kab/kota: Tambora

  • Perkelahian di Perumahan Tambora Lamongan, Pasutri dan Terduga Pelaku Sama-sama Terluka

    Perkelahian di Perumahan Tambora Lamongan, Pasutri dan Terduga Pelaku Sama-sama Terluka

    Lamongan (beritajatim.com) – Warga Perumahan Tambora, Kecamatan Tikung, Kabupaten Lamongan, digegerkan oleh sebuah peristiwa penganiayaan yang menimpa pasangan suami istri (pasutri) pada Minggu, 14 Desember 2025, sekitar pukul 03.00 WIB. Dalam kejadian tersebut, korban berinisial AS dan istrinya, DRW, mengalami luka-luka di bagian lidah dan lengan.

    Kasi Humas Polres Lamongan, Ipda M. Hamzaid, menjelaskan bahwa dalam perkelahian tersebut, terduga pelaku yang berinisial F juga mengalami luka. “Sementara itu, terduga pelaku berinisial F juga mengalami luka saat terjadi perkelahian, karena korban berupaya membela diri,” ungkap Hamzaid.

    Saat ini, baik korban maupun terduga pelaku masih menjalani perawatan medis di RS Permata Tambakboyo, Lamongan. Untuk memastikan situasi tetap aman dan kondusif, pihak kepolisian telah menurunkan petugas untuk melakukan penjagaan di rumah sakit.

    “Petugas sudah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), dan mengamankan sejumlah barang bukti. Para saksi juga dimintai keterangan, serta berkoordinasi dengan Polsek Tikung dan piket Patko,” jelas Hamzaid.

    Penyelidikan lebih lanjut terkait motif dari peristiwa penganiayaan tersebut masih berlangsung. “Fokus utama kepolisian saat ini adalah memastikan penanganan medis terhadap korban maupun terduga pelaku berjalan dengan baik, serta menjaga situasi tetap aman dan kondusif,” tambahnya.

    Peristiwa ini menjadi perhatian masyarakat setempat, yang berharap kejadian serupa tidak terulang di lingkungan mereka. Kepolisian terus berupaya untuk mengungkap alasan di balik tindakan penganiayaan tersebut, sambil memastikan keamanan dan ketertiban di sekitar wilayah Tikung. [fak/suf]

  • Hendak Jemput Penumpang, Ojol Dipukuli Ojek Pangkalan di Jakbar

    Hendak Jemput Penumpang, Ojol Dipukuli Ojek Pangkalan di Jakbar

    Liputan6.com, Jakarta – Keributan antara ojek online (ojol) dan ojek pangkalan (opang) kembali pecah. Kali ini di depan Stasiun Duri, Tambora, Jakarta Barat.

    Seorang pengemudi ojol menjadi sasaran amarah sekelompok opang saat hendak menjemput penumpang. Kejadian itu terekam warga dan viral di media sosial.

    Dalam video beredar, ojol yang mengenakan jas hujan tampak dikepung beberapa pria. Meski penumpang berupaya melerai, pemukulan tetap terjadi. Korban dipukul tanpa melalukan perlawanan.

    Kanit Reskrim Polsek Tambora, AKP Sudrajat Djumantara membenarkan insiden tersebut.

    “Jadi, ketika ada ojek online ingin mengangkut penumpang, lalu terjadi kesalahpahaman antara ojek pangkalan, sehingga terjadi pemukulan seperti di video tersebut,” kata dia dalam keterangannya, Sabtu (6/12/2025).

    Dia menyebut keributan bermula dari kesalahpahaman soal area jemput penumpang.

    Di lokasi itu, terdapat kesepakatan tidak tertulis yang mengharuskan ojol mengambil penumpang sedikit menjauh dari pangkalan opang.

    “Ojolnya saat itu berada pada di tempat yang telah disepakati, sehingga menyebabkan ketersinggungan dari ojek pangkalan,” ucap dia.

    Teguran yang disampaikan secara langsung berujung cekcok, sehingga terjadilah pemukulan.

    “Terjadi cekcok di video, sehingga menyebabkan emosi, tersulut emosi dari ojek pangkalan dan menyebabkan pemukulan seperti di video tersebut,” ucap dia.

    Polisi telah menangkap kedua pelaku berinisial RU dan M setelah kejadian. Keduanya ditangkap di sekitar wilayah Tambora.

    “Untuk kedua pelaku, kami amankan di wilayah Kecamatan Tambora. Untuk pelaku sendiri, kami amankan dua jam setelah kejadian,” ucap dia.

    Sementara itu, situasi di sekitar Stasiun Duri kini telah kondusif. Polisi mengumpulkan pihak ojol dan opang untuk mencegah keributan susulan.

    “Situasi terkini masih kondusif,” ucap dia.

     

  • 2 Ojek Pangkalan yang Pukul Ojol di Stasiun Duri Minta Maaf, Kasus Berakhir Damai
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 Desember 2025

    2 Ojek Pangkalan yang Pukul Ojol di Stasiun Duri Minta Maaf, Kasus Berakhir Damai Megapolitan 5 Desember 2025

    2 Ojek Pangkalan yang Pukul Ojol di Stasiun Duri Minta Maaf, Kasus Berakhir Damai
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Dua ojek pangkalan (opang) yang memukul seorang pengemudi ojek online (ojol) di depan Stasiun Duri, Tambora, Jakarta Barat, akhirnya meminta maaf.
    Korban beserta pelaku yang berinisial M (45) dan RU (33) sepakat menyelesaikan perkara tersebut secara kekeluargaan melalui Polsek Tambora.
    “Silakan sampaikan permintaan maafnya dan tidak mengulanginya lagi. Dan Pak Benno silakan memberikan
    statement
    bahwa semua sudah selesai secara kekeluargaan,” ujar Kanit Reskrim Polsek Tambora, Sudrajat dalam proses mediasi di Polsek Tambora, Jakarta Barat, Jumat (5/12/2025).
    Meskipun korban dan pelaku sudah berdamai, polisi memastikan kondisi tersebut tidak akan terulang lagi. Polisi akan bersikap tegas jika hal serupa kembali terjadi.
    “Kalau misalkan ada pergerakan tambahan, saya sikat betul ya?” tanya Sudrajat.
    Dalam mediasi tersebut, M mengaku menyesal telah memukul pengemudi
    ojol
    . Menurut dia, peristiwa itu terjadi ketika dirinya sedang dalam keadaan gelap mata.
    “Saya sebenarnya salah, Pak. Pada malam itu hujan dan ada ojol, kemudian saya usir. Kami gelap mata, makanya kami nyesel,” kata M.
    Ia pun meminta maaf kepada ojol yang dia pukul melalui salah satu perwakilan ojol se-Tambora, Benno.
    “Saya minta maaf atas kesalahan kami ini. Saya enggak akan mengulanginya lagi dan berharap bisa selesai secara kekeluargaan,” kata dia.
    Begitupula dengan RU yang juga menyampaikan permohonan maaf di hadapan polisi dan perwakilan komunitas ojol.
    “Saya minta maaf atas kasus opang dengan ojol. Saya enggak akan mengulanginya lagi,” kata RU.
    Sementara itu, Benno, menyayangkan insiden pemukulan tersebut. Melalui peristiwa itu, ia berharap ke depan, antara opang dan ojol di Stasiun Duri dapat beraktivitas dengan tertib dan saling menghargai.
    “Kami sebenarnya sangat menyayangkan kejadian driver ojol yang dipukul opang di Stasiun Duri,” kata Benno.
    Benno menjelaskan, para pengemudi ojol hanya ingin mencari nafkah dan membutuhkan komunikasi yang baik ketika berada di kawasan stasiun.
    “Ke depan, kalau memang ada ojol yang belum tahu situasi Stasiun Duri, bisa ditegur baik-baik, tidak ditegur secara fisik. Kami sama-sama cari makan di jalanan,” ucap dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polisi Tangkap 2 Ojek Pangkalan yang Pukul Ojol di Stasiun Duri
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 Desember 2025

    Polisi Tangkap 2 Ojek Pangkalan yang Pukul Ojol di Stasiun Duri Megapolitan 5 Desember 2025

    Polisi Tangkap 2 Ojek Pangkalan yang Pukul Ojol di Stasiun Duri
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    — Polisi menangkap dua tukang ojek pangkalan yang terlibat pemukulan terhadap seorang pengemudi ojek online di depan Stasiun Duri, Tambora, Jakarta Barat, Kamis (4/12/2025).
    Dua tukang
    ojek pangkalan
    yang ditangkap, yakni RU dan M.
    “Untuk pelaku, saat ini sudah kami amankan dua orang di Polsek Tambora,” ujar Kanit Reskrim Polsek Tambora, Sudrajat di Polsek Tambora, Jakarta Barat, Jumat (5/12/2025).
    Peristiwa bermula saat seorang pengemudi
    ojol
    datang menjemput penumpang di area depan stasiun.
    Namun, keberadaan ojol di titik tersebut menimbulkan kesalahpahaman dengan para opang yang biasanya menunggu penumpang di lokasi itu.
    “Sudah ada peraturan tidak tertulis apabila ingin mengambil penumpang untuk
    ojek online
    , diharapkan tidak berada pada dekat TKP tersebut,” kata Sudrajat.
    Dua ojek pangkalan itu kemudian menegur pengemudi ojek online untuk berpindah tempat. Namun, bukannya pindah, justru terjadi cekcok di antara mereka.
    “Terjadi cekcok sehingga menyebabkan emosi, tersulut emosi dari ojek pangkalan dan menyebabkan pemukulan seperti di video tersebut,” jelas dia.
    Hingga kini, polisi belum dapat memastikan kondisi korban usai tragedi pemukulan tersebut. Pihaknya masih mencari identitas korban.
    “Saat ini kami Polsek Tambora masih mencari identitas dari korban. Apabila korban bisa datang ke Polsek, agar dapat diproses lebih lanjut,” ujar Sudrajat.
    Meskipun begitu, polisi telah mempertemukan komunitas ojek online dan ojek pangkalan untuk dilakukan mediasi.
    “Kami berusaha berkomunikasi dengan ojek online dan ojek pangkalan agar tetap menjaga kondusivitas, karena sampai sejauh ini kami belum menemukan identitas korban,” ucap dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polisi Tangkap 2 Ojek Pangkalan yang Pukul Ojol di Stasiun Duri
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 Desember 2025

    Opang Pukul Ojol di Stasiun Duri, Gara-gara Batas Area Jemput Penumpang Megapolitan 5 Desember 2025

    Opang Pukul Ojol di Stasiun Duri, Gara-gara Batas Area Jemput Penumpang
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com- 
    Sejumlah ojek pangkalan (opang) memukul seorang driver ojek online (ojol) di depan Stasiun Duri, Tambora, Jakarta Barat, pada Kamis (4/12/2025) malam, gara-gara melewati batas wilayah menjemput penumpang.
    Salah satu ojek pangkalan, Gilang (bukan nama sebenarnya), mengatakan, situasi seperti ini memang kerap terjadi ketika ojol dianggap melanggar area penjemputan opang. Namun, biasanya tidak sampai terjadi adu fisik.
    “Biasanya (ojol) ditegur itu pasti ngerti. Diingetinnya juga baik-baik aja sebenarnya. Kayak, ‘Bang, jemput penumpang sanaan lagi,’ gitu saja,” kata Gilang saat ditemui di Jalan Duri Utara, Tambora, Jakarta Barat, Jumat (5/12/2025).
    Area yang dijaga opang berada dalam radius sekitar 100 meter di dekat jembatan penghubung jalan dengan halaman Stasiun Duri.
    Di sisi kiri dan kanan jembatan, terdapat dua gazebo pangkalan ojek yang menjadi titik berkumpul para opang.
    Jembatan itu merupakan akses utama penumpang KRL keluar masuk stasiun.
    Tak jauh dari lokasi, di salah satu tiang pinggir jalan arah Duri Selatan, terpasang pelat besi dicat putih bertuliskan “Titik Ojek Online”.
    Gilang mengatakan tanda itu sengaja dibuat agar sopir ojol mengetahui batas area sehingga potensi gesekan bisa diminimalkan.
    Ia menyebut, kadang ada ojol yang membalas teguran dengan protes.
    Dalam kondisi seperti itu, opang menjelaskan bahwa aturan tak tertulis itu dibuat untuk kenyamanan bersama.
    “Lagian itu enggak jauh, kurang dari 100 meter kok,
    customer-
    nya enggak harus jalan jauh. Kami juga paham kalau ada lansia atau ibu hamil kan enggak mungkin jalan jauh-jauh. Makanya titiknya enggak jauh dibikinnya,” tutur dia.
    Gilang mengatakan, berdasarkan cerita temannya yang berjaga hingga malam, sopir ojol yang viral dipukul opang itu diduga mengabaikan teguran terkait area operasional.
    Dalam video yang beredar, sopir ojol terlihat menjemput penumpang di depan warung yang berada tepat berseberangan dengan jembatan Stasiun Duri.
    Penumpang perempuan sempat meminta maaf kepada opang sebelum akhirnya tetap naik ke motor dan pergi.
    Menurut Gilang, kasus seperti itu sebenarnya jarang terjadi karena mayoritas sopir ojol memahami aturan area.
    Bahkan, ia mencontohkan kejadian pada Jumat siang ketika ia menegur ojol yang hendak menaikkan penumpang tepat di depan jembatan.
    Pria berjaket hijau khas ojol itu langsung menyadari maksud Gilang dan meminta penumpangnya bergeser ke batas area.
    “Kayak begitu biasanya. Jadi ya sama-sama saling menghargai ajalah,” kata Gilang.
    Ia menjelaskan, meski tarif ojol seringkali lebih murah, kondisi kerja opang berbeda karena mereka tidak memiliki kepastian order seperti aplikasi ojol.
    “Kan kami beda Rp 3.000 doang sebenarnya. Misal di ojol Rp 7.000, kami Rp 10.000. Mereka juga kan walaupun lebih murah tapi abis nganter satu, dapet satu lagi,” katanya.
    Kanit Reskrim Polsek Tambora, Sudrajat, membenarkan bahwa insiden itu berawal dari salah paham.
    Saat ini polisi telah menahan dua orang yang diduga terlibat pemukulan untuk dimediasi dengan pihak ojol.
    Namun, hingga kini mereka belum menemukan korban karena tidak ada laporan langsung.
    “Kami berusaha berkomunikasi dengan ojek online dan ojek pangkalan agar tetap menjaga kondusivitas, karena sampai sejauh ini kami belum menemukan identitas korban,”  jelas dia kepada wartawan di Mapolsek Tambora, Jumat.
    Sebelumnya diberitakan, viral di media sosial video yang memperlihatkan sejumlah opang memukul seorang driver ojol di depan Stasiun Duri, Jakarta Barat, saat hendak menjemput penumpang.
    Terlihat beberapa opang memukul helm driver ojol tersebut.
    “Nyolot nih!” ucap salah satu opang.
    Seorang wanita yang merupakan penumpang driver ojol kemudian meminta agar opang tidak memukul driver ojol tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Viral Aksi Pencopetan di Lampu Merah, Seniman Tatto Ditangkap dan Satu Pelaku Masih Buron

    Viral Aksi Pencopetan di Lampu Merah, Seniman Tatto Ditangkap dan Satu Pelaku Masih Buron

    Liputan6.com, Jakarta – Viral video yang direkam oleh pengemudi mobil, ketika aksi pencopetan terjadi di traffic light jembatan dua, Tambora Jakarta Barat. Insiden itu kemudian viral di media sosial.

    Dalam rekaman terlihat dua pelaku berjalan mendekati korban. Salah satunya memakai sweater putih dan topi. Tanpa canggung, tangannya langsung merogoh kantong depan sweater sang pemotor.

    Tak lama kemudian, ponsel korban sudah berpindah ke tangan pelaku. Lampu berubah hijau, korban tancap gas tanpa sadar barang berharganya raib dibawa kabur. 

    Video viral itu segera ditindaklanjuti Polsek Tambora. Polisi bergerak dan mengidentifikasi para pelaku. Tak butuh waktu lama, satu eksekutor berinisial A (37) berhasil dicokok di tempat persembuyian di kawasan Pademangan. Pelaku sehari-hari bekerja sebagai seniman tatto. 

    “Polsek Tambora bergerak cepat mengidentifikasi dan berhasil mengamankan salah satu pelaku eksekutor berinisial A (37) pelaku diamankan di daerah Pademangan sedang istirahat,” kata Kanit Reskrim Polsek Tambora AKP Sudrajat dalam keterangannya, Jumat (5/12/2025). 

    Hasil penyelidikan mengungkap aksi itu dilakukan dengan memanfaatkan situasi lampu merah. Pelaku menghampiri korban, lalu memepet dan mengganggu konsentrasi pemotor sebelum merampas ponselnya.

    “Modusnya memepet dan berusaha mengganggu pengendara tersebut di lampu merah,” ucap dia.

  • Wanita Lansia di Tambora Terjebak Bangunan Runtuh

    Wanita Lansia di Tambora Terjebak Bangunan Runtuh

    JAKARTA – Seorang wanita lanjut usia (lansia) sakit bernama Rodiah (68) terjebak reruntuhan bangunan di Jalan Kopi, RT 08 RW 03 Roa Malaka, Tambora, Jakarta Barat, pada Kamis, 4 Desember.

    Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Barat, Suheri menjelaskan, bangunan itu runtuh sekitar pukul 11.20 WIB.

    “Evakuasi orang sakit di samping bangunan runtuh,” kata Suheri, Kamis, 4 Desember.

    Suheri juga menjelaskan bahwa awalnya warga sekitar kejadian mendengar suara benturan begitu kencang.

    “Salah satu warga awalnya mendengar suara seperti mobil yang kecelakaan,” terang Suheri.

    Setelah diperiksa, ternyata ada salah satu bangunan di lokasi itu yang ambruk. Warga lantas langsung melapor ke pihak terkait.

    “Sda satu warga lansia di samping bangunan yang ambruk, Ibu Rodiah (68), dalam kondisi sakit tidak bisa berjalan dan minta di evakuasi. Kemudian Tim Rescue Tambora dan Tim Rescue Tamansari melaksanakan evakuasi,” katanya.

    Saat petugas tiba di lokasi, lansia tersebut tidak tertimpa reruntuhan sebab lokasi reruntuhan juga cukup jauh dari lokasi lansia itu berada.

    “Kendalanya, medan yang agak sulit di pinggir kali dan adanya puing bekas reruntuhan bangunan,” katanya.

    Kapolsek Tambora Kompol Kukuh Islami memastikan tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu.

    “Terkait ini tidak ada korban jiwa. Warga yang di evakuasi, orang yang tinggal di bangunan liar pinggir sungai akan tetapi tempatnya agak berjauhan dari tempat reruntuhan,” katanya.

  • Kriminal kemarin, kasus Alvaro hingga pembegalan di Tambora

    Kriminal kemarin, kasus Alvaro hingga pembegalan di Tambora

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah peristiwa yang berkaitan dengan kriminalitas dan keamanan terjadi di Jakarta pada Kamis (4/12), mulai dari kelanjutan kasus Alvaro Kiano Nugroho hingga pembegalan di Tambora, Jakarta Barat.

    Simak kembali deretan berita berikut ini:

    1. Ini alasan pentingnya pencarian rahang Alvaro di lokasi pembuangan

    Tim kedokteran forensik RS Polri Kramat Jati menjelaskan alasan utama pencarian ulang rahang dan gigi Alvaro Kiano Nugroho (6), anak yang hilang dan ditemukan tewas di lokasi pembuangan di wilayah Bogor, Jawa Barat.

    Baca di sini

    2. Polisi usut dugaan kekeliruan prosedur saat periksa ayah tiri Alvaro

    Kepolisian tengah mengusut dugaan adanya kekeliruan prosedur dalam penanganan tersangka pembunuhan terhadap Alvaro Kiano Nugroho (6) sekaligus ayah tiri korban, yakni Alex Iskandar (AI) di ruang konseling Polres Metro Jakarta Selatan.

    Baca di sini

    3. Dugaan perundungan di sekolah di Jakut masih diselidiki polisi

    Kepolisian masih melakukan penyelidikan terkait dugaan kasus perundungan yang terjadi di sebuah sekolah yang berlokasi di Kelapa Gading, Jakarta Utara.

    Baca di sini

    4. Penyidikan kasus kematian Alvaro tetap berlanjut meski pelaku tewas

    Penyidikan kasus penculikan dan pembunuhan anak laki-laki di Jakarta Selatan yang bernama Alvaro Kiano Nugroho (6) tetap berlanjut meskipun pelaku telah ditemukan tewas bunuh diri di Polres Jakarta Selatan.

    Baca di sini

    5. Pembegal di Tambora Jakarta Barat telah diringkus

    Petugas Kepolisian telah meringkus seorang pelaku pembegalan berinisial A (37) yang beraksi di lampu merah Jembatan Dua, Tambora, Jakarta Barat.

    Baca di sini

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • DKI kemarin, lansia terjebak reruntuhan hingga rekrutmen pegawai TJ

    DKI kemarin, lansia terjebak reruntuhan hingga rekrutmen pegawai TJ

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah peristiwa mewarnai Jakarta pada Kamis (4/12), mulai dari seorang perempuan lansia yang terjebak reruntuhan hingga rekrutmen pegawai Transjakarta (TJ).

    Berikut berita selengkapnya yang dapat Anda simak kembali pagi ini:

    1. Petugas evakuasi lansia yang terjebak reruntuhan bangunan di Tambora

    Petugas mengevakuasi seorang wanita lansia yang sedang sakit bernama Rodiah (68) dan terjebak reruntuhan bangunan di Jalan Kopi, RT 08 RW 03 Roa Malaka, Tambora, Jakarta Barat, pada Kamis.

    Baca di sini

    2. “Bullying” di sekolah, sejumlah orang tua siswa lapor polisi

    Sekretaris Komisi E DPRD DKI Jakarta, Justin Adrian Untayana mengatakan, Dinas Pendidikan harus mencabut izin operasional sekolah yang tak mampu memberikan keamanan dan keadilan di sekolah serta tidak merespon terhadap perundungan (bullying).

    Baca di sini

    3. Jakut sediakan 35 layanan HIV

    Pemerintah Kota Jakarta Utara telah menyediakan 35 layanan “Human Immunodeficiency Virus” (HIV) sehingga dapat dimanfaatkan masyarakat dalam mendapatkan layanan pengobatan dan pencegahan penularan penyakit tersebut.

    Baca di sini

    4. Jakut tambal tanggul Pelindo Muara Baru yang bocor

    Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Utara menambal tanggul Pelindo Muara Baru, Kecamatan Penjaringan, yang bocor akibat permukaan air laut naik sehingga menyebabkan tekanan pada struktur tanggul.

    Baca di sini

    5. Rekrutmen pegawai Transjakarta gratis

    PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) tak mengenakan biaya untuk seluruh tahapan proses rekrutmen calon pegawai sehingga masyarakat perlu waspada terhadap informasi lowongan kerja yang beredar.

    Baca di sini

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • DKI kemarin, lansia terjebak reruntuhan hingga rekrutmen pegawai TJ

    Petugas evakuasi lansia yang terjebak reruntuhan bangunan di Tambora

    Jakarta (ANTARA) – Petugas mengevakuasi seorang wanita lansia yang sedang sakit bernama Rodiah (68) dan terjebak reruntuhan bangunan di Jalan Kopi, RT 08 RW 03 Roa Malaka, Tambora, Jakarta Barat, pada Kamis.

    “Evakuasi orang sakit di samping bangunan runtuh,” kata Kepala Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Barat, Suheri saat dikonfirmasi di Jakarta, Kamis.

    Suheri mengatakan, bangunan itu runtuh sekitar pukul 11.20 WIB. “Salah satu warga awalnya mendengar suara seperti mobil yang kecelakaan,” kata Suheri.

    Setelah diperiksa, ternyata ada salah satu bangunan di lokasi itu yang ambruk. Warga lantas langsung melapor ke pihak terkait.

    “Disinyalir ada satu warga lansia di samping bangunan yang ambruk, Ibu Rodiah (68), dalam kondisi sakit tidak bisa berjalan dan minta di evakuasi. Kemudian Tim Rescue Tambora dan Tim Rescue Tamansari melaksanakan evakuasi,” katanya.

    Saat petugas tiba di lokasi, lansia tersebut tidak tertimpa reruntuhan sebab lokasi reruntuhan juga cukup jauh dari lokasi lansia itu berada.

    “Kendalanya, medan yang agak sulit di pinggir kali dan adanya puing bekas reruntuhan bangunan,” katanya.

    Kapolsek Tambora Kompol Kukuh Islami memastikan tidak ada korban jiwa dalam kejadian itu.

    “Terkait ini tidak ada korban jiwa. Warga yang di evakuasi, orang yang tinggal di bangunan liar pinggir sungai akan tetapi tempatnya agak berjauhan dari tempat reruntuhan,” katanya.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.