kab/kota: Surabaya

  • Ponorogo Segera Punya Tugu 0,2 Kilometer, Landmark Baru Bernuansa Seni Lokal

    Ponorogo Segera Punya Tugu 0,2 Kilometer, Landmark Baru Bernuansa Seni Lokal

    Ponorogo (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Ponorogo kembali menyiapkan ikon baru untuk mempercantik wajah kota. Setelah sebelumnya memiliki tugu 0 kilometer, kini segera hadir tugu 0,2 kilometer yang dibangun di kawasan Taman Sukowati, Kelurahan Keniten, Kecamatan/Kabupaten Ponorogo. Pembangunan dimulai awal Oktober dan ditargetkan rampung sebelum akhir tahun 2025.

    Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Ponorogo, Jamus Kunto Purnomo, menjelaskan bahwa pembangunan tugu tersebut tidak sekadar proyek fisik, tetapi juga bagian dari upaya mempertegas identitas Ponorogo sebagai kota Reog dengan sentuhan estetika dan simbolik.

    Menurut Jamus, titik 0 kilometer Ponorogo sejatinya berada di persimpangan Jalan Soekarno-Hatta (Soehat) dan Jalan Krakatau, sekitar 198 kilometer dari Surabaya. Namun, lokasi tersebut dinilai kurang representatif sebagai landmark kabupaten karena berada di pinggir jalan.

    “Di sana sudah ada tandanya terompet, tapi lokasinya kurang estetik sehingga tidak bisa menjadi say hello-nya Ponorogo. Karena itu atas masukan Pak Bupati, geser di Sukowati dan dihitung 0,2 km,” jelas Jamus, Kamis (16/10/2025).

    Pemindahan titik ini juga menyesuaikan perubahan status jalan. Sebelumnya, Jalan Soekarno-Hatta berstatus jalan nasional, namun kini menjadi jalan kabupaten. Pemkab pun memilih kawasan Taman Sukowati karena dinilai lebih representatif dan mudah dijangkau masyarakat.

    Pembangunan tugu 0,2 kilometer ini menelan anggaran sekitar Rp184 juta. Tak hanya menggunakan material beton dan semen, proyek ini juga melibatkan seniman lokal agar hasilnya memiliki nilai artistik dan karakter khas Ponorogo.

    “Nanti dilihat saja jadinya seperti apa, yang jelas bagus karena ada unsur seni dan prosesnya dilakukan hati-hati,” ujar Jamus.

    Tugu setinggi sekitar empat meter itu akan berdiri di belakang patung kuda Taman Sukowati, ruang publik yang selama ini menjadi salah satu titik favorit warga. Pemkab berharap tugu tersebut tidak hanya menjadi penanda jarak, tetapi juga simbol bahwa Ponorogo terus bergerak meneguhkan jati diri sebagai kota budaya yang berbenah dengan cita rasa estetika. [end/beq]

  • Sampai Kapan Cuaca Panas Bak Neraka Hantam RI, Ini Kata BMKG

    Sampai Kapan Cuaca Panas Bak Neraka Hantam RI, Ini Kata BMKG

    Jakarta, CNBC Indonesia – Banyak masyarakat Indonesia yang tinggal di wilayah perkotaan mengeluh soal cuaca yang panas. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut suhu udara di beberapa kota besar tercatat mencapai 35-36 derajat Celcius pada Selasa (14/10).

    Suhu di wilayah Jakarta tercatat mencapai 35 derajat Celsius, begitu juga di Bali dan Nusa Tenggara. Sementara itu, Semarang, Grobogan, dan Sragen tercatat di antara 34-35 derajat Celsius.

    Suhu paling tinggi tercatat di wilayah Surabaya dan Sidoarjo, yakni mencapai 36 derajat Celsius. Bahkan, dalam unggahan terbaru BMKG di laman resmi PPID BMKG, Kamis (16/10/2025), suhu saat ini di beberapa daerah bisa tembus 37 derajat Celsius.

    BMKG menekankan bahwa fenomena ini bukan akibat Gelombang Panas (Heatwave) seperti yang terjadi di negara-negara subtropis. Menurut BMKG, suhu Indonesia masih dalam batas wajar, walaupun terasa tidak nyaman.

    Lantas, sampai kapan cuaca panas ‘bak neraka’ di wilayah Indonesia berakhir?

    “Kondisi panas ini kemungkinan masih berlangsung hingga akhir Oktober atau awal November, tergantung pada waktu mulai masuknya musim hujan di masing-masing daerah,” tulis BMKG di laman PPID BMKG.

    Ada beberapa penyebab utama yang menyebabkan cuaca panas saat ini. Pertama, posisi semu Matahari optimum. Saat ini, BMKG mengatakan gerak semu Matahari sudah berada sedikit di selatan ekuator.

    Hal ini menyebabkan wilayah Indonesia di bagian tengah dan selatan menerima penyinaran Matahari sangat intens.

    Selanjutnya, ada juga faktor angin dari Australia. Angin timuran yang bertiup dari Benua Australia membawa massa udara kering. Hal ini membuat awan sulit terbentuk, sehingga Matahari terasa lebih terik di permukaan.

    Terakhir, minimnya tutupan awan. Meski sebagian wilayah Indonesia sudah memasuki musim hujan, pembentukan awan hujan di beberapa wilayah masih minim.

    Hal ini menyebabkan panas Matahari langsung memancar ke permukaan Bumi tanpa penghalang. Alhasil, suhu terasa jauh lebih panas, terutama di siang hari.

    Merespons fenomena panas saat ini, BMKG mengeluarkan beberapa rekomendasi sebagai berikut:

    Jaga kesehatan dan cukup minum air putih.
    Hindari paparan langsung sinar Matahari terlalu lama.
    Waspadai perubahan cuaca mendadak seperti hujan petir dan angin kencang.
    Pantau terus informasi cuaca terkini dan peringatan dini dari BMKG.

    Semoga informasi ini membantu!

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kejari Bondowoso Serahkan Rp2,3 M ke Kas Negara dari Kasus Korupsi Hibah 2023

    Kejari Bondowoso Serahkan Rp2,3 M ke Kas Negara dari Kasus Korupsi Hibah 2023

    Bondowoso (beritajatim.com) – Kejaksaan Negeri (Kejari) Bondowoso menyerahkan uang pengganti kerugian negara sebesar Rp2,3 miliar ke kas negara, hasil dari perkara korupsi dana hibah tahun anggaran 2023 yang menjerat mantan Wakil Bupati Bondowoso periode 2018–2023, Irwan Bachtiar Rachmat (IBR). Penyerahan dilakukan secara simbolis oleh Kepala Kejari Bondowoso, Dzakiyul Fikri, kepada Kepala Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Bondowoso, Alexander Budi Dayantoro, di Aula Kantor KPPN, Rabu (15/10/2025).

    Menurut Dzakiyul Fikri, pengembalian uang tersebut merupakan tindak lanjut dari putusan Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Surabaya yang telah berkekuatan hukum tetap. “Para pihak menerima putusan pengadilan dan tidak mengajukan banding. Kami hanya melaksanakan apa yang telah diputuskan oleh pengadilan,” ujarnya kepada BeritaJatim.com.

    Kasus ini berawal dari penyalahgunaan dana hibah yang bersumber dari APBD Kabupaten Bondowoso tahun 2023. Dalam proses hukum, Irwan Bachtiar Rachmat sempat mengembalikan sebagian dana kerugian negara sebesar Rp1,5 miliar pada Maret 2025, dan sisanya disetorkan kemudian hingga mencapai total Rp2,3 miliar.

    Melalui persidangan di Pengadilan Tipikor Surabaya, pada September 2025 Irwan dijatuhi vonis 1 tahun 3 bulan penjara karena terbukti melakukan tindak pidana korupsi dana hibah tersebut.

    Kepala KPPN Bondowoso, Alexander Budi Dayantoro, menjelaskan bahwa dana hasil pengembalian kasus korupsi itu akan disetorkan ke kas negara melalui sistem Modul Penerimaan Negara (MPN). “Dana hasil ungkap kasus dari kejaksaan bisa masuk ke kas daerah maupun kas negara. Namun untuk kas negara, kami dapat memantau langsung melalui aplikasi MPN untuk memastikan uangnya sudah masuk,” jelasnya.

    Ia menambahkan, dana tersebut akan tercatat sebagai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tahun anggaran 2025 dan akan dimanfaatkan kembali dalam APBN 2026 untuk Kementerian Lembaga. “Begitu masuk kas negara, kami akan perhitungkan dalam anggaran tahun berikutnya,” ujarnya.

    Kasus korupsi hibah yang menyeret nama Irwan Bachtiar Rachmat ini mencuat sejak awal 2025. Kejari Bondowoso menetapkan yang bersangkutan sebagai tersangka pada 13 Februari 2025 dan langsung melakukan penahanan. Dzakiyul Fikri menegaskan bahwa pihaknya akan terus mendorong penyelesaian perkara korupsi dengan prinsip transparansi dan pemulihan aset negara.

    “Penegakan hukum bukan hanya soal menjatuhkan hukuman, tapi juga memastikan uang negara kembali,” tegasnya. [awi/beq]

  • ASN Kemenag di Situbondo Tipu Calon Haji Pakai Modus Percepatan Berangkat ke Mekkah

    ASN Kemenag di Situbondo Tipu Calon Haji Pakai Modus Percepatan Berangkat ke Mekkah

    JAKARTA – Penyidik Satreskrim Polres Situbondo, Jawa Timur, mengungkap dugaan kasus penipuan modus pengurusan percepatan pemberangkatan calon haji yang dilakukan ASN di Kantor Urusan Agama (KUA) Kementerian Agama setempat.

    Kasat Reskrim Polres Situbondo AKP Agung Hartawan  mengatakan tersangka inisial MH (54), PNS di KUA itu langsung dilakukan penahanan setelah menjalani serangkaian pemeriksaan oleh penyidik Unit III/Tipikor Polres setempat.

    “Yang bersangkutan diduga memanfaatkan jabatannya untuk meyakinkan para korban calon haji agar menyerahkan sejumlah uang dengan janji bisa mempercepat keberangkatan ke Tanah Suci Mekkah,” ujarnya dilansir ANTARA, Rabu, 14 Oktober.

    Kepada penyidik, lanjut AKP Agung, tersangka menjanjikan percepatan pemberangkatan haji dengan imbalan uang puluhan juta rupiah.

    Tersangka meminta uang sebesar Rp53 juta dari korban calon jamaah haji berinisial A dan Rp44 juta dari korban inisial S dengan dalih untuk mengurus administrasi ke Kementerian Agama di Surabaya, serta membayar pelunasan keberangkatan haji.

    “Total kerugian yang dialami kedua korban calon haji itu mencapai Rp97 juta. Kami juga mengamankan sejumlah barang bukti berupa sembilan lembar kuitansi bermaterai dengan nominal bervariasi,” kata AKP Agung Hartawan.

    Untuk mempertanggungjawabkan perbuatan PNS Kantor Urusan Agama (KUA) itu, tersangka dijerat dengan Pasal 378 dan/atau 372 Jo 65 KUHP tentang tindak pidana penipuan dan/atau penggelapan.

    Sampai saat ini, penyidik tengah melengkapi berkas perkara dan berkoordinasi dengan Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri Situbondo untuk proses hukum lebih lanjut.

  • Garda Bangsa Surabaya Ajak Media Tingkatkan Literasi Keagamaan Usai Konten Trans7 Soal Pesantren

    Garda Bangsa Surabaya Ajak Media Tingkatkan Literasi Keagamaan Usai Konten Trans7 Soal Pesantren

    Surabaya (beritajatim.com)– Ketua DKC Garda Bangsa Surabaya, Nasfa Uuth Akhmadie, menilai kasus tayangan Trans7 yang menyinggung dunia pesantren harus menjadi momentum bagi media nasional untuk memperkuat literasi keagamaan.

    Dia menegaskan, rendahnya pemahaman terhadap budaya dan nilai-nilai pesantren sering kali melahirkan kesalahpahaman dalam pemberitaan yang justru menimbulkan keresahan sosial.

    “Media perlu memahami konteks keagamaan dan budaya pesantren sebelum menyiarkan konten sensitif. Tanpa pemahaman yang benar, yang muncul bukan edukasi publik, tapi provokasi,” ujar Uuth di Surabaya, Rabu (15/10/2025).

    Menurut dia, literasi keagamaan di ruang redaksi sangat penting agar kebebasan pers tidak salah arah. Media, kata Uuth, seharusnya berperan sebagai sarana pencerahan dan jembatan dialog antarbudaya, bukan alat yang memperuncing stereotip terhadap komunitas keagamaan.

    “Jurnalis harus punya kepekaan sosial dan kemampuan memahami nilai-nilai yang hidup di masyarakat. Itulah bentuk tanggung jawab moral di balik kebebasan pers,” kata dia.

    Garda Bangsa Surabaya juga menyebut pentingnya pelatihan atau kolaborasi antara media dengan lembaga pesantren untuk memperkuat wawasan keberagaman di kalangan insan pers. Menurut Uuth, hal ini dapat menjadi langkah konkret dalam menciptakan pemberitaan yang berimbang dan beretika.

    “Kalau jurnalis bisa memahami bagaimana pesantren hidup, mereka akan tahu bahwa lembaga itu bukan hanya tempat belajar agama, tapi pusat kebudayaan dan kemanusiaan,” ujar dia.

    Selain itu, Garda Bangsa Surabaya tetap meminta Trans7 memberi hak jawab dan permintaan maaf terbuka kepada dunia pesantren. Namun Uuth menegaskan, hal yang lebih penting adalah memperbaiki sistem agar kesalahan serupa tidak terulang.

    “Kami tidak hanya menuntut permintaan maaf, tapi juga menuntut perbaikan cara pandang. Media harus belajar agar lebih sensitif terhadap keberagaman,” tegas dia.

    Sebagai organisasi yang menaungi santri dan kader muda Nahdlatul Ulama, Garda Bangsa Surabaya berkomitmen menjadi mitra edukasi bagi media nasional dalam memperkuat literasi keagamaan.

    “Kami tidak anti kritik, tapi kritik harus dibangun di atas pengetahuan dan etika. Kalau media paham nilai pesantren, maka yang lahir adalah berita yang menyejukkan, bukan yang melukai,” pungkas Nasfa Uuth Akhmadie.[asg/ted]

  • Surabaya Sumuk Pol! BMKG Juanda Ungkap Penyebabnya

    Surabaya Sumuk Pol! BMKG Juanda Ungkap Penyebabnya

    Surabaya: Fenomena suhu panas ekstrem yang melanda Surabaya dan sekitarnya beberapa hari terakhir telah memicu keluhan dari masyarakat. Meskipun pembacaan termometer menunjukkan suhu udara mencapai sekitar 36 C, rasa panas yang menusuk kulit terasa jauh lebih menyengat, diklaim mencapai hingga 41 C.

    ​Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Juanda memberikan penjelasan mengenai penyebab hawa di Surabaya sumuk pol akhir-akhir ini. Ada beberapa penyebab cuaca Surabaya panas kentang-kentang, simak penjelasan lengkapnya.
    Kulminasi Matahari 
    ​Peningkatan suhu drastis ini dampak dari fenomena alam yang rutin terjadi, dikombinasikan dengan faktor meteorologis lokal. BMKG Juanda dalam unggahan di akun Instagram @infobmkgjuanda menyebutkan bahwa saat ini wilayah Jawa Timur sedang mengalami fenomena Kulminasi Utama.

    “Meski bukan faktor utama, tapi kalau melihat dari citra satelit sangat sedikit awan di Jatim saat ini. Dengan demikian sebagian besar Jatim akan merasakan suhu udara lebih panas,” tulis @infobmkgjuanda.

    Kondisi ini menyebabkan radiasi sinar matahari diterima secara maksimal oleh permukaan bumi. Radiasi menjadi semakin intensif karena langit cerah dengan sedikit awan, yang berarti tidak ada penghalang sinar matahari menuju permukaan.

    “Kulminasi terjadi setiap hari antara jam 11 hingga 1 siang,” kata prakirawan BMKG Juanda Thariq Harun Al Rasyid, seperti dikutip dari Media Indonesia.

    Selain itu panas ekstrem di Surabaya ini juga disebabkan saat ini sudah memasuki masa pancaroba dari musim kemarau menuju musim hujan. Kondisi langit yang cerah juga menyebabkan panas menyengat, lantaran sinar matahari langsung masuk bumi tanpa hambatan awan.
     

     

    Diprediksi Sampai November
    Buat kamu warga Surabaya mesti bersabar kondisi ini diperkirakan akan terjadi hingga akhir November 2025. Puncak suhu panas mencapai 34°C hingga 37°C terjadi setiap hari antara pukul 11.00 hingga 13.00 WIB. 

    ​BMKG mengimbau masyarakat agar waspada terhadap dampak suhu tinggi, terutama, masyarakat diharapkan menggunakan pakaian tertutup dan pelindung saat beraktivitas di luar ruangan, memastikan kondisi tubuh dalam keadaan fit, dan mencukupi asupan cairan untuk menghindari dehidrasi, terutama bagi pekerja di luar ruangan.

    “Masyarakat yang keluar rumah lebih baik mengenakan baju panjang dan perlengkapan lain yang menutup kulit, menggunakan sunscreen atau tabir surya,” ungkap Thariq.

    (Sheva Asyraful Fali)

    Surabaya: Fenomena suhu panas ekstrem yang melanda Surabaya dan sekitarnya beberapa hari terakhir telah memicu keluhan dari masyarakat. Meskipun pembacaan termometer menunjukkan suhu udara mencapai sekitar 36 C, rasa panas yang menusuk kulit terasa jauh lebih menyengat, diklaim mencapai hingga 41 C.
     
    ​Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Juanda memberikan penjelasan mengenai penyebab hawa di Surabaya sumuk pol akhir-akhir ini. Ada beberapa penyebab cuaca Surabaya panas kentang-kentang, simak penjelasan lengkapnya.
    Kulminasi Matahari 
    ​Peningkatan suhu drastis ini dampak dari fenomena alam yang rutin terjadi, dikombinasikan dengan faktor meteorologis lokal. BMKG Juanda dalam unggahan di akun Instagram @infobmkgjuanda menyebutkan bahwa saat ini wilayah Jawa Timur sedang mengalami fenomena Kulminasi Utama.
     
    “Meski bukan faktor utama, tapi kalau melihat dari citra satelit sangat sedikit awan di Jatim saat ini. Dengan demikian sebagian besar Jatim akan merasakan suhu udara lebih panas,” tulis @infobmkgjuanda.

    Kondisi ini menyebabkan radiasi sinar matahari diterima secara maksimal oleh permukaan bumi. Radiasi menjadi semakin intensif karena langit cerah dengan sedikit awan, yang berarti tidak ada penghalang sinar matahari menuju permukaan.
     
    “Kulminasi terjadi setiap hari antara jam 11 hingga 1 siang,” kata prakirawan BMKG Juanda Thariq Harun Al Rasyid, seperti dikutip dari Media Indonesia.
     
    Selain itu panas ekstrem di Surabaya ini juga disebabkan saat ini sudah memasuki masa pancaroba dari musim kemarau menuju musim hujan. Kondisi langit yang cerah juga menyebabkan panas menyengat, lantaran sinar matahari langsung masuk bumi tanpa hambatan awan.
     

     

    Diprediksi Sampai November
    Buat kamu warga Surabaya mesti bersabar kondisi ini diperkirakan akan terjadi hingga akhir November 2025. Puncak suhu panas mencapai 34°C hingga 37°C terjadi setiap hari antara pukul 11.00 hingga 13.00 WIB. 
     
    ​BMKG mengimbau masyarakat agar waspada terhadap dampak suhu tinggi, terutama, masyarakat diharapkan menggunakan pakaian tertutup dan pelindung saat beraktivitas di luar ruangan, memastikan kondisi tubuh dalam keadaan fit, dan mencukupi asupan cairan untuk menghindari dehidrasi, terutama bagi pekerja di luar ruangan.
     
    “Masyarakat yang keluar rumah lebih baik mengenakan baju panjang dan perlengkapan lain yang menutup kulit, menggunakan sunscreen atau tabir surya,” ungkap Thariq.
     
    (Sheva Asyraful Fali)

     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di

    Google News


    Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id

    (RUL)

  • Anggap Tertinggal, Menko Yusril Dorong Perumusan Hukum Perdata RI Komperehensif

    Anggap Tertinggal, Menko Yusril Dorong Perumusan Hukum Perdata RI Komperehensif

    JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Hukum, Hak Asasi Manusia, Imigrasi, dan Pemasyarakatan (Menko Kumham Imipas) Yusril Ihza Mahendra mendorong perumusan hukum keperdataan nasional yang komprehensif agar selaras dengan kebutuhan hukum masyarakat Indonesia masa kini.

    “Saya menganggap pertemuan ini penting karena akademisi dan praktisi berkumpul di Surabaya untuk membahas hukum keperdataan nasional kita. Kita ini ketinggalan menghadapi perubahan yang terus terjadi sehingga membutuhkan perumusan hukum yang tepat sesuai dengan perkembangan zaman dan kebutuhan hukum kita sekarang,” ujar Yusril dalam Konferensi Nasional X Asosiasi Pengajar Hukum Keperdataan (APHK) di Universitas Surabaya, Jatim, Selasa.

    Yusril berharap pertemuan Asosiasi Pengajar Hukum Keperdataan melahirkan gagasan-gagasan penting sebagai sumbangan bagi pemerintah dalam merumuskan hukum nasional baru, khususnya di bidang hukum keperdataan.

    “Bidang hukum pidana sudah banyak kemajuan, seperti Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) yang sudah selesai dibahas, sementara di bidang hukum perdata kita masih jauh tertinggal. Walaupun banyak undang-undang mengatur sektor perbankan, asuransi, dan transaksi bisnis, induk hukumnya masih mengacu pada hukum Belanda,” katanya.

    Yusril juga menekankan pentingnya melibatkan berbagai pemikir hukum dari latar belakang berbeda, termasuk akademisi hukum Islam dan hukum adat agar hasil perumusan hukum keperdataan nasional mencerminkan keadilan dan kesadaran hukum masyarakat Indonesia.

    “Jangan lupakan bahwa selain hukum perdata umum yang berasal dari zaman Belanda, ada pula hukum adat dan hukum Islam yang hidup di masyarakat kita. Pemerintah tentu ingin adil maka semua pemikiran itu perlu dihimpun agar hasilnya sesuai dengan kesadaran hukum rakyat,” tuturnya.

    Sementara itu, Rektor Universitas Surabaya Dr. Benny Lianto menyatakan hukum keperdataan memiliki basis yang fundamental dalam sistem hukum dan peradaban masyarakat.

    Menurut dia, perkembangan zaman menghadirkan tantangan baru yang menuntut pembaruan dalam cara pandang dan pendekatan terhadap hukum keperdataan.

    “Hukum keperdataan dihadapkan pada tantangan baru. Butuh pembaruan, cara pandang, dan pendekatan yang berbeda. Oleh karena itu, konferensi ini menjadi sangat relevan,” katanya.

    Melalui forum yang menghadirkan pengajar hukum perdata dari seluruh Indonesia, mereka dapat berbagi pikiran, memperkaya wacana akademik, serta mengarahkan pengembangan hukum yang lebih responsif bagi masyarakat modern tanpa meninggalkan. akar-akar keadilan.

  • Soal Sengketa Lahan Eigendom di Surabaya, Adies Kadir Kritik BPN

    Soal Sengketa Lahan Eigendom di Surabaya, Adies Kadir Kritik BPN

    Surabaya (beritajatim.com) – Anggota DPR RI Dapil Surabaya-Sidoarjo, Adies Kadir mengkritik Badan Pertanahan Nasional (BPN) terkait klaim lahan seluas 534 hektar  di lima kelurahan di Surabaya sangat merugikan masyarakat.

    Dia menilai, banyak warga telah menempati lahan itu secara sah selama puluhan tahun dan memiliki dokumen kepemilikan yang diakui negara.

    Anggota DPR RI dapil Jatim I Surabaya-Sidoarjo, turun langsung menyerap aspirasi warga dalam forum terbuka di Gedung Srijaya jalan Mayjen Soengkono, Rabu (15/10/2025).

    Didampingi Wawali Surabaya Armuji, Adies menegaskan komitmennya untuk mengawal perjuangan warga hingga ke tingkat pusat.

    “Ini sangat merugikan masyarakat. Mereka sudah menempati puluhan tahun, ada yang 40 tahun, 50 tahun bahkan 60 tahun, dan memiliki alas hak yang diakui undang-undang. Legalitasnya jelas, ada sertifikat hak milik dan HGB, serta bayar PBB setiap tahun,” ujar Adies usai audiensi dengan warga terdampak di Surabaya, Rabu (15/10/2025).

    Menurut dia, warga membeli tanah itu dengan jerih payah sendiri, bukan menempati secara ilegal. Namun, pada tahun 2010 hingga 2015, lahan yang sudah berkembang menjadi kawasan padat penduduk justru mulai diklaim oleh BUMN Pemerintah.

    “Mereka beli dengan uang dan keringat sendiri, tapi tiba-tiba diklaim. Padahal berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Pokok-Pokok Agraria, batas konversi hak tanah sudah ditetapkan sampai tahun 1980,” kata dia.

    “Ini masalah keadilan. Saya hadir bukan hanya sebagai legislator, tapi sebagai warga Surabaya yang tidak akan tinggal diam. Insyaallah, saya akan kawal langsung hingga ke DPR RI dan Kementerian ATR/BPN,” tegas Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar ini di hadapan ribuan warga.

    Pertemuan itu menyikapi sengketa lahan seluas 534 hektare yang tersebar di lima kelurahan dan tiga kecamatan—Dukuh Pakis, Wonokromo, dan Wonocolo—yang kini diklaim sebagai bagian dari Eigendom Verponding (E.V.) No. 1305 dan No. 1278 oleh BUMN Pemerintah.

    Adies menyoroti ketimpangan perlakuan salah satu Badan Usaha Milik Negara terhadap rakyatnya. Padahal, warga sudah menempati lahan tersebut puluhan tahun dengan dokumen legal—mulai SHM, HGB, hingga rutin membayar PBB.

    “Lalu tiba-tiba, sejak 2010 sampai 2015 mengklaim lahan ini. Padahal Undang-Undang Pokok Agraria 1960 sudah tegas, hak eigendom harus dikonversi paling lambat 1980. Kalau tidak dilakukan, ya sudah gugur secara hukum,” ujarnya.

    Adies juga mengkritisi sikap BPN yang langsung memblokir sertifikat warga hanya berdasarkan surat permintaan dari BUMN tersebut.

    “Ini negara hukum. Tidak bisa hanya berdasarkan surat permintaan, lalu BPN memblokir sertifikat yang dikeluarkan oleh institusinya sendiri. Ini harus diluruskan,” tegasnya.

    Didampingi Wakil Wali Kota Armuji yang juga tegas menyatakan keberpihakannya pada warga, Adies menekankan bahwa kawasan sengketa kini sudah menjadi kota modern, lengkap dengan perumahan, fasilitas publik, hingga infrastruktur negara.

    “Kita bicara realitas. Ini sudah jadi kota. Ada rumah sakit, hotel, pusat belanja, dan jalan negara. Kalau semua ini ditarik jadi miliknya, di mana keadilan untuk masyarakat?” katanya.

    Menurut Adies, BPN tidak bisa memblokir sertifikat yang dikeluarkannya sendiri tanpa dasar hukum yang jelas. “Besok-besok tanah saya bisa diblokir hanya karena ada surat dari orang lain, kan tidak benar,” ujar politisi kawakan Golkar ini.

    Sebagai langkah nyata, Adies telah menghubungi Ketua Komisi II Rifqinizamy, dan Anggia Ermarini Ketua Komisi VI DPR RI serta mengusulkan pembentukan Panitia Khusus (Pansus) Pertanahan DPR RI untuk menangani kasus ini secara nasional.

    “Setelah reses berakhir 4 November, kami akan dorong pembentukan Pansus Pertanahan. Masalah 534 hektare ini harus dibuka terang-benderang, dan rakyat harus dilindungi,” pungkasnya.

    Tanggapan BPN

    Kepala Kantor Pertanahan Kota Surabaya I, Budi Hartanto, menyatakan pihaknya memiliki keterbatasan wewenang untuk menuntaskan sengketa ini secara sepihak. Menurutnya, sengketa ini melibatkan aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN), maka penyelesaiannya harus melalui mekanisme antar-kementerian.

    “Ini harusnya di tingkat kementerian yang bisa menyelesaikan. Levelnya itu kami nggak mampu menjangkau di sana, jadi yang menyelesaikan kementerian, ” ujar Budi usai pertemuan dengan ribuan warga yang tanahnya diklaim salah satu BUMN.

    Meskipun demikian, Budi menegaskan, BPN tidak tinggal diam. Pihaknya telah secara aktif melaporkan perkembangan situasi dan telah menggelar serangkaian rapat koordinasi dengan para pemangku kepentingan atau stakeholder terkait.

    “Upaya yang kami lakukan adalah melaporkan. Kita sudah beberapa kali rapat koordinasi dengan stakeholder juga,” tambahnya.

    Langkah di tingkat pusat pun mulai berjalan. Budi mengungkapkan, kementerian terkait telah merespons dan akan segera mengambil langkah strategis. Bahkan, isu ini telah menjadi perhatian hingga tingkat kementerian koordinator.

    “Kementerian akan melakukan rakor untuk penyelesaian ini segera. Beberapa waktu kemarin, minggu yang lalu juga dari Menko Infrastruktur juga sudah mengundang,” jelasnya.

    Di tengah ketidakpastian dan situasi yang kian memanas, Budi memberikan jaminan terkait legalitas sertifikat hak milik (SHM) yang dipegang oleh masyarakat. Ia menegaskan, sertifikat tersebut dikeluarkan melalui prosedur yang sah pada masanya, jauh sebelum klaim Pertamina menguat.

    “Dulu sebelum ada klaim  ini kan penelitian sertifikat tentunya sudah melalui proses, prosedur segala macam. Secara prosedur itu juga sudah memenuhi syarat,” terangnya.

    Ia pun meminta warga untuk tidak khawatir. Hingga saat ini, BPN masih mengakui keabsahan sertifikat milik masyarakat dan data kepemilikannya tercatat dengan baik di kantor pertanahan.

    Adapun status pemblokiran atau pembatasan transaksi jual-beli yang dirasakan warga, Budi enggan berkomentar lebih jauh. “Ini masih dalam penanganan kementerian ya, saya nggak bisa ngomentari dulu sekarang. Jadi menunggu dari kementerian. Jangan sampai nanti kalau ada kegiatan-kegiatan yang lain justru akan memperumit, ” imbuhnya. (asg/ted)

     

     

  • DPRD Surabaya: Nilai Pancasila harus tampak dari perilaku warga

    DPRD Surabaya: Nilai Pancasila harus tampak dari perilaku warga

    Kalau masih ada konflik antarwarga, kesenjangan sosial, atau kurangnya kepekaan terhadap sesama, berarti nilai-nilai Pancasila belum benar-benar hidup di situ

    Surabaya (ANTARA) – Wakil Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surabaya Arif Fathoni mengatakan nilai Pancasila harus tampak dari perilaku warga setelah Pemerintah Kota Surabaya meresmikan 1.360 Kampung Pancasila di 153 kelurahan di kota setempat.

    “Program yang digagas Pemkot bersama Forkopimda ini bertujuan untuk menyelesaikan berbagai persoalan sosial secara tuntas,” katanya di Surabaya, Rabu.

    Ia mengemukakan, program Kampung Pancasila harus menjadi lebih dari sekadar slogan dan harus benar-benar mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam lima sila Pancasila dalam kehidupan sehari-hari masyarakat di setiap kelurahan.

    Menurut Fathoni, Pancasila adalah ideologi pemersatu bangsa yang harus dihidupkan dalam perilaku sosial warga, bukan hanya dijadikan simbol atau atribut seremonial.

    “Kalau Kampung Pancasila ini bisa berjalan dengan baik, maka kehidupan sosial masyarakat Surabaya akan mencerminkan nilai-nilai Pancasila itu sendiri. Karena Pancasila ini adalah ideologi pemersatu bangsa yang beragam dan multikultural,” katanya.

    Ia menuturkan, tanggung jawab besar berada di pundak lurah dan camat untuk menumbuhkan serta memelihara nilai-nilai tersebut di wilayahnya. Ketika muncul persoalan di tengah warga, semangat musyawarah mufakat harus menjadi jalan utama penyelesaian.

    “Tidak boleh ada yang kuat menindas yang lemah. Tidak boleh ada persekusi karena perbedaan agama atau keyakinan. Semua warga negara yang berketuhanan itu sah dan harus hidup berdampingan secara damai,” tutur Fathoni.

    Fathoni menilai, keberhasilan Kampung Pancasila bisa diukur dari sejauh mana nilai-nilai dasar bangsa itu benar-benar hadir di tengah masyarakat. Misalnya, tidak ada konflik horizontal antarwarga, tidak ada persekusi atas dasar perbedaan keyakinan, dan masih tumbuhnya semangat gotong royong.

    “Kalau masih ada konflik antarwarga, kesenjangan sosial, atau kurangnya kepekaan terhadap sesama, berarti nilai-nilai Pancasila belum benar-benar hidup di situ,” ucapnya.

    Ia juga menegaskan, Kampung Pancasila harus menjadi role model kehidupan sosial di setiap wilayah kelurahan. Ia mencontohkan, penerapan sila keempat bisa diwujudkan lewat budaya musyawarah dalam menyelesaikan masalah warga.

    Sila kelima, yang berbunyi “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”, dapat terlihat dari upaya saling membantu antarwarga tanpa memandang status sosial.

    “Kalau yang kaya membantu yang miskin, kalau warga menjaga satu sama lain, itu baru mencerminkan keadilan sosial,” ujarnya.

    Pewarta: Indra Setiawan
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Viral Video Masjid Ambruk di Bangkalan, Takmir Masjid Beri Penjelasan
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        15 Oktober 2025

    Viral Video Masjid Ambruk di Bangkalan, Takmir Masjid Beri Penjelasan Surabaya 15 Oktober 2025

    Viral Video Masjid Ambruk di Bangkalan, Takmir Masjid Beri Penjelasan
    Tim Redaksi
    BANGKALAN, KOMPAS.com
    – Sebuah video viral di media sosial menunjukkan sebuah kubah masjid berwarna hijau ambruk ke tanah.
    Video tersebut menuai berbagai spekulasi, apalagi beberapa waktu yang lalu terdapat tragedi mushala ambruk di Sidoarjo.
    Berdasarkan hasil penelusuran di lapangan, masjid itu bernama Darul Iman yang terletak di Desa Pekadan, Kecamatan Galis, Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur. Diduga, masjid itu sengaja diambrukkan untuk dibangun ulang.
    Takmir Masjid Darul Iman, Ahmad Zaini mengatakan, ia dan pengurus masjid tak menyangka proses renovasi masjid itu akan viral di media sosial.
    Ia mengaku, pembongkaran masjid itu telah melalui kesepakatan seluruh masyarakat dan kepala desa setempat. Ia juga tak mengetahui, pihak yang membuat video tersebut dan viral di media sosial.
    “Menyikapi video yang viral di medsos, kami dan semua warga Desa Pekadan sudah merencanakan pembongkaran masjid ini sejak lama. Jadi ini bukan tiba-tiba ambruk,” jelasnya, Rabu (15/10/2025).
    Ia mengatakan, kondisi masjid sudah memprihatinkan sejak 5 tahun terakhir. Sebab, atap masjid kerap bocor meski sudah ditambal dan diperbaiki.
    “Sejak tahun 2013 itu bocor, diperbaiki, bocor lagi. Selain itu bangunannya juga sudah waktunya dibangun ulang karena kondisinya rentan ambruk,” jelasnya.
    Setelah melakukan musyawarah, warga dan pengurus sepakat untuk membongkar. Apalagi, sudah terdapat sejumlah dana yang terkumpul meski belum seluruhnya terpenuhi.
    “Karena kami juga khawatir akan ada korban jika tidak segera diperbaiki, maka kemarin dirobohkan dengan alat berat dan akan segera dibangun ulang,” ungkapnya.
    Selain itu, perbaikan masjid dilakukan untuk memperbaiki arah kiblat agar lebih detail dan tepat. Sebab, ada pergeseran tanah yang terjadi sehingga arah kiblat perlu diperbaiki.
    Ia juga menegaskan, penggunaan alat berat dalam pembongkaran itu juga sudah disepakati seluruh pihak, termasuk kepala desa.
    “Jadi di sini tidak ada masalah apa-apa, karena semuanya sesuai perencanaan. Hanya di media sosial yang ramai. Ya kami harap masyarakat bisa memahami dan tidak menghujat,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.