kab/kota: Tangki

  • Demi Penuhi Suplai Gas, PGN Terus Berburu Pasokan LNG Baru

    Demi Penuhi Suplai Gas, PGN Terus Berburu Pasokan LNG Baru

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Perusahaan Gas Negara (PGN) sedang berupaya mendapatkan pasokan gas baru melalui Liquefied Natural Gas (LNG) di dalam negeri. Berbagai sumber telah dibidik oleh perusahaan untuk menambah suplai gas yang saat ini dinilai terus menurun.

    Direktur Utama PGN Arief Setiawan Handoko mengatakan pihaknya sedang melirik beberapa sumber LNG dari Banggai, Sulawesi Tengah oleh PT Donggi Senoro, proyek LNG Bontang, Kalimantan Timur oleh PT Badak NGL, hingga proyek LNG Tangguh Teluk Bintuni, Papua Barat oleh BP.

    “LNG yang kita upayakan mendapat dari Donggi Senoro, Bontang ataupun di Tangguh. Cuma, PGN ini sampai sekarang kan belum dapat term kontrak ya, hanya spot-spot ya,” jelasnya dalam acara Coffee Morning CNBC Indonesia, di Jakarta, Kamis (17/7/2025).

    Yang terpenting, kata Arief, dari sumber-sumber gas baru itu, PGN berharap bisa membeli dengan harga ekonomis. Tidak lain, supaya distribusi yang dilakukan kepada konsumen juga bisa dibeli dengan harga terjangkau.

    “Nah saya berharap ke depan itu kami dapat term kontrak, kalau term kontrak itu memang harganya lebih steady dan jauh lebih murah dibanding saat kita mendapatkan spot market. Jadi kita beli dari domestik tapi spot. Sama kayak dari luar kan kadang-kadang nyari LNG dari spot,” katanya.

    Sebagaimana diketahui, PGN menyalurkan hingga 90% kebutuhan gas nasional. Paling besar, kata Arief, konsumen gas berasal dari wilayah Sumatera dan Jawa Barat. Nah, untuk mencukupi kebutuhan itu, PGN akan menggantikan sebagian kekurangan gas itu dengan LNG. “Makanya kita aktif nyari-nyari gas dari sumber-sumber yang ada di upstream,” tandasnya.

    Untuk diketahui, di Indonesia Bagian Barat, PGN Group telah memiliki Pipa Transmisi Sumatera – Jawa, unit regasifikasi dan penyimpanan gas terapung (FSRU) Lampung, FSRU Jawa Barat dan fasilitas LNG Arun yang saat ini menjadi tulang punggung penyaluran gas bumi nasional. Apabila Pipa Dumai – Sei Mangkei telah terbangun, PGN juga siap untuk mengoptimalkannya.

    Bila Pipa Dumai – SEI Mangkei selesai terbangun, artinya jaringan pipa gas bumi akan tersambung dari Aceh hingga Jawa Timur. Seiring dengan penyelesaian ruas Pipa Cirebon Semarang (Cisem) Tahap II. Maka, masyarakat akan menerima manfaat dari konektivitas tersebut, baik industri maupun jargas rumah tangga.

    Agar pemanfaatan gas bumi di Indonesia semakin berkelanjutan, PGN tengah mengembangkan LNG Hub di Arun dengan merevitalisasi tangki tua dan membangun tangki baru. Keberadaan LNG Hub Arun akan meningkatkan pemanfaatan LNG, sehingga meningkatkan sumber pasokan gas bumi untuk pelanggan di berbagai sektor. PGN juga tengah menjajaki peluang untuk mengembangkan terminal penerimaan LNG di Jawa.

    Selanjutnya, permintaan yang potensial di wilayah Indonesia bagian Timur didominasi oleh industri, kelistrikan dan smelter. Salah satu proyek yang sedang digarap adalah gasifikasi LNG untuk pembangkit listrik di Papua Utara dan bekerja sama dengan PLN EPI.

    (pgr/pgr)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Tanpa Gembar-gembor, Muhammadiyah Bantaeng Gerak Senyap Bantu Warga

    Tanpa Gembar-gembor, Muhammadiyah Bantaeng Gerak Senyap Bantu Warga

    FAJAR.CO.ID, BANTAENG — Melalui Lembaga Resiliensi Bencana (LRB), Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Bantaeng, menyalurkan bantuan air bersih sebanyak 93.500 liter kepada warga terdampak banjir.

    Berdasarkan informasi yang didapatkan fajar.co.id, sedikitnya lima wilayah di Kecamatan Bantaeng dan Eremerasa yang mendapatkan bantuan air bersih pada Kamis (17/7/2025).

    Masing-masing kelima wilayah itu di antaranya, Jalan Sungai Calendu, Jagong, Sampara, Jalan Lingkar, dan Barayya.

    Wakil Ketua PDM Bantaeng, Iwan Setiawan mengatakan, pihaknya bekerja sama dengan Asia Muslim Charity Foundation (AMCF) dalam penyaluran bantuan tersebut.

    “Bantuan air bersih itu disalurkan sejak Ahad sampai Kamis atau 13 hingga 17 Juli 2025 menggunakan mobil tangki air milik AMCF,” ujar Iwan, Kamis malam.

    Dikatakan Iwan yang juga merupakan Koordinator LRB, kegiatan distribusi air bersih untuk warga Bantaeng dilakukan sebanyak 17 kali, dengan jumlah air satu kali keberangkatan sebanyak 5.500 liter.

    “Satu driver, dan satu pembantu driver, ditambah satu tenaga dari PDAM Bantaeng,” Iwan menuturkan.

    Tambahnya, penyaluran bantuan tersebut berjalan dengan baik berkat keterlibatan berbagai unsur, khususnya kader-kader Muhammadiyah.

    “Mereka mendukung kelancaran distribusi air bersih, mulai dari data penerima, hingga sumbangan materi dalam rangka mendukung kelancaran distribusi,” terangnya.

    “Semoga Allah membalas sumbangsih kita semua dengan pahala yang berlipat,” sambung Iwan.

    Terpisah, Ketua PDM Bantaeng, Samsud Samad, menjelaskan bahwa penyaluran bantuan tersebut merupakan bagian dari realisasi visi organisasi di bidang kebencanaan dan sosial.

  • Ladang Minyak Arab Garapan Negara Eropa Dibombardir, Begini Kondisinya

    Ladang Minyak Arab Garapan Negara Eropa Dibombardir, Begini Kondisinya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dua buah drone bermuatan bahan peledak menghantam tiga ladang minyak di wilayah otonomi Kurdistan Irak pada hari Rabu (16/7/2025). Hal ini terjadi sehari setelah serangan serupa menghentikan operasi di ladang minyak yang dikelola AS.

    Mengutip AFP, ledakan terjadi di dua ladang yang dioperasikan oleh grup Norwegia DNO ASA. Saat ini, operasional kilang telah dihentikan sementara. Kementerian Sumber Daya Alam regional mengatakan serangan terbaru telah menyebabkan “kerusakan signifikan” dan mengecamnya sebagai tindakan “terorisme”.

    “Pada pukul 06.00 dan 06.15, dua drone bermuatan bahan peledak menyerang ladang minyak Peshkabir yang dioperasikan oleh DNO di distrik Zakho,” ungkap layanan kontraterorisme Kurdistan.

    Operator Norwegia tersebut mengatakan pihaknya menghentikan operasinya menyusul ledakan, satu yang melibatkan tangki penyimpanan kecil di Tawke dan yang lainnya melibatkan peralatan pemrosesan permukaan di Peshkabir. Mereka menambahkan bahwa mereka sedang menaksir kerusakan.

    “Pukul 07.00, sebuah pesawat nirawak serupa menyerang ladang minyak Tawke yang dioperasikan DNO di area yang sama,” tambahnya.

    Dalam beberapa minggu terakhir, Kurdistan telah mengalami serangkaian serangan drone yang tidak diklaim. Ini di tengah meningkatnya ketegangan antara pemerintah daerah dan otoritas federal di Baghdad terkait ekspor minyak.

    Serangan serupa pada hari Selasa memaksa perusahaan ASHKN Energy untuk menangguhkan operasi di ladang minyak Sarsang di provinsi Dohuk. Pada Senin, dua pesawat nirawak menghantam ladang minyak Khurmala sementara satu lagi ditembak jatuh di dekat bandara di ibu kota regional Arbil.

    Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas serangan ini. Baghdad telah menjanjikan penyelidikan untuk mengidentifikasi pelakunya. Meski begitu, para politisi yang dekat dengan otoritas Kurdi menyalahkan kelompok pro-Iran atas serangan tersebut, tanpa memberikan bukti.

    Serangan itu juga terjadi di tengah ketegangan yang terus berlanjut antara otoritas regional dan Baghdad terkait kendali atas pendapatan ekspor dari ladang-ladang minyak Kurdistan. Perselisihan hukum dan masalah teknis telah membuat jalur pipa ekspor yang mengalir dari wilayah itu ke Turki ditutup sejak 2023.

    (tps/luc)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Israel Tembaki Alat Vital Bocah-Bocah Palestina di Gaza

    Israel Tembaki Alat Vital Bocah-Bocah Palestina di Gaza

    GELORA.CO –  Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dilaporkan menembaki bocah-bocah Palestina di Jalur Gaza.

    Yang memprihatinkan ialah banyak di antara bocah Gaza itu yang ditembak alat vitalnya.

    Hal itu terungkap setelah seorang dokter asing dan rekannya mengaku menemukan kesamaan luka pada remaja-remaja yang ditembak Israel. Ada bagian tubuh yang diduga memang ditargetkan dalam tembakan itu.

    Dia mengatakan baru-baru ini sejumlah remaja laki-laki dilarikan ke rumah sakit. Mereka semua memiliki kesamaan, yakni ditembak alat vitalnya.

    Dikutip dari Middle East Eye, bocah-bocah itu ditembak di dekat area yang dijadikan tempat penyaluran bantuan.

    Tempat yang seharusnya menjadi zona aman itu malah disebut sebagai “jebakan maut” untuk warga Palestina.

    Belasan tewas karena serangan terbaru Israel

    Pada Senin, (14/7/2025), dilaporkan ada setidaknya ada 19 warga Palestina yang tewas karena serangan udara Israel di seluruh Jalur Gaza.

    Pejabat kesehatan di Rumah Sakit Al-Shifa menyebut ada tiga orang tewas karena serbuan Israel di dekat kampus di selatan Kota Gaza.

    Sementara itu, tenaga kesehatan di Kota Gaza melaporkan ada sembilan orang yang tewas di kota itu, termasuk lima orang di area Al-Saftawi.

    Adapun Rumah Sakit Baptis menyampaikan ada dua orang yang tewas karena serangan di kawasan Shujaiyya.

    Selain itu, Rumah Sakit Al-Awda di Gaza tengah melaporkan satu orang tewas dan beberapa terluka ketika tangki air di kamp pengungsian Nuseirat diserang Israel.

    700 warga Gaza tewas saat mengambil air

    Kantor Informasi Pemerintah Gaza mengatakan pasukan Israel menyerang warga Palestina yang sedang mengisikan air ke tempat penyimpanan air.

    Israel diklaim sudah melakukan 112 pembunuhan dengan total korban mencapai lebih dari 700 orang. Kebanyakan dari mereka masih anak-anak.

    Kantor itu menjuluki serangan itu sebagai bagian dari “perang untuk mengobarkan rasa haus”.

    Lalu, kantor itu meminta masyarakat internasional dan organisasi kemanusiaan untuk segera ikut campur demi menjamin keamanan pendistribusian air untuk warga Gaza.

    Sementara itu, delapan badan di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa tindakan Israel memblokade bantuan bahan bakar bisa membuat rumah sakit, sistem manajemen air, operasional bantuan berhenti.

    “Tanpa bahan bakar yang mencukui, kami mungkin harus menghentikan seluruh operasional kami,” kata badan PBB.

    Milter Israel ingin membuat kota kemanusiaan

    Militer Israel dilaporkan ingin membangun “kota kemanusiaan” di Rafah, Gaza. Menurut Yedioth Ahronoth, pembangunan kota itu diperkirakan bisa memakan biaya hingga sekitar $4 miliar atau sekitar Rp650 miliar.

    Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan keberatan dengan rencana itu.

    Dalam rapat hari Senin kemarin, dia dan beberapa menteri menyebut rencana itu tidak realistis dan bisa memakan waktu hingga setahun.

    Kota kemanusiaan tersebut ditujukan untuk menampung 500.000 pengungsi Palestina. Namun, organisasi kemanusiaan mengkitik pedas dan menyebutnya sebagai kamp konsentrasi.

    Kamp itu dituding digunakan untuk memfasilitasi pengusiran warga Palestina dan pembersihan etnis.

  • Tanda Tanya Siapa Matikan Sakelar Pengendali BBM di Air India

    Tanda Tanya Siapa Matikan Sakelar Pengendali BBM di Air India

    Jakarta

    Insiden jatuhnya pesawat Air India nomor penerbangan 171 yang menewaskan 260 orang pada Juni lalu masih diselidiki. Tim penyelidik menemukan kejanggalan terkait sakelar pengendali bahan bakar pesawat Air India.

    Hanya beberapa detik setelah lepas landas, kedua sakelar pengendali bahan bakar Boeing 787 Dreamliner berusia 12 tahun itu tiba-tiba berpindah ke posisi “mati” sehingga mesin kekurangan bahan bakar dan memicu kehilangan daya. Perpindahan pengendali bahan bakar ke posisi “mati” biasanya hanya dilakukan setelah mendarat.

    Rekaman audio kokpit merekam suara seorang pilot bertanya kepada pilot lainnya mengapa ia “mematikan sakelar”, yang dijawab oleh pilot tersebut bahwa ia tidak melakukannya. Rekaman tersebut tidak menjelaskan siapa yang mengatakan apa. Pada saat lepas landas, kopilot sedang menerbangkan pesawat, sedangkan kapten memantau.

    Sakelar-sakelar tersebut kemudian dinyalakan lagi, yang memicu penyalaan ulang mesin secara otomatis.

    Pada saat pesawat jatuh, diketahui satu mesin mendapatkan kembali daya dorong. Adapun mesin lainnya menyala kembali tetapi belum sempat mendapatkan daya dorong.

    Pesawat Air India dengan nomor penerbangan 171 hanya mengudara kurang dari satu menit sebelum jatuh di permukiman padat di Kota Ahmedabad, India. Peristiwa itu merupakan salah satu bencana penerbangan paling membingungkan di India.

    Para penyelidik sedang menyelidiki puing-puing dan perekam kokpit untuk memahami apa yang salah sesaat setelah pesawat lepas landas. Pesawat tersebut naik hingga 625 kaki dalam cuaca cerah, namun kehilangan data lokasi setelah 50 detik, menurut situs FlightRadar24.

    Laporan awal dari investigasi tersebut yang dipimpin otoritas India dengan beranggotakan para ahli dari Boeing, General Electric, Air India, regulator India, serta peserta dari AS dan Inggris menimbulkan beberapa pertanyaan.

    Penyelidik mengatakan sakelar bahan bakar dilengkapi pengunci tuas. Cara menyalakannya: sakelar harus ditarik ke atas untuk membuka kunci lalu dibalik. Mekanisme ini dirancang untuk mencegah sakelar diaktifkan atau dimatikan secara tidak disengaja, sebuah fitur keselamatan yang sudah ada sejak tahun 1950-an. Braket pelindung juga melindungi sakelar itu dari benturan yang tidak disengaja.

    “Hampir mustahil untuk menarik kedua tombol hanya dengan satu gerakan tangan, dan ini membuat kemungkinan terjadinya kecelakaan tergolong kecil,” ujar seorang investigator kecelakaan udara di Kanada, yang tidak ingin namanya dipublikasikan, kepada BBC.

    Hal inilah yang membuat kasus Air India menonjol.

    Jika salah satu pilot mematikan sakelar, baik disengaja maupun tidak, hal itu “menimbulkan pertanyaan: mengapa?”, kata Shawn Pruchnicki, mantan penyelidik kecelakaan pesawat dan pakar penerbangan di Ohio State University.

    “Apakah itu disengaja, atau karena kebingungan? Kemungkinannya kecil, karena para pilot tidak melaporkan hal yang tidak biasa.

    “Dalam banyak keadaan darurat di kokpit, pilot mungkin menekan tombol yang salah atau membuat pilihan yang salah. Tetapi tidak ada indikasi situasi seperti itu di sini, atau diskusi apa pun yang menunjukkan bahwa sakelar bahan bakar dinyalakan secara tidak sengaja,” katanya.

    “Kesalahan semacam ini biasanya tidak terjadi tanpa masalah yang jelas.”

    Selengkapnya di sini!

    Air India (Foto: BBC World)

    Peter Goelz, mantan direktur pelaksana badan penyelidik kecelakaan transportasi AS (NTSB), mengatakan: “Temuan ini sangat meresahkan, yaitu seorang pilot mematikan sakelar bahan bakar dalam hitungan detik setelah terbang.”

    “Kemungkinan ada lebih banyak informasi di perekam suara kokpit daripada yang dibagikan. Satu pertanyaan seperti ‘mengapa Anda mematikan sakelar?’ saja tidak cukup,” katanya.

    “Fakta yang baru diungkap ini menunjukkan seseorang di kokpit mematikan sakelar itu. Pertanyaannya adalah, siapa, dan mengapa? Kedua sakelar dimatikan lalu dihidupkan kembali dalam hitungan detik.”

    “Perekam suara akan mengungkapkan lebih banyak: apakah pilot yang sedang mengemudikan pesawat yang mencoba menyalakan kembali mesin, atau pilot yang sedang memantau?”

    Para penyelidik yakin perekam suara kokpit dengan audio dari mikrofon pilot, panggilan radio, dan suara kokpit di sekitarnya memegang kunci teka-teki ini.

    “Mereka belum mengidentifikasi [pemilik] suara-suara tersebut, itu yang sangat penting. Biasanya, ketika perekam suara ditinjau, orang-orang yang akrab dengan pilot hadir untuk membantu mencocokkan suara.

    “Sampai sekarang, kami masih belum tahu pilot mana yang mematikan dan menyalakan kembali sakelar itu,” kata Goelz.

    Singkatnya, para penyelidik mengatakan yang diperlukan sekarang adalah identifikasi suara yang jelas, transkrip rekaman suara kokpit lengkap dengan label siapa yang mengatakan apa, serta tinjauan menyeluruh terhadap semua komunikasi sejak pesawat keluar dari gerbang hingga saat jatuh.

    Mereka juga mengatakan hal ini menggarisbawahi perlunya perekam video kokpit, seperti yang direkomendasikan oleh NTSB. Rekaman video akan menunjukkan siapa yang mematikan sakelar bahan bakar.

    Sebelum menaiki pesawat nomor penerbangan 171, baik pilot maupun awak telah lulus uji napas dan dinyatakan layak terbang, menurut laporan tersebut. Para pilot, yang berbasis di Mumbai, telah tiba di Ahmedabad sehari sebelum penerbangan dan telah beristirahat dengan cukup.

    Namun, para penyelidik juga memfokuskan pada satu elemen dalam laporan tersebut.

    Disebutkan bahwa pada Desember 2018, Badan Penerbangan Federal AS mengeluarkan Buletin Informasi Kelaikan Udara Khusus (SAIB) yang menyoroti bahwa beberapa sakelar kontrol bahan bakar Boeing 737 dipasang dengan fitur pengunci dinonaktifkan.

    Meskipun masalah ini telah dicatat, kondisi tersebut tidak dianggap sebagai kondisi tidak aman yang memerlukan Arahan Kelaikan Udara (AD)sebuah peraturan yang dapat ditegakkan secara hukum untuk memperbaiki aspek ketidakamanan pada suatu produk.

    Desain sakelar yang sama digunakan pada pesawat Boeing 787-8, termasuk VT-ANB milik Air India yang jatuh. Karena SAIB bersifat imbauan, Air India tidak melakukan inspeksi yang direkomendasikan.

    Shawn Pruchnicki, mantan penyelidik kecelakaan pesawat, mengaku dirinya bertanya-tanya apakah ada masalah dengan sakelar kontrol bahan bakar.

    “Apa sebenarnya makna [laporan] ini? Apakah artinya dengan sekali tekan, sakelar itu dapat mematikan mesin dan memutus pasokan bahan bakar? Ketika fitur pengunci dinonaktifkan, apa yang sebenarnya terjadi? Mungkinkah sakelar itu otomatis mati dan mematikan mesin? Jika demikian, ini masalah yang sangat serius. Jika tidak, hal itu juga perlu dijelaskan,” paparnya.

    Namun, pakar lain tidak yakin hal itu merupakan masalah utama.

    “Saya belum pernah mendengar tentang hal ini, yang tampaknya merupakan laporan FAA yang tidak terlalu mencolok. Saya juga belum mendengar keluhan [tentang sakelar bahan bakar] dari pilotyang biasanya cepat angkat bicara. Ini patut diteliti karena sudah disebutkan, tetapi mungkin hanya pengalih perhatian,” kata Goelz.

    Kapten Kishore Chinta, mantan penyelidik di Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat Udara India (AAIB), mempertanyakan apakah sakelar tersebut mati karena masalah pada unit kontrol elektronik pesawat.

    “Bisakah sakelar pemutus bahan bakar dipicu secara elektronik oleh unit kontrol elektronik pesawat tanpa gerakan pilot? Jika sakelar pemutus bahan bakar mati secara elektronik, maka itu perlu dikhawatirkan,” katanya kepada BBC.

    Laporan tersebut menyatakan sampel bahan bakar dari tangki pengisian bahan bakar “memuaskan”.

    Para ahli sebelumnya menduga kontaminasi bahan bakar sebagai kemungkinan penyebab kegagalan mesin ganda. Patut dicatat, belum ada peringatan yang dikeluarkan untuk Boeing 787 atau mesin GE GEnx-1B-nya. Kemungkinan kegagalan mekanis dikesampingkan untuk saat ini sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut.

    Laporan tersebut juga menyatakan bahwa Turbin Udara Ram (RAT) pesawat telah mengembang, sebuah tanda yang jelas adanya kegagalan sistem utama dan roda pendaratan ditemukan dalam “posisi turun” atau tidak ditarik.

    RAT, sebuah baling-baling kecil yang memanjang dari bagian bawah Boeing 787 Dreamliner, berfungsi sebagai generator cadangan darurat. RAT secara otomatis menyala saat penerbangan ketika kedua mesin kehilangan daya atau jika ketiga sistem hidrolik mencatat tekanan yang sangat rendah. RAT memasok daya terbatas untuk menjaga sistem penerbangan penting tetap beroperasi.

    “Fakta bahwa Turbin Udara Ram (RAT) menyala sangat mendukung kesimpulan bahwa kedua mesin telah gagal,” kata Pruchnicki.

    Seorang pilot Boeing 787 menjelaskan mengapa ia mengira roda pendaratan tidak ditarik.

    “Akhir-akhir ini, setiap kali saya lepas landas dengan pesawat 787, saya memperhatikan proses penarikan roda pendaratan dengan saksama. Saat tuas roda pendaratan ditarik, ketinggiannya sudah sekitar 200 kaki, dan seluruh proses penarikan roda pendaratan selesai sekitar 400 kaki, total sekitar delapan detik, berkat sistem hidrolik bertekanan tinggi.”

    Pilot tersebut yakin pilot yang menerbangkan pesawat tidak punya waktu untuk berpikir.

    “Ketika kedua mesin mati dan pesawat mulai turun, reaksinya bukan sekadar terkejut, pilot pasti mati rasa. Saat itu, fokus pilot bukan pada roda pendaratan. Pikiran pilot tertuju pada satu hal: jalur penerbangan. ‘Di mana saya bisa mendaratkan pesawat ini dengan aman?’ Dalam kasus ini, ketinggiannya tidak cukup.”

    Penyelidik mengatakan pilot mencoba membuat pesawat kembali mengangkasa, tetapi itu terjadi terlalu cepat.

    “Mesin dimatikan lalu dihidupkan kembali. Para pilot menyadari mesin kehilangan daya dorong – kemungkinan besar mereka menyalakan kembali mesin kiri terlebih dahulu, diikuti oleh mesin kanan,” kata Pruchnicki.

    “Namun, mesin kanan tidak punya cukup waktu untuk kembali menyala, dan daya dorongnya pun tidak mencukupi. Kedua mesin akhirnya berhasil “menyala”, tetapi karena mesin kiri dimatikan terlebih dahulu dan mesin kanan terlambat menyala, hasilnya terlambat.”

    Sanak saudara korban kecelakaan telah menunggu dengan cemas hasil laporan awal.

    Ketika laporan tersebut akhirnya dirilis Sabtu (12/07) pagi di India, Imtiyaz Ali, yang kehilangan saudara laki-laki, ipar perempuan, dan dua anak mereka yang masih kecil, membacanya dengan saksama. Namun, dia kecewa karena laporannya “terdengar seperti deskripsi produk”.

    “Selain percakapan terakhir pilot, tidak ada apa pun di dalamnya yang benar-benar menunjukkan penyebab kecelakaan.”

    Ia berharap detail lebih lanjut akan dipublikasikan dalam beberapa bulan mendatang.

    “Ini penting bagi kami. Kami ingin tahu persis apa yang terjadi. Itu tidak akan mengubah apa pun bagi kami sekarang, kami terus berduka seperti yang telah kami alami sejak hari itu.

    “Tapi setidaknya kami akan mendapatkan beberapa jawaban,” kata Ali.

  • Misteri Rekaman Suara Kokpit Air India: Mengapa Kamu Matikan Sakelar?

    Misteri Rekaman Suara Kokpit Air India: Mengapa Kamu Matikan Sakelar?

    Jakarta

    Tim penyelidik menemukan sesuatu yang misterius dalam investigasi jatuhnya pesawat Air India nomor penerbangan 171 yang menewaskan 260 orang pada Juni lalu.

    Hanya beberapa detik setelah lepas landas, kedua sakelar pengendali bahan bakar Boeing 787 Dreamliner berusia 12 tahun itu tiba-tiba berpindah ke posisi “mati” sehingga mesin kekurangan bahan bakar dan memicu kehilangan daya. Perpindahan pengendali bahan bakar ke posisi “mati” biasanya hanya dilakukan setelah mendarat.

    Rekaman audio kokpit merekam suara seorang pilot bertanya kepada pilot lainnya mengapa ia “mematikan sakelar”, yang dijawab oleh pilot tersebut bahwa ia tidak melakukannya. Rekaman tersebut tidak menjelaskan siapa yang mengatakan apa. Pada saat lepas landas, kopilot sedang menerbangkan pesawat, sedangkan kapten memantau.

    Sakelar-sakelar tersebut kemudian dinyalakan lagi, yang memicu penyalaan ulang mesin secara otomatis.

    Pada saat pesawat jatuh, diketahui satu mesin mendapatkan kembali daya dorong. Adapun mesin lainnya menyala kembali tetapi belum sempat mendapatkan daya dorong.

    Pesawat Air India dengan nomor penerbangan 171 hanya mengudara kurang dari satu menit sebelum jatuh di permukiman padat di Kota Ahmedabad, India. Peristiwa itu merupakan salah satu bencana penerbangan paling membingungkan di India.

    Para penyelidik sedang menyelidiki puing-puing dan perekam kokpit untuk memahami apa yang salah sesaat setelah pesawat lepas landas. Pesawat tersebut naik hingga 625 kaki dalam cuaca cerah, namun kehilangan data lokasi setelah 50 detik, menurut situs FlightRadar24.

    Penyelidik mengatakan sakelar bahan bakar dilengkapi pengunci tuas. Cara menyalakannya: sakelar harus ditarik ke atas untuk membuka kunci lalu dibalik. Mekanisme ini dirancang untuk mencegah sakelar diaktifkan atau dimatikan secara tidak disengaja, sebuah fitur keselamatan yang sudah ada sejak tahun 1950-an. Braket pelindung juga melindungi sakelar itu dari benturan yang tidak disengaja.

    “Hampir mustahil untuk menarik kedua tombol hanya dengan satu gerakan tangan, dan ini membuat kemungkinan terjadinya kecelakaan tergolong kecil,” ujar seorang investigator kecelakaan udara di Kanada, yang tidak ingin namanya dipublikasikan, kepada BBC.

    Hal inilah yang membuat kasus Air India menonjol.

    BBC

    Jika salah satu pilot mematikan sakelar, baik disengaja maupun tidak, hal itu “menimbulkan pertanyaan: mengapa?”, kata Shawn Pruchnicki, mantan penyelidik kecelakaan pesawat dan pakar penerbangan di Ohio State University.

    “Apakah itu disengaja, atau karena kebingungan? Kemungkinannya kecil, karena para pilot tidak melaporkan hal yang tidak biasa.

    “Dalam banyak keadaan darurat di kokpit, pilot mungkin menekan tombol yang salah atau membuat pilihan yang salah. Tetapi tidak ada indikasi situasi seperti itu di sini, atau diskusi apa pun yang menunjukkan bahwa sakelar bahan bakar dinyalakan secara tidak sengaja,” katanya.

    “Kesalahan semacam ini biasanya tidak terjadi tanpa masalah yang jelas.”

    BBC

    Peter Goelz, mantan direktur pelaksana badan penyelidik kecelakaan transportasi AS (NTSB), mengatakan: “Temuan ini sangat meresahkan, yaitu seorang pilot mematikan sakelar bahan bakar dalam hitungan detik setelah terbang.”

    “Kemungkinan ada lebih banyak informasi di perekam suara kokpit daripada yang dibagikan. Satu pertanyaan seperti ‘mengapa Anda mematikan sakelar?’ saja tidak cukup,” katanya.

    “Fakta yang baru diungkap ini menunjukkan seseorang di kokpit mematikan sakelar itu. Pertanyaannya adalah, siapa, dan mengapa? Kedua sakelar dimatikan lalu dihidupkan kembali dalam hitungan detik.”

    “Perekam suara akan mengungkapkan lebih banyak: apakah pilot yang sedang mengemudikan pesawat yang mencoba menyalakan kembali mesin, atau pilot yang sedang memantau?”

    Para penyelidik yakin perekam suara kokpit dengan audio dari mikrofon pilot, panggilan radio, dan suara kokpit di sekitarnya memegang kunci teka-teki ini.

    “Mereka belum mengidentifikasi [pemilik] suara-suara tersebut, itu yang sangat penting. Biasanya, ketika perekam suara ditinjau, orang-orang yang akrab dengan pilot hadir untuk membantu mencocokkan suara.

    “Sampai sekarang, kami masih belum tahu pilot mana yang mematikan dan menyalakan kembali sakelar itu,” kata Goelz.

    Singkatnya, para penyelidik mengatakan yang diperlukan sekarang adalah identifikasi suara yang jelas, transkrip rekaman suara kokpit lengkap dengan label siapa yang mengatakan apa, serta tinjauan menyeluruh terhadap semua komunikasi sejak pesawat keluar dari gerbang hingga saat jatuh.

    Mereka juga mengatakan hal ini menggarisbawahi perlunya perekam video kokpit, seperti yang direkomendasikan oleh NTSB. Rekaman video akan menunjukkan siapa yang mematikan sakelar bahan bakar.

    Sebelum menaiki pesawat nomor penerbangan 171, baik pilot maupun awak telah lulus uji napas dan dinyatakan layak terbang, menurut laporan tersebut. Para pilot, yang berbasis di Mumbai, telah tiba di Ahmedabad sehari sebelum penerbangan dan telah beristirahat dengan cukup.

    Namun, para penyelidik juga memfokuskan pada satu elemen dalam laporan tersebut.

    Air India nomor penerbangan 171 menghantam kawasan permukiman padat penduduk di Ahmedabad. (Getty Images)

    Disebutkan bahwa pada Desember 2018, Badan Penerbangan Federal AS mengeluarkan Buletin Informasi Kelaikan Udara Khusus (SAIB) yang menyoroti bahwa beberapa sakelar kontrol bahan bakar Boeing 737 dipasang dengan fitur pengunci dinonaktifkan.

    Meskipun masalah ini telah dicatat, kondisi tersebut tidak dianggap sebagai kondisi tidak aman yang memerlukan Arahan Kelaikan Udara (AD)sebuah peraturan yang dapat ditegakkan secara hukum untuk memperbaiki aspek ketidakamanan pada suatu produk.

    Desain sakelar yang sama digunakan pada pesawat Boeing 787-8, termasuk VT-ANB milik Air India yang jatuh. Karena SAIB bersifat imbauan, Air India tidak melakukan inspeksi yang direkomendasikan.

    Shawn Pruchnicki, mantan penyelidik kecelakaan pesawat, mengaku dirinya bertanya-tanya apakah ada masalah dengan sakelar kontrol bahan bakar.

    “Apa sebenarnya makna [laporan] ini? Apakah artinya dengan sekali tekan, sakelar itu dapat mematikan mesin dan memutus pasokan bahan bakar? Ketika fitur pengunci dinonaktifkan, apa yang sebenarnya terjadi? Mungkinkah sakelar itu otomatis mati dan mematikan mesin? Jika demikian, ini masalah yang sangat serius. Jika tidak, hal itu juga perlu dijelaskan,” paparnya.

    Namun, pakar lain tidak yakin hal itu merupakan masalah utama.

    “Saya belum pernah mendengar tentang hal ini, yang tampaknya merupakan laporan FAA yang tidak terlalu mencolok. Saya juga belum mendengar keluhan [tentang sakelar bahan bakar] dari pilotyang biasanya cepat angkat bicara. Ini patut diteliti karena sudah disebutkan, tetapi mungkin hanya pengalih perhatian,” kata Goelz.

    Kapten Kishore Chinta, mantan penyelidik di Biro Investigasi Kecelakaan Pesawat Udara India (AAIB), mempertanyakan apakah sakelar tersebut mati karena masalah pada unit kontrol elektronik pesawat.

    “Bisakah sakelar pemutus bahan bakar dipicu secara elektronik oleh unit kontrol elektronik pesawat tanpa gerakan pilot? Jika sakelar pemutus bahan bakar mati secara elektronik, maka itu perlu dikhawatirkan,” katanya kepada BBC.

    Bagian pesawat berada di antara bangunan di Ahmedabad, India, Kamis (12/06). (Reuters)

    Laporan tersebut menyatakan sampel bahan bakar dari tangki pengisian bahan bakar “memuaskan”.

    Para ahli sebelumnya menduga kontaminasi bahan bakar sebagai kemungkinan penyebab kegagalan mesin ganda. Patut dicatat, belum ada peringatan yang dikeluarkan untuk Boeing 787 atau mesin GE GEnx-1B-nya. Kemungkinan kegagalan mekanis dikesampingkan untuk saat ini sambil menunggu penyelidikan lebih lanjut.

    Laporan tersebut juga menyatakan bahwa Turbin Udara Ram (RAT) pesawat telah mengembang, sebuah tanda yang jelas adanya kegagalan sistem utama dan roda pendaratan ditemukan dalam “posisi turun” atau tidak ditarik.

    RAT, sebuah baling-baling kecil yang memanjang dari bagian bawah Boeing 787 Dreamliner, berfungsi sebagai generator cadangan darurat. RAT secara otomatis menyala saat penerbangan ketika kedua mesin kehilangan daya atau jika ketiga sistem hidrolik mencatat tekanan yang sangat rendah. RAT memasok daya terbatas untuk menjaga sistem penerbangan penting tetap beroperasi.

    “Fakta bahwa Turbin Udara Ram (RAT) menyala sangat mendukung kesimpulan bahwa kedua mesin telah gagal,” kata Pruchnicki.

    Seorang pilot Boeing 787 menjelaskan mengapa ia mengira roda pendaratan tidak ditarik.

    “Akhir-akhir ini, setiap kali saya lepas landas dengan pesawat 787, saya memperhatikan proses penarikan roda pendaratan dengan saksama. Saat tuas roda pendaratan ditarik, ketinggiannya sudah sekitar 200 kaki, dan seluruh proses penarikan roda pendaratan selesai sekitar 400 kaki, total sekitar delapan detik, berkat sistem hidrolik bertekanan tinggi.”

    Pilot tersebut yakin pilot yang menerbangkan pesawat tidak punya waktu untuk berpikir.

    “Ketika kedua mesin mati dan pesawat mulai turun, reaksinya bukan sekadar terkejut, pilot pasti mati rasa. Saat itu, fokus pilot bukan pada roda pendaratan. Pikiran pilot tertuju pada satu hal: jalur penerbangan. ‘Di mana saya bisa mendaratkan pesawat ini dengan aman?’ Dalam kasus ini, ketinggiannya tidak cukup.”

    Penyelidik mengatakan pilot mencoba membuat pesawat kembali mengangkasa, tetapi itu terjadi terlalu cepat.

    “Mesin dimatikan lalu dihidupkan kembali. Para pilot menyadari mesin kehilangan daya dorong – kemungkinan besar mereka menyalakan kembali mesin kiri terlebih dahulu, diikuti oleh mesin kanan,” kata Pruchnicki.

    “Namun, mesin kanan tidak punya cukup waktu untuk kembali menyala, dan daya dorongnya pun tidak mencukupi. Kedua mesin akhirnya berhasil “menyala”, tetapi karena mesin kiri dimatikan terlebih dahulu dan mesin kanan terlambat menyala, hasilnya terlambat.”

    Roda pesawat Air India yang jatuh sesaat setelah lepas landas pada Kamis (12/06). (Getty Images)

    Sanak saudara korban kecelakaan telah menunggu dengan cemas hasil laporan awal.

    Ketika laporan tersebut akhirnya dirilis Sabtu (12/07) pagi di India, Imtiyaz Ali, yang kehilangan saudara laki-laki, ipar perempuan, dan dua anak mereka yang masih kecil, membacanya dengan saksama. Namun, dia kecewa karena laporannya “terdengar seperti deskripsi produk”.

    “Selain percakapan terakhir pilot, tidak ada apa pun di dalamnya yang benar-benar menunjukkan penyebab kecelakaan.”

    Ia berharap detail lebih lanjut akan dipublikasikan dalam beberapa bulan mendatang.

    “Ini penting bagi kami. Kami ingin tahu persis apa yang terjadi. Itu tidak akan mengubah apa pun bagi kami sekarang, kami terus berduka seperti yang telah kami alami sejak hari itu.

    “Tapi setidaknya kami akan mendapatkan beberapa jawaban,” kata Ali.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kecelakaan Beruntun di Depan RS Abdul Moeloek Bandar Lampung, Truk BBM Diduga Alami Rem Blong

    Kecelakaan Beruntun di Depan RS Abdul Moeloek Bandar Lampung, Truk BBM Diduga Alami Rem Blong

    Ridho menuturkan, insiden bermula saat truk tangki Fuso Hino warna biru dengan nomor polisi BE 9728 CB, yang dikemudikan oleh seorang pria berinisial AK, melaju dari arah Jalan Kartini menuju Rajabasa.

    Setibanya di kawasan lampu merah depan RS Abdul Moeloek, kondisi jalan tengah padat karena sejumlah kendaraan sedang berhenti menunggu lampu hijau.

    “Saat sopir truk hendak mengerem, diduga remnya tidak berfungsi. Sopir sempat membanting setir ke kanan untuk menghindari tabrakan, namun justru menabrak beberapa kendaraan di depannya secara beruntun,” tuturnya.

    Kecelakaan tersebut melibatkan lima kendaraan lain, yakni: Toyota Avanza dengan nomor polisi B 1607 SRF, Toyota Calya BE 1288 AAL, Toyota Dyna BE 8033 OY, Toyota Avanza BE 1078 CE dan Toyota Avanza BE 1676 AAT.

    Meski seluruh kendaraan mengalami kerusakan, tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Sopir truk, AK, saat ini tengah dimintai keterangan oleh penyidik di Satlantas Polresta Bandar Lampung untuk proses lebih lanjut. 

    “Mobil fuso yang terlibat kecelakaan telah diamankan di Subsektor Rajabasa sebagai barang bukti,” tutup dia.

  • Marak Kecurangan di SPBU, Kemendag Gandeng BPH Migas Awasi Alat Ukur BBM

    Marak Kecurangan di SPBU, Kemendag Gandeng BPH Migas Awasi Alat Ukur BBM

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (Dirjen PKTN) dan BPH Migas menandatangani kesepakatan bersama tentang pengawasan terhadap distribusi BBM dan gas bumi.

    Kerja sama ini khususnya untuk mengawasi alat ukur, alat takar, alat timbang, dan alat perlengkapan (UTTP) dalam pendistribusian BBM dan gas bumi melalui pipa pada kegiatan usaha hilir minyak dan gas bumi atau SPBU.

    Dirjen PKTN Moga Simatupang mengatakan kesepakatan bersama ini tidak hanya merupakan upaya penegakan hukum, tetapi juga wujud komitmen pemerintah dalam melindungi konsumen agar memperoleh BBM dan gas bumi sesuai haknya.

    Pihaknya pun terus berupaya memperkuat perlindungan konsumen dan penegakan hukum di bidang metrologi legal dengan menjamin akurasi takaran dan volume dalam transaksi.  

    “Keakuratan alat ukur menjadi kunci utama dalam menjamin keadilan transaksi antara penyedia dan pengguna energi. Untuk itu, pengawasan yang konsisten merupakan bentuk perlindungan nyata kepada konsumen,” ujar Moga melalui keterangan resmi dikutip Minggu (13/7/2025).

    Dia menuturkan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya pengawasan dan pembinaan terhadap pelaku usaha SPBU yang terbukti melakukan pelanggaran, termasuk praktik pengurangan volume yang merugikan konsumen.

    “Untuk itu, mekanisme pengawasan yang terintegrasi sangat diperlukan agar praktik-praktik yang merugikan konsumen seperti pengurangan volume BBM tidak terjadi lagi ke depannya,” ucap Moga.

    Dia merinci, Ditjen PKTN telah menangani 19 kasus tindak pidana di bidang metrologi legal terkait pelanggaran penggunaan pompa ukur BBM dan tangki ukur mobil BBM.

    Menurutnya, seluruh kasus tersebut tersebar di sejumlah provinsi, mulai dari Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Barat, Bali, Sumatra Utara, Kepulauan Riau, hingga Banten. Seluruhnya telah berkekuatan hukum tetap.

    Moga pun menegaskan pentingnya keselarasan antara praktik di lapangan dengan regulasi yang berlaku di bidang metrologi legal.

    “Dengan kerja sama ini, alat ukur, takar, timbang,dan perlengkapannya, serta pipa hilir dan minyak gas bumi diharapkan dapat sesuai dengan aturan alat ukur takar timbangan sebagaimana diatur dalam perundang-undangan,” ungkap Moga.

    Sementara itu, Kepala BPH Migas Erika Retnowati menyampaikan bahwa kerja sama ini menjadi bagian dari upaya memperkuat pengawasan distribusi energi secara menyeluruh. Untuk itu, BPH Migas juga melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk Ditjen PKTN Kemendag yang memiliki kewenangan dalam metrologi legal.

    Erika berharap, pengawasan bersama ini dapat memberikan jaminan bagi masyarakat untuk mendapatkan BBM dan gas bumi sesuai dengan yang dibayarkan.

    Kerja sama antara Ditjen PKTN dan BPH Migas bukanlah hal baru. Pada 2016–2019, Ditjen PKTN dan BPH Migas juga telah menjalin kemitraan serupa dalam pengawasan alat ukur BBM.  

    Melalui kesepakatan terbaru ini, kedua pihak sepakat untuk meningkatkan koordinasi dalam pelaksanaan pengawasan dan penegakan hukum di lapangan.

    Sebagai langkah konkret, Ditjen PKTN dan BPH Migas akan menyusun perjanjian kerja sama (PKS) teknis dalam waktu tiga bulan ke depan. PKS tersebut akan mengatur berbagai aspek pelaksanaan, di antaranya pertukaran data dan/atau informasi, sosialisasi dan penyampaian informasi, peningkatan kompetensi SDM, pengawasan, dan hal-hal lain yang disepakati.

  • 5
                    
                        Memburu Riza Chalid Tersangka Korupsi Pertamina, Dicekal tetapi Diduga Sudah Tak di Indonesia
                        Nasional

    5 Memburu Riza Chalid Tersangka Korupsi Pertamina, Dicekal tetapi Diduga Sudah Tak di Indonesia Nasional

    Memburu Riza Chalid Tersangka Korupsi Pertamina, Dicekal tetapi Diduga Sudah Tak di Indonesia
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –

    Kejaksaan Agung
    (Kejagung) telah menetapkan seorang pengusaha minyak, Mohammad
    Riza Chalid
    , sebagai tersangka dalam kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam tata kelola minyak mentah dan produk kilang pada PT Pertamina (Persero) tahun 2018-2023.
    Ia menjadi satu dari sembilan tersangka yang ditetapkan Kejagung pada Kamis (10/7/2025).
    Mereka adalah AN selaku Vice President Supply dan Distribusi PT Pertamina; HB selaku Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina; dan TN selaku VP Integrated Supply Chain.
    Lalu, DS selaku VP Crude and Trading PT Pertamina tahun 2019-2020; AS selaku Direktur Gas Petrochemical Pertamina International Shipping; dan HW selaku VP Integrated Supply Chain tahun 2019-2020.
    Kemudian, MH selaku Business Development Manager PT Trafigura tahun 2019-2021; dan IP selaku Business Development Manager PT Mahameru Kencana Abadi.
    Sayangnya, ia belum bisa ditangkap lantaran statusnya masih buron.
    Kini, pihak kejaksaan masih mencari keberadaan Riza Chalid.
    Riza Chalid menjadi satu-satunya tersangka yang keberadaannya tidak diketahui.
    Sedangkan delapan dari sembilan tersangka lainnya sudah diamankan Kejagung.
    Delapan tersangka lainnya langsung ditahan Kejaksaan Agung selama 20 hari ke depan sejak Kamis (10/7/2025) untuk kepentingan penyidikan.
    Adapun penetapan sembilan tersangka baru ini menjadi lanjutan dari sembilan tersangka lain yang sudah ditetapkan lebih dulu.
    Sembilan tersangka ini adalah Riva Siahaan (RS) selaku Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga; Sani Dinar Saifuddin (SDS) selaku Direktur Feedstock dan Product Optimization PT Kilang Pertamina Internasional; Yoki Firnandi (YF) selaku Direktur Utama PT Pertamina International Shipping; Agus Purwono (AP) selaku VP Feedstock Management PT Kilang Pertamina Internasional; Maya Kusmaya (MK) selaku Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga; dan Edward Corne (EC) selaku VP Trading Operations PT Pertamina Patra Niaga.
    Kemudian, Muhammad Kerry Andrianto Riza (MKAR) selaku beneficial owner PT Navigator Khatulistiwa; Dimas Werhaspati (DW) selaku Komisaris PT Navigator Khatulistiwa sekaligus Komisaris PT Jenggala Maritim; dan Gading Ramadhan Joedo (GRJ) selaku Komisaris PT Jenggala Maritim dan Direktur Utama PT Orbit Terminal Merak.
    Atas status tersangkanya, Kejagung mengumumkan pencekalan terhadap Riza Chalid.
    Sayangnya, Riza diduga tidak lagi berada di wilayah Indonesia.
    “Yang bersangkutan, (MRC) adalah Beneficial Owner PT Orbit Terminal Merak. Jadi, dia sekarang keberadaannya diduga tidak di dalam Indonesia,” ujar Direktur Penyidikan Kejaksaan Agung, Abdul Qohar, saat konferensi pers di Lobi Gedung Bundar Jampidsus Kejagung, Jakarta, Kamis (10/7/2025).
    Riza bahkan tidak pernah hadir ketika Kejagung memanggilnya sebagai saksi sebanyak tiga kali.
    Sejak penyidikan kasus bergulir, pengusaha minyak itu tidak pernah menampakkan batang hidungnya di Kejagung.
    Riza Chalid kemudian diduga berada di Singapura.
    “Khusus MRC, selama tiga kali berturut-turut dipanggil dengan patut, tidak hadir, berdasarkan informasi, yang bersangkutan tidak tinggal di dalam negeri,” lanjutnya.
    Karena tak pernah hadir setiap kali dipanggil, Kejagung menilai Riza Chalid sudah lama tidak berada di Indonesia.
    Artinya, ia tidak lagi di Indonesia sebelum dicekal dan menjadi tersangka.
    Sebelumnya pada Juni 2025, Kejagung memang masih terus memonitor keberadaan Riza karena belum diperiksa dalam kasus korupsi tata kelola minyak mentah tersebut.
    Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejagung, Harli Siregar, mengatakan, penyidik memonitor Riza Chalid melalui berbagai cara dan sarana.
    “Kita monitor dengan berbagai sarana, dengan berbagai kerja sama,” kata Harli di Gedung Penkum Kejaksaan Agung, Jakarta, pada 5 Juni 2025.
    Kejaksaan Agung (Kejagung) menyatakan telah berkoordinasi dengan perwakilan Kejaksaan RI di Singapura.
    Kejagung juga menggandeng Kementerian Imigrasi untuk melacak keberadaannya mengingat statusnya masuk daftar cekal.
     
    “Karena yang bersangkutan sudah masuk dalam daftar cekal, kita berkoordinasi dengan instansi terkait, termasuk dengan pihak imigrasi yang mengurusi lalu lintas perjalanan orang ke dalam dan ke luar negeri,” ujar Harli, kemarin.
    Tak cuma itu, penyidik sudah mengambil sejumlah langkah hukum untuk mencari tahu keberadaan Riza Chalid.
    Namun, penyidik masih akan mengupayakan agar Riza dapat segera ditangkap dan diboyong ke Indonesia.
    Di sisi lain, penyidik masih menunggu iktikad baik Riza dalam memenuhi panggilan pemeriksaan.
    “Apakah yang bersangkutan akan dinyatakan dalam daftar pencarian orang atau tidak, tergantung pada nanti proses pemanggilan yang akan disampaikan kepada yang bersangkutan sebagai tersangka,” jelasnya.
    Riza Chalid merupakan Beneficial Owner PT Tangki Merak dan PT Orbit Terminal Merak.
    Ia adalah ayah dari salah satu tersangka kasus korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang di Pertamina, Muhammad Kerry Andrianto Riza (MKAR).
    Kerry ditetapkan tersangka selaku beneficial owner PT Navigator Khatulistiwa pada 27 Februari 2025 lalu.
    Riza disebut bersepakat dengan tiga tersangka lain untuk menyewakan terminal Bahan Bakar Minyak (BBM) Tangki Merak.
    Tiga tersangka itu, yakni Vice President Supply dan Distribusi Kantor Pusat PT Pertamina tahun 2011-2015 Alfian Nasution (AN); Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina tahun 2014 Hanung Budya (HB); dan Direktur Utama PT Orbit Terminal Merak serta Komisaris PT Jenggala Maritim Nusantara, Gading Ramadhan Joedo (GRJ).
    “Melakukan perbuatan secara bersama-sama dengan tersangka HB, AN, dan GRJ secara melawan hukum untuk menyepakati penyewaan Terminal BBM Tangki Merak,” jelas Qohar.
    Padahal, menurut Qohar, PT Pertamina belum membutuhkan tambahan penyimpanan stok BBM.
    Selain itu, ketiganya diduga menghilangkan skema kepemilikan aset Terminal BBM Merak dalam kontrak kerja sama, serta menetapkan harga kontrak yang tinggi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mesin 125 Cc, Konsumsi BBM 54 Km/L

    Mesin 125 Cc, Konsumsi BBM 54 Km/L

    Jakarta

    Yamaha Vinoora 125 telah meluncur untuk konsumen Taiwan. Skuter matik (skutik) bertampang ‘nyeleneh’ tersebut punya sejumlah kelebihan, mulai dari fiturnya yang lumayan hingga konsumsi BBM yang irit!

    Dilansir dari Greatbiker, Jumat (11/7), Yamaha Vinoora 125 merupakan skutik entry level yang ditujukan khusus untuk konsumen perkotaan. Itulah mengapa, tunggangan tersebut punya dimensi mungil dan mesin yang terbilang kecil.

    Meski untuk konsumen pemula, namun Yamaha Vinoora 125 dibanderol cukup mahal di Taiwan. Konsumen setempat yang berminat membelinya harus menyiapkan mahar NT$ 72 ribu atau sekira Rp 40 jutaan.

    Nah, biar kenal lebih dekat, berikut kami rangkum spesifikasi Yamaha Vinoora 125 yang dipasarkan di Taiwan.

    Spesifikasi Yamaha Vinoora 125

    Tampang

    Yamaha Vinoora 125. Foto: Doc. Yamaha Taiwan

    Yamaha Vinoora 125 mengusung konsep ‘Newtro Fashion’ yang menyatukan dua nuansa berbeda, yakni retro dan modern. Kendaraan tersebut ditujukan untuk konsumen muda yang ingin terlihat berbeda saat berada di jalan raya.

    Pabrikan membekalinya dengan wajah oval dan headlamp bulat yang mirip sepasang mata. Bahkan, ada yang bilang, desain tersebut menyerupai karakter Minions. Sementara spakbor depannya yang gemuk dibuat terhubung dengan bagian muka.

    Meski wajah motor tersebut terbilang aneh dan tak biasa, namun pabrikan memberi sentuhan futuristis di bagian tengah hingga ke belakang. Bahkan, jika melihat bagian lampu belakang, jok, hingga aksen bodi samping, kita akan menemukan nuansa skuter listrik khas jenama garpu tala.

    Mesin

    Yamaha Vinoora 125. Foto: Doc. Yamaha Taiwan

    Yamaha Vinoora menggunakan jantung mekanis yang sama seperti Yamaha Limi dan Axis Z, yakni mesin Bluecore 125cc bersilinder tunggal dengan muntahan tenaga 8,2 dk dan torsi 9,7 Nm. Sementara konsumsi bahan bakarnya 54,6 kilometer per liter.

    Fitur

    Yamaha Vinoora 125. Foto: Doc. Yamaha Taiwan

    Yamaha Vinoor 125 kini mendapat beberapa tambahan fitur, misalnya seperti Smart Key system dengan voice-activated vehicle location function. Sehingga, mencari kendaraan yang sedang terparkir menjadi lebih mudah. Kemudian ada penyempurnaan juga di area bukaan bagasi.

    Selain itu, fitur lain tetap dipertahankan, seperti pencahayaan full-LED, panel instrumen digital, soket pengisian daya ponsel, sistem nirkunci pintar (smart keyless), bagasi super lega dan lubang tangki BBM yang terpasang di dekat dasbor.

    (sfn/lth)