kab/kota: Surabaya

  • Pramono bersama Megawati tanam mangrove di Jakarta Utara

    Pramono bersama Megawati tanam mangrove di Jakarta Utara

    Gubenur DKI Jakarta, Pramono Anung bersama Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri menanam bibit mangrove di kawasan Hutan Lindung Angke Kapuk, Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara pada Minggu (20/4/2025). ANTARA.HO-Pemprov DKI Jakarta

    Pramono bersama Megawati tanam mangrove di Jakarta Utara
    Dalam Negeri   
    Editor: Widodo   
    Minggu, 20 April 2025 – 17:53 WIB

    Elshinta.com – Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung bersama Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri menanam bibit mangrove (bakau) di kawasan Hutan Lindung Angke Kapuk, Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara pada Minggu.

    Hadir bersama kedua tokoh ini Ikatan Alumni SMAN 1 Jakarta (IKA Boedoet), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Satuan Komando Pasukan Katak (SatKopaska). 

    “Upaya meningkatkan penghijauan mendapat dukungan dari Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional, Megawati Soekarnoputri,” kata Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung di Jakarta, Minggu.

    Menurut Pramono kegiatan menanam mangrove harus rutin dilakukan oleh seluruh unsur masyarakat, bukan hanya dari para alumni yang tergabung dalam IKA Boedoet.

    “Ibu Mega mempunyai perhatian khusus terhadap hutan lindung Mangrove di Jakarta, bahkan di Bali maupun Surabaya,” kata dia.

    Ia mengatakan  Megawati Soekarnoputri meminta kegiatan ini bisa terus dilanjutkan dan keterlibatan dirinya tidak hanya ikatan alumni tetapi seluruh SMA juga ikut melihat fasilitas yang dimiliki Pemprov DKI Jakarta ini.

    Pramono juga mengapresiasi langkah yang dilakukan Ikatan Keluarga Alumni Boedoet yang menggelar reuni dengan 7.500 bibit mangrove.

    “Secara khusus saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Chairul Tanjung dan teman-teman IKA Boedoet yang mana reuni ini sangat kreatif dengan menanam mangrove,” kata dia

    Sementara itu, Ketua Umum Ikatan Alumni SMA Negeri 1 Jakarta, Chairul Tanjung mengatakan bahwa kegiatan menanam mangrove ini menjadi salah satu rangkaian acara reuni akbar SMAN 1 Jakarta pada 26 April mendatang.

    “Insyaallah, Sabtu mendatang kami akan mengadakan reuni akbar. Ada banyak kegiatan pendahuluan, salah satunya dengan menanam mangrove ini,” ungkapnya.

    Menurutnya, menanam mangrove mempunyai dampak yang luar yang biasa, mulai dari segi ekologis, sosial maupun ekonomi.

    Selain itu, tanaman mangrove juga dapat mencegah abrasi laut, erosi, serta menyuburkan hayati ekosistem kelautan.

    “Tanaman mangrove ini juga berguna untuk penyerapan karbondioksida (CO2) yang maksimal. Sehingga, penanaman mangrove sangat didukung dunia dalam mitigasi perubahan iklim,” bebernya.

    Ia menambahkan penanaman mangrove juga dapat meningkatkan ekonomi sosial bagi masyarakat setempat.

    Diri ya berharap kegiatan dari IKA Boedoet ini dapat menjadi contoh bagi masyarakat maupun komunitas untuk melakukan penanaman mangrove.

    “Terima kasih atas kerjasama Pemprov DKI dan BRIN dalam kegiatan hari ini. Mudah-mudahan kegiatan ini menjadi budaya yang baik untuk masyarakat kita,” kata dia.

    Sumber : Antara

  • Gen Z Surabaya Tetap Kenal Kartini, Sekolah Jadi Benteng Pelestarian Semangat Emansipasi

    Gen Z Surabaya Tetap Kenal Kartini, Sekolah Jadi Benteng Pelestarian Semangat Emansipasi

    Surabaya (beritajatim.com) – Di tengah gempuran teknologi dan derasnya arus informasi, sosok Raden Ajeng Kartini dan peringatan Hari Kartini pada 21 April ternyata masih melekat di benak generasi muda,

    khususnya Generasi Z (Gen Z) di Surabaya dan sekitarnya. Survei terbatas yang dilakukan StatsMe dalam tujuh hari, melibatkan 109 responden yang tersebar di Pulau Jawa dan Sulawesi, dengan mayoritas (sekitar 80 persen) berasal dari Jawa Timur, menunjukkan hal tersebut.

    Survei yang menyasar langsung Gen Z ini bertujuan untuk melihat bagaimana generasi yang tumbuh di era digital ini memandang ketokohan RA Kartini dan relevansi Hari Kartini di tengah isu-isu modern seperti *gender equality*, *gender equity*, feminisme, dan *independent women*.

    Hasilnya cukup menggembirakan. Sebanyak 82,57 persen responden masih mengingat bahwa 21 April diperingati sebagai Hari Kartini. Bahkan, RA Kartini hingga kini masih identik dengan emansipasi. Namun, makna emansipasi di mata Gen Z Surabaya telah mengalami pergeseran. Jika dulu identik dengan kesetaraan akses pendidikan, kini maknanya meluas.

    “Hari-hari ini, makna emansipasi saat ini sudah bergeser menjadi lebih luas. Tidak hanya tentang kesetaraan akses di dunia pendidikan,” terang Direktur StatsMe Lussi Agustin pada Sabtu (19/4).

    Sebanyak 58 persen responden mengaitkan emansipasi dengan konsep kesetaraan gender. Sementara, 18 persen responden lainnya menilai emansipasi sebagai kebebasan dan kemandirian perempuan untuk menentukan jalan hidupnya sendiri, baik dalam pendidikan, karier, maupun peran dalam keluarga dan masyarakat. Sebanyak 24 persen responden masih menganggap emansipasi erat kaitannya dengan perjuangan perempuan, selaras dengan jejak langkah RA Kartini.

    **Sekolah Memainkan Peran Sentral**

    Survei juga mengungkap bahwa sekolah memiliki peran yang sangat signifikan dalam melestarikan semangat Kartini di kalangan Gen Z. Sebanyak 64,22 persen responden menilai ketokohan RA Kartini sebagai pejuang emansipasi perempuan Indonesia sangat berpengaruh, dan 32,11 persen lainnya menyebut berpengaruh.

    Menariknya, Gen Z menyatakan bahwa sekolah menjadi sumber utama informasi dan pengetahuan tentang RA Kartini. Peringatan Hari Kartini pun masih dominan dilakukan di lingkungan pendidikan. “Rupanya, segala bentuk peringatan maupun perayaan yang sifatnya seremonial, seperti memakai baju adat pada tanggal 21 April atau perlombaan Hari Kartini, penting bagi generasi muda. Buktinya, hal-hal yang seremonial itulah yang justru membuat mereka selalu ingat pada RA Kartini dan ingat bahwa 21 April adalah Hari Kartini,” papar Lussi.

    Sebanyak 63 persen responden menyebut sekolah sebagai tempat terakhir kali mereka memperingati Hari Kartini. Menurut Lussi, hal ini menunjukkan bahwa sekolah-sekolah di berbagai wilayah, termasuk Surabaya dan sekitarnya, masih rutin menggelar peringatan Hari Kartini.

    Tantangan Kesetaraan Gender Masih Nyata

    Meskipun semangat Kartini masih terjaga, survei StatsMe juga menyoroti bahwa mewujudkan kesetaraan hak antara perempuan dan laki-laki masih menjadi pekerjaan rumah besar di Indonesia. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan Indeks Ketimpangan Gender (IKG) mengalami penurunan tipis sebesar 0,012 poin menjadi 0,447 pada 2024, namun angka ini masih menunjukkan adanya ketidaksetaraan.

    Responden survei mengungkapkan bahwa budaya patriarki menjadi tantangan utama bagi perempuan dalam mencapai kesetaraan gender (52,29 persen). “Ada banyak sekali anggapan miring terhadap perempuan dalam masyarakat akibat budaya patriarki yang kental. Ini tentunya sangat disayangkan,” ungkap Lussi. Ia mencontohkan anggapan bahwa pendidikan perempuan tidak terlalu penting, atau anggapan bahwa perempuan mandiri secara finansial akan merendahkan laki-laki.

    Selain budaya patriarki, kesenjangan dalam kesempatan kerja dan karier juga menjadi hambatan serius (36,7 persen). Hal ini terlihat dalam peluang promosi, ketimpangan upah, dan stereotip negatif terhadap kemampuan perempuan di sektor tertentu. “Itu membuat perempuan harus bekerja lebih keras untuk mendapatkan pengakuan dan posisi yang sama dengan laki-laki,” tandas Lussi.

    Lussi menekankan perlunya partisipasi aktif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan masyarakat, serta konsistensi dalam upaya untuk mengubah pandangan dan struktur sosial yang menghambat kesetaraan gender.[rea]

  • Kisruh Penahanan Ijazah Karyawan Jan Hwa Diana, Khofifah Janji Fasilitasi Penerbitan Ulang Ijazah – Halaman all

    Kisruh Penahanan Ijazah Karyawan Jan Hwa Diana, Khofifah Janji Fasilitasi Penerbitan Ulang Ijazah – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menanggapi soal kisruh penahanan ijazah yang dilakukan oleh pemilik usaha UD Sentoso Seal, Jan Hwa Diana.

    Khofifah menyebut pihaknya akan memfasilitasi penerbitan ulang ijazah milik pekerja yang ditahan oleh perusahaan, khususnya untuk jenjang pendidikan SMA/SMK yang menjadi kewenangan Pemprov Jatim.

    Menurut Khofifah, penahanan ijazah oleh perusahaan adalah tindakan yang tidak bisa dibenarkan secara hukum.

    Selain itu, penahanan ijazah juga bertentangan dengan Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Jawa Timur Nomor 8 Tahun 2016.

    Atas dasar itu, Khofifah pun berjanji Pemprov Jatim akan menuntaskan masalah penahanan ijazah ini.

    “Saya pastikan Pemprov Jawa Timur akan menuntaskan permasalahan ini. Ijazah adalah dokumen penting yang sesuai aturan hukum tidak boleh ditahan, termasuk oleh perusahaan tempat karyawan bekerja,” kata Khofifah dilansir Kompas.com, Minggu (20/4/2025).

    Lebih lanjut Khofifah menyebut, Disnaker Jatim juga telah berkoordinasi dengan Posko Pengaduan Kota Surabaya dan akan memanggil pelapor pada Senin (21/4/2025) untuk mengklarifikasi data demi keperluan penerbitan ulang ijazah.

    Namun penerbitan ulang ijazah ini hanya bisa dilakukan jika data asal sekolah pekerja telah lengkap dan terdaftar dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik), termasuk bagi sekolah yang telah tutup.

    “Bagi pekerja yang telah melaporkan penahanan ijazah dan merupakan lulusan SMA atau SMK, kami akan segera memproses penerbitan ulang.”

    “Jika sekolahnya sudah tutup, Dinas Pendidikan tetap bisa menerbitkan ulang selama datanya ada dalam Dapodik,” jelas Khofifah.

    Menurut data dari Pemkot Surabaya, ada 31 pekerja yang telah melaporkan penahanan ijazah, namun baru 11 di antaranya yang memiliki data lengkap.

    Khofifah pun meminta agar para pekerja segera melengkapi dokumen yang dibutuhkan melalui Posko Pengaduan Pemkot Surabaya agar proses dapat segera ditindaklanjuti Pemprov Jatim.

    Meski Pemprov Jatim telah memfasilitasi penerbitan ijazah ulang, Khofifah memastikan bahwa proses hukum tetap berjalan.

    “Solusi penerbitan ulang ini adalah bentuk kehadiran negara, namun tidak terkait dengan aparat penegak hukum. Proses hukum tetap dilanjutkan sesuai ketentuan yang berlaku,” imbuhnya.

    Khofifah mengaku telah mengadakan pertemuan dengan pemilik perusahaan UD Sentoso Seal yang dilaporkan telah menahan ijazah pekerjanya.

    Namun dalam pengakuannya, proses rekrutmen dilakukan oleh HRD yang telah mengundurkan diri.

    Sehingga pemilik perusahaan tak tahu soal adanya penahanan ijazah karyawan.

    “Pemilik perusahaan mengaku tidak mengetahui adanya penahanan ijazah karena proses rekrutmen dilakukan oleh HRD yang kini telah mengundurkan diri. Saat ini, posisi ijazah pun tidak diketahui,” jelas Khofifah.

    Wamenaker Immanuel Ebenezer Geram, Sebut Jan Hwa Diana Tak Kooperatif Soal Penahanan Ijazah

    Wakil Menteri Tenaga Kerja Immanuel Ebenezer turut menyoroti kasus penahanan ijazah karyawan yang dilakukan oleh pemilik usaha UD Sentoso Seal, Jan Hwa Diana.

    Bahkan, saat melakukan kunjungan ke perusahaan yang berlokasi di Margomulyo Surabaya itu, ia tak mendapat sambutan yang baik.

    Akibatnya Immanuel murka dan menyebut bahwa perusahaan penyedia spare part kendaraan milik Diana itu biadab.

    “Jawabannya biadab. Ini republik diajari norma, dilindungi terkait agama. Siapa pun karyawan mau ke masjid, gereja, pura, wihara kuil. Semua dilindungi UU. Kalau mereka melanggar, tau sendiri ada konsekuensi,” kata Immanuel kepada awak media, Kamis (17/4/2025).

    Ungkapan wamenaker itu muncul setelah ditanya media terkait sejumlah dugaan pelanggaran lain selain penahanan ijazah.

    Mulai dari pemotongan gaji, melarang karyawan salat Jumat, menebus ijazah, dan gaji tak seusai UMKM.

    Immanuel yang didampingi oleh Wakil Walikota Surabaya Armuji dan Kapolrestabes Surabaya juga menyoroti sikap Jan Hwa Diana yang tidak mau kooperatif.

    Begitu tiba di depan gerbang UD Sentoso Seal, tak tampak owner perusahaan distributor onderdil kendaraan itu menyambut. Bahkan sekelas Wakil Menteri pun tak dihargai.

    Mulai datang sampai diskusi di dalam kantor. Diana menjawab tak tahu menahu soal ijazah.

    “Negara tidak dihargai. Saya juga tidak dihargai. Saya pikir hanya Wawali Surabaya yang tidak dihargai,” kata Immanuel dengan nada kesal.

    Kronologi Perseteruan

    Sebagaimana diketahui, Wakil Walikota Surabaya Armuji dilaporkan oleh seorang pengusaha bernama Jan Hwa Diana yang berada di Margomulyo, Surabaya Barat, terkait UU Informasi Traksaksi Elektronik (ITE). 

    Laporan ini terjadi setelah Cak Ji (sapaan akrab Armuji) menindaklanjuti aduan warga Surabaya yang ijazahnya ditahan oleh perusahaan UD Sentoso Seal.

    Usai mendapat laporan tersebut, Cak Ji langsung mendatangi perusahaan tersebut.

    “Saya datang baik-baik, saya tok-tok (gerbangnya), saya telepon, mereka tidak mau bukakan pintu. Anak buah saya, saya suruh telepon dan di-speaker (pengeras suara) agar tahu,” jelasnya.

    Sesampainya di lokasi tersebut, Cak Ji justru mendapat omelan dari Jan Hwa Diana dan menuduh wakil walikota Surabaya itu seorang penipu.

    “Dia menuduh saya seorang penipu, saya ngomong, saya itu datang dengan baik-baik, tolong dibukakan pintunya, kita bicara di dalam. Dia tidak mau, ngomel dan macam-macam,” sambungnya.

    Cak Ji menyebut, perusahaan itu telah menahan ijazah karyawan tanpa alasan jelas. 

    Hal itu, dianggap melanggar hak dasar tenaga kerja. 

    Apalagi dalam konteks pendidikan, yang saat ini sedang digencarkan pemerintah sebagai bagian dari program pemutusan mata rantai kemiskinan.

    “Wong sekolah saja sekarang gratis, masa anak ini sudah kerja mau keluar tapi ijazahnya ditahan? Itu ijazah SMA yang ditempuh 3 tahun. Hak hidupnya dipersulit,” tegas Cak Ji.

    (Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/David AdiAdi)(Kompas.com/Diamanty Meiliana)

  • Khofifah: Ijazah Dokumen Penting, Tidak Boleh Ditahan!
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        20 April 2025

    Khofifah: Ijazah Dokumen Penting, Tidak Boleh Ditahan! Surabaya 20 April 2025

    Khofifah: Ijazah Dokumen Penting, Tidak Boleh Ditahan!
    Editor
    KOMPAS.com –
    Gubernur Jawa Timur
    Khofifah
    Indar Parawansa menyatakan, pihaknya siap memfasilitasi penerbitan ulang ijazah milik pekerja yang ditahan oleh perusahaan, khususnya untuk jenjang pendidikan SMA/SMK yang menjadi kewenangan pemprov tersebut.
    Khofifah menegaskan, penahanan ijazah oleh perusahaan merupakan tindakan yang tidak dibenarkan secara hukum dan bertentangan dengan Peraturan Daerah (Perda) Provinsi Jawa Timur Nomor 8 Tahun 2016.
    “Saya pastikan Pemprov Jawa Timur akan menuntaskan permasalahan ini. Ijazah adalah dokumen penting yang sesuai aturan hukum tidak boleh ditahan, termasuk oleh perusahaan tempat karyawan bekerja,” ujar Khofifah di Surabaya, Minggu (20/4/2025), dikutip dari Antara.
    Ia menyampaikan, Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Jawa Timur telah berkoordinasi dengan Posko Pengaduan Kota Surabaya dan akan memanggil pelapor pada Senin (21/4/2025) untuk mengklarifikasi data demi keperluan penerbitan ulang ijazah.
    Meski begitu, penerbitan ulang ijazah hanya dapat dilakukan jika data asal sekolah pekerja telah lengkap dan terdaftar dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik), termasuk bagi sekolah yang telah tutup.
    “Bagi pekerja yang telah melaporkan penahanan ijazah dan merupakan lulusan SMA atau SMK, kami akan segera memproses penerbitan ulang. Jika sekolahnya sudah tutup, Dinas Pendidikan tetap bisa menerbitkan ulang selama datanya ada dalam Dapodik,” katanya.
    Data yang diterima dari Pemerintah Kota Surabaya menyebutkan terdapat 31 pekerja yang telah melaporkan penahanan ijazah, namun baru 11 di antaranya yang memiliki data lengkap.
    Khofifah mengimbau agar para pekerja segera melengkapi dokumen yang dibutuhkan melalui Posko Pengaduan Pemkot Surabaya agar proses dapat segera ditindaklanjuti Pemprov
    Jatim
    .
    Ia juga menegaskan bahwa langkah ini tidak menghentikan proses hukum yang sedang berjalan.
    “Solusi penerbitan ulang ini adalah bentuk kehadiran negara, namun tidak terkait dengan aparat penegak hukum. Proses hukum tetap dilanjutkan sesuai ketentuan yang berlaku,” ujarnya.
    Lebih lanjut, Gubernur Khofifah mengatakan telah melakukan pertemuan dengan pemilik perusahaan UD Sentoso Seal yang dilaporkan telah menahan ijazah pekerjanya.
    “Pemilik perusahaan mengaku tidak mengetahui adanya penahanan ijazah karena proses rekrutmen dilakukan oleh HRD yang kini telah mengundurkan diri. Saat ini, posisi ijazah pun tidak diketahui,” ujarnya.
    Sebagai informasi, Perda Jawa Timur Nomor 8 Tahun 2016 Pasal 42 menyebutkan bahwa pengusaha dilarang menahan dokumen asli milik pekerja sebagai jaminan pekerjaan. Pelanggaran atas ketentuan tersebut dapat dikenakan sanksi pidana maksimal enam bulan atau denda hingga Rp50 juta.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Profil Try Sutrisno, Mantan Wapres Era Soeharto yang Ikut Serukan Turunkan Gibran

    Profil Try Sutrisno, Mantan Wapres Era Soeharto yang Ikut Serukan Turunkan Gibran

    PIKIRAN RAKYAT – Mantan Wakil Presiden ke-6 RI, Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno, mengejutkan publik setelah menyatakan dukungan terhadap petisi Forum Purnawirawan TNI, yang salah satu poin utamanya mendesak pencopotan Gibran Rakabuming Raka dari posisi Wakil Presiden.

    Try bersama sejumlah jenderal purnawirawan lain, termasuk Fachrul Razi dan Tyasno Sudarto, menandatangani petisi yang ditujukan kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto.

    Dalam silaturahmi Lebaran pada 9 April 2025, Try menyampaikan keprihatinan mendalam atas naiknya Gibran ke kursi wapres. Ia menyebut hal tersebut sebagai ‘pemaksaan politik’ dari Presiden Jokowi.

    Try Sutrisno menilai kemenangan Prabowo tidak bermasalah, namun penunjukan Gibran sebagai wapres diragukan secara etika dan kenegarawanan.

    Ia juga menyerukan pengembalian UUD 1945 ke versi asli tanpa amandemen dan mengkritik kinerja BPIP yang dinilai belum maksimal, meski tetap mengapresiasi perannya menjaga jati diri bangsa.

    Siapa sebetulnya sok Try Sutrisno? Dilansir dari laman Pusat Penerangan TNI, tni.mil.id, dan YouTube Irma Hutabarat – HORAS INANG, berikut selengkapnya profil sang Wapres ke-6 RI:

    Profil: Anak Sopir Ambulans dan IRT yang Jadi Wapres

    Try Sutrisno adalah salah satu tokoh militer dan politik Indonesia yang dikenal luas karena kejujurannya, kesederhanaan hidup, serta keteguhannya dalam prinsip.

    Ia lahir di Surabaya pada 15 November 1932 dari keluarga sederhana. Ayahnya bekerja sebagai sopir ambulans, sementara ibunya adalah seorang ibu rumah tangga.

    Meski berasal dari latar belakang yang tidak berkecukupan, Try berhasil meniti karier dari bawah hingga akhirnya menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia periode 1993–1998 mendampingi Presiden Soeharto.

    Pendidikan Militer

    Try diterima sebagai taruna di Akademi Teknik Angkatan Darat (Atekad), tempat ia memulai karier militernya.

    Selama di Atekad, ia mendapat pelatihan teknis dan strategi militer yang membekali dirinya untuk menghadapi berbagai operasi penting di kemudian hari.

    Perjalanan Karier Militer dan Politik

    (a) 1957 – Terlibat dalam operasi militer untuk menumpas pemberontakan PRRI.

    (b) 1962 – Berperan dalam Operasi Pembebasan Irian Barat, di mana ia mulai berkenalan dengan Soeharto.

    (c) 1974 – Diangkat menjadi ajudan Presiden Soeharto, yang menjadi awal lonjakan kariernya.

    (d) 1978–1983 – Menjabat sebagai:

    Kepala Staf KODAM XVI/Udayana Panglima KODAM IV/Sriwijaya Panglima KODAM V/Jaya

    (e) 1985 – Dipromosikan menjadi Letnan Jenderal dan Wakil Kepala Staf TNI AD (Wakasad).

    (f) 1986 – Diangkat sebagai Kepala Staf TNI AD (Kasad) menggantikan Jenderal Rudhini.

    (g) 1988 – Menduduki posisi puncak sebagai Panglima ABRI (Pangab) menggantikan Jenderal LB Moerdani.

    (h) 1993–1998 – Diangkat menjadi Wakil Presiden Republik Indonesia membersamai Presiden ke-2 Soeharto, jabatan tertinggi dalam karier politiknya.

    Sosok Sederhana yang Jauh dari Kemewahan

    Meski pernah menduduki jabatan tinggi, Try dikenal sebagai pribadi yang tidak haus jabatan dan tidak mengejar kekayaan. Ia bahkan menyicil rumah selama 15 tahun setelah pensiun sebagai Panglima ABRI.

    Dalam wawancaranya bersama Irma Hutabarat di kanal YouTube HORAS INANG, Try mengaku membeli rumah dinas KSAD dengan cara mencicil.

    “Saya nerimo, Tuhan akhirnya kasih. Saya bisa tidur nyenyak tanpa takut KPK. Kan didaftar semua asalnya,” ujar Try.

    Kini, Try Sutrisno masih aktif berkontribusi sebagai Wakil Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Ia juga dikenal suka menyerahkan rumah dinasnya kepada prajurit lain, karena sadar masih banyak tentara yang lebih membutuhkan. ***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Penggila Seni, Alasan Arak-Arak Road To Art Jog 2025 Digelar di Surabaya
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        20 April 2025

    Penggila Seni, Alasan Arak-Arak Road To Art Jog 2025 Digelar di Surabaya Surabaya 20 April 2025

    Penggila Seni, Alasan Arak-Arak Road To Art Jog 2025 Digelar di Surabaya
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Pendiri sekaligus Direktur Art Jog,
    Heri Pemad
    , memilih Surabaya sebagai kota pembuka untuk pameran sebelum puncak acara di Yogyakarta.
    Keputusan ini diambil bukan tanpa alasan, mengingat Surabaya menjadi salah satu kota dengan jumlah penikmat seni yang signifikan.
    Selama lebih dari satu dekade menggelar pameran akbar Art Jog, Heri telah mengundang para penikmat seni dari berbagai daerah, termasuk tamu mancanegara.
    Ia mencatat bahwa mayoritas penikmat seni yang hadir setiap tahunnya berasal dari Jakarta, diikuti oleh Surabaya sebagai tamu kedua terbanyak.
    “Surabaya tamu kedua terbanyak setelah Jakarta. Banyak juga seniman dari Jawa Timur yang main atau tinggal di Yogyakarta lalu datang ke Art Jog,” ujarnya pada Sabtu (19/4/2025).
    Pameran bertajuk “Arak-Arak Road to
    Art Jog 2025
    ” yang menampilkan karya
    Jompet Kuswidananto
    , merupakan bentuk loyalitas untuk menyapa penikmat dan pengamat seni di Surabaya dan sekitarnya.
    “Ini bagian dari loyalitas, kami menyapa teman-teman di sini,” ujar Heri.
    Art Jog memilih sebuah bangunan yang mangkrak selama 35 tahun di Lantai 3 Pasar Tunjungan Surabaya sebagai venue pameran.
    Heri menegaskan bahwa ruangan tersebut dapat menjadi wadah yang tepat untuk memajang karya seni.
    “Keberhasilan (mengubah bangunan mangkrak menjadi venue) bukan hanya kita yang berada di sini, tapi maknanya lebih dari sekadar memajang karya,” tuturnya.
    Namun, di balik sambutan hangat yang diterima, Heri mengungkapkan kekhawatirannya.
    Ia merasa khawatir bahwa revitalisasi ruangan ini dapat berdampak pada ekosistem ekonomi di sekitar.
    “Saya justru khawatir kita bisa menjadikan tempat 35 tahun mangkrak ini dihuni teman-teman kreatif, dampaknya luar biasa ke masalah ekonomi,” ujarnya.
    Heri menekankan bahwa ia tidak bermaksud menyinggung Pemerintah Kota Surabaya atau pihak swasta, namun berharap agar bangunan kosong tersebut dapat dikelola dengan baik.
    Ia juga meminta agar kondisi pedagang di kios-kios Pasar Tunjungan Surabaya menjadi prioritas.
    “Saya justru khawatir teman-teman (pedagang kios) di sana, tolong utamakan mereka, jangan sampai ada yang merasa terpinggirkan. Karena itu takut membuat kami merasa bersalah,” pungkasnya.
    Pameran “Arak-Arakan” karya Jompet Kuswidananto akan berlangsung mulai 19 April hingga 03 Mei 2025 di Lantai 3 Pasar Tunjungan Surabaya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kecelakaan Tunggal di Tol Jombang-Mojokerto, Dua Orang Terluka

    Kecelakaan Tunggal di Tol Jombang-Mojokerto, Dua Orang Terluka

    Jombang (beritajatim.com) – Kecelakaan tunggal terjadi di ruas Tol Jombang – Mojokerto (Tol Jomo) KM 702+000 arah Surabaya pada Minggu (20/4/2025) sekitar pukul 12.40 WIB. Peristiwa ini melibatkan kendaraan Daihatsu Granmax pikap box bernomor polisi L 9764 NJ yang melaju dari arah Semarang menuju Surabaya dengan kecepatan sekitar 90 km/jam.

    Menurut keterangan Head of Business & Relation Astra Tol Jomo, Zanuar Firmanto, dugaan sementara kecelakaan disebabkan oleh kondisi pengemudi yang mengantuk. Sehingga kendaraan oleng ke kiri, menabrak pembatas jalan (guardrail), lalu terguling dan melintang di lajur satu (L1) serta lajur luar (LOS), menghadap ke arah selatan.

    “Kecelakaan terjadi pada saat kondisi cuaca berawan. Pengemudi dan satu penumpang mengalami luka ringan,” ujar Zanuar dalam keterangannya.

    Identitas korban diketahui bernama Sakurayis (40), warga Dasok, Pademawu, Pamekasan, yang bertindak sebagai pengemudi. Ia mengalami luka lecet dan nyeri pada lutut kiri serta bahu kanan.

    Sementara itu, penumpangnya, Agus Ichean Rosyadi (40), warga Barurambat Kota, Pamekasan, juga mengalami luka lecet dan nyeri di bagian kepala belakang. Keduanya telah dirujuk ke RS Basoeni untuk mendapatkan penanganan medis lebih lanjut.

    Tim gabungan dari unit 242, 241, KP1A, G02A, Elang 1, dan PJR 308 tiba di lokasi secara bertahap mulai pukul 12.52 WIB hingga 13.19 WIB. Mereka segera melakukan evakuasi kendaraan dan pengamanan lokasi kejadian. Diketahui, kendaraan tersebut tidak membawa muatan dan berasal dari Gerbang Tol Banyumanik.

    Insiden ini menyebabkan kerusakan pada infrastruktur jalan tol, berupa tiga batang beam guardrail dan tiga tiang doyong. Penanganan lebih lanjut atas perkara ini telah diserahkan kepada pihak PJR Jatim 3, sementara barang bukti kendaraan telah diarahkan ke pos Junkyard.

    Pihak Astra Tol Jomo kembali mengingatkan para pengemudi agar tidak memaksakan diri berkendara dalam kondisi lelah atau mengantuk. Imbauan ini disampaikan demi menjaga keselamatan pengguna jalan tol lainnya. [suf]

  • Arak-Arak Menuju Bangunan Mangkrak 35 Tahun di Pasar Tunjungan Surabaya
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        20 April 2025

    Arak-Arak Menuju Bangunan Mangkrak 35 Tahun di Pasar Tunjungan Surabaya Surabaya 20 April 2025

    Arak-Arak Menuju Bangunan Mangkrak 35 Tahun di Pasar Tunjungan Surabaya
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Suasana riuh drumband mengiringi langkah pengunjung yang melintas di sekitar Hotel Majapahit menuju Pasar Tunjungan 1979.
    Di dalam kompleks tersebut, kios-kios sempit dan kerumunan orang yang sibuk mengaduk minuman menciptakan suasana yang pengap.
    Setelah menaiki anak tangga ke lantai dua, pengunjung disambut oleh pintu-pintu besi kios berkarat yang menunjukkan tanda-tanda keusangan.
    Melanjutkan perjalanan ke lantai tiga, atap seng membatasi ruang, sementara dindingnya dipenuhi coretan grafiti yang mencerminkan pesan kejenuhan.
    Kondisi ruang yang lembap dan terpapar tetesan air dari atap plafon yang lapuk menciptakan suasana yang tidak nyaman.
    Jendela-jendela kaca yang terbuka lebar memungkinkan udara bebas masuk, menambah kesan sepi di lokasi yang dulunya ramai oleh pekerja administrasi Pasar Tunjungan.
    Selama 35 tahun terakhir, bangunan ini dibiarkan kosong, namun dalam dua pekan ke depan, tempat ini akan dihidupkan kembali melalui
    Pameran Arak-Arak
    Road To Art Jog 2025.
    Seniman asal Jogja,
    Jompet Kuswidananto
    , bersama Art Jog, akan menggelar pameran tunggal bertajuk Arak-Arak di lokasi yang tersembunyi di tengah kesibukan Jalan Tunjungan.
    Jompet menjelaskan, sebagai seniman Indonesia, mereka selalu memiliki keterampilan untuk beradaptasi di tengah keterbatasan dan kurangnya infrastruktur
    seni
    .
    “Bukan soal bangunan kosongnya. Tapi sebagai seniman Indonesia, kami bekerja dengan keterbatasan. Infrastruktur kesenian di Indonesia tidak pernah mapan,” ungkapnya saat diwawancarai Kompas.com pada Sabtu (19/4/2025).
    Ia menambahkan, mengubah bangunan yang tidak terpakai menjadi ruang seni selama dua pekan bukanlah hal yang luar biasa.
    “Ruangan tidak layak menawarkan narasi yang melampaui cahaya. Kita tidak ingin sejarah tempat ini ditimpa dengan apa yang kita lakukan di sini, kita coba berdialog dengan narasi yang sudah menempel,” ujar alumni FISIP UGM itu.
    Pendiri sekaligus Direktur Art Jog, Heri Pemad, menceritakan bagaimana ia menemukan bangunan kosong ini melalui rekomendasi salah satu seniman asal
    Surabaya
    .
    “Saya minta dicarikan rumah, lahan kosong, syaratnya di Jalan Tunjungan Surabaya yang katanya paling ramai. Malam itu saya diam-diam masuk ke situ, luar biasa energinya,” kata Heri.
    Ia kemudian berbagi pengalamannya dengan Jompet, menilai bahwa tempat ini sangat cocok untuk karya-karya Jompet yang mengandung simbol-simbol masa lalu.
    “Karyanya bisa berkolaborasi dengan bentuk apapun. Maka kemudian, yang terbesit pikiran saya, konsep mendekatkan publik Tunjungan adalah jantungnya Surabaya,” pungkasnya.
    Pameran Arak-Arak diharapkan dapat menghidupkan kembali ruang yang telah lama dibiarkan kosong, sekaligus menjadi wadah bagi dialog seni dan masyarakat di pusat Kota Surabaya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • MPR Minta Pemerintah Turun Tangan Usut Perusahaan Potong Gaji Karyawan karena Salat Jumat

    MPR Minta Pemerintah Turun Tangan Usut Perusahaan Potong Gaji Karyawan karena Salat Jumat

    Bisnis.com, JAKARTA — Wakil Ketua MPR Eddy Soeparno meminta kementerian maupun pemerintah daerah mengusut soal kabar pemotongan gaji karyawan oleh perusahaan karena melaksanakan ibadah salat Jumat. 

    Perusahaan dimaksud adalah UD Sentosa Seal milik Jan Hwa Diana di Surabaya, Jawa Timur. Selain pemotongan gaji karena ibadah, perusahaan itu diduga menahan ijazah karyawan yang sudah tak lagi bekerja di sana. 

    Menanggapi kasus tersebut, Eddy Soeparno meminta dugaan pemotongan gaji karyawan karena melaksanakan salat Jumat itu diusut tuntas. Bagi Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) itu, tidak sepatutnya perusahaan memberikan sanksi untuk karyawan yang melaksanakan ibadah. 

    “Kalau benar ada praktik seperti ini maka perusahaan tersebut harus diperingatkan dan kalau perlu diberikan sanksi. Perusahaan seharusnya memberikan ruang kebebasan bagi pekerja untuk melaksanakan ibadah dari ajaran agamanya masing-masing. Bukan justru mengekang dan memberikan sanksi,” ujarnya, dikutip dari siaran pers, Minggu (20/4/2025).

    Eddy lalu meminta kementerian terkait dan pemerintah daerah mengusut kasus tersebut seterang-terangnya dan sejelas-sejelasnya. Penanganan kasus itu secara tuntas menjadi dasar bagi perlindungan beribadah bagi pekerja. 

    “Ditangani sebaik-baiknya dan memberikan hak beribadah bagi pekerja secara tuntas. Bukan hanya di Surabaya tapi juga di tempat-tempat lain, perlindungan beribadah bagi pekerja adalah hal yang dasar dan fundamental,” lanjutnya.

    Mantan Sekjen PAN itu juga menyoroti soal dugaan penahanan ijazah karyawan yang sudah tidak bekerja lagi di sana. Dia turut meminta agar dugaan itu diusut tuntas. 

    Eddy mengatakan persoalan waktu beribadah dan produktivitas jam kerja bisa menjadi konsensus bersama perusahaan dan pekerja. Poin pentingnya adalah saling menghormati hak dan kewajiban masing-masing. 

    “Perusahaan membutuhkan jam kerja yang produktif sementara karyawan berhak untuk melaksanakan Ibadahnya. Karena itu mengenai waktu dan fasilitas serta sarana ibadah lainnya bisa dibicarakan antar pekerja dan pengusaha untuk mencapai kesepakatan. Bukan langsung dipotong gaji tanpa alasan jelas,” pungkasnya. 

    Berdasarkan penelusuran yang dilakukan, UD Sentosa Seal berdiri pada 2022 dan merupakan distributor resmi NOK Oil Seal di Indonesia. Perusahaan tersebut memiliki stok produk oil seal, hidrolik seal, mechanical dan waterpump serta berbagai jenis o-rings. 

    Selain NOK OIl Seal, perusahaan itu menjadi dealer resmi Mitsubishi Automotive and Industrial Belts dan ditributor resmi Tokico Shock Absorbers. 

  • Seniman Jompet Kuswidananto Membawa Masa Lalu ke Bangunan Kosong di Surabaya
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        20 April 2025

    Seniman Jompet Kuswidananto Membawa Masa Lalu ke Bangunan Kosong di Surabaya Surabaya 20 April 2025

    Seniman Jompet Kuswidananto Membawa Masa Lalu ke Bangunan Kosong di Surabaya
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Di tengah hiruk-pikuk bangunan tua yang kini berfungsi sebagai pertokoan di Jalan Tunjungan Surabaya, terdapat sebuah ruang kosong yang tersembunyi dan sunyi.
    Ruangan tersebut terletak di lantai 3
    Pasar Tunjungan
    dan sudah tak berpenghuni selama 35 tahun.
    Seniman asal Yogyakarta,
    Jompet Kuswidananto
    , bersama Art Jog, berinisiatif mengubah ruangan kosong bekas pertokoan menjadi venue pameran tunggal bertajuk “Arak-Arak”.
    Dalam pameran ini, Jompet menampilkan 12 karya seni instalasi yang seolah menghidupkan kembali kenangan masa lalu.
    “Saya terlalu tertarik pada masa lalu, yang tidak tercatat, belum selesai. Tanpa kita sadari, dia yang membentuk kita hari ini,” ungkap Jompet saat diwawancarai Kompas.com pada Sabtu (19/4/2025).
    Arak-Arakan, menurut Jompet, merupakan iring-iringan orang atau kelompok yang bergerak bersama dalam suatu acara perayaan.
    Ia menjelaskan bahwa makna Arak-Arakan memiliki ikatan yang kuat dengan masa lalu.
    “Arak-arakan, kerumunan. Masa lalu itu seperti kerumunan yang berdesakan. Saking banyaknya, mereka berkompetisi untuk menjadi kelihatan,” ujarnya.
    Jompet menambahkan bahwa tidak semua sejarah di Indonesia sepenuhnya terungkap.
    Banyak bagian yang terlewatkan dan tidak diketahui oleh masyarakat.
    “Untuk bisa survive, banyak yang tidak terlihat. Kemudian banyak yang terlupakan. Seperti itu perjalanan sejarah Indonesia,” tegas alumni Universitas Gadjah Mada (UGM) tersebut.
    Salah satu karya yang dipamerkan, berjudul “Masa Lalu”, adalah instalasi “Dentum Suara Pada Zaman Terbuka”.
    Dalam karya ini, Jompet menyusun ratusan sepatu bekas di atas lantai yang lusuh.
    Selain itu, bendera-bendera identitas, belasan manekin, dan kepala motor menggantung di plafon yang sudah lapuk.
    Suara mesin dan pengeras suara dari orator menjadi simbol partisipasi masyarakat.
    Instalasi ini mengajak penonton untuk menyelami situasi aksi demonstrasi Reformasi 1998.
    “Demokrasi hadir bukan hanya dalam wacana, tetapi juga dalam kebisingan yang mendesak, menembus ruang-ruang privat dan memaksa setiap orang untuk mendengarkan, suka atau tidak,” tulis penulis Arak-Arak, Ayos Purwoaji.
    Ayos menegaskan bahwa kemerduan demonstrasi pada masa itu bukan hanya sekadar ekspresi performatif, tetapi fenomena yang masih terasa hingga saat ini.
    “Maka, di tengah alam demokrasi terkini di Indonesia, derau dan kebisingan bukan lagi gangguan—ia adalah tanda zaman,” tutup Ayos.
    Pameran Arak-Arak ini dibuka di Pasar Tunjungan Surabaya, lantai 3, mulai 19 April hingga 3 Mei 2025, sebagai pembuka menuju event akbar para seniman,
    Art Jog 2025
    .
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.