kab/kota: Tangki

  • Bus Masuk Jurang di Jalan Trans-Sulawesi Poros Palopo-Toraja, 4 Orang Tewas
                
                    
                        
                            Makassar
                        
                        4 Desember 2024

    Bus Masuk Jurang di Jalan Trans-Sulawesi Poros Palopo-Toraja, 4 Orang Tewas Makassar 4 Desember 2024

    Bus Masuk Jurang di Jalan Trans-Sulawesi Poros Palopo-Toraja, 4 Orang Tewas
    Tim Redaksi
     
    PALOPO, KOMPAS.com –
    Bus penumpang dengan nomor polisi DP 7702 KA dari Toraja, Sulawesi Selatan, tujuan Kendari, Sulawesi Tenggara, mengalami kecelakaan tunggal di jalan Trans-Sulawesi Kilometer 14 Kelurahan Battang, Kecamatan Wara Barat, Kota
    Palopo
    , Sulawesi Selatan, Selasa (3/12/2024) siang. 
    Kasi Humas Polres Palopo AKP Supriadi mengatakan, hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), mobil yang dikemudikan Yusuf Toding (39) bergerak dari arah utara ke selatan dan hendak memasuki jalan yang menikung ke kiri untuk memberi ruang bagi mobil tangki yang melintas dari arah berlawanan, bus bergerak ke kiri hingga ban turun dari badan jalan. 
    “Kondisi bahu jalan yang lembek menyebabkan mobil amblas dan terperosok ke jurang. Kecelakaan ini menewaskan empat orang penumpang di tempat dan menyebabkan beberapa korban lainnya mengalami luka-luka,” kata Supriadi dalam rilisnya yang diterima, Selasa (3/12/2024) malam.   
    Lanjut Supriadi, warga bersama Dinas Pemadam Kebarana (Damkar) Palopo, BPBD, dan PMI berusaha mengevakuasi penumpang bus yang jatuh ke jurang. 
    “Saat ini seluruh korban sudah berhasil dievakuasi  ke sejumlah rumah sakit di Kota Palopo untuk mendapat perawatan intensif,” ucap Supriadi. 
    Hingga saat ini Kasat Lantas Polres Palopo, AKP Syahruddin belum bersedia memberikan komentar apapun pada awak media.
    Sementara seorang penumpang yang selamat bernama Ronny mengaku sempat melihat bus yang ditumpanginya terjun bebas ke jurang.
    Namun, dia tidak tahu persis penyebab bus tadi tiba-tiba tergelincir masuk jurang. 
    “Diperkirakan waktu kejadiannya sekitar jam jam 11.00 Wita, waktu kejadian saya lagi duduk dan sempat melihat bus terjun ke jurang,” ujar Ronny. 
    Ronny mengatakan, setelah bus jatuh terguling ke jurang, dirinya menyelamatkan diri. 
    “Saya tidak tahu tiba-tiba saya ada di luar, tangan saya bergerak cari pegangan, begitu saya dapat pegangan saya kait, lalu saya duduk dan disitu saya lihat mobil di bawah,” tutur Ronny. 
    Ronny menuturkan setelah dirinya merasa membaik akibat syok, dia berupaya untuk naik ke atas jalan.
    “Setelah mengambil jaket dan jalan ke atas, perasaan saya kembali tidak enak. Jaket, saya buang ke atas jalan agar bisa segera mendapat tempat istirahat,” jelasnya.
    Berikut data korban tewas:
    1. Semi Salu Pasangka (30), mengalami luka parah di punggung dan patah tulang paha.
    2. Deby Pare (60), mengalami luka serius di kepala dan tubuh.
    3. Dina Taruk (65), luka di kepala, meninggal di rumah sakit.
    4. Agung Pratama (26), mengalami amputasi kaki dan luka parah di kepala.
     
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jangan Sampai Mogok, Begini Cara Cegah Filter Bensin Tersumbat

    Jangan Sampai Mogok, Begini Cara Cegah Filter Bensin Tersumbat

    Jakarta

    Filter bensin yang tersumbat bisa menyulitkan pemilik kendaraan. Akibatnya, mobil jadi brebet hingga yang terparah mesin tak bisa dinyalakan.

    Kepala Bengkel Astrido Toyota Cileungsi Eko Prasetyo mengatakan ada beberapa kebiasaan pemilik kendaraan yang bisa menyebabkan filter bensin dan fuel pump rusak. Salah satunya membiarkan tangki bahan bakar sering kosong.

    “Biasanya salah satu penyebabnya tangki sering kosong sih. Karena dia kan di dalam pasti ada kotoran ya. Bertahun-tahun usianya, sehingga pasti ada endapan. Kalau saat kondisi sering kosong, itu kadang-kadang kotorannya ikut, makin banyak tuh (tumpukan kotorannya),” kata Eko kepada detikOto, Senin (2/11/2024).

    Kotoran bisa muncul dari dua faktor. Bisa dari tangkinya, bisa juga dari bahan bakar yang mungkin terdapat kotoran. Atau, dari faktor lain seperti penggunaan bahan aditif yang meninggalkan jejak endapan.

    “Tipe tangki kan ada beberapa yang sudah pakai semacam kayak fiber, ada yang masih pelat. Nah itu pasti ada endapan lah. Atau misalnya dulu pernah pakai semacam untuk naikin oktan yang sifatnya kayak serbuk, akhirnya ada endapan, itu juga bisa. Tapi yang umum kalau kotor itu biasanya karena umur dan bahan bakar sama kondisi tangki,” jelasnya.

    Untuk mencegah masalah yang menyulitkan ini, Eko menyarankan agar pemilik kendaraan tidak sering-sering membiarkan tangki bahan bakar kosong. Kalau perlu, saat sisa bensin tinggal setengah, segera isi lagi bahan bakar sampai penuh.

    “Kemudian pada saat usia kendaraan sudah di atas 4 tahun, 5 tahun, itu mungkin udah mulai bisa dibersihin tangkinya. Atau pada saat misalnya di kilometer di atas 100 ribu km, nggak usah nunggu gejala, kalau kita mau nyaman, 100 km itu mulai diganti filternya sama sekalian kuras tangkinya. Karena ada beberapa tipe yang dia kalau ganti filternya tangkinya (harus) turun. Jadi bisa sekalian pengerjaannya kuras. Tapi ada beberapa tipe yang filternya ada di luar tangki,” ujar Eko.

    Eko melanjutkan, dari agen pemegang merek (APM) memang tidak ada rekomendasi untuk melakukan servis atau tangki bahan bakar secara rutin. Namun, jika pemilik kendaraan merasakan gejala tertentu bisa dibicarakan kepada pihak bengkel untuk memeriksa bagian-bagian seperti tangki BBM, filter dan pompa bahan bakar.

    “Kalau dirasa udah lama nih nggak dibongkar, coba dibersihin. Atau dia perjalanan jauh di luar Jakarta yang kondisi pom bensinnya kita nggak tahu kondisinya,” katanya.

    (rgr/dry)

  • Pemerintah Masih Siapkan Aturan agar LPG 3 Kg Tak Lagi Dijual Bebas – Page 3

    Pemerintah Masih Siapkan Aturan agar LPG 3 Kg Tak Lagi Dijual Bebas – Page 3

    Sebelumnya, Proyek Strategis Nasional (PSN) pembangunan Terminal LPG Bima yang ditugaskan oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kepada PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Patra Niaga, telah rampung sepenuhnya.

    Proyek ini mendapatkan pengawalan dan pengamanan intensif dari Jamintel Kejaksaan Agung RI melalui Program Pengamanan Pembangunan Strategis (PPS). Melalui kegiatan exit meeting PPS Pembangunan Tangki Terminal LPG Bima pada 14 November 2024 di Surabaya, Jawa Timur pengawalan dan pengamanan pembangunan Terminal LPG Bima ini secara resmi berakhir dan proyek dinyatakan berjalan lancar sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    Direktur Rekayasa dan Infrastruktur Darat PT Pertamina Patra Niaga, Eduward Adolof Kawi mengatakan, dengan ada infrastruktur Terminal LPG Bima, PT Pertamina Patra Niaga berkomitmen untuk memperkuat kehandalan distribusi LPG di Indonesia Timur.

    “Proyek pembangunan Terminal LPG Bima merupakan wujud nyata dari komitmen Pertamina untuk memperkuat ketahanan energi nasional. Kami sangat mengapresiasi pengawalan dan pengamanan dari PPS Jamintel Kejaksaan Agung RI yang memastikan proyek ini berjalan sesuai GCG. Dengan selesainya proyek ini, kebutuhan LPG masyarakat NTB dapat terjamin lebih andal,” ujar Eduward.

    Eduward pun menambahkan Terminal LPG Bima mulai melakukan commissioning pada akhir Desember 2023 dan sejak awal Januari 2024 telah beroperasi secara reguler.

    Infrastruktur ini menjadi salah satu penguat distribusi LPG untuk memenuhi kebutuhan energi masyarakat di Nusa Tenggara Barat (NTB) yang sebelumnya distribusi dilakukan dengan pengiriman skid tank menggunakan kapal landing craft tank (LCT) dari Terminal LPG Lombok ke Pulau Sumbawa.

    “Penyelesaian PSN ini penting karena dampaknya sangat besar dalam memberikan manfaat bagi masyarakat, yakni ketersediaan energi yang berkeadilan hingga ke seluruh pelosok Indonesia,” imbuh Eduward.

  • Pertamax Diklaim Sudah Penuhi Standar, Seperti Apa Kandungan Bensinnya?

    Pertamax Diklaim Sudah Penuhi Standar, Seperti Apa Kandungan Bensinnya?

    Jakarta

    Sampel bensin Pertamax dicek tim Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri (LAPI) ITB. Hasilnya, Pertamax dinyatakan aman digunakan.

    Sebelumnya, Pertamax dituding jadi penyebab rusaknya fuel pump di salah satu bengkel kendaraan di Cibinong, Bogor beberapa waktu lalu. Seperti apa kandungan bensin Pertamax?

    “Sampel endapan dari kendaraan yang bermasalah sudah dicek oleh Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri (LAPI) ITB dan dinyatakan bahwa penyebab rusaknya kendaraan bukan dari BBM Pertamax,” ucap VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso dalam keterangannya dikutip, Minggu (1/12/2024).

    Uji coba juga dilakukan Lembaga Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) Kementerian ESDM di sejumlah SPBU di Cibinong. Hasilnya, Pertamax juga dinyatakan sudah sesuai standar sesuai spesifikasi dan dinyatakan aman untuk digunakan.

    “Jadi masyarakat tidak perlu khawatir akan kualitas Pertamax. Pertamina menjamin dan terus berkomitmen untuk menyediakan produk-produk berkualitas bagi masyarakat,” ucap Fadjar.

    Disinggung lebih lanjut bagaimana standar, dan kandungan Pertamax, dia melampirkan dokumen tentang spesifikasi Pertamax.

    Dokumen itu mengacu pada SK Dirjen Migas No. 3674K/24/DJM/2006 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin yang Dipasarkan di Dalam Negeri. Pada saat itu, jenis BBM RON 91 dengan batasan maksimal sulfurnya sebesar 0,05 persen m/m atau setara 500 ppm.

    Selanjutnya Pertamax disebut punya stabilitas oksidasi sebesar 480 per menit, kandungan timbal maksimal 0,013 gram per liter, sulfur maksimal 0,05 persen m/m, mengandung oksigen maksimal 2,7 persen m/m, kandungan aromatik maksimal 50,0 persen v/v, dan kandungan benzena sebesar maksimal 5 persen v/v.

    Namun diketahui, aturan Dirjen Migas No. 3674K/24/DJM/2006 tentang Standar dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Minyak Jenis Bensin yang Dipasarkan di Dalam Negeri. dicabut dengan Keputusan Dirjen Migas No: 110.K/MG.01/DJM/2022. Beleid itu mengatur sulfur dari bensin sesuai Euro4 diterapkan secara bertahap.

    Salah satunya disebutkan, BBM RON 91 maksimal hanya 400 ppm mulai 1 Januari 2023. Lalu, wajib turun ke 350 ppm mulai Januari 2025.

    Ke depan, Ditjen Migas ESDM menetapkan kandungan sulfur bensin ini maksimal 300 ppm di 2027. BBM RON 91 baru ditargetkan menyentuh standar Euro 4 atau 50 ppm atau 0,005 persen m/m pada 1 Januari 2028 mendatang.

    Diberitakan detikcom sebelumnya, tim LAPI ITB kemudian mencoba untuk menganalisa endapan itu dengan membawa sampel ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan melalui metode EDS (Energy-Dispersive X-ray Spectroscopy).

    Ahli Konversi Energi Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB) Tri Yuswidjajanto Zaenuri memastikan kandungan di dalam BBM jenis Pertamax bukan penyebab rusaknya mesin kendaraan seperti yang diklaim.

    Adapun berdasarkan hasil EDS tersebut tim Lemigas menemukan bahwa endapan tersebut tidak berasal atau tercipta dari bahan bakar Pertamax seperti yang diklaim.

    “Ternyata senyawa pembentuk endapan tersebut tidak ditemukan dalam bahan bakar yang dianalisis (Pertamax-red)” ungkap Tri.

    Menurutnya untuk mengetahui penyebab kerusakan fuel pump dilakukan dengan melepas pompa bahan bakar serta dikuras tangkinya. Dari hasil pemeriksaan itu kemudian ditemukan endapan di dalam bahan bakarnya.

    Dari hasil pemeriksaan itu juga Tri menduga material antikorosi yang biasa dipakai sebagai pelapis tangki bahan bakar berbahan logam lah yang menjadi penyebab terciptanya endapan tersebut.

    Endapan inilah yang menjadi penyebab utama mobil kehilangan tenaga karena menyumbat filter sebelum bahan bakar masuk ke dalam pompa.

    “Mengingat pelapis tersebut biasanya terbuat dari paduan unsur yang terdeteksi pada analisis EDS, tapi penelitian masih terus dilakukan untuk memastikan dari mana asal usul unsur-unsur pembentuk endapan tersebut,” terangnya.

    Menurutnya jika endapan tersebut berhubungan dengan material tahan korosi pelapis tangki, maka pemilik kendaraan yang tangki bahan bakarnya terbuat dari resin dapat merasa aman untuk tetap mengkonsumsi bahan bakar Pertamax karena tidak akan ada fenomena munculnya endapan.

    Meski begitu, Tri memastikan pihaknya masih mencari akar masalah kasus ini untuk bisa dilakukan mitigasi. Sehingga ke depan tidak akan terulang kasus serupa. “Supaya tidak terjadi lagi masalah yang sama di kemudian hari,” tutup Tri.

    (riar/rgr)

  • Biaya Kuras Tangki Bensin Mobil di Bengkel Resmi

    Biaya Kuras Tangki Bensin Mobil di Bengkel Resmi

    Jakarta

    Dalam kondisi tertentu, mobil harus dikuras tangki bahan bakarnya untuk melakukan perbaikan. Berapa biaya kuras tangki bensin di bengkel resmi?

    Beberapa kondisi pada mobil mengharuskan tangki bensin dikuras. Miasalnya seperti masalah pada filter atau pompa bahan bakar yang tersumbat sehinga tangki bahan bakar harus diturunkan dan bensin yang ada di dalamnya perlu dikuras.

    Biaya Kuras Tangki Bensin Mobil

    Bengkel resmi menerima jasa kuras tangki bensin. Biayanya memang berbeda-beda tergantung dengan tipe dan jenis kendaraannya.

    “Kuras tangki itu beda-beda sih, karena dia beda-beda tipe. Kisaran harga dari Rp 260 ribu sampai di Rp 520 ribu, sesuai tipe kendaraannya untuk turun tangki tipe mobil low, medium, high, tidak termasuk luxury,” kata Kepala Bengkel Astrido Toyota Cileungsi Eko Prasetyo kepada detikOto, Senin (2/11/2024).

    Ada beberapa pengerjaan yang dilakukan bengkel untuk menguras tangki. Pertama membongkar dan menurunkan tangki dari mobil serta mengosongkan bensin yang ada di dalamnya.

    “Kemudian kita bersihin tangki dalamnya. Kita lihat kondisi filter, pompa, terus kemudian ada beberapa mobil ada regulatornya juga, itu kita cek juga, kita bersihkan sekalian. Kemudian dilakukan pengukuran juga, kan di tangki ada sender-nya yang buat menunjukkan level bensinnya, itu sekalian kita cek, kita bersihkan juga. Jadi item-item yang ada di tangki itu lah, semuanya tuh kita cek, kita bersihkan, kemudian pemasangan lagi dan kita tes jalan,” beber Eko.

    Estimasi pengerjaan kuras tangki bensin di bengkel resmi memakan waktu sekitar 2 sampai 3 jam. Untuk bensin di dalam tangki, jika kondisinya masih bagus bisa digunakan kembali.

    “Kan nanti (bensin yang dikuras) kita taruh di wadah khusus, kalau kandungan air di bensin tinggi pasti akan kelihatan tuh. Nanti biasanya kita ngobrol lagi sama customernya mau dipakai lagi atau nggak. Tapi kalau yang sifatnya nggak ada keluhan biasanya bagus. Biasanya yang ada keluhan brebet itu pas kita cek kandungan airnya tinggi. Kalau kandungan air tinggi, kita saranin mendingan ganti, nanti beliin (bensin) yang baru,” ujar Eko.

    Penyebab Tangki Bensin Mobil Harus Dikuras

    Menurutnya, ada beberapa penyebab yang membuat mobil harus dikuras tangki bensinnya. Misalnya seperti terdapat kandungan air pada bensin atau terdapat kotoran yang menyumbat di filter sehingga pemilik kendaraan merasakan tarikan berat, brebet, atau bahkan sampai tidak bisa digas.

    “Biasanya salah satu penyebabnya tangki sering kosong. Karena dia kan di dalam pasti ada kotoran ya. Bertahun-tahun usianya, sehingga pasti ada endapan. Kalau saat kondisi sering kosong, itu kadang-kadang kotorannya ikut, makin banyak tuh,” ujar Eko.

    “Kotoran bisa dua faktor, bisa dari tangki, bisa juga dari bahan bakarnya. Tipe tangki kan ada beberapa yang sudah pakai semacam kayak fiber, ada yang masih pelat. Nah itu mesti ada endapan lah. Atau misalnya dulu pernah pakai semacam untuk naikin oktan yang sifatnya kayak serbuk, akhirnya ada endapan, itu juga bisa. Tapi yang umum kalau kotor itu biasanya karena umur dan bahan bakar sama kondisi tangki,” jelasnya.

    (rgr/din)

  • Pertamax Bukan Penyebab Mobil Rusak

    Pertamax Bukan Penyebab Mobil Rusak

    Jakarta

    Pertamina mengungkap hasil pengujian sample endapan yang dicek tim Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri (LAPI) ITB. Hasilnya Pertamax bukan penyebab fuel pump rusak.

    Hal ini menjawab adanya aduan bahwa Pertamax menyebabkan mobil rusak di salah satu bengkel kendaraan di Cibinong, Bogor beberapa waktu lalu.

    “Sampel endapan dari kendaraan yang bermasalah sudah dicek oleh Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri (LAPI) ITB dan dinyatakan bahwa penyebab rusaknya kendaraan bukan dari BBM Pertamax,” ucap VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso dalam keterangannya dikutip, Minggu (1/12/2024).

    Diberitakan detikcom sebelumnya, melalui tim LAPI ITB kemudian mencoba untuk menganalisa endapan itu dengan membawa sampel ke laboratorium untuk dilakukan pemeriksaan melalui metode EDS (Energy-Dispersive X-ray Spectroscopy).

    Ahli Konversi Energi Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB) Tri Yuswidjajanto Zaenuri memastikan kandungan di dalam BBM jenis Pertamax bukan penyebab rusaknya mesin kendaraan seperti yang diklaim.

    Adapun berdasarkan hasil EDS tersebut tim Lemigas menemukan bahwa endapan tersebut tidak berasal atau tercipta dari bahan bakar Pertamax seperti yang diklaim.

    “Ternyata senyawa pembentuk endapan tersebut tidak ditemukan dalam bahan bakar yang dianalisis (Pertamax-red)” ungkap Tri.

    Menurutnya untuk mengetahui penyebab kerusakan fuel pump dilakukan dengan melepas pompa bahan bakar serta dikuras tangkinya. Dari hasil pemeriksaan itu kemudian ditemukan endapan di dalam bahan bakarnya.

    Dari hasil pemeriksaan itu juga Tri menduga material antikorosi yang biasa dipakai sebagai pelapis tangki bahan bakar berbahan logam lah yang menjadi penyebab terciptanya endapan tersebut.

    Endapan inilah yang menjadi penyebab utama mobil kehilangan tenaga karena menyumbat filter sebelum bahan bakar masuk ke dalam pompa.

    “Mengingat pelapis tersebut biasanya terbuat dari paduan unsur yang terdeteksi pada analisis EDS, tapi penelitian masih terus dilakukan untuk memastikan dari mana asal usul unsur-unsur pembentuk endapan tersebut,” terangnya.

    Menurutnya jika endapan tersebut berhubungan dengan material tahan korosi pelapis tangki, maka pemilik kendaraan yang tangki bahan bakarnya terbuat dari resin dapat merasa aman untuk tetap mengkonsumsi bahan bakar Pertamax karena tidak akan ada fenomena munculnya endapan.

    Meski begitu Tri memastikan pihaknya masih mencari akar masalah kasus ini untuk bisa dilakukan mitigasi. Sehingga ke depan tidak akan terulang kasus serupa. “Supaya tidak terjadi lagi masalah yang sama di kemudian hari,” tutup Tri.

    Uji coba juga dilakukan Lembaga Minyak dan Gas Bumi (Lemigas) Kementerian ESDM di sejumlah SPBU di Cibinong. Hasilnya, Pertamax juga dinyatakan sudah sesuai standar sesuai spesifikasi dan dinyatakan aman untuk digunakan.

    “Jadi masyarakat tidak perlu khawatir akan kualitas Pertamax. Pertamina menjamin dan terus berkomitmen untuk menyediakan produk-produk berkualitas bagi masyarakat,” ucap Fadjar.

    Bagi masyarakat yang memerlukan informasi terkait layanan, informasi produk, menyampaikan keluhan, bisa mengubungi call center Pertamina 135 untuk mendapatkan pelayanan.

    (riar/lua)

  • Oknum Mandor SPBU di Kediri Diduga Gelapkan 16.000 Liter Pertalite, Dijual Murah ke Tempat Lain

    Oknum Mandor SPBU di Kediri Diduga Gelapkan 16.000 Liter Pertalite, Dijual Murah ke Tempat Lain

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Isya Anshori

    TRIBUNJATIM.COM, KEDIRI – Seorang pria berinisial DC, yang merupakan mandor di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Desa Pelem, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, dilaporkan ke polisi atas dugaan penggelapan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

    Akibat perbuatannya, pihak SPBU mengalami kerugian sebesar 16.000 liter Pertalite, setara dengan Rp226.202.578.  

    Penasihat hukum Kepala Administrasi SPBU Pelem, Eko Budiono, mengungkapkan bahwa kasus ini terungkap pada 18 November 2024.

    Saat itu, kliennya melakukan pemeriksaan terhadap laporan teller dan menemukan adanya selisih delivery order (DO) pertalite sebesar 16.000 liter.  

    Setelah dimintai keterangan, terlapor mengaku bahwa BBM bersubsidi tersebut telah dijual ke SPBU Desa Katang, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, dengan harga di bawah pasaran.  

    “Modusnya, terlapor menjual 16.000 liter pertalite bersubsidi ke SPBU lain dengan harga lebih rendah,” ujar Eko Budiono, Minggu (1/12/2024).  

    Lebih lanjut, Eko menambahkan bahwa penggelapan ini diduga melibatkan pihak lain, termasuk oknum karyawan Pertamina. Terlapor disebut bekerja sama dengan sopir truk tangki yang mengangkut pertalite tersebut.  

    “Ini bukan hanya tanggung jawab SPBU, tetapi juga Pertamina. Karena BBM bersubsidi mengandung unsur dana negara, Pertamina seharusnya ikut bertindak,” tegas Eko.  

    Eko menjelaskan bahwa DO yang digunakan oleh terlapor tidak masuk ke dalam sistem administrasi SPBU Pelem, meskipun DO tersebut sudah dibayar penuh ke Pertamina. Akibatnya, SPBU Pelem mengalami kerugian finansial yang signifikan.  

    “Terlapor diduga menjual pertalite itu dengan harga murah dan menerima uang sekitar Rp120 juta dari transaksi tersebut,” tambahnya.  

    Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Kediri AKP Fauzi Pratama membenarkan bahwa pihaknya telah menerima laporan ini dan sedang menyelidiki kasus tersebut.  

    “Laporan sudah kami terima, dan kami akan mendalami penyelidikan lebih lanjut,” kata AKP Fauzi

  • Terminal LPG Amurang Siap Penuhi Kebutuhan Nataru untuk Sulawesi Utara dan Gorontalo

    Terminal LPG Amurang Siap Penuhi Kebutuhan Nataru untuk Sulawesi Utara dan Gorontalo

    Amurang, Minahasa Selatan, Beritasatu.com – Terminal LPG Amurang siap memenuhi kebutuhan elpiji masyarakat, khususnya pengguna elpiji 3 kg, di wilayah Sulawesi Utara dan sebagian Gorontalo selama Natal dan Tahun Baru (Nataru). Terminal LPG Amurang merupakan salah satu unit pelayanan milik PT Elnusa Petrofin (EPN) yang merupakan anak usaha PT Elnusa Tbk. Kesiapan ini menunjukkan komitmen perusahaan  dalam mendukung ketahanan energi nasional.

    Hal tersebut disampaikan Direktur Utama Elnusa Bachtiar Soeria Atmadja saat melakukan kunjungan ke Terminal LPG Amurang di Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, Jumat (29/11/2024). Pada kesempatan itu, Bachtiar didampingi Komisaris Utama Elnusa Eko Ariantoro, Direktur Utama Elnusa Petrofin Doni Indrawan, dan Corporate Secretary Elnusa Frida Lidwina.

    Bachtiar menjelaskan Terminal LPG Amurang yang siap memenuhi kebutuhan elpiji selama Nataru merupakan salah satu aset strategis perusahaan. Aset ini berperan vital dalam memenuhi kebutuhan energi masyarakat, khususnya selama periode puncak akhir tahun saat Nataru.

    Tangki penampung elpiji di Terminal LPG Amurang, Minahasa Selatan. – (Elnusa/-)

    Bagi perusahaan, bisnis pengelolaan elpiji di Amurang merupakan salah satu penyumbang pendapatan pada segmen distribusi dan logistik energi. Pihaknya akan terus mengembangkan bisnis pengelolaan elpiji di luar Jawa dan Bali untuk meningkatkan pendapatan maupun keuntungan perusahaan.

    Selain memastikan kesiapan Terminal LPG Amurang memenuhi kebutuhan elpiji selama Nataru, Bachtiar menyatakan jajaran direksi dan komisaris juga ingin melihat penerapan prinsip health, safety, security, and environment (HSSE) yang ketat untuk mendukung kelancaran distribusi energi. Pihaknya juga mendapat pemaparan strategi pengelolaan distribusi energi di Terminal LPG Amurang, termasuk upaya inovatif untuk mengoptimalkan efisiensi operasional serta menjaga keamanan dan keberlanjutan pasokan.

    “Kami datang ke sini untuk memastikan pasokan elpiji ke masyarakat berjalan lancar, terutama saat Natal dan Tahun Baru,” katanya.

  • Gelapkan 16 Ribu Liter BBM Bersubsidi, Mandor SPBU di Kediri Dipolisikan

    Gelapkan 16 Ribu Liter BBM Bersubsidi, Mandor SPBU di Kediri Dipolisikan

    Kediri (beritajatim.com) – Diduga menggelapkan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi, DC, oknum karyawan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Desa Pelem, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri dilaporkan ke polisi. Akibat perbuatan terlapor, pihak SPBU harus kehilangan 16.000 liter pertalite atau setara Rp226.202.578.

    Kepala Administrasi SPBU Pelem Jepi Nurul Aini melalui penasihat hukumnya Eko Budiono mengatakan, kasus penggelapan tersebut bermula pada 18 November 2024, kliennya (pelapor) melakukan pengecekan laporan teller. Dari pemeriksaan tersebut, ditemukan selisih atau kehilangan delivery order (DO) pertalite sebesar 16.000 liter.

    Setelah ditanyakan kepada terlapor, BBM bersubsidi tersebut telah dijual ke SPBU Desa Katang, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri dengan harga lebih murah.

    “Modus operandinya, terlapor sebagai mandor di SPBU Pelem telah menjual BBM bersubsidi jenis pertalite sebesar 16.000 liter ke SPBU Katang dengan harga lebih murah,” terang Eko Budiono, pada Sabtu (30/11/2024).

    Tak hanya oknum mandor SPBU Pelem, menurut Eko Budiono, penjualan belasan ribu liter BBM bersubsidi ini diduga melibatkan oknum karyawan Pertamina. Terlapor disinyalir bekerjasama dengan sopir truk tangki yang membawa pertalite pesanan tersebut.

    “Seharusnya Pertamina bergerak, karena ini barang subsidi. Di dalam barang subsidi itu ada uang negara,” kecam Eko Budiono.

    Dalam mejalankan aksinya, terlapor membawa nota DO tersebut, sehingga tidak masuk ke bagian administrasi SPBU Pelem. Padahal, DO tersebut sudah dibayarkan luas ke Pertamina, sehingga SPBU Pelem rugi Rp226.202.578.

    “Menurut pelapor, pertalite itu dijual dengan harga murah. Terlapor menerima uang sekitar Rp120-an juta dari penjualan itu,” imbuh Eko Budiono.

    Terpisah, Kasat Reskrim Polres Kediri AKP Fauzi Pratama mengakui telah menerima laporan tersebut. Pihaknya tengah menyelidikinya.

    “Laporan sudah diterima oleh Polres Kediri dan akan ditindaklanjuti,” ungkap AKP Fauzi. [nm/ian]

  • Ini Tujuan BYD Bawa Merek Premium Denza ke Indonesia

    Ini Tujuan BYD Bawa Merek Premium Denza ke Indonesia

    Shenzhen

    BYD akan membawa merek premiumnya Denza ke Indonesia tahun depan. Apa tujuan BYD mengenalkan Denza di Indonesia?

    Satu lagi gebrakan baru yang bakal disajikan BYD di Tanah Air. BYD akan mengenalkan merek premium di bawah naungannya yaitu Denza. Di Indonesia, Denza akan bertarung dengan merek premium sekelas Lexus. Rencananya Denza akan mengawali debutnya di Tanah Air pada kuartal pertama tahun 2025.

    Buat yang belum tahu, Denza sebelumnya merupakan perusahaan patungan dari BYD dan Mercedes-Benz. Kala itu, keduanya sama-sama memiliki saham 50-50 persen. Namun sejak musim panas tahun ini, Denza sepenuhnya dimiliki BYD.

    BYD rupanya punya alasan tersendiri membawa merek premiumnya ke dalam negeri. Lewat Denza, BYD ingin menegaskan soal identitas kendaraan premium yang bisa dinikmati oleh masyarakat Indonesia.

    Tampilan belakang Denza D9. Foto: (Dina Rayanti/detikOto)

    “Kami ingin memberikan identitas kembali terhadap suatu kata premium dimana dalam kemewahan tersebut juga terkandung di dalamnya teknologi super safety dan suatu feature intelligent cukup baik yang dimiliki oleh BYD,” ungkap Presiden Direktur PT BYD Motor Indonesia Eagle Zhao ditemui di Shenzhen, China, baru-baru ini.

    Menurut Eagle, pasar premium di Indonesia masih menyasar kalangan tertentu. Namun lewat Denza, pihaknya bakal membuat mobil premium bisa dirasakan kalangan yang lebih luas.

    “Jika pelanggan Indonesia berbicara tentang premium, mereka akan berpikir wah, jauh dari saya. Ini harusnya tidak terjadi. Kami ingin suatu hal yang bisa dijangkau, tentu saja kami ingin membuat Denza menjadi lebih kompetitif,” urai Eagle.

    Sebagai awalan, produk perdana yang akan dikenalkan Denza adalah D9. D9 merupakan MPV ramah lingkungan. Di negara asalnya, Denza D9 punya opsi powertrain plug-in hybrid (PHEV) dan EV. Varian PHEV bisa menempuh jarak hingga 1.050 km bila baterai dan tangki bensinnya terisi penuh. Sementara bila hanya mengandalkan baterai, mobil bisa menempuh jarak sekitar 200 km.

    Sedangkan untuk versi listriknya, bisa menjelajah sejauh 620 km bila baterai terisi penuh. BYD mengungkap D9 yang paling potensial masuk ke Indonesia adalah versi listrik. Selain D9, Denza juga memiliki model lain yang sudah dijual seperti Z9GT dan N7. Eagle pun tak menampik kemungkinan model Denza lainnya akan diboyong ke dalam negeri.

    (dry/lth)