kab/kota: Surabaya

  • Cegah Kecelakaan Saat Nataru, Polres Pasuruan Tutup 3 Perlintasan Kereta Api

    Cegah Kecelakaan Saat Nataru, Polres Pasuruan Tutup 3 Perlintasan Kereta Api

    Pasuruan (beritajatim.com) – Upaya preventif dilakukan Polres Pasuruan untuk menekan potensi kecelakaan lalu lintas menjelang libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026. Kepolisian secara resmi menutup akses bagi kendaraan roda empat di tiga perlintasan kereta api tanpa palang pintu.

    Penutupan ini dilakukan dengan cara penyempitan fisik badan jalan di titik perlintasan. Praktis, hanya kendaraan roda dua yang diperbolehkan melintas di jalur-jalur alternatif tersebut.

    Kasi Humas Polres Pasuruan, Iptu Joko Suseno, menjelaskan bahwa langkah sterilisasi ini sangat mendesak dilakukan demi keselamatan nyawa masyarakat. Kebijakan ini difokuskan pada titik-titik yang selama ini menjadi zona merah rawan kecelakaan.

    “Kami terpaksa membatasi akses kendaraan roda empat di tiga titik perlintasan sebidang demi menjamin keselamatan pengguna jalan selama masa Operasi Lilin Semeru 2025,” tegas Joko, Sabtu (20/12/2025).

    Lokasi penutupan meliputi perlintasan di Desa Selorawan, Kecamatan Beji, serta dua titik krusial lainnya di wilayah Bangil. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada data tingginya frekuensi insiden serta mobilitas warga yang padat di jalur tanpa pengamanan tersebut.

    Selain membatasi akses fisik, polisi juga menyoroti minimnya fasilitas penerangan di sekitar rel. Pihaknya mendesak perbaikan visibilitas, terutama di pos JPL 111 dan JPL 104, agar masinis dan pengendara lebih waspada saat malam hari.

    Koordinasi lintas instansi terus diperkuat dengan melibatkan PT KAI Daops 8 Surabaya serta Dinas Perhubungan Kabupaten Pasuruan. Sinergi ini bertujuan memastikan seluruh sistem keamanan berfungsi optimal sebelum puncak arus mudik.

    Akibat kebijakan ini, masyarakat yang menggunakan mobil kini dialihkan untuk melewati jalur utama yang memiliki palang pintu resmi. Pengalihan arus diharapkan mampu menghilangkan risiko benturan langsung antara kendaraan besar dengan kereta api yang melaju kencang.

    Langkah tegas ini merupakan wujud komitmen Polres Pasuruan dalam menciptakan situasi keamanan dan ketertiban masyarakat yang kondusif. Warga diimbau untuk mematuhi aturan baru ini dan tidak memaksakan diri menerobos demi keselamatan bersama. [ada/beq]

  • Buka Konferda-Konfercab PDIP Serentak, Hasto: Jatim Harus Jadi Tiang Penyangga Bangsa

    Buka Konferda-Konfercab PDIP Serentak, Hasto: Jatim Harus Jadi Tiang Penyangga Bangsa

    Surabaya (beritajatim.com) – Sekjen DPP PDI Perjuangan, Hasto Kristiyanto, resmi membuka Konferensi Daerah (Konferda) dan Konferensi Cabang (Konfercab) Serentak PDI Perjuangan Jawa Timur di Hotel Shangri-La Surabaya, Sabtu (20/12/2025).

    Di hadapan ribuan kader PDI Perjuangan se-Jatim, Hasto menegaskan pentingnya Konferda dan Konfercab untuk meneguhkan sikap politik di Jawa Timur. Hasto juga menyampaikan berbagai aspek persoalan ideologi, lingkungan, hukum, kesejahteraan rakyat yang wajib dijawab PDI Perjuangan.

    Sesuai arahan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, lanjut Hasto, Jawa Timur harus mampu menjadi soko guru atau tiang penyangga bangsa.

    “Untuk menghadapi hal itu, Bu Mega memberi arahan bagaimana PDI Perjuangan harus jadi soko guru,” ujar Hasto.

    Menurut Hasto, berdasarkan sejarah, Jatim punya peran penting sejak era kerajaan. Tercatat, ada lima peristiwa peradaban yang terjadi dan harus jadi pedoman kekuatan seluruh kader PDI Perjuangan Jawa Timur.

    “Lima hal ini membuat Jawa Timur sangat istimewa bagi Ibu Megawati. Jadikan lima perspektif ini jadi kekuatan kita semua,” katanya.

    Pertama, sejarah Nusantara, di mana Majapahit menjadi pusat peradaban. Lalu sejarah Bung Karno. Di Jatim, presiden pertama Indonesia itu lahir dan menggembleng nilai ideologinya untuk bangsa.

    Perspektif ketiga, pada Resolusi Jihad KH. Hasyim Asy’ari yang melahirkan peristiwa 10 November dan menggegerkan dunia internasional. Selanjutnya, di Jatim pula, tepatnya tanggal 7 Desember 1993, Megawati Soekarnoputri menyatakan dirinya sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan secara de facto.

    Terakhir, sejarah kekuatan arus bawah, yang telah berhasil menggulingkan kepemimpinan otoriter Orde Baru. Pandegiling, tambah Hasto, menjadi saksi perjuangan berdarah PDI Perjuangan, menjebol gawang otoritarianissme.

    “Jadikan Pandegiling jadi bagian monumen yang hidup sebagai perjuangan arus bawah. Kekuatan itu membuktikan, saat Bu Mega menghadapi kekuasaan Orde Baru, Bu Mega dengan kekuatan arus bawah mampu menjebol gawang otoriter,” tuturnya.

    Untuk itu, Hasto menegaskan agar para kader bangkit di segala situasi berdasarkan lima perspektif sejarah dan ideologi Bung Karno yang menjadi cita-cita perjuangan bersama rakyat.

    “Pentingnya loyalitas, turun ke bawah, tidak tersandra secara politik. Itu ketentuan penetapan KSB. Kita juga harus berdamai pada suasana kebatinan kita,” jelasnya.

    Nantinya, para pengurus DPC hingga DPD yang terpilih juga harus betul-betul turun ke rakyat, memahami dan memberikan solusi atas masalah yang dihadapi masyarakat sesuai cita-cita Bung Karno.

    “Partai tidak boleh ada dendam masa lalu. Mari belajar dari pengalaman pengkhianatan di masa lalu. Yang penting melakukan hal konkret, turun ke bawah, dan itulah kekuatan utama PDI Perjuangan,” ungkapnya.

    Sementara itu, Ketua DPD PDI Perjuangan Jatim, Said Abdulah, turut mengungkapkan pentingnya agenda Partai guna meneguhkan kekuatan PDI Perjuangan. Baginya, Konferda dan Konfercab yang dihadiri 38 pengurus kabupaten/kota se-Jatim merupakan langkah strategis merealisasikan program ideologis ke masyarakat.

    “Agar semakin kokoh dan solidnya PDI Perjuangan, saya yakin kita bisa buktikan hal itu. Kita ditempa sejarah panjang, punya ikatan kuat, dan menempatkan ukuran tindakan politik kita kepada pengabdian, pada partai,” tuturnya.

    Said juga menegaskan, Konferda dan Konfercab bukan perpisahan. Melainkan mensolidkan seluruh pihak, menyediakan solusi untuk seluruh masalah rakyat.

    “Ini sebagai langkah kita dengan program yang strategis dengan sasaran teknokratis. Kita optimis program PDI Perjuangan mampu menjawab masalah yang dihadapi rakyat,” tuturnya.

    “Konferda ini bukan momen perpisahan, kita tetap jadi keluarga PDI Perjuangan. Tidak ada kebesaran Partai tanpa solidaritas partai, bonding ini kita jaga sebagai tiang utama menjaga utuhnya Partai,” pungkasnya. [tok/beq]

  • Cerita Wanita Surabaya Idap Diabetes di Usia 29, Inikah Pemicunya?

    Cerita Wanita Surabaya Idap Diabetes di Usia 29, Inikah Pemicunya?

    Jakarta

    Bagi Lilla Syifa (29), perempuan asal Surabaya yang kini berdomisili di Jakarta, tahun 2025 akan menjadi tahun yang mungkin tak akan ia lupakan. Ini karena dirinya didiagnosis mengidap diabetes 1,5 atau LADA (Latent Autoimmune Diabetes in Adults) pada Juli lalu.

    Menurut perempuan yang akrab dipanggil Cipa ini, ada beberapa faktor yang menurutnya menjadi pemicu munculnya penyakit diabetes pada dirinya, seperti kebiasaan mengonsumsi dessert manis, pola tidur yang buruk, manajemen stres yang kurang baik, dan kurangnya aktivitas fisik.

    Pada saat pemeriksaan ke dokter, gula darah yang ditunjukkan adalah 356 mg/dl yang artinya ini sangat tidak normal dan merupakan kondisi hiperglikemia parah, yang mengindikasikan kemungkinan besar diabetes.

    Sementara, pemeriksaan HbA1c milik Cipa adalah 11,5 persen. Dikutip dari laman Kemenkes, jumlah HbA1c normal adalah di bawah 5,7 persen.

    FOMO Cake Manis Viral

    Cipa ini bercerita bahwa diabetes yang diidapnya salah satu faktornya berawal dari dirinya yang suka sekali makan jajanan manis viral. Menurutnya, ini adalah bentuk ‘pelarian’ dari stres akibat pekerjaan.

    “Aku nggak punya sama sekali keturunan diabetes dari keluarga. Jadi murni dari lifestyle, pola makan, pola tidur, terus juga pola mengelola stres gitu,” kata Cipa kepada detikcom, Jumat (19/12/2025).

    “Aku tuh sering banget makan dessert. Jadi aku nyarinya yang manis, yang makanan-makanan viral, yang rame-rame gitu. Entah itu brownies, donat, matcha gitu-gitu,” sambungnya.

    Setelah makan besar, seperti makan siang dan makan malam, Cipa sering sekali menutupnya dengan makanan penutup yang manis-manis.

    “Aku tuh bisa dibilang 3 kali sehari bisa kali ya. Kayak sering banget, hampir setiap hari. Dan puncaknya itu di setahunan kemarin, 2024 sampai 2025 ini,” sambungnya.

    Pola Tidur yang Buruk

    Sebelum menjadi seorang full time content creator, Cipa bekerja sebagai seorang karyawan swasta di Jakarta. Tuntutan pekerjaan membuatnya kesuliatan mendapatkan durasi tidur yang ideal.

    “Karena aku kerja, sering banget lembur kayak baru pulang itu jam 11 malam dan pasti pulang kerja nggak mungkin langsung tidur kan ya,” katanya.

    “Nah itu terjadi setiap hari. Hampir setiap hari aku tidurnya. di atas jam 2 atau 3 pagi. Dan aku jam 8 pagi udah kerja lagi,” katanya.

    Kurang Aktivitas Fisik

    Cipa mengakui bahwa sebelumnya dirinya termasuk orang yang jarang sekali berolahraga. Kalaupun ada olahraga, ia hanya melakukan sesi kardio ringan, seperti lari dan tenis.

    “Dan itu pun cuman seminggu sekali. Jadi gula yang aku makan tidak punya tempat ‘persembunyian’ yaitu otot. Aku nggak punya massa otot kan, karena nggak pernah angkat beban,” katanya.

    Halaman 2 dari 2

    (dpy/up)

  • Ubaya Kirim Relawan dan Bantuan Ratusan Juta untuk Korban Banjir Sumatra

    Ubaya Kirim Relawan dan Bantuan Ratusan Juta untuk Korban Banjir Sumatra

    Surabaya (beritajatim.com) – Universitas Surabaya (Ubaya) memberangkatkan tim relawan menuju wilayah terdampak bencana banjir dan longsor di Sumatra. Tim membawa bantuan logistik dan layanan kesehatan untuk warga di Kabupaten Agam serta Aceh Tamiang.

    Rektor Ubaya, Benny Lianto, mengatakan misi ini merupakan bentuk kepedulian kampus untuk meringankan beban korban bencana. Tim terdiri dari dosen, mahasiswa, tenaga kependidikan, ikatan alumni, hingga unit SAR Mapaus yang akan bertugas secara bertahap.

    “Duka dan keprihatinan mendalam untuk saudara-saudara yang ada di Sumatra mengetuk hati kita semua untuk turut andil meringankan beban mereka,” ujar Benny, Sabtu (20/12/2025).

    Distribusi bantuan tahap awal dipusatkan di Jorong Toboh, Nagari Malalak Timur, Agam, mulai 20 hingga 24 Desember 2024. Selanjutnya, tim akan bergeser ke wilayah Aceh Tamiang pada 2 hingga 4 Januari 2026 mendatang.

    Logistik yang dikirim antara lain bahan pokok, perlengkapan sanitasi, alat ibadah, serta peralatan sekolah bagi anak-anak terdampak. Seluruh bantuan tersebut dibiayai dari donasi yang terkumpul melalui platform SatuJiwa Ubaya sebesar ratusan juta rupiah.

    Benny memastikan, distribusi dilakukan secara langsung untuk menjaga transparansi dan pertanggungjawaban kepada donatur. Selain barang, Ubaya juga menyiagakan posko kesehatan gratis serta tim pendampingan psikososial di lokasi bencana.

    Layanan kesehatan melibatkan dokter dari Fakultas Kedokteran dan RS Ubaya untuk menangani kondisi fisik pengungsi. Sementara tim Fakultas Psikologi bertugas memberikan edukasi kesehatan mental untuk memulihkan trauma warga pascabencana.

    “Ubaya juga akan fokus ke edukasi kesehatan dan memberikan pendampingan psikososial yang melibatkan dosen, mahasiswa, dan alumni Fakultas Psikologi,” tambah Benny.

    Masyarakat dan sivitas akademika masih dapat menyalurkan bantuan melalui laman resmi satujiwa.ubaya.ac.id. Pihak kampus memastikan keberlanjutan bantuan akan terus dievaluasi sesuai dengan kebutuhan mendesak di lapangan. [ipl/beq]

  • Napak Tilas Jejak Jenderal Soedirman Kediri–Bajulan, Mbak Wali Ajak Generasi Muda Hidupkan Semangat Juang

    Napak Tilas Jejak Jenderal Soedirman Kediri–Bajulan, Mbak Wali Ajak Generasi Muda Hidupkan Semangat Juang

    Kediri (beritajatim.com) – Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati memberangkatkan 1.700 peserta dalam kegiatan Napak Tilas Jejak Pahlawan Panglima Besar Jenderal Soedirman rute Kediri–Bajulan dari Balai Kota Kediri, Sabtu (20/12/2025). Kegiatan ini digelar sebagai bentuk penghormatan atas perjuangan para pahlawan sekaligus upaya menumbuhkan semangat juang generasi muda.

    Seluruh peserta, termasuk Wali Kota Kediri beserta jajaran, mengenakan pakaian bertema pahlawan untuk menghadirkan suasana perjuangan yang sarat nilai historis. Di tengah rute Kediri – Bajulan, tepatnya di depan Kantor Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga (Disbudparpora), peserta disuguhi teatrikal perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman.

    “Hari ini kita mengadakan Napak Tilas Jejak Pahlawan Panglima Besar Jenderal Soedirman Kediri-Bajulan. Agenda ini adalah aspirasi dari masyarakat dimana dulu pernah diadakan dan sempat vakum. Makanya di tahun ini kita adakan kembali,” ujar Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati.

    Wali kota termuda di Indonesia ini menegaskan kegiatan napak tilas menjadi momentum untuk mengenang perjuangan para pahlawan sekaligus memberikan penghormatan kepada Panglima Besar Jenderal Soedirman. Ia berharap kegiatan tersebut mampu meningkatkan rasa cinta tanah air, memperkuat kebersamaan, serta menumbuhkan semangat juang di kalangan generasi muda.

    “Alhamdulillah tadi bisa kita lihat antusiasme masyarakat luar biasa. Saya berharap para generasi muda semakin cinta tanah air dan meningkatkan semangat juang mereka,” ungkapnya.

    Dalam rangkaian kegiatan tersebut, Mbak Wali bersama rombongan juga menyerahkan bingkisan kepada anak yatim dan veteran sebagai bentuk kepedulian dan penghormatan. Acara kemudian ditutup dengan kegiatan keliling Kota Kediri menggunakan jeep dan kendaraan Volkswagen (VW) untuk menggencarkan promosi wisata kota.

    Kegiatan ini turut dihadiri Wakil Wali Kota Kediri Qowimuddin, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Luthfie Sulistiawan, Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Kombes Pol Agung Hadi Wijanarko, Kapolres Kediri Kota AKBP Anggi Saputra Ibrahim, Kepala Kejaksaan Negeri Raden Roro Theresia, Ketua Pengadilan Negeri Khoirul, Komandan Kompi 1 Batalyon C Pelopor Satbrimob Polda Jatim AKP Joko Widodo, perwakilan Forkopimda, Asisten, Staf Ahli, Kepala OPD, serta tamu undangan lainnya. [nm/beq]

  • Said Abdullah: Tak Ada Kebesaran Partai Tanpa Soliditas Kader

    Said Abdullah: Tak Ada Kebesaran Partai Tanpa Soliditas Kader

    Surabaya (beritajatim.com) – Ketua DPP PDIP Bidang Perekonomian yang juga Ketua DPD PDIP Jatim, Said Abdullah mengajak seluruh peserta Konferda dan Konfercab serentak di Hotel Shangri-La Surabaya, untuk mendoakan Alm Kusnadi, mantan Ketua PDIP Jatim yang wafat.

    “Alfatihah untuk Pak Kusnadi mantan Ketua PDIP Jatim. Konferda dan Kenfercab bukanlah momentum perpisahan, tapi tetap jadi keluarga besar PDIP selamanya. Sebab tidak ada kebesaran partai, tanpa ada soliditas kader. PDIP bukanlah partai dari kemarin sore, tapi ditempa sejarah yang panjang,” kata Said Abdullah.

    Said mengibaratkan bangsa Indonesia sebagai komunitas besar yang disatukan oleh cita-cita proklamasi.

    “Kita, keluarga besar PDI Perjuangan, juga bagian dari komunitas politik yang memiliki cita-cita imajinasi, gagasan untuk merealisasikan ajaran-ajaran Bung Karno tentang menjaga kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tegasnya.

    Said menekankan pentingnya menjaga soliditas dan menghindari kepentingan personal dan politik pragmatik jangka pendek. “Cita-cita besar bersama ini jangan kita cacah, jangan kita kotak-kotak yang membuat menajam ke dalam organisasi,” katanya.

    Konferda dan Konfercab ini bertujuan untuk meningkatkan soliditas dan kesiapan PDI Perjuangan Jawa Timur dalam menghadapi tantangan politik.

    “Keberhasilan dari Konferda dan Konfercab ini adalah semakin kokoh dan solidnya PDI perjuangan Jawa Timur,” kata Said Abdullah.

    Said juga menekankan pentingnya pertanggungjawaban dan transparansi dalam pengelolaan partai.

    “Konfercab, Konferda menjadi perlembagaan bagi partai ini meminta pertanggungjawaban dari pengurus di DPD dan DPC baik secara organisasi, program, aset, dan keuangan partai,” katanya.

    Dengan program-program yang berproses secara demokratis, PDI Perjuangan Jawa Timur optimis dapat menjawab permasalahan struktural yang dihadapi rakyat Jawa Timur.

    “Kita optimis bahwa program PDI Perjuangan Jawa Timur benar-benar akan mampu menjawab permasalahan struktural yang dihadapi rakyat kita,” pungkasnya. (tok)

  • Said Abdullah: Tak Ada Kebesaran Partai Tanpa Soliditas Kader

    Said Abdullah: Tak Ada Kebesaran Partai Tanpa Soliditas Kader

    Surabaya (beritajatim.com) – Ketua DPP PDIP Bidang Perekonomian yang juga Ketua DPD PDIP Jatim, Said Abdullah mengajak seluruh peserta Konferda dan Konfercab serentak di Hotel Shangri-La Surabaya, untuk mendoakan Alm Kusnadi, mantan Ketua PDIP Jatim yang wafat.

    “Alfatihah untuk Pak Kusnadi mantan Ketua PDIP Jatim. Konferda dan Kenfercab bukanlah momentum perpisahan, tapi tetap jadi keluarga besar PDIP selamanya. Sebab tidak ada kebesaran partai, tanpa ada soliditas kader. PDIP bukanlah partai dari kemarin sore, tapi ditempa sejarah yang panjang,” kata Said Abdullah.

    Said mengibaratkan bangsa Indonesia sebagai komunitas besar yang disatukan oleh cita-cita proklamasi.

    “Kita, keluarga besar PDI Perjuangan, juga bagian dari komunitas politik yang memiliki cita-cita imajinasi, gagasan untuk merealisasikan ajaran-ajaran Bung Karno tentang menjaga kejayaan Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tegasnya.

    Said menekankan pentingnya menjaga soliditas dan menghindari kepentingan personal dan politik pragmatik jangka pendek. “Cita-cita besar bersama ini jangan kita cacah, jangan kita kotak-kotak yang membuat menajam ke dalam organisasi,” katanya.

    Konferda dan Konfercab ini bertujuan untuk meningkatkan soliditas dan kesiapan PDI Perjuangan Jawa Timur dalam menghadapi tantangan politik.

    “Keberhasilan dari Konferda dan Konfercab ini adalah semakin kokoh dan solidnya PDI perjuangan Jawa Timur,” kata Said Abdullah.

    Said juga menekankan pentingnya pertanggungjawaban dan transparansi dalam pengelolaan partai.

    “Konfercab, Konferda menjadi perlembagaan bagi partai ini meminta pertanggungjawaban dari pengurus di DPD dan DPC baik secara organisasi, program, aset, dan keuangan partai,” katanya.

    Dengan program-program yang berproses secara demokratis, PDI Perjuangan Jawa Timur optimis dapat menjawab permasalahan struktural yang dihadapi rakyat Jawa Timur.

    “Kita optimis bahwa program PDI Perjuangan Jawa Timur benar-benar akan mampu menjawab permasalahan struktural yang dihadapi rakyat kita,” pungkasnya. (tok)

  • Wanita-wanita Kuat Kuli Panggul Pasar Pabean Surabaya

    Wanita-wanita Kuat Kuli Panggul Pasar Pabean Surabaya

    Video: Wanita-wanita Kuat Kuli Panggul Pasar Pabean Surabaya

    Video: Bupati Bekasi-Ayahnya Minta Rp 9,5 M, Padahal Proyeknya Belum Ada

    233 Views |

    Sabtu, 20 Des 2025 10:31 WIB

    Mayoritas kuli panggul di Pasar Pabean, Surabaya, adalah perempuan. Mereka sanggup mengangkat beban hingga puluhan kilogram demi upah tak sampai 10 ribu rupiah sekali angkut.

    Meski pekerjaan mereka penuh risiko, para wanita tangguh ini tetap berjuang demi bisa menghidupi keluarga. Momentum Hari Ibu menjadi saat yang pas untuk mengapresiasi kerja keras mereka.

    Raihan Akbar Mahendra – 20DETIK

  • Korupsi Dam Kali Bentak, Kakak Eks Bupati Blitar Divonis 4 Tahun 8 Bulan

    Korupsi Dam Kali Bentak, Kakak Eks Bupati Blitar Divonis 4 Tahun 8 Bulan

    Blitar (beritajatim.com) – Palu hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Surabaya akhirnya diketok pada Kamis (18/12/2025) malam.

    Skandal korupsi proyek Dam Kali Bentak yang merugikan negara hingga Rp.5,1 miliar dan menyeret kakak kandung Bupati Blitar, Rini Syarifah dan sejumlah pejabat, akhirnya berujung pada vonis.

    Dalam sidang putusan ini, sorotan utama tertuju pada Muhammad Muchlison. Kakak kandung mantan Bupati Blitar, Rini Syarifah (Mak Rini). Pria yang akrab disapa Abah Ichson tersebut ini dinyatakan bersalah dan divonis 4 tahun 8 bulan penjara.

    Dalam amar putusannya, Majelis Hakim menyatakan Muchlison terbukti secara sah dan meyakinkan terlibat dalam tindak pidana korupsi yang merugikan keuangan negara. Selain hukuman badan, Muchlison juga diganjar denda sebesar Rp.200 juta.

    Tak hanya itu, hakim mewajibkan Muchlison membayar uang pengganti kerugian negara sebesar Rp.1,1 miliar. Namun, angka ini dikompensasikan dengan uang titipan yang sebelumnya telah diserahkan terdakwa ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Kabupaten Blitar selama proses penyidikan.

    Eks Kabid SDA Terima Vonis Terberat

    Meski Muchlison menjadi sorotan publik karena status kekerabatannya dengan eks penguasa daerah, vonis paling mencekik justru dijatuhkan kepada mantan Kabid SDA Dinas PUPR Kabupaten Blitar, Hari Budiono alias Budi Susu.

    Budi Susu divonis 5 tahun 6 bulan penjara, ini adalah hukuman terberat di antara kelima terdakwa. Ia juga didenda Rp200 juta dan diwajibkan membayar uang pengganti yang fantastis, yakni Rp2,774 miliar. Jika tidak mampu membayar, harta bendanya akan disita, atau diganti dengan pidana penjara selama 2 tahun.

    Sementara itu, terdakwa lainnya menerima vonis yang bervariasi. Heri Santosa, Eks Sekretaris Dinas PUPR Kabupaten Blitar, divonis 4 tahun 3 bulan penjara, denda Rp.200 juta. Sedangkan M. Bahweni, direktur CV Cipta Graha Pratama divonis 4 tahun 3 bulan penjara, denda Rp.200 juta, uang pengganti Rp.43 juta, subsider 9 bulan.

    Terdakwa lain, Miftahul Iqbalud Daroini, Admin CV divonis 4 tahun 3 bulan penjara, denda Rp.200 juta, uang pengganti Rp.135 juta, subsider 1 tahun.

    Pengacara: “Hakim Pakai Pasal Berat, Kami Pikir-Pikir”

    Menanggapi vonis tersebut, tim kuasa hukum terdakwa M. Bahweni yang diketuai Hendi Priono, menyatakan sikap pikir-pikir. Hendi menyoroti penerapan pasal oleh Majelis Hakim yang dinilai terlalu berat dan tidak sesuai dengan pledoi pembelaan.

    “Hakim berpendapat yang terbukti adalah Pasal 2 ayat (1) UU Tipikor (Perbuatan Melawan Hukum) dengan vonis minimal 4 tahun. Padahal dalam pledoi, kami sampaikan ini masuk ranah Pasal 3 (Penyalahgunaan Wewenang) yang vonis minimalnya 2 tahun,” ujar Hendi, Jumat (19/12/2025).

    Hendi juga mempersoalkan hitungan kerugian negara. Hakim mematok kerugian Rp5,1 miliar, sementara menurut perhitungan pihak terdakwa, kerugian riil adalah Rp4,052 miliar.

    “Selisih itu muncul karena JPU memasukkan uang jaminan dan bunga bank dari pengerjaan proyek yang selesai sebagai kerugian negara. Ini yang masih kami pertimbangkan untuk banding,” tegasnya.

    Babak Baru: Menanti Nasib Kadis PUPR dan ‘Gus Adib’

    Vonis lima terdakwa ini bukanlah akhir dari saga korupsi Dam Kali Bentak. Kasus ini masih menyisakan “pekerjaan rumah” bagi aparat penegak hukum. Dua tersangka lain yang baru ditahan pada September 2025 lalu, yakni mantan Kepala Dinas PUPR Dicky Cubandono dan pengarah TP2ID Adib Muhammad Zulkarnain (Gus Adib), kini tengah menunggu giliran untuk duduk di kursi pesakitan.

    Publik Blitar kini menanti, apakah “nyanyian” para terpidana di persidangan akan menyeret nama-nama baru, ataukah kasus ini akan berhenti pada tujuh orang tersebut. (owi/ted)

  • Sopir Mengantuk, Truk Tronton Hantam Bus Pariwisata di Jombang

    Sopir Mengantuk, Truk Tronton Hantam Bus Pariwisata di Jombang

    Jombang (beritajatim.com) – Diduga sopirnya mengantuk, truk tronton dengan nomor polisi S-8884-NS menabrak bagian belakang bus pariwisata nopol S-7608-UW yang sedang parkir di tepi jalur nasional Jombang-Surabaya, tepatnya Jl Raya Jogoloyo Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang, Jumat malam (19/12/2025).

    Akibatnya, bus terdorong hingga 15 meter. Sedangkan truk boks masuk ke teras toko dan menghantam tiang berbahan galvalum sampai hampir roboh. Sopir truk terjepit bodi kendaraan hingga mengalami patah kaki. Dia dilarikan ke rumah sakit guna mendapat pertolongan medis.

    Sementara sopir bus selamat, karena pada saat bersamaan sedang berada di dalam minimarket untuk membeli makanan ringan dan minuman. Oleh sebab itu, bus yang hendak menjemput rombongan wisatawan ini parkir di depan minimarket tersebut.

    Truk tronton disopiri oleh Kariono (51), warga Kwedenkembar Kecamatan Mojoanyar Kabupaten Mojokerto. Sedangkan bus pariwisata dikemudikan Kasianto (50), warga Desa Kumitir Kecamatan Jatirejo Kabupaten Mojokerto.

    Salah satu saksi mata, Sueb (54) mengatakan, kecelakaan berawal ketika truk melaju kencang dari barat ke timur. Mendekati lokasi kejadian, truk yang berada di lajur kanan tiba-tiba mengarah ke kiri dan langsung menabrak bagian belakang bus yang sedang parkir.

    Karena benturan keras, bus terdorong hingga 15 meter. Sedangkan truk baru berhenti setelah masuk teras toko dan menabrak tiang. “Sopir truk terjepit bodi kendaraan. Mengalami patah kaki dan dilarikan ke rumah sakit Jombang,” kata Sueb.

    Tak lama berselang, petugas dari Satlantas Polres Jombang tiba di lokasi. Mereka melakukan olah TKP (tempat kejadin perkara) dan mengevakuasi korban. Selain itu juga mengurai lalu lintas yang sempat tersendat.

    Dua kendaraan yang terlibat kecelakaan ditarik menggunakan mobil derek ke Satlantas Jombang. Proses evakuasi kendaraan ini berlangsung hingga Sabtu dini hari (20/12/2025). “Kita masih melakukan penyelidikan guna mengetahui penyebab kecelakaan,” ujar Kanit Gakkum Satlantas Polres Jombang Ipda Siswanto. [suf]