Terjebak Macet Parah, Pemotor Butuh Waktu 1,5 Jam Tempuh Cideng-Petamburan
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Seorang pengemudi ojol bernama Zaki (33) mengeluhkan kemacetan parah yang terjadi di wilayah Slipi, Jakarta Barat, hingga Semanggi, Jakarta Pusat, pada Rabu (24/9/2025) malam.
Zaki mengatakan, kemacetan tersebut meluas hingga ke Palmerah, Petamburan, Cideng, dan Tanah Abang.
Ia mengaku butuh waktu sekitar 1,5 jam untuk menempuh jarak tiga kilometer dari Cideng menuju Halte Grogol Petamburan.
“Parah, macet banget pokoknya. Sampe keringetan di jalan ini saya. Enggak bergerak sama sekali, motor aja enggak bisa nyelip,” kata Zaki kepada K
ompas.com
, Rabu.
Kemacetan, lanjut Zaki, tidak hanya terjadi di jalan utama, tetapi juga merembet ke jalan perkampungan.
“Di Petamburan mah nyampe ke dalem gang macetnya. Jadi, alternatif juga udah enggak bisa. Mati semua jalan,” ucapnya.
Ia bahkan melihat sejumlah mobil dan bus mogok di sepanjang Jalan K.S. Tubun akibat terlalu lama terjebak macet.
“Mobil sama bus tuh kejebak enggak tau tuh berapa lama, dua kali lipatnya motor kali. Sampe beberapa pada mogok,” imbuhnya.
Senada, Pras, pengendara yang melintas dari Jalan Panjang, Kebon Jeruk juga mengaku membutuhkan waktu lebih dari satu jam untuk menuju Palmerah.
“Kayaknya jaraknya juga enggak seberapa, biasanya paling 10 atau 15 menit. Ini saya udah dua jam di jalan, mau pulang kerja,” ucap Pras yang tengah berhenti di lampu merah.
Pras mengatakan sudah mencoba jalur alternatif, tetapi tidak ada yang bisa digunakan karena semua jalan mengalami macet.
“Apalagi di jalan kecil ada mobil-mobil yang nyari jalan, bikin makin ruwet. GPS saya sampai bingung ngarahin. Ini macet hari kerja kayak macet lebaran,” ucapnya.
“Dari info temen saya, dari jam 4 tadi udah macet parah. Saya sengaja pulang agak malem, tapi ternyata malah makin parah,” imbuhnya.
Sebelumnya diberitakan, kemacetan parah melanda sejumlah wilayah Jakarta pada Rabu (24/9/2025) sore menuju malam.
Kepadatan lalu lintas paling parah terjadi di sepanjang Jalan Letjen S. Parman, Slipi, Jakarta Barat, hingga Jalan Gatot Subroto dari arah Grogol menuju Pancoran, Jakarta Selatan.
Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Metro Jaya Kombes Pol Komarudin menjelaskan, kemacetan parah ini dipicu oleh beberapa faktor yang terjadi bersamaan.
Faktor utama adalah penutupan Gerbang Tol (GT) Semanggi 1 yang masih dalam perbaikan setelah insiden pembakaran oleh orang tidak dikenal saat aksi unjuk rasa pada Agustus 2025 lalu.
“Dampak kemacetan ini karena Gerbang Tol Semanggi 1 saat ini ditutup untuk beberapa hari ke depan,” ujar Komarudin kepada
Kompas.com
, Rabu
Akibat penutupan tersebut, seluruh kendaraan yang hendak masuk tol dialihkan ke GT Semanggi 2.
Namun, GT Semanggi 2 juga tidak beroperasi secara penuh karena hanya terdapat satu gardu yang bisa digunakan pengendara.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Tanah Abang
-
/data/photo/2025/09/24/68d3f6f27e50f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Terjebak Macet Parah, Pemotor Butuh Waktu 1,5 Jam Tempuh Cideng-Petamburan Megapolitan 24 September 2025
-

Motor Dicuri Berhasil Ditemukan Tanpa Bantuan Polisi, Begini Trik Driver Ojol Kejar Pelaku Curanmor
GELORA.CO – Insiden pencurian motor yang dialami Ahmad Robiansyah (26), tak membuatnya lantas melapor polisi untuk mengejar N-Max miliknya saat dibawa kabur maling, di Blok A Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (22/9/2025).
Ahmad memilih untuk memanggil temannya dan melacak keberadaan pelaku lewat GPS yang dipasangnya di sepeda motor sebagai proteksi keamanannya.
“GPS itu aplikasi kayak buat matiin mesin gitu, pelacak gitu. Jadi GPS itu ada yang buat matiin mesin, ada yang buat pelacak doang. Kalau saya yang beli yang bisa matiin mesinnya juga,” kata Ahmad saat ditemui di Mapolsek Palmerah, Jakarta Barat, Selasa (23/9/2025).
“Jadi kalau misalkan saya di luar apa gimana motor saya diambil, motornya saya matiin mesinnya. Mau dikontak, mau disela, mau diapain pun eggak bisa,” imbuhnya.
Hal itu juga lah yang membuat korban bisa memergoki pelaku tengah mendorong motor curiannya di wilayah Kota Bambu Selatan, Palmerah, Jakarta Barat.
Ahmad bahkan meringkus pelaku, membawanya ke Ketua RT setempat, sebelum polisi datang mengamankannya.
Kepada wartawan, Ahmad menuturkan jika GPS untuk motor bisa dipasang di motor manapun. Pemasangan GPS tersebut bisa dilakukan lewat bengkel-bengkel kendaraan.
Untuk membeli GPS tersebut pun tidak lah sulit apalagi mahal, Ahmad hanya merogoh kocek Rp 300.000 untuk 1 buah GPS yang dibeli lewat marketplace online.
“Dari jarak jauh bisa, enggak ada jarak tempuhnya, sih soalnya di GPS-nya juga pakai jaringan ya. Pakai paketan juga juga,” ujar dia.
Ahmad menyebut, cara ini cukup efektif. Sebab sudah 2 kali dirinya menggagalkan aksi pencurian dengan cara mematikan mesin motor menggunakan GPS
-
/data/photo/2018/03/23/3443862540.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
2 Maling Laptop dan HP di Bendungan Hilir Ditangkap Berkat Pelacakan Digital Megapolitan 20 September 2025
2 Maling Laptop dan HP di Bendungan Hilir Ditangkap Berkat Pelacakan Digital
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Seorang pria berinisial YG (26) menjadi korban pencurian oleh dua maling, yakni W (45) dan R (31), di indekos wilayah Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo mengatakan, tindak pidana ini dilaporkan korban melalui layanan call center 110.
Unit Reskrim Polsek Tanah Abang menangkap pelaku W dan R hasil pelacakan jejak digital pada barang hasil curian.
“Korban mendapati kamar kosnya dalam keadaan tidak terkunci dan sejumlah barang berharga hilang berupa laptop, tablet, handphone, dan tas,” ucap Susatyo dalam keterangannya, Sabtu (20/9/2025).
Dari peristiwa ini, korban mengalami kerugian senilai Rp 20,2 juta.
Namun, pelarian dua maling itu sia-sia karena ditangkap oleh Unit Reskrim Polsek Tanah Abang.
“Dua tersangka berinisial W dan R berhasil diamankan beserta barang bukti di lokasi yang berbeda,” ujar Susatyo.
Kapolsek Metro Tanah Abang Kompol Haris Akhmad Basuki menjelaskan bahwa pencurian terjadi ketika YG pulang kerja dan mendapati kamar kosnya dalam keadaan tidak terkunci serta gemboknya hilang.
“Dari penyelidikan, barang-barang milik pelapor ditemukan di wilayah Cipondoh, Tangerang. Kami pun langsung melakukan penangkapan terhadap dua pelaku yang diduga kuat melakukan pencurian,” jelas Haris.
Polisi mengamankan barang bukti laptop merek MSI, tablet Infinix, ponsel Vivo, tas Steady Gods, serta uang tunai hasil penjualan salah satu barang curian.
Kedua tersangka telah ditahan dan dijerat dengan Pasal 363 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang pencurian dengan pemberatan. Pelaku terancam hukuman penjara maksimal tujuh tahun.
“Kami mengimbau masyarakat agar tetap waspada dan melapor segera jika menemukan kejadian serupa,” tegas dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Pencuri di Kosan Benhil Ditangkap Berkat Pelacakan Tablet yang Dicuri
Jakarta –
Pelaku pencurian sebuah kamar kos di Bendungan Hilir, Tanah Abang, Jakarta Pusat (Jakpus), W (45), ditangkap polisi. Pelaku ditangkap usai polisi dan korban mengecek lokasi tabletnya yang dicuri.
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Susatyo Purnomo Condro menjelaskan penangkapan ini bermula ketika pelapor, Yohanes Galbino (26) menelepon ke hotline 110. Saat itu, pelapor mengaku barang-barangnya hilang di dalam kamar kos diduga telah dicuri.
“Pelapor, YG (26), melaporkan kehilangan barang-barang berupa laptop, tablet, handphone, dan tas dengan total kerugian mencapai Rp 20,2 juta,” kata Susatyo kepada wartawan, Sabtu (20/9/2025).
Dia mengatakan laporan tersebut pun langsung ditindaklanjuti oleh Polsek Metro Tanah Abang. Hasilnya, pelaku pun berhasil ditangkap usai dilakukan pengecekan melalui aplikasi pencarian perangkat.
Sementara Kapolsek Tanah Abang, Kompol Haris Akhmad Basuki mengungkapkan kedua pelaku ditangkap di wilayah Cipondoh, Kota Tangerang. Dia menjelaskan korban menyadari barang-barangnya telah dicuri setelah mengecek lewat aplikasi pencarian perangkat dan tabletnya berada di Cipondoh, Tangerang.
“Berawal pada hari Kamis, (18/09) sekira pukul 21.00 WIB, sepulang kerja pelapor mendapati pintu kamar kost sudah tidak terkunci (gembok hilang). Lalu Pelapor masuk kamar mendapati gembok ada di atas kasur dan barang-barangnya hilang. Dan sesuai dengan aplikasi pencarian, ternyata tablet miliknya berada di lokasi Cipondoh, Tangerang,” jelas Haris.
Dia mengatakan petugas opsnal Polsek Metro Tanah Abang bersama korban pun langsung menuju titik koordinat dari perangkat tersebut. Setibanya di lokasi, petugas pun mendapati terduga pelaku pencurian, W, bersama barang bukti tablet milik korban.
“Menemui terlapor W dan menyita barang bukti tas, tablet, ponsel dan uang Rp 105 ribu,” ungkap Haris.
Dari hasil pendalaman, barang sitaan berupa uang tunai Rp 105 ribu tersebut merupakan sisa dari hasil penjualan laptop korban yang dilakukan oleh terduga pelaku W kepada terduga pelaku R. W menjual laptop korban kepada W seharga Rp 600 ribu.
“(Uang Rp 105 ribu) sisa dari hasil penjualan laptop yang dibeli oleh saudara R seharga Rp 600,” ujarnya.
Dari Cipondoh, Tangerang, polisi pun langsung bergegas menuju Tomang, Jakarta Barat, lokasi R berada. Di sana, polisi pun berhasil menemukan tablet milik korban yang masih berada di tangan R.
“Kedua tersangka, W (45) dan R (31), saat ini telah ditahan dan dijerat dengan Pasal 363 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang pencurian dengan pemberatan,” pungkasnya.
(mea/mea)
-

Dulu Ramai, Kini Pasar Lontar Jadi Deretan Kontrakan Kumuh
Jakarta –
Pasar tradisional masih menjadi salah satu pusat perputaran ekonomi warga sekitar. Namun, kondisi sejumlah pasar di Jakarta malah tampak sangat memprihatinkan karena tak terurus.
Salah satunya Pasar Lontar Kebon Melati, Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang dibiarkan terbengkalai dalam kondisi usang usai peristiwa kebakaran pada Agustus 2023 lalu. Bahkan saat ini kawasan pasar tradisional itu sudah mulai beralih fungsi menjadi tempat permukiman kumuh.
Seorang pedagang Pasar Lontar Kebon Melati, Waluyo, mengatakan di bangunan blok pasar paling barat tempat lapaknya berada, kini hanya dihuni oleh tujuh orang pedagang sembako termasuk dirinya. Di luar itu menurutnya hanya ada segelintir penjual makanan dan beberapa pedagang perabot rumah tangga.
Selebihnya, lapak-lapak kios di kawasan itu malah dijadikan tempat tinggal. Sebagian besar yang menempati lapak-lapak tersebut adalah pedagang kaki lima pinggir jalan, pengamen, hingga kuli harian.
Bahkan salah satu area yang sempat terbakar pada 2023 lalu, dan hingga kini hanya menyisakan tanah lapang, sudah berubah menjadi lapak kontrakan. Beruntung kala itu api tidak menjalar sampai ke warungnya yang tepat berada di samping lokasi kebakaran.
“Yang jual sembako di sini nggak sampai tujuh orang. Kemarin habis tutup lagi satu itu. Ini yang kebakaran sebenarnya bukan ditempatin orang dagang, orang tidur,” kata Waluyo kepada detikcom di lokasi, Kamis (18/9/2025).
Waluyo yang sudah berdagang di kawasan itu sejak 1983 menjelaskan, pada awalnya kawasan itu merupakan Pasar Inpres Kebon Melati, yang kemudian diambil alih oleh Pemprov Jakarta sekitar tahun 1985. Saat itulah bangunan pasar berwarna dasar kuning yang kini sudah sangat kumuh itu dibangun.
Sementara untuk dua blok di sebelahnya, kala itu Pemprov Jakarta baru melakukan pembebasan lahan, namun belum sempat melakukan pembangunan. Sehingga bangunan pasar dibuat secara mandiri oleh para pedagang.
Menurutnya banyak kios beralih fungsi jadi lapak tempat tinggal karena sepinya pasar sejak 2019, sebelum pandemi Covid-19 melanda. Hal itu membuat sejumlah pedagang yang tak sanggup lagi berjualan menjadikan lapaknya sebagai kontrakan.
“Karena keadaan buat berdagang ini susah, itu akal-akalan yang punya kios dijadikan kontrakan biar ada pemasukan. Biar bisa buat bayar sewa kios. Tapi sebenarnya peraturan sih nggak boleh. Sering ada razia dari pusat,” jelasnya.
“Harusnya nggak boleh. Tapi karena memang nggak punya modal buat usaha, tapi perlu ada pemasukan, akhirnya pada dikontrakan. Yang mengontrak sih orang pada dagang juga. Tapi kan pada dagang keluar gitu, nggak di sini,” sambung Waluyo.
Menurutnya kawasan ini cukup ‘laku’ digunakan sebagai permukiman kuli harian dan pedagang kaki lima karena harganya yang sangat murah, berkisar antara Rp 300 ribu sampai Rp 400 ribu per bulan.
“Kalau ngontrak di sini kan paling yang Rp 300 ribu, Rp 400 ribu, segituan paling. Kan kalau kuli sehari-hari di luar juga mereka, ini cuma dipakai untuk tempat tidur,” terangnya.
Berdasarkan pengamatan detikcom, lorong antar kios yang berada di bangunan Pasar Lontar Kebon Melati memang terasa sempit dan gelap karena bercampur dengan kontrakan warga. Terlihat dinding-dinding kayu menjadi pembatas tempat tinggal warga sekitar.
Meski lorong pasar terlihat gelap, namun pada celah dinding tempat tinggal warga terlihat ada pencahayaan diiringi suara-suara perbincangan mereka yang tinggal di sana. Sesekali terlihat ada pintu kios yang terbuka, memperlihatkan ruangan yang berisi tikar dan kipas angin.
Selain itu pada siang hari, detikcom juga melihat ada seorang ibu paruh baya tengah memasak di lorong pasar, tepat di samping lapak kontrakannya. Ada juga satu orang tengah memeras pakaian dari dalam ember di lorong pasar yang lain.
Kondisi ini sangat berbeda dengan dua blok Pasar Lontar Kebon Melati di sebelahnya, yang masih digunakan untuk tempat berdagang. Secara keseluruhan mayoritas lapak di kawasan itu juga masih buka.
“Kalau di sini nggak ada yang untuk tempat tinggal, buat dagang semua,” kata Faris, seorang pedagang kelapa parut di blok dekat pembuangan sampah.
Selain di dalam bangunan pasar lama, area kontrakan terpusat di kawasan seberang pasar, yang pada bagian dasar bangunan-bangunannya banyak digunakan sebagai lapak dagangan.
“(Di luar area pasar) kontrakan paling di seberang itu, ruko-ruko kan banyak yang tingkat tuh, nah itu orang pada tinggal di sana. Cuma itu kan punya pribadi ya, dulunya memang tempat tinggal saja, cuma lama-lama banyak yang pindah jualan juga di seberang,” terangnya.
Tonton juga video “Pasta Premium ‘Hidden Gem’ di Dalam Pasar Santa” di sini:
(igo/fdl)
-

Ini Dia Baju Impor China di Tanah Abang yang ‘Bunuh’ Produk Lokal
Pakaian impor asal China membanjiri Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia di lokasi, Selasa (16/9/2025), sejumlah toko di Blok A khususnya Lantai 6 Pasar Tanah Abang menjual pakaian impor baru yang kebanyakan berasal dari China. (CNBC Indonesia/Chandra Dwi Pranata)
-

Siap-Siap! Warga BSD Sebentar Lagi Bisa Naik-Turun KRL di Stasiun Baru
Jakarta, CNBC Indonesia – Stasiun Jatake di kawasan BSD, Tangerang Selatan, hingga kini belum juga beroperasi, meski sempat dijadwalkan mulai beroperasi pada Agustus lalu. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian (DJKA) akhirnya buka suara terkait keterlambatan tersebut.
Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api DJKA Kemenhub, Arif Anwar, menjelaskan bahwa proyek ini bukan dikerjakan oleh pemerintah, melainkan murni didanai oleh pihak swasta.
“Jatake ini proyek yang dilakukan murni investor swasta, bukan projek DJKA, nanti konsesi dari BSD, kerja sama dengan KAI lalu ke DJKA,” ujar Arif kepada CNBC Indonesia, Selasa (16/9/2025).
Proyek Stasiun Jatake digadang-gadang menjadi penghubung baru bagi kawasan BSD dengan jalur KRL Commuter Line lintas Tanah Abang-Rangkasbitung yang dikelola oleh KAI. Lokasinya yang strategis diyakini bakal meningkatkan aksesibilitas dan mengurangi ketergantungan warga terhadap kendaraan pribadi. Warga pun menanti kehadiran stasiun ini yang seharusnya beroperasi Agustus lalu.
Foto: Penampakan Stasiun Jatake. dok: KAI
Penampakan Stasiun Jatake. dok: KAI“Memang waktu itu direncanakan dioperasikan sekitar bulan Agustus, tapi sampai saat ini belum selesai itu nanti dari Kereta (KAI) yang bisa menjelaskan,” ucap Arif Anwar.
“Dari segi pemerintah sudah memenuhi semua perizinan, itu clear. Saat ini sedang menunggu kelengkapan dari investor,” lanjutnya.
Stasiun baru di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD) City dan jalur KRL lintas Rangkasbitung – Tanah Abang yakni Stasiun Jatake mampu menampung cukup banyak penumpang setiap harinya. Stasiun ini diharapkan dapat menjadi stasiun yang fasilitas pendukungnya cukup baik di kawasan BSD City. Dengan lahan seluas 2.435 meter persegi dan luas bangunan sekitar 3.000 meter persegi serta memiliki tiga lantai, stasiun ini diproyeksikan mampu melayani 20.000 penumpang setiap harinya.
Hal ini untuk mendukung kemudahan masyarakat sekitar BSD City yang ingin berpergian menuju Jakarta dengan mudah. Lebih lanjut, panjang peronnya mencapai 250 meter yang memungkinkan untuk memuat rangkaian hingga 12 kereta (SF 12), dengan lebar peron masing-masing 6 meter.
(fys/wur)
[Gambas:Video CNBC]


