kab/kota: Surabaya

  • Deretan Blunder Admin Medsos Pejabat, Dari Makian ke Warganet hingga Candaan soal Bencana

    Deretan Blunder Admin Medsos Pejabat, Dari Makian ke Warganet hingga Candaan soal Bencana

    Surabaya (beritajatim.com) – Sejumlah kesalahan dalam pengelolaan media sosial pejabat publik kembali memantik perhatian warganet. Mulai dari unggahan sensitif, komentar bernada emosi, hingga candaan yang dianggap tidak etis, beberapa admin akun pejabat bahkan tercatat harus meminta maaf dan mundur dari jabatannya.

    “Kalau ngomong jangan kurang ajar. Kalau diperiksa penegak hukum, mampus kamu nanti,” demikian respons admin akun Instagram Bupati Pekalongan, Fadia Arafiq, saat menanggapi pertanyaan warganet terkait program daerah.

    Kasus serupa pernah terjadi pada akun media sosial Presiden Joko Widodo ketika masih menjabat. Sebuah cuitan yang dinilai tidak relevan dengan kapasitas seorang kepala negara memicu kritik dan berujung pergantian admin. “Wuooohh mantab! Jadi teringat deg-degannya di momen Senbatsu Uza pekan lalu,” tulis akun @jokowi kala itu.

    Di Surabaya, blunder juga menimpa akun resmi Wakil Wali Kota Armuji. Komentar admin mengenai bencana hujan es di Sidoarjo dinilai tidak empatik oleh warganet. “Lek hujan es, enak tinggal cari sirupe tok,” tulisnya dalam kolom komentar.

    Blunder terbaru terjadi pada akun milik Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi. Saat live Instagram jeda, admin terdengar bercanda mengenai dokumentasi kegiatan lapangan.

    “Kalau ada hujan lagi, rekaman video bapak wali turun ke lapangan kita simpan aja. Nanti bisa diunggah lagi kalau ada hujan,” ujar admin tersebut.

    Potongan video itu viral dan memunculkan kesan kurang menguntungkan bagi wali kota, meski Eri saat itu tidak mengetahui percakapan karena sedang berada di lapangan. Admin terkait kemudian menyampaikan permohonan maaf dan menyatakan mundur dari tim pengelola media sosial. [asg/kun]

  • Heboh Motor Brebet Usai Isi Pertalite, Begini Temuan Pertamina

    Heboh Motor Brebet Usai Isi Pertalite, Begini Temuan Pertamina

    Jakarta

    Keluhan soal motor yang mendadak brebet setelah mengisi BBM jenis Pertalite ramai terjadi di berbagai wilayah Jawa Timur. Begini penjelasan Pertamina.

    Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Mars Ega Legowo Putra menjelaskan bahan bakar minyak (BBM) yang dijual di SPBU Pertamina aman dan tidak mengandung campuran etanol maupun air. Ia juga menegaskan pihaknya sudah menindaklanjuti ratusan laporan konsumen dan membuka sejumlah posko pengaduan di berbagai daerah.

    menegaskan secara tegas bahwa Pertalite yang beredar di SPBU tidak mengandung etanol sedikit pun, sehingga masyarakat tak perlu khawatir terhadap isu BBM oplosan yang belakangan ramai dibicarakan di media sosial.

    “Etanol. Apakah Pertalite saat ini mengandung etanol? Tidak mengandung etanol,” kata Ega kepada wartawan di SPBU Jemursari, Surabaya, Jumat (31/10/2025) dikutip detikJatim.

    Dia memastikan bahwa seluruh produk BBM yang dibeli konsumen, termasuk Pertalite, tidak memiliki campuran etanol di dalamnya dan telah melalui proses pengawasan ketat sebelum disalurkan ke SPBU di seluruh Indonesia.

    “Jadi Pertalite saat ini tidak mengandung etanol,” tegasnya.

    Lebih lanjut, dia menyebut pengecekan juga dilakukan dengan metode visual clarity atau kejernihan warna untuk memastikan tidak ada kontaminan dalam produk BBM yang dijual di SPBU Pertamina.

    “Kami juga melakukan pengecekan dengan standar visual clarity dan kejernihan warna daripada BBM untuk mengindikasi apakah ada kontaminan di dalam produk tersebut. Sejauh ini kita tidak menemukan indikasi hal tersebut,” imbuhnya.

    Pertamina, kata Ega, telah membuka 17 titik posko di berbagai wilayah untuk menampung keluhan dan laporan dari masyarakat sebagai bentuk tanggung jawab dan komitmen pelayanan publik.

    “Posko ya jadi gini, bentuk daripada atensi dan loyal apa program loyal loyalty kami dan juga kami ini kan milik negara ya, jadi kami juga ingin mencarikan solusi kepada masyarakat ini. Kami ada Posko saat ini, kalau aduan itu, kami membuka aduan itu di semua kanal,” katanya.

    Menurut Ega, hingga saat ini sudah ada hampir 300 laporan keluhan konsumen yang masuk dari berbagai kanal, baik media sosial, contact center, maupun secara langsung, dan sebagian besar berasal dari pengguna sepeda motor.

    “Baik medsos, contact center, maupun offline. Dari total semua kanal itu yang masuk ada 290. Sebanyak 290 ini boleh dibilang 99% roda dua. Kalau data saya dari 290, 99%, enggak tahu kalau besok ya ada update-nya ya,” jelasnya.

    Dari ratusan laporan yang masuk, Ega menyebut sebagian besar sudah ditangani dan diverifikasi oleh tim Pertamina, karena setiap laporan harus dipastikan kebenarannya berdasarkan data pembelian di SPBU.

    “Karena kan kita harus pastikan bahwa mereka memang melakukan pembelian, kapan, gimana. Dan kami masih terus buka posko ini dalam bentuk untuk menangani solusi masyarakat ini,” ujarnya.

    Ega memastikan bahwa seluruh penyaluran BBM ke SPBU dilakukan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP) yang ketat untuk menjaga mutu bahan bakar dan melindungi konsumen dari kerugian.

    “Untuk memastikan agar BBM itu kualitasnya baik, tidak tercampur air dan tidak menimbulkan kerugian buat masyarakat,” ujarnya.

    (riar/riar)

  • BRI Support Usaha Kue Kering Bakulis Naik Kelas

    BRI Support Usaha Kue Kering Bakulis Naik Kelas

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Banyak pengusaha UMKM menemukan semangat baru untuk bertahan dan berinovasi di masa pandemi. Salah satunya adalah Sulis, pemilik usaha kue kering Bakulis, yang memulai langkah usahanya dari dapur rumah. Melalui dukungan dan pemberdayaan dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, Sulis berhasil mengembangkan usahanya sekaligus membuka peluang kerja bagi ibu-ibu di sekitar tempat tinggalnya.

    Didirikan pada tahun 2020 di Jakarta Timur, Bakulis lahir dari situasi sulit saat pandemi Covid-19 melanda. Saat itu, Sulis yang sebelumnya bekerja di perusahaan jasa konstruksi teknik sipil harus memutar otak untuk tetap memenuhi kebutuhan keluarga setelah tempat kerjanya tutup. Dari dapur rumahnya, ia mulai memproduksi berbagai camilan dan kue kering, seperti nastar, kastengel, sagu keju, kue kacang, dan putri salju, yang banyak diminati terutama saat bulan puasa dan Lebaran.

    Seiring waktu, usaha yang awalnya berskala rumahan itu mulai menunjukkan hasil. “Nama Bakulis sendiri merupakan singkatan dari Bakulan Ibu Lis, sederhana, tapi mudah diingat,” kenang Sulis.

    Sulis pun bercerita, upayanya memperluas jangkauan pemasaran membuat permintaan terhadap produk kue keringnya terus meningkat. Melihat peluang itu, ia mulai melibatkan ibu-ibu rumah tangga di sekitar tempat tinggalnya untuk membantu proses produksi, sekaligus membuka peluang tambahan penghasilan bagi mereka.

    Kini, produk Bakulis telah dipasarkan ke berbagai kota di Pulau Jawa, mulai dari Bandung, Purwakarta, Semarang, hingga Surabaya. Dengan kapasitas produksi mencapai sekitar 500 kemasan per bulan.

  • Pemberdayaan BRI Dorong Usaha Kue Kering “Bakulis” Naik Kelas, Jadi Sumber Penggerak Ekonomi Warga Sekitar

    Pemberdayaan BRI Dorong Usaha Kue Kering “Bakulis” Naik Kelas, Jadi Sumber Penggerak Ekonomi Warga Sekitar

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Banyak pengusaha UMKM menemukan semangat baru untuk bertahan dan berinovasi di masa pandemi. Salah satunya adalah Sulis, pemilik usaha kue kering Bakulis, yang memulai langkah usahanya dari dapur rumah. Melalui dukungan dan pemberdayaan dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI, Sulis berhasil mengembangkan usahanya sekaligus membuka peluang kerja bagi ibu-ibu di sekitar tempat tinggalnya.

    Didirikan pada tahun 2020 di Jakarta Timur, Bakulis lahir dari situasi sulit saat pandemi Covid-19 melanda. Saat itu, Sulis yang sebelumnya bekerja di perusahaan jasa konstruksi teknik sipil harus memutar otak untuk tetap memenuhi kebutuhan keluarga setelah tempat kerjanya tutup. Dari dapur rumahnya, ia mulai memproduksi berbagai camilan dan kue kering, seperti nastar, kastengel, sagu keju, kue kacang, dan putri salju, yang banyak diminati terutama saat bulan puasa dan Lebaran.

    Seiring waktu, usaha yang awalnya berskala rumahan itu mulai menunjukkan hasil. “Nama Bakulis sendiri merupakan singkatan dari Bakulan Ibu Lis, sederhana, tapi mudah diingat,” kenang Sulis.

    Sulis pun bercerita, upayanya memperluas jangkauan pemasaran membuat permintaan terhadap produk kue keringnya terus meningkat. Melihat peluang itu, ia mulai melibatkan ibu-ibu rumah tangga di sekitar tempat tinggalnya untuk membantu proses produksi, sekaligus membuka peluang tambahan penghasilan bagi mereka.

    Kini, produk Bakulis telah dipasarkan ke berbagai kota di Pulau Jawa, mulai dari Bandung, Purwakarta, Semarang, hingga Surabaya. Dengan kapasitas produksi mencapai sekitar 500 kemasan per bulan.

  • Momen AHY Promosikan Banyuwangi Sambil Lari Pagi: Bagus Sekali View-nya…
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        1 November 2025

    Momen AHY Promosikan Banyuwangi Sambil Lari Pagi: Bagus Sekali View-nya… Surabaya 1 November 2025

    Momen AHY Promosikan Banyuwangi Sambil Lari Pagi: Bagus Sekali View-nya…
    Tim Redaksi
    BANYUWANGI, KOMPAS.com
    – Suara tapak sepatu lari saling bersautan kala Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan (Menko Infra), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), lari pagi bersama rekan-rekannya, Sabtu (1/11/2025).
    Di sela kunjungan kerjanya di Banyuwangi, Jawa Timur, AHY melakukan lari pagi santai (
    fun run
    ) menyusuri sejumlah ikon Kota Banyuwangi, dimulai dari Taman Blambangan lalu berlanjut ke Pantai Marina Boom.
    Selama berlari, AHY tampak bersemangat menikmati udara segar, keramahan masyarakat Banyuwangi, dan panorama alam yang tersaji di Boom.
    Ia mengaku senang menikmati keindahan alam yang menyajikan pemandangan indah latar pantai, Selat Bali, hingga siluet pegunungan.
    “Di Banyuwangi saya senang sekali. Hari ini hari Sabtu yang cerah, saya lari pagi. Bagus sekali view-nya. Kita bisa menikmati dengan baik,” ungkapnya.
    Bagi AHY, olahraga sudah menjadi kebiasaan rutinnya setiap pagi, dan pengalaman berlari di Banyuwangi memberikan kesan berbeda baginya.
    “Saya menikmati suasananya, karena tidak setiap kali kita bisa lari di pinggir pantai, melihat laut, dan melihat suasana masyarakat nelayan yang ada di Banyuwangi,” tambahnya.
    AHY juga memuji potensi wisata dan kekayaan budaya daerah ujung timur Pulau Jawa itu.
    Ia mengatakan, Banyuwangi memiliki banyak destinasi menarik yang tidak ada habisnya untuk dijelajahi wisatawan.
    “Saya rekomendasikan teman-teman datang ke Banyuwangi dan mengeksplor banyak sekali destinasi pariwisatanya. Banyuwangi juga kuat dengan budaya dan tradisinya yang menarik,” ajaknya.
    AHY tidak bisa mengeksplorasi Banyuwangi lebih lama karena harus kembali ke Jakarta.
    Namun, ia mengaku cukup senang bisa berlari pagi di Banyuwangi.
    Sebelumnya, pada Jumat (31/10/2025), AHY meninjau progres revitalisasi Pasar Induk dan Asrama Inggrisan di Banyuwangi.
    Ia memuji Banyuwangi karena menyatukan antara pusat perbelanjaan dengan kawasan wisata heritage.
    AHY juga mengaku terkesan dengan arsitektur Pasar Induk Banyuwangi dan Asrama Inggrisan yang tetap mempertahankan sejarah serta menonjolkan kearifan lokal.
    Pasar Induk Banyuwangi didesain memiliki gedung utama yang terdiri atas dua lantai dengan arsitektur khas Osing, Banyuwangi.
    Pasar juga akan dibagi menjadi areal pasar basah, pasar kering, dan area kuliner serta dilengkapi dengan gedung parkir.
    Sementara Asrama Inggrisan merupakan salah satu obyek cagar budaya.
    Asrama Inggrisan direvitalisasi sesuai ketentuan perundangan yang mengatur tentang cagar budaya.
    Orisinalitas bangunannya akan tetap dipertahankan.
    Nantinya, akan menjadi destinasi wisata sejarah dan edukasi yang semakin meningkatkan daya tarik wisatawan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Konsumen Pertalite di Pasuruan Beralih, Pemilik SPBU: Pembeli Pertamax Naik 100 Persen
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        1 November 2025

    Konsumen Pertalite di Pasuruan Beralih, Pemilik SPBU: Pembeli Pertamax Naik 100 Persen Surabaya 1 November 2025

    Konsumen Pertalite di Pasuruan Beralih, Pemilik SPBU: Pembeli Pertamax Naik 100 Persen
    Tim Redaksi
    PASURUAN, KOMPAS.com
    – Merebaknya fenomena bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite yang diduga menjadi penyebab motor menjadi brebet kini warga Kota Pasuruan dan Kabupaten Pasuruan memilih untuk membeli Pertamax.
    Mereka berspekulasi tidak ingin motornya masuk bengkel.
    Hal itu terlihat dari antrean di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Pasuruan.
    Dari pantauan Kompas.com di SPBU Kebonagung, Purworejo, Kota Pasuruan, Jawa Timur, antrean panjang yang biasa terjadi di jalur Pertalite kini berkurang lebih sepi.
    Sebaliknya, antrean Pertamax yang biasa sepi kini lebih panjang.
    “Iya Pak, dua hari memang lebih ramai jika dibanding sebelumnya,” ujar Indah, salah satu petugas SPBU, Sabtu (01/11/2025).
    Wahyu Iriawan, salah satu pemilik motor
    matic
    , mengaku sengaja berpindah memilih Pertamax dibanding Pertalite.
    Hal itu karena dia tidak ingin berspekulasi motornya menjadi brebet dan masuk bengkel jika diisi Pertalite.
    “Daripada nanti masuk bengkel Mas, ya lebih baik lebih mahal beli sedikit (Pertamax) asal motor tidak masalah, tidak brebet seperti yang banyak diberitakan,” tuturnya.
    Hal senada juga diungkapkan Akmal Taufik.
    Dia juga mengisi BBM jenis Pertamax untuk motornya beberapa hari ke depan sembari menunggu kualitas Pertalite kembali normal.
    Namun, untuk mobil, dia masih menggunakan BBM Pertalite.
    “Untuk mobil saya masih menggunakan Pertalite karena jarang saya gunakan. Kalau kebutuhan harian
    mobile
    , saya gunakan Pertamax,” katanya.
    Adapun suasana ramainya antrean Pertamax juga terlihat di SPBU Jalan A. Yani, Kecamatan Gadingrejo, dan SPBU di Warungdowo, Pohjentrek, Kabupaten Pasuruan.
    Sementara itu, Suryono, pemilik SPBU Warungdowo, mengaku jumlah konsumen BBM Pertamax naik 100 persen dalam dua hari terakhir dan BBM Pertalite juga turun drastis.
    Untuk Pertamax, biasanya 1.500 liter per hari kini naik menjadi 3.600 liter per hari, sedangkan BBM Pertalite dari 14.000 liter per hari turun menjadi 8.000 liter per hari.
    “Konsumen atau pemilik motor sebagian besar memilih Pertamax dibanding Pertalite pada dua hari terakhir ini. Ya mungkin mereka lebih percaya kualitas pada Pertamax,” tuturnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Nelayan di Bangkalan Kesulitan Dapat Solar, Terpaksa Beli Harga Tinggi di Pengecer 
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        1 November 2025

    Nelayan di Bangkalan Kesulitan Dapat Solar, Terpaksa Beli Harga Tinggi di Pengecer Surabaya 1 November 2025

    Nelayan di Bangkalan Kesulitan Dapat Solar, Terpaksa Beli Harga Tinggi di Pengecer
    Tim Redaksi
    BANGKALAN, KOMPAS.com
    – Sejumlah nelayan di Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur, menghadapi kesulitan dalam mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) jenis solar.
    Kondisi ini memaksa mereka untuk membeli solar dengan harga lebih tinggi dari pengecer.
    Bilal Kurniawan, seorang nelayan asal Kecamatan Arosbaya, mengungkapkan bahwa ia dan rekan-rekannya kini kerap membeli solar dari pengecer akibat kesulitan mengakses pasokan di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
    “Sejak semingguan ini kami beli ke pengecer. Harganya tentu lebih mahal,” ujarnya, Sabtu (1/11/2025).
    Harga solar di pengecer saat ini dipatok Rp 10.000 per liter, sedangkan di SPBU hanya Rp 6.800 per liter.
    “Mau tidak mau ya beli lebih mahal daripada tidak melaut sama sekali,” ungkapnya.
    Bilal menambahkan, minimnya stok solar di daerahnya memaksa nelayan untuk pergi ke kota untuk mendapatkan bahan bakar tersebut.
    “Karena jaraknya cukup jauh untuk kita beli ke kota, makanya kita beli ke pengecer di kampung,” jelasnya.
    Dalam sekali melaut, nelayan di Arosbaya membutuhkan solar sebanyak 10 liter untuk satu perahu, sehingga biaya yang dikeluarkan melonjak dari Rp 68.000 menjadi Rp 100.000.
    Hal serupa juga dialami oleh nelayan di Kecamatan Tanjung Bumi, Moh Junaidi.

    Ia menyatakan bahwa meskipun pasokan solar tidak sepenuhnya langka, stok di pengecer sangat terbatas.
    “Di sini kalau langka ya tidak, namun untuk beli juga stoknya terbatas,” ungkapnya.
    Ia menjelaskan bahwa nelayan harus membeli solar dari pengecer jika tidak mendapatkan pasokan dari SPBU.
    “Kalau yang kebagian stok ya ke SPBU, kalau kehabisan beli ke pengecer,” tuturnya.
    Sementara itu, Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Jatimbalinus, Ahad Rahedi, menyatakan bahwa pihaknya akan melakukan pengecekan ke lapangan dalam waktu dekat.
    “Kami akan cek ke lapangan,” jelasnya.
    Ahad menambahkan bahwa pasokan solar ke SPBU di Bangkalan sudah sesuai dengan kuota yang ditugaskan oleh pemerintah.
    Namun, ia enggan memberikan informasi lebih lanjut mengenai jumlah kuota tersebut.
    “Distribusi sesuai dengan kuota yang ditugaskan oleh pemerintah,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Senyum Haru Titik Yuliati Balon Dagangannya Diborong Rp 10 Juta, Mentan Bayar Pakai Dolar
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        1 November 2025

    Senyum Haru Titik Yuliati Balon Dagangannya Diborong Rp 10 Juta, Mentan Bayar Pakai Dolar Surabaya 1 November 2025

    Senyum Haru Titik Yuliati Balon Dagangannya Diborong Rp 10 Juta, Mentan Bayar Pakai Dolar
    Tim Redaksi
    JEMBER, KOMPAS.com
    – Bagai mimpi di siang bolong Titik Yuliati mendapatkan ratusan US Dolar dari Menteri Pertanian (Mentan) Republik Indonesia Andi Amran Sulaiman.
    Momen mengejutkan itu terjadi usai Mentan memberikan sambutan dalam acara Bupati Cup Festival dan Expo Sapi di Jember Sport Garden (JSG), Sabtu siang (1/11/2025).
    Penjual balon karakter itu maju dan naik ke panggung saat Amran Sulaiman menanyakan apakah ada seorang lansia di atas 60 tahun yang mau menerima bantuan.
    Titik seperti ketiban durian runtuh. Usai bersalaman, dagangannya diborong habis oleh Amran Sulaiman.
    Ia awalnya meminta Mentan membeli balon dagangannya seharga Rp 2 juta.
    Namun, tanpa ia sangka, Mentan malah mengeluarkan lembaran uang Dolar Amerika yang membuatnya tak bisa berkata-kata.
    Senyumnya mengembang, matanya basah karena terharu.
    Lansia asal Desa Klanceng, Kecamatan Ajung, Kabupaten Jember itu tak pernah membayangkan sebelumnya, balon-balonnya ternyata dibeli dengan uang dollar senilai Rp 10 juta.
    “Alhamdulillah,” ungkapnya singkat seolah tak bisa banyak berkata saat memegang amplop berisi ratusan dollar yang diberikan langsung oleh Amran Sulaiman.
    Titik memiliki empat anak, yang paling bungsu masih sekolah dan mondok, sedangkan tiga lainnya telah berkeluarga.
    Ia dan suaminya sehari-hari menjual balon-balon karakter keliling.
    Jika ada event-event atau hajatan, di sanalah tempatnya berdagang.
    Titik berencana menjadikan uang bantuan senilai Rp 10 juta itu sebagai modal usaha bersama suaminya.
    “Nanti uangnya buat modal usaha jualan di depan rumah,” ujarnya bahagia.
    Sementara itu, Amran telah meminta stafnya untuk menukar dollar tersebut dengan rupiah, sehingga langsung bisa dipakai oleh Titik.
    Ia berharap ada manfaat di balik bantuan itu.
    “Mari kita berbuat yang terbaik untuk rakyat Indonesia, itu perintah Bapak Presiden. Hilangkan korupsi, hilangkan mafia bela petani, bela orang kecil, bela kaum fakir, bela yang miskin ekstrem,” tuturnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Curahan Hati Seorang Istri yang Kehilangan Suami akibat Pengguna Jalan Tidak Tertib
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        1 November 2025

    Curahan Hati Seorang Istri yang Kehilangan Suami akibat Pengguna Jalan Tidak Tertib Surabaya 1 November 2025

    Curahan Hati Seorang Istri yang Kehilangan Suami akibat Pengguna Jalan Tidak Tertib
    Tim Redaksi
    KEDIRI, KOMPAS.com
    – Seorang perempuan di Kediri, Jawa Timur, kehilangan suami akibat kecelakaan lalu lintas. Kecelakaan itu dipicu oleh ulah pesepeda yang menyelonong di jalan.
    Perempuan bernama Rinawati (40), warga Jalan Bougenville, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, itu mencurahkan isi hatinya melalui surat terbuka di media sosial.
    Surat itu intinya meminta para pengguna jalan termasuk penyeberang jalan agar senantiasa berhati-hati dan menaati aturan yang berlaku agar tidak menimbulkan kerugian sebagaimana yang dideritanya.
    Sebab, dari ulah penyeberang yang tidak bertanggung jawab itu, suaminya yang mengendarai motor terlibat kecelakaan dengan sebuah mobil.
    Dampak dari kecelakaan itu menyebabkan suaminya meninggal dunia dan anaknya mengalami luka-luka yang membutuhkan perawatan hingga kini.
    Surat yang di antaranya diunggah oleh akun Instagram Kabarpare tersebut langsung viral dan banyak mendapat simpati maupun dukungan dari netizen yang sama-sama turut merasakan kondisi yang kerap terjadi di jalan raya.
    Bahkan, surat tersebut juga mendapatkan respons dari Bupati Kediri, Hanindhito Himawan Pramana. Melalui kolom komentar, bupati berjanji akan menindaklanjutinya.
    Netizen juga menyoroti lokasi kejadiannya, yakni di kawasan Kampung Inggris Pare, yang dianggap banyak pelajar yang tidak tertib berlalu lintas hingga kerap terjadi kecelakaan lalu lintas.
    Rinawati mengatakan, dirinya mengakui menulis surat terbuka itu untuk menggugah masyarakat pengguna jalan supaya tertib berlalu lintas demi keselamatan bersama.
    “Agar pengendara yang sudah tertib tidak menjadi korban dan tidak dirugikan seperti saya,” ujar Rinawati kepada
    Kompas.com
    , Kamis (30/10/2025).
    Rina, panggilan akrabnya itu mengungkapkan, peristiwa yang menimpa suaminya, Ahmad Ari Setiawan (44) dan anaknya, Meilisa Queensa (14), terjadi pada 18 September 2025 di Jalan Raya Tulungrejo, Kecamatan Pare.
    Saat itu, suaminya hendak mengantar anaknya yang duduk di bangku kelas 2 SMP ke sekolah karena suatu keperluan. Saat melaju di ruas Jalan Raya Tulungrejo, tiba-tiba ada empat remaja pesepeda yang diduga pelajar kursusan di Kampung Inggris menyeberang jalan.
    “Kabar yang saya terima, empat anak kursus itu tiba-tiba belok mau menyeberang jalan tapi enggak jadi (nyebrang),” ujar Rina.
    Hal itu membuat suaminya kaget hingga tak mampu mengendalikan laju sepeda motornya. Motor oleng ke kanan dan di waktu yang bersamaan melaju mobil pikap dari arah berlawanan. Kecelakaan pun tak terhindarkan.
    Peristiwa itu menyebabkan suaminya yang bekerja sebagai pedagang perkakas itu meninggal dunia di lokasi kejadian. Sementara anaknya, mengalami luka-luka.
    Hingga kini, anaknya tersebut masih menjalani rawat jalan akibat sejumlah luka yang dideritanya, yakni pendarahan limpa dan hati, tulang leher dan iga yang patah, serta cedera otak ringan.
    “Kemarin juga kontrol. Tapi untuk ke sekolah anaknya belum mau. Katanya trauma dan malu karena pakai penyangga leher,” lanjut Rina.
    Sehingga, selain kehilangan suami sebagai tulang punggung keluarga, kini dirinya juga harus merawat anak tunggalnya itu demi kesembuhannya.
    Meski demikian, Rina mengaku tidak mempersoalkan perkara hukum kecelakaannya. Sebab, perkara itu telah diselesaikan secara kekeluargaan antara pihaknya dan pihak pengendara mobil pikap.
    “Saya menyadari kami ini sama-sama jadi korban,” lanjutnya.
    Sedangkan, keempat pelajar Kampung Inggris yang diduga menjadi pemicu kecelakaan itu, hingga kini belum diketahui identitas maupun asal usulnya. Bahkan diduga keempatnya sudah balik pulang ke daerah masing-masing.
    “Terlepas dari takdir saya, yang saya maksudkan adalah agar setiap pengguna jalan menjunjung kehati-hatian. Apalagi kabarnya di lokasi Kampung Inggris sendiri sering terjadi kecelakaan.” pungkasnya.
    Kepala Unit Penegakan Hukum (Gakkum) Kepolisian Resor (Polres) Kediri Inspektur Satu (Iptu) Budi Winariyanto membenarkan adanya peristiwa kecelakaan itu dan semuanya telah terselesaikan.
    “Kami memfasilitasi sebagaimana prosedur yang ada dan kedua belah pihak saat itu menempuh penyelesaian kekeluargaan,” ujar Budi.
    Bupati Kediri Hanindhito mengatakan, pihaknya akan menindaklanjuti keluhan itu dengan pemasangan rambu-rambu lalu lintas di kawasan Kampung Inggris.
    “Pertama saya akan perintahkan Kadishub untuk mengeceknya. Kedua juga akan ditambah rambu-rambu yang ada,” ujar Bupati Kediri kepada
    Kompas.com
    .
    Ketua Forum Kampung Bahasa, Ahmad Farih, mengatakan peristiwa itu menjadi pengingat pentingnya keselamatan berkendara. Pihaknya mengaku sejauh ini telah berkoordinasi dengan para pengelola kursusan maupun pengelola rumah kos perihal ketertiban umum bagi penghuninya.
    “Ke depan akan kami tambah dengan imbauan ketertiban berkendara. Mungkin juga akan menggandeng kepolisian untuk sosialisasinya,” ujar Farih.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Banjir Lumajang, Pemkab Normalisasi Sungai dan Sedot Genangan Air di Permukiman
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        1 November 2025

    Banjir Lumajang, Pemkab Normalisasi Sungai dan Sedot Genangan Air di Permukiman Surabaya 1 November 2025

    Banjir Lumajang, Pemkab Normalisasi Sungai dan Sedot Genangan Air di Permukiman
    Tim Redaksi
    LUMAJANG, KOMPAS.com
    – Pemerintah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mulai melakukan normalisasi Sungai Banter untuk mencegah terjadinya banjir susulan.
    Sebelumnya, sebanyak 2.120 rumah warga di Kecamatan Jatiroto dan Kecamatan Rowokangkung, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, terendam banjir.
    Rinciannya, di Desa Rojopolo terdapat 1.185 rumah yang terdampak banjir dan Desa Kaliboto Kidul 40 rumah.
    Ditambah, banjir meluas ke tiga desa di Kecamatan Rowokangkung, tepatnya di Desa Rowokangkung, Desa Nogosari, dan Desa Sidorejo.
    Terdapat 895 rumah warga di tiga desa tersebut yang terendam banjir.
    Bupati Lumajang Indah Amperawati mengatakan, penyebab banjir di Kecamatan Rowokangkung adalah pendangkalan aliran Sungai Banter dan kiriman air dari banjir di Kecamatan Jatiroto.
    Ditambah, intensitas hujan tinggi mengguyur Kecamatan Rowokangkung dalam 2 hari terakhir.
    “Dari kemarin hujan 2 hari, kemudian di Jatiroto airnya mengalir ke sini, terus sungai-sungai di sini ada pendangkalan,” kata Indah di Lumajang, Sabtu (1/11/2025).
    Untuk mengatasi banjir, Indah mengatakan, pemerintah telah menerjunkan alat berat untuk melakukan normalisasi sungai.
    Menurutnya, upaya normalisasi sungai telah dilakukan oleh Dinas PU SDA Provinsi sepanjang 3-4 kilometer, dengan dukungan dana dari
    Corporate Social Responsibilit
    y (CSR).
    Namun, masih diperlukan normalisasi tambahan sekitar 3 kilometer lagi agar air tidak lagi menggenangi permukiman warga.
    “Hari ini didatangkan alat untuk membersihkan ini karena sungainya penuh dengan ganggang dan sampah-sampah, ada kayu-kayu juga,” jelasnya.
    Untuk penanganan darurat, Pemerintah juga telah menerjunkan truk tangki untuk melakukan penyedotan agar air yang menggenangi permukiman warga segera surut.
    “Penyedotan juga kita lakukan agar warga bisa segera beraktivitas normal,” tambahnya.
    Namun, apabila air tidak bisa surut sampai sore nanti, pemerintah juga menyiapkan posko darurat di Kantor Balai Desa Sidorejo, termasuk dengan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan makan warga.
    “Tapi kita sudah siap untuk membuka posko dan dapur umum, kita sudah siapkan, tapi mudah-mudahan itu tidak terjadi, ya. Mudah-mudahan segera surut,” ujarnya.
    Untuk meringankan beban warga terdampak, mulai dari penyediaan bantuan logistik hingga fasilitas kesehatan untuk warga.
    “Sudah, air bersih, air mineral untuk minum, air bersih untuk mandi, makanan siap saji dan layanan kesehatan sudah disiapkan,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.