Ada Maulid Nabi di Monas, Pengguna KRL Disarankan Turun di Stasiun Alternatif
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– PT KAI mengimbau pengguna KRL Commuter Line untuk tidak naik atau turun di Stasiun Juanda dan Gondangdia mulai Sabtu (6/9/2025) sore.
Imbauan ini terkait dengan acara Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW bertajuk “Jakarta Bershalawat” yang digelar di kawasan Monas pukul 18.00 WIB.
“KAI Commuter mengimbau untuk mencari stasiun alternatif lainnya sebagai stasiun untuk naik dan turun,” kata VP Corporate Secretary KAI Commuter, Joni Martinus, dalam keterangannya, Sabtu.
Joni menjelaskan, kedua stasiun tersebut diprediksi akan dipadati pengunjung yang datang maupun pulang dari acara keagamaan itu.
Karena itu, penumpang diminta memanfaatkan stasiun alternatif.
Untuk relasi Jakarta Kota–Bogor, penumpang dapat memilih Stasiun Sawah Besar dan Stasiun Cikini.
Pada relasi Cikarang bisa menggunakan Stasiun Sudirman atau BNI City.
“Sementara untuk lintas Tangerang adalah Stasiun Duri dan lintas Rangkasbitung adalah Stasiun Tanah Abang,” ujar Joni.
Ia menambahkan, pengguna bisa menyesuaikan pilihan stasiun alternatif tersebut untuk mengurangi risiko kepadatan saat menuju maupun kembali dari lokasi acara.
Tak hanya itu, KAI Commuter juga menyiagakan tambahan 41 personel di stasiun-stasiun sekitar Monas.
“Petugas juga akan melakukan penyekatan di hall stasiun untuk membatasi kepadatan di peron serta memastikan keamanan dan keselamatan pengguna Commuter Line,” jelas Joni.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Tanah Abang
-
/data/photo/2025/06/14/684d24cd91ab6.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Ada Maulid Nabi di Monas, Pengguna KRL Disarankan Turun di Stasiun Alternatif Megapolitan 6 September 2025
-

Haris Azhar Heran Delpedro Ditangkap karena Menghasut Demo: Itu Ekspresi, Bukan Hasutan!
GELORA.CO – Aktivis HAM sekaligus Pendiri Lokataru Foundation, Haris Azhar, heran dengan alasan polisi menangkap Delpedro Marhaen atas tudingan menghasut demo yang anarkis.
Sebagaimana diketahui, Direktur Eksekutif Lokataru Delpedro Marhaen (DRM) ditangkap oleh Polda Metro Jaya pada Senin, 1 September 2025 malam.
Polisi beralasan, Delpedro ditangkap dan dijadikan tersangka atas dugaan menghasut untuk melakukan aksi anarkis dalam demonstrasi hingga melibatkan pelajar atau anak di bawah umur.
Haris mengaku terkejut dan heran karena sikap polisi dinilai berlebihan.
“Ya Aneh, kok dituduhkan begitu. Padahal kemarin kan Delpedro itu yang bantu pelajar saat ditangkap Polda. Dia advokasi, kok dibilang menghasut?,” kata Haris kepada Disway.id, Selasa, 2 September 2025.
Haris menilai ada hal yang janggal atas penangkapan Direktur Eksekutif Lokataru tersebut. Haris amat menyayangkan sikap kepolisian yang tanpa dasar langsung menuding Delpedro menghasut melalui media sosial.
“Itu kan ekspresi, tidak ada yang bentuknya hasutan nggak ada. Dan itu dia tidak terkoneksi dengan, saya masih mikir di mana koneksinya? Postingan itu dengan ribuan postingan lain, dengan anak-anak di bawah umur,” kata Haris.
Minta Polisi Proporsional
Atas penangkapan rekannya, Haris meminta agar polisi melihat hal itu secara adil dam proporsional. Sebab, Delpedro selama ini mendampingi dan mengadvokasj pada anak-anak yang tertangkap saat aksi demo itu.
“Justru Lokataru ini bantuin anak-anak di bawah umur Ketika ditangkap, kok fakta itu nggak diungkap? ya kan? teman-teman ini kan justru bantuin anak-anak di bawah umur ketika mereka ditangkap,” kata Haris.
Haris setuju, jika mereka yang bertindak anarkis harus ditangkap dan diungkap segala perilakunya. Tapi, tidak dengan Lokataru dan aktivitasnya.
“Tapi kok nyasarnya ke teman-teman yang kerja-kerja campaign dan advokasi? Jadi saya pikir ini praktik pengkambinghitaman aja,” kata Haris.
Atas dugaan hasutan ini, Polda Metro Jaya menjerat Delpedro Marhaen dengan Pasal 160 KUHP dan atau Pasal 45 a Ayat 3 juncto Pasal 28 Ayat 3 UU Nomor 1 Tahun 2024 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), dan atau Pasal 76 h juncto Pasal 15 juncto Pasal 87 UU Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya membenarkan menangkap Direktur Lokataru Foundation, Delpedro Marhaen, pada Senin, 1 September 2025, atas dugaan menghasut demo di DPR.
Penangkapan ini dilakukan oleh Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Metro Jaya menangkap seorang pria berinisial DMR yang diduga menghasut dan mengajak sejumlah pihak untuk melakukan aksi anarkis.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan DMR diduga turut melibatkan pelajar, termasuk anak-anak di bawah usia 18 tahun.
Diungkapkannya, dirinya membenarkan penangkapan tersebut.
“Benar, penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya telah melakukan penangkapan terhadap saudara DMR atas dugaan ajakan dan hasutan provokatif untuk melakukan aksi anarkis dengan melibatkan pelajar,” katanya kepada awak media, Selasa 2 September 2025.
Dijelaskannya, DMR disangkakan melanggar sejumlah pasal, mulai dari Pasal 160 KUHP tentang penghasutan, Pasal 45A ayat (3) jo Pasal 28 ayat (3) UU ITE terkait penyebaran berita bohong yang menimbulkan kerusuhan, hingga Pasal 76H jo UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak.
“Yang bersangkutan diduga melakukan tindak pidana menghasut, menyebarkan informasi elektronik yang membuat keresahan, serta merekrut atau membiarkan anak tanpa perlindungan jiwa,” jelasnya.
Menurut penyidik, dugaan tindak pidana tersebut berlangsung sejak 25 Agustus 2025 di sekitar Gedung DPR/MPR, Gelora Tanah Abang, serta beberapa wilayah lain di DKI Jakarta.
Hingga kini, proses pemeriksaan masih berjalan.
“Penyidik masih terus melakukan pendalaman terkait kegiatan maupun upaya penangkapan terhadap yang bersangkutan,” ujarnya.
-
/data/photo/2025/03/26/67e32116e783a.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pedagang Tanah Abang Terpukul Pascademo, Omzet Hancur Megapolitan 2 September 2025
Pedagang Tanah Abang Terpukul Pascademo, Omzet Hancur
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com
– Sejumlah pedagang di Pasar Tanah Abang berharap kondisi Jakarta kembali kondusif setelah aksi demonstrasi beberapa hari terakhir yang berdampak pada aktivitas perdagangan.
“Kami berharap situasi terus kondusif, biar pembeli tidak takut lagi datang. Kalau ramai lagi, pasti bisa pulih,” kata Mariana (58), pedagang busana muslim di Blok G, Selasa (2/9/2025), dikutip dari
Antara
.
Mariana mengaku hampir 40 tahun berdagang di Tanah Abang dan baru kali ini merasakan penurunan omzet yang signifikan.
“Biasanya bisa dapat minimal Rp800 ribu per hari, tapi sekarang paling Rp200 ribu. Kemarin (penjual) banyak yang tutup, masih pada takut,” ujarnya.
Hal serupa disampaikan Richard (45), pedagang kain. Ia menuturkan unjuk rasa beberapa hari lalu berdampak besar terhadap pendapatannya karena harus menutup gerai lebih dari dua hari.
“Saat demo, saya tutup jam 1 siang, lalu besoknya tidak buka karena situasi (belum aman). Semoga ke depan damai. Demo silakan, tapi jangan anarkis. Kita pelaku ekonomi kan butuh situasi kondusif,” tutur Richard.
Karyawan toko di Blok B, Ferdi (30), menyebut sekitar 30 persen pedagang memilih menutup toko sejak Kamis (28/8/2025).
Menurut dia, ketakutan masih dirasakan baik oleh pedagang maupun pembeli.
“Dari luar mungkin kelihatannya (Tanah Abang) tidak aman, padahal sebenarnya situasi aman-aman saja untuk belanja. Tapi karena informasi di media sosial, orang jadi enggan ke sini,” kata Ferdi.
Pedagang pakaian pria, Hendra (50), juga mengalami penurunan omzet hingga 70 persen.
“Berdampak banget, masyarakat takut ke pasar. Harapan saya damai saja, biar lancar,” ucapnya.
Kondisi lebih parah dialami Idrus (51), pedagang kain, yang mengaku kehilangan omzet hingga 100 persen.
“Sebelum demo, omzet bisa Rp3 juta sampai Rp5 juta sehari. Dua karyawan saya sekarang terpaksa diliburkan. Kalau (demonstrasi) berlanjut, bisa banyak pedagang semakin rugi,” jelasnya.
Meski demikian, ia berharap situasi kembali kondusif.
“Kalau aman terus, orang-orang mungkin akan belanja lagi,” imbuh Idrus.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Driver Ojol Teriak Pendapatan Turun Drastis Saat Demo, Ini Penyebabnya
Jakarta, CNBC Indonesia – Driver ojek online (ojol) mengeluhkan turunnya pendapatan mereka di tengah gelombang demo yang berlangsung di Jakarta dalam beberapa hari terakhir.
Orderan turun drastis dari hari biasanya karena banyak kantor memberlakukan kerja dari rumah (work from home/WFH), serta sekolah yang diliburkan.
Khoerudin (39), driver ojol yang biasa beroperasi di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, mengaku hanya bisa mendapatkan sekitar Rp200 ribu per hari, jauh lebih rendah dibandingkan hari normal.
Dalam kondisi normal, ia bisa mengantongi Rp400 ribu dengan minimal 30 orderan dalam satu hari.
“15-17 mentok-mentok 20 orderan [saat demo]. [Biasanya] minimal 30-an lebih orderan,” kata dia kepada CNBC Indonesia, Selasa (2/9/2025).
Khoerudin mengaku dalam beberapa hari terakhir baru mulai aktif menerima orderan lebih siang dari biasanya. Pasalnya, ia tak semangat karena sepinya penumpang.
“Agak siangan soalnya anak sekolah kan libur, kantor juga. Jadi gimana ya agak kurang semangat,” ujarnya.
Hal senada disampaikan oleh Muhammad Nauvalluai (29), driver ojol yang biasa beroperasi di wilayah Jakarta Selatan. Ia mengaku orderan menurun tajam sejak banyak kantor memberlakukan kerja dari rumah atau WFH.
“Kemarin kan WFH pertama. Alhamdulillah masih dapat 8 orderan kira-kira kalau diuangin itu Rp100 ribu. Tapi nurun banget,” ujar Nauval.
Padahal, biasanya ia bisa menerima sekitar 20 orderan dan mendapat Rp300 ribu dalam satu hari.
Ia menambahkan, orderan layanan pesan antar seperti GoFood juga turun karena biasanya permintaan berasal dari karyawan kantor. Namun sejak banyak yang WFH, permintaan makin jarang.
“GoFood juga turun, biasanya ada GoFood antar ke kantor. Sekarang WFH jadi yang pesan cuma yang WFH di kosan aja, jadi nggak banyak,” ujarnya.
Bantu Ojol dan Penjual UMKM
Dalam beberapa hari terakhir, muncul gerakan untuk membantu para pengemudi ojek online (ojol) dan pedagang UMKM di masa-masa sulit ini. Bagi yang memiliki rezeki lebih, dianjurkan untuk mendukung para driver ojol dengan memesan makanan untuk mereka bagikan ke sesama pengemudi lain.
Selain itu, bisa pula dengan membeli produk jualan para pedagang UMKM melalui berbagai channel yang tersedia.
Pantauan CNBC Indonesia dalam beberapa hari terakhir, sejumlah netizen mengunggah tangkapan layar (screenshot) setelah memberikan dukungan bagi driver ojol dan pelaku UMKM, untuk menggaungkan gerakan ini.
Bahkan, gerakan ini juga dilakukan oleh sejumlah pengguna platform yang berasal dari luar Indonesia. Akun @sighyam mengajak pengguna Grab se-Asia Tenggara untuk memesan makanan hingga kebutuhan medis lewat aplikasi. Ajakan ini disambut positif oleh banyak pengguna di luar Indonesia.
“Mengirim banyak botol air kepada driver Grab di Indonesia from Filipina, tetap terdehidrasi,” tulis netizen dari Filipina bernama @neuroAnjiolina sambil membagikan tangkapan layar pesanannya di aplikasi Grab.
(fab/fab)
[Gambas:Video CNBC]
-

Elemen masyarakat Tanah Abang gelar deklarasi damai jaga Jakarta
Jakarta (ANTARA) – Sejumlah elemen masyarakat di Tanah Abang, Jakarta Pusat, menggelar deklarasi damai untuk bersama-sama menjaga Jakarta dari perusak dan pelaku anarkis.
Ratusan masyarakat Tanah Abang itu berkumpul di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Senin siang, untuk menyerukan perdamaian dan bersama-sama mengutuk tindakan anarkis yang terjadi dalam beberapa hari terakhir.
Ketua Rumah Guyub Tenabang Heru di Jakarta, Senin, mengatakan deklarasi damai itu bertujuan menjaga Jakarta dari para pelaku anarkis yang telah menyusup ke dalam massa unjuk rasa.
“Aksi pada siang hari ini bentuk keprihatinan masyarakat Tanah Abang yang dirusak orang yang anarki dan ini perlawanan kami,” kata Heru.
Menurut dia, unjuk rasa yang digelar sejumlah elemen masyarakat memang perlu dilakukan untuk mengingatkan pemerintah supaya kembali ke jalur yang benar.
Akan tetapi, lanjut dia, tindakan anarkis berupa perusakan di sejumlah tempat umum tidak dibenarkan, dan tindakan tersebut yang ditentang oleh warga Tanah Abang.
“Kami akan melawan siapa pun yang merusak Jakarta. Dan kami akan konsolidasi lintas ormas dan tokoh masyarakat dalam menyikapi situasi Jakarta seperti saat ini,” ujar Heru.
Sejumlah elemen masyarakat saat menggelar deklarasi damai di Bundaran HI, Jakarta Pusat, Senin (1/9/2025). ANTARA/Khaerul Izan.
Sementara itu, Tokoh Betawi Jakarta Dedi Sukur mengajak masyarakat untuk bersatu menjaga Kota Jakarta agar tetap kondusif dan aman, serta tidak lagi dirusak oleh penyusup.
“Masyarakat untuk bersatu menjaga kampungnya sendiri, ini menyangkut stabilitas. Maka kami menolak segala jenis kekerasan dan anarkisme,” seru Dedi.
Dalam kegiatan deklarasi damai tersebut, sejumlah elemen masyarakat, di antaranya RW, LMK, Dewan Kota, Jakmania, MUI, DMI, dan Karang Taruna bersepakat untuk menjaga Jakarta dari perusak.
Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-
/data/photo/2025/09/01/68b4dd8be81de.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
3 Waspada Lalu Lintas Padat, Ini 7 Titik Demo di Jakarta Hari Ini Megapolitan
Waspada Lalu Lintas Padat, Ini 7 Titik Demo di Jakarta Hari Ini
Penulis
JAKARTA, KOMPAS.com –
Sejumlah elemen masyarakat dan mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa di berbagai titik di Jakarta pada Senin (1/9/2025).
Masyarakat, khususnya pengguna jalan, diimbau agar mengantisipasi kepadatan lalu lintas dan memilih rute alternatif.
Berdasarkan catatan Polres Metro Jakarta Pusat, terdapat tujuh lokasi demo di Jakarta hari ini yang tersebar di kawasan Tanah Abang, Gambir, Senen, Menteng, hingga Sawah Besar.
Kasi Humas Polres Metro Jakarta Pusat, Iptu Ruslan Basuki, menegaskan bahwa seluruh aksi yang digelar sudah melalui mekanisme pemberitahuan.
“Aksi dilaksanakan sesuai dengan pemberitahuan,” ujar Ruslan kepada
Kompas.com
, Senin.
Berikut rangkuman tujuh titik unjuk rasa di Jakarta hari ini:
1. Depan Gedung DPR/MPR RI (Tanah Abang)
Aliansi BEM Tangerang Selatan dengan sekitar 50 peserta menuntut penyelesaian kasus pelanggaran HAM 1998, pengesahan RUU Perampasan Aset, penurunan gaji DPR, penolakan RUU KUHAP, serta penolakan sejumlah program strategis nasional (PSN).
2. Depan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Gambir)
Mantan dosen Universitas Muhammadiyah Madiun melakukan aksi terkait keberpihakan tim audit Itjen dalam kasus dugaan ijazah ilegal tahun 2022.
3. Kantor Pusat Layanan Pembiayaan Pendidikan (Puslapdik), Gambir
Koalisi Mahasiswa Nusantara (Kamnas) mendesak pengusutan dugaan korupsi distribusi anggaran beasiswa.
4. Silang Selatan Monas, Gambir
5. Depan Sat Brimob Polda Metro Jaya, Kwitang
Kelompok Bangun Indonesia Maju dengan 30 orang menyoroti dugaan tindakan represif anggota Brimob terhadap pengemudi ojek
online
.
6. Kantor DPP Partai Nasdem, Menteng
Komunitas Pemantau Korupsi menggelar aksi menuntut agar kader Nasdem Amelia Anggraini diperiksa terkait dugaan korupsi program biskuit balita dan ibu hamil.
7. Sawah Besar
Aksi massa yang tersebar di Tanah Abang, Gambir, Senen, Menteng, hingga Sawah Besar ini diperkirakan menimbulkan lalu lintas padat dan potensi kemacetan.
Pengendara diimbau untuk menghindari ruas jalan yang menjadi titik aksi serta memantau informasi lalu lintas terkini melalui layanan resmi Polda Metro Jaya maupun aplikasi navigasi digital.
(Reporter: Intan Afrida Rafni | Editor: Abdul Haris Maulana)
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/08/28/68b06120b3797.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
1 Ada 9 Demo 1 September Digelar Serentak di Jakarta Hari Ini Megapolitan
Ada 9 Demo 1 September Digelar Serentak di Jakarta Hari Ini
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Sejumlah elemen masyarakat dan mahasiswa menggelar demo 1 September di beberapa titik di wilayah Jakarta, Senin (1/9/2025).
Berdasarkan catatan Polres Metro Jakarta Pusat, aksi akan digelar di berbagai wilayah Jakarta Pusat, yakni Tanah Abang, Gambir, Senen, Menteng, hingga Sawah Besar. Isu yang dibawa juga beragam, baik lokal maupun nasional.
Kasi Humas Polres Metro Jakarta Pusat Iptu Ruslan Basuki mengatakan, seluruh aksi yang digelar hari ini sudah sesuai dengan pemberitahuan.
“Aksi dilaksanakan sesuai dengan pemberitahuan,” ujar Ruslan Basuki kepada
Kompas.com
, Senin.
Berikut ini adalah demo yang digelar di sejumlah titik di Jakarta pada hari ini:
Aliansi BEM Tangerang Selatan yang dipimpin Reza Riskiawan dan Ahmad Ryani dengan sekitar 50 peserta menuntut penyelesaian kasus pelanggaran HAM 1998, pengesahan RUU perampasan aset, penurunan gaji DPR, penolakan RUU KUHAP, serta penolakan program strategis nasional (PSN).
Demo yang dilakukan oleh Mantan Dosen Universitas Muhammadiyah Madiun ini menyoroti keberpihakan tim audit Itjen dalam kasus dugaan ijazah ilegal tahun 2022.
Demo yang dilakukan oleh Koalisi Mahasiswa Nusantara (Kamnas), menuntut pengusutan dugaan korupsi distribusi anggaran beasiswa.
Lembaga Bantuan Hukum DPD KNPI DKI Jakarta menggelar aksi bersama sekitar 200 orang terkait insiden kematian seorang pengemudi ojek
online
yang dilindas kendaraan taktis (rantis) Brimob.
Di lokasi yang sama, Pengurus Pusat PMKRI dengan sekitar 30 peserta menuntut pencopotan Kapolri, penghentian program makan bergizi gratis, serta pencopotan menteri dan wakil menteri yang merangkap jabatan.
Kelompok Bangun Indonesia Maju dengan sekitar 30 orang menyoroti tindakan represif anggota Brimob terhadap pengemudi ojek
online
.
Komunitas Pemantau Korupsi berunjuk rasa di kantor DPP Partai Nasdem. Mereka mendesak agar kader Nasdem Amelia Anggraini diperiksa terkait dugaan korupsi program biskuit balita dan ibu hamil.
Aksi dilakukan oleh Gerakan Mahasiswa Pejuang Rakyat (Gempar) di kantor Kementerian Agama RI. Mereka mendesak pengusutan dugaan korupsi penyelenggaraan ibadah haji.
Masih di wilayah yang sama, Gerakan Muda Anti Korupsi juga menyampaikan aspirasinya di depan kantor BPS RI dengan tuntutan evaluasi terhadap kinerja lembaga tersebut.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Kondisi Terkini Kediaman Affan Kurniawan jelang Tahlilan Hari Ini
Bisnis.com, JAKARTA — Kediaman almarhum Affan Kurniawan (21), mitra pengemudi Gojek yang meninggal dunia saat kericuhan demo DPR pada 28 Agustus 2025 lalu, tampak lengang pada sore menjelang tahlilan hari keempat, Minggu (31/8/2025).
Pantauan Bisnis pada pukul 17.17 WIB, gang menuju rumah Affan dipenuhi sejumlah karangan bunga duka cita. Ucapan belasungkawa datang dari berbagai pihak, mulai dari Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid, publik figur Denny Sumargo, hingga masyarakat umum.
Ketua Karang Taruna Kelurahan Menteng RW 06, Kiki, menyampaikan tahlilan akan dimulai sekitar pukul 19.00 WIB.
“Tahlilan dimulai pukul 19.00 WIB,” ujarnya saat ditemui di rumah duka.
Terkait kehadiran pejabat dalam acara tersebut, Kiki mengaku belum mendapat informasi. Biasanya ada petugas yang datang lebih dahulu jika terdapat rencana kedatangan pejabat, namun hingga pagi tadi belum terlihat tanda-tanda.
“Kalau itu [soal pejabat yang hadir], saya belum tahu,” katanya.
Hingga sekitar pukul 17.55 WIB, suasana di rumah Affan masih relatif sepi. Beberapa anggota Karang Taruna tampak berjaga di sekitar kediaman.
Berdasarkan data resmi GoTo Group, almarhum tercatat masih berstatus mitra aktif dan sedang “on bid” atau menunggu pesanan ketika musibah menimpanya. Aktivitas terakhir Affan tercatat pada pukul 19.40 WIB, saat dia tengah bekerja mengantarkan pesanan pelanggan.
Namun nahas, pada Kamis (28/8/2025) malam, Affan meninggal setelah dilindas mobil rantis milik polisi di kawasan Pejompongan, Tanah Abang, Jakarta Pusat.

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5331981/original/079594500_1756453774-bang6.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)