kab/kota: Sydney

  • Gibran Tak Lulus S2 di UTS Insearch Sydney

    Gibran Tak Lulus S2 di UTS Insearch Sydney

    GELORA.CO – Latar belakang pendidikan dari Wapres Gibran Rakabuming Raka turut mendapatkan sorotan, buntut polemik ijazah ayah kandungnya, Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias dari Universitas Gadjah Mada (UGM) yang diragukan keasliannya.

    Pakar telematika Roy Suryo mengatakan, University of Bradford di London, Inggris, kampus tempat Gibran menimba ilmu sudah tidak lagi bekerja sama dengan Management Development Institute of Singapore (MDIS).

    “MDIS ini peringkat 46 dari 51 kampus di Singapura. Indeks Prestasi Gibran juga cuma 2,5,” kata Roy Suryo.

    Selain itu, Roy Suryo turut menyenggol Gibran saat bersekolah SMA di Solo. 

    “Di SMA Santo Yoseph Solo hanya dua tahun, masuk SMK Kristen di Solo hanya dua tahun, kemudian dia lari ke Singapura,” kata Roy Suryo dalam akun Youtube Bambang Widjojanto dikutip Senin 28 April 2025.

    Dalam riwayat pendidikan yang dimuat website Pemkot Solo, lanjut Roy Suryo, tertulis bahwa Gibran menempuh S2 di University of Technology Sydney (UTS Insearch), Sydney, Australia. Gibran lulus pada 2010.

    “Ternyata dia hanya menempuh program selama enam bulan, dan dia tidak lulus,” kata Roy Suryo.

    Lucunya, sambung Roy Suryo, sertifikasi tidak lulus dari  UTS Insearch itu kemudian dikomparasikan lewat Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, ternyata hanya setara SMK.

    Sebagai informasi, suami Selvi Ananda pernah mengenyam pendidikan setingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) pada tahun 2002 di Orchid Park Secondary School, Singapura. 

    Kemudian pada 2007 Gibran lulus dari Management Development Institute of Singapore (MDIS). Ayah Jan Ethes Srinarendra kemudian melanjutkan studi S2 di University of Technology Sydney (UTS Insearch), Sydney, Australia.

  • Sosok Paulus Pandjaitan, Putra Luhut yang Viral Adang Pembawa Poster Free Aceh – Papua

    Sosok Paulus Pandjaitan, Putra Luhut yang Viral Adang Pembawa Poster Free Aceh – Papua

    GELORA.CO – Letnan Kolonel Kav Paulus Pandjaitan, putra Luhut Binsar Pandjaitan tengah viral di media sosial.

    Dalam sebuah pertemuan pada forum UNPFII (United Nations Permanent Forum on Indigenous Issues) di Gedung PBB, New York, Letkol Kav Paulus Pandjaitan mengadang tiga orang lelaki yang diduga hendak melakukan tindakan provokasi.

    Ketiga lelaki itu rencananya akan menunjukkan poster berisi tulisan Free Aceh, Free Papua dan Free Maluku.

    Poster itu dianggap sebagai bentuk provokasi, hingga Letkol Kav Paulus Pandjaitan melaporkan ketiga pria tersebut pada petugas keamanan yang berdinas di Gedung PBB, New York.

    Dalam video yang beradar di Instagram, tampak seorang petugas wanita mendatangi tiga orang pria yang hendak menunjukkan poster Free Aceh, Free Papua dan Free Maluku.

    Petugas kemudian mengambil poster tersebut, lalu mengingatkan ketiga pria itu sebelum pergi meninggalkan lokasi.

    Setelah video itu beredar, ramai komentar yang mendukung aksi Letkol Kav Paulus Pandjaitan.

    Profil Letkol Kav Paulus Pandjaitan

    Paulus, anak dari Ketua Dewan Energi Nasional Luhut Binsar Pandjaitan, tampaknya memilih jalan hidup yang serupa dengan ayahnya dengan meniti karier di dunia militer.

    Figur Paulus Pandjaitan, putra sulung Menko Luhut, dikenal sebagai seorang perwira TNI yang memiliki pengalaman luas serta berbagai pencapaian dalam dunia militer.

    Nama Luhut Binsar Pandjaitan tentu tidak asing di telinga publik.

    Selain dikenal sebagai Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut juga memiliki latar belakang militer yang kuat.

    Menariknya, sang anak, Paulus Pandjaitan, mengikuti jejak tersebut dan terjun ke bidang yang sama.

    Pria kelahiran 21 Mei 1980 ini memulai karier militernya setelah menyelesaikan pendidikan di Sekolah Perwira Prajurit Karier Tentara Nasional Indonesia pada tahun 2004.

    Dalam perjalanannya, ia telah mengukir banyak pengalaman penting dan menorehkan sejumlah prestasi membanggakan.

    Langkah awal Paulus di dunia militer dimulai saat ia bergabung dengan satuan elite Kopassus, tepatnya di Grup-2 Para Komando sebagai Komandan Peleton.

    Ia kemudian dipercaya memimpin sebagai Komandan Kompi selama lima tahun.

    Setelah itu, ia bertugas selama tujuh tahun di Grup 3/Sandhi Yudha Kopassus, yang juga termasuk dalam unit elit.

    Paulus juga pernah mengambil bagian dalam satuan Tugas Batalyon Mekanik TNI Kontingen Garuda XXIII-B/Unifil pada tahun 2007.

    Tak hanya fokus pada tugas-tugas militer, Paulus juga mengembangkan kapasitas akademiknya.

    Pada tahun 2016, ia menyelesaikan program magister di bidang Policing Intelligence and Counter Terrorism dari Macquarie University, Sydney, Australia.

    Kemudian pada tahun 2019, ia melanjutkan pendidikan militernya di Seskoad yang bekerja sama dengan US Army Commanding General and Staff College.

    Dalam program tersebut, ia lulus bersama dua rekan lainnya, yakni Mayor Inf Alzaki dan Mayor Arm Delli Yudha Adi, dengan catatan prestasi yang sangat membanggakan.

    Dengan kiprahnya, Paulus Pandjaitan menunjukkan bahwa ia mampu meneruskan tradisi keluarga Luhut Pandjaitan dalam dunia militer, khususnya di TNI Angkatan Darat.

    Seiring dengan perjalanan kariernya yang terus meningkat, Paulus sempat menjabat sebagai Komandan Batalyon 32 Grup 3 Kopassus, satu posisi strategis di satuan elite tersebut.

    Pada tahun 2022, ia mengemban tugas baru sebagai Asisten Penasihat Militer Perutusan Tetap Republik Indonesia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa di New York sebuah posisi yang menunjukkan kepercayaan tinggi terhadap kapabilitasnya.

    Sepanjang karier militernya, Paulus telah terlibat dalam berbagai operasi, baik di dalam negeri seperti Papua, maupun di panggung internasional saat ditugaskan dalam misi perdamaian di Kongo.

  • Perlukah Jalan Kaki 10 Ribu Langkah untuk Tetap Bugar-Sehat? Begini Kata Studi

    Perlukah Jalan Kaki 10 Ribu Langkah untuk Tetap Bugar-Sehat? Begini Kata Studi

    Jakarta

    Tim peneliti dari University of Sydney berusaha mencari tahu jumlah langkah jalan kaki ideal yang memberikan manfaat maksimal bagi kesehatan kardiovaskular. Peneliti Matthew Ahmadi bersama timnya menganalisis data dari 72.174 responden UK Biobank, kumpulan data jangka panjang yang dimulai pada 2006 dan dirancang untuk melacak kesehatan peserta hingga setidaknya 30 tahun.

    Dalam studi ini, peserta diminta mengenakan akselerometer di pergelangan tangan selama tujuh hari untuk mengukur tingkat aktivitas fisik mereka. Data yang dikumpulkan mencakup jumlah langkah yang ditempuh serta waktu yang dihabiskan untuk duduk atau minim bergerak.

    Median waktu yang dihabiskan peserta untuk tidak bergerak adalah 10,6 jam per hari. Mereka yang menghabiskan lebih banyak waktu dari angka tersebut dikategorikan memiliki ‘waktu tidak bergerak yang tinggi’.

    Peserta yang kesehatannya buruk dalam dua tahun pertama tidak disertakan dalam penelitian. Dengan demikian, temuan ini hanya berlaku untuk orang-orang yang dinilai sehat setidaknya selama dua tahun pertama.

    Hasilnya, tim menemukan 9.000-10.000 langkah jalan kaki merupakan jumlah optimal yang baik untuk kesehatan. Kebiasaan tersebut menurunkan risiko penyakit kardiovaskular sebesar 21 persen dan risiko kematian 39 persen.

    “Berjalan antara 9.000 dan 10.000 langkah per hari secara optimal menurunkan risiko mortalitas dan kejadian penyakit kardiovaskular di antara peserta yang sangat sedentary (malas gerak),” tulis Ahmadi dikutip dari Science Alert, Sabtu (26/4/2025).

    Terlepas dari durasi kebiasaan ‘mager’ peserta, peneliti menemukan bahwa 50 persen manfaat jalan kaki sudah bisa didapatkan dari jalan 4.000-4.500 langkah per hari. Ini menunjukkan, sekecil apapun aktivitas fisik, tetap memberikan dampak positif pada tubuh.

    “Jumlah langkah per hari di atas acuan 2.200 langkah per hari dikaitkan dengan mortalitas dan risiko kejadian penyakit kardiovaskular yang lebih rendah, untuk waktu sedentary rendah dan tinggi,” tandas tim peneliti.

    (avk/suc)

  • Kartu As China Lawan Perang Dagang AS

    Kartu As China Lawan Perang Dagang AS

    Jakarta

    Perang dagang antara China dengan Amerika Serikat (AS) sudah dimulai. China pun telah menyiapkan kartu as untuk melawan AS.

    Seperti dilansir BBC, perang dagang sudah berlangsung saat Ekspor China ke AS dikenakan tarif sampai 245%, dan Beijing sudah membalas dengan tarif masuk 125% untuk produk impor dari Amerika.

    Konsumen, bisnis, dan pasar bersiap-siap menghadapi ketidakpastian lebih panjang di tengah ancaman resesi global yang semakin nyata.

    Presiden China Xi Jinping berkali-kali bilang bahwa pemerintahannya terbuka buat berdialog. Tapi dia juga memberi peringatan bahwa, jika diperlukan, mereka bakal “berjuang sampai titik darah penghabisan.”

    Ibarat permainan kartu, berikut lima ‘kartu sakti’ atau ‘kartu as’ yang dimiliki Beijing untuk melawan tarif yang dikeluarkan Presiden AS Donald Trump.

    Apa saja kartu yang disiapkan China? Baca berita selengkapnya di sini.

    China Siap Hadapi Resiko

    Lima kartu sakti China hadapi perang dagang dengan AS. (BBC World)

    China adalah ekonomi terbesar kedua di dunia. Artinya, China lebih mampu menahan ‘rasa sakit’ yang ditimbulkan tarif ketimbang negara-negara kecil.

    Dengan jumlah penduduk lebih dari satu miliar jiwa, China memiliki pasar domestik yang besar sehingga sebagian barang-barang ekspor yang terdampak tarif bisa dijual ke pasar domestik.

    Kenyataannya memang tidak semudah itu karena China mengalami penurunan konsumsi. Namun dengan berbagai insentif, mulai dari subsidi untuk peralatan rumah tangga hingga subsidi tiket kereta untuk kaum pensiunan, pemerintah China berharap dapat mendorong tingkat konsumsi.

    Tarif Trump telah memberi Partai Komunis China dorongan yang lebih kuat untuk membuka potensi konsumen negara tersebut.

    Elite partai mungkin “lebih dari siap untuk menanggung rasa sakit daripada menyerah pada yang mereka yakini sebagai agresi AS,” menurut Mary Lovely, pakar perdagangan AS-China di Peterson Institute di Washington D.C., kepada BBC Newshour awal bulan ini.

    Sebagai negara otoriter, China juga memiliki toleransi sakit yang lebih tinggi. Negara juga tidak terlalu pusing dengan opini publik yang cuma sesaat.

    Lagi pula, dalam waktu dekat tidak ada juga pemilu untuk menentukan para pemimpinnya. Tapi tetap saja, keresahan massal bisa jadi kekhawatiran, karena di China merebak ketidakpuasan atas krisis perumahan yang masih berlangsung dan pekerjaan yang semakin sulit.

    Ketidakpastian ekonomi yang disebabkan tarif merupakan pukulan bagi kaum muda yang hanya pernah mengalami kemajuan Tiongkok.

    Partai Komunis China berupaya memainkan kartu nasionalisme untuk membenarkan sikap Beijing yang tidak mau tunduk pada AS dan menerapkan tarif balasan terhadap Washington DC. Media pemerintah menyerukan kepada rakyat agar “menghadapi badai ini bersama-sama”.

    Presiden Xi Jinping mungkin khawatir tetapi, sejauh ini, Beijing telah menyampaikan nada menantang dan percaya diri. Seorang pejabat menegaskan bahwa: “Langit tidak akan runtuh.”

    China Sudah Investasi Buat Masa Depan

    Perang dagang AS-China meningkat, pertumbuhan ekonomi global memburuk. (ABC Australia)

    Di bawah pemerintahan Xi Jinping, China telah berlomba dengan AS untuk mendominasi teknologi.

    Karena itu, China berinvestasi besar pada teknologi dalam negeri, mulai dari energi terbarukan hingga chip dan kecerdasan buatan (AI).

    Contohnya termasuk chatbot DeepSeek, yang dipuji sebagai pesaing tangguh ChatGPT.

    Kemudian BYD, yang mengalahkan Tesla tahun lalu sebagai pembuat kendaraan listrik (EV) terbesar di dunia. Apple juga telah kehilangan pangsa pasarnya di China lantaran pesaing lokal seperti Huawei dan Vivo terus berinovasi.

    Baru-baru ini Beijing mengumumkan rencana untuk menghabiskan lebih dari US$1 triliun selama dekade berikutnya untuk mendukung inovasi di bidang AI.

    Perusahaan-perusahaan AS telah mencoba untuk memindahkan rantai pasokan mereka dari China, tetapi mereka kesulitan menemukan infrastruktur dan tenaga kerja terampil yang sama di tempat lain.

    Produsen China di setiap tahap rantai pasokan telah memberi China kemajuan signifikan yang akan membutuhkan waktu berpuluh tahun untuk ditiru negara lain.

    Keahlian rantai pasokan yang tak tertandingi dan dukungan pemerintah telah menjadikan China sebagai pemain tangguh dalam perang dagang ini. Dalam beberapa hal, Beijing telah mempersiapkan hal ini sejak Trump pertama kali menjabat presiden.

    Pelajaran dari Masa Lalu

    Donald Trump (BBC World)

    Sejak panel surya buatan China dikenai tarif Trump pada 2018 lalu, Beijing mempercepat rencananya untuk masa depan.

    China menggelontorkan miliaran dolar ke dalam program perdagangan dan infrastruktur yang kontroversial, yang lebih dikenal sebagai inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative) untuk menopang hubungan dengan negara-negara berkembang di belahan selatan.

    Perluasan perdagangan dengan Asia Tenggara, Amerika Latin, dan Afrika terjadi ketika China mencoba untuk melepaskan diri dari kendali AS.

    Sebelumnya, petani Amerika memasok 40% dari impor kedelai Chinaangka itu sekarang berkisar di 20%.

    Setelah mengalami perang dagang saat Trump pertama kali menjabat sebagai presiden, Beijing meningkatkan budidaya kedelai di dalam negeri dan membeli panen dalam jumlah besar dari Brasilyang sekarang menjadi pemasok kedelai terbesar ke China.

    “Taktiknya sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui.”

    “Langkah ini tidak cuma menghilangkan pasar tetap para petani Amerika, tapi juga memperkuat ketahanan pangan China,” kata Marina Yue Zhang, profesor di Australia-China Relations Institute, University of Technology Sydney.

    AS Bukan Lagi Pasar Ekspor Terbesar China

    China siap lawan AS. (BBC World)

    Faktanya, China adalah mitra dagang terbesar untuk 60 negara pada tahun 2023hampir dua kali lebih banyak daripada AS.

    China menjadi eksportir terbesar di dunia dan mencatat rekor surplus perdagangan sebesar US$1 triliun pada akhir 2024.

    Itu tidak berarti AS bukan mitra dagang penting bagi China. Namun, kondisi saat ini membuat AS tidak mudah untuk memojokkan China.

    Setelah muncul laporan bahwa Gedung Putih akan menggunakan negosiasi perdagangan bilateral untuk mengisolasi China, Beijing telah memperingatkan negara-negara lain agar tidak “mencapai kesepakatan dengan mengorbankan kepentingan China”.

    Itu akan menjadi pilihan yang mustahil bagi banyak negara.

    “Kita tidak dapat memilih, dan kita tidak akan pernah memilih [antara China dan AS],” kata Menteri Perdagangan Malaysia, Tengku Zafrul Aziz, kepada BBC pekan lalu.

    China Tahu Kelemahan Trump

    Trump kukuh bertahan dengan keputusannya saat harga-harga saham rontok menyusul pengumuman tarifnya pada awal April dan mengibaratkan kenaikan tarif gila-gilaan ini sebagai “pil pahit.”

    Tetapi dia segera banting stir, memberi jeda kenaikan tarif selama 90 hari setelah aksi jual besar-besaran obligasi pemerintah AS.

    Dikenal juga dengan istilah “treasuries”, obligasi ini sejak lama dianggap sebagai investasi yang aman. Tetapi perang dagang telah mengguncang kepercayaan pada aset tersebut.

    Sejak itu, Trump memberi isyarat untuk menurunkan tensi ketegangan perdagangan dengan China, dengan mengatakan bahwa tarif barang-barang China akan “turun secara signifikan, tetapi tidak akan menjadi nol.”

    Dengan begitu, para pengamat menyebut Beijing sekarang tahu bahwa pasar obligasi dapat menggoyahkan Trump.

    China juga memegang obligasi pemerintah AS sebesar US$ 700 miliar.

    Jepang, sekutu setia Amerika, adalah satu-satunya pemegang non-AS yang memiliki jumlah lebih dari itu.

    Beberapa pengamat berpendapat bahwa ini memberi Beijing keuntungan: media China secara teratur mewacanakan gagasan untuk menjual atau menahan pembelian obligasi AS sebagai “senjata”.

    Tetapi para ahli memperingatkan bahwa China bukannya tidak menghadapi konsekuensi dari situasi ini.

    Langkah itu, sebaliknya, akan menyebabkan kerugian besar bagi investasi Beijing di pasar obligasi dan mengacaukan mata uang Yuan China.

    China hanya akan dapat memberikan tekanan dengan obligasi pemerintah AS “hanya sampai titik tertentu”, kata Dr Zhang.

    “China memegang alat tawar-menawar, bukan senjata keuangan.”

    Kendali Atas Unsur Tanah Jarang

    Yang dapat dijadikan senjata oleh China adalah monopoli dalam mengekstraksi dan memurnikan unsur tanah jarang (rare earth elements), yaitu serangkaian elemen yang penting untuk manufaktur teknologi canggih.

    China memiliki cadangan unsur tanah jarang yang besar, seperti disprosium, yang digunakan dalam magnet kendaraan listrik dan turbin angin. Kemudian Yttrium, yang menyediakan lapisan tahan panas untuk mesin jet.

    Beijing telah menanggapi tarif terbaru Trump dengan membatasi ekspor tujuh unsur tanah jarang, termasuk beberapa unsur penting untuk membuat chip AI.

    China menyumbang sekitar 61% produksi unsur tanah jarang dan 92% pemurniannya, menurut perkiraan Badan Energi Internasional (IEA).

    Australia, Jepang, dan Vietnam memang sudah mulai menambang unsur tanah jarang, tapi perlu waktu bertahun-tahun sebelum Tiongkok dapat diputus dari rantai pasokan.

    Pada 2024, Tiongkok melarang ekspor mineral penting lainnya, antimon, yang penting untuk berbagai proses manufaktur. Harganya naik lebih dari dua kali lipat di tengah gelombang kepanikan sejumlah negara dalam mencari pemasok alternatif.

    Kekhawatirannya adalah hal yang sama dapat terjadi pada pasar unsur tanah jarang, yang akan sangat mengganggu berbagai industri mulai dari kendaraan listrik hingga pertahanan.

    “Segala sesuatu yang dapat Anda nyalakan atau matikan kemungkinan besar menggunakan logam tanah jarang,” kata Thomas Kruemmer, direktur Ginger International Trade and Investment, kepada BBC.

    “Dampaknya pada industri pertahanan AS akan sangat besar.”

    Halaman 2 dari 5

    (rdp/rfs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Lima Kartu Sakti China Hadapi Perang Dagang dengan AS

    Lima Kartu Sakti China Hadapi Perang Dagang dengan AS

    Jakarta

    Perang dagang antara dua kekuatan ekonomi terbesar di dunia sedang berlangsung. Ekspor China ke AS dikenakan tarif sampai 245%, dan Beijing sudah membalas dengan tarif masuk 125% untuk produk impor dari Amerika.

    Konsumen, bisnis, dan pasar bersiap-siap menghadapi ketidakpastian lebih panjang di tengah ancaman resesi global yang semakin nyata.

    Presiden China Xi Jinping berkali-kali bilang bahwa pemerintahannya terbuka buat berdialog. Tapi dia juga memberi peringatan bahwa, jika diperlukan, mereka bakal “berjuang sampai titik darah penghabisan.”

    Ibarat permainan kartu, berikut lima ‘kartu sakti’ atau ‘senjata’ yang dimiliki Beijing untuk melawan tarif yang dikeluarkan Presiden AS Donald Trump.

    China mampu hadapi risiko, sampai titik tertentu

    China adalah ekonomi terbesar kedua di dunia. Artinya, China lebih mampu menahan ‘rasa sakit’ yang ditimbulkan tarif ketimbang negara-negara kecil.

    Dengan jumlah penduduk lebih dari satu miliar jiwa, China memiliki pasar domestik yang besar sehingga sebagian barang-barang ekspor yang terdampak tarif bisa dijual ke pasar domestik.

    Kenyataannya memang tidak semudah itu karena China mengalami penurunan konsumsi. Namun dengan berbagai insentif, mulai dari subsidi untuk peralatan rumah tangga hingga subsidi tiket kereta untuk kaum pensiunan, pemerintah China berharap dapat mendorong tingkat konsumsi.

    BBC

    BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    Elite partai mungkin “lebih dari siap untuk menanggung rasa sakit daripada menyerah pada yang mereka yakini sebagai agresi AS,” menurut Mary Lovely, pakar perdagangan AS-China di Peterson Institute di Washington D.C., kepada BBC Newshour awal bulan ini.

    Sebagai negara otoriter, China juga memiliki toleransi sakit yang lebih tinggi. Negara juga tidak terlalu pusing dengan opini publik yang cuma sesaat.

    Lagi pula, dalam waktu dekat tidak ada juga pemilu untuk menentukan para pemimpinnya. Tapi tetap saja, keresahan massal bisa jadi kekhawatiran, karena di China merebak ketidakpuasan atas krisis perumahan yang masih berlangsung dan pekerjaan yang semakin sulit.

    Getty ImagesWashington diprediksi akan sulit membuat China terpojok dalam perang dagang yang sedang bergulir.

    Ketidakpastian ekonomi yang disebabkan tarif merupakan pukulan bagi kaum muda yang hanya pernah mengalami kemajuan Tiongkok.

    Partai Komunis China berupaya memainkan kartu nasionalisme untuk membenarkan sikap Beijing yang tidak mau tunduk pada AS dan menerapkan tarif balasan terhadap Washington DC. Media pemerintah menyerukan kepada rakyat agar “menghadapi badai ini bersama-sama”.

    Presiden Xi Jinping mungkin khawatir tetapi, sejauh ini, Beijing telah menyampaikan nada menantang dan percaya diri. Seorang pejabat menegaskan bahwa: “Langit tidak akan runtuh.”

    China telah berinvestasi untuk masa depan

    Di bawah pemerintahan Xi Jinping, China telah berlomba dengan AS untuk mendominasi teknologi.

    Karena itu, China berinvestasi besar pada teknologi dalam negeri, mulai dari energi terbarukan hingga chip dan kecerdasan buatan (AI).

    Contohnya termasuk chatbot DeepSeek, yang dipuji sebagai pesaing tangguh ChatGPT.

    Kemudian BYD, yang mengalahkan Tesla tahun lalu sebagai pembuat kendaraan listrik (EV) terbesar di dunia. Apple juga telah kehilangan pangsa pasarnya di China lantaran pesaing lokal seperti Huawei dan Vivo terus berinovasi.

    Baru-baru ini Beijing mengumumkan rencana untuk menghabiskan lebih dari US$1 triliun selama dekade berikutnya untuk mendukung inovasi di bidang AI.

    Getty ImagesChina condong pada industri yang sedang berkembang dari kendaraan listrik hingga kecerdasan buatan.

    Perusahaan-perusahaan AS telah mencoba untuk memindahkan rantai pasokan mereka dari China, tetapi mereka kesulitan menemukan infrastruktur dan tenaga kerja terampil yang sama di tempat lain.

    Produsen China di setiap tahap rantai pasokan telah memberi China kemajuan signifikan yang akan membutuhkan waktu berpuluh tahun untuk ditiru negara lain.

    Keahlian rantai pasokan yang tak tertandingi dan dukungan pemerintah telah menjadikan China sebagai pemain tangguh dalam perang dagang ini. Dalam beberapa hal, Beijing telah mempersiapkan hal ini sejak Trump pertama kali menjabat presiden.

    Pelajaran dari masa jabatan pertama Trump

    Sejak panel surya buatan China dikenai tarif Trump pada 2018 lalu, Beijing mempercepat rencananya untuk masa depan.

    China menggelontorkan miliaran dolar ke dalam program perdagangan dan infrastruktur yang kontroversial, yang lebih dikenal sebagai inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative) untuk menopang hubungan dengan negara-negara berkembang di belahan selatan.

    Perluasan perdagangan dengan Asia Tenggara, Amerika Latin, dan Afrika terjadi ketika China mencoba untuk melepaskan diri dari kendali AS.

    Getty ImagesXi baru-baru ini melakukan rangkaian kunjungan diplomatik di Asia Tenggara untuk menopang hubungan dengan mitra dagang utama.

    Sebelumnya, petani Amerika memasok 40% dari impor kedelai Chinaangka itu sekarang berkisar di 20%.

    Setelah mengalami perang dagang saat Trump pertama kali menjabat sebagai presiden, Beijing meningkatkan budidaya kedelai di dalam negeri dan membeli panen dalam jumlah besar dari Brasilyang sekarang menjadi pemasok kedelai terbesar ke China.

    “Taktiknya sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui.”

    “Langkah ini tidak cuma menghilangkan pasar tetap para petani Amerika, tapi juga memperkuat ketahanan pangan China,” kata Marina Yue Zhang, profesor di Australia-China Relations Institute, University of Technology Sydney.

    AS bukan lagi pasar ekspor terbesar China: posisi itu sekarang milik Asia Tenggara.

    Faktanya, China adalah mitra dagang terbesar untuk 60 negara pada tahun 2023hampir dua kali lebih banyak daripada AS.

    Baca juga:

    China menjadi eksportir terbesar di dunia dan mencatat rekor surplus perdagangan sebesar US$1 triliun pada akhir 2024.

    Itu tidak berarti AS bukan mitra dagang penting bagi China. Namun, kondisi saat ini membuat AS tidak mudah untuk memojokkan China.

    Setelah muncul laporan bahwa Gedung Putih akan menggunakan negosiasi perdagangan bilateral untuk mengisolasi China, Beijing telah memperingatkan negara-negara lain agar tidak “mencapai kesepakatan dengan mengorbankan kepentingan China”.

    Itu akan menjadi pilihan yang mustahil bagi banyak negara.

    “Kita tidak dapat memilih, dan kita tidak akan pernah memilih [antara China dan AS],” kata Menteri Perdagangan Malaysia, Tengku Zafrul Aziz, kepada BBC pekan lalu.

    China tahu kelemahan Trump

    Trump kukuh bertahan dengan keputusannya saat harga-harga saham rontok menyusul pengumuman tarifnya pada awal April dan mengibaratkan kenaikan tarif gila-gilaan ini sebagai “pil pahit.”

    Tetapi dia segera banting stir, memberi jeda kenaikan tarif selama 90 hari setelah aksi jual besar-besaran obligasi pemerintah AS.

    Dikenal juga dengan istilah “treasuries”, obligasi ini sejak lama dianggap sebagai investasi yang aman. Tetapi perang dagang telah mengguncang kepercayaan pada aset tersebut.

    Sejak itu, Trump memberi isyarat untuk menurunkan tensi ketegangan perdagangan dengan China, dengan mengatakan bahwa tarif barang-barang China akan “turun secara signifikan, tetapi tidak akan menjadi nol.”

    Getty ImagesPasar obligasi pemerintah AS mengalami aksi jual besar-besaran ketika Trump mengumumkan tarif tinggi di sebagian besar negara-negara.

    Dengan begitu, para pengamat menyebut Beijing sekarang tahu bahwa pasar obligasi dapat menggoyahkan Trump.

    China juga memegang obligasi pemerintah AS sebesar US$ 700 miliar.

    Jepang, sekutu setia Amerika, adalah satu-satunya pemegang non-AS yang memiliki jumlah lebih dari itu.

    Beberapa pengamat berpendapat bahwa ini memberi Beijing keuntungan: media China secara teratur mewacanakan gagasan untuk menjual atau menahan pembelian obligasi AS sebagai “senjata”.

    Baca juga:

    Tetapi para ahli memperingatkan bahwa China bukannya tidak menghadapi konsekuensi dari situasi ini.

    Langkah itu, sebaliknya, akan menyebabkan kerugian besar bagi investasi Beijing di pasar obligasi dan mengacaukan mata uang Yuan China.

    China hanya akan dapat memberikan tekanan dengan obligasi pemerintah AS “hanya sampai titik tertentu”, kata Dr Zhang.

    “China memegang alat tawar-menawar, bukan senjata keuangan.”

    Kendali atas unsur tanah jarang

    Yang dapat dijadikan senjata oleh China adalah monopoli dalam mengekstraksi dan memurnikan unsur tanah jarang (rare earth elements), yaitu serangkaian elemen yang penting untuk manufaktur teknologi canggih.

    China memiliki cadangan unsur tanah jarang yang besar, seperti disprosium, yang digunakan dalam magnet kendaraan listrik dan turbin angin. Kemudian Yttrium, yang menyediakan lapisan tahan panas untuk mesin jet.

    Beijing telah menanggapi tarif terbaru Trump dengan membatasi ekspor tujuh unsur tanah jarang, termasuk beberapa unsur penting untuk membuat chip AI.

    Getty ImagesMineral langka seperti tanah jarang sangat penting untuk pembuatan semikonduktor.

    China menyumbang sekitar 61% produksi unsur tanah jarang dan 92% pemurniannya, menurut perkiraan Badan Energi Internasional (IEA).

    Australia, Jepang, dan Vietnam memang sudah mulai menambang unsur tanah jarang, tapi perlu waktu bertahun-tahun sebelum Tiongkok dapat diputus dari rantai pasokan.

    Pada 2024, Tiongkok melarang ekspor mineral penting lainnya, antimon, yang penting untuk berbagai proses manufaktur. Harganya naik lebih dari dua kali lipat di tengah gelombang kepanikan sejumlah negara dalam mencari pemasok alternatif.

    Kekhawatirannya adalah hal yang sama dapat terjadi pada pasar unsur tanah jarang, yang akan sangat mengganggu berbagai industri mulai dari kendaraan listrik hingga pertahanan.

    “Segala sesuatu yang dapat Anda nyalakan atau matikan kemungkinan besar menggunakan logam tanah jarang,” kata Thomas Kruemmer, direktur Ginger International Trade and Investment, kepada BBC.

    “Dampaknya pada industri pertahanan AS akan sangat besar.”

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Lima Kartu Truf yang Dimiliki China dalam Menghadapi Perang Dagang dengan Amerika Serikat – Halaman all

    Lima Kartu Truf yang Dimiliki China dalam Menghadapi Perang Dagang dengan Amerika Serikat – Halaman all

    Lima Kartu Truf yang Dimiliki Tiongkok dalam Perang Dagang dengan Amerika Serikat

    TRIBUNNEWS.COM- Perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia kini sedang berlangsung gencar.

    Ekspor Tiongkok ke AS menghadapi tarif hingga 245 persen, dan Beijing membalas dengan mengenakan tarif 125% atas impor Amerika. Konsumen, bisnis, dan pasar bersiap menghadapi ketidakpastian lebih lanjut karena kekhawatiran akan resesi global telah meningkat.

    Pemerintah Presiden Tiongkok Xi Jinping telah berulang kali mengatakan bahwa mereka terbuka untuk berdialog, tetapi memperingatkan bahwa, jika perlu, mereka akan “berjuang sampai akhir”.

    Berikut ini sekilas tentang apa yang dimiliki Beijing dalam persenjataannya untuk melawan tarif Presiden AS Donald Trump.

    1. Tiongkok dapat menahan rasa sakit (sampai pada titik tertentu)

    China merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia, yang berarti negara ini dapat menyerap dampak tarif lebih baik daripada negara-negara kecil lainnya.

    Dengan jumlah penduduk lebih dari satu miliar, negara ini juga memiliki pasar domestik yang besar yang dapat meringankan tekanan bagi eksportir yang tengah terpukul akibat tarif.

    Beijing masih kesulitan karena orang-orang China tidak cukup berbelanja . Namun, dengan berbagai insentif, mulai dari subsidi untuk peralatan rumah tangga hingga “kereta perak” untuk pensiunan yang bepergian, hal itu dapat berubah.

    Dan tarif Trump telah memberi Partai Komunis Tiongkok dorongan yang lebih kuat untuk membuka potensi konsumen negara tersebut.

    Para pemimpin mungkin “sangat bersedia menanggung penderitaan untuk menghindari menyerah pada apa yang mereka yakini sebagai agresi AS”, Mary Lovely, pakar perdagangan AS-Tiongkok di Peterson Institute di Washington DC, mengatakan kepada BBC Newshour awal bulan ini.

    China juga memiliki ambang batas yang lebih tinggi terhadap rasa sakit sebagai rezim otoriter, karena tidak terlalu khawatir dengan opini publik jangka pendek. Tidak ada pemilihan umum yang akan menghakimi para pemimpinnya.

    Meski demikian, keresahan tetap menjadi kekhawatiran, terutama karena sudah ada ketidakpuasan atas krisis properti dan hilangnya pekerjaan yang sedang berlangsung.

    Ketidakpastian ekonomi atas tarif adalah pukulan lain bagi generasi muda yang hanya pernah mengenal Tiongkok yang sedang bangkit.

    Partai tersebut telah memanfaatkan sentimen nasionalis untuk membenarkan tarif pembalasannya, sementara media pemerintah menyerukan kepada masyarakat untuk “bersama-sama menghadapi badai”.

    Presiden Xi Jinping mungkin khawatir, tetapi sejauh ini, Beijing telah menunjukkan sikap menantang dan percaya diri. Seorang pejabat meyakinkan negara itu: “Langit tidak akan runtuh.”

     

    2. Tiongkok telah berinvestasi pada masa depan

    China selalu dikenal sebagai pabrik dunia – tetapi telah menggelontorkan miliaran dolar untuk menjadi pabrik yang jauh lebih maju.

    Di bawah Xi, Tiongkok telah bersaing dengan AS untuk mendominasi teknologi.

    Perusahaan ini telah banyak berinvestasi dalam teknologi dalam negeri, mulai dari energi terbarukan, chip hingga AI.

    Contohnya termasuk chatbot DeepSeek, yang dipuji sebagai pesaing tangguh ChatGPT , dan BYD, yang mengalahkan Tesla tahun lalu dan menjadi produsen kendaraan listrik (EV) terbesar di dunia. Apple telah kehilangan pangsa pasarnya yang berharga bagi pesaing lokal seperti Huawei dan Vivo.

    Baru-baru ini Beijing mengumumkan rencana untuk menghabiskan lebih dari $1 triliun selama dekade berikutnya untuk mendukung inovasi dalam AI.

    Perusahaan-perusahaan AS telah mencoba memindahkan rantai pasokan mereka dari China, tetapi mereka kesulitan menemukan skala infrastruktur dan tenaga kerja terampil yang sama di tempat lain.

    Produsen China di setiap tahap rantai pasokan telah memberi negara itu keuntungan selama puluhan tahun yang membutuhkan waktu untuk ditiru.

    Keahlian rantai pasokan yang tak tertandingi dan dukungan pemerintah telah menjadikan China musuh yang tangguh dalam perang dagang ini – dalam beberapa hal, Beijing telah mempersiapkan hal ini sejak masa jabatan Trump sebelumnya.

    3. Pelajaran dari Trump 1.0

    Sejak tarif Trump menghantam panel surya China pada tahun 2018, Beijing mempercepat rencananya untuk masa depan di luar tatanan dunia yang dipimpin AS.

    Negara ini telah menggelontorkan miliaran dolar ke dalam program perdagangan dan infrastruktur yang kontroversial , yang lebih dikenal sebagai inisiatif Sabuk dan Jalan, untuk memperkuat hubungan dengan negara-negara yang disebut sebagai Negara-negara Selatan.

    Perluasan perdagangan dengan Asia Tenggara, Amerika Latin, dan Afrika terjadi saat Tiongkok mencoba melepaskan diri dari AS.

    Petani Amerika pernah memasok 40% kedelai impor China – angka itu kini mencapai 20%. Setelah perang dagang terakhir, Beijing meningkatkan budidaya kedelai di dalam negeri dan membeli hasil panen dalam jumlah besar dari Brasil, yang kini menjadi pemasok kedelai terbesarnya.

    “Taktik ini membunuh dua burung dengan satu batu. Taktik ini merampas pasar pertanian Amerika yang dulunya merupakan pasar tertutup dan memoles reputasi ketahanan pangan China,” kata Marina Yue Zhang, profesor madya di Institut Hubungan Australia-China, University of Technology Sydney.

    AS bukan lagi pasar ekspor terbesar China: posisi itu kini menjadi milik Asia Tenggara. Faktanya, China adalah mitra dagang terbesar bagi 60 negara pada tahun 2023 – hampir dua kali lipat dari AS. Sebagai eksportir terbesar di dunia, China membukukan rekor surplus sebesar $1 triliun pada akhir tahun 2024.

    Itu tidak berarti AS, ekonomi terbesar di dunia, bukan mitra dagang penting bagi China. Namun, itu berarti tidak akan mudah bagi Washington untuk memojokkan China.

    Menyusul laporan bahwa Gedung Putih akan menggunakan negosiasi perdagangan bilateral untuk mengisolasi Tiongkok, Beijing telah memperingatkan negara-negara agar tidak “mencapai kesepakatan dengan mengorbankan kepentingan Tiongkok”.

    Itu akan menjadi pilihan yang mustahil bagi sebagian besar dunia.

    “Kami tidak bisa memilih, dan kami tidak akan pernah memilih [antara China dan AS],” kata Menteri Perdagangan Malaysia Tengku Zafrul Aziz kepada BBC minggu lalu.

     

    4. Tiongkok kini tahu kapan Trump akan mengalah

    Trump tetap teguh pada pendiriannya saat saham anjlok menyusul pengumuman tarif besar-besarannya di awal April, dan menyamakan pungutannya yang mengejutkan itu dengan “obat”.

    Namun, ia mengambil langkah balik, menghentikan sebagian besar tarif tersebut selama 90 hari setelah penjualan besar-besaran obligasi pemerintah AS. Obligasi pemerintah AS yang juga dikenal sebagai Treasury telah lama dianggap sebagai investasi yang aman. Namun, perang dagang telah mengguncang kepercayaan terhadap aset tersebut.

    Trump sejak itu mengisyaratkan adanya de-eskalasi dalam ketegangan perdagangan dengan Tiongkok, dengan mengatakan bahwa tarif pada barang-barang Tiongkok akan “turun secara substansial, tetapi tidak akan menjadi nol”.

    Jadi, para ahli menunjukkan, Beijing sekarang tahu bahwa pasar obligasi dapat mengguncang Trump.

    Tiongkok juga memegang obligasi pemerintah AS senilai $700 miliar. Jepang, sekutu setia Amerika, adalah satu-satunya pemegang obligasi non-AS yang memiliki lebih dari jumlah tersebut.

    Beberapa pihak berpendapat bahwa hal ini memberi pengaruh bagi Beijing: media Tiongkok secara teratur melontarkan gagasan menjual atau menahan pembelian obligasi AS sebagai “senjata”.

    Namun para ahli memperingatkan bahwa China tidak akan keluar tanpa cedera dari situasi seperti itu.

    Sebaliknya, hal itu akan menyebabkan kerugian besar bagi investasi Beijing di pasar obligasi dan mengganggu stabilitas yuan Tiongkok.

    Dr Zhang mengatakan Tiongkok hanya akan mampu memberikan tekanan dengan obligasi pemerintah AS “hanya sampai pada titik tertentu.” “Tiongkok memegang alat tawar-menawar, bukan senjata finansial.”

     

    5. Cengkeraman pada tanah jarang

    Namun, apa yang dapat dijadikan senjata oleh Tiongkok adalah monopoli dalam mengekstraksi dan memurnikan tanah jarang, berbagai elemen penting untuk manufaktur teknologi canggih.

    China memiliki cadangan besar logam-logam ini, seperti disprosium, yang digunakan dalam magnet di kendaraan listrik dan turbin angin, dan Yttrium, yang menyediakan lapisan tahan panas untuk mesin jet.

    Beijing telah menanggapi tarif terbaru Trump dengan membatasi ekspor tujuh tanah jarang, termasuk beberapa yang penting untuk membuat chip AI.

    China menyumbang sekitar 61% produksi tanah jarang dan 92% pemurniannya, menurut perkiraan Badan Energi Internasional (IEA).

    Sementara Australia, Jepang, dan Vietnam telah mulai menambang tanah jarang, perlu waktu bertahun-tahun sebelum China dapat dikeluarkan dari rantai pasokan.

    Pada tahun 2024, Tiongkok melarang ekspor mineral penting lainnya, antimon, yang sangat penting untuk berbagai proses produksi. Harganya naik lebih dari dua kali lipat di tengah gelombang pembelian panik dan pencarian pemasok alternatif.

    Kekhawatirannya adalah hal serupa dapat terjadi pada pasar tanah jarang, yang akan sangat mengganggu berbagai industri mulai dari kendaraan listrik hingga pertahanan.

    “Segala sesuatu yang dapat Anda nyalakan atau matikan kemungkinan besar menggunakan logam tanah jarang,” kata Thomas Kruemmer, direktur Perdagangan dan Investasi Internasional Ginger, kepada BBC sebelumnya.

    “Dampaknya terhadap industri pertahanan AS akan sangat besar.”

     

     

    SUMBER: BBC

  • Ombak Besar Hantam Negara Tetangga RI di Libur Paskah, 5 Orang Tewas

    Ombak Besar Hantam Negara Tetangga RI di Libur Paskah, 5 Orang Tewas

    Jakarta, CNBC Indonesia – Lima orang tewas setelah ombak besar melanda sebagian wilayah Australia pada awal libur Paskah. Selain itu, dua lainnya hilang di lepas pantai negara bagian New South Wales dan Victoria.

    Mengutip BBC.com, pada hari Sabtu, jasad seorang pria ditemukan di perairan dekat Tathra di selatan New South Wales. Peristiwa ini terjadi sehari setelah seorang nelayan berusia 58 tahun dan dua pria lainnya ditemukan tewas dalam insiden terpisah di negara bagian tersebut.

    Tim penyelamat tengah mencari seorang pria yang tersapu ke air dekat Sydney. Pada hari Jumat, seorang wanita tenggelam dan seorang pria hilang setelah kelompok mereka tersapu ke laut di San Remo, Victoria.

    “Salah satu wanita berhasil kembali ke pantai tetapi wanita lain dan pria tersebut tidak berhasil,” kata polisi Victoria, dikutip Minggu (20/4/2025).

    Adapun Perdana Menteri Victoria Jacinta Allan mengatakan hal ini menandai “awal yang buruk” untuk akhir pekan Paskah.

    “Pikiran saya tertuju pada keluarga seseorang yang telah kehilangan nyawa dalam situasi tragis seperti itu, dan mungkin akan ada berita yang lebih menyedihkan lagi yang akan datang,” katanya.

    Bukan cuma itu, negara bagian timur Australia telah dihantam oleh gelombang berbahaya. Kepala lembaga amal Surf Life Saving Australia, Adam Weir, menyarankan para wisatawan untuk mengunjungi pantai-pantai yang dipatroli setelah data mereka menunjukkan 630 orang tenggelam di pantai-pantai yang tidak dipatroli dalam 10 tahun terakhir.

    “Namun, lokasi pesisir ini dapat menghadirkan bahaya, sebagian dapat Anda lihat dan sebagian tidak, itulah sebabnya kami memiliki saran sederhana: Berhenti, Lihat, Tetap Hidup,” pungkas Weir.

    (tep/wur)

  • Kemenlu Bantah Rencana Rusia Bangun Pangkalan Militer di Papua

    Kemenlu Bantah Rencana Rusia Bangun Pangkalan Militer di Papua

    Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) angkat bicara terkait kabar rencana Rusia untuk membuka pangkalan militer di Papua, Indonesia. 

    Juru bicara Kemenlu RI Rolliansyah Soemirat mengatakan pihaknya belum pernah mendengar permintaan semacam itu dari Rusia.

    Dia juga mengatakan, kabar tersebut dapat dikonfirmasi lebih lanjut pada kementerian atau instansi terkait. 

    “Kami belum pernah mendengar mengenai permintaan Rusia untuk menempatkan pesawatnya di pangkalan udara milik Indonesia di wilayah Papua,” katanya dalam keterangan resmi, Rabu (16/4/2025).

    Secara terpisah, Wakil Menteri Luar Negeri Arif Havas Oegroseno menuturkan sejauh ini, kebijakan luar negeri RI tidak memberikan adanya penempatan aset-aset militer asing di Indonesia. Arif menegaskan, kebijakan politik luar negeri bebas aktif Indonesia juga menyebut Indonesia tidak bergabung dalam blok militer manapun. 

    “Politik luar negeri kita kan jelas, bebas aktif. Kalau kerja sama militer atau latihan bersama itu banyak,” dalam diskusi CSIS “70th Anniversary of the Asian-African Conference di Jakarta pada Rabu (16/4/2025). 

    Sebagai informasi, media pertahanan internasional, Janes, melaporkan bahwa Rusia secara resmi mengajukan permintaan kepada pemerintah Indonesia untuk menempatkan pesawat jarak jauhnya milik Russian Aerospace Forces (VKS) di Lanud Manuhua.

    Disebutkan bahwa permintaan tersebut disampaikan dalam pertemuan antara Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin dengan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia pada Februari 2025 lalu. Adapun, isu ini juga turut menjadi pembahasan di media The Sydney Morning Herald.

  • Rusia Minta Bangun Pangkalan Militer di RI, PDIP: Langgar Konstitusi!

    Rusia Minta Bangun Pangkalan Militer di RI, PDIP: Langgar Konstitusi!

    Bisnis.com, JAKARTA — Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan (PDIP) TB Hasanuddin menekankan dirinya menolak rencana pendirian pangkalan militer asing di wilayah Indonesia. 

    Pernyataannya ini dia ungkapkan guna merespons laporan media internasional yang menyebut Rusia meminta Indonesia untuk menjadikan Lanud Manuha di Biak, Papua sebagai lokasi pangkalan pesawat-pesawat militer Rusia.

    Menurut TB, pendirian pangkalan militer asing di wilayah Indonesia merupakan pelanggaran terhadap konstitusi dan bertentangan dengan prinsip politik luar negeri bebas aktif. Sebab itu, dia berharap pemerintah tidak mengabulkan permintaan Rusia itu.

    “Konstitusi kita dan berbagai peraturan perundang-undangan secara tegas melarang keberadaan pangkalan militer asing. Hal ini bukan hanya soal hukum, tetapi menyangkut prinsip kedaulatan nasional dan arah politik luar negeri kita,” tegas purnawirawan TNI tersebut dalam keterangan resmi yang dikutip Selasa (15/4/2025).

    Dia turut mengingatkan bahwa politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif artinya bebas dari pengaruh blok manapun dan aktif menjaga perdamaian dunia. 

    Maka demikian, bila permintaan Rusia dituruti berarti menentang semangat tersebut. Kemudian juga dapat menyeret Indonesia dalam percaturan geopolitik yang kontraproduktif dengan perdamaian dunia.

    “Selain itu, kepentingan nasional kita lebih utama ketimbang ikut campur dalam situasi yang berpotensi meningkatkan intensitas konflik antar kekuatan-kekuatan besar,” jelas TB.

    Lebih jauh, dia juga menyinggung keberadaan pangkalan militer asing terkhusus di kawasan Asia Tenggara berpotensi memicu ketegangan antar anggota Asean. 

    “Kita harus berhati-hati. Stabilitas kawasan lebih penting daripada kepentingan sempit negara tertentu. ASEAN dibangun atas dasar kerja sama dan kepercayaan, bukan persaingan kekuatan militer,” pungkasnya.

    Sebagai informasi, media pertahanan internasional, Janes, melaporkan bahwa Rusia secara resmi mengajukan permintaan kepada pemerintah Indonesia untuk menempatkan pesawat jarak jauhnya milik Russian Aerospace Forces (VKS) di Lanud Manuhua.

    Disebutkan bahwa permintaan tersebut disampaikan dalam pertemuan antara Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin dengan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia pada Februari 2025 lalu. Adapun, isu ini juga turut menjadi pembahasan di media The Sydney Morning Herald.

  • Gaji WHV di Australia berapa? Bisa Nabung Banyak di Indonesia

    Gaji WHV di Australia berapa? Bisa Nabung Banyak di Indonesia

    PIKIRAN RAKYAT – Program Working Holiday Visa (WHV) Australia makin populer di kalangan Gen Z Indonesia. Banyak yang menjadikannya sebagai jalan untuk mencari pengalaman internasional, belajar hidup mandiri, sekaligus berburu cuan dalam mata uang asing. Bahkan, ada yang bilang penghasilan WHV bisa ngalahin gaji anggota DPR. Tapi benarkah demikian?

    Berikut ulasan lengkap dan faktual mengenai potensi penghasilan WHV di Australia tahun 2025, termasuk konversinya ke rupiah dan tips agar bisa menabung banyak saat kembali ke tanah air.

    Apa Itu WHV Australia dan Mengapa Jadi Incaran?

    Working Holiday Visa (WHV) adalah visa khusus yang memberi kesempatan bagi anak muda dari berbagai negara, termasuk Indonesia, untuk bekerja dan berlibur di Australia selama satu tahun.

    Program ini bisa diperpanjang hingga tiga tahun jika memenuhi sejumlah syarat, seperti menyelesaikan pekerjaan tertentu di wilayah regional Australia. Program WHV memberi peluang untuk:

    Bekerja sambil berlibur Mendapat pengalaman internasional Mengasah kemampuan bahasa Inggris Menabung dalam mata uang asing (AUD)

    Bagi banyak pemuda, WHV adalah kombinasi ideal antara petualangan, eksplorasi budaya, dan penghasilan besar. Tak heran jika program ini selalu ramai peminat setiap tahunnya.

    Syarat WHV Australia 2025

    Beberapa syarat dasar WHV untuk warga Indonesia:

    Berusia 18–30 tahun Punya paspor yang masih berlaku Memiliki dana minimal AUD 5.000 (setara lebih dari Rp50 juta) Lulus syarat kesehatan dan karakter Mendapat Letter of Support dari pemerintah Belum pernah ikut WHV Australia sebelumnya (kecuali untuk perpanjangan) Gaji WHV Australia 2025: Benar Lebih Besar dari Gaji DPR?

    Gaji minimum nasional Australia pada tahun 2025 diperkirakan tetap berkisar di angka AUD 23 per jam. Jika dikonversi ke rupiah dengan kurs AUD 1 = Rp10.600, maka:

    AUD 23 setara Rp243.800 per jam.

    Dengan jam kerja standar 38–40 jam per minggu, maka rata-rata penghasilan per bulan adalah:

    AUD 3.500 – 4.000 = Rp37 juta – Rp42 juta per bulan.

    Sementara itu, total gaji dan tunjangan anggota DPR RI diperkirakan berkisar di angka Rp66 juta – Rp80 juta per bulan. Artinya, WHV bisa menghasilkan penghasilan yang setara, bahkan lebih besar dalam kondisi tertentu.

    Banyak pekerja WHV yang bisa meraup gaji AUD 6.000 – 8.000 per bulan (Rp63 juta – Rp84 juta), terutama mereka yang:

    Bekerja di sektor konstruksi atau pertambangan Mengambil shift malam dan lembur Menjalani kerja fisik dengan insentif tinggi Berada di lokasi dengan kekurangan tenaga kerja Pekerjaan Favorit WHV dan Kisaran Gajinya

    Hospitality

    Gaji rata-rata: AUD 23 – 30 per jam Chef berpengalaman: hingga AUD 35 per jam Bartender: sekitar AUD 28 per jam

    Konstruksi

    Gaji dasar: mulai dari AUD 30 per jam Spesialis teknis: bisa capai AUD 50 per jam

    Perkebunan (Farm Work)

    Gaji: mulai AUD 25,41 per jam Bisa berbasis hasil panen (piece rate)

    Industri Pertambangan (FIFO)

    Cleaner: AUD 29 – 36 per jam Fasilitas makan & akomodasi biasanya ditanggung perusahaan

    Pekerjaan Kantoran (Admin)

    Gaji: AUD 25 – 40 per jam Umumnya tersedia di kota besar seperti Sydney atau Melbourne Potongan Pajak dan Superannuation

    Penghasilan WHV dikenai pajak penghasilan sebesar 15% hingga AUD 45.000 per tahun. Jika penghasilan melebihi batas itu, maka akan dikenakan tarif progresif yang lebih tinggi.

    Selain itu, ada kontribusi superannuation (dana pensiun) sebesar 11% dari gaji kotor yang disetorkan oleh pemberi kerja. Dana ini bisa diklaim saat kembali ke Indonesia, meskipun akan dipotong pajak tambahan.

    Biaya Hidup di Australia

    Walau gajinya besar, biaya hidup di Australia juga tinggi. Perkiraan biaya hidup per bulan:

    Akomodasi: AUD 150 – 250 per minggu Makanan: AUD 70 – 150 per minggu Transportasi: AUD 30 – 50 per minggu Kebutuhan lainnya: AUD 50 – 100 per minggu Total biaya hidup: sekitar AUD 1.200 – 1.800 per bulan (Rp12,7 juta – Rp19 juta). Sisanya bisa ditabung, apalagi jika gaya hidup hemat diterapkan. Tips Maksimalkan Gaji WHV Ambil Shift Malam atau Akhir Pekan Bayaran bisa naik 1,5 kali lipat karena penalty rates. Pilih Lokasi dan Waktu Strategis Lokasi regional atau musim panen bisa memberi bonus lebih tinggi. Kerja Lebih dari Satu Pekerjaan Banyak WHV yang punya dua pekerjaan untuk meningkatkan penghasilan. Hemat di Tempat Tinggal dan Makan Masak sendiri dan tinggal di share house bisa memangkas pengeluaran besar. WHV vs Gaji DPR: Siapa Lebih Untung?

    Jika dilihat dari nominal bersih yang bisa ditabung, WHV Australia sangat kompetitif. Bahkan, dalam beberapa bulan kerja intensif, tabungan WHV bisa melampaui gaji DPR bulanan.

    Bedanya, pekerjaan DPR bersifat permanen selama lima tahun, sedangkan WHV bersifat sementara dan fisiknya cukup melelahkan. Namun, WHV memberi nilai tambah berupa:

    Pengalaman internasional Peningkatan kemampuan bahasa Jejak kerja di luar negeri yang bisa memperkuat CV Peluang koneksi global Bisa Nabung Banyak dengan WHV Australia

    Gaji WHV di Australia memang bisa menyamai bahkan melampaui gaji anggota DPR Indonesia, terutama bagi yang tekun dan pintar memanfaatkan peluang. Jika mampu mengelola keuangan dengan bijak dan memilih pekerjaan strategis, bukan mustahil WHV menjadi jalan cepat untuk menabung ratusan juta rupiah dalam waktu singkat.

    WHV bukan sekadar program kerja singkat—ini adalah investasi pengalaman hidup dan finansial. Dengan modal IELTS, persiapan mental, dan fisik yang kuat, peluang cuan besar dari Australia bisa jadi kenyataan.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News