Camat Janji Bantu Urus Dokumen Warga Korban Kebakaran Tambora
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Camat Tambora Holi Susanto berjanji akan membantu para korban kebakaran untuk mengurus dokumen kependudukan yang rusak atau hilang.
Akibat kebakaran ini, 11 kepala keluarga terdampak.
“Besok pagi akan disiagakan layanan Sudin Dukcapil untuk pendataan ulang terhadap administrasi masyarakat yang terbakar, seperri e-KTP, kartu keluarga, dan administrasi lainnya,” kata Holi kepada Kompas.com, Jumat.
Holi mengaku telah berkoordinasi dengan Polsek Tambora untuk bersiaga dan melayani pengurusan surat keterangan hilang bagi warga.
“Jadi nanti warga itu mudah, dibuatkan BAP surat keterangan hilangnya dari kepolisian. Nanti langsung dilanjutkan Sudin Dukcapil yang sedia,” kata dia.
Sementara itu, Holi memastikan bantuan kebutuhan dasar bagi para pengungsi kebakaran di Tambora sudah disiapkan.
“Sudah ada beberapa bantuan seperti makanan siap saji, dibantu juga oleh TNI, ada selimut, ada kebutuhan-kebutuhan lainnya seperti pampers, biskuit dan yang lain-lainnya sudah disiapkan oleh Dinas Sosial,” ucap dia.
Pihak kecamatan juga akan menyiapkan bantuan material, mengingat tempat tinggal milik para korban saat ini hangus dan sangat memprihatinkan.
Sebelumnya diberitakan, kebakaran melanda lima rumah tinggal di Jalan Pangeran Tubagus Angke, RT 7 RW 11, Angke, Tambora, Jakarta Barat, Jumat (10/10/2025) dan menewaskan seorang pria berinisial AS (41).
Pantauan Kompas.com di lokasi sekitar pukul 17.15 WIB, terdapat garis polisi di sekitar lokasi kejadian untukmelakukan penyelidikan.
Rumah-rumah yang terbakar pun terlihat hangus dan rata dengan tanah, dengan hanya menyisakan sejumlah tembok yang masih berdiri rapuh dengan warna hangus kehitaman.
Anwar (48), warga yang rumahya terbakar mengatakan, kebakaran terjadi sekitar pukul 09.30 WIB.
Api diduga berasal dari percikan api dari aktivitas pemotongan besi di sebuah bangunan yang berada di samping rumahnya.
“Sebelah lagi pengelasan, pemotongan besi. Turun ke sini percikannya. Mungkin kena asbes, asbesnya pecah, apinya masuk ke dalam,” kata Anwar.
Api kemudian dengan cepat membesar dan menyebar ke bangunan lain karena terbawa angin hingga total membakar lima rumah.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Tambora
-
/data/photo/2025/10/10/68e8ed4e40f99.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Camat Janji Bantu Urus Dokumen Warga Korban Kebakaran Tambora Megapolitan 10 Oktober 2025
-

Jakbar bantu urus surat kependudukan warga yang hangus terbakar
Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota Jakarta Barat (Pemkot Jakbar) akan membantu mengurus surat-surat berharga milik penyintas kebakaran yang hangus akibat kebakaran rumah di RT 11/RW 07 Angke, Tambora, Jumat.
“Besok pagi, Sabtu (11/10), akan disiagakan layanan Suku Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Sudin Dukcapil) untuk melakukan pendataan ulang terhadap administrasi masyarakat yang terbakar, seperti E-KTP, Kartu Keluarga (KK) dan administrasi lainnya yang dibutuhkan,” kata Camat Tambora, Holi Susanto di lokasi kebakaran, Jumat.
Tak hanya itu, Polsek Tambora juga akan menyediakan layanan pengurusan surat keterangan hilang. “Jadi akan dibuat dulu BAP surat keterangan hilang dari kepolisian, kemudian dilanjutkan oleh Sudin Dukcapil,” kata Holi.
Sejumlah korban kebakaran pun mengonfirmasi kehilangan surat-surat berharga
“Surat-surat, barang barang elektronik, segala macam ludes terbakar,” kata Anwar (48) yang rumahnya ludes terbakar.
Keluhan yang sama disampaikan Suita (51), bahwa surat-surat berharga yang dimilikinya ludes terbakar.
“Ludes semua. Sisa pakaian yang ada di badan aja,” katanya.
Kebakaran rumah yang terjadi di Jalan Pengeran Tubagus Angke, Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora itu mengakibatkan satu Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) berinisial AS (41) tewas.
“Jadi korban (pria) ini tidak terselamatkan. Dia terkunci dalam kamar, terjebak enggak bisa keluar. Ketika ditemukan sudah meninggal,” kata Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Barat, Syarifudin.
Hingga kini, penyebab pasti kebakaran itu masih dalam penyelidikan petugas kepolisian. “Masih dalam penyelidikan,” katanya.
Sudin Gulkarmat Jakbar menerjunkan 21 unit kendaraan pemadam dengan 105 personel untuk mengatasi kebakaran itu.
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

50 korban kebakaran rumah di Tambora Jakbar mengungsi
Jakarta (ANTARA) – Sebanyak 50 orang korban kebakaran di RT/RW 11/07 Angke, Tambora, Jakarta Barat mengungsi ke Madrasah Miftahul Huda lantaran tempat tinggalnya ludes terbakar, pada Jumat.
“Sampai sekarang ada 21 kepala keluarga (KK) dengan 50 orang sudah diungsikan ke Madrasah Miftahul Huda. Ada empat balita, sisanya lansia dan dewasa,” kata Camat Tambora Holi Susanto kepada wartawan di lokasi pengungsian, Jumat.
Hingga kini, pihaknya bersama Unit Kerja Perangkat Daerah (UKPD) Pemkot Jakarta Barat masih berupaya memenuhi kebutuhan dasar para korban.
“Upaya pemerintah melalui dinas sosial memberikan beberapa bantuan seperti makanan siap saji, selimut, kebutuhan-kebutuhan lainnya seperti diapers, biskuit dan yang lain-lainnya sudah disiapkan,” kata Holi.
Menurut dia, ada empat rumah serta kontrakan 10 pintu yang ludes dilalap api. “Satu orang tadi dikonfirmasi meninggal. Ada beberapa yang luka lecet sedikit, sudah ditangani juga,” ujarnya.
Adapun dugaan awal penyebab kebakaran, kata Holi, berasal dari percikan las di lokasi kebakaran. “Infonya begitu, tetapi masih diselidiki oleh pihak kepolisian,” kata dia.
Sebelumnya, satu Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) berinisial AS (41) tewas dalam kebakaran rumah di Jalan Pengeran Tubagus Angke, Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Jumat.
“Jadi korban (pria) ini tidak terselamatkan. Dia terkunci dalam kamar, terjebak enggak bisa keluar. Ketika ditemukan sudah meninggal,” kata Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Barat, Syarifudin di lokasi, Jumat.
Syarif menuturkan, ada lima unit rumah yang ludes terbakar dalam insiden itu.
Hingga kini, penyebab pasti kebakaran itu masih dalam penyelidikan petugas kepolisian. “Masih dalam penyelidikan,” katanya.
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Kebakaran rumah di Tambora Jakbar diduga dari percikan api las
Jakarta (ANTARA) – Kebakaran yang melanda lima rumah di Jalan Pangeran Tubagus Angke, Tambora, Jakarta Barat yang mengakibatkan seorang ODGJ berinisial AS (41) tewas diduga berasal dari percikan api las besi.
Salah satu korban kebakaran, Anwar (48) di Jakarta, Jumat, mengatakan, bahwa api yang menghanguskan rumahnya dan empat rumah lain berasal dari percikan las besi di lokasi.
“Api turun ke salah satu rumah karena ada orang lagi pengelasan pemotongan besi. Turun ke sini (lelehannya),” kata Anwar kepada wartawan sambil menunjuk ke atas bangunan tempat pengelasan dilakukan, Jumat.
Lelehan atau percikan las itu jatuh ke salah satu rumah dan mengenai material mudah terbakar. “Mungkin kena asbes, asbesnya pecah, apinya masuk ke dalam, lalu menyebar ke rumah saya dan rumah-rumah lain. Kejadiannya sekitar pukul 09.30 WIB,” ujarnya.
Anwar menyebut, warga sekitar sempat membantu pemadaman dengan menggunakan air serta Alat Pemadam Kebakaran Ringan (APAR), namun api kian besar dan cepat menyebar.
“Api terbawa angin dengan cepat, kita sama warga nyiram enggak berhenti-berhenti pakai APAR, udah enggak terbendung. Ada yang kena percikan api juga,” ujarnya.
Akibat kebakaran itu, semua surat berharga serta barang elektronik miliknya dan korban lainnya ludes terbakar.
“Surat-surat, barang-barang elektronik, segala macam ludes terbakar. Jadi yang menjadi korban kebakaran 11 orang, termasuk keluarga saya,” tutur Anwar.
Sebelumnya, satu Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) berinisial AS (41) tewas dalam kebakaran rumah di Jalan Pengeran Tubagus Angke, Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Jumat.
“Jadi korban (pria) ini tidak terselamatkan. Dia terkunci dalam kamar, terjebak enggak bisa keluar. Ketika ditemukan sudah meninggal,” kata Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Barat, Syarifudin di lokasi, Jumat.
Syarif menuturkan, ada lima unit rumah yang ludes terbakar dalam insiden itu.
“Jadi ada lima rumah, terus penghuninya ada 11 orang. Satu orang tewas dan ada beberapa luka lecet sedikit,” kata Syarif.
Hingga kini, penyebab pasti kebakaran itu masih dalam penyelidikan petugas kepolisian. “Masih dalam penyelidikan,” katanya.
Sudin Gulkarmat Jakbar menerjunkan 21 unit kendaraan pemadam dengan 105 personel untuk mengatasi kebakaran itu.
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Satu ODGJ tewas dalam kebakaran rumah di Tambora Jakbar
Jakarta (ANTARA) – Satu Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) berinisial AS (41) tewas dalam kebakaran rumah di Jalan Pengeran Tubagus Angke, Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat, Jumat.
“Jadi korban (pria) ini tidak terselamatkan. Dia terkunci dalam kamar, terjebak enggak bisa keluar. Ketika ditemukan sudah meninggal,” kata Kepala Seksi Operasi Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Barat, Syarifudin di lokasi, Jumat.
Syarif menuturkan, ada lima unit rumah yang ludes terbakar dalam insiden itu.
“Jadi ada lima rumah, terus penghuninya ada 11 orang. Satu orang tewas dan ada beberapa luka lecet sedikit,” kata Syarif.
Hingga kini, penyebab pasti kebakaran itu masih dalam penyelidikan petugas kepolisian. “Masih dalam penyelidikan,” katanya.
Sudin Gulkarmat Jakbar menerjunkan 21 unit kendaraan pemadam dengan 105 personel untuk mengatasi kebakaran itu.
“Info awal kebakaran tadi pukul 09.30 WIB dan sekarang sudah selesai proses pemadaman,” ujarnya.
Pantauan ANTARA di lokasi pada pukul 15.00 WIB, empat dari lima unit rumah yang terbakar rata dengan tanah, sementara satu rumah lainnya terkena dampak yang cukup parah.
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-
/data/photo/2025/10/03/68dfa8b8a6457.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kelakuan 6 Pria Minta Uang Kebersihan di Lenteng Agung Megapolitan 5 Oktober 2025
Kelakuan 6 Pria Minta Uang Kebersihan di Lenteng Agung
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Sebanyak enam pria tertangkap basah meminta uang kepada warga dengan berpura-pura menjadi petugas kebersihan di kawasan RW 08, Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Kamis (2/10/2025).
Aksi keenam pria itu sempat direkam warga dan diunggah ke akun Instagram @lentengagungterkini hingga akhirnya viral.
Mereka mendatangi rumah-rumah warga, menyapu halaman, dan meminta uang dengan alasan “uang kebersihan”.
Berdasarkan video yang beredar, terlihat seorang pria tengah mendatangi salah satu rumah warga.
Saat ditanya asalnya, ia menjawab dengan santai bahwa dirinya sedang meminta sumbangan.
“Ih viral gue ini mah. Minta uang ini, sumbangan,” jawab pria tersebut sambil menatap kamera.
Perekam video kemudian menanyai asal organisasi dan izin mereka. “Bapak dari mana? Udah bilang ke pengurus RW belum?” tanya perekam.
Pria itu lantas menyebut nama organisasi “Rempah” dan mengaku belum melapor.
“Rempah. Belum bilang,” jawabnya.
Dalam video lain, pria itu tampak memanggil rekannya yang lain agar ikut direkam.
“Tuh, viral enggak nih? Sini, Yan, masuk TikTok, dah,” katanya sambil tertawa.
Namun, ketika kamera beralih ke pria lain, salah satu di antaranya menolak direkam.
“Saya enggak mau direkam. Privasi saja ini mah, privasi,” ujarnya.
Aksi mereka pun mengundang perhatian warga setempat hingga akhirnya enam pria tersebut diamankan.
Menurut Ketua RT 08 RW 08 Lenteng Agung, Dede, keenam pria itu mendatangi rumah-rumah warga dengan berpura-pura memungut sampah dan menyapu halaman. Mereka bahkan menggunakan sapu milik warga.
“Enggak bawa sapu, ngambil saja yang ada, sambil bawa karung,” kata Dede.
Setelah berpura-pura bekerja, mereka mengetuk pintu dan meminta uang dengan alasan “uang kebersihan”.
“Dia masuk rumah, ketok-ketok pintu, ‘Pak, saya petugas kebersihan. Tuh saya sudah bersih-bersih. Kasih saja pak, seikhlasnya.’ Nanti kalau enggak dikasih diulang terus saja sampai diusir,” jelas Dede.
Dede, mengatakan keenam pria itu sebelumnya sudah menyisir tujuh RT di kawasan RW 08.
Mereka baru berhenti setelah warga mengepung mereka di jalan buntu di perbatasan RW 08 dan RW 09.
“Jadi dia jalan tuh ada tujuh RT mungkin, terus dia kan enggak tahu kalau ini jalan buntu. Jadi dia jalan terus sampai akhirnya dikepung warga,” ujar Dede kepada Kompas.com, Jumat (3/10/2025).
Menurut Dede, para pria itu tampak linglung dan pasrah saat diamankan. Mereka diduga sedang dalam pengaruh obat-obatan.
“Kayaknya sih memang mabuk dia. Enggak kecium bau alkohol, soalnya kayaknya mabuknya obat tuh dia,” ujar Dede.
Setelah diamankan warga, Ketua RW 09, Karsim, menghubungi Babinsa dan Satpol PP setempat.
“Saya enggak tahu kejadiannya gimana, tapi karena sudah masuk wilayah saya, kemaren saya yang telfon Babinsa-nya,” kata Karsim.
Dede memastikan bahwa enam pria tersebut bukan warga Lenteng Agung. Saat diperiksa, KTP mereka menunjukkan alamat berbeda-beda.
“Mereka itu kan bukan warga sini. Waktu dicek KTP-nya itu dari Jakarta Barat,” kata Dede.
Beberapa di antaranya tercatat sebagai warga Tambora, satu dari Kalideres, satu dari Gambir, dan satu dari Banyumas, Jawa Tengah.
Dede menduga karena bukan warga sekitar, mereka tidak mengetahui wilayah Lenteng Agung dengan baik. Bahkan, salah satu dari mereka sudah pernah tertangkap sebelumnya oleh Babinsa yang sama.
“Mungkin ya namanya dia bukan orang sini ya. Sehingga dia enggak tahu ini ternyata masih satu kelurahan,” ujar Dede.
Personel Babinsa yang menangkap mereka disebut sempat marah karena pelaku pernah berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya.
“Jadi dia itu sudah dua kali rupanya tuh ketangkepnya sama si Babinsa itu. Makanya Pak Babinsa itu marah banget,” ungkap Dede.
Dari aksi itu, mereka mengumpulkan uang sekitar Rp152.000. Rata-rata warga memberikan Rp5.000.
“Rata-rata ngasihnya Rp5.000,” kata Dede.
Ketua RW 09, Karsim berharap para pelaku tak langsung dijatuhi hukuman penjara, melainkan dibina agar tidak mengulangi perbuatannya.
“Nanti yang ada kalau sudah bebas, diulangi lagi. Makanya bagusnya diberi pelatihan, biar skill-nya terasah,” ujar Karsim.
Senada, Dede menilai pembinaan dan pelatihan akan lebih efektif dibanding hukuman.
“Memang dia pelaku. Tapi kalau dibantu, ada yang ajak mengembangkan diri dia mungkin mau. Nah itu tanggung jawab negara,” kata Dede.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3245895/original/034449900_1600779706-PENANGKAPAN.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Terdesak Kebutuhan, Dua Pria Nekat Gasak AC di Mal Tambora: Korban Rugi Rp14 Juta – Page 3
Dia menambahkan faktor ekonomi menjadi alasan utama kedua pelaku melakukan tindak kejahatan tersebut.
“Dari hasil pemeriksaan, sejauh ini keduanya tidak terlilit utang. Mereka hanya terdesak kebutuhan sehari-hari,” ungkap Sudrajat.
Dia juga memastikan hasil pemeriksaan menunjukkan kedua pelaku itu negatif narkoba.
“Pemeriksaan urine keduanya negatif narkoba. Jadi, kasus ini murni karena tuntutan ekonomi,” tegas Sudrajat.
Saat ini kedua pelaku ditahan di Polsek Tambora untuk proses hukum lebih lanjut. Atas perbuatannya itu, mereka disangkakan dengan Pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan, dengan ancaman hukuman maksimal 7 tahun penjara.
-

Terdesak kebutuhan, dua pria di Tambora Jakbar nekat gasak AC di mal
Jakarta (ANTARA) – Dua pria berinisial DM (30) dan FM (24) nekat mencuri pendingin ruangan atau air conditioner (AC) yang berada di salah satu mal di wilayah Tambora, Jakarta Barat, karena terdesak kebutuhan hidup.
Kanit Reskrim Polsek Tambora AKP Sudrajat Djumantara mengatakan pencurian itu terjadi pada 28 dan 30 Agustus 2025, dengan total kerugian korban mencapai Rp14 juta.
“Modusnya, pelaku masuk ke parkiran mal, kemudian membawa kabur mesin AC. Ada dua unit yang diambil,” kata Sudrajat kepada wartawan di Jakarta, Senin malam.
Kedua tersangka itu ditangkap pada Rabu (10/9) malam sekitar pukul 18.30 WIB di wilayah Tambora.
Berdasarkan pengakuan mereka, DM merupakan mantan juru parkir di Tambora, sementara FM tidak memiliki pekerjaan tetap. Mereka menjual hasil curian tersebut dengan harga Rp500 ribu per unit.
“Keduanya mengaku baru dua kali melakukan pencurian. Mereka juga bukan pengemudi ojek online (ojol), hanya meminjam jaket ojol milik adik DM untuk mengelabui warga,” jelas Sudrajat.
Dia menambahkan faktor ekonomi menjadi alasan utama kedua pelaku melakukan tindak kejahatan tersebut.
“Dari hasil pemeriksaan, sejauh ini keduanya tidak terlilit utang. Mereka hanya terdesak kebutuhan sehari-hari,” ungkap Sudrajat.
Dia juga memastikan hasil pemeriksaan menunjukkan kedua pelaku itu negatif narkoba.
“Pemeriksaan urine keduanya negatif narkoba. Jadi, kasus ini murni karena tuntutan ekonomi,” tegas Sudrajat.
Saat ini kedua pelaku ditahan di Polsek Tambora untuk proses hukum lebih lanjut. Atas perbuatannya itu, mereka disangkakan dengan Pasal 363 KUHP tentang pencurian dengan pemberatan, dengan ancaman hukuman maksimal 7 tahun penjara.
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Rr. Cornea Khairany
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

