kab/kota: Surabaya

  • Beda Logo Picu Kericuhan Pesilat usai Suran Agung di Madiun
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        6 Juli 2025

    Beda Logo Picu Kericuhan Pesilat usai Suran Agung di Madiun Surabaya 6 Juli 2025

    Beda Logo Picu Kericuhan Pesilat usai Suran Agung di Madiun
    Tim Redaksi
    MADIUN, KOMPAS.com
    – Kericuhan antar pesilat terjadi usai kegiatan
    Suran Agung
    di ruas Jalan Raya
    Madiun
    -Surabaya, tepatnya di kawasan wisata
    Waduk Saradan
    , Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Minggu (6/7/2025).
    Diduga, kericuhan dipicu oleh kehadiran seorang pemuda yang mengenakan pakaian berlogo berbeda dalam satu rombongan.
    Video berdurasi 19 detik yang merekam insiden tersebut menjadi viral di media sosial.
    Dalam video itu, terlihat sejumlah pesilat turun dari sepeda motor dan mengejar seorang pria di pinggir waduk.
    Polisi yang mengawal rombongan pesilat segera bergerak untuk menggiring massa agar melanjutkan perjalanan.
    Namun, aksi ricuh tersebut menyebabkan ketidaknyamanan bagi warga sekitar lokasi.
    Muriyah, salah seorang pedagang di kawasan wisata tersebut, mengungkapkan bahwa kericuhan bermula ketika seorang pemuda dengan pakaian berbeda tiba-tiba dikejar oleh sejumlah orang dari rombongan pesilat yang menumpang sepeda motor dari arah Madiun.
    Dalam upaya menyelamatkan diri, pemuda tersebut nekat melompat ke kapal wisata dan menuju tengah Waduk Widas.
    “Tadi ada satu orang itu pakai kaus berbeda dengan mereka. Pemuda itu langsung dikeroyok. Namun pemuda itu berhasil kabur naik kapal wisata ke tengah waduk,” kata Muriyah.
    Kapolsek Saradan, AKP Koco Widodo, yang dikonfirmasi terpisah, membenarkan adanya gesekan saat pengawalan konvoi pesilat berlangsung.
    Meskipun demikian, ia menyatakan bahwa belum ada laporan mengenai kerusakan material akibat insiden tersebut.
    “Saat melakukan pengawalan memang sempat terjadi gesekan. Tapi kami belum mengetahui secara pasti penyebabnya dan dari kelompok mana. Gesekan juga tidak berlangsung lama,” ujar Koco.
    Saat ini, kondisi di lokasi kejadian sudah aman dan kondusif.
    Koco menambahkan bahwa pengamanan kegiatan di bulan Suro ditingkatkan mengingat adanya potensi mobilisasi massa antarperguruan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jenazah Diduga Korban KMP Tunu Jaya Kembali Ditemukan di Tapak Guo
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        6 Juli 2025

    Jenazah Diduga Korban KMP Tunu Jaya Kembali Ditemukan di Tapak Guo Surabaya 6 Juli 2025

    Jenazah Diduga Korban KMP Tunu Jaya Kembali Ditemukan di Tapak Guo
    Tim Redaksi
    BANYUWANGI, KOMPAS.com
    – Satu jenazah yang diduga merupakan korban tenggelamnya
    KMP Tunu Pratama Jaya
    di
    Selat Bali
    ditemukan pada Minggu sore, 6 Juli 2025.
    Penemuan ini menyusul sebelumnya pada Rabu, 2 Juli 2025, di mana penyisiran bawah laut oleh TNI AL juga menemukan jenazah lainnya.
    “Mayat ditemukan nelayan dengan kapal selendang sutro sekitar pukul 16.00 WIB,” ungkap Kapolresta Banyuwangi Kombes Pol Rama Samtama Putra.
    Jenazah berjenis kelamin laki-laki itu ditemukan dalam posisi tertelungkup di perairan Tapak Guo, Muncar, sebelum akhirnya dievakuasi ke darat.
    Namun, hingga saat ini, pihak kepolisian belum dapat memastikan apakah jenazah tersebut merupakan salah satu korban KMP Tunu Pratama Jaya.
    Jenazah tersebut akan dibawa ke RSUD Blambangan untuk proses identifikasi lebih lanjut.
    “Mayat masih dalam proses perjalanan menuju RSUD Blambangan untuk dilakukan identifikasi dan penanganan lebih lanjut,” tuturnya.
    Sebelumnya, juga ditemukan jenazah berjenis kelamin laki-laki di Selat Bali yang diduga merupakan korban dari insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya.
    Jenazah tersebut telah dievakuasi ke RSUD Blambangan untuk penanganan oleh tim DVI Polri.
    Tim DVI Polri mengimbau masyarakat untuk bersabar menunggu hasil pemeriksaan.
    Mereka menegaskan bahwa pihaknya mengutamakan ketepatan dalam identifikasi, bukan kecepatan.
    Untuk diketahui, KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali dengan membawa 65 orang penumpang.
    Dari jumlah tersebut, 30 orang berhasil dievakuasi dalam keadaan selamat, enam lainnya dilaporkan meninggal dunia, sementara sisanya masih dalam pencarian.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kembangkan Sistem Senjata Kapal Selam, PTDI Gandeng Naval Group

    Kembangkan Sistem Senjata Kapal Selam, PTDI Gandeng Naval Group

    Dilansir kanal Ekonomi, Liputan6, Indonesia patut berbangga diri karena menjadi negara pertama di ASEAN yang bisa merakit kapal selam sendiri, bernama Alugoro.

    Kapal Selam Alugoro adalah kapal selam ke-3 dari batch pertama kerjasama pembangunan kapal selam antara PT PAL Indonesia (Persero) dengan Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME). Kapal selam tersebut sepenuhnya dibangun di Fasilitas Kapal Selam PT PAL Indonesia (Persero).

    Produksi kapal selam ini juga mendapat perhatian khusus mulai dari pemberian nama Alugoro hingga keseriusan pemerintah melanjutkan proyek dengan menyuntikkan PMN ke PT PAL Indonesia. Bahkan, Presiden Joko Widodo sendiri meninjau proyek ini langsung ke Surabaya.

    Berikut fakta-fakta tentang Alugoro, kapal selam pertama Indonesia yang bikin takjub ASEAN, sebagaimana dirangkum Liputan6.com, Senin (7/9/2020).

    1.⁠ ⁠Asal Usul Nama Alugoro

    Nama kapal selam Alugoro diambil dari nama sebuah senjata pemukul yang dimiliki oleh tokoh pewayangan Prabu Baladewa. Senjata tersebut berupa Gada yang digunakan oleh para ksalria atau bangsawan lainnya.

    Kekuatan senjata ini adalah dengan sekali pukul dapat menghancurkan kepala orang yang dipukulnya. Senjata ini dianggap sakti karena pemberian dari dewa yaitu Batara Guru, sebagai hadiah pada waktu menikah dengan Dewi Erawati.

    2.⁠ ⁠Dibangun di Indonesia

    Sebelum Alugoro, Indonesia juga membuat KRI Nagapasa-403 dan KRI Ardadedali-404. Dua kapal selam pertama dibangun di Korea Selatan dan saat ini telah dioperasikan.

    Sedangkan, Alugoro-405 dibangun di PT PAL Indonesia. Hal tersebut merupakan kontribusi positif bagi kemajuan industri pertahanan terutama PT PAL dalam rangka proses alih teknologi menuju kemandirian produksi dalam negeri di bidang teknologi pengembangan alutsista TNI.

    3.⁠ ⁠Bisa Menyelam Hingga 310 Meter

    Kapal Selam Alugoro sendiri harus menjalani beberapa tahapan tes lain seperti Sea Acceptance Test (SAT) atau tes berlayar di perairan terbuka hingga tahapan Final Completion, sebelum akhirnya dapat beroperasi penuh (Comissioning).

    Dalam menjalani tahap demi tahap, kemampuan menyelamnya semakin meningkat.

    Pada awalnya, Alugoro berhasil melaksanakan tahapan First Trimming Test pada 24 Oktober 2019 di dermaga kapal selam PT PAL Indonesia (Persero).Tes ini membutuhkan kondisi perairan yang tenang dan memiliki kedalaman antara 15 hingga 18 meter.

    Kemudian, pada 20 Januari 2020, kapal selam Alugoro menjalani tahapan Nominal Diving Depth (NDD) di Perairan Utara Pulau Bali. NDD merupakan bagian dari 53 item SAT Kapal Selam Alugoro. Tahapan NDD dinyatakan berhasil, Alugoro mampu menyelam hingga kedalaman 250 meter.

    Lalu pada 4 Maret 2020, Alugoro telah berhasil menjalani tahapan uji Tactical Diving Depth (TDD) hingga kedalaman 310,8 meter di Perairan Utara Pulau Bali. Artinya, kemampuan menyelamnya sudah tembus 310,8 meter.

    4.⁠ ⁠Di ASEAN, Hanya Indonesia yang Bisa Membuat

    Dalam catatan Liputan6.com, tidak semua negara bisa membuat kapal selam. Untuk di kawasan ASEAN saja, hanya Indonesia yang mampu membuat. Hal ini disampaikan oleh Menteri Pertahanan Periode Kabinet Kerja Ryamizard Ryacudu.

    “Tidak semua punya kapal selam, tidak semua negara punya kapal selam. Kita sudah bisa membuat. Different effect-nya sudah jelas,” kata Ryamizard pada April 2019 silam, mengutip pemberitaan Liputan6.com.

    5.⁠ ⁠Pengembangan Proyeknya Bakal Lanjut Di 2021

    Proyek kapal Selam Alugoro dilanjutkan tahun depan. Hal ini dibuktikan dengan rencana penyuntikan modal berupa Penyertaan Modal Negara (PMN) ke PT PAL Indonesia untuk pengembangan kapal selam. Nilainya mencapai Rp 1,3 triliun.

    Adapun, rencana tersebut sudah tercantum dalam dokumen Buku II Nota Keuangan Beserta RAPBN Tahun Anggaran 2021.

  • Pemerintah Atur Pelabuhan Khusus Impor Tekstil, Untungkan Pengusaha?

    Pemerintah Atur Pelabuhan Khusus Impor Tekstil, Untungkan Pengusaha?

    Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) menilai kebijakan pelabuhan impor khusus untuk masuknya produk impor tekstil dan produk tekstil (TPT) dapat berdampak baik dan buruh bagi pelaku usaha industri nasional. 

    Wakil Ketua API David Leonardi mengatakan pemerintah akan mengatur tempat pemasukan barang impor TPT. Adapun, kebijakan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 17/2025 tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor TPT. 

    “Aturan ini dapat memusatkan pengawasan di pelabuhan tertentu sehingga lebih mudah diawasi Bea Cukai,” kata David kepada Bisnis, Minggu (6/7/2025). 

    Adapun, aturan yang dimaksud tercantum pada Bab IV tentang Tempat Pemasukan Barang Impor ayat (1-3). 

    Pada ayat pertama disebutkan bahwa impor atas TPT untuk pos tarif/harmonized system dan uraian Barang tertentu, Menteri dapat menentukan tempat pemasukan Barang Impor. Tempat pemasukan Barang Impor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa pelabuhan tujuan.

    Dalam lampiran Permendag 17/2025, impor produk tekstil sudah jadi yang diimpor oleh produsen ataupun importir umum hanya dapat dilakukan melalui pelabuhan tujuan Belawan di Medan, Tanjung Priok di Jakarta, New Priok di Jakarta, Tanjung Emas di Semarang, Tanjung Perak di Surabaya, Soekarno Hatta di Makassar, Bitung di Bitung, Krueng Geukuh di Aceh Utara, dan Merak Mas di Cilegon. 

    Kemudian, produk pakaian jadi hanya dapat diimpor lewat pelabuhan darat seperti Cikarang Dry Port (Jababeka) di Bekasi, serta pelabuhan udara yaitu Kualanamu di Deli Serdang, Soekarno Hatta di Tangerang, Ahmad Yani di Semarang, Juanda di Surabaya, dan Sultan Hasanuddin di Makassar.

    Meskipun pengawasan disebut dapat lebih ketat, pengusaha melihat ada potensi kelemahan dari aturan ini, lantaran pilihan pelabuhan terbatas.

    “Artinya importir di daerah tanpa pelabuhan yang ditunjuk harus trans-shipment sehingga ongkos logistik naik,” tuturnya. 

    Kendati demikian, pihaknya tetap mengapresiasi upaya pemerintah dalam mengevaluasi aturan pengaturan impor terbaru ini sebagai revisi dari aturan relaksasi impor sebelumnya dalam Permendag 8/2024 yang kini resmi dicabut. 

    Sebagaimana diketahui, peraturan impor terbaru ini menambah persyaratan importasi TPT dengan mewajibkan penggunaan Pertimbangan Teknis (Pertek) dari Kementerian Perindustrian. 

  • Ubi Cilembu Sumedang, Jejak Manis dari Tanah Priangan yang Menggoda Lidah

    Ubi Cilembu Sumedang, Jejak Manis dari Tanah Priangan yang Menggoda Lidah

    Menariknya, popularitas ubi Cilembu telah memantik kreativitas masyarakat dalam mengolahnya menjadi beragam produk kuliner yang tak hanya lezat, tapi juga inovatif dan bernilai ekonomi tinggi.

    Jika dulu ubi ini hanya dikenal dalam bentuk bakar biasa yang dijual di pinggir jalan atau pasar tradisional, kini olahan ubi Cilembu telah menjelma dalam rupa aneka makanan modern yang memadukan kearifan lokal dan tren global. Salah satu contoh olahan yang populer adalah brownies ubi Cilembu.

    Dalam penganan ini, ubi yang telah dihaluskan dicampur dengan cokelat hitam, tepung, dan telur untuk menghasilkan kue cokelat yang lembut, lembap, dan memiliki rasa manis khas dari ubi madu. Tidak hanya menggoda dari segi rasa, tetapi juga menawarkan nilai jual yang tinggi di pasar oleh-oleh maupun toko kue kekinian.

    Selain itu, ada pula produk seperti keripik ubi Cilembu yang dikemas secara modern dengan berbagai varian rasa keju, pedas manis, barbeque, hingga original madu panggang. Inovasi ini menjadikan ubi Cilembu tidak hanya identik dengan kelezatan, tetapi juga kepraktisan dalam konsumsi.

    Produk ini sangat digemari oleh konsumen dari berbagai usia karena teksturnya yang renyah dan rasa manis yang khas, ditambah nilai nostalgia yang sering kali menyertainya, terutama bagi mereka yang pernah menyantap ubi panggang hangat di kaki Gunung Manglayang atau di pinggiran jalan menuju Tanjungsari.

    Olahan lain yang tak kalah menarik adalah dodol ubi Cilembu, yang memberikan alternatif lebih sehat dibandingkan dodol berbahan dasar gula pasir. Dodol ini memiliki cita rasa yang unik dengan aroma khas karamel panggang dari ubi yang telah diolah secara tradisional.

    Produk ini sangat cocok untuk oleh-oleh khas Sumedang dan bahkan mulai dilirik pasar ekspor karena keunikannya yang tak dimiliki oleh dodol dari daerah lain.Tak berhenti sampai di situ, kini bermunculan juga es krim ubi Cilembu, mochi isi ubi Cilembu, hingga donat dan pancake ubi Cilembu yang dijajakan oleh kafe-kafe di kota besar seperti Bandung, Jakarta, hingga Surabaya.

    Rasa khas manis alami dan warna keemasan ubi Cilembu mampu memberikan sentuhan eksotis pada kuliner modern, menjadikannya bahan favorit para chef kreatif yang ingin mengeksplorasi bahan lokal dalam resep kontemporer. Selain dari segi rasa dan olahan, ubi Cilembu juga memiliki nilai ekonomi dan budaya yang penting.

    Pemerintah daerah dan petani setempat telah menjadikan komoditas ini sebagai bagian dari strategi pengembangan ekonomi desa. Melalui berbagai pelatihan, pengolahan pasca panen, dan program pemberdayaan UMKM, ubi Cilembu kini menjadi simbol keberhasilan pertanian lokal yang mampu mengangkat nama daerah.

    Bahkan, setiap tahunnya, Sumedang mengadakan festival khusus yang turut memamerkan berbagai hasil olahan ubi Cilembu serta potensi lain dari Desa Cilembu dan sekitarnya. Dengan segala potensi dan keistimewaannya, tidaklah berlebihan jika ubi Cilembu dianggap sebagai permata tersembunyi dari tanah Parahyangan.

    Ia bukan sekadar umbi, melainkan cerminan dari dedikasi petani, kekayaan tanah, dan kekuatan tradisi yang terus tumbuh dan beradaptasi dengan zaman. Dari dapur sederhana masyarakat desa hingga restoran berkelas di ibu kota, ubi Cilembu telah membuktikan bahwa kekuatan kuliner lokal Indonesia mampu menciptakan pengalaman rasa yang tidak terlupakan manis, lembut, dan membekas dalam kenangan setiap orang yang pernah mencicipinya.

    Seperti tetesan madu yang muncul dari kulit ubi yang dibakar dengan sabar, ubi Cilembu mengajarkan kita bahwa kelezatan sejati datang dari kesederhanaan yang diolah dengan penuh cinta dan kearifan.

    Maka, tak ada salahnya jika dalam setiap kunjungan ke Sumedang atau pasar tradisional di Jawa Barat, Anda mencari kehangatan dari sepotong ubi Cilembu panggang yang bukan hanya mengisi perut, tapi juga menghangatkan jiwa.

    Penulis: Belvana Fasya Saad

  • 4
                    
                        Diamnya Gibran Saat Tinjau Update Pencarian Korban KMP Tunu Pratama Jaya
                        Surabaya

    4 Diamnya Gibran Saat Tinjau Update Pencarian Korban KMP Tunu Pratama Jaya Surabaya

    Diamnya Gibran Saat Tinjau Update Pencarian Korban KMP Tunu Pratama Jaya
    Tim Redaksi
    BANYUWANGI, KOMPAS.com
    – Wakil Presiden RI
    Gibran Rakabuming Raka
    mengunjungi
    Pelabuhan Ketapang
    di
    Banyuwangi
    , Jawa Timur, yang menjadi pusat informasi tragedi tenggelamnya
    KMP Tunu Pratama Jaya
    di
    Selat Bali
    pada Rabu (2/7/2025).
    Mengenakan kemeja putih, Gibran mengawali kunjungannya di Kantor ASDP Ketapang, Minggu (6/7/2025).
    Gibran didampingi Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dan beberapa pejabat lintas sektor.
    “Hari ketiga, operasi dikembangkan hingga 23 NM,” ucap Deputi Operasi SAR dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Muda TNI Ribut Eko Suyatno terdengar samar menjelaskan kepada Gibran.
    Gibran memperhatikan layar dengan seksama dan melihat setiap tampilan layar yang diputar, yang menjelaskan tentang operasi pencarian yang telah dilakukan, serta rencana yang akan dilakukan tim SAR gabungan.
    Termasuk di antaranya, rencana mengerahkan penyelam ke titik objek diduga kapal yang berada di sekitar 40-50 meter di bawah laut. Sebelum mengerahkan penyelam, tim masih menunggu hasil ROV dari KRI Fanildo milik TNI AL.
    Agenda selanjutnya, Gibran mengarah ke posko tempat keluarga penumpang menginap di Pelabuhan Ketapang.
    Titik terakhir yang dikunjungi Gibran adalah posko Basarnas yang berada di Pelabuhan Ketapang. Hingga akhir kunjungannya, Gibran tak mengeluarkan satu kata pun kepada awak media yang telah menunggunya sejak pagi.
    Penjelasan terkait operasi SAR gabungan kemudian dijelaskan oleh Basarnas yang mengatakan bahwa saat ini data infografik sedang diolah dan KRI Fanildo milik TNI AL menurunkan ROV.
    Para penyelam yang akan dikerahkan juga tengah menyiapkan peralatan.
    “Nantinya kami akan menurunkan penyelam yang mengobservasi secara fisik langsung di palka dan di objek benda (diduga kapal) yang di situ (titik temuan objek),” kata Deputi Operasi SAR dan Kesiapsiagaan Basarnas, Laksamana Muda TNI Ribut Eko Suyatno.
    Total penyelam sebanyak 34 orang dari berbagai unsur gabungan termasuk TNI AL. Adapun total personel yang terlibat pencarian hingga saat ini sebanyak 612 orang.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Hari ini cuaca di beberapa kota besar umumnya diguyur hujan

    Hari ini cuaca di beberapa kota besar umumnya diguyur hujan

    Tugu MTQ berlatarkan awan hitam di Kendari, Sulawesi Tenggara, Sabtu (5/7/2025). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sulawesi Tenggara mendeteksi sejumlah faktor penyebab peningkatan potensi pembentukan awan hujan yang akan menyebabkan hujan di 17 kabupaten/kota di daerah itu dalam kurun waktu 5 hingga 10 Juli 2025 mendatang. ANTARA FOTO/Andry Denisah/foc.

    Hari ini cuaca di beberapa kota besar umumnya diguyur hujan
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Minggu, 06 Juli 2025 – 08:53 WIB

    Elshinta.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan kondisi cuaca di kota-kota besar di Indonesia pada umumnya diguyur hujan pada Ahad.

    “Di pulau Jawa, hujan ringan berpotensi terjadi di seluruh kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya,” kata Prakirawan BMKG Apdillah Akbar dalam siaran prakiraan cuaca di Jakarta.

    Di wilayah Sumatera, wilayah yang berpotensi diguyur hujan ringan hingga sedang yakni di Medan, Pekanbaru, dan Pangkal Pinang. Sementara Tanjung Pinang, Bengkulu, Palembang, dan Bandar Lampung berpotensi hujan lebat disertai petir. Adapun Banda Aceh, Padang, dan Jambi berpotensi diselimuti awan.

    “Untuk Kota Kupang, dan Mataram diprediksi berawan. Bali berpotensi diguyur hujan ringan” kata dia.

    Selanjutnya, kata dia, di Pulau Kalimantan, wilayah yang berpotensi diguyur hujan lebat disertai kilat yakni Banjarmasin. Adapun Pontianak berpotensi berawan dan Samarinda, Tanjung Selor, serta Palangkaraya diprakirakan hujan ringan. Berpindah ke wilayah Sulawesi, pada umumnya seluruh kota seperti Mamuju, Palu, Gorontalo, Kendari, Manado, dan Makassar berpotensi hujan ringan hingga sedang.

    Di wilayah Indonesia Timur hanya Jayapura yang berpotensi diselimuti awan tebal, sementara kota-kota lain seperti Ternate, Ambon, Sorong, Manokwari, Nabire, dan Jayawijaya berpotensi diguyur hujan ringan hingga sedang.

    “Bagi yang ingin mengetahui cuaca secara khusus yang diperbaharui setiap tiga jam dapat memantau di aplikasi BMKG,” kata dia.*

    Sumber : Elshinta.Com

  • Pelaku Usaha Mikro Didorong Perluas Pasar dan Go Digital

    Pelaku Usaha Mikro Didorong Perluas Pasar dan Go Digital

    Jakarta

    Sebanyak 1.490 pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) mengikuti program pembinaan lewat Pertamina UMK Academy 2025. Program ini bertujuan mendorong pelaku usaha memperluas pasar dan memperkuat bisnis, baik di dalam negeri maupun mancanegara.

    Di Pekanbaru, tim Pertamina mengunjungi lima UMK peserta program, yaitu Bawang Hitam Kadedika, Hefindho Catering, Dapur Misco, Dapur Atikah, dan Okra Nusantara Mandiri. Selain kunjungan, puluhan peserta juga mendapat pelatihan di Rumah BUMN Pertamina.

    “Dengan program ini, peserta harus bisa berkembang dan berdampak positif bagi lingkungan sekitar,” ujar Manager Small Medium Enterprise and Partnership Program Pertamina, Dewi Sri Utami dalam keterangannya, Minggu (6/7/2025).

    Pelatihan meliputi digitalisasi, strategi pemasaran, modernisasi usaha, serta konsep ramah lingkungan. Peserta juga mendapatkan sesi coaching secara tatap muka bersama pengajar profesional untuk membahas tantangan yang mereka hadapi di lapangan.

    Peserta terbaik di setiap wilayah akan melaju ke tingkat nasional dan berkesempatan memperoleh hibah peralatan teknologi senilai ratusan juta rupiah. Program ini mengusung semangat “Go Modern, Go Digital, Go Online, Go Global”, dengan tambahan konsep “Go Green”.

    Pemilik PT Okra Nusantara Mandiri, Ernawati, mengaku mendapat banyak manfaat dari program ini. Perusahaannya memproduksi olahan makanan dan minuman berbasis tanaman okra, seperti kopi, nugget, dan keripik.

    “Ilmunya sangat mendukung kelangsungan bisnis. Pembinaannya juga sangat intensif,” katanya.

    Setelah mengikuti program, Ernawati mulai memasarkan produknya secara online. Penjualan meningkat dan jangkauan pasarnya kini menembus Jakarta, Medan, Surabaya, Probolinggo, hingga Jambi. Ia optimistis usahanya akan terus berkembang.

    “Saya lebih bersemangat mengembangkan bisnis ini,” ujarnya.

    Pertamina menyebut pembinaan UMK ini sejalan dengan visi Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, khususnya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal melalui wirausaha.

    (fdl/fdl)

  • Ketika Pejabat Tidak Punya Rasa Malu (Lagi)

    Ketika Pejabat Tidak Punya Rasa Malu (Lagi)

    Ketika Pejabat Tidak Punya Rasa Malu (Lagi)
    Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

    Keberangkatan istri saya ke luar negeri adalah mendampingi anak saya yang masih kelas I SMP mengikuti pertandingan misi budaya, acara rutin yang dilakukan sekolah. Saya sampaikan satu rupiah pun tidak ada uang dari uang negara, satu rupiah pun tidak ada uang dari pihak lainnya. Saya tunjukkan dan saya sampaikan dokumen-dokumen pembayaran tiket langsung dari rekening pribadi istri saya
    .” – Menteri UMKM, Maman Abdurrahman.
    LAKSANA
    “raja” yang terluka dan ingin menunjukkan lukanya bukan karena kesalahannya, Menteri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) mendatangi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Gedung Merah Putih, Jakarta, Jumat (4/7/2025).
    Tentu saja inisiatif kedatangan sang menteri terkait viralnya surat berkop Kementerian UMKM mengenai permintaan dukungan fasilitas negara bagi perjalanan istri menteri UMKM, Agustina Hastarini ke sejumlah negara. Kunjungan mencakup enam negara di Eropa plus Turkiye.
    Surat berisi permohonan pendampingan dari masing-masing kedutaan besar yang dituju rombongan istri pak menteri ditandatangani secara elektronik oleh Sekretaris Kementerian UMKM, Arif Rahman Hakim.
    Insiatif kedatangan Menteri Maman ke KPK untuk proaktif menyampaikan bukti tidak adanya penggunaan uang negara dalam keberangkatan istrinya, di satu sisi harus disambut positif.
    Langkah tersebut memang bisa meredam “bola liar” dari pemberitaan yang berkembang. Namun, publik tetap mempertanyakan logika yang dibangun sang menteri.
    Menteri Maman merasa tidak pernah memerintahkan bawahannya atau memberi arahan. Ia mengaku tidak tahu menahu mengenai dokumen tersebut.
     
    Pertanyaannya kemudian, apakah ada pihak yang terlalu kreatif membuat surat tersebut? Apakah nama sekretaris Kementerian kemudian dicatut oleh pihak-pihak lain?
    Kalau pun memang benar surat tersebut diketahui oleh sekretaris Kementerian, siapa atasan kementerian yang menitahkan surat itu dibuat?
    Sebelum menjabat menteri, Maman Abdurrahman adalah angota DPR, bahkan menjabat Wakil Komisi VII. Saya meyakini biaya perjalanan istri dan anaknya sanggup dibiayai dari kocek pribadi.
    Hanya saja, munculnya surat katabelece kembali mengingatkan kita semakin memudarnya “rasa
    malu
    ”. Bukan hanya kelompok atas, hilangnya rasa malu juga melanda masyarakat menengah bawah.
    Di Kabinet Merah Putih, kita masih ingat dengan Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Yandri Susanto yang ikut “cawe-cawe” memenangkan istrinya di Pilkada Serang, Banten.
    Surat berlogo Kementerian dipakai untuk mengkonsolidasi seluruh perangkat desa hingga ketua RW dan ketua RT se-Kabupaten Serang hanya untuk haul keluarga (
    Kompas.id
    , 09 Januari 2025).
    Lebih tidak malu lagi, Menteri Kebudayaan Fadli Zon yang mengklaim peristiwa pemerkosaan massal di Tragedi Mei 1998, tidak ada buktinya dan hanya sekadar rumor.
    Saya meyakini pak menteri yang satu ini tengah mengalami “kepikunan” sejarah. Padahal, terjadinya kasus pemerkosaan massal diakui oleh negara. Presiden RI ke-3 Prof. B.J. Habibie mengakuinya dengan gundah gulana dan mengutuk keras.
    Komitmen Presiden Habibie itu mendasari terbentuknya Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) pada 23 Juli 1998 dan Komnas Perempuan pada 9 Oktober 1998.
    Temuan TGPF menunjukkan korban pemerkosaan massal bukanlah isapan jempol seperti yang dilontarkan Fadli Zon.
     
    Penderitaan fisik dan mental seumur hidup yang dialami ratusan korban dan saksi selalu menjadi pegangan TGPF.
     
    Kawasan Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan beberapa kawasan lain yang selama ini dikenal sebagai konsentrasi tempat hunian dan tempat berniaga etnis tertentu, menjadi
    locus delicti
    pemerkosaan massal terjadi.
    Laporan TGPF menyebut hingga 3 Juli 1998, ada 168 orang korban pemerkosaan massal; di antaranya 152 orang dari Jakarta dan sekitarnya; 16 orang dari Solo, Medan, Palembang dan Surabaya.
    Boleh jadi, korban pemerkosaan massal angka faktualnya di atas angka tersebut mengingat korban berada dalam kondisi fisik dan psikologis yang sangat berat sehingga trauma, takut, dan malu jika melapor.
    Sikap tidak merasa bersalah alih-alih mengedepankan rasa malu, juga menjadi hal yang lumrah di masyarakat kita.
    Mulai dari kebiasaan sehari-hari, sikap antre di fasilitas umum, sikap berlalu lintas dengan menerobos lampu merah, bahkan membongkar separator di jalur
    busway
    adalah wajah tanpa tahu malu dari masyarakat kita.
    Jika Anda kerap berkeliling ke daerah-daerah di Jawa Timur, ada fenomena “seenaknya sendiri”, bahkan dibiarkan oleh aparat, yakni pemakaian
    sound horeg
    atau penggunaaan pengeras suara yang volumenya keras tanpa batasan.
    Entah berapa banyak gapura desa dan jembatan yang harus dirusak hanya karena truk pengangkut
    sound horeg
    kesulitan melintas.
    Rumah-rumah penduduk rusak, entah genteng dan kaca pecah atau tembok retak karena getaran suara yang menggelegar dari
    sound horeg
    .
    Untuk aspek kesehatan pendengaran dan jantung, sudah dipastikan sangat terganggu karena kerasnya suara
    sound horeg
    yang memekakkan pendengaran.
    Tidak hanya masarakat sipil, aparat pun juga kebas dengan rasa malu. Tentu kita masih ingat kelakuan Polrestabes Medan, Sumatatera Utara, Aiptu RH yang memalak pelanggar lalu lintas di Jalan Palang Merah, Medan dengan kompensasi uang Rp 100.000, beberapa waktu lalu.
    Dengan alasan ingin membeli minuman, sang polisi tega mengambil uang berwarna merah dari dompet pelanggar lalu lintas.
    Saat saya tengah menikmati pameran fotografi dan videografi Butet Kartaredjasa di LAV Gallery Yogyakarta di penghujung Juni 2025 ini, para pengunjung serasa diajak untuk tidak melupakan dari mana kita berasal dan akan kembali ke mana?
    “Eling sangkan paraning dumadi” adalah konsep filosofi Jawa yang menekankan kesadaran manusia akan asal usul dan tujuan akhir kehidupannya, yaitu berasal dari Tuhan dan akan kembali kepada-Nya.
    Konsep ini mendorong manusia untuk merenungkan makna hidup dan menjalani kehidupan dengan kesadaran diri serta tanggung jawab.
    Secara harfiah, “sangkan” berarti asal, “paran” berarti tujuan, dan “dumadi” berarti kejadian atau keberadaan. Jadi, konsep ini mengajarkan manusia untuk selalu ingat dari mana ia berasal (dari Tuhan) dan ke mana ia akan kembali (kepada Tuhan).
    Pesan-pesan leluhur yang berakar pada kebudayaan Jawa tetap relevan sampai saat ini. Ketamakan atau ambisi-ambisi yang kebablasan terhadap kekayaan dan kekuasaan cenderung membuat elite atau kawula lupa, bahkan musnah rasa malunya.
    Orang akan celaka dan tersungkur nasibnya ketika ia memaksakan diri hadir bukan sebagai dirinya. Merasa sok berkuasa dan lupa pada “sangkan paraning dumadi”.
    “Wedi Wirang Wani Mati”. Pepatah Jawa ini secara harfiah berarti takut memperoleh malu atau aib serta berani mati. Pepatah ini ingin mengajarkan bahwa orang harus punya rasa takut mendapatkan malu atau aib. Bahkan lebih baik mati daripada mendapatkan malu atau aib.
    Di zaman dulu, hal seperti ini banyak dijalani oleh masyarakat Jawa. Sekalipun kondisi masyarakatnya masih serba sederhana atau kekurangan, tapi angka kejahatannya relatif sedikit.
    Jika semua orang termasuk para elite dan aparat memiliki rasa takut yang kuat terhadap aib, bahkan berani mati untuk tidak berbuat aib, maka masyarakatnya akan tenteram, aman, dan nyaman. Semoga!
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mobil Jip Bromo Bawa Wisatawan China Masuk Jurang Sedalam 60 Meter

    Mobil Jip Bromo Bawa Wisatawan China Masuk Jurang Sedalam 60 Meter

    Jakarta

    Kecelakaan melibatkan 2 mobil jip wisata terjadi di jalur menuju Gunung Bromo, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Probolinggo, Jawa Timur, pada Sabtu siang kemarin. Akibatnya, sebuah jip terjun ke jurang sedalam 60 meter.

    Dilansir detikJatim, Minggu (6/7/2025), mobil jip masuk jurang ini dikemudikan Dian Puji Laksono (32), warga Desa Sapi Kerep, Kecamatan Sukapura. Dia tengah membawa 2 orang wisatawan asal Tiongkok bernama Chen Fangfang dan Liu Yuran, serta seorang pemandu wisata bernama Prastawa Adni (55).

    Peristiwa bermula saat jip yang ditumpangi korban perjalanan turun dari Bromo ke Surabaya. Saat melintas di sekitar Curah Tengking, tiba-tiba kendaraan mereka diseruduk dari belakang oleh jip lain yang dikemudikan oleh Sutarji.

    Benturan keras itu menyebabkan jip yang dikemudikan Dian Puji kehilangan kendali hingga akhirnya terjun ke jurang. Beruntung bagian atap jip terbuka saat terjatuh, sehingga keempat orang di dalamnya terlempar keluar dan tidak ikut terbawa hingga ke dasar jurang.

    “Saat turunan, saya fokus ke depan. Tiba-tiba dari belakang ada jip menabrak, langsung oleng dan masuk jurang. Untungnya kap atas mobil kebuka, jadi kami semua terlempar keluar,” ucap Dian Puji saat ditemui di Puskesmas Sukapura.

    Kanit Gakkum Satlantas Polres Probolinggo Ipda Aditya Wikrama menyebut penyebab kecelakaan diduga karena kelalaian pengemudi jip di belakang yang kehilangan konsentrasi saat berkendara posisi jalan menurun.

    Simak selengkapnya di sini.

    (fas/fas)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini