kab/kota: Tangki

  • Untung Rugi SPBU Swasta Impor Bahan Baku BBM Lewat Pertamina

    Untung Rugi SPBU Swasta Impor Bahan Baku BBM Lewat Pertamina

    Bisnis.com, JAKARTA — Pelaku usaha SPBU swasta seperti Shell, BP, dan Vivo sepakat untuk membeli bahan baku BBM atau base fuel dari Pertamina imbas pasokan habis. Langkah ini pun membawa keuntungan dan kerugian bagi pihak terkait.

    Base fuel merupakan bahan bakar murni atau dasar yang belum dicampur dengan aditif, sehingga menjadi bahan dasar yang kemudian dapat diproses lebih lanjut oleh SPBU swasta atau Pertamina. Adapun pengolahan dilakukan untuk menghasilkan bahan bakar yang memiliki standar dan karakteristik tertentu.

    Adapun kesepakatan membeli base fuel Pertamina itu tak lepas dari kelangkaan BBM di SPBU swasta. Kelangkaan BBM di SPBU swasta terjadi lantaran stok yang diberikan pemerintah telah habis sebelum akhir tahun.

    Direktur Eksekutif Pusat Studi Hukum Energi dan Pertambangan (PUSHEP) Bisman Bhaktiar menilai bahwa keputusan SPBU swasta itu merupakan langkah moderat untuk menangani solusi jangka pendek. Menurutnya, hal itu perlu diambil agar SPBU swasta tak berhenti beroperasi.

    “Ini langkah moderat yang memang harus diambil daripada lama SPBU swasta kosong BBM dan berhenti beroperasi. Jika [SPBU swasta] setop operasi justru risiko ekonomi lebih besar,” kata Bisman kepada Bisnis, Sabtu (20/9/2025).

    Dia pun menyebut keputusan membeli base fuel dari Pertamina memiliki sisi positif dan negatif. Keuntungannya, impor bahan baku BBM bisa menjadi bagian dari cara mengatur neraca perdagangan dengan negara pengekspor. Dia menambahkan kontrol pemerintah terhadap ketersediaan dan harga BBM akan lebih terjamin. Bisman menyebut, hal ini juga wujud penguasaan total atas tata kelola hilir migas yang bisa juga menjaga keamanan energi nasional.  

    “Ini tentunya akan makin menguatkan dominasi BUMN atas perniagaan BBM,” katanya.

    Di sisi lain, dia mengakui seolah-olah SPBU swasta menjadi cabang Pertamina sehingga masyarakat memiliki pilihan produk BBM yang lebih terbatas. Sebagai contoh, dia menyebut perbedaan harga menjadi kian tipis. 

    “Bisa jadi impor oleh SPBU swasta bisa lebih efisien,” katanya. 

    Sementara itu, Praktisi Migas Hadi Ismoyo berpendapat keputusan SPBU swasta membeli base fuel Pertamina bukan langkah ideal. Namun, ini jadi tengah untuk memenuhi kebutuhan BBM di Tanah Air.

    Mantan sekjen Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI) itu menuturkan, kesepakatan antara SPBU swasta dan Pertamina masih menyisakan pekerjaan rumah (PR). Ini khususnya untuk memastikan agar produk akhir BBM tetap sesuai spesifikasi di perusahaan swasta masing-masing.

    “Model bisnis selama ini swasta langsung impor dari luar. Apakah mereka punya fasilitas blending (pencampuran) di dalam negeri?” kata Hadi.

    Dia juga menyoroti dampak kebijakan ini terhadap harga jual produk BBM di tangan konsumen. Alasannya, dia berujar, Pertamina harus mendapat margin dalam transaksi dengan pelaku usaha SPBU swasta.

    Kesepakatan SPBU Swasta dengan Pertamina

    Kesepakatan SPBU swasta seperti Shell, BP, dan Vivo membeli base fuel dari Pertamina pertama kali diungkapkan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (19/9/2025) sore.

    Bahlil mengatakan, pemerintah telah memberikan tambahan kuota 2025 kepada SPBU swasta sebesar 10% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Dengan begitu, kuota BBM SPBU swasta pada tahun ini mencapai 110%.

    Namun dalam perjalanannya, jatah SPBU swasta itu habis sebelum akhir tahun. Sebagai gantinya, Bahlil meminta SPBU swasta berkolaborasi dengan Pertamina lantaran perusahaan pelat merah itu masih memiliki stok dan jatah impor.

    “Mereka [SPBU swasta] setuju dan memang harus setuju untuk kolaborasi dengan Pertamina. Syaratnya adalah harus berbasis base fuel ya. Artinya belum dicampur-campur,” ucap Bahlil.

    Bahlil lantas mengatakan, SPBU swasta kelak bakal mengolah kembali base fuel dari Pertamina sesuai dengan standar masing-masing perusahaan.

    “Jadi produknya saja nanti dicampur di masing-masing tangki di SPBU masing-masing dan ini juga sudah disetujui,” katanya.

    Dia mengatakan, Pertamina bakal melakukan impor base fuel yang selanjutnya dibeli SPBU swasta. Dia pun mengimbau agar pemilik jaringan SPBU swasta dan Pertamina bisa menyepakati harga yang ideal dalam jual beli tersebut. Alasannya, transaksi antara perusahaan minyak itu bakal dilakukan secara business to business (B2B). Dia juga belum bisa menyebut berapa volume yang ditentukan karena akan dibicarakan antara perusahaan saja.

    “Kami ingin swasta maupun Pertamina harus sama-sama cengli,” tuturnya.

    Mantan ketua umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) itu menambahkan bahwa, dalam transaksi antara perusahaan minyak itu segera rampung. Menurutnya, base fuel itu bisa sampai di Indonesia paling lambat dalam tujuh hari. Dengan begitu, dia memastikan stok BBM di SPBU swasta bisa kembali normal dalam sepekan ke depan.

    “Yang penting tujuh hari barang sudah tiba di Indonesia,” katanya.

  • Demi Saingi Shell Cs, Bahlil Minta Pertamina Tingkatkan Mutu-Kualitas

    Demi Saingi Shell Cs, Bahlil Minta Pertamina Tingkatkan Mutu-Kualitas

    Jakarta

    Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia meminta Pertamina mampu meningkatkan kualitas dan mutu layanan untuk bersaing ketat dengan SPBU swasta seperti Shell, VIVO dan kawan-kawan.

    Bahkan, Bahlil mengaku, permintaan tersebut telah disampaikan langsung ke petinggi Pertamina. Fokusnya memang seputar kualitas pelayanan.

    “Saya sudah minta kepada Pak Simon (Direktur Utama Pertamina), agar memperbaiki pelayanan, memperbaiki kualitas pelayanan, dan meningkatkan mutu pelayanan. Agar betul-betul Pertamina juga bisa kompetitif dengan swasta yang lain,” ujar Bahlil, dikutip dari Antaranews, Sabtu (20/9).

    SPBU Pertamina. Foto: Dok. Pertamina

    Di kesempatan yang sama, Bahlil juga mengklaim, SPBU swasta telah bersedia membeli bahan bakar minyak (BBM) murni dari Pertamina. Namun, syaratnya, ‘bahan mentah’ tersebut benar-benar murni alias tak dicampur-campur.

    “Syaratnya adalah harus berbasis Base fuel, artinya belum dicampur-campur. Jadi barangnya itu ibarat bikin the,” ujar Bahlil di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, dikutip dari detikFinance, Sabtu (20/9).

    “Tadi Dirjen saya menjelaskan, kalau yang awalnya itu Pertamina mau jual sudah jadi teh. Tapi sekarang mereka bilang jangan teh katanya, air panas saja. Jadi produknya saja nanti dicampur di masing-masing tangki di SPBU masing-masing. Dan ini juga sudah disetujui, ini solusi,” tambahnya.

    Kemudian, lanjut Bahlil, syarat berikutnya adalah harus ada joint surver yang sama-sama disetuji Pertamina maupun SPBU swasta. Hal ini menyangkut kualitas bahan bakar murninya.

    “Agar tidak ada dusta diantara kita menyangkut kualitas, juga disepakatkan untuk melakukan dengan joint surveyor. Jadi barang belum berangkat, ada surveyor yang sama-sama disetujui di sana untuk dilakukan,” tuturnya.

    Bukan hanya itu, menurut Bahlil, syarat lainnya terkait harga jual. Bahlil meminta semuanya harus adil, sehingga tidak ada yang dirugikan.

    “Menyangkut dengan harga. Kita ingin, pemerintah ingin, sekalipun Pertamina yang diberikan tugas, tetapi kita juga ingin harus fair. Nggak boleh ada yang dirugikan. Kita ingin swasta maupun Pertamina harus sama-sama cengli,” kata dia.

    (sfn/lth)

  • Akhir Krisis BBM Swasta, Shell hingga Vivo Sepakat Beli dari Pertamina

    Akhir Krisis BBM Swasta, Shell hingga Vivo Sepakat Beli dari Pertamina

    Bisnis.com, JAKARTA — Polemik kelangkaan stok BBM di SPBU swasta akhirnya berakhir. Pengusaha SPBU swasta seperti Shell, BP, dan Vivo sepakat membeli BBM murni atau base fuel dari Pertamina. 

    Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan, pemerintah telah memberikan tambahan kuota impor 2025 kepada SPBU swasta sebesar 10% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Dengan begitu, kuota impor BBM SPBU swasta pada tahun ini mencapai 110%.

    Namun, dalam perjalanannya, jatah SPBU swasta itu habis sebelum akhir tahun. Sebagai gantinya, Bahlil meminta SPBU swasta berkolaborasi dengan Pertamina lantaran perusahaan pelat merah itu masih memiliki stok dan jatah impor.

    “Mereka [SPBU swasta] setuju dan memang harus setuju untuk kolaborasi dengan Pertamina. Syaratnya adalah harus berbasis base fuel ya. Artinya, belum dicampur-campur,” ucap Bahlil dalam konferensi pers di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Jumat (19/9/2025).

    Base fuel merupakan bahan bakar murni atau dasar yang belum dicampur dengan aditif sehingga menjadi bahan dasar yang kemudian dapat diproses lebih lanjut oleh SPBU swasta atau Pertamina. Adapun, pengolahan dilakukan untuk menghasilkan bahan bakar yang memiliki standar dan karakteristik tertentu.

    Bahlil lantas mengatakan, SPBU swasta kelak bakal mengolah kembali base fuel dari Pertamina sesuai dengan standar masing-masing perusahaan.

    “Jadi produknya saja nanti dicampur di masing-masing tangki di SPBU masing-masing dan ini juga sudah disetujui,” ucap Bahlil.

    Dia mengatakan, Pertamina bakal melakukan impor base fuel yang selanjutnya dibeli SPBU swasta. Dia pun mengimbau antara SPBU swasta dan Pertamina bisa menyepakati harga yang ideal dalam jual beli tersebut.

    Pasalnya, transaksi antara perusahaan minyak itu bakal dilakukan secara business to business (B2B). Dia juga belum bisa menyebut berapa volume yang ditentukan. Sebab, hal itu akan dibicarakan antara perusahaan saja.

    “Kita juga ingin harus fair. Enggak boleh ada yang dirugikan. Kita ingin swasta maupun Pertamina harus sama-sama cengli,” tutur Bahlil.

    Bahlil menambahkan bahwa dalam transaksi antara perusahaan minyak itu segera rampung. Pasalnya, kesepakatan sudah dibuat sejak hari ini.

    Menurutnya, base fuel itu bisa sampai di Indonesia paling lambat dalam 7 hari. Dengan begitu, dia memastikan stok BBM di SPBU swasta bisa kembali normal dalam sepekan ke depan.

    “Yang penting 7 hari barang sudah tiba di Indonesia,” kata Bahlil.

    4 Kesepakatan Pertamina, Shell, BP, dan Vivo

    Menteri ESDM Bahlil Lahadalia mengumpulkan Pertamina, Shell, BP, dan Vivo terkait kelangkaan stok BBM di SPBU swasta dan menghasilkan empat kesepakatan.

    Pertama, Shell, BP, dan Vivo sepakat membeli BBM murni atau base fuel dari Pertamina. Base fuel merupakan bahan bakar murni atau dasar yang belum dicampur dengan aditif sehingga menjadi bahan dasar yang kemudian dapat diproses lebih lanjut oleh SPBU swasta atau Pertamina.

    Adapun, pengolahan dilakukan untuk menghasilkan bahan bakar yang memiliki standar dan karakteristik tertentu.

    Bahlil mengatakan, pemerintah telah memberikan tambahan kuota impor BBM pada 2025 kepada SPBU swasta sebesar 10% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Dengan begitu, kuota impor BBM SPBU swasta pada tahun ini mencapai 110%.

    Namun, dalam perjalanannya, jatah SPBU swasta itu habis sebelum akhir tahun. Sebagai gantinya, Bahlil meminta SPBU swasta berkolaborasi dengan Pertamina lantaran perusahaan pelat merah itu masih memiliki stok dan jatah impor.

    “Mereka [SPBU swasta] setuju dan memang harus setuju untuk kolaborasi dengan Pertamina. Syaratnya adalah harus berbasis base fuel ya. Artinya belum dicampur-campur,” ucap Bahlil dalam konferensi pers di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Jumat (19/9/2025).

    Bahlil lantas mengatakan, SPBU swasta kelak bakal mengolah kembali base fuel dari Pertamina sesuai dengan standar masing-masing perusahaan.

    “Jadi produknya saja nanti dicampur di masing-masing tangki di SPBU masing-masing dan ini juga sudah disetujui,” ucap Bahlil.

    Kedua, Pertamina dan para pelaku usaha SPBU swasta sepakat melakukan joint survey atau survei bersama. Artinya, para pelaku usaha SPBU itu menunjuk satu surveyor untuk mengecek kualitas BBM yang diimpor.

    Ketiga, Pertamina dan SPBU swasta harus sama-sama menyepakati harga jual beli base fuel secara adil. Bahlil mengatakan, Pertamina bakal melakukan impor base fuel yang selanjutnya dibeli SPBU swasta.

    Dia pun mengimbau antara SPBU swasta dan Pertamina bisa menyepakati harga yang ideal dalam jual beli tersebut. Pasalnya, transaksi antara perusahaan minyak itu bakal dilakukan secara business to business (B2B). Dia juga belum bisa menyebut berapa volume yang ditentukan. Sebab, hal itu akan dibicarakan antara perusahaan saja.

    “Kita ingin swasta maupun Pertamina harus sama-sama cengli. Harus semua terbuka dan sudah disetujui juga terjadi open book,” tutur Bahlil.

    Keempat, stok BBM di SPBU swasta seperti Shell, BP, hingga Vivo kembali normal dalam 7 hari ke depan.

    “Kalau ditanya mulai kapan? Ini berjalan mulai hari ini sudah dibicarakan. Nanti habis ini lanjutkan dengan rapat teknis [kebutuhan] stoknya. Kemudian, insyaallah paling lambat 7 hari barang sudah bisa masuk di Indonesia,” ucap Bahlil.

    Pertamina Bantah Manfaatkan Situasi

    Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri menyebut pihaknya tidak akan memanfaatkan situasi kelangkaan BBM di sejumlah SPBU swasta untuk mencari keuntungan dengan solusi kesepakatan impor.

    Sebagaimana diketahui, pemerintah sepakat dengan sejumlah perusahaan swasta yang menjalankan bisnis SPBU untuk mengisi ketersediaan BBM. Caranya dengan melakukan impor melalui Pertamina dan didistribusikan ke swasta dalam bentuk base fuel, atau bahan bakar dengan kadar oktan murni tanpa campuran aditif.

    Simon menyebut mekanisme impor BBM oleh Pertamina sekaligus penjualannya ke berbagai SPBU swasta itu akan dilakukan secara terbuka dan open book. Pihaknya akan melihat apa saja biaya yang muncul untuk memenuhi ketersediaan BBM di dalam negeri, kemudian diatur mekanisme kontrak dengan skema business-to-business (B2B).

    “Yang pasti jangan sampai membebankan dan nanti harga ke konsumen jadi lebih tinggi. Jadi, kita harapkan harga ke konsumen tidak berubah. Pertamina juga tidak memanfaatkan situasi ini dan tidak mencari keuntungan di sini,” jelasnya usai menghadiri pertemuan dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (19/9/2025).

    Pertamina, kata Simon, memiliki mandat untuk menjaga ketahanan energi sekaligus meningkatkan lifting minyak kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) lainnya. Dia mengatakan bahwa mekanisme impor base fuel itu merupakan solusi yang disepakati ESDM dan swasta.

    Sebelum dipanggil Presiden ke Istana pada sore hari, Dirut Pertamina sejak November 2024 itu turut menghadiri konferensi pers bersama Menteri ESDM Bahlil Lahadalia serta distributor BBM swasta di kantor Kementerian ESDM. 

    Setibanya di Istana setelah dari kantor ESDM, Simon mempertegas kembali pernyataan Bahlil bahwa BUMN yang dipimpinnya itu tidak melakukan monopoli.

    “Jadi kembali lagi tadi Pak Menteri ESDM sudah menyampaikan bahwa sekali lagi tidak ada monopoli oleh Pertamina,” kata Simon sebelum masuk ke ruang rapat di Istana Kepresidenan.

    Menurutnya juga, alokasi pemberian kuota BBM impor kepada swasta juga sudah sesuai. Bahkan, sudah ada penambahan persentasenya.

    Pria yang juga kader Partai Gerindra itu turut membantah ada kebijakan impor satu pintu oleh Pertamina, kecuali untuk penambahan di luar kuota tahunan seperti yang disepakati ESDM dan swasta guna memenuhi stok hingga akhir tahun ini.

    “Tidak ada impor satu pintu oleh Pertamina, karena kebijakan importasi itu sesuai seperti sebelumnya adalah melalui badan usaha masing-masing kecuali penambahan. Jadi tadi untuk penambahan sampai akhir tahun ini itu adalah penambahan dari alokasi yang sudah diberikan. Nah untuk penambahan memang saran dari kementerian untuk dikolaborasikan dengan Pertamina,” ujar Simon.

  • Impor BBM Buat SPBU Swasta, Pertamina Tegaskan Tak Cari Untung – Page 3

    Impor BBM Buat SPBU Swasta, Pertamina Tegaskan Tak Cari Untung – Page 3

    Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyampaikan hasil rapat pemerintah bersama pengusaha SPBU swasta dan Pertamina terkait mekanisme pembelian bahan bakar minyak (BBM).

    Dalam rapat tersebut, para pengusaha SPBU swasta menyatakan kesediaannya untuk membeli BBM dari Pertamina dengan ketentuan tertentu.

    “Kami baru selesai rapat dengan teman-teman dari swasta dan Pertamina menghasilkan empat hal. Yang pertama adalah mereka setuju dan memang harus setuju untuk beli dan kolaborasi dengan Pertamina, syaratnya adalah harus berbasis base fuel, ya artinya belum dicampur-campur. Jadi barangnya itu ibarat bikin teh, tadi dirjen saya menjelaskan kalau yang awalnya itu Pertamina mau jual sudah jadi teh, tapi sekarang mereka bilang jangan teh, katanya air panas saja. Jadi produknya saja nanti dicampur di masing-masing tangki di SPBU masing-masing dan ini juga sudah disetujui,” ujar Bahlil dalam konferensi pers, Jumat (19/9/2025).

    Bahlil Lahadalia menambahkan, untuk memastikan kualitas dan keterbukaan harga, telah disepakati mekanisme bersama antara Pertamina dan pengusaha swasta yaitu dengan adanya joint surveyor. Jadi sebelum barang berangkat akan ada persetujuan bersama yang dilakukan.

     

  • SPBU Shell hingga Vivo Sepakat Beli BBM Pertamina, Segini Kebutuhannya

    SPBU Shell hingga Vivo Sepakat Beli BBM Pertamina, Segini Kebutuhannya

    Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan pelaku usaha SPBU swasta seperti Shell, BP, dan Vivo setuju untuk membeli bahan baku BBM atau base fuel dari Pertamina.

    Base fuel merupakan bahan bakar murni atau dasar yang belum dicampur dengan aditif, sehingga menjadi bahan dasar yang kemudian dapat diproses lebih lanjut oleh SPBU swasta atau Pertamina. Adapun pengolahan dilakukan untuk menghasilkan bahan bakar yang memiliki standar dan karakteristik tertentu.

    Adapun kesepakatan itu diambil tak lepas dari kelangkaan BBM di SPBU swasta. Kelangkaan BBM di SPBU swasta sendiri terjadi lantaran stok mereka telah habis.

    Bahlil mengatakan, pemerintah telah memberikan tambahan kuota 2025 kepada SPBU swasta sebesar 10% dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Dengan begitu, kuota BBM SPBU swasta pada tahun ini mencapai 110%.

    Kendati dalam perjalanannya, jatah SPBU swasta itu habis sebelum akhir tahun. Sebagai gantinya, Bahlil meminta SPBU swasta berkolaborasi dengan Pertamina lantaran perusahaan pelat merah itu masih memiliki stok dan jatah impor.

    “Mereka [SPBU swasta] setuju dan memang harus setuju untuk kolaborasi dengan Pertamina. Syaratnya adalah harus berbasis base fuel ya. Artinya belum dicampur-campur,” ucap Bahlil dalam konferensi pers di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Jumat (19/9/2025).

    Kementerian ESDM pun mencatat, kebutuhan BBM untuk SPBU swasta mencapai 571.748 kiloliter hingga Desember 2025. Sementara itu, Pertamina Patra Niaga masih memiliki sisa kuota impor sebesar 34% atau sekitar 7,52 juta kiloliter.

    Dengan sisa kuota impor Pertamina Patra Niaga itu, kebutuhan BBM untuk SPBU swasta dinilai cukup.

    Bahlil lantas mengatakan, SPBU swasta kelak bakal mengolah kembali base fuel dari Pertamina sesuai dengan standar masing-masing perusahaan.

    “Jadi produknya saja nanti dicampur di masing-masing tangki di SPBU masing-masing. Dan ini juga sudah disetujui,” ucap Bahlil.

    Dia mengatakan, Pertamina bakal melakukan impor base fuel yang selanjutnya dibeli SPBU swasta. Dia pun mengimbau antara SPBU swasta dan Pertamina bisa menyepakati harga yang ideal dalam jual beli tersebut.

    Pasalnya, transaksi antara perusahaan minyak itu bakal dilakukan secara business to business (B2B). Dia juga belum bisa menyebut berapa volume yang ditentukan. Sebab, hal itu akan dibicarakan antara perusahaan saja.

    “Kita juga ingin harus fair. Nggak boleh ada yang dirugikan. Kita ingin swasta maupun Pertamina harus sama-sama cengli,” tutur Bahlil.

    Menurut Bahlil, pengaturan impor BBM adalah jalan tengah menjaga stabilitas perdagangan nasional dengan mengurangi tekanan defisit akibat impor migas, sekaligus memastikan ketersediaan pasokan BBM di dalam negeri tetap aman.

    Kebijakan ini, mengacu pada Pasal 14 ayat (1) Perpres No. 61/2024 tentang Neraca Komoditas. Aturan tersebut memberikan kewenangan kepada menteri atau kepala lembaga sebagai pembina sektor untuk menetapkan rencana kebutuhan komoditas.

    Bahlil menekankan bahwa Kementerian ESDM tidak pernah menutup adanya kegiatan importasi BBM. Hal ini tercermin dari tren pangsa pasar BBM non-subsidi di SPBU swasta yang justru terus mengalami peningkatan, yakni naik 11% pada 2024 dan mencapai sekitar 15% hingga Juli 2025.

    Kenaikan tersebut menunjukkan impor tetap berjalan seiring bertambahnya permintaan dan outlet SPBU swasta. Pengaturan impor BBM dimaksudkan untuk mengendalikan porsinya agar sejalan dengan kondisi perdagangan nasional dan menjaga cadangan strategis nasional.

    Pemerintah juga menekankan bahwa aturan ini bersifat fleksibel. Perubahan pengaturan impor BBM bisa dilakukan bila diperlukan, dengan mempertimbangkan ketersediaan pasokan dalam negeri, kebutuhan konsumsi nasional, kelancaran distribusi, serta kondisi keuangan negara.

  • Iritnya Konsumsi BBM Honda BeAT Terbaru, Se-liter Bisa untuk 59 Km!

    Iritnya Konsumsi BBM Honda BeAT Terbaru, Se-liter Bisa untuk 59 Km!

    Jakarta

    Honda BeAT terbaru telah meluncur di Malaysia. Skuter matik (skutik) mungil tersebut menawarkan sejumlah kelebihan, mulai dari mesinnya yang irit bahan bakar dan harganya yang tergolong murah.

    Disitat dari Greatbiker, Sabtu (20/9), Honda BeAT terbaru masuk ke Malaysia melalui Boon Siew Honda (BSW). Kendaraan tersebut dibanderol 6.090 ringgit atau setara Rp 24 jutaan. Meski tergolong murah, namun nominal itu masih lebih tinggi dibandingkan di Indonesia.

    Honda BeAT terbaru menggunakan mesin eSP berkapasitas 110cc dengan muntahan tenaga 8,7 dk dan torsi 9,5 Nm. Dapur pacunya telah memenuhi standar emisi setempat dan mengantongi sertifikat EEV (Energy Efficiency Verification).

    Honda BeAT terbaru di Malaysia. Foto: Doc. Honda Malaysia

    Produsen mengklaim, Honda BeAT terbaru punya konsumsi bahan bakar 1,7 liter per 100 km atau setara 59 km/liter. Sementara tangki BBM-nya punya kapasitas 4,4 liter. Itu tandanya, dalam kondisi full tank, kendaraan bisa menempuh perjalanan sejauh 260 km!

    Namun, perlu dicatat, konsumsi BBM bisa dipengaruhi banyak faktor, mulai dari cara berkendara, bobot pengendara hingga rute yang dilintasi.

    Mengenal Honda BeAT Terbaru di Malaysia

    Honda BeAT terbaru bukan meluncur di Indonesia, melainkan di Malaysia. Kuda besi itu sekarang mendapatkan opsi warna hitam dan putih. Selain itu, ada pembaruan aksen atau striping yang membuat tampilannya lebih kekinian.

    Secara umum, tampilan Honda BeAT terbaru di Malaysia mirip-mirip dengan di Indonesia. Hanya saja, unit yang dipasarkan di Bumi Melayu punya fairing atau sayap yang lebih agresif. Lengkungannya lebih dalam dengan sudut-sudut lebih tajam.

    Honda BeAT terbaru di Malaysia. Foto: Doc. Honda Malaysia

    Selain itu, semuanya terlihat sama. Mulai dari dimensinya yang mungil, headlamp atau lampu utama yang dominan, pelek roda yang menggunakan model palang delapan dan bagian ekor yang dirancang serba tajam.

    Sementara untuk ukuran motor pemula, fitur Honda BeAT terbaru di Malaysia tergolong lengkap. Karuan saja, kendaraan itu sudah dilengkapi pencahayaan full LED, panel instrumen semi-digital, soket pengisian daya ponsel, sistem nirkunci pintar, bagasi dengan kapasitas 12 liter dan ruang tambahan di dasbor untuk menaruh botol.

    Honda BeAT terbaru juga menggunakan sistem pengereman combi brake system atau CBS. Pembekalan itu membuat motor meraih bintang tiga dalam rating keamanan yang diadakan Malaysia MyMap Project.

    (sfn/lth)

  • Stok BBM Langka, Bahlil Minta SPBU Swasta Tak PHK Karyawan

    Stok BBM Langka, Bahlil Minta SPBU Swasta Tak PHK Karyawan

    Jakarta

    Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia meminta SPBU swasta seperti Shell tak melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) imbas kelangkaan stok BBM yang terjadi sebulan terakhir. Menurut dia, semuanya ada aturan mainnya!

    Sebagai catatan, sejak stok BBM langka, sejumlah SPBU swasta dikabarkan mulai melakukan efisiensi. Bahkan, di beberapa video yang beredar di internet, ada sejumlah karyawan yang dirumahkan atau ditugaskan menjual kopi dan cemilan di sekitar lokasi kerja.

    Soal kabar itu, Bahlil mengaku sudah meminta SPBU swasta tak melakukan PHK. Dia yakin, perusahaan-perusahaan tersebut masih punya hati.

    “Saya sudah minta untuk mereka, untuk tidak boleh ada gerakan tambahan. Kita ingin harus semuanya damai, tapi juga harus kita mengerti bahwa mengelola negara ini ada aturan main. Saya yakin mereka juga punya hati yang baik,” ujar Bahlil, dikutip dari Antaranews, Sabtu (20/9).

    Karyawan SPBU Shell membuka lapak sederhana di depan stasiun pengisian Babelan, Bekasi, Kamis (18/9/2025), setelah BBM Shell Super dan V-Power kosong sejak awal September. Foto: Pradita Utama/detikcom

    Dalam kesempatan sama, Bahlil turut meminta Pertamina untuk memperbaiki kualitas pelayanan agar kompetitif dengan SPBU swasta.

    “Saya sudah minta kepada Pak Simon (Direktur Utama Pertamina), agar memperbaiki pelayanan, memperbaiki kualitas pelayanan, dan meningkatkan mutu pelayanan. Agar betul-betul Pertamina juga bisa kompetitif dengan swasta yang lain,” kata Bahlil.

    Adapun President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia Ingrid Siburian membenarkan, pihaknya melakukan penyesuaian kegiatan operasional di SPBU menyusul terbatasnya stok BBM untuk memenuhi kebutuhan konsumen.

    “Kami melakukan penyesuaian kegiatan operasional di jaringan SPBU Shell, selama produk BBM jenis bensin tidak tersedia secara lengkap,” demikian respons Ingrid.

    SPBU Swasta Setuju Beli BBM dari Pertamina

    Diberitakan sebelumnya, Bahlil Lahadalia mengklaim, SPBU Swasta bersedia membeli bahan bakar minyak (BBM) murni dari Pertamina. Namun, syaratnya, ‘bahan mentah’ tersebut benar-benar murni alias tak dicampur-campur.

    “Syaratnya adalah harus berbasis Base fuel, artinya belum dicampur-campur. Jadi barangnya itu ibarat bikin teh,” ungkap Bahlil.

    “Tadi Dirjen saya menjelaskan, kalau yang awalnya itu Pertamina mau jual sudah jadi teh. Tapi sekarang mereka bilang jangan teh katanya, air panas saja. Jadi produknya saja nanti dicampur di masing-masing tangki di SPBU masing-masing. Dan ini juga sudah disetujui, ini solusi,” tambahnya.

    Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia memberikan pernyataan pers di kantor pusat ESDM, Jakarta, Jumat (19/9/2025). Bahlil memastikan SPBU swasta setuju menambah pasokan base fuel (bensin murni) dari Pertamina. Foto: Ari Saputra/detikcom

    Kemudian, lanjut Bahlil, syarat berikutnya adalah harus ada joint surver yang sama-sama disetuji Pertamina maupun SPBU swasta. Hal ini menyangkut kualitas bahan bakar murninya.

    “Agar tidak ada dusta diantara kita meyangkut kualitas, juga disepakatkan untuk melakukan dengan joint surveyor. Jadi barang belum berangkat, ada surveyor yang sama-sama disetujui di sana untuk dilakukan,” kata dia.

    Bukan hanya itu, menurut Bahlil, syarat lainnya terkait harga jual. Bahlil meminta semuanya harus adil, sehingga tidak ada yang dirugikan.

    (sfn/lth)

  • SPBU Swasta Diklaim Mau Beli BBM Pertamina, Asal Jangan Dicampur-campur

    SPBU Swasta Diklaim Mau Beli BBM Pertamina, Asal Jangan Dicampur-campur

    Jakarta

    Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia mengklaim, SPBU Swasta bersedia membeli bahan bakar minyak (BBM) murni dari Pertamina. Namun, syaratnya, ‘bahan mentah’ tersebut benar-benar murni alias tak dicampur-campur.

    Keputusan tersebut diambil sebagai respons langkanya stok BBM di SPBU swasta. Bahlil mengatakan, pihaknya mula-mula menawarkan bahan bakar yang sudah jadi alias bukan base fuel.

    “Syaratnya adalah harus berbasis Base fuel, artinya belum dicampur-campur. Jadi barangnya itu ibarat bikin the,” ujar Bahlil di Kantor Kementerian ESDM Jakarta, dikutip dari detikFinance, Sabtu (20/9).

    “Tadi Dirjen saya menjelaskan, kalau yang awalnya itu Pertamina mau jual sudah jadi teh. Tapi sekarang mereka bilang jangan teh katanya, air panas saja. Jadi produknya saja nanti dicampur di masing-masing tangki di SPBU masing-masing. Dan ini juga sudah disetujui, ini solusi,” tambahnya.

    Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan keterangan saat konferensi pers di Sekretariat Jenderal Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (19/9/2025). Dalam keterangannya, Bahlil menyampaikan SPBU swasta menyetujui untuk membeli stok BBM tambahan lewat skema impor melalui Pertamina. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/tom. Foto: ANTARA FOTO/ASPRILLA DWI ADHA

    Kemudian, lanjut Bahlil, syarat berikutnya adalah harus ada joint surver yang sama-sama disetuji Pertamina maupun SPBU swasta. Hal ini menyangkut kualitas bahan bakar murninya.

    “Agar tidak ada dusta diantara kita menyangkut kualitas, juga disepakatkan untuk melakukan dengan joint surveyor. Jadi barang belum berangkat, ada surveyor yang sama-sama disetujui di sana untuk dilakukan,” tuturnya.

    Bukan hanya itu, menurut Bahlil, syarat lainnya terkait harga jual. Bahlil meminta semuanya harus adil, sehingga tidak ada yang dirugikan.

    “Menyangkut dengan harga. Kita ingin, pemerintah ingin, sekalipun Pertamina yang diberikan tugas, tetapi kita juga ingin harus fair. Nggak boleh ada yang dirugikan. Kita ingin swasta maupun Pertamina harus sama-sama cengli,” ungkapnya.

    “Harus semua terbuka. Dan setelah setuju juga terjadi openbook. Dan ini teman-teman dari swasta juga sudah setuju,” kata dia menambahkan.

    (sfn/lth)

  • Pertamina Siap Guyur BBM Impor untuk Shell Cs dalam Seminggu

    Pertamina Siap Guyur BBM Impor untuk Shell Cs dalam Seminggu

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Pertamina (Persero) menargetkan untuk menyelesaikan masalah kelangkaan BBM di SPBU swasta tuntas dalam waktu satu minggu.

    Direktur Utama Pertamina Simon Aloysius Mantiri mengatakan, penambahan kuota impor BBM untuk memenuhi stok swasta itu akan dibeli dari beberapa negara. Namun, dia enggan memerinci dari negara mana saja BBM akan dibeli oleh BUMN tersebut.

    “Dari mana saja [impornya]. Tadi kan disampaikan oleh Pak Menteri [ESDM Bahlil Lahadalia] juga, pokoknya kita usahakan dalam satu minggu ke depan ini sudah terpenuhi dan SPBU swasta sudah bisa berjalan dengan normal,” terangnya kepada wartawan usai menghadiri rapat terbatas (ratas) dengan Presiden Prabowo Subianto di Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (19/9/2025).

    Simon juga masih belum mau mengungkap berapa volume impor yang akan dilakukan Pertamina guna memenuhi pasokan ketersediaan BBM di beberapa SPBU swasta. Perseroan masih menunggu laporan dari masing-masing perusahaan.

    Namun demikian, dia menyebut alokasi impor yang akan dilakukan tidak akan terlalu besar karena hanya untuk memenuhi ketersediaan sampai akhir tahun. Sebagaimana diketahui, belakangan ini terjadi kelangkaan BBM di SPBU swasta karena pengaturan BBM impor.

    Pria yang sebelumnya menjabat Komisaris Utama Pertamina itu juga menyebut pihaknya masih akan melakukan rapat-rapat dengan perusahaan BBM swasta serta Kementerian ESDM. Dia menyampaikan masalah kelangkaan itu akan diselesaikan dalam waktu tujuh hari lamanya.

    “Iya secepatnya, kita target satu minggu harus mulai normal. Kita usahakan yang terbaik,” pungkas Simon sebelum masuk ke mobilnya dan meninggalkan Istana Kepresidenan.

    Adapun sebelum tiba di Istana pada Jumat sore, Simon juga hadir pada konferensi pers di Kementerian ESDM serta badan usaha BBM swasta pada siang harinya. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memastikan bahwa stok BBM di Indonesia aman untuk 18 hingga 21 hari ke depan.

    Dari rapat tersebut, berbagai pihak juga menyepakati untuk melakukan impor BBM berbentuk base fuel atau bahan bakar dengan kadar oktan murni tanpa campuran aditif. Nantinya, base fuel akan diserahkan Pertamina ke masing-masing perusahaan swasta untuk diramu masing-masing SPBU.

    “Mereka setuju untuk kolaborasi dengan Pertamina, syaratnya adalah harus berbasis base fuel, artinya belum bercampur-campur. Jadi produknya saja nanti dicampur di masing-masing, tangki di SPBU masing-masing. Ini juga sudah disetujui, ini solusi,” kata Bahlil di Jakarta, Jumat (19/9/2025).

  • 10
                    
                        SPBU Swasta Sepakat Beli BBM Pertamina, Dirut Pertamina: Kami Tak Cari Untung
                        Nasional

    10 SPBU Swasta Sepakat Beli BBM Pertamina, Dirut Pertamina: Kami Tak Cari Untung Nasional

    SPBU Swasta Sepakat Beli BBM Pertamina, Dirut Pertamina: Kami Tak Cari Untung
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Direktur Utama (Dirut) Pertamina Simon Aloysius Mantiri menegaskan tidak mencari keuntungan dari kesepakatan yang mengizinkan SPBU swasta membeli BBM lewat Pertamina.
    “Pertamina juga tidak memanfaatkan situasi ini dan tidak mencari keuntungan di sini,” ujar Simon di Kompleks Istana, Jakarta, Jumat (19/9/2025) malam.
    Bahkan, Simon menekankan agar mekanisme penjualan BBM ke SPBU swasta ini dilakukan terbuka atau dengan mekanisme
    open book
    .
    Sebab, Simon tidak ingin harga BBM yang dijual ke masyarakat nantinya malah jadi lebih tinggi.
    “Jadi, kita melihat
    cost-cost
    apa yang muncul, kemudian diatur mekanisme secara B2B. Yang pasti jangan sampai membebankan dan nanti harga ke konsumen jadi lebih tinggi. Jadi, kita harapkan harga ke konsumen tidak berubah,” jelasnya.
    Menurut Simon, Pertamina bersama SPBU swasta juga sedang menyiapkan langkah impor tambahan untuk menutup kebutuhan pasokan.
    Namun, ia menyebutkan, volume impor akan menunggu laporan kebutuhan dari masing-masing badan usaha.
    Selain itu, Simon memastikan kualitas bahan bakar akan tetap sesuai standar. Pertamina pun berkomitmen menjaga konsistensi mutu BBM sebagai bentuk tanggung jawab kepada masyarakat.
    “Nanti kan standarnya sesuai spesifikasi Dirjen Migas. Nah setelah itu, itu yang kita kirimkan ke semua, nanti akan diramu sesuai dengan resep dari masing-masing. Jadi penambahan aditif dan lainnya gitu,” tambahnya.
    Sebagaimana diberitakan, belakangan ini stok BBM di SPBU swasta mengalami keterbatasan.
    Merespons ini, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menggelar rapat dengan seluruh manajemen SPBU swasta mulai dari Shell, BP AKR, Vivo, hingga Exxon untuk melakukan rapat membahas kelangkaan BBM di sejumlah SPBU milik swasta.
    Dalam rapat itu, para perusahaan swasta tersebut sepakat untuk membeli BBM dari PT Pertamina (Persero).
    “Jadi mereka setuju dan harus setuju untuk kolaborasi dengan Pertamina, syaratnya harus basis
    base fuel
    , belum kecampur dalam bentuk teh. Kalau awalnya Pertamina mau jual kayak teh. Katanya air panas saja, nanti dicampur di tangki masing-masing. Ini sudah disetujui,” jelas Bahlil di Kantor Kementerian ESDM di Jakarta, Jumat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.