Gunongan bukan hanya menjadi simbol kasih sayang sultan, tetapi juga menggambarkan kemajuan arsitektur Kesultanan Aceh pada masa itu. Dibangun dengan batu putih dan dihiasi relief yang indah, Gunongan menjadi bagian penting dari kompleks taman kerajaan dan hingga kini masih berdiri sebagai bukti kejayaan Aceh.
Di dalam kompleks taman ini terdapat sebuah gerbang kecil berbentuk kubah yang dikenal sebagai Pinto Khop. Gerbang ini merupakan penghubung antara taman dengan istana, yang memungkinkan Putroe Phang dan para dayang bergerak dengan leluasa tanpa harus melewati jalur umum.
Pinto Khop juga menjadi tempat peristirahatan sang permaisuri setelah berenang dan bermain di taman. Di tempat ini, para dayang akan membasuh rambutnya dan mempersiapkan segala kebutuhan sang permaisuri sebelum kembali ke istana.
Tak jauh dari Gunongan, terdapat sebuah kolam yang digunakan untuk mandi bunga dan keramas oleh Putroe Phang. Kolam ini dirancang untuk memberikan pengalaman mandi yang menyenangkan, dengan air jernih yang mengalir serta aroma bunga yang menyegarkan. Ritual mandi bunga bukan sekadar aktivitas rekreasi, tetapi juga dipercaya memiliki manfaat spiritual dan kesehatan.
Sebagai bagian dari warisan budaya Kesultanan Aceh, Taman Sari Gunongan telah mengalami berbagai perubahan seiring berjalannya waktu. Meskipun beberapa bagian taman telah rusak akibat bencana alam dan perang, situs ini tetap dijaga dan menjadi salah satu daya tarik wisata sejarah di Banda Aceh.
Pemerintah dan masyarakat setempat berupaya melestarikan taman ini agar tetap menjadi saksi bisu kisah cinta Sultan Iskandar Muda dan Putroe Phang. Saat ini, Taman Sari Gunongan sering dikunjungi wisatawan yang ingin menyaksikan langsung keindahan peninggalan sejarah Aceh.
Dengan desain arsitektur yang unik dan suasana yang menenangkan, taman ini menjadi tempat yang tepat untuk mengenang kejayaan masa lalu dan merasakan nuansa romantis yang masih terasa hingga kini.
Taman Sari Gunongan bukan sekadar taman kerajaan biasa, tetapi sebuah monumen cinta dan kejayaan yang mencerminkan betapa dalamnya kasih sayang Sultan Iskandar Muda kepada permaisurinya, Putroe Phang.
Keindahan arsitektur, filosofi yang mendalam, dan sejarah yang kaya menjadikan taman ini sebagai salah satu warisan budaya paling berharga di Aceh. Hingga hari ini, taman ini tetap berdiri sebagai saksi bisu kisah cinta yang abadi, menginspirasi generasi demi generasi tentang arti kasih sayang, kesetiaan, dan kejayaan peradaban Nusantara.
Penulis: Belvana Fasya Saad
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/1480356/original/031399500_1485147340-22012017-taman-aceh.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

/data/photo/2023/08/21/64e2b6cd9aed2.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)


:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5179969/original/060048500_1743676597-20250403-Kota_Tua-HER_3.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)



