Wabup Bojonegoro Setop Paksa Operasional Pabrik Sata Tec Indonesia
Editor
BOJONEGORO, KOMPAS.com
– Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro akhirnya mengambil sikap tegas dengan menutup sementara semua aktivitas di PT Sata Tec Indonesia.
Wakil Bupati (Wabup) Bojonegoro, Nurul Azizah, turun tangan langsung menghentikan secara paksa operasional pabrik pengolahan tembakau milik PT Sata Tec Indonesia yang berlokasi di Desa Sukowati, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur.
Tindakan ini dilakukan Wabup Nurul saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) bersama Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP), serta sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait pada Kamis (12/6/2025) kemarin.
Dalam sidak tersebut, tim yang dipimpin Nurul mendapati bahwa PT Sata Tec Indonesia tetap beroperasi meskipun telah disegel.
Penyegelan ini sebab belum mengantongi izin operasional secara lengkap.
“Dari hasil evaluasi bersama tim terpadu, ditemukan sejumlah kekurangan dalam dokumen perizinan. Maka, dengan tegas kami memutuskan untuk menghentikan sementara operasional pabrik ini,” ujar Nurul, Jumat (13/6/2025).
Diketahui pabrik pengolahan tembakau ini sebelumnya sudah dua kali disegel, tapi tetap nekat menjalankan aktivitas produksi.
Alasannya ada banyak bahan baku yang belum diolah.
Menanggapi hal itu, Nurul pun memberikan toleransi waktu 2 hari kepada perusahaan.
Jangka waktu ini untuk menyelesaikan proses pengolahan bahan baku yang tersisa guna menghindari kerugian material yang lebih besar.
Dalam sidak ini, selain menghentikan kegiatan operasional, Wabup juga meninjau langsung fasilitas pabrik.
Termasuk cerobong asap, instalasi pengolahan air limbah (IPAL) dan kondisi air limbah yang dibuang ke lingkungan sekitar.
Hasilnya, tim gabungan makin mantap untuk merekomendasikan penutupan sementara, hingga seluruh perizinan dan aspek lingkungan terpenuhi.
“Dalam dunia usaha, hak dan kewajiban harus berjalan seimbang. Hak untuk beroperasi hanya bisa diperoleh jika seluruh kewajiban, termasuk aspek legalitas, telah dipenuhi,” tegas Nurul.
Penutupan ini tidak hanya berdampak pada aktivitas bisnis perusahaan, puluhan karyawan yang bekerja pun tidak luput terdampak dengan kebijakan ini.
Meski demikian, Nurul menyebutkan, bahwa para karyawan telah diberi penjelasan terkait situasi ini.
Di lain sisi, Kepala Desa Sukowati, Amik Rohadi, mengakui pentingnya keberadaan pabrik bagi warga sekitar, terutama dalam hal lapangan kerja.
Namun demikian, Rohadi menegaskan bahwa aspek legalitas dan dampak terhadap masyarakat harus tetap menjadi pertimbangan utama.
“Saya menyampaikan kepada masyarakat bahwa langkah yang diambil Pemkab bukan untuk mematikan usaha, tapi demi kepentingan jangka panjang yang lebih baik dan berkelanjutan,” ucapnya.
Sebelumnya, DPRD Kabupaten Bojonegoro kembali menyoroti aktivitas PT Sata Tec Indonesia yang nekat beroperasi tanpa mengantongi izin resmi.
Hal tersebut dilakukan, sebab banyaknya keluhan warga yang terganggu dengan bau menyengat dari aktivitas perusahaan pengolahan tembakau milik PT Sata Tec Indonesia.
Komisi A DPRD Bojonegoro pun naik pitam. Para legislatif itu memanggil manajemen perusahaan dalam rapat koordinasi yang digelar diruang Komisi kamis (12/6/2025).
Dalam rapat tersebut, DPRD dengan tegas meminta kegiatan produksi harus dihentikan hingga seluruh perizinan terpenuhi.
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul
Wabup Bojonegoro Nurul Azizah Hentikan Paksa Operasional Pabrik Sata Tec Indonesia, Ini Penyebabnya
.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Surabaya
-
/data/photo/2024/08/24/66c9b7992cbf5.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Wabup Bojonegoro Setop Paksa Operasional Pabrik Sata Tec Indonesia Surabaya 13 Juni 2025
-
/data/photo/2025/06/13/684c0f0a8bed3.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Eri Cahyadi Targetkan 200 Emas Diraih Atlet Surabaya dalam Porprov Jatim 2025 Surabaya 13 Juni 2025
Eri Cahyadi Targetkan 200 Emas Diraih Atlet Surabaya dalam Porprov Jatim 2025
Tim Redaksi
SURABAYA, KOMPAS.com
– Wali Kota Surabaya,
Eri Cahyadi
menargetkan 200 emas kepada atlet yang mengikuti ajang Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur (Jatim) XI.
Berdasarkan pantuan
Kompas.com
, para atlet dari berbagai cabang olahraga (cabor) yang akan mengikuti Porprov Jatim di Malang berkumpul di Balai Kota Surabaya, Jumat (13/6/2025).
Eri mengatakan, sebelumnya sempat menargetkan 150 emas di
event
empat tahunan tersebut. Oleh karena itu, dia menaikkan targetnya menjadi 200 emas di 2025 ini.
“Jadi kita targetkan dengan KONI, kemarin kita targetkan 150 (emas) kita dapatkan 163, hari ini kita targetkan 200 emas,” kata Eri, ketika berada di Balai Kota Surabaya, Jumat (13/6/2025).
Selain itu, Eri mengaku pernah melihat para atlet muda berlatih sejak 2024. Atas dasar itulah dia optimistis bisa mendapatkan emas lebih dari tahun sebelumnya.
“Persiapan atlet, saya yakin mereka bisa menjadi yang terbaik, dan meraih 200 emas. Karena ketika latihan dengan cabor-cabor itu luar biasa, semua bergerak terus mulai 2024,” ucapnya.
Kemudian, Eri mendorong para atlet Surabaya agar bisa menjadi juara umum dalam kontestasi itu. Sebab, dia sudah menyiapkan hadiah untuk pemuda yang bisa membawa pulang emas.
“Yang pasti kita harus juara umum lagi, karena kita selalu jadi juara umum. Tadi kami sampaikan ada
reward
(penghargaan) untuk atlet yang bisa mendapatkan medali,” kata Eri.
Eri juga meminta setiap organisasi perangkat daerah (OPD) agar memberikan dukungan kepada atlet yang berlaga, misalnya dengan menonton langsung pertandingan di Malang.
Total, ada 1.228 atlet dari Surabaya yang diberangkatkan untuk bertanding di Porprov Jatim XI. Mereka berasa dari berbagai cabor, misalnya seperti, sepak takraw, renang hingga taekwondo.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/06/13/684bfd72ddf98.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Viral Kucing Liar Dipunguti dari TPS di Surabaya untuk Pakan Ular, Pihak Kelurahan Membantah Surabaya 13 Juni 2025
Viral Kucing Liar Dipunguti dari TPS di Surabaya untuk Pakan Ular, Pihak Kelurahan Membantah
Tim Redaksi
SURABAYA, KOMPAS.com
– Pihak kelurahan dan RT di Sumur Welut membantah adanya tuduhan terkait kucing liar yang sering diambil dari Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Pesapen, Sumur Welut, Kecamatan Lakarsantri,
Surabaya
untuk dijadikan pakan ular.
Hal ini disampaikan mereka dalam menanggapi video viral tentang warga yang kerap mengambil kucing di tempat pembuangan sementara (TPS) itu untuk dijadikan makanan ular.
Pantauan
Kompas.com
di lokasi, tong-tong sampah yang berada di TPS itu tertata cukup rapi dan tidak ada hewan seperti kucing berkeliaran di kawasan tersebut.
Terlihat juga satu-dua kali warga sekitar yang membuang sampah ke TPS tersebut.
Lurah Sumur Welut, Elvanda Danu mengatakan, setelah viralnya video tersebut, ia bersama satpol PP tidak menemukan adanya kucing di sekitar lokasi TPS.
“Saya enggak tahu ya apakah TPS itu dijadikan sebagai tempat transaksi atau tempat buangan kucing gitu, cuma saya dan satpol PP disini juga sudah cek di lapangan sih, enggak ada sama sekali sih. Kita cek itu adanya ayam saja,” kata Elvanda saat ditemui
Kompas.com
, Jumat (13/6/2025).
Selain itu, Elvanda tidak pernah melihat seseorang yang mencurigakan yang mengangkut kucing-kucing liar tersebut.
“Jadi di TPS itu selalu dijaga terus, apalagi di seberangnya juga ada warung, kita juga selalu minta pengawasan dari mereka juga, dan saya enggak pernah ngelihat orang yang mencurigakan yang ngangkutin kucing gitu sih,” ujarnya.
Ia menyampaikan bahwa lokasi
TPS Pesapen
tersebut memang cukup strategis karena terletak di pinggir jalan pelintasan dari Gresik dan Sidoarjo ke arah Surabaya dan menjadi tempat pembuangan sampah dari 4 kelurahan.
Pengecekan selalu rutin dilakukan dua kali sehari, setiap pagi dan sore hari di TPS. Namun, ia tidak pernah menemukan adanya kucing liar maupun kucing buangan.
“Kalau pengecekan sejak awal itu ada, setiap pagi dan sore biasanya sewaktu ada pengambilan dari teman-teman DLH (Dinas Lingkungan Hidup) yang ngangkut sampah itu, kita cek, nggak pernah ada (kucing). Ya kalau kucing lewat pernah satu dua kali, itupun sudah besar kucingnya biasanya nyari makan, tapi jarang sekali,” katanya.
Pihaknya juga sudah mengonfirmasi ke penjaga sekaligus petugas
TPS Sumur Welut
, Suripto, bahwa tidak pernah ditemukan kucing yang berkeliaran.
“Kalaupun ada sesuatu yang mencurigakan, mereka (warga sekitar) langsung turun, lapor ke kita biasanya. Sedangkan, informasi dari Pak Surip sih memang enggak ada, enggak ada sama sekali terkait kucing,” tuturnya.
Menurutnya, video tersebut masih perlu dipertanyakan kebenarannya.
Dalam kesempatan terpisah, Ketua RT 006, RW 001 Sumur Welut, Surabaya, Lingke mengatakan bahwa dahulu memang ada banyak kucing buangan di sekitar TPS.
Namun, kini keberadaan kucing-kucing tersebut tidak diketahui lagi.
“Orang buang kucing saja, tahu-tahu sudah ada kucing gitu loh. Bukan kucing warga, tapi kucingnya memang sengaja dibuang. Sekarang kucingnya sudah enggak ada, ya saya mikirnya cuma paling sudah diambil warga dipelihara, enggak sampai kepikiran ke situ,” kata Lingke.
Sesekali, warga sekitar juga memberikan makanan kepada kucing-kucing tersebut di dekat pos kampung.
“Kalau kadang warga itu ada yang welas kasihan begitu, ya dikasih makan di pojokan pos itu. Kalau kucingnya dah besar biasanya mereka lari, nyari makan sendiri,” ujarnya.
Ia pun mengaku terkejut saat pertama kali melihat video viral tersebut karena sudah sejak lama tidak menemukan kucing di sekitaran TPS.
“Saya pertama kali tahu itu dikirimkan adek saya, ‘
Ini bener ta panggone sampeyan
? (Ini apakah benar di wilayah Anda?)’. Ya aku juga enggak tahu. Terus saya cek ke lokasi juga enggak ada kucing,” katanya.
Lingke menegaskan, jika menemukan ada seseorang yang sengaja membuang kucing di TPS tersebut, dia akan menindak tegas dan meminta pertanggunganjawaban.
“Misalnya ada orang yang buang sampah sembarangan, enggak masuk ke tong sampahnya aja saya kembalikan, saya suruh buang lagi yang benar. Apalagi orang yang buang kucing, pasti bakal saya minta kembali, kalau dia memang sudah memelihara kucing ya harus bertanggung jawab,” ucapnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Khofifah pastikan Jalur Cangar-Pacet kembali dibuka 24 Jam
Pengumuman dibukanya Jalur Cangar-Pacet yang menghubungkan Kabupaten Mojokerto dengan Kota Batu dan Kabupaten Malang kembali dibuka 24 jam mulai Jumat (13/6/2025). (ANTARA/HO-Biro Adpim Jatim)
Khofifah pastikan Jalur Cangar-Pacet kembali dibuka 24 Jam
Dalam Negeri
Editor: Novelia Tri Ananda
Jumat, 13 Juni 2025 – 17:03 WIBElshinta.com – Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa memastikan jalur Cangar–Pacet yang menghubungkan Kabupaten Mojokerto dengan Kota Batu dan Kabupaten Malang kembali dibuka 24 jam mulai Jumat (13/6), setelah seluruh proses perbaikan pasca-longsor rampung dan dinyatakan aman.
“Alhamdulillah mulai hari ini, jalur Cangar–Pacet siap dibuka 24 jam. Setelah longsor beberapa waktu lalu, jalur ini sempat diberlakukan sistem buka tutup. Kini, setelah hasil asesmen Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana Pemprov Jatim menyatakan aman, jalur kembali dibuka penuh,” ujar Gubernur Jatim Khofifah dalam keterangan di Surabaya, Jumat.
Jalur Cangar–Pacet sempat ditutup sejak 3 April 2025 menyusul terjadinya longsor di kawasan tersebut. Perbaikan jalan dan terasering dilakukan secara bertahap, dengan sistem buka tutup diberlakukan selama masa pengerjaan. Pembukaan kembali jalur dilakukan setelah Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana Pemprov Jawa Timur melakukan evaluasi dan pengecekan akhir terhadap kondisi jalan pada Kamis (12/6) di Rest Area Sendi, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto.
“Setelah dilakukan berbagai pengecekan langsung, kondisi jalan dinyatakan baik, layak, dan aman, untuk dilalui. Maka per hari ini jalur sudah dibuka 24 jam,” kata Khofifah.
Ia menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah terlibat aktif dalam penanganan dampak longsor sejak April lalu, termasuk elemen perangkat daerah dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda). Adapun instansi yang tergabung dalam Tim Reaksi Cepat antara lain BPBD Provinsi Jatim, Dinas PU Bina Marga, Dinas Sosial, Dinas Kehutanan, Dinas Perhubungan, UPT Pengelolaan Jalan dan Jembatan Mojokerto, UPT Tahura Raden Soerjo, serta Forkopimda.
“Berdasarkan laporan BPBD Jatim, penanganan darurat telah dilakukan oleh Tim Teknis. Pekerjaan yang diselesaikan meliputi pembangunan tembok penahan tanah sisi barat dan timur, pemasangan trucuk bambu, guard rail, pipanisasi saluran air, EWS longsor, penanaman tumbuhan penahan tanah seperti vetiver, matoa, dan petai, serta pemasangan penerangan jalan umum,” katanya.
Meski telah dibuka, Khofifah menegaskan sistem buka tutup tetap dapat diberlakukan sementara oleh Tahura Raden Soerjo dan Polsek Pacet apabila terdapat peringatan curah hujan tinggi atau kondisi yang dinilai membahayakan. Ia juga menambahkan Tahura Raden Soerjo akan bertanggung jawab terhadap monitoring berkala, terutama saat terjadi hujan lebat, untuk mengantisipasi potensi longsor dari aliran sungai lain.
Gubernur juga mengimbau masyarakat agar aktif memantau kondisi cuaca sebelum melintas di jalur tersebut, mengingat kawasan Cangar–Pacet merupakan daerah rawan longsor.
“Meski sudah dibuka, masyarakat tetap diimbau memantau informasi cuaca guna mengantisipasi potensi bahaya bencana,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.
Sumber : Antara
-
/data/photo/2025/06/13/684c075397b3f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Diganti Padahal Jabatan Belum Berakhir, Eks Ketua DPD Nasdem Pamekasan Pilih Fokus Bisnis Surabaya 13 Juni 2025
Diganti Padahal Jabatan Belum Berakhir, Eks Ketua DPD Nasdem Pamekasan Pilih Fokus Bisnis
Tim Redaksi
PAMEKASAN, KOMPAS.com
– Pergantian Nahkoda Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Nasional Demokrat (Nasdem) Pamekasan mengejutkan.
Belum genap lima tahun muncul Surat Keputusan (SK) baru.
Eks
Ketua DPD Nasdem
Pamekasan A. Atuf Haidar tidak menolak jika masa jabatannya belum full lima tahun.
Namun, pihaknya tidak mempersoalkan dikeluarkannya SK baru tanpa namanya.
Saat dikonfirmasi pihaknya mengaku tidak ada pemberitahuan apapun sebelumnya.
Sampai ada kabar terbit SK baru.
“Tapi tidak masalah, karena bunyinya, ketika terbit SK baru maka kepengurusan sebelumnya otomatis tidak aktif,” katanya.
Dia mengungkapkan jika akan fokus mengurus bisnis.
Untuk sementara vakum dari dunia politik.
Disinggung apakah berpindah partai? Pihaknya belum memberikan kepastian politiknya pasca pimpin DPD
Nasdem Pamekasan
yang berhasil raih empat kursi di DPRD setempat.
“Ya dilihat nanti lah kalau sudah waktunya,” ungkapnya.
Pada tanggal 9 Juni 2025, Mustafa Afif menerima Surat Keputusan (SK) yang diterimanya langsung dari Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasdem Jawa Timur, Lita Machfud Arifin di Kantor DPW Partai NasDem Jawa Timur, Surabaya.
Pada dokumen SK DPP Partai Nasdem bernomor 162-Kpts/DPP-Nasdem/V/2025, Mustafa Afif ditunjuk mengganti A. Atuf Haidar untuk memimpin DPD Nasdem lima tahun kedepan.
Sementara untuk posisi sekretaris dan bendahara partai tidak ada perubahan.
Masing-masing, Mohammad Hamidi dan Habibullah. Keduanya tetap menjabat posisi seperti pada periode sebelumnya.
Dokumen SK ditandangani langsung oleh Sekjen DPP Nasdem Hermawi Fransiskus Taslim. Surat itu tertanggal 19 Mei 2025.
Ketua DPD Nasdem Pamekasan
Mustafa Afif enggan memberikan keterangan detail.
Hanya saja dalam waktu dekat akan dilakukan konsolidasi pengurus.
“Insya Allah dalam waktu dekat kita akan lakukan konsolidasi pengurus,” ucapnya singkat.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/06/13/684c081f646d4.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Tonjolkan Tari Gandrung, Video Perpisahan SMPN 3 Muncar Banyuwangi Panen Apresiasi Surabaya 13 Juni 2025
Tonjolkan Tari Gandrung, Video Perpisahan SMPN 3 Muncar Banyuwangi Panen Apresiasi
Tim Redaksi
BANYUWANGI, KOMPAS.com
– Sebuah video perpisahan milik
SMP Negeri 3 Muncar
,
Banyuwangi
, Jawa Timur menjadi perbincangan di media sosial karena mengusung konsep yang unik.
Dalam video berdurasi sekitar empat menit,
SMPN 3 Muncar
menyelipkan tarian kebanggaan warga Bumi Blambangan, yaitu
tari gandrung
.
Dalam gelapnya malam, diterangi cahaya senter ponsel para siswa, sang penari gandrung tampak menari dengan luwes.
Pengonsep video ini adalah guru seni budaya di sekolah tersebut, Ike Dian Susanti bersama seorang guru pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (PJOK), Yunus dengan dibantu delapan siswa dari kelas 9, serta sepuluh siswa dari OSIS.
Mereka bersama-sama menyusun agenda video perpisahan itu.
“Saya dibantu satu teman guru, namanya Pak Yunus yang memang sangat akrab dengan para siswa, kami bersama-sama mematangkan konsepnya,” kata Ike, Jumat (13/6/2025).
Ide menghadirkan tarian gandrung tercetus ketika Ike mendengar sebuah musik milik grup band kenamaan, Kotak yang berkolaborasi dengan maestro gandrung Banyuwangi, Temu Misti serta maestro biola, Pak Buang.
Penari yang tampil pun diambil dari seorang siswi kelas 7 yang tengah berlatih tari pada hari H pembuatan video, dan saat itu juga diajak untuk berpartisipasi.
“Sebetulnya, di kelas 9 ada penari terbaik juara se Kabupaten Banyuwangi, tapi kami libatkan siswa kelas 7 agar siswa kelas 9 dapat duduk manis mengikuti konsep agenda,” tuturnya.
Konsep gandrung ditekankan karena ia ingin mengingatkan kepada para siswa yang berbahagia dengan kelulusannya untuk tak melupakan unsur Banyuwangi yang ada di dalam diri mereka.
Proses pembuatan koreografi pun sangat cepat. Sang penari yang memiliki bakat dasar tari itu hanya perlu latihan selama lima menit sebelum video diambil.
Untuk kostum, pihaknya mendapatkan dukungan dari sanggar tari Kuwung Wetan.
Ike menceritakan, sekolahnya memang cukup eksis di bidang kesenian dan sering keluar sebagai juara tingkat kabupaten hingga nasional.
“Kami juara 1 penari terbaik tingkat Kabupaten Banyuwangi berturut-turut. Pada pemilihan gandrung gurit Mangir di Cluring juga kami juara 1 terbaik tingkat kabupaten. Kami juga juara tari FLS3N (Festival Lomba Seni dan Sastra Siswa Nasional),” tuturnya.
Tak hanya tari, sekolah tersebut berprestasi di bidang kesenian lainnya, seperti musik ensambel, musik tradisional, dan musik pantomim.
Ike menceritakan, saat proses pembuatan video tari gandrung yang menggandeng tim fotografer dari Kecamatan Songgon, sebanyak 273 siswa dari 7 kelas itu hanya butuh pengambilan video sebanyak dua kali.
“Hanya dua kali
take
, anak-anak manut dan semuanya ingin yang terbaik,” tuturnya.
Dengan ramainya perbincangan terkait konsep video perpisahan yang menyelipkan tarian gandrung itu, Ike mengaku sekolahnya panen apresiasi dari berbagai pihak.
Ike dengan gembira menceritakan bahwa dua hari lalu ia mendapatkan telepon dari sang kepala sekolah yang mendapatkan apresiasi dari Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dan Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi.
“Video kami juga dipakai
story
oleh Ibu Bupati, itu yang membuat kami terharu,” ucapnya dengan suara bergetar.
Apresiasi dalam bentuk lain pun diterima SMPN 3 Muncar, yaitu dengan makin banyaknya calon siswa yang mendaftar ke sekolah tersebut. Tak hanya dari Muncar, siswa bahkan datang dari kecamatan lain.
Kini, Ike yang telah mengabdi selama empat tahun di sekolah itu pun berharap sekolahnya dapat kian berprestasi, baik dari sisi akademik maupun non-akademik.
“Semoga seni dan olahraga semakin menonjol. Dan yang terpenting semoga sekolah kami semakin berprestasi, lebih baik lagi,” kata dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/06/13/684c0a3bc11ed.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Cerita Bu Susi, Guru Honorer SD Jadi Korban Pungli Rp 55 Juta untuk Jadi PPPK Surabaya 13 Juni 2025
Cerita Bu Susi, Guru Honorer SD Jadi Korban Pungli Rp 55 Juta untuk Jadi PPPK
Editor
BOJONEGORO, KOMPAS.com
– Berharap memperoleh kehidupan yang lebih baik justru berubah menjadi pilu, inilah secuil kisah dari
guru honorer
di Kabupaten Bojonegoro yang terpedaya iming-iming diangkat pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).
Nasib pilu ini dialami oleh Dwi Susilowati, guru di SDN Dander II, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro.
Perempuan sederhana ini harus menelan kenyataan pahit setelah ditipu hingga Rp 55 juta oleh oknum pegawai di lingkungan Disdik yang menjanjikannya lolos menjadi pegawai PPPK.
Dwi Susilowati yang akrab disapa Bu Susi ini dengan lugu bertutur mengakui awalnya tergiur dengan iming-iming diangkat derajatnya dari yang semula guru honorer menjadi pagawai PPPK pada rekruitmen tahun 2019 silam.
“Saya korban tahun 2019, senilai Rp 55 juta. Saat itu, usia kami kan 35 tahun ke atas, dijanjikan untuk dipermudah,” ujar Bu Susi, Jumat (13/6/2025).
Sebagai
single mom
, harapan Bu Susi hanya sederhana, dapat hidup lebih baik mendapat upah layak dari peluhnya mengajar puluhan tahun.
“Saya hanya ingin hidup lebih baik. Anak saya butuh biaya sekolah, dan saya satu-satunya tulang punggung keluarga. Tapi malah tertipu,” timpalnya.
Bu Susi juga mengaku nasib pilu ini tidak hanya dialami oleh dirinya saja.
Ada sebanyak 22 rekan sejawatnya juga menjadi korban.
Para guru honorer tersebut dijanjikan akan diloloskan menjadi PPPK oleh SW, seorang oknum yang mengaku ‘sakti’ memiliki akses dan pengaruh di lingkungan Disdik.
Bu Susi bersama puluhan guru honorer lainnya pun terpedaya hingga menyetor sejumlah uang kepada SW.
Jumlahnya bervariasi. Bu Susi sendiri menyebut telah menyetorkan uang senilai total Rp 55 juta.
“Saya waktu itu berpikir positif. Mungkin ini jalan dari Tuhan untuk mengubah nasib saya. Tapi ternyata saya ditipu,” tuturnya lirih.
Ironisnya, uang yang disetorkan tak kunjung membawa kejelasan.
Dari tahun ke tahun, Bu Susi bersama korban yang lainnya menanti namun hasilnya nihil.
Praktik nakal yang dilakoni oleh SW pun akhirnya mencuat.
Bu Susi mengaku beberapa kali dipanggil oleh Disdik bersama sejumlah korban lainnya untuk dimediasi dengan terduga pelaku.
Namun hingga kini, tak ada itikad baik maupun kepastian soal pengembalian uang.
Lebih lanjut, Bu Susi menegaskan bahwa SW tidak pernah mencatut nama pejabat tertentu saat melakukan aksinya.
Tak dinyana, Bu Susi dinyatakan lolos dan telah menerima SK pengangkatan PPPK secara murni.
Meski menjadi korban penipuan, Bu Susi dan sejumlah guru lainnya belum melaporkan kasus ini ke aparat penegak hukum.
Alasannya sederhana, mereka hanya ingin uang mereka kembali.
“Kami sudah lolos PPPK secara murni. Kami tidak ingin masalah ini merusak status kami. Kami hanya ingin keadilan,” pungkasnya.
Kasus pungli pada guru honorer ini pun mendapat sorotan serius dari Komisi C
DPRD Bojonegoro
.
Sejumlah pejabat di Dinas Pendidikan (Disdik), Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan (BKPP) serta para korban di panggil ke DPRD dalam rapat tertutup di ruangan Komisi C, pada Kamis (12/6/2025).
Ketua Komisi C DPRD Bojonegoro, Ahmad Supriyanto, yang memimpin jalannya hearing menegaskan bahwa pihaknya akan mendalami kasus ini lebih jauh.
Supriyanto menduga praktik pungli ini tidak dilakukan oleh satu orang semata, melainkan melibatkan lebih dari satu pihak.
“Jangan berhenti pada SW. Kami mencium ada indikasi sindikat. Ini tidak bisa dianggap kasus tunggal,” tegas politisi Partai Golkar.
Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul
Cerita Bu Susi Guru Honorer SD, Hidup Sebagai Single Mom, Jadi Korban Pungli Rp55 Juta untuk PPPK
.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/06/13/684bffd58fad1.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Besuk Rekan di Tahanan Polres Blitar, 2 Warga Malang Malah Ikut Ditahan Polisi Surabaya 13 Juni 2025
Besuk Rekan di Tahanan Polres Blitar, 2 Warga Malang Malah Ikut Ditahan Polisi
Tim Redaksi
BLITAR, KOMPAS.com
– Dua warga Kabupaten
Malang
, Jawa Timur, berinisial GS (27) dan NA (40) ditahan polisi setelah membesuk rekan mereka yang mendekam di tahanan Polres
Blitar
berinisial AY.
Dua warga Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang itu pun tidak dapat pulang ke rumah karena justru ikut meringkuk di tahanan polisi.
Kasi Humas Polres Blitar Ipda Putut Siswahyudi mengatakan bahwa pihak Satreskrim Polres Blitar telah menaruh kecurigaan pada GS dan NA saat mereka datang ke Mapolres Blitar guna membesuk AY di tahanan.
Keduanya diduga terlibat pencurian motor yang dilakukan AY.
“Pagi ini mereka membesuk tersangka
curanmor
bernama AY di tahanan Polres Blitar. Karena mencurigakan, pihak Satreskrim langsung melakukan interogasi terhadap keduanya,” ujar Putut kepada
Kompas.com
melalui telepon, Jumat (13/6/2025) sore.
AY merupakan tersangka kasus pencurian kendaraan bermotor yang ditangkap Satreskrim Polres Blitar dengan lokasi pencurian di wilayah Kecamatan Kesamben, Kabupaten Blitar beberapa waktu lalu.
“Salah satu dari keduanya yang bernama GS sudah mengakui melakukan pencurian kendaraan bermotor di Kabupaten dan Kota Malang,” kata Putut.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Blitar AKP Momon Suwito Pratomo mengungkapkan bahwa kecurigaan terhadap GS dan NA didasarkan pada hasil penyelidikan pihak kepolisian.
“Kecurigaan itu didasarkan pada hasil penyelidikan yang kemudian diperkuat dengan konfirmasi dari Polresta Malang dan Polres Malang,” ujar Momon.
Setelah berkoordinasi dengan Polresta Malang dan Polres Malang, GS dan NA pun diserahkan ke Mapolresta Malang untuk keperluan penyelidikan lebih lanjut.
“Siang ini tadi GS dan NA kami kirim dan serahkan ke Polresta Malang. Nanti Satreskrim Polres Malang pun akan ikut memproses keduanya atas sejumlah kasus curanmor di sana,” tuturnya.
Momon mengatakan bahwa pihaknya senantiasa berkomitmen untuk menangani tindak pidana pencurian kendaraan bermotor yang beroperasi lintas daerah dengan memberikan dukungan pada penyelidikan yang dilakukan kepolisian resor lain.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Hakim Akui Dapat Pesan dari Eks Ketua PN Soal Vonis Bebas Ronald
Jakarta, Beritasatu.com — Mantan Ketua Majelis Hakim yang memvonis bebas Ronald Tannur, Erintuah Damanik, mengungkap adanya pesan dari mantan Ketua Pengadilan Negeri (PN) Surabaya, Rudi Suparmono, terkait putusan tersebut dalam kasus kematian Dini Sera.
Pengakuan itu disampaikan Erintuah saat memberikan kesaksian dalam sidang dugaan suap terhadap Rudi Suparmono yang digelar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Jumat (13/6/2025).
Erintuah menyebutkan Rudi Suparmono sempat menyampaikan pesan yang sama sebanyak tiga kali kepadanya.
“Jangan lupakan saya, tolong disisihkan,” tulisnya.
Pesan tersebut disampaikan menjelang pembagian uang yang diduga berkaitan dengan vonis bebas Ronald Tannur.
“Permintaan itu disampaikan berulang, tiga kali. Setelahnya, kami sempat menyisihkan uang sebesar SG$ 20.000 untuk Rudi, tetapi uang itu belum sempat diserahkan,” ungkap Erintuah di hadapan majelis hakim.
Ia menambahkan, uang tersebut pada akhirnya diserahkan kepada penyidik sebagai barang bukti. Erintuah juga menegaskan bahwa pesan dari Rudi Suparmono berkaitan langsung dengan vonis bebas yang dijatuhkan terhadap Ronald Tannur.
Kasus ini bermula dari kematian Dini Sera yang melibatkan Ronald Tannur, anak anggota DPR RI, sebagai terdakwa. Vonis bebas terhadap Ronald memicu sorotan publik luas, dan memunculkan dugaan intervensi serta praktik suap dalam proses peradilan.
Kejanggalan dalam vonis tersebut mendorong Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut dan menyeret sejumlah nama ke proses hukum, termasuk Rudi Suparmono.
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5251952/original/040960200_1749816508-WhatsApp_Image_2025-06-13_at_17.05.06.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)