yang berasal dari Tasikmalaya, disebut hendak dipulangkan ke kampung halamannya oleh sang suami.
    Asep mengatakan, saat awal ditemukan, Dede sempat mengaku ditelantarkan saat hendak mudik ke Ciamis, tanpa mengetahui keberadaan suaminya.
    Diketahui, Dede merupakan istri siri dari Ade, pria asal Pangalengan, yang telah memiliki istri pertama dan empat anak sebelum akhirnya bercerai.
    Meski statusnya istri siri, Dede dan anaknya tercatat dalam Kartu Keluarga (KK) bersama Ade sebagai kepala keluarga.
    “Meski berstatus istri siri, berdasarkan data foto kartu keluarga (KK) yang diterima, Dede bersama anaknya yang masih bayi masuk ke dalam KK dengan Ade Candra Gunawan sebagai Kepala Keluarganya. Kartu Tanda Penduduk (KTP) Dede yang memiliki nama lengkap Dede Ruyanti pun memiliki alamat yang sama sesuai dengan KK,” tambah Asep.
    Sebelumnya diberitakan, Dede dan anaknya ditemukan kebingungan di
    Masjid Ciawi
    , Kecamatan Ciawi, Tasikmalaya, pada Selasa pagi.
    Mereka sempat menginap di masjid dalam perjalanan dari Pangalengan menuju Ciamis. Saat pukul 03.00 WIB dini hari, Dede kaget karena suaminya sudah tidak ada.
    Petugas Polsek Pagerageung kemudian mengevakuasi Dede dan bayinya, sebelum akhirnya mengantarkan mereka kembali ke Pangalengan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Belum Masuki Puncak Arus Balik, Pedagang di Lingkar Gentong: Pendapatan Masih Sedikit

    Belum Masuki Puncak Arus Balik, Pedagang di Lingkar Gentong: Pendapatan Masih Sedikit

    JABAR EKSPRES – Arus balik musim Lebaran tahun ini terpantau belum mencapai puncaknya, pada Jumat (4/4). Pedagang di Lingkar Gentong, Tasikmalaya menyebut, pendapatan pun belum begitu tinggi dikantongin mereka.

    Salah seorang pedagang, Ramdan (43) membenarkan hal tersebut. Bahkan pada periode yang sama pascalebaran tahun lalu, keuntungan yang diraup masih sedikit.

    “Malahan menurun, kang. Ya, kira-kira sekira 50 persen mengalami penurunan. Tapi kalau alhamdulillah pemudik mah sudah ramai sejak subuh juga,” ungkap Ramdan kepada Jabar Ekspres di warung kopinya.

    Dia pun menilai, mungkin hal demikian terjadi lantaran belum memasuki puncak arus mudik. Diketahui bahwa libur lebaran tahun ini tercatat hingga Senin (7/4) minggu depan.

    “Nah kalau lebih padatnya, terus ramenya. Iya nanti paling hari Minggu (6/4). Soalnya kan pada mulai masuk kebanyakan hari Senin. Jadi sepertinya bakal lebih ramai beberapa hari ke depan,” imbuhnya.

    Kendati demikian Ramdan bersyukur, lebaran tahun ini lebih baik ketimbang beberapa tahun ke belakang. Terlebih lagi mengingat dampak pandemi Covid dua tahun silam.

    “Ya alhamdulillah sekarang tapinya masih ramai. Enggak tahu apa yang bikin tahun ini lebih kurang (pengunjung) dibandingkan tahun lalu, tapi alhamdulillah masih ada pemudik yang beli ke sini,” pungkasnya.

    Adapun pantauan Jabar Ekspres, pada Jumat (7/4) sore ini, arus mudik masih tampak padat. Kendaraan masih mengular sejak dari Simpang Pamoyanan hingga Jalur Lingkar Gentong.