kab/kota: Tangki

  • Kecelakaan Lalu Lintas di Jawa Timur Meningkat 70 Persen

    Kecelakaan Lalu Lintas di Jawa Timur Meningkat 70 Persen

    Surabaya (beritajatim.com) – Angka kecelakaan Jawa Timur meningkat 70 persen dibanding tahun lalu. Untuk menekan angka tersebut, Polda Jatim menggelar Operasi Zebra Semeru 2023 selama 14 hari pada 4-17 September 2023.

    Direktur Lalulintas (Dirlantas) Polda Jatim Kombes M. Taslim mengatakan, operasi ini digelar dalam rangka menjamin rasa aman dan nyaman masyarakat ketika berlalu lintas di jalan. Sebab dari data, kecelakaan mengalami peningkatan yang sangat tajam sampai dengan 70 persen, jika dibandingkan antara tahun 2002 dengan 2023.

    Selain itu, angka pelanggaran sendiri juga meningkat di atas 1.000 persen. Hal ini untuk menunjukkan penindakan terus dilakukan, hanya saja pemaklumannya dari mobilisasi atau dinamisnya masyarakat tahun ini memang lebih meningkat dibanding tahun 2022.

    “Jadi itu pola kita melakukan pendeteksian selain edukasi, tetapi penindakan itu diutamakan melalui Electronic Traffic Law Enforcement (ETLE) secara elektronik. Hanya saja di operasi zebra khusus di Jawa Timur nanti kita akan melakukan modifikasi, selama ini mungkin kesannya masyarakat bahwa kita ketika berada di jalan hanya memberikan panisment atau tindakan kepada masyarakat yang melanggar, sementara tidak ada penghargaan kepada masyarakat yang sudah tertib,” lanjut dia.

    BACA JUGA:
    Satbrimob Batalyon Pelopor A Polda Jatim Distribusikan 5 Tangki Air Bersih ke Mojokerto

    Operasi Zebra ini akan bekerja sama dengan Jasa Raharja, termasuk Bapenda, akan menyiapkan semacam gift atau hadiah.

    “Jadi yang melanggar kita tilang, yang tertib akan kita berikan apresiasi, meskipun hanya sebuah gift begitu, akan tetapi itu bentuk penghargaan kita terhadap masyarakat yang sudah mau tertib di jalan,” ujarnya.

    “Tilang manual tetap akan saya lakukan karena memang meskipun Jawa Timur pelanggaran lalu lintas ETLE itu memang banyak, sudah 100 lebih dibanding dengan provinsi yang lain sepertinya kita lebih banyak, baik mobile maupun statis, akan tetapi dengan luasnya wilayah, kemudian panjang jalan, dengan jumlah penduduk dan tingginya mobilisasi masyarakat di jalan, tidak mampu tilang ETLE itu. Oleh sebab itu tilang manual akan tetap saya lakukan,” tambahnya.

    BACA JUGA:
    Di Tuban, Kapolda Jatim Ingatkan Polisi Tak Hidup Hedonis

    Pihaknya meminta masyarakat cerdas, ketika di jalan dihentikan oleh petugas, masyarakat berhenti saja, ketika anda tidak bersalah tanyakan apa kesalahannya, pasal apa yang akan dikenakan, ketika nanti anggotanya macam-macam, tolong dilaporkan.

    “Saya meyakini ketika ada interaksi potensi terjadinya penyimpangan itu ada, tapi yakin lah kami akan melakukan pengawasan dan kami tidak berharap ada itu. Oleh sebab itu dikesempatan yang baik ini, melalui momen teman-teman media ini, saya meminta kepada masyarakat untuk komparatif bekerja sama dengan baik, ketika ada penyimpangan oleh anggota, tolong sampaikan kepada saya, saya pastikan akan saya tindak tegas,” ujarnya. [uci/beq]

  • Kronologi Penangkapan Pemilik Perusahaan Otobus di Magetan

    Kronologi Penangkapan Pemilik Perusahaan Otobus di Magetan

    Magetan (beritajatim.com) – Pemilik perusahaan otobus yang bergarasi di Desa Suratmajan, Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan ditangkap Bareskrim Polri dan Satreskrim Polres Magetan pada Senin (4/9/2023) pukul 14.00 WIB.

    Tak sendiri, si pemilik perusahaan PT ATJ itu ditangkap bersama enam orang pegawainya. Perusahaan tersebut kedapatan mengangkut dan menyimpan BBM bersubsidi jenis Solar tanpa izin.

    Pengungkapan tindak pidana itu berawal dari laporan masyarakat terkait adanya aktivitas truk boks yang mencurigakan. Anggota Bareskrim Polri bahkan sudah beberapa hari melakukan pengintaian.

    Hingga akhirnya, truk boks hijau nopol AE 8950 UP itu terciduk saat melakukan pengisian BBM. Saat dibuntuti, ternyata truk itu menuju ke sebuah garasi perusahaan otobus di wilayah Desa Suratmajan, Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan.

    BACA JUGA:
    Perusahaan Otobus di Magetan Kedapatan Melangsir Solar 

    Polisi pun menanyai si pemilik perusahaan, dan mereka tak bisa menunjukkan surat izin angkut dan surat izin simpan BBM bersubsidi jenis Solar itu. Mereka bahkan mengaku ke petugas jika Solar dilangsir kemudian dikumpulkan ke sebuah truk tangki untuk dijual di wilayah Surabaya.

    “Karena tidak punya izin angkut dan izin simpan BBM bersubsidi, pemilik dan enam orang pegawainya kami amankan sebagai saksi. Kendaraan truk box dan truk tangki kapasitas 8.000 liter,” kata Rudy, Selasa (5/9/2023)

    Masing-masing kendaraan itu masih terdapat Solar di dalamnya. Ada 4 pool penuh dengan total 4.000 liter Solar, dan 4.000 liter di dalam truk tangki bertuliskan PT Agam Tungga Jaya itu.

    BACA JUGA:
    Hutan Jati di Gunung Bancak Magetan Terbakar 

    Rudy mengatakan pihaknya masih memintai keterangan para saksi untuk mendalami kasus tersebut. “Kami akan gelar perkara untuk menentukan tersangka. Pun, ini kami membantu pihak Bareskrim Polri yang langsung menangani kasus ini,” katanya.

    Terpantau, pihak kepolisian menambahkan satu kendaraan box yang diduga digunakan si pemilik perushaan otobus untuk melangsir solar. Saat ini total tiga kendaraan yang diamankan sebagai barang bukti.

    Para pelaku terancam pasal 55 Undang-Undang nomor 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (Migas) dengan ancaman hukuman maksimal 6 tahun dan denda maksimal Rp60 miliar. [fiq/beq]

  • Perusahaan Otobus di Magetan Kedapatan Melangsir Solar 

    Perusahaan Otobus di Magetan Kedapatan Melangsir Solar 

    Magetan (beritajatim.com) – Sebuah perusahaan otobus di Maospati, Magetan, Jawa Timur kedapatan melangsir solar. Dua kendaraan berupa truk box modifikasi dan truk tangki diamankan di Mako Polres Magetan.

    Kasat Reskrim Polres Magetan AKP Rudy Hidajanto mengatakan penangkapan tersebut dipimpin langsung oleh Bareskrim Polri pada Senin (4/9/2023) pukul 14.00 WIB. Total tujuh orang saksi diamankan dan salah satunya merupakan terduga pelaku yang merupakan pemilik perusahaan otobus tersebut.

    “Kami mengamankan beberapa orang dari perusahaan inisial A. Ini modusnya membeli BBM bersubsidi jenis solar dan ditampung kemudian diangkut dalam truk tangki dan dikirim ke Surabaya,” kata Rudy saat ditemui di kantornya, Selasa (5/9/2023).

    Total BBM yang diamankan mencapai 8.000 liter yakni sekitar 4.000 liter di dalam truk box di dalam wadah pool atau tandon. Kemudian, sisanya berada dalam truk tangki. “Mereka membeli BBM bersubsidi jenis solar ini di sejumlah SPBU di wilayah Magetan. Membelinya pakai truk box itu kemudian, ditampung ke tangki dan kemudian dikirim ke Surabaya untuk dijual,” katanya.

    Rudy mengatakan bahwa saat dicek lokasi gudang penyimpanannya yakni di kawasan Desa Suratmajan Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan, diketahui perusahaan otobus tersebut tidak memiliki izin angkut maupun izin simpan BBM bersubsidi.

    Pihaknya bakal melakukan gelar perkara untuk menentukan tersangka dalam tindak pidana tersebut. Pun, keterlibatan sejumlah bus yang digunakan untuk melangsir solar juga masih didalami polisi.

    Pasal yang dikenakan yakni pasal 55 Undang-Undang nomor 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi dengan ancaman hukuman maksimal 6 tahun. Saat ini kasus tersebut masih proses pemeriksaan dan ditangani langsung dengan Bareskrim Polri. [fiq/kun]

    BACA JUGA: Hutan Jati di Gunung Bancak Magetan Terbakar 

  • Depot BBM Terbakar di Desa Rusia Dekat Jembatan Crimea

    Depot BBM Terbakar di Desa Rusia Dekat Jembatan Crimea

    Moskow

    Sebuah depot bahan bakar (BBM) di sebuah desa Rusia yang terletak dekat dengan jembatan Crimea, diselimuti kebakaran hebat pada Rabu (3/5) pagi waktu setempat. Jembatan yang dibangun oleh Kremlin itu menghubungkan daratan utama Rusia dengan Crimea, yang dianeksasi sejak tahun 2014.

    Seperti dilansir Reuters, Rabu (3/5/2023), kebakaran itu terjadi beberapa hari setelah Moskow menyalahkan Ukraina atas serangan drone yang memicu kebakaran terhadap sebuah depot bahan bakar di kota pelabuhan Sevastopol, yang juga terletak di wilayah Crimea.

    Kobaran api dan kepulan asap hitam pekat terlihat menjulang dari lokasi kebakaran yang diduga melalap sebuah tangki bahan bakar berukuran besar yang memiliki tanda peringatan berwarna merah berbunyi ‘Mudah Terbakar’ dalam sejumlah video yang diunggah ke media sosial Rusia.

    Penyebab kebakaran itu belum diketahui secara jelas.

    Reuters belum bisa memverifikasi secara independen soal laporan kebakaran itu maupun soal video-video yang beredar di media sosial.

    “Kebakaran telah diklasifikasikan sebagai tingkat kesulitan tertinggi,” sebut Gubernur wilayah Krasnodar, Veniamin Kondratyev, dalam pernyataan via Telegram.

    Kondratyev menambahkan tidak ada korban jiwa akibat kebakaran itu.

  • Sempat Alami Kebocoran, Roket Artemis 1 Mungkin Meluncur Pekan Depan

    Sempat Alami Kebocoran, Roket Artemis 1 Mungkin Meluncur Pekan Depan

    Jakarta, CNN Indonesia

    Pembatalan peluncuran roket Bulan milik Badan Antariksa AS (NASA) disebabkan oleh kebocoran yang menunda pengisian bahan bakar pada Sabtu (3/9). Kapan percobaan peluncuran bisa dilakukan lagi?

    Sebelumnya, megaroket Space Launch System (SLS) batal meluncurkan misi bulan Artemis 1 pada Senin (29/8) pukul 08:33 EDT (19.33 WIB) karena masalah pendinginan mesin.

    Peluncuran dijadwalkan ulang untuk Sabtu (3/9) pukul 14.17 EDT atau Minggu (4/9) pukul 01.17 WIB.

    Namun, kebocoran bahan bakar hidrogen terdeteksi sekitar tujuh jam sebelum lepas landas menggagalkan upaya tersebut.

    Dikutip dari Space, insinyur NASA berulang kali mencoba menghentikan kebocoran bahan bakar selama hitungan mundur Artemis 1. Pertama, dengan menghangatkan konektor tangki dan mendinginkannya dengan bahan bakar dingin untuk memasang kembali konektor pemutus cepat hidrogen.

    Kedua, dengan menekannya kembali dengan helium, dan kemudian kembali ke metode hangat-dan-dingin untuk menghentikan kebocoran. Semua upaya itu gagal.

    Dengan penundaan yang kedua ini, misi Artemis 1 harus menunggu paling cepat hingga Senin (5/9) untuk jadwal peluncuran berikutnya. Itupun jika sumber kebocoran dapat diperbaiki tepat waktu.

    “Kami akan berangkat ketika sudah siap. Kami tidak pergi sampai saat itu tiba, dan terutama sekarang saat uji terbang,” kata Direktur NASA Bill Nelson dalam komentar yang disiarkan televisi, “Ini adalah bagian dari bisnis luar angkasa.”

    Astronot Victor Glover mengatakan penundaan ini “benar-benar keputusan yang tepat.”

    “Ini bukan kekecewaan,” kata Glover kepada wartawan, “Ini adalah memahami bagaimana hal-hal tersebut bekerja, mesin yang sangat kompleks ini yang ingin kami coba integrasikan dengan manusia.”

    Nelson mengatakan peluncuran akan ditunda hingga Oktober jika NASA harus memperbaiki roket SLS Artemis 1 kembali di dalam hanggar Gedung Perakitan Kendaraan.

    NASA sudah berencana untuk meluncurkan empat astronot ke Stasiun Luar Angkasa Internasional pada misi SpaceX’s Crew-5 Dragon pada awal Oktober. Alhasil, peluncuran Artemis 1 pada Oktober baru akan dilakukan di akhir bulan.

    Artemis 1 kini memiliki masa jendela peluncuran (window to launch) 90 menit untuk lepas landas pada Senin (5/9) pukul 17.12 EDT atau Selasa (6/9) pukul 04.12 WIB.

    Jendela peluncuran merupakan periode waktu tertentu pada hari tertentu roket harus diluncurkan untuk mencapai orbit yang diinginkan. Hal itu dilakukan untuk menghindari, misalnya, tumpang tindih orbit.

    Jika tidak Senin, NASA bisa mencoba meluncurkannya pada Selasa (6/9) pukul 18.57 EDT atau Rabu pukul 05.57 WIB, namun dengan window to launch yang tipis, hanya 24 menit.

    Artemis 1 memang memiliki jendela peluncuran pada pertengahan September. Namun, kata manajer misi, NASA kemungkinan harus memundurkannya hingga pertengahan Oktober karena waktu yang dibutuhkan untuk bolak-balik antara Pad 39B dan Gedung Perakitan Kendaraan.

    Jendela Oktober itu dibuka pada 17 Oktober dan ditutup pada 31 Oktober, dengan jeda antara 24 dan 26 Oktober dan 28 Oktober.

    Artemis 1 adalah uji terbang pertama program Artemis NASA untuk mengembalikan astronot ke bulan pada tahun 2025.

    Misi ini merupakan uji coba pertama dari Sistem Peluncuran Luar Angkasa, roket NASA yang paling kuat yang pernah ada, dan pesawat ruang angkasa Orion untuk memastikan kedua kendaraan aman untuk digunakan astronoaut.

    Setelah diluncurkan, Artemis 1 akan menghabiskan lebih dari sebulan terbang ke bulan, memutar satelit alami Bumi dalam orbit yang panjang, dan kemudian kembali ke planet kita untuk meluncur di Samudra Pasifik di lepas pantai California.

    (tim/arh)

    [Gambas:Video CNN]

  • Netizen Sindir Antrean di SPBU Semalam: Kena Prank Isu Pertalite Naik

    Netizen Sindir Antrean di SPBU Semalam: Kena Prank Isu Pertalite Naik

    Jakarta, CNN Indonesia

    Sejumlah netizen menyindir banyak orang kena prank karena harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite tak jadi naik pada Rabu (31/8) malam. Padahal, mereka sudah berbondong-bondong antre di SPBU.

    Sebelumnya, kabar kenaikan BBM jenis Pertalite kencang berhembus dan membuat sebagian masyarakat berbondong-bondong mengisi tangki kendaraan mereka.

    Isu kenaikan harga BBM ini dibarengi dengan isu pembatasan pasokan. Keduanya muncul karena stok yang dimiliki Pertamina disebut telah menipis, sehingga dikhawatirkan tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat hingga akhir tahun.

    Pertamina akhirnya tidak menaikkan harga BBM jenis Pertalite, dan malah menurunkan harga beberapa jenis BBM, salah satunya Pertamax Turbo.

    Harga Pertalite yang tidak jadi naik ini lantas membuat sejumlah netizen merasa kena prank, di antaranya @Burrbeeryyy.

    “Kena prank pertalite belum naik ygy,” katanya dalam sebuah cuitan pada Kamis (1/8) pagi.

    [Gambas:Twitter]

    Senada, akun @brospore juga merasa batalnya kenaikan harga Pertalite sebagai prank, terlebih bagi mereka yang sudah antre karena takut kehabisan.

    “Kena prank dong yang tadi malem fomo antri ngisi pertalite,” ujarnya.

    [Gambas:Twitter]

    Komentar lain datang dari @ensitijogja yang merasa kasihan pada masyarakat yang antre sambil meminta informasi soal kenaikan harga lebih diperjelas.

    “Coba kalo mau naikin harga tuh yang spesifik yang jenis apa yang naik.. kasian udh antri semalaman,” tulisnya.

    [Gambas:Twitter]

    Meski demikian, ada juga pengguna yang memilih pasrah terkait naik atau tidaknya harga Pertalite.

    “Saya pengguna pertalite hanya berpasrah, naik dibeli gak naik disyukuri,” kata @bendotsajiwo.

    [Gambas:Twitter]

    Sebelumnya, sejumlah pejabat menyebut potensi kenaikan Pertalite dalam waktu dekat. Nyatanya, Pertamina tidak menaikkan harga Pertalite dan malah menurunkan harga BBM Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex mulai 1 September 2022.

    Kendati harga Pertamax Turbo dan Dexlite turun, namun harga BBM jenis lainnya, termasuk BBM bersubsidi tetap sama. Berikut daftar lengkapnya.

    Pertalite (Ron 90) : Rp7.650

    Pertamax (Ron 92): Rp12.500

    Pertamax (Ron 98) Rp15.900

    Solar/Biodiesel (subsidi) : Rp5.150

    Dexlite (CN 51): Rp17.100

    Pertamina Dex (CN 53) : Rp17.400

    (lom/arh)

    [Gambas:Video CNN]

  • Misi Artemis 1 NASA Ke Bulan Dijadwalkan Ulang pada 3 September

    Misi Artemis 1 NASA Ke Bulan Dijadwalkan Ulang pada 3 September

    Jakarta, CNN Indonesia

    Misi Artemis 1 NASA ke Bulan resmi dijadwalkan ulang untuk peluncuran pada Sabtu (3/9) pukul 14:17 ET atau Minggu (4/9) 1:17 WIB.

    Sebelumnya misi ini sempat dikabarkan berpotensi diluncurkan ulang pada Jumat (2/9). Namun NASA memutuskan memundurkan jadwal tersebut.

    Peluncuran roket SLS yang membawa pesawat antariksa Orion pada Senin (29/8) terpaksa dibatalkan karena ada masalah pada beberapa bagian roket.

    Setelah peluncuran dibatalkan, tim Artemis 1 tengah mengevaluasi data yang dikumpulkan selama upaya tersebut. Sementara roket Space Launch System (SLS) dan pesawat ruang angkasa Orion masih berada di Launchpad 39B di Kennedy Space Center di Florida.

    Salah satu dari empat mesin RS-25 roket, yang disebut sebagai mesin #3 tidak dapat mencapai suhu tepat yang diperlukan mesin untuk memulai lepas landas, sehingga peluncuran dibatalkan.

    Dilansir dari CNN, mesin perlu dikondisikan secara termal sebelum propelan superdingin mengalir melaluinya sebelum lepas landas. Kemudian untuk mencegah mesin mengalami guncangan suhu, pengontrol peluncuran meningkatkan tekanan tangki hidrogen cair tahap inti untuk mengirim sedikit hidrogen cair ke mesin, atau proses yang dikenal sebagai “bleed.”

    Hidrogen cair yang digunakan tersebut memiliki suhu sekitar minus 252 derajat Celcius.

    Manajer Program Sistem Peluncuran Luar Angkasa di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Marshall NASA di Alabama John Honeycutt menyebut mesin #3 mungkin sekitar 30 hingga 40 derajat lebih hangat daripada mesin lainnya yang mencapai sekitar minus 245 derajat Celcius.

    “Cara sensor bekerja tidak sejalan dengan situasi fisik,” kata Honeycutt.

    Dalam peluncuran Sabtu nanti, tim berencana memulai bleed 30 sampai 45 menit lebih awal dalam hitungan mundur dibandingkan proses peluncuran pada Senin dan memantau suhu mesin selama bleed.

    Manajer misi Artemis di Markas Besar NASA Mike Sarafin mengatakan jika mereka tidak dapat mengondisikan mesin secara termal, mereka tidak akan meluncurkannya

    “Itu adalah syarat yang sama yang akan kita lakukan pada hari Sabtu,” tuturnya.

    Sementara itu, Direktur peluncuran Artemis di Program Sistem Tanah Eksplorasi NASA Charlie Blackwell-Thompson menyebut melepas dan mengganti sensor akan sulit di landasan peluncuran, jadi satu-satunya alternatif adalah menggulungnya kembali ke Gedung Perakitan Kendaraan untuk diservis.

    Selain masalah suhu, beberapa masalah lain, seperti badai, kebocoran pada saluran 8 inci yang digunakan untuk mengisi dan mengalirkan hidrogen cair tahap inti roket dan kebocoran hidrogen dari katup ventilasi pada intertank tahap inti juga menyebabkan penundaan pada peluncuran.

    “Kami menyetujui apa yang disebut opsi satu, yaitu mengubah prosedur pemuatan secara operasional dan memulai pendinginan mesin kami lebih awal. Kami juga setuju untuk melakukan beberapa pekerjaan di pad untuk mengatasi kebocoran yang kami lihat di pusat layanan hidrogen,” kata Sarafin.

    Prakiraan saat ini untuk hari Sabtu mencakup kemungkinan hujan dan badai petir di pagi dan sore hari, sehingga tim peluncuran akan terus memantau prakiraan tersebut.

    Ada kemungkinan 60 persen cuaca buruk akan terjadi selama peluncuran.

    Maka dari itu masih ada kemungkinan peluncuran diundur kembali menjadi 5 September.

    Misi Artemis 1 merupakan tahap awal dari sebuah program yang bertujuan untuk membawa manusia ke Bulan dan akhirnya mendaratkan misi berawak di Mars.

    (lom/fea)

    [Gambas:Video CNN]

  • Ahli Kembangkan Susu Sintetis, Diklaim Punya Rasa Mirip Susu Sapi

    Ahli Kembangkan Susu Sintetis, Diklaim Punya Rasa Mirip Susu Sapi

    Jakarta, CNN Indonesia

    Industri susu global kemungkinan akan kedatangan pesaing baru, yakni susu sintetis yang dikembangkan para ilmuwan.

    Susu sintetis nantinya tidak membutuhkan sapi atau hewan lain. Produk ini dapat memiliki komposisi biokimia yang sama seperti susu hewan, tetapi tumbuh menggunakan teknik bioteknologi baru yang dikenal sebagai “fermentasi presisi” yang mampu menghasilkan biomassa yang dikembangkan dari sel.

    Saat ini diketahui lebih dari 80 persen populasi dunia secara teratur mengonsumsi produk susu.

    Bersamaan dengan tingkat konsumsi yang tinggi tersebut, mulai muncul seruan mengganti pangan berbasis hewani ke bentuk produksi pangan yang lebih berkelanjutan.

    Susu sintetis hadir dengan berbagai kelebihan, di antaranya adalah berkurangnya kekhawatiran seperti emisi metana atau kesejahteraan hewan, seperti dikutip Science Alert.

    Meski demikian, susu sintetis harus mengatasi banyak tantangan untuk menjadi alternatif yang baik, berkelanjutan, serta layak untuk menggantikan susu hewani.

    Di sisi lain, susu sintentis diklaim punya rasa, tampilan, dan tekstur yang sama dengan susu sapi. Selain itu, susu sitentis juga sudah ada di beberapa negara seperti Amerika Serikat dan Australia. 

    Di Australia, perusahaan rintisan (start-up), Eden Brew telah mengembangkan susu sintetis di Werribee, Victoria. Perusahaan tersebut menargetkan konsumen yang khawatir dengan perubahan iklim dan gas metan yang dihasilkan dari sapi harian.

    Organisasi Riset Industri dan Sains Persemakmuran (CSIRO) milik pemerintah Australia dilaporkan berada di balik produk Eden Brew itu. Proses pembuatan susu sintetis itu dimulai dengan ragi dan menggunakan apa yang disebut dengan ‘fermentasi presisi’ untuk menghasilkan protein yang ditemukan di susu sapi.

    Cara kerja Fermentasi Presisi

    Proses fermentasi tradisional bergantung pada sel mikroba seperti ragi dan jamur, serta kondisi anaerobik atau bebas oksigen untuk mengubah bahan menjadi produk akhir dengan tekstur atau sifat rasa yang unik seperti yoghurt, roti, keju, tempe, dan minuman beralkohol.

    Sementara itu fermentasi biomassa memanfaatkan kualitas nutrisi miselium jamur, dan serat seperti benang bercabang yang biasanya membentuk bagian vegetatif jamur.

    Miselium dibudidayakan dalam tangki besar, dengan gula dan nutrisi lain yang ditambahkan untuk memicu pertumbuhan. Miselium dipanen, kemudian dipotong dan diberi bumbu untuk menghasilkan produk protein alternatif atau mikoprotein.

    Dilansir dari CSIRO, miselia jamur menawarkan protein tingkat tinggi serta serat, vitamin, mineral, dan dapat digunakan secara langsung sebagai bahan, tanpa perlu mengekstrak dan memurnikan protein.

    Salah satu contoh yang pernah dikembangkan metode ini adalah mikoprotein yang berasal dari jamur fusarium venenatum yang dirintis pada akhir 1960-an dan telah dijual dengan merek QuornTM sejak 1985.

    Sejak itu, perusahaan rintisan mikoprotein lainnya bermunculan di seluruh dunia, seperti Fable Foods (Australia) , Meati, Prime Roots and Nature’s Fynd (AS), Mushlabs (Jerman), dan Kinoko-Tech (Israel).

    Salah satu produk yang dikembangkan oleh perusahaan tersebut adalah protein yang berasal dari flavolapis galur fusarium yang berbeda, yang ditemukan dari mata air panas Taman Nasional Yellowstone dan dikembangkan oleh Nature’s Fynd FyTM. Produk seperti protein FyTM dapat berfungsi sebagai bahan untuk makanan bebas susu atau bebas daging.

    (lom/lth)

  • VIDEO: Alami Kerusakan Mesin, NASA Tunda Peluncuran Misi Artemis I

    VIDEO: Alami Kerusakan Mesin, NASA Tunda Peluncuran Misi Artemis I

    Jakarta, CNN Indonesia

    NASA menunda peluncuran misi Artemis I ke bulan pada Senin (29/8).

    Jam hitung mundur dimatikan sekitar 40 menit sebelum peluncuran yang ditargetkan pada 08.33 EDT (12.33 GMT).

    Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat itu mendeteksi adanya masalah pada salah satu mesin utama roket usai tim peluncuran mengisi tangki roket dengan oksigen cair dan propelan hidrogen.

    NASA belum memberikan jadwal pasti untuk peluncuran berikutnya, namun jadwal cadangan sebelumnya ditetapkan pada Jumat (2/9).

  • Sempat Alami Kebocoran, Roket Artemis 1 Mungkin Meluncur Pekan Depan

    Kronologi Misi NASA ke Bulan Batal

    Jakarta, CNN Indonesia

    Misi Artemis 1 yang membawa roket SLS-Orion milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) ke Bulan yang dijadwalkan berlangsung tadi malam dibatalkan karena ada masalah pada pendingin mesin.

    Megaroket Space Launch System (SLS) itu dijadwalkan meluncur pada 08:33 EDT (19.33 WIB), dan tidak membawa awak.

    Kronologi pembatalan dimulai dari proses pengisian bahan bakar. Setelah pengisian bahan bakar, pengontrol peluncuran tidak dapat mendinginkan salah satu dari empat mesin utama ke suhu yang dibutuhkan.

    Masalah ini terpaksa menghentikan rencana peluncuran roket SLS dan pesawat antariksa Orion untuk misi 42 hari di sekitar Bulan, seperti dikutip Space.

    Menanggapi masalah tersebut, seorang pejabat NASA menyebut pendinginan mesin roket SLS sebelum mengalirkan hidrogen cair kriogenik dan oksigen cair merupakan langkah yang diperlukan sebelum roket dapat meluncur. Menurutnya, tiga mesin berhasil melewati proses itu. Namun, mesin No. 3 gagal.

    “Pengontrol peluncuran mengkondisikan mesin dengan meningkatkan tekanan pada tangki tahap inti untuk mengalirkan beberapa propelan kriogenik ke mesin agar mencapai kisaran suhu yang tepat untuk memulainya,” katanya dalam sebuah pernyataan.

    “Mesin 3 tidak dikondisikan dengan benar melalui proses pembuangan, dan para insinyur sedang memecahkan masalah,” imbuhnya.

    Keempat mesin tersebut sebelumnya digunakan pada pesawat ulang-alik NASA dari kendaraan yang dapat digunakan kembali.

    Juru bicara NASA Derrol Nail mengatakan, “pengkondisian” mesin bukanlah sesuatu yang dapat diverifikasi tim selama proses latihan (wet dress) yang berakhir pada Juni.

    “Ini adalah hal yang ingin mereka uji selama Wet Dress 4 tetapi tidak bisa,” tuturnya.

    “Jadi ini adalah kesempatan pertama bagi tim untuk melihatnya secara langsung. Masalahnya sangat rumit bahkan untuk mendapatkan suhu yang ditentukan, menurut para insinyur,” lanjutnya.

    Masalah Mesin No. 3 diketahui mulai muncul ketika ada beberapa masalah lain selama hitungan mundur, termasuk kebocoran hidrogen cair di awal proses pengisian bahan bakar dan kemungkinan retakan di bagian penguat inti yang dikenal sebagai flensa antartank.

    Bagian tersebut menghubungkan tangki hidrogen cair dan oksigen cair raksasa SLS. Tangki tersebut dapat menampung 730.000 galon (3,3 juta liter) propelan gabungan.

    “Flensa adalah sambungan sambungan yang berfungsi seperti jahitan pada kemeja, ditempelkan di bagian atas dan bawah intertank sehingga kedua tangki dapat dilampirkan,” terang NASA dalam pembaruan.

    Tim insinyur NASA menemukan retakan ternyata berada pada busa isolasi pada flensa, bukan pada struktur logam roket.

    “Es yang terbentuk pada dasarnya adalah udara yang didinginkan oleh tangki yang terperangkap di dalam celah busa tetapi bukan tangki sebenarnya,” ujar Nail.

    Menurut Nail, personel NASA pernah melihat retakan serupa pada busa ketika digunakan di sebuah pesawat antariksa yang pensiun pada 2011.

    Permasalahan Mesin No. 3 dan keretakan tersebut sesuai dengan kekhawatiran NASA tentang kebocoran hidrogen cair roket.

    Nail menyebut kebocoran selama proses pengisian bahan bakar tampak mirip dengan yang terjadi selama tes pengisian bahan bakar SLS awal tahun ini.

    “Meskipun masalah serupa diidentifikasi dalam latihan wet dress sebelumnya, itu mungkin tidak selalu menjadi penyebab yang sama,” tulis NASA.

    Dengan adanya sederet masalah ini, NASA menghentikan dan memulai kembali proses pengaliran hidrogen cair ke dalam tangki dalam upaya untuk memverifikasi kebocoran dan bahkan melanjutkan dengan mengisi bahan bakar tahap atas roket setinggi 322 kaki (98 meter) sementara para insinyur berupaya menyelesaikan masalah tersebut.

    (lom/mik)

    [Gambas:Video CNN]