kab/kota: Tambora

  • Kriminal Kemarin, rekonstruksi pembunuhan ibu dan anak hingga curanmor

    Kriminal Kemarin, rekonstruksi pembunuhan ibu dan anak hingga curanmor

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah peristiwa berkaitan keamanan dan kriminalitas di DKI Jakarta pada Jumat (21/3) masih layak dibaca pada hari ini, mulai dari Polrestro Jakbar merekonstruksi kasus pembunuhan ibu-anak di Tambora hingga Polres Jakpus menangkap residivis pencuri motor yang tengah beraksi.

    Berikut rangkuman berita selengkapnya:

    1. Polrestro Jakbar rekonstruksi kasus pembunuhan ibu-anak di Tambora

    Polres Metro Jakarta Barat merekonstruksi kasus pembunuhan ibu dan anak berinisial TSL (59) dan ES (35) yang jasadnya ditemukan dalam toren penampungan air di dalam rumah di Jalan Angke Barat, Tambora, Jakarta Barat.

    Baca di sini

    2. Dua alat bukti belum lengkap untuk ungkap kematian mahasiswa UKI

    Polres Metro Jakarta Timur mengungkapkan, dua alat bukti yang berkaitan dengan kasus kematian seorang mahasiswa Universitas Kristen Indonesia (UKI), Kenzha Ezra Walewangko (22) yang ditemukan tewas di area kampus pada Selasa (4/3) masih belum lengkap.

    Baca di sini

    3. Polisi tangkap pemeras bermodus proposal THR di Bekasi

    Polres Metro Bekasi Kota menangkap pria berinisial S (47) karena diduga memeras dan atau sambil mengancam terkait proposal tunjangan hari raya (THR) di Bantar Gebang, Kota Bekasi.

    Baca di sini

    4. Polisi ungkap takaran gas elpiji yang tidak sesuai di Bekasi

    Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya mengungkap kasus sebuah pelaku usaha yang memproduksi atau memperdagangkan gas elpiji yang takarannya tidak sesuai di Kota Bekasi.

    Baca di sini

    5. Polres Jakpus tangkap residivis pencuri motor yang kembali beraksi

    Polres Metro Jakarta Pusat menangkap residivis pencuri kendaraan bermotor setelah dipergoki warga tengah beraksi kembali mencuri satu unit sepeda motor.

    Baca di sini

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Pelaku Peragakan 76 Adegan dalam Rekonstruksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Jakarta Barat – Halaman all

    Pelaku Peragakan 76 Adegan dalam Rekonstruksi Pembunuhan Ibu dan Anak di Jakarta Barat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polres Metro Jakarta Barat menggelar rekonstruksi kasus pembunuhan terhadap ibu dan anak di Jalan Angke Barat, Tambora, Jakarta Barat, Jumat (21/3/2025).

    Jasad ibu dan anak itu ditemukan tragis di dalam tandon atau penampungan air di dalam rumah.

    Dalam rekonstruksi tersebut, tersangka Febri Arifin alias Ari alias Kakang alias Bebeb memperagakan 76 adegan yang mengungkap secara detail bagaimana dia melakukan perbuatan kejam itu.

    Kasat Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Barat AKBP Arfan Zulkan Sipayung, mengatakan jika rekonstruksi itu bertujuan untuk mencocokkan keterangan saksi dan memastikan alur kejadian sesuai dengan fakta yang terungkap dalam hasil penyidikan.

    “Total ada 76 adegan dalam rekonstruksi ini, 72 adegan berlangsung di rumah korban, sementara empat adegan lainnya memperlihatkan bagaimana tersangka membuang barang bukti,” ujar AKBP Arfan Zulkan Sipayung, dalam keterangannya, Jumat (21/3/2025).

    Dalam rekonstruksi tersebut, tersangka menunjukkan sejak dia mendatangi rumah korban dengan menggunakan sepeda motor lalu memasuki rumah korban.

    Dalam adegan ke-26 pelaku memukul korban korban Tjiong Sioe alias Enci dengan menggunakan besi hingga tewas.

    Kemudian dalam adegan ke-53 dan ke-59 pelaku memasukan mayat korban Tjiong Sioe dan mayat Eka Serla Wati kedalam tandon air dalam rumah.

    Adegan demi adegan terlewati, pelaku pun membuang barang bukti ke Kali Jodoh, dalam adegan ke-73 dan 74.

    Diberitakan sebelumnya Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Metro Jakarta Barat menangkap pembunuh ibu dan anak yang jasadnya dimasukan ke dalam Toren rumahnya.

    Ibu dan anak itu berinisial T S L dan E S warga Jalan Angke Barat, Tambora, Jakarta Barat.

    Pelaku berinisial FI ditangkap di kampung halamannya daerah Banyumas, Jawa Tengah pada 9 Maret 2025 malam.

    Buntut perbuatan keji itu, pelaku dijerat dengan Pasal berlapis yakni Pasal 340 KUHP tentang Pembunuhan Berencana dan atau Pasal 339 KUHP tentang Pembunuhan dengan Pemberatan dan atau Pasal 338 KUHP tentang Pembunuhan Dengan ancaman hukuman pidana mati atau penjara seumur hidup. 

  • Sepekan Usai Ditangkap, Dukun Gadungan Pembunuh Ibu dan Anak di Toren Air Kembali ke Rumah Korban

    Sepekan Usai Ditangkap, Dukun Gadungan Pembunuh Ibu dan Anak di Toren Air Kembali ke Rumah Korban

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

    TRIBUNJAKARTA.COM – Sepekan lebih usai ditangkap, Febri Arifin alias Jamet kembali mendatangi rumah korban yang dibunuhnya di Jalan Angke Barat, Tambora, Jakarta Barat, Jumat (21/3/2025).

    Adapun Jamet merupakan pembunuh  ibu dan anak berinisial TSL (59) dan ES (35) yang jasadnya kemudian dibuang di toren air rumah korban.

    Kali ini, Jamet kembali ke rumah korban untuk menjalani rekonstruksi atas pembunuhan yang dilakukannya pada Sabtu (1/3/2025) lalu.

    Dalam rekonstruksi tersebut, pelaku yang juga memiliki nama samaran Kakang dan Bebeb ini memperagakan 76 adegan.

    Satu per satu adegan diperagakannya untuk mengungkap secara detail bagaimana aksi keji tersebut dilakukan.

    Kasat Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Barat AKBP Arfan Zulkan Sipayung menjelaskan bahwa rekonstruksi ini bertujuan untuk mencocokkan keterangan saksi dan memastikan alur kejadian sesuai dengan fakta yang terungkap dalam hasil penyidikan.

    Dalam rekonstruksi tersebut, tersangka menunjukkan bagaimana mendatangi rumah korban dengan menggunakan sepeda motor lalu memasuki rumah korban

    Terlihat dalam adegan ke 26 pelaku memukul korban korban TSL alias Enci dengan menggunakan besi hingga tewas

    Kemudian tampak pada adegan ke 53 dan ke 59 pelaku memasukan mayat korban TSL dan ES ke dalam toren air rumah korban.

    “Total ada 76 adegan dalam rekonstruksi ini. 72 adegan berlangsung di rumah korban, sementara 4 adegan lainnya memperlihatkan bagaimana tersangka membuang barang bukti,” ujar Arfan kepada wartawan.

    Sedangkan pada adegan ke 73 dan 74 terlihat pelaku membuang barang bukti besi yang digunakannya ke Kalijodo.

    Saat rekonstruksi berlangsung, warga sekitar yang geram terhadap perbuatan tersangka tak bisa menyembunyikan emosinya dan sempat menyoraki pelaku.

    Dimana dalam kasus ini, pelaku dikenakan pasal berlapis tentang pembunuhan dengan ancaman hukuman maksimal pidana mati atau penjara seumur hidup.

    Pelaku Dukun Gadungan

    Sebelumnya, saat merilis kasus ini, Kapolres Jakarta Barat, Kombes Twedi Aditya Bennyahadi menjelaskan bahwa pelaku yang bernama Febri Arifin alias Jamet merupakan tetangga korban.

    Pelaku diketahui, memiliki utang sebesar Rp 90 juta kepada TSL dari tahun 2021.

    Namun, pelaku sampai saat ini tak pernah mencicil utang tersebut dan selalu berkelit tiap ditagih oleh korban.

    Kendati begitu, hubungan pelaku dan korban selama ini masih berjalan baik karena pelaku pintar bersilat lidah.

    Diantaranya, pelaku mengaku punya kenalan seorang dukun yang bisa menggandakan uang serta punya rekan yang bisa mencarikan jodoh untuk anak pertama TSL alias korban ES.

    “Pelaku juga mengaku memiliki teman bernama Krismartoyo sebagai dukun pengganda uang, juga mengaku kenal seseorang dukun pencari jodoh bernama Kakang.

    Yang tidak lain adalah tadi yang sudah disebutkan sebagai nama alias. Jadi, itu hanya mengaku-ngaku memiliki teman saja,” kata Twedi saat membeberkan kasus tersebut di Polres Jakarta Barat, Kamis (13/3/2025).

    Adapun pada Sabtu (1/3/2025) siang atau saat kedua korban dinyatakan hilang, ternyata antara pelaku dan kedua korban tengah menjalani sebuah ritual di rumah korban yang berada di wilayah RT 05 RW 02, Angke, Tambora, Jakarta Barat.

    Saat itu pelaku yang mengaku sudah mendapatkan ilmu dari dua teman dukunnya bermaksud menjalani ritual pengganda uang dan enteng jodoh di rumah korban.

    Terhadap korban TSL, pelaku memimpin ritual penggandaan uang di dalam rumah. Sedangkan korban ES diminta menjalani ritual enteng jodoh di kamar mandi.

    Namun rupanya ritual penggandaan uang yang dilakukan pelaku bersama korban tak membuahkan hasil hingga membuat TSL kesal.

    “Saat itulah, pelaku merasa tersinggung, merasa emosi, dan mengambil besi yang ada di kotak peralatan di belakang korban pertama. Kemudian langsung memukul ke arah kepala korban pertama,” jelas Twedi.

    Setelahnya, pelaku menyeret TSL ke kamar. Untuk memastikan TSL tewas, pelaku kemudian memukuli korban dan mencekiknya.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Kriminal Kemarin, rekonstruksi pembunuhan ibu dan anak hingga curanmor

    Polrestro Jakbar rekonstruksi kasus pembunuhan ibu-anak di Tambora

    Jakarta (ANTARA) – Polres Metro Jakarta Barat merekonstruksi kasus pembunuhan ibu dan anak berinisial TSL (59) dan ES (35) yang jasadnya ditemukan dalam toren penampungan air di dalam rumah di Jalan Angke Barat, Tambora, Jakarta Barat.

    “Tersangka FA memperagakan 76 adegan,” kata Kasat Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Barat AKBP Arfan Zulkan Sipayung di Jakarta, Jumat.

    Ia menyebut rekonstruksi itu bertujuan untuk mencocokkan keterangan saksi dan memastikan alur kejadian sesuai dengan fakta yang terungkap dalam hasil penyidikan.

    “Total ada 76 adegan dalam rekonstruksi ini, 72 adegan berlangsung di rumah korban, sementara empat adegan lainnya memperlihatkan bagaimana tersangka membuang barang bukti,” ucapnya.

    Dalam rekonstruksi itu, tersangka menunjukkan bagaimana ia mendatangi rumah korban menggunakan sepeda motor lalu memasuki rumah korban.

    Adegan demi adegan diperagakan oleh pelaku. Hingga pada adegan ke-26 pelaku memukul korban korban TS alias Enci menggunakan besi hingga tewas.

    Kemudian pada adegan ke-53 dan 59, pelaku memasukkan mayat korban TS dan ES ke dalam toren air dalam rumah.

    Selanjutnya pada adegan ke-73 dan 74, pelaku membuang barang bukti ke Kalijodo.

    Saat rekonstruksi berlangsung, warga sekitar yang geram terhadap perbuatan tersangka tak bisa menyembunyikan emosinya dan sempat mencemooh pelaku.

    Sebelumnya, polisi menangkap pelaku pembunuhan ibu dan anak berinisial TSL (59) dan ES (35) yang ditemukan tewas membusuk dalam toren di rumah korban di Jalan Angke Barat RT5/2 Angke, Tambora, Jakarta Barat.

    “Kami sudah mengamankan pelaku yang diduga melakukan pembunuhan di Tambora, (pembunuhan) ibu dan anak. Pada kemarin malam, Minggu (9/3) jam 23.30 WIB, kami langsung memimpin ke wilayah hukum Banyumas karena tersangka didapat di Banyumas,” ungkap Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKBP Arfan.

    Pelaku yang belum dibeberkan identitasnya tersebut juga tidak memberikan perlawanan saat ditangkap.

    “Tidak ada perlawanan dari pelaku pada saat kami tangkap,” ujar Arfan menegaskan.

    Atas perbuatannya pelaku dijerat dengan Pasal berlapis yakni Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dan atau Pasal 339 KUHP tentang pembunuhan dengan pemberatan dan atau Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan.

    “Dengan ancaman hukuman pidana mati atau penjara seumur hidup,” pungkas Arfan.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

  • Apindo Tak Masalah Ormas Minta THR, Asal Tidak Memaksa dan Jadi Aksi Premanisme – Halaman all

    Apindo Tak Masalah Ormas Minta THR, Asal Tidak Memaksa dan Jadi Aksi Premanisme – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Bidang Ketenagakerjaan Bob Azam mengaku tak masalah dengan organisasi masyarakat (ormas) yang meminta Tunjangan Hari Raya (THR).

    Asalkan, kata Bob, mereka tidak memaksa dan jangan sampai malah menunjukkan aksi premanisme seperti memblokade akses ke perusahaan.

    “Ya minta boleh saja, tetapi jangan memaksa. Jangan sampai itu menjadi aksi premanisme yang berujung pada pemblokiran. Itu jangan lah,” kata Bob kepada wartawan di Jakarta, dikutip Kamis (20/3/2025).

    Meski demikian, Bob mengatakan keputusan memberi THR ini kembali ke perusahaan masing-masing.

    Terlebih, menurut dia, sejatinya perusahaan sudah memiliki dana Corporate Social Responsibility (CSR) masing-masing untuk urusan membina masyarakat di sekitar lokasi mereka beroperasi.

    “Dikembalikan lagi pada kerelaan pengusaha masing-masing. Ya kan ada dana CSR sebenarnya. Perusahaan juga sering membina masyarakat sekeliling dan sebagainya,” ujar Bob.

    Belakangan ini, menjalang perayaan Lebaran, banyak sejumlah ormas yang seharusnya berfokus pada kegiatan sosial atau keagamaan, justru terlibat dalam praktik meminta THR dari perusahaan, toko, atau individu dengan modus yang cenderung merugikan banyak pihak.

    Salah satu surat permintaan THR yang baru-baru ini beredar adalah surat yang berasal dari Ormas Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Bitung Jaya, Tangerang.

    “Untuk itu kami meminta kepada perusahaan dan pengusaha yang berada di lingkungan kami untuk sudikiranya memberikan dana THR, besar kecilnya pemberian akan kami terima dengan senang hati,” tulis surat yang diteken Ketua Ormas Desa LPM Bitung Jaya, Jayadi.

    Tak cuma ormas, bahkan pengurus RW pun ikut-ikutan mengeluarkan surat edaran minta THR ke perusahaan.

    Kejadian ini terjadi di RW 02 Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat.

    Pihak pengurus RW membenarkan kabar tersebut dan menyebutnya hal yang wajar.

    Surat edaran itu diduga dikeluarkan oleh pengurus salah satu RW di Kelurahan Jembatan Lima, Jakarta Barat, dan viral di media sosial.

    Surat tersebut berisi permintaan uang THR. Dalam unggahan @jakbarviral, permintaan THR itu ditujukan untuk para pengusaha yang menggunakan lahan parkir.

    “Dana tersebut akan kami alokasikan untuk anggota Linmas juga kepengurusan RW di wilayah kami,” demikian bunyi surat itu sebagaimana dilihat Kompas.com dalam unggahan Instagram @jakbarviral, Selasa (11/3/2025).

    Surat itu ditandatangani pengurus RW, lengkap dengan kop dan cap pengurus RW.

    Sekretaris RW 02, Jembatan Lima, Jakarta Barat, Febri mengakui pihaknya mengedarkan surat permohonan THR ke 30 sampai 40 perusahaan.

    Permintaan THR itu dikirimkan ke perusahaan yang setiap hari datang ke wilayah Jalan Laksa RW 02, Jembatan Lima, untuk melakukan bongkar muat barang.

    “Benar memang dari pihak pengurus RW yang mengeluarkan (surat edaran). Tapi perlu digarisbawahi itu kita bukan untuk ke warga, tapi ke pengguna jasa parkir dari pemilik perusahaan-perusahaan yang ngirim barang ke sini,” kata Febri, melansir dari Kompas.com.

  • Sambut Libur Lebaran, Menhut Minta 191 Wisata Alam Patuhi Batasan Kuota Pengunjung – Halaman all

    Sambut Libur Lebaran, Menhut Minta 191 Wisata Alam Patuhi Batasan Kuota Pengunjung – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni meminta pengelola 57 taman nasional dan 134 taman wisata alam untuk memastikan keselamatan dan keamanan wisatawan, termasuk kesiapan sarana dan prasarana, selama masa libur panjang Lebaran Idul Fitri 2025.

    Setiap balai pengelola diminta menginformasikan ke masyarakat, seperti kapan jadwal pembukaan dan penutupan gunung untuk pendakian dan taman nasional saat lebaran. 

    Hal ini dilakukan untuk menghindari kepadatan berlebihan yang dapat mengganggu pengalaman wisatawan sekaligus menjaga kelestarian alam.

    Hal ini disampaikan Menhut dalam rapat koordinasi di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur. Rapat ini diikuti oleh 26 Balai Besar/ Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA/BKSDA) dan 48 Balai Besar/Balai Taman Nasional.

    “Nanti mohon direkap ulang Rinjani, Tambora, dicatat kembali kapan ditutupnya, kapan dibukanya dan ini diinformasikan mulai besok paling tidak di media kita,” kata Raja Antoni dalam keterangannya, Rabu (19/3/2025).

    Selain itu, Raja Antoni juga meminta setiap balai taman nasional mematuhi kuota atau batasan pengunjung di masing – masing tempat wisata. 

    Tujuannya untuk menghindari padat sesak di dalam kawasan, sekaligus mencegah sampah menumpuk yang bisa mengganggu kenyamanan.

    Raja Antoni menegaskan tidak kompromi soal keselamatan pengunjung saat liburan. 

    “Saya mohon diperhatikan soal daya tampung, seperti Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, kuota yang ada mohon ditaati. Karena ini berkaitan dengan kenyamanan, kenyamanan pasti akan terganggu, sampah pasti akan menumpuk. Mohon diperketat, umumkan soal kuota tersebut pada masyarakat sejak dini kalau kuota sudah habis,” jelas dia.

    Dengan pengelolaan yang baik, Raja Antoni berharap libur Lebaran 2025 bisa berlangsung aman dan menyenangkan bagi semua pengunjung, serta menjaga kelestarian alam yang menjadi daya tarik wisata utama di Indonesia.

  • Berburu Peluang di Job Fair, Ratusan Pencari Kerja Gantungkan Harapan Baru
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        19 Maret 2025

    Berburu Peluang di Job Fair, Ratusan Pencari Kerja Gantungkan Harapan Baru Megapolitan 19 Maret 2025

    Berburu Peluang di Job Fair, Ratusan Pencari Kerja Gantungkan Harapan Baru
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Ratusan orang mengenakan pakaian rapi mendatangi Jakarta Job Fair di Mal Season City, Tambora, Jakarta Barat, Selasa (18/3/2025).
    Lengkap dengan tas gendong di punggung mereka, orang-orang itu juga membawa map berisikan resume dan surat lamaran kerja.
    Lewat mata mereka, harapan-harapan baru terpancar.
    Salah satunya Arfi (33) memilih meninggalkan pekerjaan lamanya sebagai pekerja bank untuk mencari pekerjaan baru selain perbankan.
    Arfi menyebut, sudah tujuh tahun lamanya dia bekerja di bidang perbankan, bidang pekerjaan yang memang sejalan dengan jurusannya ketika kuliah.
    Kini, dia datang ke Jakarta Job Fair yang diadakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Barat untuk mencari pekerjaan baru. Akan tetapi, dia belum punya target pekerjaan.
    “Enggak tahu sih (pekerjaan yang ditarget). Kan sebelumnya di bank, kan niatnya mau hijrah, mau ganti pekerjaan selain bank, udah gitu aja sih,” kata dia saat ditemui di Season City, Selasa (18/3/2025).
    Arfi sendiri mengaku sudah enam bulan lamanya menjalani masa tanpa pekerjaan setelah dia resign dari kantor lamanya sejak Oktober 2024 silam.
    Kini dia harus meluangkan waktunya setiap hari untuk melamar pekerjaan baru selain perbankan.
    Selain itu, dia juga beralasan ingin menambah pengalaman barunya dalam dunia kerja.
    Dia tidak hanya ingin terpaku dengan pengalaman perbankannya.
    “Skill kan (saya) sudah ada kan dari sebelumnya, (sekarang) mau nyoba pengalaman baru aja,” tambah dia.
    Namun Arfi sedikit risau lantaran mencari pekerjaan saat ini dibandingkan tujuh tahun lalu, jauh berbeda.
    Terdapat kesulitan bagi dirinya ketika melamar pekerjaan baru saat ini.
    “Lumayan sih, lumayan sulit. Bisa jadi (karena) umur. Kan kalau mau nyoba sesuatu baru kan umurnya pasti dicari yang lebih muda,” tambah dia.
    Sedikit berbeda dari Arfi, Ian (38) merasakan betapa sulitnya mencari kerja selama belasan tahun. Ian mengaku kesulitan mencari kerja karena terpentok umur.
    Tiap kali dia mendaftar kerja pada perusahaan, kerap kali proses seleksi dihentikan dengan alasan usia.
    “Kalau untuk ngelamar kerja, sebenarnya info lowongan itu banyak. Cuma di saat pas kita udah ngumpulin berkasnya, kita ngelamar, udah interview, pas dilihat umurnya 35 ke atas udah pasti ditolak, pasti ditolak,” kata dia, Selasa (18/3/2025).
    Alhasil, Ian harus bertahan hidup dengan bekerja sebagai driver online selama belasan tahun.
    Hanya saja, pendapatan yang dia dapatkan dari hasil kerja driver online tidak cukup untuk menghidupi dia dan keluarganya. Dia pun harus ekstra berhemat untuk mengatur uangnya.
    “Ya putus asa sih, cuma kan yang namanya di Indonesia memang seperti ini birokrasinya. Mau diapain?” lanjut dia.
    Kini dia datang ke Jakarta Job Fair dengan harapan yang sama, mencari pekerjaan baru dan tetap.
    Sebelum datang ke Job Fair, dia mengaku sudah riset terlebih dahulu mengenai perusahaan yang bakal dia lamar. Terutama soal usia yang kerap kali menjadi kendalanya.
    “Sudah riset dong, cari di Google juga, terus saya cek muter-muter juga, oh rupanya ini lowongan yang paling bisa masuk,” kata dia.
    Dia pun berharap agar batas usia tidak lagi menjadi pakem yang membatasi masyarakat Indonesia turut berkontribusi terhadap perekonomian.
    Menurutnya, usia tidak bisa dijadikan patokan seorang bekerja dengan baik atau tidak.
    “Menyulitkan lah karena yang namanya orang bekerja kan enggak ada batasan umur, yang penting dia bisa bekerja, sehat jasmani, enggak masalah. Mau umur 40 tahun pun kalau dia bisa bekerja kenapa enggak?” tambah dia.
    Selain untuk mendapatkan pekerjaan baru, para pekerja juga lebih menyukai pekerjaan yang work-life balance.
    Artinya, beban kerja yang ditanggung oleh para pekerja seimbang dengan kehidupannya pribadi sebagai seorang manusia.
    Pria asal Semarang, Eka (25) misalnya, ingin mencari pekerjaan yang tidak sekadar ‘baru’, melainkan juga memberikan keleluasaan bagi dirinya untuk mengatur waktu antara kerja dan kehidupan pribadinya.
    “Yang penting sih work-life balance-nya ya. Jadi dari pekerjaannya sama dari penghasilannya, terus juga apa yang diberikan perusahaan balance,” kata dia, Selasa (18/3/2025).
    Eka sebetulnya sedang bekerja di suatu perusahaan di Jakarta, namun berencana untuk resign dari pekerjaan lamanya untuk mencari pengalaman baru.
    Akan tetapi, dia juga menyesuaikan pekerjaan baru yang dia lamar dengan kompetensi yang dia dapatkan dari pekerjaan lamanya.
    “Biar dapat keterampilan, pengalaman baru juga. Kalau pekerjaan sesuai dengan keterampilan kita juga nantinya kan akan berjalan lancar,” tambah Eka.
    Sementara Rendi (20), memiliki motivasi untuk membantu ekonomi keluarganya dengan bekerja.
    Dia sejatinya telah resign dari pekerjaan sebelumnya sejak satu bulan yang lalu.
    Kini dia datang kembali ke Job Fair untuk mendapatkan pekerjaan baru.
    “Saya sih ingin bantu orang tua juga,” kata dia singkat.
    Rendi sendiri mengaku telah melamar pekerjaan dari berbagai platform kerja.
    Dengan adanya Job Fair, dia bisa lebih leluasa memilih pekerjaan yang dia minati.
    “Soalnya di Job Fair disediakan (pekerjaan), bisa milih-milih perusahaan yang diminati. Biasanya (melihat lowongan kerja) di Instagram, Kitalulus, sama Jobstreet,” katanya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polisi yang Tewas Pakai Rompi Anti Peluru Saat Gerebek Sabung Ayam, Krimonolog Ungkit Peran Intel

    Polisi yang Tewas Pakai Rompi Anti Peluru Saat Gerebek Sabung Ayam, Krimonolog Ungkit Peran Intel

    TRIBUNJAKARTA.COM – Kriminolog UI, Adrianus Meliala menyampaikan analisanya mengenai tiga polisi yang gugur saat menggerebek judi sabung ayam di Way Kanan, Lampung.

    Ketiga polisi Polda Lampung yang menjadi korban penembakan yakni Inspektur Satu (Iptu) Lusiyanto, Brigadir Kepala (Bripka) Petrus Apriyanto, dan Brigadir Dua (Bripda) Ghalib Surya Ganta.

    Adrianus mengungkit peran intelijen sebelum proses penggerebekan sabung ayam tersebut. Ia mengungkapkan seluruh polisi muda telah diajarkan bahwa pekerjaannya penuh dengan ketidakpastian.

    “Polisi tidak tahu apa yang dihadapinya di lapangan ya. Apakah bertemu dengan orang yang buas, orang yang damai dan seterusnya,” kata Adrianus dikutip TribunJakarta.com dari akun youtube Kompas.TV, Selasa (18/3/2025).

    Adrianus mengungkapkan polisi harus bersiap menghadapi situasi.  Satu diantaranya yakni mengedepankan peran intelijen polisi.

    “Dengan intel polisi maka kemudian berbagai kemungkinan-kemungkinan yang tidak diperkecil dan disiapkan langkah-langkah untuk memitigasinya jika ada,” kata Adrianus. 

    “Kelihatannya bahwa pada saat kasus ini, intelijen tidak dikedepankan atau bahkan mungkin juga sudah dikedepankan pada saat-saat yang lalu ya sehingga kemudian lalu diputuskan pada saat yang kali ini diadakan operasi penyergapan dengan jumlah anggota besar,” sambungnya.

    Berdasarkan foto korban, Adrianus melihat para anggota polisi sudah mempersiapkan diri adanya kemungkinan perlawanan dari orang yang hendak diamankan.

    Salah satunya yakni para polisi menggunakan body vest atau rompi anti peluru saat menggerebek sabung ayam.

    “Mungkin menghadapi ada tembakan dan seterusnya namun kelihatannya bahwa serangan atau balasan yang dihadapi itu jauh daripada yang diperkirakan gitu. Sehingga kemudian terjadi ada tiga anggota yang gugur,” ucapnya.

    Selain itu, Adrianus juga menilai proses penyelidikan dapat dimulai dari tempat kejadian perkara (TKP) agar kasus itu dapat terang benderang.

    KLIK SELENGKAPNYA: Lima Fakta Penemuan Mayat Ibu dan Anak Dalam Toren Air Rumah Mereka di Tambora, Jakarta Barat, Jumat (7/3/2025). Tetangga Bongkar Cekcok Soal Nikah.

    Lalu, kata Adrianus, penyelidikan dapat diperluas dengan memeriksa senjata yang digunakan untuk menembak korban.

    Pasalnya, Adrianus melihat berdasarkan foto para korban terkena tembakan di kepala. 

    Menurutnya, tembakan tersebut akurat. “Apakah tembakan yang  mengenai kepala itu dilakukan oleh senjata api laras pendek dalam jarak dekat kalau misalnya itu dilakukan maka artinya polisi sedang dalam posisi bengong gitu ya apa terdiam,” kata Adrianus.

    “Sehingga kemudian lalu tidak bergerak dan kemudian lalu tembakan bisa dilakukan secara tepat, apakah memang begitu?
    Apakah lalu kemudian polisi tidak ada semacam gerakannya sehingga kemudian Lalu tiga orang tumbang sekaligus misalnya begitu ya,” katanya.

    Adrianus menuturkan berbagai kemungkinan atau skenario mengemuka terkait kasus tewasnya tiga polisi saat menggerebek sabung ayam.

    Semisal kemungkinan jenis senjata laras panjang yang dipakai untuk menembak polisi. Sehingga, pelaku menembak dari jarak agak jauh.

    Sedangkan, polisi tidak mengetahui arah datangnya senjata.

    “Sehingga tiga anggota bisa tumbang, bisa gugur tanpa mengetahui di mana atau siapa yang menembakkannya mungkin begitu ya jadi jadi dengan kata lain memang perlu ada satu analisis forensik,” katanya.

    Adrianus menekankan pentingnya jenis senjata api yang digunakan. Hal itu juga dapat menjadi dasar investigasi bersama antara TNI dan Polri.

    Ia mengatakan pentinya semua pihak terbuka dalam proses penyelidikan kasus tersebut.

    “Menjadi krusial ya karena tadi apa misalnya sebagai contoh ketika sekarang belum jelas nih di mana senjata itu ya. Ada gambar yang mengatakan mengenai bahwa bahwa pelaku sudah ditangkap tapi senjatanya gimana?” tanya Adrianus.

    “Jangan sampai senjata ditukar ya ini kita ngomongnya jadi enggak enggak enak ini, senjata ditukar dan lalu yang kemudian diberikan kepada polisi adalah senjata yang bukan penembak bukan senjata yang ditembakkan sehingga enggak matching antara senjata dengan dengan peluru,” imbuhnya.

    “Lalu kemudian berkembang lagi anggapan bahwa bukan oknum kok yang melakukannya tapi orang lain. Nah itu kan lalu menjadi menjadi ketidakadilan atau kepastian hukum menjadi kemudian terkorbankan begitu,” tutupnya.

    Sedangkan, Komando Daerah Militer (Kodam) II/Sriwijaya menyatakan sedang mendalami mengenai keberadaan oknum TNI di lokasi judi sabung yang digerebek polisi.

    “Keberadaan dua anggota ini masih dalam investigasi bersama dengan rekan-rekan dari Polda Lampung,” kata Kapendam II/Sriwijaya Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar dilansir dari Facebook Tribun Sumsel, Selasa (18/3/2025).

    Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar mengatakan pihak dan Polda Lampung membentuk tim gabungan untuk mendalami lebih lanjut kasus tersebut.

    Terkait kabar oknum anggota TNI tersebut memiliki dan mengelola judi sabung ayam, Kolonel Inf Eko Syah Putra Siregar menyatakan pihaknya sedang melakukan investigasi.

    Kronologi

    Kapolda Lampung Irjen Helmy Santika mengungkap kronologi kasus penembakan itu.

    Menurutnya, kejadian itu diawali upaya pembubaran judi sambung ayam di Wilayah Way Kanan yang dipimpin oleh Kapolsek Negara Batin Way Kanan.

    “Begitu turun, terdengar beberapa kali letusan tembakan, sehingga tiga anggota, salah satunya kapolsek gugur dalam peristiwa itu,” kata Irjen Helmy Santika kepada awak media di RS Bhayangkara Polda Lampung, Selasa (18/3/2025).

    Menurut jenderal polisi bintang dua itu, karena hari sudah mulai gelap, anggota lainnya lalu fokus untuk mengevakuasi anggota polisi yang tertembak.

    Atas kasus meninggalnya anggota polisi tersebut, Irjen Helmy Santika berjanji mengusut tuntas secara terang dan transparan. 

    “Karena itu, saya menggandeng Danram 043 Garuda Hitam dan Pangdam Sriwijaya,” katanya. 

    Sementara itu, Komandan Korem (Danrem) 043 Garuda Hitam Brigadir Jenderal (Brigjen) Rikas Hidayatullah mengatakan pihaknya melakukan investigasi bersama dengan Polda Lampung untuk mengusut kasus penembakan yang merenggut nyawa tiga anggota Polda Lampung.

    Brigjen Rikas Hidayatullah menyampaikan bahwa pihaknya telah bertemu dengan Polda Lampung pada Senin (17/3/2025), dan sepakat untuk mengusut kasus tersebut secara transparan.

    Dia juga mengatakan pihaknya turut berduka cita atas meninggalnya 3 anggota Polda Lampung  terbaik tersebut.

    “Kami semua TNI yang ada di Lampung, maupun di Kodam Sriwijaya turut kehilangan sahabat-sahabat kami,” kata Brigjen Rikas Hidayatullah di RS Bhayangkara Polda Lampung, Selasa (18/3/2025). (TribunJakarta/TribunLampung/Kompas.com)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Sudin Nakertransgi Jakbar Gelar "Job Fair" di Mal Season City, Gandeng 40 Perusahaan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        18 Maret 2025

    Sudin Nakertransgi Jakbar Gelar "Job Fair" di Mal Season City, Gandeng 40 Perusahaan Megapolitan 18 Maret 2025

    Sudin Nakertransgi Jakbar Gelar “Job Fair” di Mal Season City, Gandeng 40 Perusahaan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Suku Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi (Sudin Nakertransgi) Kota Jakarta Barat (Jakbar) menyelenggarakan
    bursa kerja
    atau
    job fair
    di Mal
    Season City
    , Tambora, Jakarta Barat, Selasa (18/3/2025).
    Job fair
    ini diselenggarakan bersama puluhan perusahaan dari berbagai industri.
    “Terdapat lebih 40 perusahaan dengan berbagai lowongan dari berbagai macam kebutuhan lowongan dari SMA/SMK hingga sarjana,” tulis akun Instagram resmi Sudin Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Energi Jakarta Barat, dikutip Selasa (18/3/2025).
    Adapun
    job fair
    ini digelar selama dua hari, yaitu pada Selasa (18/3/2025) sampai Rabu (19/3/2025) dari pukul 10.00 WIB hingga 16.00 WIB.
    Job fair
    ini juga dibuka secara gratis untuk umum dan peserta harus mendaftarkan diri lewat aplikasi SIAPkerja.

    Job fair
    ini gratis dan terbuka untuk semua pencari kerja dari seluruh Indonesia.
    Job fair
    ini juga akan menghadirkan
    interview
    langsung (dengan) lebih dari 40 perusahaan,” tambah akun itu.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sulitnya Berantas Prostitusi di Gang Royal, Lurah Pekojan sampai Angkat Tangan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        18 Maret 2025

    Sulitnya Berantas Prostitusi di Gang Royal, Lurah Pekojan sampai Angkat Tangan Megapolitan 18 Maret 2025

    Sulitnya Berantas Prostitusi di Gang Royal, Lurah Pekojan sampai Angkat Tangan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Praktik prostitusi di
    Gang Royal
    , Pekojan, Tambora, Jakarta Barat, terus menemukan cara untuk “hidup” kembali meskipun telah beberapa kali ditertibkan oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP).
    Seolah memiliki daya resistansi yang kuat, praktik prostitusi di Gang Royal kembali hidup setelah diluluhlantakkan pada 2023 oleh Pemkot Jakarta Barat. Bangunan-bangunan yang berdiri di sepanjang rel kereta api itu dihancurkan, tetapi tidak dengan upaya mereka untuk kembali.
    Dua bulan berselang setelah bangunannya dihancurkan, praktik prostitusi itu kembali digelar di tempat yang sama. Warga pun gelisah karena Gang Royal selalu berhasil mengakali upaya Pemerintah Kota (Pemkot) dalam menertibkan mereka.
    Lurah Pekojan Syaiful Fuad mengaku tidak bisa berbuat banyak soal praktik prostitusi yang terus berjalan di Gang Royal.
    Ia menyatakan, Kelurahan hanya dapat mengimbau para pekerja prostitusi untuk tidak melakukan aktivitas tersebut di kawasan permukiman.
    “Karena kami juga enggak bisa berbuat terlalu banyak ya, akhirnya kami hanya bisa mengimbau
    aja gitu
    . Nah, imbauan itu sudah sering kami sampaikan, akhirnya dia tumbuh lagi,” kata Syaiful, Senin (17/3/2025).
    Syaiful menjelaskan, pada 2023 penertiban di Gang Royal sempat dilakukan, tetapi tidak bertahan lama.
    Pihak kelurahan pernah memberikan rekomendasi pembangunan taman kepada PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang memiliki tanah di lokasi tersebut.
    Namun, rencana itu ditolak karena alasan keselamatan penumpang kereta api. Dua bulan setelah penolakan itu, praktik prostitusi kembali marak.
    “Karena itu kan aset PT Kereta Api, karena dulu pernah diajuin juga untuk ditanami pohon, enggak boleh karena khawatir tidak sembarangan pohon yang bisa ditanam di situ,” ujar Syaiful.
    Merasa muak dengan praktik prostitusi yang marak, warga Pekojan sepakat untuk menutup Gang Royal dan membongkar bangunan-bangunan yang dijadikan tempat prostitusi.
    Kemuakan warga memanfaatkan momen penertiban yang dilakukan oleh Satpol PP beberapa hari yang lalu.
    Syaiful menyebutkan, kesepakatan itu didapatkan setelah pihak kelurahan menggelar rapat internal bersama delapan unsur masyarakat di Pekojan.
    “Kalau dari warga secara umum minta dibongkar. Dan dari delapan yang kita undang (rapat), enam menyatakan oke setuju dibongkar,” kata Syaiful.
    Terdapat dua unsur masyarakat yang meminta untuk rencana pembongkaran itu ditunda.
    Akan tetapi, Syaiful mengatakan bahwa kesepakatan telah diambil melalui persetujuan keenam unsur masyarakat itu.
    “Ya yang dua (meminta) ditunda. Kita enggak berani bicara penundaan karena kita bicara objektifitas dalam rapat,” tambah dia.
    Syaiful akhirnya mengirimkan surat hasil rapat itu ke Satpol PP Kecamaran Tambora untuk ditindaklanjuti.
    “Kemarin udah saya kirim suratnya kasih ke Satpol PP Kecamatan,” tambah dia.
    Syaiful mengaku dilema terhadap praktik prostitusi yang masih terjadi di Gang Royal. Sebab, warga sejatinya menolak praktik itu ada di lingkungan pemukiman mereka.
    Akan tetapi, Syaiful mengaku tidak bisa berbuat banyak karena lahan yang ditempati Gang Royal bukan berada di wilayah Pekojan.
    “Ya memang kesulitan kami, satu itu bukan aset kami ya. Jadi enggak bisa seperti Penjaringan ya. Begitu dibongkar,
    clear
    karena aset pemerintah yang dipakai,” kata dia.
    Tanah yang digunakan praktik prostitusi Gang Royal, kata Syaiful, disebut masuk dalam kepemilikan PT KAI. Hal itu yang membuat Kelurahan Pekojan kesulitan untuk melakukan penggusuran di wilayah mereka sendiri.
    Adapun Kelurahan Pekojan sempat berencana menanami kawasan Gang Royal dengan pepohonan, dengan harapan tidak lagi ada praktik serupa terjadi pada 2023. Akan tetapi, rencana itu urung dijalankan karena dapat mengganggu lalu lintas kereta.
    “Kalau itu kan aset PT Kereta Api, jadi kita mau apakan gitu? Kita mau
    tanemin
    enggak boleh karena takut mengganggu struktur penguatan rel. Makanya dilema ya,” tambah dia.
    Syaiful mengaku bahwa warga juga merasa kebingungan harus melaporkan praktik prostitusi tersebut kepada siapa.
    Pasalnya, warga juga merasa terganggu dengan adanya praktik prostitusi di pemukiman mereka.
    “Warga itu mau menyampaikan dia bingung karena kami pun juga tidak bisa melaksanakan (menggusur) serta merta karena di sana kan aset PT KAI ya,” tutup dia.
    Seorang warga Tambora, Jakarta Barat, yang enggan disebutkan namanya, pasrah terhadap rencana penggusuran tempat prostitusi Gang Royal.
    Warga itu mengaku, tempat prostitusi itu sempat digusur pada 2023 lalu, tetapi langsung dibangun kembali dua bulan setelahnya. Hal itu yang membuat kini dirinya pasrah terhadap rencana penggusuran.
    “Ya kan kalau dibongkar juga enggak ada efeknya. Makanya kita ngikutin aja terserah. Terserah mereka aja, kalau dibongkar boleh, kalau enggak dibongkar terserah,” kata dia saat ditemui, Kamis (13/3/2025).
    Dia mengaku, tidak bisa berbuat banyak hal lantaran hanya sebagai warga biasa. Selain itu, dia juga takut jika bersuara terlalu keras terhadap praktik prostitusi di dekat tempat tinggalnya karena dihadapkan oleh preman yang menjaga kawasan itu.
    “Tergantung pemerintahnya serius atau engga. Kalau warga mah enggak bisa apa-apa. Kalau pemerintah minta dibongkar ya dibongkar. Kalau warga urusannya preman, susah,” tambah dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.