kab/kota: Tambora

  • Air Mata Pramono Tumpah di Taman Suropati: "Saya Ingin Jadi Gubernur yang Berikan Manfaat"
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        24 April 2025

    Air Mata Pramono Tumpah di Taman Suropati: "Saya Ingin Jadi Gubernur yang Berikan Manfaat" Megapolitan 24 April 2025

    Air Mata Pramono Tumpah di Taman Suropati: “Saya Ingin Jadi Gubernur yang Memberikan Manfaat”
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Gubernur Jakarta
    Pramono Anung
    tak kuasa menahan air matanya saat berbincang santai dengan awak media di Taman Suropati, Jakarta Pusat, Rabu (24/4/2025).
    Di hadapan para jurnalis, Pramono mencurahkan isi hatinya tentang perjalanan panjangnya dalam dunia politik sampai akhirnya kini membawanya ke kursi Gubernur Jakarta.
    “Enggak pernah berkeinginan jadi gubernur, tiba-tiba jadi gubernur,” ucap Pramono skepada awak media.
    Pramono mengaku selama 25 tahun terakhir dirinya lebih banyak bermain di belakang layar. Ia telah menjabat di posisi strategis, di antaranya Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, hingga Sekretaris Kabinet.
    Namun, di antara semua jabatan yang pernah diemban, Pramono mengaku bahwa menjadi Gubernur Jakarta adalah posisi yang paling membahagiakannya.
    “Tentunya kan perjalanan saya panjang banget. Tapi saya jujur, sejujur-jujurnya jabatan yang membuat saya lebih seger berseri-seri dan nikmat, bisa
    velocity
    (trend TikTok) dan sebagainya, adalah gubernur ini,” lanjut Pramono.
    Pramono mengungkapkan, banyak orang yang sering bertanya soal wajahnya yang kini terlihat lebih cerah dan bahagia.
    Ia pun memberikan jawaban yang sederhana, karena ia merasa bisa memberikan dampak langsung kepada masyarakat saat menjadi gubernur, terutama mereka yang berada di lapisan bawah.
    “’Mas kok Mas sekarang seger banget dan lebih
    happy
    ?’ Dan saya hanya menjawab begini, mungkin selama ini adalah saya orang di belakang layar. Saya orang yang menyiapkan, walaupun sebenarnya banyak juga yang masih meminta saya untuk menyiapkan. Saya enggak cerita ya,” ungkap Pramono.
    Namun, suasana tiba-tiba berubah haru ketika Pramono membahas tentang tanggung jawabnya kepada masyarakat kecil.
    Ia berhenti sejenak, membuka kacamatanya, dan menyeka air mata yang menetes saat menceritakan momen-momen di mana ia merasa benar-benar bisa memberikan manfaat nyata bagi rakyat.
    “Tetapi saya sudah memutuskan, saya ingin jadi gubernur yang bisa memberikan manfaat, terutama bagi lapisan yang di bawah. Maka kenapa kemudian ketika saya… aduh.. (menitikan air mata) minta minum dong,” ungkap Pramono.
    “Ketika saya bisa memutuskan untuk memberikan KJP, saya bersungguh-sungguh sangat bersyukur. Karena inilah yang bisa mengubah masyarakat yang di bawah (suara bergetar),” lanjut Pramono.
    Ia lalu mencontohkan kisah seorang ibu yang tinggal di rumah tak lebih dari 25 meter persegi dan tak mampu membayar pajak. Pramono menginstruksikan langsung kepada stafnya untuk menangani kasus seperti itu.
    “Saya bilang sama Fani, yang seperti inilah yang harus kamu tangani. Jangan kemudian yang lain-lain,” ungkap dia.
    Lebih lanjut, Pramono menegaskan bahwa pembangunan fisik berupa taman dan infrastruktur bukanlah suatu yang harus dibanggakan.
    Ia menilai hal-hal semacam itu adalah sesuatu yang sudah umum dilakukan oleh para kepala daerah.
    “Tapi kalau bisa memenuhi kebutuhan dasar di masyarakat, itu menurut saya, pasti itu akan berarti banyak,” ungkap Pramono.
    Ia kemudian menyoroti kebutuhan mendasar yang belum tersentuh di beberapa wilayah Jakarta, di antaranya mandi cuci kakus (MCK) dan sanitasi di daerah padat penduduk, antara lain Tanah Abang, Tanah Tinggi, Tambora, dan Pinangsia yang akan diselesaikannya.
    “Maka program saya berikutnya adalah, betul-betul saya ingin setiap masyarakat warga Jakarta mendapatkan kesempatan untuk bisa memperbaiki hidupnya,” ungkap Pramono.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tiga terduga pelaku perundungan di Tambora jalani rehabilitasi

    Tiga terduga pelaku perundungan di Tambora jalani rehabilitasi

    Jakarta (ANTARA) – Tiga anak perempuan di bawah umur yang diduga melakukan perundungan (bullying) terhadap korban di wilayah Tambora, Jakarta Barat menjalani rehabilitasi sosial di Lembaga Penyelenggara Kesejahteraan Sosial (LPKS) Handayani, Cipayung, Jakarta Timur.

    Kasubsi Registrasi Bimbingan Klien Anak Badan Pemasyarakatan (Bapas) Jakarta Barat, Ludiana Murtianti Putri di Jakarta, Selasa, mengatakan, ketiga anak perempuan itu akan menjalani rehabilitasi selama tiga bulan.

    “Mereka juga akan menjalani pembimbingan selama enam bulan di Bapas,” ujarnya.

    Ketiga anak itu akan menjalani program rehabilitasi yang meliputi, bimbingan sosial, keagamaan, dan bimbingan mental fisik serta emosional. Selain itu, ada layanan kesehatan, konseling, terapi dan sebagainya.

    Ludiana mengaku pihaknya juga telah melakukan pendampingan awal dan membuat laporan penelitian kemasyarakatan untuk ketiga anak tersebut guna mengidentifikasi masalah yang dihadapi para terduga pelaku perundungan, baik yang terkait kasus hukum maupun faktor-faktor lain yang mempengaruhinya.

    Dalam pembuatan laporan penelitian kemasyarakatan, Bapas Jakbar juga melibatkan unsur-unsur lainnya, termasuk Dinas Sosial Jakarta.

    “Setelah itu dibuatkan rekomendasi. Salah satu hasil rekomendasinya, ketiga pelaku bullying ini masih di bawah umur, satu anak berusia 13 tahun dan masih sekolah, sementara dua anak tidak bersekolah itu berusia 14 tahun,” ujarnya.

    Dalam kasus perundungan anak di bawah umur, Bapas Jakarta Barat juga melakukan pendampingan upaya diversi antara korban dan para pelaku. Namun, upaya diversi yang dilakukan pada tahap penyidikan aparat kepolisian, ditolak keluarga korban.

    “Ada upaya diversi, namun keluarga korban menolak dan keukeuh agar ada efek jera buat pelaku bullying,” kata Ludiana.

    Terkait tuntutan ganti rugi, Ludiana menambahkan bahwa tidak ada tuntutan ganti rugi dari keluarga korban.

    “Hanya saja, sebelum kasus ini diproses di kepolisian, sempat dilakukan mediasi antara keluarga korban dan pelaku. Keluarga pelaku telah menanggung biaya pengobatan korban saat dirawat di rumah sakit,” ucapnya.

    Sebelumnya, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) DKI Jakarta mendampingi anak perempuan korban perundungan di wilayah Tambora, Jakarta Barat.

    Advokat Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA) Dinas PPPA Jakarta Novia Hendriyati menyebut pendampingan yang dilakukan berupa asesmen psikologis dan asesmen hukum terhadap korban.

    “Sudah kita lakukan asesmen psikologis terhadap anak. Kemudian sudah dikasih konsultasi hukum dalam kaitannya dengan penerapan sistem peradilan pidana anak,” kata Novi kepada ANTARA di Jakarta pada Senin (21/4).

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Polisi Sebut 3 Remaja Pelaku Perundungan di Tambora Jakbar Dititip ke Rumah Aman – Page 3

    Polisi Sebut 3 Remaja Pelaku Perundungan di Tambora Jakbar Dititip ke Rumah Aman – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Polisi membeberkan penanganan kasus perundungan yang dilakukan tiga remaja perempuan dibawah umur kepada teman sebayanya di Tambora, Jakarta Barat. Polisi telah melakukan penyidikan dan pemeriksaan terhadap korban dan saksi.

    “Langkah pertama yang kami lakukan adalah mengutamakan keselamatan korban. Kami sudah melakukan pendampingan dan pemeriksaan psikologis, psikolog profesional dari P3A (pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak),” kata Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKP Dimitri Mahendra dalam siaran persnya, Minggu (20/4/2025).

    Dia mengatakan ketiga anak yang merupakan pelaku perundungan saat ini telah dititipkan di Rumah Aman Handayani. Hal ini mengingat usia ketiganya yang masih di bawah umur.

    Dimitri menegaskan proses penanganan kasus tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Dia mengingatkan masyarakat, khususnya para orang tua untuk meningkatkan pengawasan dan edukasi terhadap anak-anak mereka untuk mencegah kejadian serupa.

    “Kami harap kasus ini menjadi perhatian bersama, bahwa penting bagi keluarga dan lingkungan untuk turut aktif membentuk karakter anak agar tidak terjerumus ke perilaku menyimpang,” jelas Dimitri.

     

  • Kasus Perundungan di Jakbar: Korban Dapat Pendampingan Polisi, 3 Pelaku Dititip di Rumah Aman – Halaman all

    Kasus Perundungan di Jakbar: Korban Dapat Pendampingan Polisi, 3 Pelaku Dititip di Rumah Aman – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kasus perundungan brutal yang terjadi di Tambora, Jakarta Barat, pada 11 April 2025, mengundang keprihatinan publik usai videonya viral di media sosial. 

    Dalam rekaman yang tersebar di Instagram, tampak seorang remaja perempuan diintimidasi dan bahkan dipukul oleh beberapa remaja perempuan lainnya, hingga korban menangis ketakutan.

    Menindaklanjuti kejadian tersebut, Polres Metro Jakarta Barat bergerak cepat.

    Wakil Kepala Satuan Reskrim, AKP Dimitri Mahendra, menyampaikan bahwa pihaknya telah menetapkan tiga pelaku perundungan, yang seluruhnya anak perempuan di bawah umur.

    “Penetapan pelaku berdasarkan hasil pemeriksaan korban, saksi-saksi, hasil visum et repertum, serta gelar perkara,” ungkap AKP Dimitri dalam konferensi pers, Minggu (20/4/2025).

    Langkah pertama yang dilakukan polisi adalah memastikan kondisi psikologis korban. Korban kini dalam pendampingan intensif oleh tim profesional dari Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A).

    “Kami mengutamakan keselamatan korban. Pemeriksaan dan pendampingan psikologis telah dilakukan oleh tenaga ahli,” tambah Dimitri.

    Ketiga pelaku kini telah dititipkan di Rumah Aman Handayani, sebuah lembaga yang khusus menangani anak berhadapan dengan hukum.

    Polisi menegaskan bahwa seluruh proses penanganan dilakukan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.

    Diberitakan sebelumnya, seorang remaja perempuan di Jakarta Barat menjadi korban perundungan oleh remaja perempuan lain.

    Dalam video yang beredar di media sosial Instagram, terlihat seorang perempuan berbaju abu-abu tampak diintimidasi oleh para pelaku.

    Korban terlihat bersandar di tembok, sementara para pelaku tampak berdiri dengan menghadap ke korban.

    Dalam video lainnya, terlihat korban pun dipukuli di jalanan oleh para pelaku hingga berteriak dan menangis.

    Polisi Imbau Peran Keluarga dan Lingkungan

    Kasus ini menjadi peringatan keras bagi masyarakat. Polisi mengajak orang tua dan lingkungan untuk lebih aktif dalam membentuk karakter dan moral anak.

    “Kami harap kasus ini jadi pembelajaran bersama. Keluarga dan lingkungan memegang peran penting dalam mencegah anak dari perilaku menyimpang,” tegas Dimitri.

    Insiden memilukan ini kembali menyadarkan publik bahwa perundungan bukan sekadar kenakalan remaja, tapi bentuk kekerasan yang bisa meninggalkan luka psikologis mendalam bagi korban. Terlebih di era media sosial, tekanan dan rasa malu bisa berlipat ganda.

    Kini, harapan besar tertuju pada proses pemulihan korban, sekaligus proses pembinaan yang adil dan mendidik bagi para pelaku.

     

     

     

  • Kabar Terkini ABG Perempuan Korban Bullying di Jakbar Usai Dipukuli

    Kabar Terkini ABG Perempuan Korban Bullying di Jakbar Usai Dipukuli

    Jakarta

    Polisi mengungkap kondisi terkini remaja perempuan di Tambora, Jakarta Barat yang menjadi korban perundungan atau bullying hingga dipukuli dan dijambak. Polisi memberikan pendampingan terhadap korban.

    “Langkah pertama yang kami lakukan adalah mengutamakan keselamatan korban. Kami sudah melakukan pendampingan dan pemeriksaan psikologis, psikolog profesional dari P3A (Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak),” kata Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKP Dimitri Mahendra dalam keterangannya, Minggu (20/4/2025).

    Tiga orang pelaku sudah diamankan terkait kasus tersebut. Ketiga anak pelaku saat ini sudah dititipkan di Rumah Aman Handayani, mengingat usia mereka yang masih di bawah umur.

    Polisi menegaskan proses penanganan sesuai dengan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Dimitri juga mengimbau kepada masyarakat, khususnya para orang tua, agar meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak mereka.

    “Kami harap kasus ini menjadi perhatian bersama, bahwa penting bagi keluarga dan lingkungan untuk turut aktif membentuk karakter anak agar tidak terjerumus ke perilaku menyimpang,” ujarnya.

    Aksi perundungan terhadap korban yang dilakukan oleh temannya di Tambora, Jakbar, viral di media sosial (medsos). Korban terlihat dipukuli hingga tersungkur ke tanah.

    Kedua remaja perempuan terus merundung korban. Sementara korban tampak hanya berdiam sambil tertunduk lesu.

    Dalam video lainnya, terlihat salah satu pelaku memukuli korban sembari memakinya. Meski korban telah meringis kesakitan, pelaku tetap melakukan pemukulan.

    (wnv/gbr)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Pemkot Jakbar tak menoleransi tindak perundungan anak

    Pemkot Jakbar tak menoleransi tindak perundungan anak

    Jakarta (ANTARA) – Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto menyebut tidak akan menoleransi aksi perundungan (bullying) yang dilakukan oleh tiga remaja putri di bawah umur terhadap seorang anak seusianya di Tambora, beberapa waktu lalu.

    “Jadi kalau memang pelajar, nanti akan saya minta koordinasi dengan Sudin Pendidikan untuk menindaklanjutinya. Nanti, ada prosedur yang akan dilakukan oleh Sudin Pendidikan,” kata Uus saat dikonfirmasi di Jakarta, Jumat.

    Menurutnya, selain pendekatan kepada orang tua, pembinaan yang dilakukan di sekolah bisa lebih tepat sasaran.

    “Nanti mungkin ada langkah-langkah yang harus diambil. Sehingga, pada saat nanti memberikan pembinaan kepada anak-anak sekolah, tidak melanggar aturan atau tidak membuat masalah yang baru. Tapi tepat sasaran,” ujarnya.

    Sementara itu, Polres Metro Jakarta Barat (Polrestro Jakbar) mendampingi anak korban perundungan atau bullying yang terjadi di wilayah Tambora, Jakarta Barat pada Jumat (11/4) lalu.

    “Langkah pertama yang kami lakukan adalah mengutamakan keselamatan korban. Kami sudah melakukan pendampingan dan pemeriksaan psikologis, psikolog profesional dari P3A (Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak),” kata Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKP Dimitri Mahendra.

    Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial Jakarta terkait laporan sosial kasus yang viral di media sosial tersebut.

    “Kami berkoordinasi dengan Dinas Sosial DKI Jakarta juga terkait lapsos-nya,” ujar Dimitri.

    Dalam video viral yang diunggah oleh akun Instagram @jakbarviral beberapa waktu lalu, sejumlah remaja putri nampak mengomeli, memaki-maki dan melakukan kekerasan fisik terhadap korban.

    Dari kata-kata yang dikeluarkan para pelaku terhadap, korban dituduh merebut pacar salah satu pelaku.

    Kata-kata makian pun tak terhindarkan hingga kemudian korban dipukuli oleh para pelaku di bagi kepala dan badan korban. Korban menangis dan mengeluh sakit namun para pelaku tak hentinya memukuli korban.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Tiga terduga pelaku perundungan di Tambora jalani rehabilitasi

    Polrestro Jakbar dampingi korban perundungan di Tambora

    Jakarta (ANTARA) – Polres Metro Jakarta Barat (Polrestro Jakbar) mendampingi seorang anak perempuan yang menjadi korban perundungan (bullying) yang terjadi di wilayah Tambora, pada Jumat (11/4).

    “Langkah pertama yang kami lakukan adalah mengutamakan keselamatan korban. Kami sudah melakukan pendampingan dan pemeriksaan psikologis, psikolog profesional dari P3A (Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak),” kata Wakasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat, AKP Dimitri Mahendra di Jakarta, Jumat.

    Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Dinas Sosial Jakarta terkait laporan sosial yang sempat viral di media sosial tersebut.

    “Kami berkoordinasi dengan Dinas Sosial DKI Jakarta juga terkait lapsos-nya,” ujar Dimitri.

    Berdasarkan penyidikan, dengan melakukan pemeriksaan korban, saksi, hasil visum et revertum dan gelar perkara yang telah dilakukan, kata dia, terdapat tiga pelaku yang diduga melakukan perundungan terhadap korban.

    Kini, ketiga pelaku yang juga merupakan perempuan tengah dititipkan di Rumah Aman Handayani lantaran usianya yang masih di bawah umur. Proses penanganannya pun sesuai dengan UU No 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.

    Dimitri pun mengimbau kepada masyarakat, khususnya para orang tua agar meningkatkan pengawasan dan edukasi terhadap anak-anak mereka guna mencegah kejadian serupa.

    “Kami harap kasus ini menjadi perhatian bersama, bahwa penting bagi keluarga dan lingkungan untuk turut aktif membentuk karakter anak agar tidak terjerumus kepada perilaku menyimpang,” kata dia.

    Dalam video viral yang diunggah oleh akun Instagram @jakbarviral beberapa waktu lalu, sejumlah remaja putri nampak mengomeli, memaki-maki dan melakukan kekerasan fisik terhadap korban.

    Dari kata-kata yang dikeluarkan para pelaku terhadap, korban dituduh merebut pacar salah satu pelaku.

    Kata-kata makian pun tak terhindarkan hingga kemudian korban dipukuli oleh para pelaku di bagi kepala dan badan korban. Korban menangis dan mengeluh sakit namun para pelaku tak hentinya memukuli korban.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Remaja di Jakbar Jadi Korban Perundungan, Menjerit Kesakitan Saat Dipukul
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        15 April 2025

    Remaja di Jakbar Jadi Korban Perundungan, Menjerit Kesakitan Saat Dipukul Megapolitan 15 April 2025

    Remaja di Jakbar Jadi Korban Perundungan, Menjerit Kesakitan Saat Dipukul
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Seorang remaja perempuan menjadi korban perundungan di Tanah Sereal, Tambora,
    Jakarta Barat
    .
    Aksi perundungan itu viral di media sosial, salah satunya terlihat dalam unggahan Instagram @jakbarviral.
    Dalam video tersebut, korban yang mengenakan kaus abu-abu berlengan pendek tampak dikelilingi oleh para pelaku yang juga perempuan. Saat itu, korban hanya bersandar ke sebuah tembok.
    Salah satu pelaku, seorang perempuan berkaos putih, mengangkat kakinya sambil memperingatkan korban untuk tidak mendekati pria yang diketahui sudah memiliki kekasih.
    Sementara, korban hanya bisa tertunduk mendengar omelan dari pelaku.
    Dalam rekaman video lain, korban tampak sudah berada di atas aspal sambil menjerit kesakitan.
    Ia dikeroyok oleh para pelaku dengan cara dijambak, dipukul, dan ditendang.
    “Aduh, sakit,” ujar korban sambil meringis kesakitan.
    Kapolsek Tambora Kompol Kukuh Islami membenarkan peristiwa tersebut.
    “Sudah diamankan,” ujar Kukuh saat dikonfirmasi, Selasa (15/4/2025).
    Mengingat korban dan pelaku masih di bawah umur, Polsek Tambora menyerahkan penanganan perkara ke Unit PPA Polres Metro Jakarta Barat.
    Secara terpisah, Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Arfan Zulkan Sipayung mengungkapkan, pihaknya telah menangkap para pelaku.
    “Iya, sudah diamankan. Ada 3 orang. Ini di bawah umur semua,” kata Arfan kepada wartawan, Selasa.
    Meski begitu, polisi belum bisa menyimpulkan motif perundungan tersebut karena masalah asmara.
    Terlepas dari hal tersebut, kini korban sudah diserahkan kepada pihak keluarga.
    “Ya, sudah dikembalikan keluarga. Sudah aman. (Pelaku) di Polres,” ungkapnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polisi dalami motif remaja bawah umur yang aniaya temannya di Tambora

    Polisi dalami motif remaja bawah umur yang aniaya temannya di Tambora

    Ada tiga orang, di bawah umur semua

    Jakarta (ANTARA) – Kepolisian mendalami motif tiga remaja perempuan di bawah umur yang menganiaya teman mereka sendiri yang juga di bawah umur di Tambora, Jakarta Barat.

    “Masih kita dalami. Kronologisnya terkait kesalahpahaman atau seperti apa, masih kita dalami ya,” ungkap Kasat Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Barat AKBP Arfan Zulkan Sipayung saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

    Arfan membenarkan adanya kasus ketiga remaja putri berhadapan dengan hukum dan saat ini sudah diamankan pihak Kepolisian.

    “Iya, sudah diamankan. Ada tiga orang, di bawah umur semua,” ungkap Arfan melanjutkan.

    Adapun korban yang juga remaja perempuan di bawah umur mengalami luka ringan akibat perundungan yang terjadi pada Senin (14/4) itu.

    “Ya, ada luka kecil,” ujar Arfan.

    Kini, kata Arfan, korban sudah kembali kepada keluarganya.

    “Sudah dikembalikan keluarga. Sudah aman,” ucap Arfan.

    Dalam video viral yang diunggah oleh akun Instagram @jakbarviral, sejumlah remaja putri nampak mengomeli, memaki-maki, dan melakukan kekerasan fisik terhadap korban.

    Dari kata-kata yang dikeluarkan para pelaku, korban dituduh merebut pacar salah satu pelaku.

    Korban dipukuli para pelaku pada bagian kepala dan badan. Korban menangis dan mengeluh sakit namun para pelaku tetap memukuli korban.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Viral Perundungan Remaja Perempuan di Jakbar, Diduga Gara-Gara Rebutan Cowok – Page 3

    Viral Perundungan Remaja Perempuan di Jakbar, Diduga Gara-Gara Rebutan Cowok – Page 3

    Namun, karena pelaku maupun korban masih di bawah umur, sehingga kasus diambil alih oleh Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Metro Jakarta Barat.

    “Sudah diamankan, karena pelaku dan korban di bawah umur kita serahkan penanganannya di PPA Polres Metro Jakbar. Konfirmasi ke Satreskrim Polres ya, karena mereka yang menangani,” ucap Kapolsek Tambora.