kab/kota: Tambora

  • Polisi ringkus pasangan kekasih yang edarkan 19 kg sabu di Jakbar

    Polisi ringkus pasangan kekasih yang edarkan 19 kg sabu di Jakbar

    Jakarta (ANTARA) – Polres Metro Jakarta Barat meringkus pasangan kekasih, pria berinisial ML dan wanita berinisial RS yang menjadi pengedar sabu dengan barang bukti seberat 19 kilogram (kg) di wilayah RT 02/RW 03 Krendang, Tambora.

    Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Twedi Aditya Bennyahdi menyebut keduanya ditangkap pada Jumat (21/11) usai Unit Reskrim Polsek Kalideres melakukan patroli siber.

    “Awalnya, Unit Reskrim Polsek Kalideres mendapatkan informasi adanya transaksi yang sering terjadi di indekos daerah Krendang. Kemudian melakukan surveillance (pengawasan),” kata Twedi saat jumpa pers di Jakarta, Selasa.

    Usai melakukan pengintaian di lokasi, polisi berhasil menangkap ML dan RS dengan barang bukti berupa 19 kilogram narkoba jenis sabu serta empat unit telepon genggam.

    Kedua pelaku mendapatkan barang haram itu dari saudara AB (DPO), kemudian diarahkan ke saudara AJ (DPO) untuk nanti dibawa ke Jakarta.

    Pelaku AB dan AJ membelikan tiket bagi ML dan RS untuk berangkat ke Pekanbaru guna mengambil narkoba.

    “Barang ini dibawa melalui transportasi darat menuju ke Jakarta. Ini kejadiannya di tanggal 19 November di Pekanbaru, kemudian tanggal 21 November sampai di Jakarta,” kata Twedi.

    Adapun ML dan RS dijanjikan uang sebesar Rp26 juta serta satu bungkus sabu jika berhasil mengantar 19 kilogram sabu dari Pekanbaru ke Jakarta.

    “Sebenarnya barang-barang ini akan dikirim kembali ke tujuan, namun belum sempat diedarkan dan dikirimkan, sudah tertangkap terlebih dahulu oleh unit yang bergerak di lapangan,” tutur Twedi.

    Atas perbuatannya, ML dan RS disangkakan dengan Pasal 114 ayat 2 subsider, Pasal 112 ayat 2 juncto Pasal 132 ayat 1 Undang-Undang Republik Indonesia No 35 tahun 2009 Tentang Narkotika dengan ancaman hukuman mati, penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 6 tahun dan paling lama 20 tahun.

    Dia mengimbau masyarakat untuk tidak segan-segan melapor tindak pidana narkoba yang terjadi di lingkungan sekitar.

    “Apabila menemukan atau mengalami tindak pidana tersebut, agar melaporkan atau menghubungi call center kepolisian 110. Layanan tersebut gratis dan beroperasi 24 jam, bebas pulsa,” ujarnya.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Jalur air menuju kedaulatan pangan

    Jalur air menuju kedaulatan pangan

    Mataram (ANTARA) – Pada banyak pagi di sentra-sentra pertanian negeri ini, suara mesin pompa sering terdengar lebih nyaring daripada gemericik air yang seharusnya mengalir tenang di saluran irigasi.

    Para petani berjalan menyusuri pematang sambil menakar nasib tanamannya dari aliran yang tak selalu setia.

    Di sejumlah titik, jaringan irigasi yang dibangun puluhan tahun silam mulai rapuh. Ada yang dangkal disesaki sedimentasi, ada yang bocor sehingga air lenyap sebelum mencapai hamparan sawah di hilir.

    Pemandangan semacam ini bukan sekadar potret satu wilayah, melainkan cermin dari tantangan besar menuju kedaulatan pangan nasional bahwa air adalah nadi produksi yang tak boleh tersendat.

    Pada titik inilah Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi contoh nyata tentang bagaimana kerja irigasi menentukan arah ketahanan pangan.

    Di provinsi ini, para petani menggantungkan harapan pada jaringan saluran yang sebagian telah menua dan sebagian lainnya baru mulai dipulihkan.

    Kenaikan produksi beras yang diprediksi Badan Pusat Statistik pada 2025 memang memberi optimisme, namun di balik pertumbuhan itu tersimpan pekerjaan besar yang tak boleh diabaikan.

    Revitalisasi irigasi, mulai dari Maronggek hingga Santong dan Kadindi, menjadi penentu apakah kemandirian pangan dapat terus dijaga atau justru terhenti oleh saluran yang tak lagi mampu mengantar air sampai ke sawah.

    Infrastruktur

    Pada tahun 2025, Pemerintah Provinsi NTB mulai memberikan perhatian lebih serius terhadap penguatan jaringan irigasi. Tiga jaringan besar direhabilitasi sebagai langkah mendukung kedaulatan pangan nasional.

    Jaringan Maronggek kompleks yang berada di Lombok Timur, jaringan Santong di Lombok Utara, dan jaringan Kadindi di Dompu menjadi prioritas karena manfaatnya langsung dirasakan ribuan petani.

    Rehabilitasi mencakup perbaikan struktur saluran sepanjang ribuan meter, penguatan dinding, penataan kembali jalur air, hingga peningkatan kapasitas aliran.

    Hasilnya diharapkan mampu menaikkan indeks pertanaman, hingga lebih dari dua kali lipat.

    Jaringan Maronggek kompleks mendapatkan porsi anggaran terbesar mencapai sekitar enam miliar rupiah. Perbaikan dilakukan hampir empat kilometer dengan dampak aliran terhadap 378 hektare lahan. Targetnya adalah peningkatan indeks pertanaman hingga 230 persen.

    Di Lombok Utara, jaringan Santong diperbaiki sepanjang dua kilometer lebih dan diproyeksikan mampu mengairi sekitar 468 hektare sawah. Sementara itu, di lereng Tambora, para petani di Dompu menggantungkan harapan pada perbaikan jaringan Kadindi.

    Saluran lama di wilayah ini sering bocor sehingga air tak pernah benar-benar mencapai ujung sawah. Rehabilitasi pada tiga ruas dengan panjang total sekitar 3.200 meter ditujukan agar pola tanam padi dan palawija dapat berjalan lebih stabil.

    Upaya serupa juga muncul dari kebijakan pusat. Kementerian Pekerjaan Umum menegaskan dukungan terhadap peningkatan jalan, bendungan, dan irigasi di NTB, sejalan dengan arahan presiden untuk merevitalisasi irigasi tua.

    Di beberapa titik, irigasi peninggalan orde lama kembali dihidupkan karena dinilai lebih efisien daripada membangun saluran baru. Pengalaman di Desa Penujak menjadi contoh bagaimana jaringan lama yang diperbaiki mampu mendorong petani panen tiga kali setahun atau mencapai indeks pertanaman 300.

    Kebijakan menghidupkan aset lama terbukti lebih cepat mengembalikan fungsi irigasi yang sudah bertahun-tahun terabaikan.

    Di sisi lain, realitas lapangan menampilkan tantangan yang tidak kecil. Laporan dari sejumlah wilayah menunjukkan kerusakan irigasi yang dibiarkan terlalu lama.

    Di Bima, misalnya, beberapa bendungan kecil dan jaringan irigasi rusak, setelah banjir bandang, tetapi perbaikannya tidak segera dilakukan.

    Ratusan hektare sawah gagal panen dan sebagian berubah menjadi alur sungai baru. Petani yang biasanya panen tiga sampai empat kali setahun harus menerima kenyataan tidak bisa membajak sawah berbulan-bulan karena aliran air terputus.

    Situasi ini memperlihatkan urgensi pemulihan irigasi tidak hanya saat musim tanam, tetapi sebagai strategi jangka panjang.

    Kondisi irigasi di NTB juga tidak lepas dari tantangan perubahan iklim. Pola hujan yang berubah, sedimentasi yang meningkat, serta banjir yang lebih sering karena curah hujan ekstrem membuat jaringan irigasi rentan rusak.

    Perencanaan teknis yang tidak adaptif sering kali memperpendek usia infrastruktur. Dampaknya terasa langsung pada ketahanan pangan. Jika air tidak bisa dikendalikan, produksi menurun, pendapatan petani tergerus, dan risiko kemiskinan meningkat.

    Di sinilah pentingnya menjadikan rehabilitasi irigasi sebagai bagian dari ekosistem besar kedaulatan pangan. Membuat sawah dua kali tanam menjadi tiga kali, atau sawah satu kali menjadi dua kali, artinya menambah kapasitas produksi daerah.

    Bagi NTB yang selama ini dikenal sebagai lumbung pangan kawasan timur Indonesia, penguatan irigasi adalah fondasi strategis. Semua kebijakan, mulai dari varietas benih, pupuk organik, hingga alsintan, tidak akan optimal tanpa infrastruktur air yang memadai.

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 28 Kali Beraksi, Begal Sadis yang Sering Beraksi di Jakarta Barat Dijaring Polisi

    28 Kali Beraksi, Begal Sadis yang Sering Beraksi di Jakarta Barat Dijaring Polisi

    JAKARTA – Begal yang kerap beraksi di wilayah Jakarta Barat berhasil dilumpuhkan Satreskrim Polres Metro Jakarta Barat. Pelaku berjumlah dua orang berinisial ST dan TZ itu diketahui sudah beraksi sebanyak 28 kali di wilayah Tambora, dan sekitarnya.

    “Berdasarkan informasi, dari Polsek Tambora maupun dari Resmob Polres, dia ada 28 TKP (tempat kejadian perkara),” ujar Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Sipayung, Kamis, 20 November.

    Arfan menyebut, setiap kali beraksi, keduanya membawa senjata tajam untuk mencuri dan pembegalan di lokasi berbeda.

    “Jadi, ada beberapa banyak TKP yang dilakukan oleh pelaku. Memang ini berulang-ulang kali. Secara spesifik, nanti akan dijelaskan pada saat rilis,” kata Arfan.

    Laporan lain menyebut bahwa pelaku diduga mencuri motor milik tetangganya. Hal itu terkait pernyataan Nurhikmah, Ketua RT 01 RW 08 Tanah Sereal, Tambora, tempat pelaku berinisial ST tinggal.

    Nurhikmah mengatakan, sekitar dua minggu setelah pelaku ST keluar dari penjara (ST mantan narapidana), seorang warga di RT 02 kehilangan sepeda motor.

    “Saya tak menuduh. Jadi, pas kejadian dia habis keluar dari penjara, selang dua minggu motor di RT sebelah situ hilang,” kata Nurhikmah kepada wartawan usai penangkapan pelaku ST di wilayah Tambora, Rabu (19/11) malam.

    Kendati demikian, untuk memastikan kebenaran tersebut, kepolisian akan menyampaikannya saat rilis dalam waktu dekat.

    “Konfirmasi itu nanti akan disampaikan saat rilis oleh Polsek Tambora,” kata Arfan.

    Sebelumnya, pasangan suami istri (pasutri) menjadi korban begal di Jalan Songsi Dalam 3 Gang Hijau RW 06, Kelurahan Tanah Sereal, Kecamatan Tambora Jakarta Barat, pada Sabtu, 15 November, pagi.

    Pelaku yang berjumlah dua orang itu merampas ponsel korban setelah sempat terjadi tarik menarik, hingga pelaku mengancam dengan menggunakan senjata tajam dan “airsoft gun”.

    Ketua RW 06 Kelurahan Tanah Sereal, M Saad menyampaikan, kejadian pembegalan itu terjadi sekitar pukul 06.00 WIB.

    Berdasarkan rekaman CCTV, Saad menduga, kedua pelaku awalnya berniat mencuri burung di salah satu rumah warga. Namun, kedua pelaku tidak bisa masuk ke rumah yang diincar karena terkunci.

    “Tak lama, pasutri itu lewat naik motor, kebetulan si istri pegang hp,” jelas Saad.

    Karena tidak bisa mencuri burung, kedua pelaku diduga langsung merampas ponsel itu, meski diawali dengan aksi saling tarik.

  • Kriminal kemarin, Roy Suryo wajib lapor hingga maling tewas tenggelam

    Kriminal kemarin, Roy Suryo wajib lapor hingga maling tewas tenggelam

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah berita kriminal dan pengamanan yang terjadi di wilayah DKI Jakarta pada Kamis (20/11) masih menarik dibaca kembali hari ini mulai dari tersangka Roy Suryo Cs tidak dilakukan penahanan tetapi wajib lapor hingga pria yang diduga maling tewas tenggelam usai terjun ke dalam Kali Sunter.

    Berikut berita selengkapnya yang masih menarik untuk dibaca kembali.

    Roy Suryo Cs tidak ditahan tapi wajib lapor

    Polda Metro Jaya menyebutkan tersangka kasus tuduhan ijazah palsu Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), yakni Roy Suryo dan tersangka lainnya tidak dilakukan penahanan tetapi wajib lapor.

    “Delapan orang tersangka dicekal ke luar negeri dan wajib lapor ke Polda Metro Jaya,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Polisi Budi Hermanto saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.

    Berita selengkapnya klik di sini

    Kasus pencurian kabel PLN, seorang pria jadi korban salah tangkap

    Seorang pria menjadi korban salah tangkap oleh warga lantaran diduga sebagai pelaku pencurian kabel PLN di Kali Sekretaris, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.

    Pria itu ditangkap warga dan sejumlah pengemudi ojek online di dekat aliran Kali Sekretaris pada Rabu (19/11) malam.

    Berita selengkapnya klik di sini

    Pembegal di Tambora Jakarta Barat sudah beraksi 28 kali

    Dua orang pria terduga pembegal bersenjata tajam, berinisial ST dan TZ, di Tambora, Jakarta Barat, diduga sudah melakukan aksi kejahatannya sebanyak 28 kali.

    “Berdasarkan informasi, dari Polsek Tambora maupun dari Resmob Polres, dia ada 28 TKP (tempat kejadian perkara),” kata Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Sipayung kepada wartawan di Jakarta, Kamis.

    Berita selengkapnya klik di sini

    Polisi tangkap tiga anak yang diduga pelaku pembacokan di Jakut

    Polsek Koja, Jakarta Utara menangkap tiga anak yang diduga sebagai pelaku pembacokan di sebuah toko minuman di Jalan Semangka Kelurahan Lagoa, Kecamatan Koja, pada Rabu (19/11) malam.

    “Kami sudah menangkap tiga pelaku yang sehari-hari jadi pengamen ondel-ondel,” kata Kapolsek Koja Kompol Andry Suharto di Jakarta, Kamis.

    Berita selengkapnya klik di sini

    Maling tewas tenggelam usai terjun ke Kali Sunter Jakut

    Seorang pria yang diduga maling berinisial DM (46) tewas tenggelam usai terjun ke dalam Kali Sunter, Kelurahan Rawa Badak Utara, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, Kamis pagi, saat melarikan diri dari kejaran warga.

    “Pelaku ini ditemukan tewas tenggelam di Kali Sunter dan jasadnya sudah dievakuasi,” kata Kanit Reskrim Polsek Koja AKP Fernando di Jakarta, Kamis.

    Berita selengkapnya klik di sini

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Risbiani Fardaniah
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pembegal di Tambora Jakarta Barat sudah beraksi 28 kali

    Pembegal di Tambora Jakarta Barat sudah beraksi 28 kali

    Jakarta (ANTARA) – Dua orang pria terduga pembegal bersenjata tajam, berinisial ST dan TZ, di Tambora, Jakarta Barat, diduga sudah melakukan aksi kejahatannya sebanyak 28 kali.

    “Berdasarkan informasi, dari Polsek Tambora maupun dari Resmob Polres, dia ada 28 TKP (tempat kejadian perkara),” kata Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Sipayung kepada wartawan di Jakarta, Kamis.

    Arfan menyebutkan bahwa kedua pelaku telah melakukan pencurian dan pembegalan berulang kali di sejumlah lokasi berbeda.

    “Jadi, ada beberapa banyak TKP yang dilakukan oleh pelaku. Memang ini berulang-ulang kali. Secara spesifik, nanti akan dijelaskan pada saat rilis,” kata Arfan.

    Lebih lanjut, terkait dugaan bahwa salah satu pelaku juga terlibat dalam aksi pencurian sepeda motor tetangganya, Arfan menyebut hal itu akan disampaikan pada saat rilis pers dalam waktu dekat.

    “Konfirmasi itu nanti akan disampaikan saat rilis oleh Polsek Tambora,” kata Arfan.

    Hal itu terkait pernyataan Nurhikmah, Ketua RT 01 RW 08 Tanah Sereal, Tambora, tempat pelaku berinisial ST tinggal.

    Nurhikmah mengatakan, sekitar dua minggu setelah pelaku ST keluar dari penjara (ST mantan narapidana), seorang warga di RT 02 kehilangan sepeda motor.

    “Saya tak menuduh. Jadi, pas kejadian dia habis keluar dari penjara, selang dua minggu motor di RT sebelah situ hilang,” kata Nurhikmah kepada wartawan usai penangkapan pelaku ST di wilayah Tambora, Rabu (19/11) malam.

    Sebelumnya, pasangan suami istri (pasutri) menjadi korban begal di Jalan Songsi Dalam 3 Gang Hijau RW 06, Kelurahan Tanah Sereal, Kecamatan Tambora Jakarta Barat, pada Sabtu (15/11) pagi.

    Pelaku yang berjumlah dua orang itu merampas ponsel korban setelah sempat terjadi tarik menarik, hingga pelaku mengancam dengan menggunakan senjata tajam dan “airsoft gun”.

    Ketua RW 06 Kelurahan Tanah Sereal, M Saad menyampaikan, kejadian pembegalan itu terjadi sekitar pukul 06.00 WIB.

    Berdasarkan rekaman CCTV, Saad menduga, kedua pelaku awalnya berniat mencuri burung di salah satu rumah warga. Namun, kedua pelaku tidak bisa masuk ke rumah yang diincar karena terkunci.

    “Tak lama, pasutri itu lewat naik motor, kebetulan si istri pegang hp,” jelas Saad.

    Karena tidak bisa mencuri burung, kedua pelaku diduga langsung merampas ponsel itu, meski diawali dengan aksi saling tarik.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Pembegal di Tambora Jakbar gunakan airsoft gun

    Pembegal di Tambora Jakbar gunakan airsoft gun

    Jakarta (ANTARA) – Terduga pembegal di Jalan Songsi Dalam 3 Gang Hijau RW 06 Tanah Sereal, Tambora, Jakarta Barat pada Sabtu (15/11) menggunakan “airsoft gun” untuk menakuti dan mengancam korban.

    “Jadi, itu adalah ‘airsoft gun’. Bisa kita bilang bukan senjata api,” kata Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Sipayung kepada wartawan di Jakarta, Kamis.

    “Airsoft gun” adalah replika senjata api yang dirancang untuk tujuan olahraga, rekreasi dan simulasi militer, yang menembakkan proyektil plastik berbentuk bulat kecil.

    Berbekal “airsoft gun” dan sebilah senjata tajam itu kedua pelaku berinisial ST dan RZ, mengancam pasangan suami istri, lantaran korban tak kunjung memberikan telepon seluler (ponsel).

    Arfan juga menjelaskan, saat pelaku ST ditangkap pada Rabu (19/11) malam dan pelaku RZ pada Kamis pagi di Tambora, sejumlah barang bukti disita.

    “Barang buktinya, senjata golok panjang, senjata “airsoft gun” dan sepeda motor yang dipakai oleh pelaku tersebut saat beraksi,” kata Arfan.

    Sebelumnya, pasangan suami istri (pasutri) menjadi korban begal di Jalan Songsi Dalam 3 Gang Hijau RW 06, Kelurahan Tanah Sereal, Kecamatan Tambora Jakarta Barat, pada Sabtu (15/11) pagi.

    Pelaku yang berjumlah dua orang itu merampas ponsel korban setelah sempat terjadi tarik menarik, hingga pelaku mengancam dengan menggunakan senjata tajam dan “airsoft gun”.

    Ketua RW 06 Kelurahan Tanah Sereal, M Saad menyampaikan, kejadian pembegalan itu terjadi sekitar pukul 06.00 WIB.

    Berdasarkan rekaman CCTV, Saad menduga, kedua pelaku awalnya berniat mencuri burung di salah satu rumah warga. Namun, kedua pelaku tidak bisa masuk ke rumah yang diincar karena terkunci.

    “Tak lama, pasutri itu lewat naik motor, kebetulan si istri pegang hp,” jelas Saad.

    Karena tidak bisa mencuri burung, kedua pelaku diduga langsung merampas ponsel itu, meski diawali dengan aksi saling tarik.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Begal ditangkap saat sembunyi pada rumah kekasih di Jakbar

    Begal ditangkap saat sembunyi pada rumah kekasih di Jakbar

    Jakarta (ANTARA) – Polisi menangkap seorang pria berinisial RZ terduga begal bersenjata tajam saat bersembunyi pada rumah kekasihnya di Jalan Bandengan, Tambora, Jakarta Barat (Jakbar), Kamis pagi.

    “Dia ditangkap setelah seorang rekannya, berinisial ST ditangkap lebih dulu pada Rabu (19/11) malam, di Tambora juga,” kata Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan Sipayung kepada wartawan di Jakarta, Kamis.

    Sebelumnya, beredar video di media sosial tentang kejadian pencurian dan kekerasan di Tambora, Jakbar.

    Arfan menyebut bahwa RZ berperan sebagai joki atau pengendara dalam aksi pembegalan di Tambora pada Sabtu (15/11).

    Selain itu, Arfan juga mengungkap bahwa polisi telah menyita sejumlah barang bukti bersama dengan para pelaku.

    “Barang buktinya, senjata golok panjang, senjata airsoft gun dan sepeda motor yang dipakai oleh pelaku tersebut saat beraksi,” ucapnya.

    Sebelumnya, pasangan suami istri (pasutri) menjadi korban begal di Jalan Songsi Dalam 3 Gang Hijau RW 06, Kelurahan Tanah Sereal, Kecamatan Tambora Jakarta Barat, pada Sabtu (15/11) pagi.

    Pelaku yang berjumlah dua orang itu merampas ponsel korban setelah sempat terjadi tarik menarik, hingga pelaku mengancam korban menggunakan senjata tajam dan semacam senjata api.

    Ketua RW 06 Kelurahan Tanah Sereal, M Saad menyampaikan, kejadian pembegalan itu terjadi sekitar pukul 06.00 WIB.

    “Ya mungkin (kejadian begalnya) setelah mau ke pasar, setelah berdagang dia (korban),” kata Saad.

    Dalam insiden tersebut, kata Saad, ponsel korban dibawa kabur pelaku dan saat itu pelaku sempat mengancam menggunakan senjata tajam (sajam) jenis golok.

    Berdasarkan rekaman CCTV, Saad menduga, kedua pelaku awalnya berniat mencuri burung di salah satu rumah warga. Namun, kedua pelaku tidak bisa masuk ke rumah yang diincar karena terkunci.

    “Enggak lama, si korban sama suaminya lewat naik motor, kebetulan dia pegang hp,” jelas Saad.

    Karena tidak bisa mencuri burung, kedua pelaku diduga langsung merampas ponsel korban wanita yang saat kejadian sedang dibonceng oleh suaminya.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kriminal kemarin, begal bersenjata hingga pencurian pompa banjir

    Kriminal kemarin, begal bersenjata hingga pencurian pompa banjir

    Jakarta (ANTARA) – Peristiwa kriminal terjadi di wilayah DKI Jakarta pada Rabu (19/11) mulai dari kepolisian telah membekuk pelaku begal bersenjata api di Tambora, Jakarta Barat hingga kasus pencurian kabel pompa penanganan banjir di Kali Sekretaris, Kebon Jeruk.

    Selain itu, terdapat berita kriminal lainnya yang menarik untuk disimak pada pagi ini. Berikut rangkumannya:

    1. Kepolisian bekuk pelaku begal bersenjata api di Tambora Jakbar

    Kepolisian telah membekuk pelaku begal yang beraksi dengan menodongkan senjata api terhadap korban pasangan suami-istri (pasutri) di Tambora, Jakarta Barat.

    Kepala Unit Reserse Kriminal (Kanit Reskrim) Polsek Tambora AKP Sudrajat menyebutkan, penangkapan terhadap berinisial ST dilakukan saat pelaku tersebut sedang tertidur pulas di rumahnya di kawasan Tambora pada Rabu sekira pukul 19.00 WIB.

    2. Meresahkan warga, pengamen dan tunawisna ditangkap polisi

    Kepolisian Sektor (Polsek) Koja, menangkap sejumlah pengamen, juru parkir hingga tunawisma karena diduga kerap meresahkan warga di Halte Busway Permai Jalan Raya Yos Sudarso, Kelurahan Koja, Kecamatan Koja, Jakarta Utara. .

    “Kami menggelar razia setelah mendapatkan laporan dari warga terkait aksi mereka yang meresahkan,” kata Kapolsek Koja Kompol Andry Suharto di Jakarta, Rabu.

    3. Temuan mayat di Tangerang, Polisi perkirakan sudah tewas tujuh hari

    Polresta Tangerang memperkirakan mayat yang ditemukan di Kampung Bunder, RT 05/RW 01, Kecamatan Cikupa, Kabupaten Tangerang, Banten, sudah tewas selama tujuh hari.

    “Diperkirakan sudah meninggal enam sampai tujuh hari,” kata Kapolresta Tangerang Kombes Pol Andi Muhammad Indra Waspada Amirullah dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

    4. Mobil mewah penerobos gerbang tol TB Simatupang diselidiki polisi

    Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya menyelidiki sebuah mobil mewah penerobos gerbang Tol Simatupang sebagai gerbang masuk utama untuk menuju Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta (Jakarta Outer Ring Road/JORR) di Jakarta Selatan.

    “Sudah termonitor dan sedang dilakukan pengecekan,” kata Kasat Patroli Jalan Raya (PJR) Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya, Kompol Dhanar Dhono Vernandhie saat dikonfirmasi, di Jakarta, Rabu.

    5. Polisi usut kasus pencurian pompa penanganan banjir di Kebon Jeruk

    Kepolisian sedang mengusut kasus pencurian kabel pompa penanganan banjir di Kali Sekretaris, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, pada Rabu.

    Kepala Seksi (Kasi) Humas Polres Metro Jakarta Barat AKP Wisnu Wirawan mengatakan bahwa kasus itu telah ditangani oleh Unit Reserse Kriminal (Reskrim) Polsek Kebon Jeruk.

    Pewarta: Siti Nurhaliza
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Ini kesaksian tetangga pelaku di kasus begal bersenjata api di Tambora

    Ini kesaksian tetangga pelaku di kasus begal bersenjata api di Tambora

    Jakarta (ANTARA) – Ketua RT 01 RW 08 Tanah Sereal, Tambora, Jakarta Barat, Nurhikmah mengaku bahwa pelaku begal bersenjata api berinisial ST yang tinggal di wilayah tersebut merupakan mantap narapidana.

    “Setahu saya baru keluar dari penjara. Orang-orang di sini juga pada tahu. Baru keluar penjara sekitar sebulan lalu,” kata Nurhikmah kepada wartawan usai pelaku ST dibekuk Kepolisian Sektor Tambora pada Rabu malam.

    Nurhikmah menuturkan bahwa pelaku memang tidak tinggal menetap di wilayahnya. “Jadi cuma datang paling pergi lagi. Memang enggak menetap,” kata dia.

    Sejak pelaku ST keluar dari penjara, ia langsung kembali ke rumah orang tuanya yang berada di wilayah RT 01 RW 08 Tanah Sereal.

    Kembalinya ST dari penjara pun sempat membuat warga setempat takut kehilangan barang-barang berharga.

    “Was-was, Pak. Maksudnya bukan ini ya, tapi ya yang namanya orang baru keluar dari penjara kan. Kita di wilayah ada rasa ketakutan,” kata Nurhikmah.

    Ketakutan itu semakin memuncak saat warga di RT 02 RW 08 kehilangan satu unit sepeda motor.

    “Saya sih enggak menuduh. Jadi pas kejadian dia habis keluar dari penjara, selang dua minggu motor di RT sebelah situ hilang. Tapi enggak tahu, entah dia atau bukan, saya enggak tahu,” kata Nurhikmah.

    Ditangkapnya ST oleh petugas Kepolisian pun membuat warga Nurhikmah semakin waspada. “Takut kejadian hilang motor lah atau, misalnya, kejadian jambret segala macam gitu. Itu pasti ada was-was,” katanya.

    Petugas Kepolisian telah membekuk pelaku begal yang beraksi dengan menodongkan senjata api terhadap korban pasangan suami istri (pasutri) di Tambora, Jakarta Barat.

    Kepala Unit Reserse Kriminal (Kanit Reskrim) Polsek Tambora AKP Sudrajat menyebutkan penangkapan terhadap berinisial ST dilakukan saat pelaku tersebut sedang tertidur pulas rumahnya di kawasan Tambora pada Rabu sekira pukul 19.00 WIB.

    Pasangan suami istri (pasutri) menjadi korban begal di Jalan Songsi Dalam 3 Gang Hijau RW 06, Kelurahan Tanah Sereal, Kecamatan Tambora Jakarta Barat, pada Sabtu (15/11) pagi.

    Pelaku yang berjumlah dua orang merampas ponsel korban setelah sempat terjadi tarik menarik, hingga pelaku mengancam dengan menggunakan senjata tajam dan senjata api.

    Ketua RW 06 Kelurahan Tanah Sereal, M Saad menyampaikan, kejadian pembegalan itu terjadi sekitar pukul 06.00 WIB. Korban merupakan warga yang merupakan pasutri.

    “Ya mungkin (kejadian begalnya) setelah mau ke pasar, setelah berdagang dia (korban),” kata Saad.

    Dalam insiden tersebut, kata Saad, ponsel korban dibawa kabur oleh pelaku berjumlah dua orang itu. Pelaku mengancam menggunakan senjata tajam sejenis golok.

    Berdasarkan rekaman kamera pengawas (CCTV), Saad menduga, kedua pelaku awalnya berniat mencuri burung di salah satu rumah warga. Namun, kedua pelaku tidak bisa masuk ke rumah yang diincar karena terkunci.

    “Gak lama, si korban sama suaminya lewat naik motor, kebetulan dia pegang hp,” katanya.

    Karena tidak bisa mencuri burung, kedua pelaku langsung merampas ponsel yang dipegang korban wanita yang saat kejadian sedang dibonceng oleh suaminya. “Sempat tarik-tarikan tuh korban sama pelakunya, akhirnya diserahkan saja hp dia (korban),” katanya.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kepolisian bekuk pelaku begal bersenjata api di Tambora Jakbar

    Kepolisian bekuk pelaku begal bersenjata api di Tambora Jakbar

    Jakarta (ANTARA) – Kepolisian telah membekuk pelaku begal yang beraksi dengan menodongkan senjata api terhadap korban pasangan suami-istri (pasutri) di Tambora, Jakarta Barat.

    Kepala Unit Reserse Kriminal (Kanit Reskrim) Polsek Tambora AKP Sudrajat menyebutkan, penangkapan terhadap berinisial ST dilakukan saat pelaku tersebut sedang tertidur pulas di rumahnya di kawasan Tambora pada Rabu sekira pukul 19.00 WIB.

    “Hari ini kami menangkap pelaku yang viral melakukan penjambretan di kawasan Tambora dengan modus menggunakan senjata tajam dan senjata api,” kata Sudrajat kepada wartawan di lokasi penangkapan tersebut.

    Namun Sudrajat belum dapat membeberkan secara rinci kasus begal yang menimpa pasutri di sebuah gang kecil itu.

    Pihaknya masih melakukan penyelidikan untuk menangkap satu pelaku lain yang membawa kabur telepon seluler (ponsel) milik korban. “Selanjutnya kami akan terus lakukan pemeriksaan untuk melakukan pengembangan,” katanya.

    Satu pasutri menjadi korban begal di Jalan Songsi Dalam 3 Gang Hijau RW 06, Kelurahan Tanah Sereal, Kecamatan Tambora Jakarta Barat, pada Sabtu (15/11) pagi.

    Pelaku yang berjumlah dua orang merampas ponsel korban setelah sempat terjadi tarik- menarik hingga pelaku mengancam dengan menggunakan senjata tajam dan senjata api.

    Ketua RW 06 Kelurahan Tanah Sereal, M Saad menyampaikan, kejadian pembegalan itu terjadi sekitar pukul 06.00 WIB. Korban merupakan warga yang merupakan pasutri.

    “Ya mungkin (kejadian begalnya) setelah mau ke pasar, setelah berdagang dia (korban),” kata Saad.

    Dalam insiden tersebut, kata Saad, ponsel korban dibawa kabur oleh pelaku berjumlah dua orang itu. Pelaku mengancam menggunakan senjata tajam sejenis golok.

    Berdasarkan rekaman kamera pengawas (CCTV), Saad menduga, kedua pelaku awalnya berniat mencuri burung di salah satu rumah warga. Namun, kedua pelaku tidak bisa masuk ke rumah yang diincar karena terkunci.

    “Gak lama, si korban sama suaminya lewat naik motor, kebetulan pegang hp,” katanya.

    Karena tidak bisa mencuri burung, kedua pelaku langsung merampas ponsel yang dipegang korban wanita yang saat kejadian sedang dibonceng oleh suaminya.

    “Sempat tarik-tarikan tuh korban sama pelakunya, akhirnya diserahkan saja hp dia (korban),” katanya.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.