Alasan Pemkab Lumajang Pilih Motor PCX untuk Operasional Kades, Bisa Dipakai Ibu-ibu PKK
Tim Redaksi
LUMAJANG, KOMPAS.com
– Pemerintah Kabupaten
Lumajang
, Jawa Timur, memberi alasan mengapa memilih motor
Honda PCX
sebagai
kendaraan operasional
kepala desa.
Sebelumnya diberitakan, Pemkab Lumajang berencana membeli 198 unit motor Honda PCX yang akan dibagikan ke seluruh kepala desa yang ada di Lumajang.
Anggaran yang dibutuhkan untuk membeli ratusan motor ini diperkirakan antara Rp 6,7 miliar- Rp 7,9 miliar.
Rencananya, pendanaannya menggunakan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) APBD 2024 yang diperkirakan mencapai Rp 50 miliar.
Wakil Bupati Lumajang Yudha Adji Kusuma mengatakan, pemilihan jenis kendaraan operasional berupa Honda PCX merupakan usulan dari kepala desa.
Alasannya, motor
matic
bisa digunakan oleh semua kalangan, termasuk ibu-ibu penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK).
“Alasannya kepala desa agar bisa digunakan oleh ibu penggerak PKK karena kepala desa
kan
juga dibantu ibu kepala desa untuk menggerakkan PKK.”
“Jadi kepala desa memilih PCX supaya bisa memberikan manfaat maksimal,” kata Yudha di Kantor Bupati Lumajang, Rabu (16/4/2025) kemarin.
Ada pun, kendaraan operasional desa yang saat ini adalah motor sport jenis Honda MegaPro. Kendaraan ini identik ditunggangi oleh pria.
Yudha menyebut, tidak semua kepala desa di Lumajang laki-laki. Menurut dia, banyak kepala desa saat ini dijabat oleh kaum perempuan, termasuk perangkat desa.
Sehingga, pemilihan motor
matic
ini dirasa tepat untuk digunakan sebagai kendaraan operasional desa.
“Jadi supaya bisa digunakan
bareng-bareng
, bisa
Pak
kades,
Bu
kades, ada juga
kan
sekdes dan perangkat desa yang perempuan,” sambung dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Surabaya
-
/data/photo/2025/04/17/6800531b543f5.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Alasan Pemkab Lumajang Pilih Motor PCX untuk Operasional Kades, Bisa Dipakai Ibu-ibu PKK Surabaya 17 April 2025
-
/data/photo/2025/04/17/68004d2e8c5cc.png?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kamis Pagi, Gunung Semeru 3 Kali Meletus, Semburan Kolom Abu 900 Meter Surabaya 17 April 2025
Kamis Pagi, Gunung Semeru 3 Kali Meletus, Semburan Kolom Abu 900 Meter
Tim Redaksi
LUMAJANG, KOMPAS.com
–
Gunung Semeru
di Kabupaten
Lumajang
, Jawa Timur, kembali mengalami erupsi pada Kamis (17/4/2025).
Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur melaporkan bahwa Gunung Semeru mengalami tiga kali letusan sejak pukul 00.00 hingga 07.30 WIB.
Erupsi pertama terjadi pada pukul 04.07 WIB dengan letusan kolom abu berintensitas sedang setinggi 700 meter di atas puncak kawah, mengarah ke selatan dan barat daya.
Disusul pada pukul 05.45 WIB, Gunung Semeru kembali mengalami erupsi berupa kolom abu berintensitas sedang dengan tinggi 800 meter yang mengarah ke utara.
Terbaru, Gunung Semeru kembali mengalami erupsi pada pukul 06.10 WIB dengan semburan abu vulkanik berintensitas tebal setinggi 900 meter yang mengarah ke timur laut.
“Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Kamis, 17 April 2025 pukul 06.10 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 900 meter di atas puncak,” tulis petugas PPGA Semeru, Sigit Rian Alfian, dalam keterangan tertulis.
Sebelumnya, pada Rabu (16/4/2025) pukul 00.00-24.00 WIB, Pos Pemantauan Gunung Api (PPGA) Semeru melaporkan erupsi berupa letusan sebanyak 61 kali.
Namun, beberapa erupsi yang terjadi tidak dapat teramati secara visual karena Gunung Semeru tertutup kabut.
Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang, Yudhi Cahyono mengatakan, saat ini status aktivitas Gunung Semeru berada di level II atau waspada.
Meski begitu, ia mengimbau warga untuk tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh delapan kilometer dari puncak.
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga dilarang melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
Terlebih, saat ini sekitar Gunung Semeru kerap diguyur hujan lebat yang berisiko menimbulkan banjir lahar.
“Waspada terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru,” sebut dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/04/17/68004db2055dc.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Ayah dan Anak Tewas dalam Kebakaran di Kedung Rukem Surabaya Surabaya 17 April 2025
Ayah dan Anak Tewas dalam Kebakaran di Kedung Rukem Surabaya
Editor
SURABAYA, KOMPAS.com
– Seorang ayah dan anak meninggal dunia dalam kebakaran yang melanda rumah tiga lantai di wilayah Jalan Kedung Rukem, Kota Surabaya, Kamis (17/4/2025) dini hari.
Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Surabaya Laksita Rini mengatakan, keduanya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia di dua titik berbeda.
“Ayahnya berinisial W (69) ditemukan di anak tangga antara lantai satu dan dua, sementara sang anak berinisial SR (36) ditemukan di depan kamar lantai dua,” kata Laksita Rini di Surabaya, Kamis.
Saat kejadian, lima penghuni berada di dalam rumah, dan tiga lainnya berhasil menyelamatkan diri dengan melompat ke bangunan tetangga dari atap lantai dua.
Menurut laporan, korban laki-laki diketahui dalam kondisi sakit dan tidur di lantai satu, diduga kesulitan menyelamatkan diri saat api mulai membesar.
Jenazah kedua korban, lanjutnya, telah dievakuasi ke RS Bhayangkara Polda Jatim oleh tim dari Dinas Sosial dan PMI, bersama tim Inafis Polrestabes Surabaya.
Ada 15 unit mobil pemadam kebakaran yang dikerahkan ke lokasi tempat kejadian, terdiri dari armada tempur dan tim penyelamat.
“Api berhasil dipadamkan pada pukul 01.37 WIB, dan proses pembasahan selesai pukul 03.05 WIB,” ucap dia, seperti dilansir
Kantor Berita Antara
.
Pihaknya menduga api berasal dari lantai satu yang difungsikan sebagai tempat usaha, yakni toko kelontong, penjualan elpiji, air isi ulang, dan makanan beku.
Hal tersebut diperkuat karena area usaha penjualan elpiji dan air isi ulang menjadi titik terbakar paling parah.
Sementara, untuk lantai dua terdampak sekitar 50 persen, sedangkan lantai tiga tidak terkena kobaran api.
Rini menambahkan, selain menelan dua korban jiwa, kebakaran juga menghanguskan dua sepeda motor yang terparkir di dalam rumah dan ratusan dagangan dari keluarga tersebut.
“Penyebab kebakaran masih dalam penyelidikan. Kami imbau masyarakat lebih berhati-hati, terutama dalam menyimpan bahan mudah terbakar di rumah,” tutur dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Ngawi, Magetan, dan Ponorogo Berpotensi Diguyur Hujan pada Kamis 17 April 2025
Surabaya (beritajatim.com) – Cuaca di sejumlah wilayah Jawa Timur diprediksi akan didominasi oleh hujan ringan hingga sedang pada Kamis, 17 April 2025. Tiga daerah yang perlu mewaspadai perubahan cuaca ini adalah Ngawi, Magetan, dan Ponorogo.
Prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S.Tr., menyampaikan bahwa ketiga wilayah ini akan mengalami pola cuaca yang berbeda namun tetap perlu diantisipasi oleh masyarakat yang hendak beraktivitas di luar ruangan.
Di Ngawi, hujan ringan diperkirakan akan turun sejak pagi hari, tepatnya pukul 06.00 WIB. Setelah itu, langit akan berubah menjadi berawan mulai pukul 09.00 WIB hingga siang hari. Namun, kondisi ini tidak bertahan lama.
“Hujan ringan diperkirakan kembali mengguyur Ngawi pada pukul 15.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB,” ujar Oky pada Rabu (16/4).
Pada malam harinya, langit Ngawi diprediksi akan kembali berawan. Suhu udara di wilayah ini berkisar antara 23 hingga 31 derajat Celcius, dengan kelembaban yang cukup tinggi, yakni 69 hingga 98 persen.
Sementara itu, Magetan akan mengalami hujan dengan intensitas yang lebih tinggi pada pagi hari.
“Hujan sedang diprediksi turun pada pagi hari sebelum cuaca berubah menjadi berawan hingga sore,” tambahnya.
Meski demikian, pada pukul 18.00 WIB, hujan ringan kembali akan turun di wilayah ini, lalu disusul kondisi berawan mulai pukul 21.00 WIB. Suhu di Magetan berada di rentang 22 hingga 28 derajat Celcius, dengan kelembaban 75 hingga 97 persen dan angin bertiup dari arah Utara dengan kecepatan 8,3 km/jam.
Berbeda dengan wilayah lainnya, Ponorogo diprediksi akan mengalami cuaca berawan hampir sepanjang hari. Mulai dari pukul 06.00 WIB hingga malam hari pukul 21.00 WIB, langit diperkirakan tetap mendung.
Meski begitu, hujan ringan sempat turun pada pukul 18.00 WIB. Suhu udara di Ponorogo berkisar antara 23 hingga 30 derajat Celcius, dengan kelembaban cukup tinggi, yakni 69 hingga 99 persen.
Dengan kondisi cuaca yang tidak menentu, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap mempersiapkan diri, terutama yang memiliki kegiatan di luar ruangan. Payung atau jas hujan menjadi perlengkapan penting yang perlu dibawa untuk mengantisipasi hujan di pagi dan sore hari. (mnd/ian)
-

Pekerjaan Pasutri yang Habiskan Rp50 Juta demi Pesta Ultah Kucing Selama 2 Hari, Undang 12 Biduan – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM – Pasangan suami istri (pasutri) di Banyuwangi, Jawa Timur, rela merogoh kocek hingga Rp50 juta demi ulang tahun (ultah) kucing peliharaan.
Pesta itu berlangsung meriah selama dua hari di Desa Kluncing, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, Sabtu dan Minggu (12-13 April 2025).
Pasutri yang menggelar pesta untuk kucing peliharaannya itu yakni Indrawati dan Bokiyanto.
Mereka mendatangkan orkes dangdut dengan 12 biduan, arak-arakan, dan kesenian jaranan.
Sang suami diketahui bekerja sebagai pedagang.
Meski bukan tergolong kaya raya, pasangan tersebut termasuk keluarga mampu di lingkungan tempat tinggalnya.
Adapun tiga kucing yang berulang tahun itu diberi nama Cipak, Cipung, dan Ciko.
“Kisarannya Rp50 juta,” kata Indrawati kepada SuryaMalang.com.
Uang itu dipakai untuk arak-arakan kucing saat awal pesta pada Sabtu pagi.
Selain itu, juga untuk menggelar elektone dan mengundang para penyanyi lokal hingga Surabaya yang dilaksanakan Sabtu malam.
Terakhir, mereka menggelar pertunjukkan jaranan pada Minggu pagi.
Indrawati mengatakan, pesta ulang tahun tersebut merupakan nazarnya ketika pertama kali bertemu dengan ketiga kucing itu.
“Saya menemukan kucing ini dari bayi, di depan rumah saya. Saya ambil pagi-pagi.”
“Saat itu saya nazar, kalau kucingnya laki semua, saya akan sunatkan (kebiri) dan saya tanggapin pesta ulang tahun sampai usia 2 tahun,” terangnya.
Indrawati menuturkan, alasan kuatnya menggelar pesta lantaran teramat sayang dengan binatang peliharaannya itu.
“Saya sayang mereka, sayang sekali sama kucing-kucing ini,” terangnya.
Agar pesta ini semakin meriah, Indrawati dan suami membuat poster pesta yang berisi ajakan kepada masyarakat untuk datang dan menyaksikan pesta tersebut.
Tak pelak, pesta itu diserbu masyarakat yang antusias menikmati berbagai pertunjukan dalam pesta selama dua hari.
Dia berharap, pesta yang digelar keluarganya dapat memberikan manfaat bagi masyarakat di desanya, khususnya pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
“Harapan saya desa juga maju, tetangga dapat pemasukan dagang kecil-kecilan.
Lebih dari itu, ia juga berharap ketiga kucingnya merasa bahagia dengan pesta yang ia gelar.
Sebagian artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Sosok Pasutri di Banyuwangi Rela Habiskan Rp 50 Juta untuk Gelar Pesta Ulang Tahun Kucing-kucingnya
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, SuryaMalang.com/Aflahul Abidin)
-

Waspadai Hujan dan Kabut! Ini Prakiraan Cuaca Madiun dan Pacitan Kamis, 17 April 2025
Surabaya (beritajatim.com) – Memasuki pertengahan April, kondisi cuaca di beberapa wilayah Jawa Timur tampaknya masih cukup dinamis. Berdasarkan laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda, prakirawan Oky Sukma Hakim, S.Tr., menyampaikan bahwa wilayah Kabupaten Madiun, Kota Madiun, dan Pacitan akan mengalami cuaca yang bervariasi pada Kamis, 17 April 2025.
Di Kota Madiun, hujan ringan diprediksi turun sejak pagi hari sekitar pukul 06.00 WIB. Setelah itu, cuaca akan cenderung stabil dengan langit berawan dari pukul 09.00 WIB hingga malam hari.
Suhu udara di kota ini diperkirakan berkisar antara 23 hingga 31 derajat Celcius, dengan kelembaban udara yang cukup tinggi, yakni antara 66 hingga 97 persen. Kecepatan angin tercatat berasal dari arah Barat Laut dengan kekuatan 8,1 km/jam.
“Warga Madiun sebaiknya membawa payung jika beraktivitas sejak pagi, karena hujan ringan berpotensi turun sebelum matahari terbit sempurna,” ujar Oky saat diwawancarai pada Rabu malam (16/4).
Sementara itu, kondisi cuaca di Kabupaten Madiun diprediksi tidak jauh berbeda. Hujan ringan juga akan mengawali hari, disusul dengan cuaca berawan yang bertahan hingga malam. Namun, suhu udara di wilayah kabupaten cenderung sedikit lebih sejuk dengan kisaran antara 23 hingga 29 derajat Celcius.
Kelembaban udara juga cukup tinggi, berkisar antara 75 sampai 98 persen, dan angin bertiup dari arah yang sama yaitu Barat Laut dengan kecepatan 8,4 km/jam.
Berbeda dengan wilayah Madiun, cuaca di Pacitan tampak lebih bervariasi. Menurut prakiraan BMKG, langit Pacitan akan diwarnai oleh kilatan petir pada pukul 06.00 WIB. Menjelang siang, kondisi beralih menjadi berawan hingga sekitar pukul 12.00 WIB. Namun, saat sore hari sekitar pukul 15.00 WIB, kabut diprediksi menyelimuti wilayah tersebut hingga pukul 18.00 WIB, sebelum akhirnya langit kembali berawan pada malam hari.
Dengan suhu udara antara 22 hingga 28 derajat Celcius, Pacitan akan mengalami kelembaban udara cukup tinggi, yakni antara 72 sampai 98 persen. Kecepatan angin relatif tenang, hanya sekitar 4,6 km/jam dari arah Barat Laut.
“Kabut di sore hari perlu diantisipasi, terutama bagi pengendara yang melewati jalur pegunungan atau perbukitan,” tambahnya.
Secara umum, masyarakat dihimbau untuk selalu memperhatikan prakiraan cuaca harian dan menyesuaikan rencana aktivitas dengan kondisi yang ada. Meskipun hujan tidak berlangsung sepanjang hari, namun potensi perubahan cuaca bisa terjadi dengan cepat. Tetap waspada dan siapkan perlengkapan yang sesuai, agar aktivitas harian tetap berjalan lancar. (mnd/ian)
-

Kecelakaan Tol Ngawi, Avanza Tabrak Truk Tronton, 3 Orang Tewas
Ngawi (beritajatim.com) – Sebuah kecelakaan maut terjadi di Jalan Tol Ngawi, Jawa Timur, tepatnya di Kilometer 549, Desa Kedungharjo, Kecamatan Mantingan, Kabupaten Ngawi, pada Rabu malam, 16 April 2025, sekitar pukul 22.45 WIB. Insiden tragis ini melibatkan sebuah mobil Toyota Avanza dan sebuah truk tronton bermuatan jagung.
Akibat kecelakaan, tiga orang dinyatakan tewas di lokasi kejadian. Korban terdiri dari pengemudi mobil dan dua penumpangnya. Mereka adalah Mat Romli (30), pengemudi mobil, Achmad Dahlan (28), dan Zaini (28), yang semuanya merupakan warga Desa Bajrasokah, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang, Madura.
Sementara itu, dua penumpang lainnya mengalami luka-luka dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit Widodo Ngawi guna mendapatkan perawatan medis.
“Korban meninggal tiga orang, dua lainnya luka. Kejadiannya saya ditabrak dari belakang,” ujar Erwin Yulianto, sopir truk tronton berusia 36 tahun asal Kalimantan Selatan, yang mengendarai truk bermuatan jagung tersebut.
Menurut keterangan pihak kepolisian, kecelakaan terjadi saat Toyota Avanza melaju dari arah Surabaya menuju Solo. Diduga pengemudi mobil mengantuk dan kehilangan konsentrasi, sehingga menabrak bagian belakang truk tronton yang melaju searah di depannya.
“Kedua kendaraan sama-sama dari arah timur, sesampainya di lokasi mobil menabrak belakang truk. Seluruh korban sudah dibawa ke rumah sakit, penyebab masih dalam penyelidikan,” ungkap IPTU Parsidi, Kanit Gakkum Satlantas Polres Ngawi.
Ketiga jenazah korban tewas dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soeroto Ngawi menggunakan ambulans milik Jasa Marga. Sementara dua korban luka hingga kini masih menjalani perawatan intensif.
Usai kejadian, aparat kepolisian langsung melakukan olah TKP dan mengamankan kedua kendaraan yang terlibat ke Kantor Unit Gakkum Satlantas Polres Ngawi. Sopir truk juga telah diamankan untuk dimintai keterangan lebih lanjut guna menyelidiki penyebab pasti kecelakaan.
Peristiwa ini menjadi pengingat penting bagi para pengemudi agar senantiasa menjaga kondisi tubuh saat berkendara, terutama di malam hari, guna menghindari kecelakaan fatal di jalan tol. [fiq/but]
-

Posko Angkutan Lebaran Bandara I Gusti Ngurah Rai lancar dan aman
Sumber foto: Eko Sulestyono/elshinta.com.
Posko Angkutan Lebaran Bandara I Gusti Ngurah Rai lancar dan aman
Dalam Negeri
Editor: Sigit Kurniawan
Rabu, 16 April 2025 – 21:07 WIBElshinta.com – Libur panjang Idulfitri 2025/1446 Hijriah atau libur Lebaran telah berakhir, PT Angkasa Pura Indonesia Bandara I Gusti Ngurah Rai resmi mengakhiri operasional posko monitoring angkutan Lebaran (Posko Lebaran), Senin, 14 April 2025.
Selama pelaksanaan posko yang berlangsung 22 hari, yaitu sejak 21 Maret 2025 hingga 11 April 2025 operasional Bandara I Gusti Ngurah Rai berlangsung aman, lancar dan terkendali.
General Manager (GM) Bandara I Gusti Ngurah Rai, Ahmad Syaugi Shahab saat memimpin apel penutupan posko di terminal kedatangan domestik, menyampaikan secara keseluruhan pelayanan jasa kebandarudaraan pada periode posko berjalan aman, tertib, dan lancar.
“Kami bersyukur seluruh aspek dapat terpenuhi, mulai dari keamanan dan keselamatan penerbangan, serta pelayanan kepada penumpang. Walau sempat dihadapkan pada kondisi cuaca yang kurang baik khususnya bagi keselamatan penerbangan, tetapi semua dapat tertangani dan dilalui dengan lancar,” kata General Manager (GM) Bandara I Gusti Ngurah Rai, Ahmad Syaugi Shahab, Rabu (16/4).
Menurutnya keberhasilan ini tentu saja dapat dicapai berkat dukungan penuh semua pihak, terutama stakeholder bandara yang telah melaksanakan tugas dan perannya dengan penuh dedikasi dan profesional.
“Koordinasi lintas instansi juga berjalan dengan sangat efektif sehingga setiap tantangan dapat terselesaikan dengan cepat dan tepat,” ucap Syaugi seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Eko Sulestyono, Rabu (16/4).
Selama periode posko Lebaran, Bandara I Gusti Ngurah Rai mencatat telah melayani 8.259 pergerakan pesawat. Dari keseluruhan data penerbangan tersebut, terbagi atas 4.132 kedatangan dan 4.127 keberangkatan.
Sedangkan jumlah lalu lintas penumpang hingga penutupan posko sebanyak 1.381.759 orang, yang terdiri atas 703.112 penumpang datang dan 678.647 penumpang berangkat.
Dari angka tersebut, maka selama libur Lebaran rata-rata dalam sehari telah terlayani 375 penerbangan dan 62.807 penumpang,
Sebagai perbandingan, rata-rata harian penerbangan yang dilayani pada triwulan pertama (Januari – Maret) tahun 2025, yaitu 363 pergerakan pesawat dan 57.870 pergerakan penumpang
Sehingga terdapat peningkatan volume trafik di Bandara I Gusti Ngurah Rai saat angkutan Lebaran yakni 3,42 persen untuk pergerakan pesawat dan 8,63 persen pertumbuhan pergerakan penumpang.
Berdasarkan hasil rekapitulasi tim Posko Angkutan Lebaran, puncak lalu lintas tertinggi sebelum Lebaran terjadi pada H-3 yaitu 26 Maret 2025 dengan total 420 pergerakan pesawat yang membawa 73.550 penumpang.
“Untuk puncak arus balik, sesuai prediksi kami terjadi di akhir-akhir masa libur panjang, yaitu 441 pergerakan pesawat pada 5 April 2025 dan jumlah tertinggi penumpang di tanggal 6 April 2025, yakni tembus 80.337 orang,” tegasnya.
Adapun lima trafik tertinggi penerbangan maupun penumpang pada periode posko Lebaran kali ini adalah rute dari dan menuju Jakarta (Cengkareng) dengan total 1.589 penerbangan dan 247.899 penumpang; tujuan Singapura 794 penerbangan dengan 161.281.
Kemudian penumpang; tujuan Kuala lumpur sebanyak 587 penerbangan dan 93.723 penumpang; Surabaya 511 penerbangan dengan 89.589 penumpang; dan Perth 408 penerbangan yang membawa 58.431 penumpang.
“Kami ucapkan terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada seluruh stakeholder bandara yang bersama-sama menyukseskan layanan angkutan udara periode Lebaran,” tambahnya.
“Tentu saja koordinasi dan komunikasi yang sudah berjalan dengan baik ini akan tetap dilanjutkan agar operasional dan pelayanan di Bandara I Gusti Ngurah Rai dapat terus terjaga,” pungkasnya.
Sumber : Radio Elshinta
-

Pererat Hubungan Budaya dan Toleransi, Konjen Amerika Serikat ke Maha Vihara Mojopahit Mojokerto
Mojokerto (beritajatim.com) – Dalam upaya mempererat hubungan budaya dan toleransi antar umat beragama antara Amerika Serikat dan Indonesia, Konsul Jenderal (Konjen) Amerika Serikat di Surabaya, Christopher Green melakukan kunjungan kerja ke Maha Vihara Mojopahit di Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.
Christopher disambut oleh pengurus dan diajak berkeliling komplek Maha Vihara Majapahit serta patung Buddha tidur terbesar di Indonesia. Usai berkeliling rombongan makan siang dengan suguhan masakan khas Maha Vihara Majapahit dan mendengarkan penjelasan dari pengurus tentang sejarah dan peran penting Maha Vihara Majapahit.
Konjen Amerika Serikat, Christopher Green mengatakan, ia berkeliling di Jawa Timur untuk belajar dan memahami budaya dan toleransi di Indonesia karena Amerika Serikat dan Indonesia sama-sama memiliki keragaman budaya. “Dan ini tempat yang penting bagi umat Buddha baik di Jawa Timur maupun di seluruh Indonesia,” ungkapnya, Rabu (16/4/2025).
Menurutnya, dengan kunjungan tersebut ia dan tim belajar banyak tentang budaya dan toleransi di Indonesia. Menurutnya, Amerika Serikat dan Indonesia adalah negara yang mirip, beragam dan merayakan keberagamannya. Ia merasa senang dengan sambutan pengurus Maha Vihara Majapahit yang ramah.
Sementara, Ketua Yayasan Lumbini Maha Vihara Mojopahit, Rudi Budiman berharap agar kunjungan tersebut menjadi awal dari kolaborasi yang lebih luas. Baik dalam bidang kebudayaan, pendidikan, maupun pariwisata. Menurutnya, Maha Vhihara Mojopahit terbuka untuk semua masyarakat, termasuk tamu tamu luar negeri yang memiliki kesamaan secara politik.
“Kami siap menerima tamu dari manapun termasuk tamu mancanegara. Bawasanya kami sangat terbuka untuk semua tamu asalkan sesuai dengan Pancasila serta memiliki kesamaan politik dengan Indonesia,” tegasnya.
Sebelumnya, rombongan Konjen Amerika Serikat melakukan kunjungan kerja ke Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) di Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang. Usai mengunjungi tempat suci umat Buddha di Maha Vihara Majapahit, rombongan Konjen Amerika Serikat kembali ke Surabaya. [tin/ian]
-

Sengketa Lahan Pulosari Surabaya, Saksi Nyatakan Tanah Berstatus Eigendom Verponding
Surabaya (beritajatim.com) – Sidang sengketa lahan warga Pulosari dengan PT Patra Jasa yang saat ini bergulir di PN Surabaya menghadirkan saksi Krisno Hadi Wibowo. Krisno adalah pensiunan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang pernah menjabat sebagai Lurah Gunungsari mulai Februari 2017 sampai Desember 2021.
Kuasa hukum warga Pulosari selaku penggugat yakni Ananta Rangkugo pun bertanya kepada Krisno Hadi Wibowo tentang status tanah seluas enam hektar tersebut. Pertanyaan, apakah tercatat di Kelurahan Gunungsari.
Krisno Hadi Wibowo menjelaskan, berdasarkan informasi yang ia terima dari salah satu staf Kelurahan Gunungsari, bahwa tanah seluas 60 ribu meter persegi lebih itu memang tercatat di buku desa.
“Yang tercatat di buku warkah, tanah seluas enam hektar itu bukan milik PT. Patra Jasa. Disini dijelaskan bahwa status tanah tersebut adalah eigendom verponding,” ungkap Krisno Hadi Wibowo.
Usai mendengar penjelasan Krisno Hadi Wibowo ini, Ananta Rangkugo kembali bertanya, lalu bagaimana PT. Patra Jasa bisa mengklaim bahwa tanah itu adalah miliknya?
Krisno Hadi Wibowo lantas menjelaskan, beberapa saat setelah ia diangkat sebagai Lurah Gunungsari, ada perwakilan dari PT. Patra Jasa yang mengaku sebagai kuasa hukum PT. Patra Jasa yang menerangkan dengan membawa dokumen berupa bukti kepemilikan yang sah yaitu Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) nomor 134.
Selain melihat langsung dokumen berupa SHGB ini, di dalam persidangan, Krisno Hadi Wibowo di muka persidangan juga mengaku membaca isi SHGB itu.
Hal lain yang juga ingin diungkap tim kuasa hukum 44 warga Pulosari ini adalah tentang sosialisasi yang dilakukan PT. Patra Jasa pada Agustus 2017.
“Bagaimana PT. Patra Jasa menyampaikan sosialisasinya kepada warga yang hadir pada saat itu?,” tanya Ananta Ramgkugo kepada Krisno Hadi Wibowo.
Lebih lanjut Krisno menjawab, PT. Patra Jasa ketika itu menyatakan sebagai pemilik tanah yang sah berdasarkan Putusan PN Surabaya.
“Karena sebagai pemilik lahan yang sah berdasarkan putusan pengadilan, PT. Patra Jasa lalu menghimbau kepada warga yang menempati lahan tersebut untuk segera melakukan pengosongan, karena akan dilakukan eksekusi,” papar Krisno Hadi Wibowo.
Lalu, bagaimana pihaknya sebagaimana yang tertera dalam putusan pengadilan itu? Apakah Krisno Hadi Wibowo melihat nama-nama yang ada dalam putusan itu sebagai pihak yang dimohonkan dalam eksekusi?
ASN yang memangku jabatan sebagai Lurah sejak 2008 ini terlihat kebingungan. Krisno hanya mengatakan hanya melihat adanya putusan dari pengadilan.
Krisno Hadi Wibowo semakin terlihat panik dan kebingungan ketika tim kuasa hukum 44 warga Pulosari lainnya mengejarnya dengan pertanyaan.
“Saksi di awal bilang kalau datang di acara sosialisasi yang dilakukan PT. Patra Jasa. Bahkan saksi bisa memastikan jika warga Gunungsari Bukit 1 sampai 12 yang datang 30 orang,” tanya Ananta Rangkugo.
Mendapat pertanyaan ini, secara tiba-tiba, Krisno Hadi Wibowo pun menyangkalnya. Begitu juga dengan jumlah warga yang hadir yaitu 30 orang. Secara tegas Krisno membantah tidak pernah mengucapkan ini di muka persidangan.
“Tidak. Saya tidak bilang 30 orang. Untuk warga yang hadir di acara sosialisasi itu jumlahnya 100 orang,” tegas Krisno Hadi Wibowo.
Jawaban Krisno Hadi ini membuat beberapa warga yang menghadiri persidangan langsung bereaksi. Secara bersama-sama warga ini langsung membantah pernyataan Krisno Hadi.
Warga tetap bersikukuh jika diawal persidangan, Krisno Hadi Wibowo mengatakan bahwa jumlah warga yang hadir diacara sosialisasi itu sebanyak 30 orang.
Berkaitan dengan kesaksian Krisno Hadi Wibowo di awal persidangan yang menjelaskan bahwa yang datang diacara sosialisasi itu adalah warganya, yaitu warga Gunungsari yang menempati lahan Gunungsari Bukit 1 hingga 12, juga dipertanyakan kuasa hukum 44 warga Pulosari yang dalam perkara ini sebagai penggugat.
“Mereka yang datang diacara sosialisasi itu warga bapak kan? Warga Gunungsari yang menempati lahan Gunungsari Bukit 1 sampai 12?,” tanya Ananta Rangkugo.
Krisno Hadi hanya bisa terdiam dan berfikir sejenak. Diamnya Krisno ini akhirnya memancing teriakan warga yang memadati ruang persidangan.
Setelah berfikir sejenak, Krisno Hadi lalu menjawab bahwa yang ikut sosialisasi itu adalah warga yang menempati Gunungsari Bukit 1 sampai 12.
Lalu, siapa warga yang dimaksud ini? Apakah mereka itu adalah warga Gunungsari? Krisno Hadi kembali menerangkan bahwa sebagian warga yang menempati lahan tersebut adalah warga yang mempunyai identitas Gunungsari. Sebagian lagi tidak memiliki identitas.
Kesaksian ini menjadi makin menarik bagi kuasa hukum 44 warga Pulosari. Mengapa? Diawal persidangan, Krisno Hadi Wibowo menjelaskan bahwa semua warga yang menempati lahan seluas enam hektar yang berada di Gunungsari Bukit 1 sampai 12 tidak memiliki KTP dan KK.
Jikalau ada warga yang mempunyai identitas, mereka itu hanya meminjam identitas, menggunakan identitas lain.
Krisno Hadi Wibowo akhirnya menyerah dan memberikan pernyataan tidak bisa menjawab saat kuasa hukum 44 warga Pulosari bertanya tentang status kependudukan warga yang menempati lahan yang diklaim milik PT. Patra Jasa tersebut.
“Lalu mereka yang menempati lahan seluas enam hektar itu apakah warga bapak yang ketika itu sebagai Lurah Gunungsari atau penduduk liar?,” tanya Ananta Rangkugo.
Masalah kepemilikan IMB juga menjadi bahan pertanyaan yang dilontarkan tim kuasa hukum 44 warga Pulosari kepada Krisno Hadi Wibowo.
Kepada Krisno Hadi Wibowo, salah satu kuasa hukum 44 warga Pulosari pun bertanya, sejak kapan Krisno Hadi mengetahui bahwa bangunan-bangunan yang berdiri diatas lahan itu tidak memiliki IMB? Krisno pun menjawab sejak ia diangkat sebagai Lurah Gunungsari.
“Lalu, ketika saksi mengetahui jika bangunan-bangunan itu tidak ber-IMB, mengapa saksi yang ketika itu menjabat sebagai Lurah Gunungsari tidak melakukan teguran, atau bahkan membongkar bangunan tersebut?,” tanya Ananta Rangkugo.
Masalah eksekusi juga menjadi bahan pertanyaan untuk saksi dari kuasa hukum warga Pulosari. Krisno Hadi Wibowo yang mengaku hadir dan melihat langsung proses eksekusi rumah-rumah yang berdiri diatas lahan seluas enam hektar itu lalu mendapat pertanyaan, apakah rumah-rumah yang hanya bertanda “X” saja yang dirobohkan dengan menggunakan alat excavator atau rumah-rumah yang tidak ada tanda “X” tetap dirobohkan? Anehnya, saksi menjawab tidak mengetahui secara detail.
Dipersidangan ini, di depan majelis hakim, Krisno Hadi Wibowo mendapat peringatan dari kuasa hukum warga Pulosari 44.
Peringatan itu diberikan karena Krisno Hadi Wibowo dianggap berbohong di depan persidangan. Jika saksi ini terus berbohong, tim kuasa hukum warga Pulosari akan mendesak majelis hakim untuk memprosesnya dengan tuduhan memberikan keterangan palsu.
Dugaan memberikan keterangan palsu itu karena di awal persidangan Krisno Hadi Wibowo menyampaikan adanya undangan dari PT. Patra Jasa untuk para warga terkait dengan sosialisasi rencana eksekusi, pemberian taliasih dan pemberitahuan kepada warga bahwa lahan yang ditempati ini adalah milik PT. Patra Jasa.
Setelah diperingatkan, akhirnya Krisno Hadi Wibowo mengaku tidak melihat sendiri adanya undangan dalam bentuk fisik untuk warga.
Krisno Hadi Wibowo sebagai saksi semakin terdesak ketika Luvino Siji Samora bertanya berkaitan dengan SHGB yang ditunjukkan kuasa hukum PT. Patra Jasa yang menemuinya di bulan April 2017.
“Saksi ingat nomer SHGB-nya? Saksi juga ingat berapa luasan lahan milik PT. Patra Jasa sebagaimana dituliskan dalam SHGB tersebut?,” tanya Luvino Siji Samora.
Untuk nomer SHGB, saksi Krisno Hadi Wibowo menjawab SHGB nomor 134. Dan luasnya 145 ribu meter persegi lebih.
Namun, setelah mendapat peringatan dari kuasa hukum warga Pulosari dan ketua majelis, Krisno Hadi Wibowo akhirnya meralat pernyataannya menjadi tidak ingat.
Masalah nomor SHGB dan berapa luasan tanah sebagaimana yang disebutkan di SHGB bukanlah satu-satunya peringatan yang diberikan kepada Krisno Hadi sebagai saksi.
Krisno Hadi kembali mendapat peringatan ketika Luvino Siji Samora salah satu kuasa hukum warga menanyakan masalah masa berlaku SHGB PT. Patra Jasa.
“Jika saksi tidak tahu sampai berapa tahun SHGB yang dimiliki PT. Patra Jasa, bagaimana saksi meyakini jika tanah yang menjadi obyek eksekusi tersebut adalah milik PT. Patra Jasa?,” tanya Luvino Siji Samora.
Berkaitan dengan rumah warga yang diberi tanda “X” dimana pada pernyataan di awal persidangan, saksi mengatakan bahwa rumah yang dirobohkan adalah yang bertanda “X”.
Untuk warga penerima taliasih jumlahnya 139 orang. Dan 139 orang ini rumahnya diberi tanda “X”. Yang menjadi pertanyaan kuasa hukum penggugat adalah apakah saksi Krisno Hadi menghitung bahwa ada 139 rumah yang diberi tanda “X”.
Karena kebingungan dan tidak bisa menjawab pertanyaan kuasa hukum penggugat, saksi Krisno Hadi Wibowo akhirnya mengakui bahwa ia hanya mendapat informasi tanpa melakukan pengecekan dan penghitungan sendiri. [uci/but]