Meredupnya Era Kejayaan Mal-mal Hits di Masanya…
Penulis
KOMPAS.com –
Sejumlah mal-mal hits di Jakarta, Depok, hingga Bekasi kini sepi pengunjung, bahkan tutup.
Dulu mereka menjadi destinasi favorit, tempat berburu gawai terbaru, nongkrong sepulang sekolah, hingga berburu diskon menjelang Lebaran.
Kini, sebagian besar mal legendaris seperti Roxy Square, Ratu Plaza, dan Grand Mall Bekasi hanya menyisakan lorong sepi dan papan bertuliskan “Dijual” di beberapa sudut toko-toko yang ada di dalamnya.
Fenomena matinya mal-mal lama ini bukan sekadar soal ekonomi, melainkan potret perubahan besar gaya hidup masyarakat perkotaan, yakni dari budaya jalan-jalan di mal ke layar ponsel, dari transaksi tatap muka ke belanja daring.
Di masa jayanya, Roxy Square di Jalan Kyai Tapa, Jakarta Barat, adalah “kiblat”-nya para pemburu ponsel.
Namun kini, sebagian besar konter handphone telah tutup. Spanduk “Dijual” menempel di dinding, dan lampu-lampu di lantai satu redup berkedip, memberi kesan bangunan yang kehilangan napas.
Candra (bukan nama sebenarnya), pedagang aksesori yang masih bertahan, mengaku sebagian besar rekan seprofesinya telah pindah ke ITC Roxy Mas.
“Saya sih enggak buka toko
online
, tapi memang semenjak pascapandemi Covid-19, mal jadi makin sepi, minat orang-orang sudah beralih belanja praktis yang simpel-simpel,” ujarnya.
Naik ke lantai dua, suasana tak jauh berbeda. Eskalator tak lagi berfungsi, kios aksesori tersisa hanya beberapa, dan satu-satunya area yang masih hidup hanyalah pusat kebugaran.
Di tengah hiruk-pikuk Jalan Jenderal Sudirman, Ratu Plaza kini ibarat gedung megah yang kehilangan pengunjung. Lantai demi lantai diisi toko-toko yang tutup, sebagian bahkan digembok permanen.
Toni (40), karyawan toko elektronik, mengatakan masa sulit dimulai sejak pandemi.
“Dari Covid, sebelum Covid masih bagus banget. Karena efek dari Covid kan jadinya kemana-mana,” ujarnya.
Ia menambahkan, penjual yang bertahan hanyalah mereka yang punya pelanggan tetap.
“Yang bertahan itu yang udah punya pelanggan tetap, ya emang pemain lama semua, pasti di atas sepuluh tahun semua,” katanya.
Pengunjung seperti Rani (34) kini jarang datang karena merasa suasana Ratu Plaza sudah tertinggal zaman.
“Menurut saya perlu banget renovasi. Mungkin ubah konsepnya jadi lebih modern dan multifungsi, gabungin area kerja, kuliner, sama
lifestyle
. Jadi orang datang bukan cuma buat keperluan elektronik,” ujarnya.
Kondisi serupa terjadi di Koja Trade Mal, Jakarta Utara. Deretan toko tertutup rapat, sebagian bahkan menempelkan pengumuman “disewakan”.
“Sejak habis Covid-19 lah, itu sepi. Habis Covid-19 kemarin masih mending, baru mulai tahun 2023–2024 dan tahun ini paling parah karena enggak ada pembeli, kata Yora (54), pedagang tas di Koja Trade Mal.
Sebelum pandemi, omzetnya bisa mencapai Rp 2–3 juta per hari. Kini, ia kesulitan membayar sewa kios Rp 18 juta per tahun. Kondisi serupa dirasakan Avo (50), pedagang jam, yang mengaku omzetnya turun hingga 75 persen.
Di sisi timur Jakarta, Pulogadung Trade Center (PTC) juga bernasib sama.
Deretan kios pakaian banyak yang tutup. Okto (56), salah satu pedagang, mengaku dalam sehari sering kali tak mendapat pembeli.
“Enggak ada sih, ya kadang kosong, tapi kadang ada satu atau dua, enggak nentu,” katanya.
Menurutnya, masyarakat kini lebih memilih belanja online karena praktis.
“Awalnya ya karena toko online itu terus digempur corona. Mau mulai online juga berat, saya enggak paham,” ujarnya.
Di kawasan Taman Sari, Grand Paragon Mall kini lebih mirip gedung hotel daripada pusat belanja.
Hanya area supermarket Grand Lucky di lantai dasar yang masih ramai. Lantai atas sunyi, toko-toko ditutup permanen.
“Orang datang cuma lihat-lihat, bandingin harga
online
, terus nggak beli,” kata Jatman (25), karyawan toko olahraga.
Sebagian besar pengunjung kini adalah tamu hotel di area yang sama.
Pengunjung setia seperti Jafri (34) datang hanya untuk belanja kebutuhan rumah tangga.
“Saya cuma ke Grand Lucky aja. Di atas sepi banget, kayak mal kosong,” ujarnya.
“Mal-nya bagus sebenarnya, tapi kalau toko-tokonya tutup, orang malas datang,” kata Arumy (25), pekerja kantoran di sekitar mal.
Nasib lebih baik sedikit terlihat di Depok Town Square (Detos). Meski tak seramai dulu, sebagian pedagang memilih bertahan.
“Udah mulai agak stabil ya, cuman enggak terlalu ramai banget,” kata Rifa (46), pedagang aksesori di Detos.
Ia sempat kehilangan usahanya di masa pandemi, namun kini bekerja di bawah pemilik toko lain.
“Aku bilang, ‘Yakin,’ karena kan aku di rumah juga enggak ada kegiatan apa-apa,” tuturnya.
Ia berharap manajemen melakukan strategi agar pengunjung kembali datang.
Di Bekasi, dua mal legendaris, Borobudur Plaza dan Grand Mall Bekasi, resmi berhenti beroperasi.
Borobudur Plaza, yang berdiri sejak 1993, kini hanya buka musiman saat Lebaran. Gedungnya terbengkalai, parkiran ditumbuhi rumput, dan dinding mulai retak.
Grand Mall Bekasi pun menutup operasional ritelnya sejak awal 2025. Menurut Senior Head Marketing Communication Sufala Handri, keputusan itu diambil karena tekanan ekonomi dan menurunnya daya beli.
“Efek pandemi pasti ada. Sampai sekarang pun kita masih merasakan efek pandemi,” ujarnya.
Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI), Alphonzus Widjaja, menilai fenomena ini wajar jika mal tidak mampu beradaptasi dengan perubahan gaya hidup masyarakat.
“Jika pusat perbelanjaan tidak memiliki ataupun tidak mampu menyediakan fasilitas maka tidak akan dipilih dan akan ditinggalkan oleh para pelanggannya,” ujarnya.
Menurut Alphonzus, mal kini tidak lagi sekadar tempat berbelanja, tetapi menjadi ruang sosial dan hiburan.
“Sudah sejak lama fungsi utama pusat perbelanjaan bukan lagi hanya sekadar sebagai tempat berbelanja saja,” katanya.
Ia menegaskan, hanya mal yang mampu menambah fungsi baru, seperti ruang komunitas, tempat kuliner, hingga
coworking space
yang bisa bertahan.
“Pusat perbelanjaan akan selalu berubah dari waktu ke waktu karena sangat erat dengan gaya hidup yang cepat sekali berubah,” ujarnya.
Matinya mal-mal lawas bukan sekadar persoalan bisnis, melainkan simbol perubahan budaya kota.
Dari Roxy hingga Borobudur Plaza, kisahnya serupa, yakni ruang yang dulu jadi pusat interaksi kini digantikan notifikasi dari aplikasi
e-commerce
.
Di tengah dunia yang makin digital, keberlangsungan mal bergantung pada kemampuannya membaca ulang makna “berbelanja” bahwa bukan lagi soal transaksi, melainkan pengalaman sosial.
(Reporter: Ardhi Ridwansyah, Faesal Mubarok, Hafizh Wahyu Darmawan, Shinta Dwi Ayu, Febryan Kevin Candra Kurniawan, Lidia Pratama Febrian, Omarali Dharmakrisna Soedirman | Editor: Tim Redaksi)
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Taman Sari
-
/data/photo/2025/10/14/68edfc6febfa9.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
7 Pernah Jadi Simbol Gaya Hidup Urban, Grand Paragon Mall Mulai Kehilangan Daya Tarik Megapolitan
Pernah Jadi Simbol Gaya Hidup Urban, Grand Paragon Mall Mulai Kehilangan Daya Tarik
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com —
Dari luar, Grand Paragon Mall di Jalan Keamanan, Taman Sari, Jakarta Barat, masih tampak megah dan kokoh.
Fasadnya yang modern berdiri diapit deretan pohon palem, dengan kendaraan terparkir rapi di tepi jalan. Namun, kesan itu perlahan memudar begitu kaki melangkah ke dalam.
Bangunan yang berdiri sejak 2010 ini merupakan satu kompleks dengan Grand Paragon Hotel, hotel berbintang tiga yang langsung menempel di sisi mal. Tapi, di balik tampilannya yang masih terawat, denyut kehidupan pusat perbelanjaan ini kian melemah.
Begitu memasuki lobi utama, suasana senyap langsung menyergap. Ruang besar itu terasa dingin, seolah menelan gema langkah kaki sendiri.
Meja resepsionis hotel di sisi kanan tampak kosong tanpa petugas. Di tengah lobi, vas bunga merah artifisial berdiri di atas meja kaca, memantulkan kilau lantai marmer yang mengilap namun terasa dingin.
Eskalator utama yang seharusnya menghubungkan lantai atas dan bawah tak berfungsi. Sebagian ditutup rantai kuning dan papan larangan. Hanya satu eskalator di lantai bawah (LG) yang masih menyala.
Menuruni beberapa anak tangga ke area bawah, suasana sunyi tetap mendominasi. Restoran seperti Amano Steakhouse, Warisan Indonesia Soul Food, hingga Excelso tampak berdiri berjajar, namun hanya terlihat beberapa pelayan yang mondar-mandir di dalam.
Di sekitarnya, banyak ruko kaca yang kosong. Beberapa toko yang masih bertahan, seperti penjual perlengkapan rumah tangga dan pakaian olahraga, tampak memasang label besar “Diskon 50 Persen” di etalase depan.
Arena bermain anak “Playmania” pun tampak gelap dan tertutup. Lantai atas nyaris tanpa aktivitas.
Satu-satunya titik kehidupan datang dari Grand Lucky Superstore di sudut mal. Di sinilah suara mesin pemindai
barcode
di kasir menjadi satu-satunya dentuman ritmis yang memecah kesunyian.
“Sejak 2020, sudah lima tahun saya kerja di sini. Sepi banget. Dulu sebelum Covid, omzet kotor bisa di atas Rp 50 juta per bulan, sekarang paling Rp 30 juta, bahkan kadang cuma Rp 25 juta,” ujar Jatman (25), karyawan toko pakaian olahraga, kepada
Kompas.com
, Selasa (14/10/2025).
Ia mengaku, sebagian besar pengunjung kini hanyalah pelanggan lama. Penjualan daring melalui aplikasi ojek online pun tidak banyak membantu.
“Orang datang cuma lihat-lihat, bandingin harga
online
, terus enggak beli,” katanya sambil tersenyum pahit.
Hal serupa disampaikan Syifa (17), penjaga stan makanan dan minuman di lantai bawah.
“Sehari paling ada lima pembeli. Paling ramai itu kalau ada tamu hotel. Kadang rasanya kayak jualan di
private mall
,” ucapnya lirih.
Meski begitu, ia tetap bertahan karena bosnya masih memberi dukungan, sementara penghasilannya membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Petugas keamanan bernama Budi (bukan nama sebenarnya) menuturkan, penurunan jumlah pengunjung terasa drastis sejak pandemi.
“Dulu sebelum Covid bisa sampai 1.000–2.000 orang per hari. Sekarang paling 200–300 orang, itu pun biasanya sore jam lima ke atas, pas orang mau nonton bioskop di lantai tiga,” ujarnya.
Menurut dia, lantai satu masih diisi beberapa toko, supermarket, dan toko perabotan. Namun lantai atas sebagian besar kosong, kecuali area karaoke dan bioskop.
Beberapa pengunjung mengaku enggan datang karena mal ini dinilai tak lagi menawarkan hal baru.
“Kalau belanja
online
lebih praktis. Mal-nya juga sepi, kurang nyaman buat jalan-jalan,” ujar Alfan (26).
Faktor pencahayaan dan tampilan interior yang monoton juga membuat suasana terasa suram.
“Mal lain sekarang banyak spot foto, acara komunitas, atau tenant baru. Di sini nggak ada,” tambah Alfan.
Dulu, Grand Paragon Mall dikenal sebagai simbol gaya hidup urban warga Jakarta Barat—tempat bersantai, makan malam, dan menonton film bagi warga sekitar Mangga Besar.
Kini, bangunan megah itu seolah menjadi monumen ritel lama yang kalah oleh perubahan zaman.
Sepinya pengunjung dan minimnya pembaruan membuat mal ini terasa seperti ruang privat: tenang, bersih, namun nyaris tanpa kehidupan.
“Mungkin bisa dibilang begitu, kayak
private mall
,” kata Alfan sambil tersenyum tipis.
Di tengah hiruk-pikuk Jakarta, Grand Paragon Mall masih berdiri gagah. Namun di balik lantai marmernya yang berkilau, hanya suara “beep” mesin kasir yang menjadi tanda bahwa tempat ini masih bernafas.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Catat! Lokasi Layanan SIM Keliling di Jakarta Sabtu 4 Oktober
Jakarta: Buat kamu yang ingin memperpanjang masa berlaku Surat Izin Mengemudi (SIM) di akhir pekan ini bisa langsung merapat ke gerai SIM Keliling. Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya membuka layanan SIM Keliling di lima lokasi di Jakarta pada Sabtu, 3 Oktober 2025.
Polda Metro Jaya melalui akun Twitter @tmcpoldametro, merinci layanan SIM Keliling ini dimulai pukul 08.00-12.00 WIB.
Berikut ini lokasi SIM Keliling di Jakarta pada Sabtu, 4 Oktober 2025:
Jakarta Timur
Mall Grand Cakung (Lobby depan) di Jl. Sri Sultan Hamengkubuwono IX No. KM.25, Ujung Menteng, Cakung
Jakarta Barat
LTC Glodok (Lobby Utama) di Jl. Hayam Wuruk No.127, Mangga Besar, Taman Sari
Mall Ciputra (Lobby Selatan) di Jl. Letjen S. Parman RT.11 RW.01, Tanjung Duren Utara, Grogol Petamburan
Jakarta Selatan
Universitas Trilogi (Area Parkir Samping) di Jl. Duren Tiga Timur RT.06 RW.04, Pancoran
Jakarta Pusat
Kantor Pos Lapangan Banteng (Area Parkir) di Jl. Lapangan Banteng Timur No.1, Pasarbaru, Sawah Besar
Untuk biaya perpanjangan sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2016 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak adalah Rp 80.000,- untuk perpanjangan SIM A dan Rp 75.000,- untuk perpanjangan SIM C.
Syarat perpanjangan SIM A atau CSebelum melakukan perpanjangan masa berlaku SIM pastikan kamu sudah melengkapi dokumen berikut ini:
Asli dan Foto Kopi KTP yang masih berlaku 2 lembar,
Foto Kopi SIM lama dan SIM asli,
Tes Psikologi SIM,
Surat Keterangan Sehat.Jakarta: Buat kamu yang ingin memperpanjang masa berlaku Surat Izin Mengemudi (SIM) di akhir pekan ini bisa langsung merapat ke gerai SIM Keliling. Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya membuka layanan SIM Keliling di lima lokasi di Jakarta pada Sabtu, 3 Oktober 2025.
Polda Metro Jaya melalui akun Twitter @tmcpoldametro, merinci layanan SIM Keliling ini dimulai pukul 08.00-12.00 WIB.
Berikut ini lokasi SIM Keliling di Jakarta pada Sabtu, 4 Oktober 2025:
Jakarta Timur
Mall Grand Cakung (Lobby depan) di Jl. Sri Sultan Hamengkubuwono IX No. KM.25, Ujung Menteng, Cakung
Jakarta Barat
LTC Glodok (Lobby Utama) di Jl. Hayam Wuruk No.127, Mangga Besar, Taman Sari
Mall Ciputra (Lobby Selatan) di Jl. Letjen S. Parman RT.11 RW.01, Tanjung Duren Utara, Grogol Petamburan
Jakarta Selatan
Universitas Trilogi (Area Parkir Samping) di Jl. Duren Tiga Timur RT.06 RW.04, Pancoran
Jakarta Pusat
Kantor Pos Lapangan Banteng (Area Parkir) di Jl. Lapangan Banteng Timur No.1, Pasarbaru, Sawah Besar
Untuk biaya perpanjangan sesuai dengan PP Nomor 60 Tahun 2016 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak adalah Rp 80.000,- untuk perpanjangan SIM A dan Rp 75.000,- untuk perpanjangan SIM C.
Syarat perpanjangan SIM A atau C
Sebelum melakukan perpanjangan masa berlaku SIM pastikan kamu sudah melengkapi dokumen berikut ini:
Asli dan Foto Kopi KTP yang masih berlaku 2 lembar,
Foto Kopi SIM lama dan SIM asli,
Tes Psikologi SIM,
Surat Keterangan Sehat.Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(RUL)
-

Kebakaran di Tangki Jakbar, BAGUNA PDIP DKI Buka Dapur Umum & Kerahkan Relawan
Jakarta –
Kebakaran besar yang melanda pemukiman padat di Kelurahan Tangki, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat, menyisakan duka mendalam bagi warga.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat, sebanyak 400 rumah terdampak dalam insiden ini. Akibatnya, 320 kepala keluarga atau sekitar 1.129 jiwa harus mengungsi.
Menanggapi musibah ini, Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BAGUNA) PDI Perjuangan Provinsi DKI Jakarta, Hardiyanto Kenneth beserta jajaran, bergerak cepat turun langsung memberikan bantuan. Ia memastikan BAGUNA PDI Perjuangan DKI Jakarta hadir di tengah masyarakat untuk membantu meringankan beban para korban.
“Atas nama BAGUNA PDI Perjuangan, kami dan seluruh Keluarga Besar PDI Perjuangan menyampaikan rasa duka yang mendalam serta keprihatinan yang besar atas musibah kebakaran yang melanda kawasan Tangki, Taman Sari Jakarta Barat ini. Musibah ini tidak hanya menimbulkan kerugian materi, tetapi juga menghadirkan trauma psikologis, terutama bagi anak-anak, lansia, dan kelompok rentan lainnya,” ujar Kenneth dalam keterangannya, Rabu (1/10/2025).
Kepala BAGUNA (Badan Penanggulangan Bencana) PDI Perjuangan DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth Membantu Menyiapkan Masakan Siap Saji di Lokasi Kebakaran Tangki Jakarta Barat. Foto. Dok: PDI P DKI.
Sejak menerima laporan kebakaran, kata pria yang akrab disapa Bang Kent, BAGUNA PDI Perjuangan DKI Jakarta langsung menurunkan tim relawan ke lokasi. Mereka membantu proses evakuasi, mendata korban, hingga memastikan adanya penyaluran bantuan darurat bagi warga terdampak.
“Sebagai wujud kepedulian dan gotong royong, BAGUNA PDI Perjuangan DKI Jakarta mendirikan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan makanan warga sehari hari. Dapur BAGUNA PDI Perjuangan DKI Jakarta juga menyediakan teh, susu dan kopi yang di siapkan selama 24 jam. Selain itu kami juga menyerahkan bantuan logistik berupa makanan, minuman, pakaian, selimut, serta perlengkapan darurat untuk meringankan beban korban,” ungkapnya.
“Bagi kami, keselamatan warga serta pemulihan kehidupan mereka adalah prioritas utama. BAGUNA PDI Perjuangan tidak hanya hadir saat bencana terjadi, tapi juga dalam proses pemulihan pasca-bencana. Kami ingin memastikan para korban tidak merasa sendiri,” tegasnya.
Ia menambahkan, semangat kebersamaan dan solidaritas menjadi fondasi penting dalam menghadapi bencana. “Semangat kebersamaan dan solidaritas selalu menjadi dasar pedoman perjuangan kami, sejalan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang diusung PDI Perjuangan. Karena itu, saya mengajak seluruh elemen masyarakat untuk menggelorakan kembali semangat gotong royong dalam membantu saudara-saudara kita yang terkena musibah,” katanya.
Kepala BAGUNA (Badan Penanggulangan Bencana) PDI Perjuangan DKI Jakarta Hardiyanto Kenneth Tengah Mengecek Lokasi Kebakaran Tangki Jakarta Barat. Foto. Dok: PDI P DKI.
Dengan kehadiran BAGUNA PDI Perjuangan di lokasi, diharapkan para korban dapat segera mendapatkan bantuan yang memadai, baik secara fisik maupun psikologis, sehingga proses pemulihan berjalan lebih cepat.
“Semoga para korban diberikan kekuatan, kesabaran, dan semangat untuk bangkit kembali. PDI Perjuangan melalui BAGUNA (Badan Penanggulangan Bencana) akan terus berkomitmen untuk hadir di tengah rakyat dalam situasi apa pun, baik suka maupun duka,” pungkasnya.
(mpr/ega)
-

Lansia korban kebakaran Tamansari dapat layanan trauma healing
Jakarta (ANTARA) – Belasan lanjut usia (lansia) yang menjadi korban kebakaran di Gang Langgar, Kelurahan Tangki, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat, mendapatkan layanan trauma healing atau penyembuhan trauma dari Puskesmas Kecamatan Tamansari di Masjid Al Muhajirin. Rabu.
Kepala Puskesmas Kecamatan Taman Sari, Irma Sufriani menyebut, layanan bertajuk “Pengembangan Layanan Kesehatan Mental Opa-Oma” itu merupakan inovasi puskesmas untuk membantu memulihkan keseimbangan emosional dan mengurangi dampak trauma pasca peristiwa kebakaran.
“Jadi inovasi ini kita lakukan untuk melepaskan rasa trauma, khususnya pada lansia penyintas kebakaran,” kata Irma di Jakarta, Rabu.
Layanan itu, kata dia, melibatkan tim dari Puskesmas Kecamatan Taman Sari, seperti psikolog, dokter, perawat ahli gizi dan promosi kesehatan (promkes) yang berperan sesuai keahliannya.
Ada tiga sub layanan yang diberikan, yakni menggambar untuk melihat perasaan terkini para korban lansia. “Kemudian, relaksasi agar para lansia nyaman, tenang dan lupa dengan kejadian sebelumnya,” kata dia.
Pihaknya juga mengajak lansia untuk berolahraga sambil bernyanyi supaya mereka tetap bugar dan ceria seperti sebelumnya.
“Tentu harapan kami dengan kegiatan ini, setidaknya bisa membuat pikiran, kesehatan dan lainnya pada lansia itu normal kembali. Sehingga mereka bisa melakukan aktivitas sehari-hari dengan baik,” imbuhnya.
Sebelumnya, kebakaran hebat yang melanda permukiman padat penduduk di Gang Langgar, Kelurahan Tangki, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat membuat 1.256 jiwa dari 317 kepala keluarga (KK) harus mengungsi.
Lurah Tangki, Iqbal Rahmat Thahir menyebut api menghanguskan ratusan rumah warga di area permukiman padat seluas 10.406 meter persegi.
Sebanyak 175 warga pun kini mengungsi di Kantor Kelurahan Tangki dan 50 lainnya di Masjid Al-Muhajirin.
“Memang mayoritas banyakan warga di sini mengungsinya ke rumah kerabatnya, keluarganya, jadi tidak di posko di sini,” ucap Iqbal kepada wartawan, Senin (29/9).
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Penanganan korban kebakaran Tamansari diupayakan selesai dalam 7 hari
Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Barat mengupayakan penanganan korban kebakaran di Gang Langgar, Kelurahan Tangki, Kecamatan Tamansari, selesai dalam tujuh hari masa tanggap darurat.
“Standar Operasional Prosedur (SOP) itu dalam tujuh hari ya. Kalau memang perlu diperpanjang, akan diperpanjang. Karena ini menyangkut masalah kebutuhan dasar, makanan dan lain-lain,” kata Wali Kota Jakarta Barat Uus Kuswanto saat dihubungi di Jakarta, Rabu.
Hingga kini, pihaknya terus memenuhi kebutuhan dasar para penyintas kebakaran yang tengah mengungsi.
“Kebutuhan dasar seperti makan, kesehatan, toilet dan air bersih tidak terabaikan,” kata Uus.
Seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Jakbar juga telah dikerahkan untuk membantu warga terdampak, baik dalam penyediaan kebutuhan sehari-hari maupun penanganan pascakebakaran.
“Jangan sampai ada warga yang tidak mendapatkan makan, jangan sampai air bersih terabaikan. Termasuk juga merapikan puing-puing agar tidak menimbulkan masalah kesehatan maupun keamanan,” jelasnya.
Sejauh ini, warga terdampak telah ditampung di sejumlah titik pengungsian, di antaranya Kantor Kelurahan, Masjid Al-Muhajirin, dan tenda darurat.
Uus mengatakan, tenda-tenda Dinsos itu digunakan sebagai tempat transit bagi warga yang masih ingin memantau kondisi rumah atau barang-barang yang tersisa.
“Alhamdulillah, kebutuhan makan dan kesehatan warga sudah terpenuhi. Tenda ini sementara bisa digunakan sebagai tempat singgah agar warga merasa nyaman,” katanya.
Sebelumnya, kebakaran hebat yang melanda permukiman padat penduduk di Gang Langgar, Kelurahan Tangki, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat membuat 1.256 jiwa dari 317 kepala keluarga (KK) harus mengungsi.
Lurah Tangki, Iqbal Rahmat Thahir menyebut api menghanguskan ratusan rumah warga di area permukiman padat seluas 10.406 meter persegi.
Sebanyak 175 warga pun kini mengungsi di Kantor Kelurahan Tangki dan 50 lainnya di Masjid Al-Muhajirin.
“Memang mayoritas banyakan warga di sini mengungsinya ke rumah kerabatnya, keluarganya, jadi tidak di posko di sini,” ucap Iqbal kepada wartawan, Senin (29/9).
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Kebakaran hebat di Tangki kasus ketiga sepanjang 2025
Jakarta (ANTARA) – Kebakaran hebat yang melanda ratusan rumah di permukiman padat penduduk di Gang Langgar, lingkungan RW 06 Kelurahan Tangki, Kecamatan Tamansari, Jakarta Barat, merupakan kasus ketiga sepanjang 2025.
“Kalau kebakaran itu selama saya di Tangki saja sudah dua-tiga kali. Ini yang ketiga, tapi memang yang terbesar,” kata Lurah Tangki, Iqbal Rahmat Thahir di Jakarta, Senin.
Yang pertama satu rumah dan bisa dipadamkan. “Kemudian tiga rumah bisa dipadamkan,” katanya.
Iqbal berharap kasus kebakaran ini menjadi yang terakhir di ujung tahun 2025 di wilayahnya.
Pihak kelurahan sudah mulai menggencarkan sosialisasi agar warga lebih waspada dengan barang-barang yang mudah terbakar di rumah dan sekitarnya.
“Sosialisasi terkait antisipasi dan pencegahan kepada warga akan terus dilakukan,” katanya.
Iqbal menambahkan, pihaknya juga mengingatkan kepada seluruh warga masyarakat agar selalu waspada dan hati-hati terkait pemicu kebakaran.
“Ya seperti yang terakhir dia goreng lupa, namanya minyak goreng, kalau panas terus akhirnya jadi api kan. Nah itu yang terjadi di tiga rumah,” katanya.
Kemudian ada juga yang sama kejadian di kos-kosan seperti itu. “Kalau yang ini memang ‘korsleting’ listrik,” katanya.
Kebakaran hebat melanda permukiman padat penduduk di Gang Langgar, Kelurahan Tangki, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat, menyebabkan 1.256 jiwa dari 317 kepala keluarga (KK) harus mengungsi.
Api menghanguskan ratusan rumah warga di area permukiman padat seluas 10.406 meter persegi (m2).
Sebanyak 175 warga kini mengungsi di Kantor Kelurahan Tangki dan 50 lainnya di Masjid Al-Muhajirin.
“Memang mayoritas banyakan warga di sini mengungsinya ke rumah kerabatnya, keluarganya, jadi tidak di posko di sini,” katanya.
Kendati besarnya peristiwa kebakaran, tak ada korban jiwa dalam insiden kebakaran ini.
Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Pramono Janji Bantu Warga Taman Sari Urus HGB-SHM yang Hangus Terbakar
Jakarta –
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung meninjau lokasi kebakaran di Kelurahan Tangki, Taman Sari, Jakarta Barat. Dia memastikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membantu warga yang kehilangan dokumen penting, termasuk surat tanah berstatus Hak Guna Bangunan (HGB) dan Sertifikat Hak Milik (SHM).
“Rumah di sini sebagian adalah HGB, SHM, yang dulu ikut program Prona pada tahun 2018. Saya akan mendalami ini,” ujar Pramono di kawasan Taman Sari, Jakarta Barat, Selasa (30/9/2025).
Dia menegaskan Pemprov DKI akan mendampingi warga dalam pengurusan ulang dokumen kepemilikan tanah maupun surat-surat pribadi lainnya yang hangus akibat kebakaran.
“Karena semua surat ini kan pemerintah Jakarta pasti punya file-nya. Baik itu HGB maupun SHM-nya, pasti nanti saya minta untuk mereka didampingi untuk surat-menyuratnya,” jelasnya.
Selain urusan dokumen, Pramono menyoroti kondisi para penyintas, terutama lansia dan balita. Dia mengatakan bantuan popok dan kebutuhan darurat kini sudah tersedia meski sempat terlambat pada hari pertama.
Pramono juga memastikan pihaknya akan membantu pemulihan rumah warga yang terdampak. Sebab, menurut dia, banyak korban enggan direlokasi karena sebagian besar memiliki legalitas lahan.
Sebelumnya, BPBD Jakarta mencatat ribuan jiwa terdampak kebakaran yang sempat melanda kawasan permukiman penduduk di Kelurahan Tangki, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat (Jakbar), kemarin. Total sebanyak 1.268 jiwa terdampak.
Dalam data yang diterima dari Command Center Disgulkarmat P2B BPBD Jakarta, Senin (29/9), ribuan jiwa tersebut ada di dua RW. Mereka terbagi menjadi 321 KK (kartu keluarga).
(bel/zap)
-
/data/photo/2025/09/29/68da816c53e1e.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Korban Kebakaran Taman Sari Butuh Bantuan Susu dan Popok Bayi Megapolitan 29 September 2025
Korban Kebakaran Taman Sari Butuh Bantuan Susu dan Popok Bayi
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com —
Korban kebakaran rumah di Gang Langgar, Tangki, Taman Sari, Jakarta Barat membutuhkan bantuan susu dan popok bayi di posko pengungsian.
Intan (40), seorang ibu dengan bayi berusia 1 tahun, menjadi korban yang harus mengungsi ke tenda milik Dinas Sosial Jakarta Barat.
“Sebenarnya kalau buat saya aman, enggak ribet lah kita mah. Tapi, buat bayi ini, kayak susu, popok, gitu belum ada,” kata Intan di Posko Pengungsian, Senin (29/9/2025).
Dia merasa kebingungan karena kesulitan membeli kebutuhan tersebut akibat barang berharga, termasuk sejumlah uang simpanannya, ikut terbakar di dalam rumah.
“Mau beli juga kan gimana ya susah, kemarin semuanya habis kebakar. Kalaupun ada, mau beli juga susah kan kita ini mau ke mana-mana,” ucapnya.
Lebih lanjut, Intan meminta agar kebutuhan bagi bayi dan anak-anak menjadi prioritas dari pemerintah dan instansi yang bertugas.
Termasuk, salah satunya bantuan untuk menyediakan perlengkapan dan seragam sekolah setelah masa tanggap darurat selesai.
“Anak saya yang gede kan usianya 14 tahun, perlengkapan sekolah, buku, seragam semua enggak ada yang selamat. Ya semoga nanti setelah semua beres bisa dibantu, karena kita juga bingung ya sekarang harus gimana,” sambungnya.
Menanggapi hal tersebut, Wali Kota Jakarta Barat, Uus Kuswanto, berjanji memenuhi seluruh kebutuhan warga korban kebakaran di Taman Sari.
Dia pun menyebut saat ini pihaknya masih melakukan pendataan mengenai kebutuhan yang belum terpenuhi.
“Tadi dari jajaran Dinas Sosial sudah terus mendata apa yang menjadi kebutuhan dari warga masyarakat. Insya Allah apa yang menjadi kebutuhan warga masyarakat bisa kita penuhi, tidak akan terlalu lama,” ucap Uus kepada wartawan di lokasi, Senin.
Lebih lanjut, Uus menjanjikan pemenuhan kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal sementara, toilet, hingga air bersih selama masa tanggap darurat 7 hari ke depan.
“Kebutuhan sehari-hari juga kita terus evaluasi, jangan sampai ada warga yang tidak mendapatkan makan, jangan sampai kebutuhan air bersihnya juga terabaikan, dan lokasi kebakaran tidak lagi menimbulkan bahaya bagi warga,” jelas dia.
Sebelumnya diberitakan, kebakaran rumah terjadi di Gang Langgar 1, Tangki, Taman Sari, Jakarta Barat pada Minggu (28/9/2025) pagi.
Kebakaran tersebut baru berhasil dipadamkan sepenuhnya setelah melakukan operasi selama 18 jam, tepatnya pada Senin (29/9/2025) dini hari pukul 04.00 WIB.
Insiden tersebut melahap habis permukiman warga seluas 10.406 meter persegi dan berdampak pada setidaknya 1.256 jiwa dari 321 KK.
Adapun, hingga Senin siang, warga di Gang Langgar terlihat masih sibuk memadamkan titik-titik yang masih mengepulkan asap putih.
Mereka terus melakukan pendinginan terhadap sisa-sisa kebakaran agar tak menyulut api saat terik matahari datang.
Mereka membawa air di dalam ember untuk menyiram sisa-sisa kebakaran yang masih berpotensi menyulut nyala api.
Pasalnya, masih terlihat kepulan asap putih dari bagian dalam sejumlah rumah, terutama dari sisa reruntuhan yang berupa kayu dan papan.
Hawa panas dan bau hangus yang menyengat pun masih terasa saat memasuki gang sempit permukiman warga.
Sejumlah warga juga mencoba merobohkan dinding-dinding rumah yang lapuk termakan api untuk menghindari bahaya bagi warga yang mencoba mengecek kondisi rumahnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/10/14/68ee186d399e3.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
