kab/kota: Tanjung Priok

  • Kejahatan Paling Menonjol di Awal 2025, Penculikan Anak hingga Curanmor

    Kejahatan Paling Menonjol di Awal 2025, Penculikan Anak hingga Curanmor

    Jakarta: Polda Metro Jaya mengungkap 1.449 kasus kejahatan jalanan hingga Juni 2025. Dari ribuan kasus yang diungkap, setidaknya terdapat tiga kasus yang paling menonjol.
     
    Penculikan Anak

    Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra mengatakan, kasus pertama yang telah diungkap adalah soal penculikan di Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada 10 April 2025. Korban penculikan tersebut merupakan anak di bawah umur.

    “Modus pelaku membawa kabur wanita yang belum dewasa atau anak-anak serta melakukan persetubuhan atau pencabulan,” kata Wira di Polda Metro Jaya, Selasa, 8 Juli 2025.

    Ia mengatakan, kasus tersebut berhasil diungkap secara cepat oleh tim Subdit Resmob Polda Metro Jaya, pelaku pun juga telah ditangkap.

    “Berkat kerja keras maupun koordinasi yang baik, tim mengidentifikasi dan menangkap pelaku. Ini komitmen PMJ untuk melindungi kelompok rentan khususnya anak-anak maupun perempuan,” ujarnya.
     

     

    Kekerasan

    Selanjutnya, kasus menonjol kedua adalah kasus kekerasan yang terjadi di Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, pada 6 Mei 2025. Kasus ini berhasil diungkap dan juga menangkap tersangka yang coba melarikan diri.

    “Kasus tersebut berhasil diungkap oleh tim Subdit Jatanras Polda Metro Jaya dan menangkap pelaku kurang 1×24 jam ketika melarikan diri,” ucapnya.
     
    Curanmor

    Kemudian kasus paling menonjol berikutnya yaitu kasus pencurian sepeda motor (curanmor) di salah satu bank pemerintah daerah Tanjung Priok. Wira mengatakan, saat kejadian terdapat delapan unit sepeda motor kondisi masih baru dan dalam keadaan terkunci.

    “Delapan unit tersebut dilaporkan hilang dan alhamdulillah kasus tersebut setelah dilakukan penyelidikan dan pendalaman oleh tim dari Subdit Kendaraan Bermotor Polda Metro Jaya, berhasil mengungkap tersangka,” tuturnya.

    “Ini merupakan komitmen daripada Polda Metro Jaya untuk mengungkap setiap kejahatan yang terjadi,” pungkasnya.

    Jakarta: Polda Metro Jaya mengungkap 1.449 kasus kejahatan jalanan hingga Juni 2025. Dari ribuan kasus yang diungkap, setidaknya terdapat tiga kasus yang paling menonjol.
     

    Penculikan Anak

    Dirreskrimum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra mengatakan, kasus pertama yang telah diungkap adalah soal penculikan di Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada 10 April 2025. Korban penculikan tersebut merupakan anak di bawah umur.
     
    “Modus pelaku membawa kabur wanita yang belum dewasa atau anak-anak serta melakukan persetubuhan atau pencabulan,” kata Wira di Polda Metro Jaya, Selasa, 8 Juli 2025.
     
    Ia mengatakan, kasus tersebut berhasil diungkap secara cepat oleh tim Subdit Resmob Polda Metro Jaya, pelaku pun juga telah ditangkap.

    “Berkat kerja keras maupun koordinasi yang baik, tim mengidentifikasi dan menangkap pelaku. Ini komitmen PMJ untuk melindungi kelompok rentan khususnya anak-anak maupun perempuan,” ujarnya.
     

     

    Kekerasan

    Selanjutnya, kasus menonjol kedua adalah kasus kekerasan yang terjadi di Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, pada 6 Mei 2025. Kasus ini berhasil diungkap dan juga menangkap tersangka yang coba melarikan diri.
     
    “Kasus tersebut berhasil diungkap oleh tim Subdit Jatanras Polda Metro Jaya dan menangkap pelaku kurang 1×24 jam ketika melarikan diri,” ucapnya.
     

    Curanmor

    Kemudian kasus paling menonjol berikutnya yaitu kasus pencurian sepeda motor (curanmor) di salah satu bank pemerintah daerah Tanjung Priok. Wira mengatakan, saat kejadian terdapat delapan unit sepeda motor kondisi masih baru dan dalam keadaan terkunci.
     
    “Delapan unit tersebut dilaporkan hilang dan alhamdulillah kasus tersebut setelah dilakukan penyelidikan dan pendalaman oleh tim dari Subdit Kendaraan Bermotor Polda Metro Jaya, berhasil mengungkap tersangka,” tuturnya.
     
    “Ini merupakan komitmen daripada Polda Metro Jaya untuk mengungkap setiap kejahatan yang terjadi,” pungkasnya.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (PRI)

  • Dukung Digitalisasi, TransTRACK Perkuat Sistem E-Seal

    Dukung Digitalisasi, TransTRACK Perkuat Sistem E-Seal

    Jakarta, CNBC Indonesia – Direktorat Jenderal Bea Cukai (DJBC) telah menerbitkan regulasi yang mewajibkan penggunaan e-seal. Keputusan Dirjen Bea Cukai No. KEP-97/BC/2025 (23 Mei 2025) menyatakan penerapan e-seal dalam pengangkutan barang impor/ekspor bertujuan meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan dan pengawasan serta mendukung program Green Customs.

    Dalam regulasi ini, seal container/ e-seal didefinisikan sebagai tanda pengaman yang dilengkapi piranti elektronik dan terhubung ke sistem elektronik tertentu yang disetujui DJBC. Pengguna jasa kepabeanan (importir/eksportir, pengangkut, TPB, TPB-er, dsb.) wajib menyediakan e-seal tersertifikasi yang terintegrasi ke Sistem Komputer Pelayanan (SKP) DJBC.

    Demikian pula, penyedia seal container harus memiliki izin usaha di bidang terkait, menyediakan perangkat tersertifikasi, serta melakukan integrasi ke SKP. Setiap rute pengiriman juga harus memiliki route plan dengan geofence dan perkiraan jarak/waktu tempuh agar dapat dimonitor.

    E-Seal adalah perangkat elektronik berukuran kecil yang ditempatkan pada pintu atau pengunci kontainer untuk meningkatkan keamanan dan pelacakan kiriman. E-Seal telah dilengkapi chip berisi informasi pengirim atau penerima dan menjaga agar barang tidak dimanipulasi saat pengiriman.

    Penggunaan seal container memungkinkan penandatanganan digital pada kemasan dan pelacakan real-time, sehingga mempermudah pengawasan dan kepatuhan regulasi logistik. Di Indonesia, pemeriksaan bea-cukai sering mensyaratkan e-seal untuk barang ekspor/impor, sebagai bagian program Green Customs dan green logistics (efisiensi dan ramah lingkungan).

    Di Pelabuhan Tanjung Priok, penggunaan seal container telah diuji sejak Oktober 2015 dan resmi diberlakukan pada Maret 2016 untuk semua pemindahan kontainer impor antar TPS (Tempat Penimbunan Sementara). Kepala KPU Bea Cukai Tanjung Priok menjelaskan bahwa e-seal menggunakan GPS sehingga kontainer dapat dilacak melalui sistem mulai titik pemasangan hingga pelepasan segel.

    “Penerapan ini diharapkan “meningkatkan pengawasan menjadi lebih intensif namun tetap memberikan pelayanan yang cepat” dengan memungkinkan pengguna jasa memantau histori perjalanan kontainer secara real-time,” ungkap Kepala KPU Bea Cukai Tanjung Priok, dikutip Jumat (4/7/2025).

    Bea Cukai Priok bahkan meresmikan e-seal control room pada 1 November 2016 untuk pengawasan real-time pergerakan kontainer berbasis e-seal. Secara operasional, setelah 3 bulan uji coba sistem (penyempurnaan jaringan dan geofence TPS), pada 7 Maret 2016 semua pemindahan kontainer impor wajib memakai e-seal.

    Awalnya tersedia 241 unit e-seal (Des 2015), dan jumlahnya meningkat menjadi 710 unit pada akhir 2016. Inovasi ini terbukti memperlancar arus barang: proses pengeluaran peti kemas keluar pelabuhan menjadi lebih cepat karena proses pengawasan otomatis, sekaligus menciptakan iklim usaha yang lebih kondusif dengan prosedur kepabeanan yang disederhanakan. Pengusaha dan pelaku logistik pun dapat menghitung dan mengurangi dwelling time karena kontainer terlacak secara digital.

    Implementasi e-seal meningkatkan efisiensi pengawasan fisik kontainer. Karena lokasi dan kondisi kontainer dapat dipantau secara elektronik, Bea Cukai dan importir dapat segera mengetahui jika terjadi pelanggaran rute atau pembukaan segel tanpa izin. Hal ini mengurangi kebutuhan pemeriksaan manual yang memakan waktu.

    Dengan data histori pergerakan kontainer, otoritas dapat menghitung dwelling time lebih akurat dan mengevaluasi kinerja logistik. E-seal juga mencegah pencurian atau penggantian barang dalam pengiriman, karena setiap pemutusan segel tercatat.

    Dalam beberapa kasus, pengeluaran barang impor dapat dipercepat karena pekerja bea cukai tidak lagi perlu melakukan penyegelan manual jika e-seal telah terpasang. Secara keseluruhan, pemakaian e-seal container diharapkan memperlancar alur logistik dan memperkuat kepatuhan kepabeanan.

    E-Seal TransTRACK adalah salah satu produk e-seal di Indonesia yang dikembangkan oleh TransTRACK (Penyedia Sistem Telematics Armada). Perangkat ini dipasang pada pintu kontainer atau kargo dan dilengkapi beberapa teknologi canggih. E-Seal TransTRACK memiliki fitur identifikasi elektronik (RFID) yang tersinkronisasi dengan platform pelacakan.

    TransTRACK menyebutkan bahwa e-seal ini mendukung real-time tracking melalui Global SIMCard, sehingga posisi kontainer selalu terpantau. Selain itu, e-seal ini terhubung ke sistem pemantauan dan dapat memonitor kondisi barang (misalnya suhu dan kelembaban) selama pengiriman.

    Locking mechanism pada segel dirancang sangat andal agar tidak bisa dibuka tanpa merusak alat. Semua data dikirim ke pusat monitoring (Fleet Management System TransTRACK) dan dapat diintegrasikan ke sistem logistik yang sudah ada.

    Fitur utama E-Seal TransTRACK meliputi:

    Cargo Tracker Mode: Mode khusus untuk memantau pergerakan kontainer selama pengiriman.
    Location Tracking: Pelacakan lokasi real-time dengan GPS bawaan.
    7 Days Battery Life: Baterai tahan hingga 7 hari penggunaan aktif.
    IP67 Water Resistant: Tahan air dan debu, cocok untuk kondisi lapangan berat.
    Built-in GPS: GPS internal untuk pelacakan tanpa perangkat tambahan.
    Seal Cut-Off/Theft Detection: Deteksi otomatis jika segel dilepas paksa atau dicuri.
    Lock & Unlock Activity Report: Catatan digital semua aktivitas buka-tutup segel.
    Lock & Unlock via Mobile App, RFID, Bluetooth: Pembukaan segel dapat dilakukan dengan aplikasi, RFID, atau Bluetooth untuk fleksibilitas operasional.

    Keunggulan lain termasuk manajemen perangkat jarak jauh, notifikasi otomatis saat terjadi gangguan atau pelanggaran rute, serta tampilan laporan perjalanan kontainer. Dengan fitur-fitur tersebut, TransTRACK mengklaim bahwa e-seal mereka “memberikan keamanan dan integritas” pengiriman yang lebih tinggi.

    E-Seal TransTRACK cukup komprehensif dengan fitur konektivitas dan integrasi sistem (sesuai kebutuhan Bea Cukai), sedangkan solusi lain sering fokus hanya pada pelacakan atau deteksi pembukaan segel. Biaya untuk TransTRACK sebanding dengan teknologi sejenis (perangkat IoT dan langganan server), sedangkan pilihan lebih murah (misal segel elektronik sederhana) memiliki fitur lebih terbatas. Dalam skala industri, TransTRACK diuntungkan karena telah diakui DJBC, sedangkan vendor asing/umum harus menyesuaikan dengan regulasi Indonesia.

    Secara keseluruhan, E-Seal TransTRACK menawarkan solusi yang komprehensif bagi kebutuhan bea-cukai Indonesia, sementara alternatif lain mungkin menawarkan fitur khusus (misal deteksi intrusi) atau biaya lebih rendah, namun dengan cakupan dan dukungan sistem yang belum seluas TransTRACK.

    (dpu/dpu)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Pemerintah Atur Pelabuhan Khusus Impor Tekstil, Untungkan Pengusaha?

    Pemerintah Atur Pelabuhan Khusus Impor Tekstil, Untungkan Pengusaha?

    Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menilai kebijakan pelabuhan impor khusus untuk masuknya produk impor tekstil dan produk tekstil (TPT) dapat berdampak baik dan buruh bagi pelaku usaha industri nasional. 

    Wakil Ketua API David Leonardi mengatakan pemerintah akan mengatur tempat pemasukan barang impor TPT. Adapun, kebijakan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 17/2025 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor TPT. 

    “Aturan ini dapat memusatkan pengawasan di pelabuhan tertentu sehingga lebih mudah diawasi Bea Cukai,” kata David kepada Bisnis, Minggu (6/7/2025). 

    Adapun, aturan yang dimaksud tercantum pada Bab IV tentang Tempat Pemasukan Barang Impor ayat (1-3). 

    Pada ayat pertama disebutkan bahwa impor atas TPT untuk pos tarif/harmonized system dan uraian Barang tertentu, Menteri dapat menentukan tempat pemasukan Barang Impor. Tempat pemasukan Barang Impor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa pelabuhan tujuan.

    Dalam lampiran Permendag 17/2025, impor produk tekstil sudah jadi yang diimpor oleh produsen ataupun importir umum hanya dapat dilakukan melalui pelabuhan tujuan Belawan di Medan, Tanjung Priok di Jakarta, New Priok di Jakarta, Tanjung Emas di Semarang, Tanjung Perak di Surabaya, Soekarno Hatta di Makassar, Bitung di Bitung, Krueng Geukuh di Aceh Utara, dan Merak Mas di Cilegon. 

    Kemudian, produk pakaian jadi hanya dapat diimpor lewat pelabuhan darat seperti Cikarang Dry Port (Jababeka) di Bekasi, serta pelabuhan udara yaitu Kualanamu di Deli Serdang, Soekarno Hatta di Tangerang, Ahmad Yani di Semarang, Juanda di Surabaya, dan Sultan Hasanuddin di Makassar.

    Meskipun pengawasan disebut dapat lebih ketat, pengusaha melihat ada potensi kelemahan dari aturan ini, lantaran pilihan pelabuhan terbatas.

    “Artinya importir di daerah tanpa pelabuhan yang ditunjuk harus trans-shipment sehingga ongkos logistik naik,” tuturnya. 

    Kendati demikian, pihaknya tetap mengapresiasi upaya pemerintah dalam mengevaluasi aturan pengaturan impor terbaru ini sebagai revisi dari aturan relaksasi impor sebelumnya dalam Permendag 8/2024 yang kini resmi dicabut. 

    Sebagaimana diketahui, peraturan impor terbaru ini menambah persyaratan importasi TPT dengan mewajibkan penggunaan Pertimbangan Teknis (Pertek) dari Kementerian Perindustrian. 

  • PMJ gelar Bhayangkara Scooter Day eratkan hubungan dengan masyarakat

    PMJ gelar Bhayangkara Scooter Day eratkan hubungan dengan masyarakat

    Jakarta (ANTARA) – Polda Metro Jaya menggelar Bhayangkara Scooter Day 2025 untuk mempererat hubungan Polri dengan masyarakat, khususnya komunitas pecinta vespa dalam memperingati HUT ke-79 Bhayangkara yang digelar di Lapangan Parkir Polda Metro Jaya pada Minggu (6/7).

    “Sampai saat ini sudah 1.200 peserta yang mendaftarkan diri, kami mengajak masyarakat untuk ikut kegiatan ini,” kata Ketua Panitia Bhayangkara Scooter Day 2025 AKP I Gusti Ngurah Putu Krishna Narayana di Jakarta, Jumat.

    Krishna mengatakan inisiatif kegiatan ini berasal dari jajaran Polda Metro Jaya yang ingin menyampaikan komitmen Polri dalam mewujudkan Asta Cita Presiden tentang penguatan kepemudaan, kolaborasi, serta penguatan penyelarasan kehidupan yang harmonis di masyarakat.

    Polda Metro Jaya juga ingin mengkampanyekan gagasan Kapolri serta Kapolda Metro Jaya untuk pendekatan humanis berbasis komunitas.

    Lebih lanjut, kegiatan ini untuk membangun ekosistem transportasi yang aman dan berbudaya.

    “Kami juga akan memberikan edukasi keselamatan berkendara sebagai bagian dari komitmen kami menekan angka kecelakaan lalu lintas,” kata Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok itu.

    Dirinya mengajak semua komunitas dan individu pecinta kendaraan roda dua, tak hanya Vespa untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini.

    Ia mengatakan panitia menyediakan berbagai kegiatan dan hiburan bagi pecinta motor serta masyarakat umum yang ikut serta.

    “Kami ingin menciptakan ruang interaksi yang menyenangkan sekaligus edukatif antara Polri dan masyarakat, khususnya para scooterist Vespa,” kata lulusan Akademi Kepolisian tahun 2016 ini

    Krishna mengatakan komunitas Vespa memiliki filosofi pertemanan yang tidak pernah memilih-milih siapa orangnya dengan semboyan “Satu Vespa Sejuta Saudara”.

    Kalimat itu kemudian tangkap, bahwa naik Vespa tidak hanya sekadar naik motor, tapi juga bagaimana membangun semangat persaudaraan yang kental.

    “Kami selaku panitia melihat hal ini bisa menjadi meeting point dengan kondisi Polri hari ini yang harus selalu dekat dengan masyarakat,” ujarnya.

    Ia mengatakan acara yang mengusung tema “Polri untuk Masyarakat” ini akan menampilkan berbagai kegiatan yakni safety riding dengan rute sepanjang 24 kilometer di sekitar Jakarta.

    Dalam kegiatan itu, juga digelar pelayanan publik seperti perpanjangan SIM dan konsultasi surat kendaraan, hiburan dari musisi ternama, termasuk Coconut Treez, Orkes PJM, DJ, dan Svara Bhayangkara Band, serta berbagai games interaktif dengan hadiah dan hadiah menarik.

    Rangkaian acara dimulai pukul 07.00 WIB yang dibuka oleh Kapolda Metro Jaya, kemudian riding bersama disertai berbagai hiburan hingga pukul 17.00 WIB.

    Masyarakat dapat mengikuti acara ini dengan mendaftar melalui panitia atau komunitas Vespa yang terdaftar.

    Nanti akan ada loket layanan konsultasi terkait surat-surat kendaraan dan pembagian helm gratis.

    “Kami menunggu kehadiran teman-teman scooterist Vespa meramaikan acara ini dan sama-sama mempererat hubungan yang harmonis antara Polri dan generasi muda,” ujar Krishna.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Miris! Pantesan Truk ODOL Masih Marak, Sopir Sering Kena Palak

    Miris! Pantesan Truk ODOL Masih Marak, Sopir Sering Kena Palak

    Jakarta

    Truk over dimension over load (ODOL) masih berkeliaran di jalan raya. Ternyata ada masalah di balik beredarnya truk ODOL, yaitu terkait dengan pungutan liar (pungli).

    Menurut pengamat transportasi yang menjabat sebagai Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno, banyak keluhan dari sopir truk terkait masalah pungli di lapangan.

    “Pemalakan oknum preman dari Tol Cikampek hingga Kramat Jati, sopir truk bawa besar harus bayar pungli Rp 200 ribu. Jika istirahat di bahu jalan (setelah gerbang tol), mereka juga kena pungli petugas tol. Katanya, sudah pernah disampaikan ke direksi, tetapi sampai sekarang masih ada pungli,” kata Djoko dalam keterangan tertulisnya.

    “Sementara menurut komunitas sopir truk, jika di bahu jalan dipungli sama oknum PJR, di rest area dipungli sama satpam rest area. Pengakuan pengusaha angkutan barang, di sekitar Tanjung Priok ada kampung, jalur menuju gudang yang masuk portal harus bayar Rp 100 ribu dengan stempel RT setempat. Mengangkut sayuran dari Garut ke Pasar Kramatjati (Jakarta), harus menyisihkan paling tidak Rp 175 ribu melewati 5-6 titik pungutan liar,” sambungnya.

    Menurut Djoko, pemilik barang dan pengusaha juga menjadi korban pungli yang jumlahnya lebih besar. Hal itu membuat ongkos logistik lebih tinggi.

    “Diperkirakan praktik pungli di sektor logistik telah membebani 15-20 persen ongkos angkut logistik di Indonesia. Punglinya dilakukan mulai baju seragam hingga tidak memakai baju. Penuturan pengusaha truk, ongkos logistik di Indonesia sudah lebih tinggi dari Thailand. Pungli di angkutan logistik Indonesia harus dihilangkan dan harus dimasukkan dalam program Zero ODOL yang sedang ditangani Kemenko Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah,” tegas Djoko.

    Data dari Asosiasi Pengusaha bilang, dalam setahun truk dengan ritase yang padat rata-rata menghabiskan Rp 120 juta sampai Rp 150 juta untuk pungli. Kalau di rata-rata sebulan bisa Rp 10-12 juta.

    “Dari angkut sampai bongkar semua ada punglinya. Pemerintah hanya mikir memberantas ODOL, tapi nggak pernah mikir bagaimana memberantas punglinya,” kata Djoko.

    (rgr/din)

  • Pasar Ular Redup, Pedagang Terjepit antara Sepi Pembeli dan Sulit Cari Kerja
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        4 Juli 2025

    Pasar Ular Redup, Pedagang Terjepit antara Sepi Pembeli dan Sulit Cari Kerja Megapolitan 4 Juli 2025

    Pasar Ular Redup, Pedagang Terjepit antara Sepi Pembeli dan Sulit Cari Kerja
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –

    Pasar
    Ular di Rawa Badak, Koja,
    Jakarta Utara
    , lambat laun terlihat semakin meredup.
    Dulu, ratusan
    pedagang
    menggantungkan nasib hidupnya di
    pasar
    ini. Namun, kini satu per satu
    pedagang
    justru meninggalkannya.
    Pasar ini memiliki tiga lorong yang tadinya diisi oleh 250-an pedagang, baik itu kaki lima maupun kios.
    Tapi, dari 250 pedagang yang ada, hampir 65 persen sudah tidak lagi membuka tokonya.
    35 persen pedagang yang masih bertahan hanya mengandalkan satu atau dua pembeli yang datang.
    Beberapa pedagang bercerita, kondisi
    Pasar Ular
    di tahun ini berbanding terbalik dengan tahun 1990-an.
    Sebab, di tahun itu banyak pejabat hingga artis ternama gemar datang ke Pasar Ular.
    “Di masa pemerintahan Suharto, SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) ramainya. Di sini jual pakaian saja, tapi kan banyak artis-artis, pelawak-pelawak datang ke sini,” jelas Alfons.
    Para pejabat dan artis datang ke pasar ini untuk berburu pakaian bermerek dengan harga yang miring.
    Pasalnya, di zaman tersebut para pedagang Pasar Ular mendapatkan stok barang langsung dari luar negeri yang dikirim melalui Pelabuhan Tanjung Priok.
    Karena itu, pakaian bermerek kerap kali tersedia lebih dulu di Pasar Ular sebelum masuk ke toko-toko besar di Jakarta.
    Tapi, kini Pasar Ular tak lagi dilirik oleh kalangan atas dan justru semakin sepi.
    Hal itu lah yang membuat omzet para pedagang menurun drastis.
    “Kalau sekarang sih kadang nol perak, sama sekali tidak ada yang beli. Dalam sebulan tidak dapat Rp 500.000,” kata Alfons.
    Padahal dulu, kata Alfons, dirinya bisa mendapat uang sekitar Rp 1,5 hingga Rp 2 juta dalam sehari.
    Senada dengan Alfons, pedagang dompet bernama Adjat (48) juga mengaku pendapatannya merosot drastis.
    “Kalau kaki lima dulu bisa sampai Rp 3 hingga Rp 4 juta. Kalau sekarang Rp 80.000 hingga Rp 100.000,” ucap Adjat.
    Sementara pendapatan pedagang kios di tahun 1990-an di pasar ini, kata Adjat, bisa mencapai Rp 20 hingga Rp 30 juta per hari.
    Para pedagang menilai, sepinya pembeli di Pasar Ular juga karena persaingan dengan toko-toko online.
    “Mungkin kita tidak bisa melawan toko online, karena mereka kan bisa jual harga di bawah kita, sampai di antar ke depan pintu rumah kita juga, jadi orang-orang tidak usah keluar rumah lagi,” kata Alfons.
    Sementara, Adjat tidak bisa beralih berdagang online karena tidak mahir menggunakan teknologi.
    “Salah satunya toko online itu memengaruhi, karena saya mau dagang online juga kurang paham sama teknologinya,” kata Adjat.
    Meski penghasilannya sudah tidak sebesar dulu, beberapa pedagang memilih untuk bertahan.
    Salah satunya Alfons, yang tetap berdagang ikat pinggang di Pasar Ular dari jam 09.00 WIB hingga 17.00 WIB.
    Alfons tetap berjualan karena tidak ada pilihan pekerjaan lain, mengingat usianya tidak lagi muda.
    “Ya, habisnya kita kan sudah tua mau mencari kerja tidak akan diterima lagi, mau ke mana lagi? Apa adanya saja lah kita tekuni,” kata dia.
    Di tengah semakin sepinya Pasar Ular, para pedagang berharap agar pemerintah turun tangan memberikan solusi yang konkret.
    “Kita juga bingung masyarakat, tapi kan sekarang banyak menterinya cuma kerjanya apa? Hasilnya apa untuk masyarakat ini? Kalau sekarang kan begitu banyak menterinya, tapi apa kebijakan-kebijakan pemerintah untuk rakyat begini,” jelas Alfons.
    Seharusnya, kata Alfons, pemerintah bisa memberikan solusi untuk para pedagang agar bisa tetap berpenghasilan di tengah daya beli masyarakat yang menurun.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Awas Macet, Ada Perbaikan di Ruas Tol JORR hingga Selasa Pekan Depan

    Awas Macet, Ada Perbaikan di Ruas Tol JORR hingga Selasa Pekan Depan

     

    JAKARTA – PT Jasa Marga (Persero) melalui PT Jasamarga Metropolitan Tollroad (JMT) akan melakukan rekonstruksi perkerasan jalan di ruas Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR) untuk meningkatkan kualitas jalan dan kenyamanan berkendara serta untuk menjaga Standar Pelayanan Minimal (SPM).

    Marketing and Communication Department Head Jasamarga Metropolitan Tollroad Panji Satriya mengatakan, lajur yang menjadi objek pekerjaan untuk sementara tidak dapat dilintasi selama pekerjaan berlangsung, tapi lajur lainnya dapat digunakan sebagai lajur lalu lintas.

    “Pemeliharaan ini merupakan bagian dari upaya untuk memastikan kenyamanan berkendara dan mencegah potensi kerusakan jalan lebih besar di kemudian hari,” ujar Panji dalam keterangan tertulisnya, Kamis, 3 Juli.

    Panji menambahkan, pekerjaan akan berlangsung di lajur 1 arah Cikunir/Tanjung Priok, tepatnya di KM 38+435 sampai dengan KM 38+545 sepanjang sekitar 110 meter. 

    “Pekerjaan ini dijadwalkan mulai pada Sabtu, 5 Juli 2025 pukul 06.00 WIB hingga Selasa, 8 Juli 2025 pukul 16.00 WIB,” katanya.

    Meski dilakukan dengan pengaturan lalu lintas, kata Panji, pekerjaan ini berpotensi menimbulkan kepadatan lalu lintas pada jam-jam tertentu di sekitar lokasi.

    Dia mengimbau pengguna jalan berhati-hati serta memperhatikan rambu-rambu lalu lintas dan arahan petugas di lapangan.

    Terpenting, lanjutnya, pastikan saldo kartu elektronik cukup guna kelancaran dalam perjalanan.

  • Karantina dan Bea Cukai Kepri musnahkan puluhan ton bawang ilegal

    Karantina dan Bea Cukai Kepri musnahkan puluhan ton bawang ilegal

    Pemusnahan ini sebagai bentuk nyata sinergi antar instansi dalam menjaga ketahanan pangan nasional dan mengancam keamanan hayati Indonesia

    Tanjungpinang (ANTARA) – Balai Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan Kepulauan Riau (Karantina Kepri) bersama Kantor Wilayah DJBC Bea Cukai Khusus daerah setempat memusnahkan puluhan ton komoditas bawang merah dan bawang putih ilegal senilai Rp2,85 miliar.

    “Total bawang merah yang dimusnahkan sebanyak 43,6 ton dan bawang putih 43,1 ton,” kata Kepala Karantina Kepri Herwintarti usai pemusnahan di Kantor Wilayah Bea Cukai Khusus Kepri, Kabupaten Karimun, Kamis.

    Ia menyatakan bahwa media pembawa yang dimusnahkan ini merupakan hasil penindakan bersama terhadap komoditas yang masuk ke wilayah Kepri tanpa dilengkapi dokumen kesehatan karantina serta berpotensi membawa organisme penyakit tumbuhan karantina (OPTK), serta dilalulintaskan melalui pintu keluar yang belum ditetapkan.

    Herwintarti menjelaskan, dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor 6 Tahun 2022, telah ditetapkan untuk umbi lapis pintu pemasukan ke wilayah Indonesia adalah melalui Pelabuhan Laut Tanjung Perak di Surabaya, Pelabuhan Laut Belawan di Medan, Bandar Udara Soekarno-Hatta di Jakarta, dan Pelabuhan Laut Soekarno-Hatta di Makassar.

    Selain itu, katanya, umbi lapis berupa bawang putih juga dapat dimasukkan melalui Pelabuhan Laut Tanjung Priok di Jakarta dan Pelabuhan Laut Tanjung Emas di Semarang, terutama jika OPTK-nya dapat dikendalikan dengan perlakuan.

    “Kepri merupakan pintu gerbang lalu lintas perdagangan dan pergerakan orang dari dan ke berbagai negara. Ini menjadi tantangan serta tanggung jawab besar kami di Badan Karantina Indonesia dalam menjaga biosecurity nasional,” ujar Herwintarti

    Lebih lanjut Herwintarti menegaskan bahwa pemusnahan ini sebagai bentuk nyata sinergi antar instansi dalam menjaga ketahanan pangan nasional dan mengancam keamanan hayati Indonesia.

    Pemusnahan ini bukan hanya soal penegakan hukum, tetapi bentuk nyata perlindungan terhadap kekayaan hayati Negara Indonesia.

    Pelaksanaan tindakan pemusnahan dilakukan sebagaimana diatur dalam Pasal 48 ayat (1) UU Nomor 21 Tahun 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan.

    “Tindakan karantina dilakukan terhadap media pembawa yang setelah dilakukan pemeriksaan oleh pejabat karantina ternyata busuk atau rusak,” ungkapnya.

    Pemusnahan bawang ilegal dilakukan dengan cara mengubur media pembawa di dalam tanah dengan dibasahi oleh cairan pembusuk.

    Herwintarti berharap pemusnahan ini dapat memberikan efek jera dan edukasi kepada pelaku usaha dan masyarakat untuk senantiasa mematuhi aturan perkarantinaan, serta selalu lapor karantina demi kesehatan dan keamanan dan mutu pangan bagi masyarakat serta melindungi keanekaragaman hayati.

    Pewarta: Ogen
    Editor: Sambas
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Lewat Futsal, Polres Priok Edukasi Pemuda Kampung Rumah Apung soal Bahaya Narkoba

    Lewat Futsal, Polres Priok Edukasi Pemuda Kampung Rumah Apung soal Bahaya Narkoba

    Jakarta

    Polres Pelabuhan Tanjung Priok memberikan edukasi dan sosialisasi soal bahaya narkoba kepada remaja di Kampung Rumah Apung Muara Angke, Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara (Jakut), tepatnya di Lapangan Sepak Bola Terapung. Penyampaian imbauan dilakukan sembari bermain futsal.

    “Kami ingin mendekatkan diri kepada masyarakat, khususnya anak-anak muda, dengan pendekatan yang humanis dan edukatif. Ini adalah langkah nyata untuk menyelamatkan masa depan mereka dari bahaya narkoba,” ujar Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok AKBP Martuasah H. Tobing, Kamis (3/7/2025).

    Kasat Reserse Narkoba Polres Pelabuhan Tanjung Priok, AKP Habibie, memimpin langsung kegiatan edukasi ini. Didampingi para anggota Satresnarkoba, AKP Habibie mengundang Rifky Al Habsyi yang mantan pemain sepak bola profesional Liga 1, juga aktor.

    “Pendekatan persuasif melalui edukasi dan kegiatan yang menyenangkan seperti ini terbukti efektif menyentuh remaja dan anak-anak. Bersama, kita lawan narkoba demi masa depan Indonesia yang lebih baik,” tutur Martuasah.

    Usai penyuluhan, Habibie dan Rifky Al Habsyi bermain futsal bersama anak-anak kampung setempat. Kegiatan ini mengundang perhatian hingga kerumunan warga.

    “Ini pengalaman yang luar biasa. Saya senang bisa terlibat langsung dalam kegiatan positif seperti ini, apalagi bisa bermain bersama anak-anak di lapangan terapung yang unik ini,” ujar Rifky Al Habsyidi kesempatan terpisah.

    “Kami sangat bersyukur atas perhatian dari pihak kepolisian khususnya Polres Pelabuhan Tanjung Priok. Edukasi seperti ini sangat penting dan menyentuh langsung ke hati masyarakat,” ungkap salah satu warga setempat.

    (aud/fjp)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Polisi cegah penyalahgunaan narkoba lewat penyuluhan di Muara Angke

    Polisi cegah penyalahgunaan narkoba lewat penyuluhan di Muara Angke

    Jakarta (ANTARA) – Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polres Pelabuhan Tanjung Priok mencegah penyalahgunaan narkoba dengan menggelar sosialisasi langsung ke pemuda dan remaja di lapangan sepak bola terapung Kampung Rumah Apung Muara Angke,Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara.

    “Kegiatan penyuluhan tentang bahaya narkoba kepada remaja merupakan bagian dari upaya pencegahan dan edukasi untuk melindungi generasi muda dari ancaman narkotika,” kata Kapolres AKBP Dr. Martuasah H. Tobing, di Jakarta, Kamis.

    Menurut dia, upaya ini sebagai langkah mendekatkan diri kepada masyarakat, khususnya anak-anak muda, dengan pendekatan yang humanis dan edukatif.

    “Ini adalah langkah nyata untuk menyelamatkan masa depan mereka dari bahaya narkoba,” kata AKBP Martuasah.

    Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok mengatakan pendekatan persuasif melalui edukasi dan kegiatan yang menyenangkan seperti ini terbukti efektif menyentuh remaja dan anak-anak.

    “Bersama, kita lawan narkoba demi masa depan Indonesia yang lebih baik,” katanya.

    Ia mengatakan Lapangan Sepakbola Terapung Muara Angke merupakan inisiasi Presiden Prabowo Subianto dan di samping Lapangan sepak bola terapung di lokasi ini juga ada Rumah Terapung.

    Kawasan rumah terapung ini dihuni masyarakat pesisir yang mayoritas bekerja sebagai nelayan yang juga sama atas ide dan dibangun oleh Presiden Prabowo Subianto.

    Kegiatan penyuluhan dilakukan langsung Kasat Reserse Narkoba Polres Pelabuhan Tanjung Priok, AKP Habibie bersama para anggota Satresnarkoba.

    Usai penyuluhan, AKP Habibie dan mantan pemain bola Liga 1 Indonesia Rifky Al Habsyi turut bermain futsal bersama anak-anak Kampung Muara Angke di Lapangan Sepak Bola Terapung yang sempat viral di media sosial karena dibangun di atas permukaan laut.

    “Ini pengalaman yang luar biasa. Saya senang bisa terlibat langsung dalam kegiatan positif seperti ini, apalagi bisa bermain bersama anak-anak di lapangan terapung yang unik ini,” katanya.

    Warga Muara Angke Edo Z mengatakan warga menyambut baik kegiatan penyuluhan narkoba yang digelar di kampung tersebut.

    Mereka berharap kegiatan serupa terus dilakukan secara rutin agar generasi muda semakin sadar akan bahaya narkoba.

    “Kami sangat bersyukur atas perhatian dari kepolisian khususnya Polres Pelabuhan Tanjung Priok. Edukasi seperti ini sangat penting dan menyentuh langsung ke hati masyarakat,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.