kab/kota: Tanah Bumbu

  • Kronologi Helikopter Berisi 8 Penumpang Hilang di Tanah Bumbu Kalsel

    Kronologi Helikopter Berisi 8 Penumpang Hilang di Tanah Bumbu Kalsel

    Liputan6.com, Jakarta Helikopter Tipe BK117 D3 milik Estindo Air yang mengangkut delapan penumpang termasuk pilot, hilang kontak saat terbang di sekitar Mentewe, Tanah Bumbu, Kalsel, Senin (1/9).

    Helikopter tersebut membawa delapan orang, terdiri atas seorang pilot, seorang engineer, dan enam penumpang, yakni Capt. Haryanto, Eng Hendra, Mark Werren, Yudi Febrian, Andys Rissa Pasulu, Santha Kumar, Claudine Quito dan Iboy Irfan Rosa.

    Helikopter milik Estindo Air Tipe BK117 D3 dengan rute penerbangan dari Kotabaru, Kalsel menuju Palangka Raya, Kalteng itu sebelumnya dilaporkan Kantor SAR Banjarmasin di perkirakan jatuh di sekitaran Air Terjun Mandin Damar, Kecamatan Mentewe, Kabupaten Tanah Bumbu.

    Helikopter lepas landas dari Bandara Syamsir Alam, Kabupaten Kotabaru, Kalsel pada Senin (1/9) sekitar pukul 08.46 WITA dengan perkiraan tiba di Bandara Palangka Raya pukul 10.15 WITA.

    Namun, heli tersebut kontak terakhir tercatat pada pukul 08.54 WITA, sebelum pesawat tidak lagi dapat dihubungi AirNav dari Kotabaru, Banjarmasin, Balikpapan maupun Kota Palangka Raya, dan kemudian laporan hilang kontak diterima pukul 12.02 WITA.

  • Kronologi Helikopter Berisi 8 Penumpang Hilang di Tanah Bumbu Kalsel

    Kronologi Helikopter Berisi 8 Penumpang Hilang di Tanah Bumbu Kalsel

    Liputan6.com, Jakarta Helikopter Tipe BK117 D3 milik Estindo Air yang mengangkut delapan penumpang termasuk pilot, hilang kontak saat terbang di sekitar Mentewe, Tanah Bumbu, Kalsel, Senin (1/9).

    Helikopter tersebut membawa delapan orang, terdiri atas seorang pilot, seorang engineer, dan enam penumpang, yakni Capt. Haryanto, Eng Hendra, Mark Werren, Yudi Febrian, Andys Rissa Pasulu, Santha Kumar, Claudine Quito dan Iboy Irfan Rosa.

    Helikopter milik Estindo Air Tipe BK117 D3 dengan rute penerbangan dari Kotabaru, Kalsel menuju Palangka Raya, Kalteng itu sebelumnya dilaporkan Kantor SAR Banjarmasin di perkirakan jatuh di sekitaran Air Terjun Mandin Damar, Kecamatan Mentewe, Kabupaten Tanah Bumbu.

    Helikopter lepas landas dari Bandara Syamsir Alam, Kabupaten Kotabaru, Kalsel pada Senin (1/9) sekitar pukul 08.46 WITA dengan perkiraan tiba di Bandara Palangka Raya pukul 10.15 WITA.

    Namun, heli tersebut kontak terakhir tercatat pada pukul 08.54 WITA, sebelum pesawat tidak lagi dapat dihubungi AirNav dari Kotabaru, Banjarmasin, Balikpapan maupun Kota Palangka Raya, dan kemudian laporan hilang kontak diterima pukul 12.02 WITA.

  • Helikopter PK-RGH Hilang Kontak di Mentewe Kalsel Berisi 6 Penumpang-2 Awak

    Helikopter PK-RGH Hilang Kontak di Mentewe Kalsel Berisi 6 Penumpang-2 Awak

    Jakarta

    Helikopter jenis PK-RGH milik operator Eastindo hilang kontak di wilayah Kecamatan Mentewe, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan. Helikopter itu membawa 8 penumpang.

    Dilansir detikKalimantan, Senin (1/9/2025), helikopter jenis BK117-D3 itu dilaporkan hilang kontak saat terbang dari Bandara Gusti Syamsir Alam, Kotabaru menuju Bandara Tjilik Riwut, Palangka Raya. Helikopter tersebut diketahui mengangkut delapan orang, termasuk pilot dan teknisi.

    “Namun pada pukul 08.54 Wita, pesawat tersebut terpantau lost contact. Sejak saat itu tidak bisa dihubungi, baik dari AirNav Kotabaru, Banjarmasin, Balikpapan, maupun Palangkaraya,” kata Kepala Basarnas Banjarmasin I Putu Sudayana.

    Helikopter tersebut diketahui lepas landas pukul 07.46 WIB dan dijadwalkan tiba di Palangka Raya pukul 09.15 WIB. Kontak terakhir dengan menara pengawas tercatat pukul 07.54 WIB, sekitar 10 menit setelah lepas landas atau pada posisi sekitar 10 nautical mile dari Kotabaru.

    Helikopter milik Ditpolairud Polri Kalteng serta pesawat milik BNPB yang biasa digunakan dalam penanggulangan Karhutla dikerahkan dari Bandara Syamsudin Noor, Banjarbaru. Pencarian melalui udara turut dilakukan.

    (whn/eva)

  • Polri Targetkan Bangun 500 SPPG untuk Program MBG Tahun Ini
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        21 Agustus 2025

    Polri Targetkan Bangun 500 SPPG untuk Program MBG Tahun Ini Regional 21 Agustus 2025

    Polri Targetkan Bangun 500 SPPG untuk Program MBG Tahun Ini
    Tim Redaksi
    BANJARBARU, KOMPAS.com
    – Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Polisi Listiyo Sigit Prabowo meresmikan dua Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Markas Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Selatan (Kalsel) pada Kamis (21/8/2025).
    Peresmian ini dilakukan dalam rangka kunjungan kerja Kapolri di Banjarbaru.
    Dua SPPG yang diresmikan merupakan milik Polda Kalsel dan Polres Tanah Bumbu.
    Selain itu, Sigit juga melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking untuk pembangunan 11 SPPG lainnya di Kalsel.
    Polda Kalsel ditargetkan memiliki total 14 SPPG guna mendukung program pemerintah, Makan Bergizi Gratis (MBG).
    Ia menambahkan bahwa saat ini Polri telah memiliki 458 SPPG yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan total estimasi penerima manfaat mencapai 1,6 juta orang.
    “Dari jumlah tersebut, sebanyak 49 SPPG telah beroperasi, 21 SPPG masih dalam tahap operasional, 378 SPPG dalam tahap pembangunan, dan 10 SPPG baru saja dilakukan groundbreaking,” ujar Sigit kepada wartawan.

    Sigit juga menyampaikan bahwa seluruh SPPG tersebut akan menyerap sekitar 22.900 tenaga kerja.
    “Tentunya ini juga membuka ruang tenaga kerja, jadi saya kira ini peluang untuk masyarakat bisa ikut bekerja,” jelasnya.
    Di tingkat nasional, Polri menargetkan pembangunan 500 SPPG hingga akhir tahun 2025.
    Target tersebut merupakan angka minimal, dan Sigit menyatakan bahwa jumlah SPPG yang akan dibangun bisa saja bertambah.
    “Saya kira ini menjadi ekosistem yang bagus. Di satu sisi ada ruang membuka lapangan kerja dan di sisi lain ini bisa mendukung program pemerintah sehingga tuntutan juga mendukung pertumbuhan ekonomi,” pungkas Sigit.
    Selain meresmikan dua SPPG, Sigit juga meresmikan gedung Perkantoran Polda Kalsel di Banjarbaru.
    Perlu diketahui, Markas Polda Kalsel telah berpindah dari Banjarmasin ke Banjarbaru.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Melepaskan ketergantungan beras untuk menahan laju inflasi di Kalsel

    Melepaskan ketergantungan beras untuk menahan laju inflasi di Kalsel

    Banjarmasin (ANTARA) – Supono melangkah dan bergegas ke dapur, ia mengambil sebilah parang dan mulai mengupas singkong-singkong hasil panen dari kebun miliknya. Desa Karang Intan, Kecamatan Kuranji, Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, ini memisahkan pongkol demi pongkol dari buah singkong, untuk dikupas lebih banyak lagi.

    Setelah cukup, singkong-singkong itu dibersihkannya. Supono kemudian merendam beberapa kilogram singkong di wadah dengan air bersih dan didiamkan selama tiga hari tiga malam. Singkong itu mulai empuk, Supono mencuci dan meniriskan dari air rendaman.

    Tak jauh dari situ, Supono mengambil lesung sebuah alat penggiling tradisional, halus namun bertenaga menumbuk singkong-singkong yang sudah direndam tadi.

    Singkong yang sudah ditumbuk kemudian dipres menggunakan kain halus hingga tidak menyisakan tirisan air. Singkong yang lembut kemudian disaring halus untuk dipisahkan dari serat-serat berbentuk urat keras. Penyaringan ini berulang-ulang dilakukan untuk memastikan tumbukan singkong lembut.

    Supono menggunakan insting berapa lama harus merendam singkong di air dan berapa kali harus menyaring tumbukan singkong. Proses ini sangat menentukan hasilnya sebelum melanjutkan ke proses membentuk singkong halus menjadi butiran-butiran yang menyerupai bentuk beras. Supono membentuk singkong halus menjadi butiran-butiran kecil, memang belum 100 persen mirip dengan beras asli.

    Setelah proses membentuk butiran-butiran, singkong dijemur di bawah terik matahari sekitar dua jam. “Nah di sini insting juga sangat diperlukan, kalau terlalu sebentar dijemur, nasi yang dihasilkan nanti lengket-lengket. Kalau terlalu lama dijemur, nasi yang dihasilkan nanti terlalu keras,” kata Supono menjelaskan.

    Butiran yang menyerupai beras itu kemudian dikukus sekitar 30 menit. Setelah menghasilkan gumpalan, kemudian diurai dan didinginkan serta dilanjutkan dengan proses penyaringan untuk memisahkan bagian yang keras sehingga menyisakan bagian singkong yang paling lembut.

    Butiran beras kemudian dijemur kembali di bawah terik matahari sekitar delapan jam sebelum ditampi untuk memastikan bagian-bagian keras menyerupai urat tidak menyatu di beras singkong. Proses ini adalah bagian terakhir. Sebelum menjadi nasi, butiran singkong dibersihkan dengan air dan dikukus selama 10-15 menit, nasi Oyek sudah bisa dihidangkan dan dicampur dengan bermacam lauk.

    Oyek adalah produk beras analog berbahan singkong dari inovasi berkelanjutan hasil kreativitas Ketua Kelompok Tani Maju Makmur di Desa Karang Intan. Supono, ketua kelompok tani di desa itu yang pertama kali mengenalkan Oyek ke penduduk setempat. Melalui langkah kecil ini, beras Oyek diharapkan dapat berkontribusi terhadap pengendalian infladi di daerahnya.

    Ekonomi tumbuh

    Supono berkisah, inovasi ini lahir ketika pandemi COVID-19 melanda pada awal 2020 yang menyebabkan aktivitas ekonomi penduduk desa terbatas. Akses transportasi penopang sektor perdagangan dan menjadi tulang punggung mobilitas Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) nyaris terputus.

    Supono yang mengandalkan sektor kebun tentu terbatas menjual hasil buminya untuk menghasilkan rupiah. Hampir dua tahun pemerintah membatasi aktivitas masyarakat untuk mencegah COVID-19 tidak menular lebih luas.

    Karena kondisi ini, Supono memikirkan untuk menghasilkan rupiah dari hasil aktivitas di dalam rumah. Hingga akhirnya inovasi beras Oyek dihasilkan Supono sambil menyempurnakan sejak 2020.

    Selama proses itu, Supono mulai mendapatkan perhatian dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kalimantan Selatan dan Bank Indonesia Kalimantan Selatan. Supono mendapatkan bantuan alat mesin dan pelatihan untuk mengembangkan Nasi Oyek agar lebih produktif dan bermutu.

    Mesin ramah lingkungan penggiling singkong dan hemat listrik menjadi awal pengembangan produk Supono. Bantuan ini kemudian dikembangkan Bank Indonesia dengan alat mesin penggiling tanpa tenaga listrik. Supono tidak lagi menggiling dengan lesung alat tradisional, kini lebih leluasa dan hemat waktu.

    Bahkan dengan mesin cetak teknologi canggih bantuan dari Bank Indonesia, Supono tidak lagi membentuk cetakan beras singkong menggunakan tangan. Bantuan ini mempermudah Supono agar butiran singkong yang dibentuk dapat menyerupai persis seperti butiran beras asli.

    Pada 2023, produk olahan Supono resmi didaftarkan dan memiliki hak cipta hingga berlabel halal. Dengan kemasan plastik dominan berwarna putih, beras Oyek kini dikenal masyarakat luas di daerah itu.

    Supono juga menerima bantuan rumah produksi Nasi Oyek yang dipusatkan di Kelompok Tani Maju Makmur untuk mengembangkan dan memasarkan Nasi Oyek. Dengan modal sekitar 3 kg singkong mentah yang jika dinominalkan mencapai Rp9.000, Supono mampu menghasilkan 1 kg Nasi Oyek dengan nilai jual Rp20.000, yang artinya Supono mendapatkan laba sekitar 100 persen dari modal.

    “Ini hanya hitung-hitungan ekonomi. Kalau yang sebenarnya lebih untung karena singkong dari kebun sendiri, tenaga sendiri tanpa menggaji pekerja, semua dikerjakan di rumah. Harga bisa bersaing dengan beras padi, tidak terlalu rugi karena Oyek bisa diproduksi dengan mudah,” kata Supono.

    Jika dibandingkan dengan nasi dari beras lokal, Nasi Oyek mengandung karbohidrat kompleks yang mengandung molekul Olizosakarida dan Polisakarida. Kandungannya lebih banyak dibandingkan nasi beras lokal dengan karbohidrat sederhana seperti monosakarida.

    Karbohidrat yang terkandung dalam Oyek akan diserap lebih lambat oleh tubuh sehingga produksi energi dapat terus berlanjut. Dengan cara ini, tubuh tidak mudah merasa lapar dan terhindar dari obesitas.

    Oyek dapat disimpan lama jika terbungkus rapat menggunakan kantong plastik bisa tahan hingga 3 tahun, dan jika sudah dimasak bisa bertahan 3 hari, tidak basi dan tidak berjamur. Berkat inovasi itu, Supono dan warga desa setempat tidak menggantungkan pangan dari komoditas beras.

    Menyumbang inflasi

    Staf Bidang Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kalimantan Selatan Puji Hanifah, mengungkapkan provinsi berpenduduk sekitar 4,2 juta jiwa ini sudah terbiasa dengan beras lokal. Harga beras lokal yang kerap melambung karena tingginya permintaan bisa mencapai Rp25.000 per liter.

    “Penduduk lokal itu sudah terbiasa dengan tekstur beras lokal, jadi sudah biasa kalau harga beras sering naik karena tingginya permintaan yang dapat menyumbang inflasi. Komoditas beras yang kerap menyumbang inflasi itu beras lokal,” kata Puji.

    Dukungan pemerintah daerah terhadap inovasi kelompok tani itu pun sejalan dengan langkah pemerintah pusat untuk meragamkan jenis-jenis pangan di daerah, sebagai salah satu upaya mengendalikan inflasi dari sektor beras.

    Inovasi positif ini pun terus dikembangkan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kalimantan Selatan melalui pembinaan bagi kelompok tani. Bahkan tidak hanya di kalangan kelompok tani. Saat ini di beberapa desa dengan salah satu program unggulan ketahanan pangan telah menjangkau Kader Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa.

    Pada 2025, pemerintah daerah setempat memfasilitasi pendanaan sebesar Rp120 juta bagi Kader PKK pada empat desa di Hulu Sungai Selatan dan Tapin dengan fokus diversifikasi pangan untuk berinovasi menghasilkan banyak jenis pangan yang diolah dari umbi-umbi, pisang, dan tanaman hortikultura lain untuk diolah menghasilkan produk berlabel halal.

    Berdasarkan data rutin yang dirilis setiap bulan oleh Badan Pusat Statistik Kalimantan Selatan, secara y-o-y, sektor pangan jenis beras, nasi, hingga konsumsi rumah tangga selalu menyumbang inflasi. Data terakhir pada Juli 2025, inflasi y-o-y di Kalimantan Selatan tercatat di angka 2,48 persen.

    Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kalimantan Selatan menilai pentingnya langkah kolaborasi untuk memperkuat ketahanan pangan masyarakat di daerah dengan berbagai inovasi, salah satunya melalui diversifikasi pangan guna memperluas jenis pangan yang dikonsumsi masyarakat.

    Kalimantan Selatan telah dan terus mengambil langkah atau cara yang dapat dilakukan di antaranya dengan mengubah pola konsumsi masyarakat, meningkatkan produksi pangan lokal serta menciptakan stabilitas harga.

    Mengubah pola konsumsi masyarakat dapat dilakukan melalui pengenalan berbagai jenis pangan lokal, meningkatkan produksi pangan lokal dengan diversifikasi pangan guna membantu meningkatkan ketersediaan pasokan pangan dan mengurangi tekanan inflasi, serta menjaga stabilitas harga secara berkelanjutan.

    Berkat usaha serius, Kalimantan Selatan telah beberapa kali menerima penghargaan TPID Award yakni pada 2023 dan 2024. Provinsi Kalimantan Selatan memperoleh penghargaan dalam kategori “TPID Provinsi Berkinerja Terbaik” di wilayah Kalimantan.

    Editor: Slamet Hadi Purnomo
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Damkar Sukabumi Evakuasi Dua Ular Sanca Kembang dalam Dua Hari yang Nyaris Memangsa Hewan Ternak

    Damkar Sukabumi Evakuasi Dua Ular Sanca Kembang dalam Dua Hari yang Nyaris Memangsa Hewan Ternak

    Liputan6.com, Jakarta – Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Disdamkarmat) Kabupaten Sukabumi, Posko VII Sukaraja, Jawa Barat berhasil mengevakuasi dua ekor ular sanca kembang (Python reticulatus) yang masuk kepemukiman warga. Peristiwa ini terjadi dalam dua hari berturut-turut, yaitu pada Kamis dan Jumat (7-8 Agustus 2025).

    Komandan Posko VII Sukaraja Ade Feri menjelaskan, evakuasi pertama ular sanca di kandang ayam warga milik Heni (38) di Kampung Cikaret, Desa Sukamekar, Kecamatan Sukaraja. Laporan pertama diterima pada Kamis 7 Agustus 2025 sekitar pukul 14.10 WIB.

    Menanggapi laporan tersebut, tim Damkar yang terdiri dari dua anggota berpengalaman, Mulyadin dan Wildan, segera berangkat ke lokasi dengan sepeda motor.

    “Berbekal alat snake stick, tim tiba di lokasi sekitar pukul 14.05 WIB. Setelah memastikan area aman dari ular lain, tim berhasil mengevakuasi ular sepanjang 3,5 meter dengan berat sekitar 6 kilogram,” kata Ade Feri, Sabtu 9 Agustus 2025.

    Ular tersebut kemudian dibawa ke Posko VII Sukaraja untuk diamankan sementara. Rencananya, ular akan dilepasliarkan kembali ke alam melalui rekan Jaga Satwa Sukabumi (JSI) di lokasi yang jauh dari pemukiman, demi menjaga keseimbangan ekosistem.

    “Pada hari berikutnya, Jumat 7 Agustus 2025, saat anggota piket Mulyadin dan Okke Prawira Dilaga bertugas, seorang warga bernama Budiharja (28) datang ke posko,” ucap Ade Feri.

    Menurut dia, warga yang beralamat di Griya Sukamaju, Desa Sukamaju, Kecamatan Sukalarang itu menyerahkan sebuah karung berisi ular sanca kembang.

    “Ular kedua ini memiliki ukuran lebih kecil, dengan berat sekitar 3 kilogram dan panjang 2,5 meter. Namun, menurut keterangan Budiharja, ular tersebut memiliki motif kulit yang lebih cantik dengan gradasi warna kekuningan,” tutur Ade Feri.

     

    Warga Batulicin, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan dikejutkan penemuan ular sanca kembang. Keberadaan ular membuat cemas karena ular bersarang di saluran air pemukiman warga. Tak hanya ular sanca, warga dan damkar juga menemukan sejumlah telur ular.

  • Pemkab Tanah Bumbu Siapkan Embung dan Relawan Hadapi Karhutla

    Pemkab Tanah Bumbu Siapkan Embung dan Relawan Hadapi Karhutla

    TANAH BUMBU – Pemerintah Kabupaten (Pemkab)Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan, menyiapkan embung dan relawan untuk menghadapi potensi bencana alam pada musim kemarau, terutama kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

    Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tanah Bumbu Sulhadi di Batulicin, Sabtu, mengatakan pemerintah daerah (pemda) telah membangun 145 embung di desa yang dinilai rawan karhutla.

    “Rapat koordinasi juga dilakukan untuk menjaga sinergi lintas sektor menghadapi potensi karhutla serta memperketat pengawasan di wilayah rawan bencana,” ujarnya.

    Menurut Sulhadi, setiap embung memiliki kapasitas tampung air hingga ribuan meter kubik sehingga dapat memastikan penanganan karhutla dilakukan cepat dan maksimal.

    Untuk memperkuat pencegahan dan penanganan, lanjut dia, BPBD Tanah Bumbu meminta pemerintah desa menyiapkan peralatan pemadam kebakaran dengan target satu desa memiliki satu alat pemadam.

    Pemkab Tanah Bumbu juga mengimbau masyarakat tidak membuka lahan dengan cara dibakar.

    “Gubernur Kalimantan Selatan Muhidin telah menetapkan status siaga darurat karhutla dan kabupaten lain di Kalsel juga telah menetapkan status tersebut,” kata Sulhadi.

    Sulhadi mengungkapkan belum ada kasus yang signifikan di Tanah Bumbu hingga saat ini, karena penanganan dan pencegahan karhutla dilakukan tim pengendalian bencana secara maksimal.

    BPBD Tanah Bumbu menetapkan Kecamatan Batulicin, Satui, Simpang Empat, Kusan Tengah, Mantewe, Kusan Hulu, dan Teluk Kepayang, sebagai wilayah berpotensi karhutla.

    “Strategi kesiapsiagaan terus kami rumuskan berdasarkan data potensi kerawanan di masing-masing wilayah,” tutur Sulhadi.

  • BMKG Ingatkan Ancaman Banjir Rob, Ini Wilayah Terdampak-Tanggalnya

    BMKG Ingatkan Ancaman Banjir Rob, Ini Wilayah Terdampak-Tanggalnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Banjir rob berpotensi terjadi di sejumlah wilayah pesisir Indonesia. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan fenomena akan terjadi pada bulan Agustus.

    “Adanya fenomena Fase Bulan Purnama pada tanggal 09 Agustus 2025 dan Perigee pada tanggal 14 Agustus 2025 berpotensi meningkatkan ketinggian air laut maksimum,” tulis BMKG dari akun Instagram @bmkgmaritim, dikutip Sabtu (2/8/2025).

    BMKG menjelaskan banjir pesisir ini akan berdampak pada masyarakat yang ada di sekitar pelabuhan maupun pesisir. Mulai dari aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas pemukiman pesisir dan aktivitas tambak garam dan perikanan darat.

    Masyarakat diminta waspada dan siaga dalam mengantisipasi dampang pasang maksimum air laut. Selain itu juga selalu memperhatikan informasi cuaca maritim terbaru yang dikeluarkan BMKG.

    – Pesisir Sumatra Utara

    Pesisir Kecamatan Medan Belawan, Medan Labuhan dan Medan Marelan (9-15 Agustus 2025)

    – Pesisir Kepulauan Riau

    Pesisir Batam, Pesisir Bintan (9-14 Agustus)
    Pesisir Karimun (7-12 Agustus 2025)
    Pesisir Dabo Singkep (7-11 Agustus 2025)
    Pesisir Tanjung Pinang (9-12 Agustus 2025)

    – Pesisir Sumatra Barat

    Pesisir Kota Padang, Pesisir Kab. Padang Pariaman, Pesisir Kab. Pesisir Selatan, Pesisir Kep. Metawai (8-12 Agustus 2025)

    – Pesisir Jambi

    Pesisir Timur Jambi (5-10 Agustus 2025)

    – Pesisir Kep. Bangka Belitung

    Pesisir Kota Pangkalpinang, Pesisir Tanjungpandan (6-12 Agustus 2025)

    – Pesisir Banten

    Pesisir Utara Tangerang (5-13 Agustus 2025)
    Selat Sunda Barat Pandeglang (5-13 Agustus 2025)
    Pesisir Selatan Pandeglang (10-12 Agustus 2025)
    Perairan Selatan Lebak (9-17 Agustus 2025)

    – Pesisir Jakarta

    Pesisir Kamal Muara, Kapuk Muara, Pluit, Ancol, Kamal, Marunda, Cilincing, Tanjung Priok, Kalibaru, Muara Angke, Penjaringan (2-9 Agustus 2025)

    – Pesisir Jawa Barat

    Pesisir Subang, Indramayu, Cirebon (2-6 Agustus 2025)

    – Pesisir Jawa Tengah

    Pesisir Brebes (14-20 Agustus 2025)

    – Pesisir D.I. Yogyakarta

    Pesisir Kab.Kulon Progo, Kab. Bantul, dan Kab. Gunungkidul (10-17 Agustus 2025)

    – Pesisir Jawa Timur

    Surabaya Pelabuhan (8-11 Agustus 2025)

    – Pesisir Bali

    Pesisir Selatan Bali (9-16 Agustus 2025)

    – Pesisir Nusa Tenggara Barat

    Pesisir Lombok dan Bima (7-11 Agustus 2025)

    – Pesisir Nusa Tenggara Timur

    Pesisir Utara dan Selatan P.Flores. Pesisir P.Sumba, Pesisir P. Sabu-Raijua, Pesisir P.Timor-Rote (8-11 Agustus 2025)

    – Pesisir Kalimantan Utara

    Perairan Tarakan (10-13 Agustus 2025)

    – Pesisir Kalimantan Selatan

    Pesisir Kotabaru, Tanah Bumbu (8-14 Agustus 2025)

    – Pesisir Kalimantan Barat (6-10 Agustus 2025)

    – Pesisir Maluku

    Pesisir Kep. Kai, Pesisir Kep. Aru (11-18 Agustus 2025)
    Pesisir Kep.Tanimbar (11-17 Agustus 2025)

    – Pesisir Papua Selatan

    Pesisir Merauke (11-18 Agustus 2025)
    Pesisir Selat Muli (9-17 Agustus 2025).

    (dce)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Polres Tanah Bumbu Pererat Persatuan Lewat Bhayangkara Run

    Polres Tanah Bumbu Pererat Persatuan Lewat Bhayangkara Run

    Tanah Bumbu: Ribuan warga berbaur menyatu dalam ajang Bhayangkara Run 2025 yang digelar Polres Tanah Bumbu. Momen itu menjadi ajang persaudaraan mempererat persatuan. 

    Sejak pukul 06,00 WITA, suasana halaman utama Polres Tanah Bumbu ramai dipenuhi ribuan pelari. Para peserta akan memulai tantangan lari sejauh 7,9 kilometer.

    Kapolres Tanah Bumbu AKBP Arief Prasetya mengatakan, Bhayangkara Run bukan hanya bentuk perayaan HUT Bhayangkara, tetapi juga momentum mempererat hubungan antara Polri dan masyarakat.

    “Kami ingin kebersamaan ini terus terjaga. Melalui Bhayangkara Run, kita dorong gaya hidup sehat dan kebersamaan,” katanya.

    Salah satu peserta lari, Rena mengatakan, Bhayangkara Run 2025 bukan sekadar adu cepat, melainkan pembuktian diri. 

    “Yang terpenting bukan hanya soal kecepatan, tetapi juga konsistensi dan semangat untuk menaklukkan diri sendiri,” kata Rena.

    Setelah menaklukkan jarak yang tak singkat, peserta diajak rileks sejenak dengan sesi senam bersama, sambil menanti pengumuman doorprize.

    Kemeriahan acara tak hanya milik para pelari. Panitia menghadirkan beberapa influencer yang bergabung bersama para pelari.

    Selain itu suasana semakin semarak dengan adanya panggung hiburan yang diisi sejumlah musisi dari band pilihan penyelenggara. 

    Ketua panitia pelaksana Iptu Kity Tokan mengungkapkan, jumlah peserta melampaui target. “Peserta yang terdaftar ada 1.100, melebihi kuota kita,” katanya.

    Tanah Bumbu: Ribuan warga berbaur menyatu dalam ajang Bhayangkara Run 2025 yang digelar Polres Tanah Bumbu. Momen itu menjadi ajang persaudaraan mempererat persatuan. 
     
    Sejak pukul 06,00 WITA, suasana halaman utama Polres Tanah Bumbu ramai dipenuhi ribuan pelari. Para peserta akan memulai tantangan lari sejauh 7,9 kilometer.
     
    Kapolres Tanah Bumbu AKBP Arief Prasetya mengatakan, Bhayangkara Run bukan hanya bentuk perayaan HUT Bhayangkara, tetapi juga momentum mempererat hubungan antara Polri dan masyarakat.

    “Kami ingin kebersamaan ini terus terjaga. Melalui Bhayangkara Run, kita dorong gaya hidup sehat dan kebersamaan,” katanya.
     
    Salah satu peserta lari, Rena mengatakan, Bhayangkara Run 2025 bukan sekadar adu cepat, melainkan pembuktian diri. 
     
    “Yang terpenting bukan hanya soal kecepatan, tetapi juga konsistensi dan semangat untuk menaklukkan diri sendiri,” kata Rena.
     
    Setelah menaklukkan jarak yang tak singkat, peserta diajak rileks sejenak dengan sesi senam bersama, sambil menanti pengumuman doorprize.
     
    Kemeriahan acara tak hanya milik para pelari. Panitia menghadirkan beberapa influencer yang bergabung bersama para pelari.
     
    Selain itu suasana semakin semarak dengan adanya panggung hiburan yang diisi sejumlah musisi dari band pilihan penyelenggara. 
     
    Ketua panitia pelaksana Iptu Kity Tokan mengungkapkan, jumlah peserta melampaui target. “Peserta yang terdaftar ada 1.100, melebihi kuota kita,” katanya.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (FZN)

  • 6 Anggota Polisi di Kalimantan Positif Narkoba, Sanksinya Wajib Sholat 5 Waktu di Mushala

    6 Anggota Polisi di Kalimantan Positif Narkoba, Sanksinya Wajib Sholat 5 Waktu di Mushala

    GELORA.CO – Enam anggota Polres Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan (Kalsel), kini menjalani pembinaan setelah positif narkoba.

    Hal itu disampaikan Kapolres HST AKBP Jupri JHP Tampubolon pada Sabtu (24/5/2025) saat menyampaikan laporannya saat kunjungan Kapolda Kalsel, Irjen Rosyanto Yudha Hermawan.

    “Setelah ada anggota Polsek yang tertangkap Badan Narkotika Nasioanal (BNN) Kalsel, kami aktif turun ke polsek-polsek melakukan tes urin, kita temukan enam anggota positif narkoba,” ujarnya.

    Kemudian, untuk keenam anggota yang positif narkoba tersebut juga telah dikenakan sanksi berupa tindak sosial pembinaan selama 14 hari dengan langsung di bawah pimpinan dan pengawasan Kapolres dan Wakapolres.

    “Yang bersangkutan dikasih helm dan ransel untuk rutin melaksanakan apel pagi dan siang, dan olahraganya kami paksakan tiga kali sehari, pembinaan rohani wajib melaksanakan salat lima waktu di mushola dengan pengawasan ketat,” paparnya.

    Sementara itu, Kapolda Kalsel Irjen Rosyanto Yudha Hermawan memberikan atensi khusus terkait anggota polisi yang menggunakan atau terlibat dalam jaringan narkoba.

    “Arahan pimpinan (Kapolri) mereka kita proses dan akan diberikan sanksi berat kepada mereka. Khusus anggota yang tertangkap BNN Kalsel, saya minta kepala BNN memproses sampai ke pengadilan,” ujarnya.

    Kapolda juga memberikan atensinya kepada Desa Kundan di Kecamatan Hantakan yang memiliki stigma negatif karena menjadi “sarang” narkoba.

    Kapolda juga memberikan arahan kepada Kapolres untuk merubah stigma tersebut.

    “Saya perintahkan ini menjadi program Kapolres, merubah desa tersebut dan menghilangkan penguna narkoba di Desa tersebut. Apabila perlu Polda siap membantu,” jelasnya.

    Baca Juga: DPRD Tanah Bumbu Desak Kementerian PUPR Percepat Perbaikan Jalan Nasional KM 171

    Jika diperlukan pihaknya siap berkolaborasi dengan Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Selatan dan Kabupaten HST serta BNN Kalsel. Personel Polda juga akan diterjunkan ke desa tersebut untuk merubah Desa Kundan menjadi desa produktif.

    Sampai berita ini ditulis, media ini masih menunggu jawaban terkait identitas dan pangkat enam polisi yang positif narkoba.