kab/kota: Tanjung Priok

  • Menhub Dudy Sebut Kemacetan Panjang di Priok Imbas Pelanggaran Pengelola

    Menhub Dudy Sebut Kemacetan Panjang di Priok Imbas Pelanggaran Pengelola

    JAKARTA – Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi mengatakan kemacetan panjang di sejumlah jalur menuju ke arah Pelabuhan Tanjung Priok beberapa waktu lalu terjadi imbas pelanggaran pengelola terminal di pelabuhan.

    Lebih lanjut, Dudy bilang kapasitas untuk melayani kegiatan bongkar muat barang di salah satu terminal pelabuhan tersebut harusnya sekitar 65 persen. Namun pada saat kejadian, kapasitas melebihi ketentuan tersebut.

    “Jadi di sana ada kapasitas terminal yang sebenarnya dilakukan, ada kapasitas yang dilanggar oleh pengelola terminal yang ada di pelabuhan,” katanya saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Rabu, 23 Maret.

    Terkait dengan apakah pelanggaran itu bisa ditindak, Dudy mengatakan bisa. Namun ini menjadi kewenangan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo).

    “Karena yang di sana adalah Pelindo sebagai pemegang konsesi, kami serahkan ke Pelindo untuk melakukan penindakan,” jelasnya.

    Di samping itu, Dudy juga menegaskan kemacetan panjang yang terjadi beberapa waktu lalu tersebut tidak ada kaitannya dengan pembatasan operasional truk angkutan barang.

    “Karena pembatasan kendaraan kan selesai tanggal 8, walaupun di lapangan kita sudah ada relaksasi sebenarnya dari tanggal 7 (April). Jadi dari tanggal 7 atau tanggal 8 ke tanggal kejadian tanggal 17 rentang harinya sudah terlalu jauh,” ujarnya.

    Sekadar informasi, terjadi kemacetan panjang di kawasan Tanjung Priok hingga berhari-hari pada pekan lalu. Kemacetan tersebut disebabkan antrean truk logistik yang berada di pelabuhan sebagai imbas dari penumpukan kontainer.

    Sebagai pengelola, Pelindo melalui anak usahanya memberikan klarifikasi terkait kemacetan yang terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok.

    Executive General Manager Pelindo Regional 2 Tanjung Priok, Adi Sugiri mengatakan terjadi peningkatan arus barang petikemas yang akan melakukan kegiatan receiving delivery petikemas di Pelabuhan Tanjung Priok.

    Selain itu, kata dia, hal ini bersamaan dengan selesainya masa arus mudik lebaran dan paska pembatasan lalu lintas barang.

    “Kemacetan panjang terjadi pada hari ini akibat meningkatnya aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Priok,” katanya melalui keterangan resmi, Kamis, 17 April.

    Adi mengatakan tidak terdapat hambatan yang terjadi akibat dari error sistem baik di Gate Pelabuhan maupun di Terminal Petikemas Pelabuhan Priok dan dipastikan bahwa kegiatan bongkar muat kapal berjalan lancar tanpa ada kendala.

    Lebih lanjut, Adi bilang untuk Terminal NPCT 1 peningkatan volume terjadi 100 persen dari jumlah truk yang masuk kedalam terminal. Di mana secara rata–rata jumlah yang masuk kurang dari 2.500 truk.

    “Namun hari ini mencapai diatas 4.000 truk yang menuju NPCT 1. Sistem operasi yang ada di terminal dan di Common Area pintu masuk menuju NPCT 1 dipastikan normal tanpa kendala,” tuturnya.

  • Lautan Sampah di Rel Kereta Kampung Bahari yang Bahayakan Perjalanan KRL…
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 April 2025

    Lautan Sampah di Rel Kereta Kampung Bahari yang Bahayakan Perjalanan KRL… Megapolitan 24 April 2025

    Lautan Sampah di Rel Kereta Kampung Bahari yang Bahayakan Perjalanan KRL…
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Memprihatinkan mungkin jadi kata yang tepat untuk menggambarkan kondisi bantaran rel yang terletak di perbatasan RW 15 Kampung Muara Bahari dengan RW 6 Kampung Bahari, Tanjung Priok, Jakarta Utara.
    Rel yang seharusnya berfungsi sebagai pelintasan kereta api justru menjadi lautan sampah. Hampir sepanjang bantaran rel di wilayah ini terdapat sampah yang berserakan.
    Bahkan, di beberapa titik, ada sampah yang sudah semakin bertumpuk hingga tiga meter. Sampah-sampah tersebut merupakan milik warga sekitar.
    “Dari sana (RW 15) juga buang ke situ, dari sana (RW 6) juga buang ke situ,” ucap salah satu warga bernama Surti (bukan nama sebenarnya) (63) saat diwawancarai
    Kompas.com
    di lokasi, Rabu (23/4/2025).
    Selain warga RW 15 dan RW 6, Surti kerap melihat warga dari wilayah lain yang dengan sengaja membuang sampah rumah tangganya di rel itu.
    Biasanya, mereka datang menggunakan sepeda motor dengan membawa sampah yang sudah dimasukkan ke dalam plastik.
    Warga di Kampung Bahari dan Kampung Muara Bahari sebenarnya sudah memiliki bak sampah masing-masing yang dibuatkan oleh kelurahannya.
    Namun, sampah yang dibuang ke bak sampah justru kerap menimbulkan bau tak sedap yang menganggu warga.
    Hal itu lah yang membuat warga lebih gemar membuang
    sampah di rel kereta
    karena jauh dari rumahnya.
    “Pernah dibuat bak sampah tapi bawahnya kan malah lembab jadi berbau karena malah membusuk. Jadi warga lebih baik ke situ, karena sampahnya langsung kena panas, terus langsung dibakar-bakarin,” tutur Surti.
    Di tengah banyaknya warga yang membuang sampah di rel, petugas kebersihan dari Pemerintah Kota (Pemkot) disebut jarang melakukan pembersihan di lokasi tersebut.
    “Kalau ama Dinas Lingkungan Hidup (LH) belum pernah. Paling ama PPSU, itu juga jarang, paling cuma sekali. Setiap hari mah enggak ada yang datang,” tutur Surti.
    Hal itu lah yang membuat sampah di rel kereta terus menumpuk dan membuat lingkungan tersebut terlihat kumuh.
    Sebagai warga yang tinggal di dekat rel, Surti sebenarnya kerap terganggu dengan bau sampah yang ada. Oleh sebab itu, ia kerap membakar sampah-sampah yang menumpuk agar tak bau.
    “Kalau di sini enggak begitu (bau) karena kan diurus dengan cara dibakar,” jelas warga lain bernama Yeni (bukan nama sebenarnya) (34).
    Selain untuk mengurangi bau, sampah dibakar agar tidak beterbangan ke mana-mana jika terkena angin.
    Pasalnya, sampah yang beterbangan kerap masuk ke rumah warga dan membuatnya kotor.
    Warga meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Utara ikut turun tangan dalam membersihkan sampah di rel.
    Yeni mengaku kerap merasa kewalahan karena setiap harinya harus membakar sampah demi terhindar dari bau.
    Oleh karena itu, ia berharap, agar ada petugas kebersihan dari Pemkot Jakut yang memang ikut membantu dirinya untuk rutin membersihkan sampah-sampah tersebut.
    “Biar ada aja yang membantu biar membersihkan, karena kan kalau kita aja kan keteter, ini kan sampah warga bukan sampah sendiri,” ucap Yeni.
    Yeni tak menuntut petugas kebersihan harus datang setiap hari untuk membersihkan sampah di rel. Menurutnya, satu minggu sekali saja sudah cukup dibandingkan tidak sama sekali.
    Terkait persoalan sampah yang berserakan di sepanjang rel, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 1 angkat suara.
    Manajer Humas KAI Daop 1 Jakarta, Ixfan Hendriwintoko mengatakan, PT KAI rutin melakukan pembersihan sampah-sampah itu setiap hari Jumat.
    “Setiap hari Jumat, seluruh Kepala Unit Pelaksana Teknis (KUPT) di wilayah Daop 1 Jakarta secara rutin melaksanakan kegiatan Jumat Bersih (Jumsih) di area masing-masing,” ungkap Ixfan saat dikonfirmasi
    Kompas.com
    , Rabu (23/4/2025).
    Ia juga mengimbau, agar warga tak lagi membuang sampah di rel. Pasalnya sampah-sampah itu bukan hanya membuat rel terlihat kotor, melainkan juga membahayakan perjalanan kereta api.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Biang Kerok Macet di Pelabuhan Priok, Pengusaha Truk Singgung Buruk Tata Kelola: Masih Ego Sektoral

    Biang Kerok Macet di Pelabuhan Priok, Pengusaha Truk Singgung Buruk Tata Kelola: Masih Ego Sektoral

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

    TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK – Buruknya tata kelola serta penanganan yang ego sektoral dituding menjadi biang kerok kemacetan ekstrem yang melumpuhkan akses menuju Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada 16-19 April 2025.

    Hal itu disampaikan langsung oleh pengusaha logistik dalam pertemuan bersama stakeholder pelabuhan yang digelar di Mapolres Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (23/4/2025).

    Pertemuan yang berlangsung sejak pukul 10.00 hingga 14.00 WIB itu dihadiri oleh jajaran Polda Metro Jaya, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Utama Tanjung Priok, PT Pelindo, serta para pelaku usaha jasa logistik.

    Mereka membahas penyebab dan langkah antisipasi kemacetan parah yang terjadi usai libur panjang.

    Ketua Umum Asosiasi Kolaborasi Lintas Usaha Bersama Logistik Indonesia (Klub Logindo), Mustajab Susilo Basuki, menyebut kemacetan terjadi akibat tumpukan aktivitas bongkar muat pascalibur yang menumpuk di satu waktu.

    Hal ini diperparah oleh keterlambatan kedatangan kapal dan tidak adanya manajemen lalu lintas logistik yang efisien.

    “Permasalahan awal karena terlalu lama libur, sehingga semuanya dilakukan setelah liburan. Puncaknya di tanggal 16 April saat kapal turun di NPCT 1 dan menyebabkan penumpukan barang. Akibatnya, macet parah terjadi selama beberapa hari,” kata Mustajab.

    Ia menyebut kerugian tak hanya dirasakan pelaku usaha truk, tapi juga pengusaha logistik lainnya, pengguna jalan, hingga masyarakat.

    Namun, besaran kerugian akibat kemacetan itu belum bisa dihitung secara pasti.

    Mustajab lalu menilai bahwa permasalahan ini adalah tanggung jawab semua pihak.

    Salah satunya adalah pengelola pelabuhan yang dinilainya masih belum dapat melakukan pengelolaan yang maksimal soal arus bongkar muat.

    Terlebih masih ada ego sektoral di dalam pengelolaan pelabuhan sehingga masalah-masalah terkait kemacetan parah kerap kali terjadi.

    “Yang bertanggung jawab adalah kita semua. Trucking tidak dikelola dengan baik, pelabuhan juga tidak mengelola dirinya dengan baik. Masih ada ego sektoral, tidak ada transparansi. Inilah yang membuat kolaborasi sulit terwujud,” tegasnya.

    Mustajab juga menyampaikan pentingnya pembenahan menyeluruh dalam tata kelola ruang dan perubahan perilaku aktor-aktor logistik, termasuk pengemudi, pemilik barang, hingga operator pelabuhan.

    Menurutnya, semua harus diatur dalam satu sistem digital terintegrasi.

    Meski begitu, ia menegaskan bahwa pihaknya tidak menuntut kompensasi apapun atas kerugian yang terjadi.

    “Ini force majeure. Masyarakat rugi tapi nggak bisa menuntut siapa-siapa. Yang penting jangan sampai kejadian seperti ini terulang,” ujarnya.

    Lebih lanjut, ia menyarankan adanya diversifikasi pengalihan beban pelabuhan agar tidak hanya menumpuk di NPCT 1.

    Namun ia mengungkapkan bahwa keputusan lokasi bongkar muat ada di tangan pemilik barang, bukan pengusaha truk.

    Polda Metro Jaya Minta Pengelola Pelabuhan Berbenah

    Di kesempatan yang sama, Karo Ops Polda Metro Jaya Kombes Pol I Ketut Gede Wijatmika mengatakan, mitigasi kemacetan perlu dimaksimalkan untuk memastikan kejadian serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari.

    Polisi juga mengimbau para pengusaha logistik dan pengelola pelabuhan untuk mematuhi peraturan yang berlaku terkait bongkar muat barang.

    Penegasan ini dilakukan untuk membuat semua unsur yang beraktivitas di pelabuhan bisa memperkuat komunikasi guna mencegah kemacetan parah terjadi lagi.

    “Harapannya dengan adanya pertemuan ini, kejadian kemarin dijadikan pelajaran yang sangat berharga untuk jangan sampai muncul permasalahan yang serupa,” ucap Wijatmika.

    Wijatmika lantas meminta pihak pengelola pelabuhan untuk bisa mengatur secara maksimal arus keluar masuk barang setiap harinya.

    Polisi juga berharap pengelola pelabuhan bisa memastikan tidak terjadi penumpukan barang yang sangat berpotensi memicu kemacetan.

    “Sudah disepakati beberapa poin yang tentunya harapannya bisa dipatuhi, aturan-aturan yang ada, termasuk percepatan pelayanan keluar masuknya barang ataupun truk, tidak adanya penumpukan di beberapa titik sehingga akan menggangu lalulintas jalan yang tentunya masyarakat akan terganggu,” kata dia.

    “Ke depan kita akan perbaiki baik manajemen dalam area pelabuhan maupun area luar sehingga kita bisa maksimalkan pelayanan kepada masyarakat,” tegasnya.

    (TribunJakarta)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.

    Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Maling Pelat Besi Jalan Tol di Tanjung Priok Tepergok Warga, Pelaku Kabur Tinggalkan Jejak & Bukti

    Maling Pelat Besi Jalan Tol di Tanjung Priok Tepergok Warga, Pelaku Kabur Tinggalkan Jejak & Bukti

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Gerald Leonardo Agustino

    TRIBUNJAKARTA.COM, TANJUNG PRIOK – Ratusan pelat besi pelindung beton yang terpasang di bawah jalan tol di Tanjung Priok dicuri.

    Rangkaian pelat besi ini dicuri oleh orang tak bertanggungjawab dari kolong Jalan Tol Ir. Wiyoto Wiyono yang mengarah ke Ancol.

    Pelat besi yang dicuri tepatnya berada di wilayah Kelurahan Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

    Peristiwa pencurian pelat besi jalan tol ini diketahui oleh warga yang tinggal di sekitar kolong tol dan telah terjadi berkali-kali.

    Pencurian pelat besi ini terakhir kalinya diketahui warga pada Kamis (17/4/2025) dinihari, atau beberapa jam pascakebakaran sampah di kolong tol yang terjadi Rabu (16/4/2025) sore.

    Jaya, seorang warga penghuni kolong tol adalah orang yang memergoki para pelaku pencurian itu.

    Menurut Jaya, pada Kamis dinihari, terdengar suara berisik dari salah satu sudut di kolong tol.

    Zaenal Mustofa sosok pengacara yang baru ditetapkan tersangka kasus dugaan pemalsuan dokumen perguruan tinggi. Ia merupakan pengacara yang tergabung dalam tim Tolak Ijazah Palsu Usaha Gakpunya Malu (TIPU UGM) melaporkan Jokowi atas dugaan ijazah palsu.

    Karena penasaran, ia pun mendatangi sumber suara.

    Saat didatangi, ia memergoki ada dua orang pria yang sedang berupaya mencopot pelat besi itu.

    “Ini yang semalam ini, yang waktu habis kebakaran, pas malamnya. Masih disempetin nyolong. Ada bunyi dia ketok-ketok, jangan-jangan ada pencuri pelat,” kata Jaya saat ditemui di lokasi, Rabu (23/4/2025).

    Jaya langsung berusaha mengejar para pelaku, namun mereka sudah terlanjur lari menjauhi kolong tol.

    Saat itu, Jaya mendapati perkakas berupa obeng milik pelaku tertinggal di kolong tol yang menjadi lokasi pencurian pelat besi.

    “Pelatnya itu panjang hampir 3 meter, lebarnya sekitar 1 meter lebih. Ini alat yang buat nyongkel dia, pakai obeng. Saya mergokin, ini ketinggalan, sudah saya uber (kejar),” katanya.

    Jaya menuturkan, pencurian pelat besi kolong tol ini merupakan kejadian yang sudah berulang.

    Bahkan, menurut dia, sudah ada ratusan pelat besi yang dicuri orang tak bertanggungjawab untuk dijual ke pengepul.

    Pelat besi mudah dicuri karena dipasang hanya menggunakan baut, sehingga pelaku pun dapat dengan mudah mencopotnya menggunakan perkakas.

    “Konstruksinya itu cuman dibaut, nggak dilas, karena nggak dilas, gampang nyopotnya. Mereka gotong besinya pakai gerobak,” ucap Jaya.

    Ia pun berharap pengelola jalan tol dan aparat terkait dapat melakukan penindakan dan menangkap para pelaku pencurian besi jalan tol.

    Sebab, warga setempat khawatir pencopotan pelat besi ini dapat membahayakan kondisi jalan tol.

    (TribunJakarta)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.

    Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • MUI Jakut Dukung Polisi Jaga Kamtibmas di Wilayah Pelabuhan Tanjung Priuk

    MUI Jakut Dukung Polisi Jaga Kamtibmas di Wilayah Pelabuhan Tanjung Priuk

    Jakarta

    Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jakarta Utara mengapresiasi langkah Polda Metro Jaya dan Polres Tanjung Priok dalam pengamanan serta pengaturan lalu lintas untuk mengurai kemacetan saat bongkar muat peti kemas di pelabuhan beberapa waktu lalu. MUI Jakut mendorong polisi terus menjaga kondusifitas.

    Hal ini disampaikan KH Ahmad dalam silaturahmi MUI Jakarta Utara dengan Kapolres Tanjung Priok AKBP Martuasah H Tobing dan jajaran, di Kantor MUI Jakarta Utara, Selasa (22/4) kemarin. Turut hadir dalam pertemuan itu antara lain Wakil Ketua MUI Jakut KH Sodikin Maksudi, Direktur BP PDU MUI Jakut H Amir Khoiri, dan Wakapolres Pelabuhan Tanjung Priok Kompol Budi Santoso.

    “Majelis Ulama Indonesia Kota Madya Jakarta Utara memberikan apresiasi kepada Polda Metro Jaya dalam Hal ini Ditlantas Polda Metro Jaya dan Polres Pelabuhan Tanjung Priok yang bekerja keras dan aktif melancarkan kemacetan kemarin. Kami juga mendukung pihak Polres Pelabuhan Tanjung Priok dalam kegiatan keagamaan dan menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat,” kata Ketua MUI Jakarta Utara KH Ahmad Ibnu Abidin, dalam keterangan tertulis, Rabu (23/4/2025).

    Foto: Silaturahmi MUI Jakarta Utara dengan Kapolres Tanjung Priok. (Dok. ist)

    KH Ahmad juga menilai polisi sudah bekerja keras selama periode liburan untuk menjaga keamanan. Dia menyampaikan MUI siap membantu Polisi dalam kegiatan keagamaan seperti khotib Jumat dan kegiatan keagamaan lainnya yang selama ini sudah terjalin baik.

    “MUI siap bersinergi dengan Polres Pelabuhan Tanjung Priok untuk menjaga keamanan dan kondufisitas Pelabuhan Tanjung Priok,” jelasnya.

    AKBP Martuasah menambahkan aparat kepolisian sangat membutuhkan bantuan dan dukungan dari para tokoh agama dalam hal ini MUI Jakarta Utara untuk menjaga keamanan wilayah. Dia juga menyampaikan, selain menjaga keamanan, pihaknya melakukan pendekatan humanisme lainnya untuk menciptakan lingkungan yang aman dan tertib.

    “Polres Pelabuhan Tanjung Priok siap bersinergitas dalam hal mengembangkan kegiatan keagamaan di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok,” kata dia.

    (idn/fca)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Walkot Jakut Larang Warga Bakar Sampah Sembarangan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        23 April 2025

    Walkot Jakut Larang Warga Bakar Sampah Sembarangan Megapolitan 23 April 2025

    Walkot Jakut Larang Warga Bakar Sampah Sembarangan
    Editor
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Wakil Wali Kota Jakarta Utara Juaini Yusuf melarang warganya membakar sampah sembarangan untuk mencegah terjadinya kebakaran.
    “Kebakaran yang terjadi pada Rabu (16/4/2025) di bawah kolong Tol Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara, terjadi disebabkan ada warga yang membakar sampah kemudian menjalar karena tertiup angin,” kata Juaini dilansir dari
    Antara
    , Rabu (23/4/2025).
    Untuk mencegah terjadinya kejadian kebakaran, Juaini meminta tokoh-tokoh di wilayah untuk mengimbau warga membuang sampah pada tempatnya dan tidak di kolong tol lagi.
    Membuang sampah di bawah kolong tol selain mengeluarkan bau yang tidak sedap tentunya dapat mengurangi kekuatan konstruksi jalan tol tersebut.
    Dia berharap sinergi dan kolaborasi semakin ditingkatkan dalam upaya mencegah kejadian kebakaran serupa terulang kembali.
    Ia mengatakan, kondisi di lapangan cukup mengkhawatirkan dan kerja sama dari berbagai pihak, terutama pengelola tol perlu dilakukan agar proses pembersihan berjalan cepat dan lokasi tidak dijadikan tempat pembuangan sampah.
    Setelah terjadi kebakaran, puluhan petugas dari kecamatan, kelurahan, Suku Dinas (Sudin) Lingkungan Hidup, Sudin Bina Marga, Sudin Pertamanan dan Hutan Kota, UPS Badan Air berkolaborasi melaksanakan pembersihan sampah dari kolong tol di Jalan Danau Cincin Utara RT 08 RW 05 Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok.
    Menurut dia, hingga saat ini, petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) dari Kelurahan Papanggo masih melakukan bersih-bersih di lokasi kejadian.
    “Sementara sampah-sampah tersebut kemudian diangkat dan dibuang ke TPS 3R Waduk Cincin,” kata dia.
    Lurah Papanggo, Harry Firmansyah berkomitmen untuk membersihkan lokasi dari sampah dan hingga saat ini sejak api dapat dipadamkan, upaya pembersihan sampah masih dilakukan.
    “Kami berharap lokasi ini dapat dimanfaatkan warga seperti dijadikan lokasi
    urban farming
    ataupun dijadikan tempat sarana olahraga,” ucap dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pelindo ungkap penyebab kemacetan Priok usai evaluasi internal

    Pelindo ungkap penyebab kemacetan Priok usai evaluasi internal

    Jakarta (ANTARA) – PT Pelindo menemukan penyebab utama kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara usai melakukan evaluasi internal menyusul penumpukan kendaraan.

    Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono di Jakarta, Rabu menyatakan bahwa hasil evaluasi internal menunjukkan Terminal NPCT1 di Tanjung Priok melayani pelanggan melebihi kapasitas ideal operasional sehingga menyebabkan kemacetan.

    “Berdasarkan hasil investigasi yang cukup detail, disimpulkan bahwa permasalahan kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok adalah akibat kecerobohan dan ketidakcermatan NPCT1 dalam melakukan perencanaan operasi,” kata Arif.

    Dia juga menegaskan jika kejadian tersebut tidak ada kaitannya dengan pembatasan angkutan pada saat Lebaran Idul Fitri 2025/1446 Hijriah.

    Arif menambahkan bahwa lonjakan aktivitas tersebut sebagai kombinasi dari adanya tiga kapal yang sandar bersama-sama di NPCT1, peningkatan kepadatan lapangan (Yard Occupancy Ratio/YOR) melebihi ambang normal.

    Pada saat yang sama, alat bongkar muat di lapangan juga harus melayani receiving dan delivery truk peti kemas melebihi kapasitas peralatan.

    Untuk terminal peti kemas internasional yang lain, seperti Jakarta International Container Terminal (JICT), Terminal Peti Kemas Koja (KOJA), Mustika Alam Lestari (MAL) dan Terminal 3, tidak ada permasalahan apapun.

    Untuk menurunkan kepadatan di NPCT1, Pelindo bersama otoritas terkait melakukan pemindahan sandaran ke terminal lain untuk kapal yang akan melakukan kegiatan bongkar sehingga tingkat kepadatan lapangan peti kemas lebih cepat turun.

    “Selain itu, kami meningkatkan pengawasan terhadap proses keluar masuk barang untuk memastikan situasi normal terus terjaga,” lanjut Arif.

    Ia menuturkan bahwa pada Jumat (18/4) malam secara perlahan kemacetan sudah dapat dikendalikan dan kembali normal sepenuhnya pada Sabtu(19/4) dini hari.

    “Sekali lagi kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi akibat kejadian tersebut, dan kami terus melakukan kolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan di pelabuhan, agar kejadian serupa tidak terulang kembali,” ujar Arif.

    Arif melanjutkan bahwa karena penyebab permasalahan sudah diketahui dengan detail maka solusi penyelesaiannya pun dapat diambil dengan baik. Langkah pertama adalah saat kejadian memindahkan kapal sebagian ke terminal lain.

    Selanjutnya ke depan NPCT1 diminta untuk mengurangi jumlah kapal yang ada. Di samping, itu ada inisiatif lain untuk melakukan pembatasan truk atau pengendalian truk, yaitu dengan penerapan TBS dan juga akan mendorong penerapan dual move operation untuk angkutan pelabuhan.

    Sistem tersebut dinilai dapat mengurangi trafik karena truk akan membawa peti kemas saat datang maupun meninggalkan terminal di Tanjung Priok, sehingga konsep dual move itu lebih efisien termasuk mengurangi biaya karena ada penghematan bahan bakar.

    Sedangkan untuk solusi jangka panjang, pihaknya telah menyiapkan pembangunan jalan baru, yaitu New Priok Eastern Access (NPEA) yang menghubungkan secara langsung New Priok Terminal ke jalan tol pelabuhan.

    “Jalan ini akan mendukung kelancaran pergerakan barang dari dan menuju kawasan industri, termasuk kawasan industri Cikarang, Cibitung, dan kawasan lainnya, ke Pelabuhan Tanjung Priok,” kata Arif.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Iskandar Zulkarnaen
    Copyright © ANTARA 2025

  • Bongkar-muat di Pelabuhan Tanjung Priok dipercepat untuk cegah macet

    Bongkar-muat di Pelabuhan Tanjung Priok dipercepat untuk cegah macet

    Jakarta (ANTARA) –

    Bongkar-muat di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, dipercepat agar kemacetan panjang di pelabuhan tersebut tidak terulang kembali.

    “Berbagai upaya telah dilakukan untuk mencegah kemacetan horor di sekitar pelabuhan, yakni dengan mempercepat pelayanan aktivitas bongkar-muat di pelabuhan,” kata Karo Ops Polda Metro Jaya Kombes Pol I.KG. Wijatmika.

    Hal itu disampaikan usai pertemuan dengan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo), perwakilan pengusaha truk serta Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jakarta di Jakarta, Rabu.

    Ia mengatakan, dari pertemuan itu telah disepakati beberapa poin oleh pihak PT Pelindo, pengusaha truk dan Kepolisian.

    Wijatmika menegaskan satu poin kesepakatan adalah dengan mempercepat pelayanan bongkar-muat di Pelabuhan Tanjung Priok.

    “Sudah disepakati beberapa poin yang tentu harapannya bisa dipatuhi aturan-aturan yang ada, termasuk bagaimana percepatan pelayanan ke luar dan masuknya barang,” katanya.

    Ia menilai dengan mempercepat pelayanan bongkar-muat akan dapat mencegah terjadinya penumpukan truk di beberapa titik sekitar pelabuhan yang berdampak pada lalu lintas di kawasan pelabuhan.

    “Sehingga tidak ada penumpukan truk di beberapa titik yang bisa mengganggu fasilitas jalan yang tentunya masyarakat akan terganggu,” kata dia.

    Wijatmika berjanji akan berkolaborasi dengan berbagai pemangku kebijakan terkait untuk memperbaiki manajemen pelabuhan supaya peristiwa itu tidak terulang lagi.

    “Kami akan perbaiki, baik manajemen di dalam area pelabuhan atau luar supaya bisa maksimal melakukan pelayanan,” kata dia.

    Sebelumnya, kemacetan parah terjadi di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta Utara pada Rabu (16/4) hingga Jumat (18/4). Antrean ribuan truk angkutan peti kemas menyerbu kawasan pelabuhan sehingga membuat kemacetan yang mengular hingga delapan kilometer.

    PT Pelindo menyatakan kemacetan itu disebabkan karena aktivitas keluar-masuknya kontainer di pelabuhan meningkat yang biasanya hanya ada sekitar 2.500 truk yang keluar dan masuk pelabuhan.

    Tapi, pada hari tersebut truk trailer yang keluar dan masuk pelabuhan mencapai 4.000 unit.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Jakpro pastikan JIS layak untuk pertandingan Persija pada Mei 2025

    Jakpro pastikan JIS layak untuk pertandingan Persija pada Mei 2025

    Jakarta (ANTARA) – PT Jakarta Propertindo (Perseroda) selaku pengelola Jakarta International Stadium menyatakan stadion bertaraf internasional tersebut dipastikan layak untuk pertandingan “home” Persija Jakarta di kompetisi sepak bola tertinggi di Indonesia Liga 1 pada Mei 2025.

    “Saat ini kami lakukan persiapan agar JIS layak menggelar dua pertandingan Persija Jakarta pada bulan Mei 2025 dengan standar kelayakan pertandingan profesional,” kata Vice President of Jakarta Internasional Stadium (JIS), Shinta Syamsul Arif di Jakarta, Rabu.

    Ia mengatakan, pelaksanaan pertandingan tim berjuluk “Macan Kemayoran” pada 27 April 2025 digelar di Stadion Pakansari, Bogor, dan tidak digelar di JIS Kelurahan Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara.

    Keputusan ini merupakan hasil koordinasi intensif antara manajemen Persija Jakarta dan pengelola JIS, dengan mempertimbangkan berbagai aspek teknis.

    Termasuk di dalamnya adalah aspek keselamatan, kenyamanan, kesiapan lapangan (playable) serta optimalisasi perawatan stadion demi menjaga kualitas pertandingan dan performa terbaik para pemain.

    Pihaknya juga menyampaikan apresiasi sebesar-besarnya kepada PT Melania Citra Permata (Mecima Pro) yang telah menyepakati pemindahan venue konser DAY 6 untuk mengakomodasi kebutuhan teknis dan operasional kedua acara tanpa mengorbankan standar penyelenggaraan masing-masing.

    Ia menegaskan, sikap profesional dan kolaboratif ini menjadi bagian penting dalam mendukung operasional stadion yang multifungsi sesuai standar penyelenggaraan acara profesional.

    Hal ini akan membuat JIS dapat terus dioptimalkan sebagai stadion kebanggaan bersama yang siap digunakan secara berkelanjutan untuk pertandingan sepak bola maupun konser berskala nasional dan internasional, tanpa kendala dalam pengaturan jadwal dan operasional.

    “Kami memahami betul harapan besar masyarakat untuk dapat menikmati pertandingan Persija Jakarta maupun konser-konser besar di Jakarta International Stadium,” kata dia

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Menhub: Kemacetan Priok bukan akibat pembatasan angkutan Lebaran

    Menhub: Kemacetan Priok bukan akibat pembatasan angkutan Lebaran

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi menegaskan kemacetan yang terjadi di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, bukan disebabkan oleh kebijakan pembatasan angkutan barang selama periode Lebaran 2025.

    “Kalau kita lihat kan setelah kemarin saya meninjau, jadi tidak ada kaitannya antara kemacetan yang terjadi di Priok dengan pembatasan kendaraan (selama angkutan Lebaran),” kata Menhub ditemui seusai Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi V DPR RI di Gedung Nusantara Komplek Parlemen Senayan Jakarta, Rabu.

    Dia mengatakan pembatasan kendaraan angkutan barang telah berakhir pada tanggal 8 April 2025, bahkan relaksasi aturan tersebut sudah mulai dilakukan sejak tanggal 7 April.

    Menurutnya, rentang waktu antara berakhirnya pembatasan kendaraan dan terjadinya kemacetan di pelabuhan sudah cukup jauh untuk dikaitkan sebagai penyebab langsung dari penumpukan kendaraan tersebut.

    “Karena pembatasan kendaraan kan selesai tanggal 8 April, malah di lapangan kita sudah ada relaksasi sebenarnya dari tanggal 7 April. Jadi dari tanggal 7 atau tanggal 8 ke tanggal kejadian berlangsung, rentang harinya sudah terlalu jauh,” ucapnya.

    Dari hasil pengecekan di lapangan, Menhub menyebut kemacetan hanya terjadi di salah satu terminal, bukan secara keseluruhan di semua terminal yang ada dalam wilayah Pelabuhan Tanjung Priok.

    “Dan ketika kami melakukan pengecekan di lapangan, tidak di seluruh terminal pelabuhan yang terjadi. Itu hanya di salah satu terminal. Sehingga kami lihat bahwa itu bukan merupakan akibat dari pembatasan,” tuturnya.

    Menurut dia, kemacetan lebih disebabkan oleh pelanggaran kapasitas terminal oleh pengelola pelabuhan, karena kapasitas operasional salah satu terminal saat itu sudah melebihi batas maksimal.

    Dari informasi yang diterima, kapasitas terminal yang seharusnya hanya sekitar 65 persen ternyata telah terlampaui, sehingga memicu penumpukan kendaraan di area pelabuhan Tanjung Priok secara signifikan.

    “Jadi di sana ada kapasitas yang dilanggar oleh pengelola terminal yang ada di pelabuhan. Nah, itu nanti kalau saya tidak salah kapasitasnya itu sekitar 65 persen. Pada saat kejadian itu kapasitasnya sudah melebih dari salah satu terminal di Pelabuhan Tanjung Priok,” kata dia.

    Kementerian Perhubungan menyerahkan sepenuhnya kepada Pelindo untuk menindaklanjuti masalah tersebut sebagai pemegang konsesi.

    Menhub berharap kejadian serupa tidak terulang, dan meminta agar pengelola pelabuhan menghentikan operasi bila kapasitas sudah melebihi batas agar tidak terjadi penumpukan kendaraan di pelabuhan.

    “Kalau dari kami berharap bahwa itu tidak terjadi lagi. Dan kami juga minta supaya apabila sudah melampaui kapasitas, maka tidak boleh dipaksakan (sehingga tidak) terjadi penumpukan,” kata Menhub.

    Sebelumnya diberitakan ribuan truk mengantre mengular di Jalan Raya Yos Sudarso menuju Pelabuhan Tanjung Priok sejak Rabu (16/4) malam akibat aktivitas bongkar muat yang menumpuk di dalam pelabuhan.

    PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) memberikan sejumlah kompensasi biaya masuk hingga biaya tol untuk mengurai kemacetan yang terjadi di sejumlah ruas jalan di Jakarta Utara yang menuju Pelabuhan Tanjung Priok.

    “Kompensasi yang diberikan adalah menambah waktu pembatasan bagi truk yang masuk kawasan pelabuhan, kami juga tidak tarik biaya lagi bagi akses gate (pintu) yang kedaluwarsa,” kata Executive Director Regional 2 PT Pelabuhan Indonesia Drajat Sulistyo didampingi Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan M Takwin di Jakarta, Jumat (18/4).

    Ia mengatakan pembebasan biaya Surat Penarikan Peti Kemas atau Surat Penarikan Peti Kemas Impor (SP2/TILA) ini sangat membantu pengendara kargo.

    Pihaknya melepas gate agar pengendara truk angkutan peti kemas bisa melakukan tapping dan di waktu kendaraan terjebak (stuck) diarahkan ke jalan tol.

    “Biaya tol juga kami bantu agar kendaraan bisa masuk jalur tol,” kata dia.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Biqwanto Situmorang
    Copyright © ANTARA 2025