Gunung Semeru Meletus 5 Kali Kamis Pagi, Kolom Abu Setinggi 700 Meter
Tim Redaksi
LUMAJANG, KOMPAS.com
–
Gunung Semeru
di Kabupaten
Lumajang
, Jawa Timur, kembali mengalami
erupsi
pada Kamis (24/4/2025).
Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur melaporkan bahwa
Gunung Semeru
mengalami erupsi sebanyak 5 kali sejak pukul 00.00 hingga 09.00 WIB.
Erupsi
pertama terjadi pada pukul 01.32 WIB dengan letusan kolom abu berintensitas tebal setinggi 600 meter di atas puncak kawah yang mengarah ke barat daya.
Disusul pada pukul 06.03 WIB, Gunung Semeru kembali mengalami erupsi berupa kolom abu berintensitas tebal dengan tinggi 700 meter yang juga mengarah ke barat daya.
Selanjutnya, terjadi 3 kali erupsi secara berurutan dengan tinggi letusan 600 meter pada pukul 07.28, 07.49, dan 08.28 WIB.
“Terjadi
erupsi Gunung Semeru
pada hari Kamis, 24 April 2025 pukul 06.03 WIB dengan tinggi kolom abu teramati 700 meter di atas puncak,” kata petugas PPGA Semeru, Ghufron Alwi, dalam keterangan tertulis pada Kamis (24/4/2025).
Sebagai informasi, pada Selasa (23/4/2025) pukul 00.00-24.00 WIB, Pos Pemantauan Gunung Api (PPGA) Semeru melaporkan erupsi berupa letusan sebanyak 38 kali.
Namun, beberapa erupsi yang terjadi tidak dapat teramati secara visual karena Gunung Semeru tertutup kabut.
Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (
BPBD
) Kabupaten Lumajang, Yudhi Cahyono, mengatakan bahwa saat ini status aktivitas Gunung Semeru berada di level II atau waspada.
Meski begitu, ia mengimbau warga untuk tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tengara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 8 kilometer dari puncak.
Di luar jarak tersebut, masyarakat juga dilarang melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
Terlebih, saat ini sekitar Gunung Semeru kerap diguyur hujan lebat yang berisiko menimbulkan banjir lahar.
“Waspada terhadap potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru,” imbaunya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Surabaya
-
/data/photo/2025/04/24/68099f97e476e.png?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Gunung Semeru Meletus 5 Kali Kamis Pagi, Kolom Abu Setinggi 700 Meter Surabaya 24 April 2025
-
/data/photo/2025/04/24/6809a0608f613.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kasus Ladang Ganja Gunung Semeru, Terdakwa Mengaku Terima Rp 2 Juta untuk Tanam dan Dijanjikan Rp 15 Juta saat Panen Surabaya 24 April 2025
Kasus Ladang Ganja Gunung Semeru, Terdakwa Mengaku Terima Rp 2 Juta untuk Tanam dan Dijanjikan Rp 15 Juta saat Panen
Tim Redaksi
LUMAJANG, KOMPAS.com
– Enam orang terdakwa dalam kasus
penanaman ganja
di
Lumajang
, termasuk
Suwari
dan Jumaat, mengaku terlibat dalam praktik ilegal ini setelah diajak oleh Ngatoyo.
Nama yang disebut terakhir ini merupakan terdakwa yang bulan lalu telah meninggal dunia saat ditahan di Lapas Kelas IIB Lumajang.
Suwari, salah satu terdakwa, mengungkapkan bahwa ia menerima tawaran pekerjaan dari Ngatoyo karena sedang membutuhkan pekerjaan.
Sebelumnya, Suwari hanya bekerja serabutan sebagai buruh tanam dan angkut hasil panen dengan gaji yang tidak mencukupi.
“Ngatoyo datang ke rumah nawarin pekerjaan upahnya Rp 2 juta, karena butuh pekerjaan akhirnya saya ambil,” kata Suwari pada Rabu (23/4/2025).
Berbeda dengan tiga terdakwa lainnya, yaitu Tomo, Tono, dan Bambang, yang mengaku belum menerima imbalan, Suwari menyatakan bahwa ia telah mendapatkan upah sebesar Rp 2 juta dari Ngatoyo.
Selain itu, Suwari juga diiming-imingi uang sebesar Rp 15 juta saat panen.
“Saya ambil uangnya di rumah Ngatoyo, setelah itu langsung diajak ke lahannya ditunjukkan cara nanam,” lanjutnya.
Ngatoyo kemudian meminta Suwari mencari orang lain untuk membantu menanam ganja, yang akhirnya mengarah pada keterlibatan Jumaat.
“Saya disuruh cari orang, akhirnya saya ajak Jumaat,” ungkap Suwari.
Saat ini, keenam terdakwa yang menjalani
persidangan
adalah Tomo, Tono, Bambang, Suwari, dan Jumaat.
Satu terdakwa, Ngatoyo, telah meninggal dunia saat ditahan.
Untuk terdakwa Tomo, Tono, dan Bambang, sidang putusan dijadwalkan berlangsung di Pengadilan Negeri Lumajang minggu depan.
Sementara itu, pihak kepolisian masih memburu satu orang bernama Edi, yang diduga sebagai otak dari penanaman ganja di lereng Gunung Semeru.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/04/24/6809a9feae81f.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Buaya Peliharaan Berukuran 2,5 Meter Lepas, Gegerkan Warga di Bangkalan Surabaya 24 April 2025
Buaya Peliharaan Berukuran 2,5 Meter Lepas, Gegerkan Warga di Bangkalan
Tim Redaksi
BANGKALAN, KOMPAS.com
– Seekor
buaya muara
milik warga
Desa Buddan
, Kecamatan Tanah Merah, Kabupaten
Bangkalan
, Jawa Timur, lepas dari kandang.
Buaya itu lalu memasuki area ladang jagung yang berada di sekitar permukiman warga.
Camat Tanah Merah, Heri Arifin, mengatakan, usai mendapat laporan itu, pihaknya bersama Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Tanah Merah mendatangi pemilik buaya.
Di tempat itu, Heri melihat buaya yang sebelumnya lepas sudah ditangkap dan dimasukkan ke dalam kandang.
“Tadi kami ke sana, informasi dari pemilik, gigi buaya juga sudah tidak ada, jadi sudah jinak,” ungkapnya, Kamis (24/4/2025).
Heri mengaku, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait yang menangani satwa.
Sehingga, keberadaan buaya itu nantinya tidak membahayakan warganya.
“Kami akan koordinasi dan meminta petunjuk pada instansi yang menangani satwa ini. Untuk sementara, kami bersama Muspika mengamankan buaya itu dan memastikan agar tidak membahayakan siapapun,” imbuhnya.
Sementara itu, Kepala Seksi (Kasi) Rehabilitasi dan Rekonstruksi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangkalan, Arif Rahman Surya Atmaja, mengatakan buaya tersebut peliharaan warga setempat.
“Ya betul, ada
buaya muara
lepas dari kandang. Buaya itu dipelihara oleh Parman, warga di Desa Buddan. Saat ini sudah ditangkap dan dimasukkan ke kandang,” ujarnya.
Diketahui, buaya berukuran 2,5 meter itu dipelihara oleh Parman sejak ukurannya masih kecil.
Buaya muara
diperoleh Parman saat mencari ikan di Sungai Tangkel, Kecamatan Burneh, Kabupaten Bangkalan pada 2016 lalu.
“Menurut informasi pemilik, buaya itu dipelihara sejak kecil dan ditaruh di kandang sebelah rumahnya,” imbuhnya.
Buaya itu dipelihara di kandang bekas kolam ikan setinggi paha orang dewasa. Sedangkan bagian atasnya hanya ditutupi kawat.
Diduga, buaya tersebut lapar sehingga kabur ke luar kandang untuk mencari makan.
Saat ini, pihak BPBD Kabupaten Bangkalan sedang melakukan koordinasi dengan Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Tanjung Perak, Surabaya, untuk proses
evakuasi buaya
.
“Kami hari ini akan koordinasi dengan BPSPL Surabaya agar ada solusi untuk buaya tersebut akan dibawa ke mana. Untuk pemilik juga sudah bersedia untuk buayanya dievakuasi,” pungkasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Prakiraan Cuaca Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik 24 April 2025
Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda, telah mengumumkan prakiraan cuaca di Surabaya Raya, yang meliputi Kota Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik, Kamis (24/4/2025).
BMKG memprakirakan cuaca di wilayah Surabaya cenderung cerah di sepanjang hari ini. Tidak ada tanda-tanda akan diguyur hujan. Termasuk di Kecamatan Bulak, Kenjeran, Krembangan, Pabean Cantikan, Semampir, dan Tambaksari.
“Untuk suhu di daerah ini antara 24-34 derajat celcius. Dengan kecepatan angin berkisar 29,3 Km/jam dan tingkat kelembapannya keseluruhan sekitar 56-95 persen,” ujar Oky Sukma Hakim, S.Tr, prakirawan BMKG Juanda Surabaya, Rabu (23/4/2025).
Menurut Oky, wilayah Sidoarjo juga hampir sama, diprediksi cerah sejak pagi hingga malam harinya. Tidak ada tanda akan hujan di wialayah ini, termasuk di Kecamatan Tarik dan Balongbendo. Hanya saja pada malamnya tampak udara kabur.
Untuk suhu di wilayah Sidoarjo cukup bervariasi di setiap lokasi. Suhu terendah mencapai 24 dan tertinggi 33 derajat celcius. Perihal kecepatan anginnya sama seperti Surabaya, yakni 29,1 Km/jam dari arah Barat. Sedangkan tingkat kelembapannya rata-rata 52-96 persen.
Hari ini, beberapa daerah di Gresik juga diprakirakan akan cerah dan bahkan terik sepanjang hari ini. BMKG memprediksi tidak ada tanda akan diguyur hujan.
Tingkat kelembaban di wilayah ini cukup bervariasi. Untuk suhu terendah mencapai angka 25 dan tertinggi 29 derajat celcius. Perihal kecepatan angin di wilayah ini antara 20 Km/jam dari Barat. Sedangkan untuk tingkat kelembapannya yakni antara 73-92 persen.
Meski diprediksi hujan dan cuaca cenderung berubah-ubah dalam waktu singkat, warga dihimbau untuk selalu memantau pembaruan informasi cuaca melalui aplikasi resmi BMKG atau layanan cuaca daring lainnya.
Dengan memahami prakiraan cuaca secara detail, masyarakat di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik dapat menjalani aktivitas hari ini dengan lebih aman dan nyaman, termasuk saat memulai aktivitas tempat. (fyi)
-

4 Orang Penculik Santri Ponpes Metal Pasuruan Ditangkap, Pelaku Utama Diburu
Jakarta –
Sebanyak empat orang telah ditetapkan sebagai tersangka penculikan santri Ponpes Moeslim Al Hidayat atau Ponpes Metal Pasuruan berinisial MS (17). Keempat tersangka ini ternyata mendapat perintah dari tersangka lain yang masih dalam pencarian alias buron.
Keempat tersangka penculikan itu yakni SG (25), warga Desa Karangrejo, Gempol, Pasuruan; AE (34), warga Desa Tampung, Kecamatan Rejoso, Pasuruan; PW (60) warga Mojo Kidul, Kecamatan Gubeng, Surabaya; dan MHR (32), warga Jalan Kaliasin, Kelurahan Kedungdoro, Kecamatan Tegalsari, Surabaya.
Keempat tersangka ini turut diringkus dalam operasi penangkapan yang berhasil mengamankan 7 orang di 2 lokasi, yakni di Exit Tol Kebomas, Gresik dan di salah satu rumah di Jl Alam Bukit Raya Kelurahan Kembangan, Kebomas, Gresik pada Selasa (22/4).
Kasubdit III Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Arbaridi Jumhur menyebutkan keempat tersangka ini melakukan penculikan terhadap MS atas perintah dari seseorang berinisial P yang saat ini masih buron.
Dalam kasus penculikan berlatar belakang kasus narkoba jenis sabu ini, P diketahui merupakan otak dari kejahatan yang meminta para tersangka lain untuk melakukan penculikan. Tapi penculikan ini ternyata salah sasaran.
“Jadi, para tersangka ini melakukan penculikan atas perintah seseorang yang bernama P yang masih dalam pencarian. Dia menduga korban MS ini adalah RN alias DPS,” ujar Jumur kepada detikJatim, Rabu (24/4/2025).
“Kemudian (korban) dikejar oleh penagih berinisial RZ selaku pemilik sabu dengan memerintahkan beberapa tersangka melalui perintah dari saudara P untuk melakukan penculikan terhadap korban,” kata Jumhur.
Simak selengkapnya di sini.
(yld/ygs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
-
/data/photo/2025/03/09/67cd7808ae4f8.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
10 Awal Mula Mbok Yem Buka Warung di Puncak Gunung Lawu, Tolong Pendaki Kehabisan Bekal Surabaya
Awal Mula Mbok Yem Buka Warung di Puncak Gunung Lawu, Tolong Pendaki Kehabisan Bekal
Tim Redaksi
MAGETAN, KOMPAS.com
– Siapa sangka, Wakiyem (82) atau dikenal dengan
Mbok Yem
membuka warung di puncak
Gunung Lawu
berawal dari ketidaksengajaan.
Inspirasi untuk mendirikan warung di ketinggian itu berawal ketika Mbok Yem menolong para
pendaki
yang melaksanakan ritual dan kehabisan bekal sekitar tahun 1980-an.
Warung itu akhirnya bertahan hingga saat ini dan menjadi jujukan para pendaki hingga melegenda di puncak
Gunung Lawu
.
Cerita tersebut disampaikan Mbok Yem saat
Kompas.com
berkunjung ke rumahnya pada hari Jumat, 5 Juni 2020, saat ia memiliki hajatan menikahkan cucunya.
“Awalnya tidak tahu ada yang memanggil-manggil saat kita membuat api unggun. Ternyata ada pendaki yang melakukan ritual kehabisan bekal,” ujarnya kala itu.
Mbok Yem mengaku sempat dikira bukan bangsa manusia oleh pendaki ritual yang kehabisan bekal karena di tahun 1980-an jarang sekali perempuan mendaki.
“Awalnya ditanya apakah saya orang, ya saya jawab orang. Dikiranya saya bangsa lelembut,” katanya.
Sejak saat itu, Mbok Yem mengaku diminta berjualan oleh salah satu petugas pemangku kawasan hutan Gunung Lawu.
“Ya, diminta untuk jualan di Gunung Lawu,” ujar Mbok Yem.
Syaiful Gimbal, cucu Mbok Yem, mengaku sempat merasakan betapa beratnya pekerjaan Mbok Yem saat masih mencari tumbuhan jamu herbal di Hutan Gunung Lawu sebelum membuka warung di dekat
puncak Gunung Lawu
.
Dia mengaku saat masih kelas 5 sempat menyusul Mbok Yem dan sempat bermalam di tengah hutan Gunung Lawu.
“Kalau bermalam di Gunung Lawu dulu, Mbok Yem tidurnya gali sisi bukit, gali tanah seperti di dalam galian biar hangat. Kalau di luar dingin sekali. Saya pernah ikut sekali saat kelas 5 SD,” kenangnya.
Awalnya membuka warung adalah ketika ada pendaki yang membutuhkan makanan karena tak membawa bekal.
“Ya, awalnya itu kan ada pendaki yang butuh makanan karena tidak membawa bekal. Kemudian Mbok Yem akhirnya mencoba berjualan dari bekal yang dia bawa untuk mencari jamu,” imbuhnya.
Saelan, salah satu anak Mbok Yem, mengaku untuk memasok bahan makanan seperti beras, minyak goreng, dan sejumlah kebutuhan warung, ia bisa mengantar 3 kali naik turun Gunung Lawu setiap minggu.
“Minimal itu bawa 35 kilogram beban, ya beras, minyak, semua kebutuhan untuk warung. Awalnya itu minimal 3 kali mengirim,” ucapnya.
Saelan mengaku butuh waktu 5 hingga 6 jam untuk mengantarkan sembako untuk jualan ibunya.
Di awal jualan, Mbok Yem kondisi jalur pendakian ke
Puncak Gunung Lawu
tidak semudah saat ini.
“Dulu jalan setapak ya licin kalau hujan. Barang yang dibawa beratnya minimal 35 kilogram sampai 40 kilogram. Kalau tidak hujan ya 5 jam sampai puncak, kalau hujan bisa sampai 6 jam,” imbuhnya.
Di awal tahun 2019, Mbok Yem mengaku mendapat bantuan panel tenaga surya dari pendaki Jakarta untuk penerangan dan membantu pendaki yang membutuhkan cas HP.
Saat itu, pendaki tersebut memberikan panel surya, 3 buah aki untuk menampung listrik, dan 4 buah bola lampu.
“Yang bantu pendaki dari Jakarta membawakan itu listrik matahari sama 3 buah aki dan 4 lampu,” cerita Mbok Yem kala itu.
Dengan memiliki panel surya, jika malam hari Mbok Yem tak lagi mengalami kegelapan atau mengandalkan lampu minyak.
Mbok Yem juga memahami kebutuhan para pendaki untuk mengecas HP yang mereka bawa.
“Boleh cas HP tapi saya batasi sampai jam 4 sore, kalau siang mau bisa ngisi akinya, kalau malam untuk penerangan kita sendiri,” ucap Mbok Yem.
Mbok Yem mengaku mengutip biaya cas Rp 5.000 setiap HP untuk biaya perawatan peralatan panel surya miliknya.
”
Yo tak tarik limangewu sak HP
(Ditarik Rp 5.000 per HP). Lha kok enak betul kalau tidak ditarik.
Ngunu kuwi yo enek sing ora mbayar
(Meski begitu masih ada yang tidak bayar),” katanya sambil tertawa.
Meski sulit membawa bahan makanan untuk jualan di warungnya, Mbok Yem tidak mematok harga mahal untuk menu nasi pecel andalannya.
Satu porsi nasi pecel dia jual Rp 13.000, sementara nasi soto atau rawon dijual dengan harga Rp 15.000.
Untuk minuman seperti kopi, teh, dan minuman lainnya, rata-rata dijual dengan harga Rp 5.000.
Tak terasa lebih dari 35 tahun Mbok Yem telah membuka warung di Puncak Gunung Lawu.
Sudah ribuan pendaki yang merasa tertolong dengan keberadaan warung Mbok Yem di Puncak Gunung Lawu.
Setelah pulang dari perawatan di RSU Aisyiyah Ponorogo karena sakit pneumonia, rencananya Mbok Yem akan istirahat berjualan dan akan menunggu cucunya.
Sayangnya, keinginan Mbok Yem belum kesampaian.
Mbok Yem meninggal pada Rabu siang sekitar pukul 13:30 WIB.
“Kalau ditotal dari mencari jamu sampai buka warung ya 40 tahun lebih. Rencananya memang mau istirahat mau nunggu cucunya kalau sudah pulih. Kalau soal warung mau dibicarakan nanti karena kita fokus bagaimana Mbok Yem sembuh dulu,” ucap Syaiful Gimbal.
Legenda Gunung Lawu Wakiyem (82) atau lebih dikenal Mbok Yem, meninggal dunia Rabu siang sekitar pukul 13:30 WIB di kediamannya di Dusun Dagung, Desa Gonggang, Kecamatan Poncol, Magetan, Jawa Timur.
Mbok Yem sempat dirawat di RSU Aisyiyah selama lebih dari 2 minggu karena menderita pneumonia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Pasca Namanya Dicabut dari Tap MPR XI/1998, Soeharto Berpeluang Jadi Pahlawan Nasional
Jakarta: Presiden ke-2 RI, Soeharto, dan Presiden ke-4 RI KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) masuk dalam jajaran nama yang akan diusulkan Kementerian Sosial (Kemensos) sebagai tokoh yang akan mendapatkan gelar pahlawan nasional tahun ini.
“Tahun ini ada beberapa nama yang berpeluang di antaranya Presiden ke-2 Soeharto dan Presiden ke-4 Gus Dur,” kata Menteri Sosial, Saifullah Yusuf dikutip dari siaran persnya, di Jakarta, Rabu, 23 April 2025.
Saifullah mengatakan, kementerian sosial saat ini juga telah menerima usulan beberapa nama calon pahlawan nasional dari daerah. Kalaupun ada yang pro dan kontra itu, menurut Saifullah, merupakan hal yang biasa.
Calon pahlawan nasional juga manusia yang mesti tidak akan sempurna. “Yang tentu akan dipertimbangkan lah ya. Kebaikan-kebaikannya juga harus jadi pertimbangan. Pak Harto, Gus Dur, atau juga seluruh pahlawan yang diusulkan itu pada dasarnya memiliki kelemahan dan kekurangan. Kenapa? Karena mereka manusia,” ujarnya.
“Semua pahlawan yang diusulkan manusia. Siapa pun pahlawan itu yang diusulkan itu manusia. Manusia itu tempatnya kesalahan. Jadi enggak ada yang sempurna,” tambahnya.
Lebih lanjut, Gus Ipul menjelaskan, pemberian gelar pahlawan untuk Soeharto dan Gus Dur adalah bentuk mengingat jasa-jasa baiknya. “Kita mempertahankan nilai-nilai yang baik sambil kita juga mengadopsi nilai-nilai baru yang lebih baik. Jadi yang baik, yang lama kita mempertahankanlah. Yang jelek ya enggak usah diteruskan,” kata dia.
“Setelah dievaluasi, ya sudah lah. Mungkin kekurangan, kekeliruannya harus kita terima sebagai bagian dari perjalanan bangsa ini. Tetapi jasa-jasa baiknya itu juga enggak boleh kita lupakan,” tambahnya.
“Lebih enak gitu aja. Jadi kan sejarah sudah mencatat. Ya sudah lah, biar nanti bisa jadi inspirasi bagi generasi yang akan datang,” sambungnya.
Nama Soeharto dicabut dari TAP MPR 11/1998
Lebih lanjut, Saifullah mengatakan, Soeharto berpeluang besar untuk mendapatkan gelar pahlawan tahun ini usai namanya dicabut dari TAP MPR 11/1998 soal korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).Adapun Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Di mana pada pasal 4 berbunyi: “Upaya pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme harus dilakukan secara tegas terhadap siapapun juga, baik pejabat negara, mantan pejabat negara, keluarga, dan kroninya maupun pihak swasta/konglemerat termasuk mantan Presiden Soeharto dengan tetap memperhatikan prinsip praduga tak bersalah dan hak-hak azasi manusia”. (jdih.surabaya.go.id)
Adapun pemberian gelar pahlawan berawal dari usulan masyarakat. Usulan itu ditampung di kabupaten/kota lantas diusulkan oleh bupati/wali kota tempat tokoh itu lahir.
Nama yang diusulkan akan dikaji oleh sebuah tim bernama Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) lalu diusulkan oleh bupati/wali kota ke gubernur. Dari gubernur, nama itu akan diusulkan ke Kementerian Sosial.
Usai dari sana, Kementerian Sosial akan membentuk Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) lalu mengusulkan nama-nama ke Dewan Gelar. Lalu, dari Dewan Gelar, nama pahlawan baru akan diputuskan oleh presiden. Ada sekitar 20 nama yang tahun ini diusulkan.
Berikut adalah syarat nama-nama yang bisa diusulkan:
Syarat Umum
WNI atau seseorang yang berjuang di wilayah yang sekarang menjadi wilayah NKRI;
Memiliki integritas moral dan keteladanan;
Berjasa terhadap bangsa dan negara;
Berkelakuan baik;
Setia dan tidak mengkhianati bangsa dan negara; dan
Tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun.Syarat Khusus
Pernah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata atau perjuangan politik atau perjuangan dalam bidang lain untuk mencapai, merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa;
Tidak pernah menyerah pada mush dalam perjuangan;
Melakukan pengabdian dan perjuangan yang berlangsung hampir sepanjang hidupnya dan melebihi tugas yang diembannya;
Pernah melahirkan gagasan atau pemikiran besar yang dapat menunjang pembangunan bangsa dan negara;
Pernah menghasilkan karya besar yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat luas atau meningkatkan harkat dan martabat bangsa;
Memiliki konsistensi jiwa dan semangat kebangsaan yang tinggi; dan/ atau
Melakukan perjuangan yang mempunyai jangkauan luas dan berdampak nasional.Jakarta: Presiden ke-2 RI, Soeharto, dan Presiden ke-4 RI KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) masuk dalam jajaran nama yang akan diusulkan Kementerian Sosial (Kemensos) sebagai tokoh yang akan mendapatkan gelar pahlawan nasional tahun ini.
“Tahun ini ada beberapa nama yang berpeluang di antaranya Presiden ke-2 Soeharto dan Presiden ke-4 Gus Dur,” kata Menteri Sosial, Saifullah Yusuf dikutip dari siaran persnya, di Jakarta, Rabu, 23 April 2025.
Saifullah mengatakan, kementerian sosial saat ini juga telah menerima usulan beberapa nama calon pahlawan nasional dari daerah. Kalaupun ada yang pro dan kontra itu, menurut Saifullah, merupakan hal yang biasa.Calon pahlawan nasional juga manusia yang mesti tidak akan sempurna. “Yang tentu akan dipertimbangkan lah ya. Kebaikan-kebaikannya juga harus jadi pertimbangan. Pak Harto, Gus Dur, atau juga seluruh pahlawan yang diusulkan itu pada dasarnya memiliki kelemahan dan kekurangan. Kenapa? Karena mereka manusia,” ujarnya.
“Semua pahlawan yang diusulkan manusia. Siapa pun pahlawan itu yang diusulkan itu manusia. Manusia itu tempatnya kesalahan. Jadi enggak ada yang sempurna,” tambahnya.
Lebih lanjut, Gus Ipul menjelaskan, pemberian gelar pahlawan untuk Soeharto dan Gus Dur adalah bentuk mengingat jasa-jasa baiknya. “Kita mempertahankan nilai-nilai yang baik sambil kita juga mengadopsi nilai-nilai baru yang lebih baik. Jadi yang baik, yang lama kita mempertahankanlah. Yang jelek ya enggak usah diteruskan,” kata dia.
“Setelah dievaluasi, ya sudah lah. Mungkin kekurangan, kekeliruannya harus kita terima sebagai bagian dari perjalanan bangsa ini. Tetapi jasa-jasa baiknya itu juga enggak boleh kita lupakan,” tambahnya.
“Lebih enak gitu aja. Jadi kan sejarah sudah mencatat. Ya sudah lah, biar nanti bisa jadi inspirasi bagi generasi yang akan datang,” sambungnya.
Nama Soeharto dicabut dari TAP MPR 11/1998
Lebih lanjut, Saifullah mengatakan, Soeharto berpeluang besar untuk mendapatkan gelar pahlawan tahun ini usai namanya dicabut dari TAP MPR 11/1998 soal korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
Adapun Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Di mana pada pasal 4 berbunyi: “Upaya pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme harus dilakukan secara tegas terhadap siapapun juga, baik pejabat negara, mantan pejabat negara, keluarga, dan kroninya maupun pihak swasta/konglemerat termasuk mantan Presiden Soeharto dengan tetap memperhatikan prinsip praduga tak bersalah dan hak-hak azasi manusia”. (jdih.surabaya.go.id)
Adapun pemberian gelar pahlawan berawal dari usulan masyarakat. Usulan itu ditampung di kabupaten/kota lantas diusulkan oleh bupati/wali kota tempat tokoh itu lahir.
Nama yang diusulkan akan dikaji oleh sebuah tim bernama Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Daerah (TP2GD) lalu diusulkan oleh bupati/wali kota ke gubernur. Dari gubernur, nama itu akan diusulkan ke Kementerian Sosial.
Usai dari sana, Kementerian Sosial akan membentuk Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) lalu mengusulkan nama-nama ke Dewan Gelar. Lalu, dari Dewan Gelar, nama pahlawan baru akan diputuskan oleh presiden. Ada sekitar 20 nama yang tahun ini diusulkan.
Berikut adalah syarat nama-nama yang bisa diusulkan:
Syarat Umum
WNI atau seseorang yang berjuang di wilayah yang sekarang menjadi wilayah NKRI;
Memiliki integritas moral dan keteladanan;
Berjasa terhadap bangsa dan negara;
Berkelakuan baik;
Setia dan tidak mengkhianati bangsa dan negara; dan
Tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 (lima) tahun.Syarat Khusus
Pernah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata atau perjuangan politik atau perjuangan dalam bidang lain untuk mencapai, merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa;
Tidak pernah menyerah pada mush dalam perjuangan;
Melakukan pengabdian dan perjuangan yang berlangsung hampir sepanjang hidupnya dan melebihi tugas yang diembannya;
Pernah melahirkan gagasan atau pemikiran besar yang dapat menunjang pembangunan bangsa dan negara;
Pernah menghasilkan karya besar yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat luas atau meningkatkan harkat dan martabat bangsa;
Memiliki konsistensi jiwa dan semangat kebangsaan yang tinggi; dan/ atau
Melakukan perjuangan yang mempunyai jangkauan luas dan berdampak nasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id(CEU)
/data/photo/2025/04/24/6809988ae9d2f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)

