Saling Sikut Gelar Pahlawan untuk Soeharto
Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
DI
tengah upaya bangsa menata ingatan sejarah dan menegakkan keadilan bagi korban pelanggaran hak asasi manusia, publik kembali dihadapkan pada realitas yang menggugah nurani. Nama Soeharto, presiden dengan kekuasaan paling panjang di Indonesia, muncul dalam wacana pemberian gelar Pahlawan Nasional.
Wacana ini memunculkan perdebatan yang tajam: apakah negara layak memberi penghormatan tertinggi kepada sosok yang di satu sisi dikenal membawa stabilitas dan pembangunan, namun di sisi lain meninggalkan jejak kelam kekerasan dan represi?
Transisi kekuasaan pada 1965–1966 menandai awal kekuasaan
Soeharto
. Namun masa itu juga menyisakan tragedi kemanusiaan terbesar dalam sejarah modern Indonesia. Berbagai laporan menyebutkan, pembersihan terhadap mereka yang dituduh anggota atau simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI) menelan 500.000 hingga 1 juta korban jiwa. Ratusan ribu lainnya ditahan tanpa proses hukum, mengalami penyiksaan, dan hidup terpinggirkan selama puluhan tahun.
Laporan Amnesty International, Human Rights Watch, hingga Komnas HAM menegaskan bahwa kekerasan itu bukan spontanitas rakyat, melainkan melibatkan struktur militer secara sistematis. Sejarawan Geoffrey Robinson dalam The Killing Season (2018) menulis, operasi kekerasan tersebut terencana, melibatkan aparat negara, dan difasilitasi oleh kepentingan politik global di masa Perang Dingin.
Sebagian akademisi menyebut tragedi ini sebagai
politicide
, pembunuhan massal terhadap kelompok politik tertentu. Dalam terminologi hukum internasional, beberapa peneliti bahkan menilai unsur-unsurnya memenuhi kriteria genosida politik. Fakta ini memperkuat posisi bahwa pelanggaran HAM berat di masa awal kekuasaan
Orde Baru
tidak bisa dihapus begitu saja dengan alasan jasa pembangunan.
Tak bisa dimungkiri, rezim Soeharto meninggalkan warisan pembangunan fisik dan ekonomi yang masif. Program swasembada pangan, pembangunan infrastruktur, dan stabilitas politik menjadi pencapaian yang kerap dijadikan dasar untuk mengusulkan
gelar pahlawan nasional
. Namun, keberhasilan tersebut berdiri di atas kontrol ketat terhadap kebebasan sipil, pembungkaman oposisi, dan pelanggaran hak politik warga negara.
Dalam logika utilitarianisme politik, seseorang bisa dianggap berjasa jika tindakannya membawa manfaat besar bagi rakyat banyak. Namun teori keadilan John Rawls mengingatkan bahwa keadilan tidak bisa diukur semata-mata dari hasil, tetapi juga dari cara mencapainya. Pembangunan ekonomi yang dibarengi pelanggaran HAM berat justru melanggar prinsip keadilan substantif.
Di masa Orde Baru, negara juga membangun narasi tunggal sejarah. Buku pelajaran, media massa, hingga institusi budaya diarahkan untuk mengukuhkan legitimasi kekuasaan. Rakyat diajak untuk melupakan tragedi 1965, sementara para korban dilarang bersuara. Dalam konteks inilah, memberi gelar pahlawan kepada Soeharto berarti memperpanjang politik ingatan yang timpang—mengingat jasa, tapi meniadakan luka.
Sampai hari ini, proses rekonsiliasi nasional terkait pelanggaran HAM masa lalu masih jalan di tempat. Upaya hukum tidak pernah benar-benar tuntas. Komnas HAM memang telah menyelesaikan penyelidikan pro justisia terkait Tragedi 1965, namun Kejaksaan Agung belum juga melanjutkan ke tahap penuntutan. Di sisi lain, korban dan keluarga korban terus menuntut pengakuan, permintaan maaf negara, serta rehabilitasi sosial yang layak.
Dalam teori
transitional justice
, penghormatan terhadap pelaku masa lalu hanya layak dilakukan jika telah melalui proses kebenaran dan akuntabilitas yang jelas. Negara-negara seperti Jerman atau Afrika Selatan memberi contoh: pengakuan terhadap masa lalu dilakukan bersamaan dengan keadilan bagi korban. Penghargaan tanpa akuntabilitas justru menjadi bentuk pengingkaran sejarah.
Jika negara ingin menimbang tokoh-tokoh dengan rekam jejak kompleks seperti Soeharto, maka langkah yang lebih etis adalah memprioritaskan komisi kebenaran nasional dan kurikulum sejarah yang jujur, bukan pemberian gelar kehormatan. Bangsa yang besar bukan bangsa yang melupakan masa lalunya, melainkan yang berani menghadapinya.
Dalam konteks moral dan hukum, pahlawan nasional bukan sekadar orang yang berjasa besar, tetapi juga sosok yang menjunjung nilai kemanusiaan dan keadilan. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 menegaskan, gelar pahlawan hanya dapat diberikan kepada tokoh yang memiliki integritas moral, nasionalisme tinggi, dan tidak pernah melakukan tindakan yang mencederai kemanusiaan.
Jika kriteria itu dijalankan secara konsisten, maka sulit membayangkan bagaimana Soeharto memenuhi syarat tersebut tanpa terlebih dahulu ada kejelasan pertanggungjawaban terhadap korban pelanggaran HAM di masa kekuasaannya.
Pemberian gelar pahlawan kepada Soeharto akan menjadi preseden buruk bagi pendidikan sejarah bangsa. Ia akan mengaburkan batas antara pelaku dan korban, antara pembangunan dan represi. Lebih jauh, langkah itu bisa mencederai luka sosial yang belum sembuh serta melemahkan upaya negara menegakkan keadilan bagi para penyintas.
Karena itu, sebelum negara menulis nama Soeharto dalam daftar pahlawan nasional, sebaiknya negara terlebih dahulu menulis nama para korban dalam daftar yang lebih penting: daftar orang-orang yang perlu diakui, dipulihkan, dan diingat.
Pemberian gelar pahlawan bukanlah soal menimbang jasa semata, tetapi menilai nilai. Ia menyangkut moral publik dan memori bangsa. Dalam kasus Soeharto, negara dihadapkan pada pilihan sulit: mengakui jasa pembangunan atau mengakui luka sejarah.
Namun, bangsa yang berani menghadapi masa lalunya dengan jujur adalah bangsa yang benar-benar merdeka secara moral. Sampai proses kebenaran itu tuntas, gelar pahlawan nasional bagi Soeharto bukanlah penghormatan, melainkan pengingkaran.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Surabaya
-

Gerbang Tol Banyu Urip Diperbaiki Paska Ditabrak Truk, Arus Surabaya-Gempol Dialihkan
Surabaya (beritajatim.com) – Atap gerbang tol Banyu Urip Surabaya ditabrak oleh truk tronton, Kamis (6/11/2025) malam.
Akibatnya atap bangunan hampir ambruk. Peristiwa ini membuat gerbang tol tidak bisa dilalui dan arus lalu lintas dialihkan untuk sementara.
Arif (24) salah satu warga yang melihat peristiwa tersebut mengatakan, mulanya truk tronton sempat parkir di bahu jalan dengan kondisi bak terangkat karena hidrolis. Sejumlah warga dan petugas tol sempat mengingatkan sopir agar tidak nekat masuk ke gerbang tol.
“Jadi bak nya terangkat lumayan tinggi. Mungkin karena mesin hidrolisnya rusak jadi dia gabisa kembali ke posisi awal. Sopirnya tetep maksa masuk (gerbang tol Banyu Urip),” kata Arif.
Truk bernopol L 8011 UG itu lalu masuk melalui sisi selatan gerbang tol. Seperti dugaan para petugas, bak truk berhidrolik itu lalu menabrak bagian atap gerbang tol Banyu Urip. Beruntung pondasi gerbang tol Banyu Urip kokoh sehingga bangunan tidak ambruk total.
“Begitu nabrak ya rusak gerbangnya. Ga ada korban kok mas. Langsung dibantuin petugas kemarin sopirnya,” jelas Arif.
Pasca peristiwa itu, PT Jasamarga Transjawa Tol (JTT) segera melakukan penanganan dan proses pemulihan operasional supaya akses masuk menuju Banyuurip cepat pulih.
Senior Manager Representative Office 3 Ruas Tol Surabaya-Gempol, Agus Susilo menjelaskan rusaknya gerbang tol Banyuurip membuat tiga gardu tidak dapat beroperasi dan melayani transaksi.
Sehingga, kendaraan yang akan melintas di gerbang tol Banyuurip dialihkan sementara sampai waktu yang belum ditentukan.
“Gardu tol entrance di GT Banyu Urip ditutup sementara. Lalu lintas yang akan masuk dialihkan. Serta lalu lintas yang keluar dari GT Banyu Urip normal dengan memanfaatkan jalur terbatas, untuk menghindari adanya dampak gangguan berikutnya,” pungkasnya. (ang/ted)
-

Kemenkum Jatim Siap Kawal Implementasi KUHP Nasional
Surabaya (beritajatim.com) – Kakanwil Kemenkum Jatim, Haris Sukamto menegaskan bahwa pihaknya siap mengawal proses implementasi KUHP Nasional yang baru dan akan berlaku pada awal 2026 nanti.
Hal itu disampaikannya saat mendampingi Wakil Menteri Hukum, Prof. Edward Omar Sharif Hiariej dalam kegiatan Sosialisasi UU No. 1 Tahun 2023 tentang KUHP: Implementasi dan Tantangan dalam Proses Penyidikan Polri yang berlangsung di Graha Bhara Daksa, Polrestabes Surabaya, Jumat (7/11/2025).
“Implementasi Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2023 tentang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) merupakan tonggak sejarah dalam pembaruan hukum pidana nasional,” ujarnya.
Haris menyatakan kesiapan pihaknya untuk mendukung penuh proses implementasi KUHP baru.
“Kanwil Kementerian Hukum Jawa Timur melalui Divisi Peraturan Perundang-undangan dan Pembinaan Hukum siap menjadi mitra strategis bagi kepolisian maupun aparat penegak hukum lainnya dalam penguatan pemahaman dan penerapan KUHP nasional,” ujarnya.
Dalam pemaparannya, Prof. Edward menjelaskan bahwa KUHP nasional yang baru menggantikan produk kolonial yang telah berlaku lebih dari satu abad. Ia menekankan bahwa hukum pidana Indonesia kini dibangun di atas nilai-nilai Pancasila, moral bangsa, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia.
“Terdapat tiga aspek utama yang perlu dipahami dalam implementasi KUHP baru, yaitu aspek filosofis, substansi hukum, dan implementasi bagi penyidik,” jelasnya.
KUHP baru, menurutnya, menitikberatkan pada pendekatan restoratif dan keadilan korektif yang lebih humanis, tanpa mengabaikan prinsip legalitas dan profesionalisme aparat penegak hukum.
Wamenkum juga menyoroti tantangan teknis yang akan dihadapi penyidik Polri, mulai dari penyesuaian terhadap norma baru, penggunaan upaya paksa, hingga penerapan asas legalitas yang diperluas.
“Paradigma penegakan hukum harus bergeser dari yang bersifat represif menjadi lebih preventif dan berkeadilan sosial,” tegasnya.
Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Luthfie Sulistiawan, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas kehadiran Wakil Menteri Hukum yang memberikan pencerahan langsung mengenai substansi dan implikasi KUHP baru.
“Kesempatan ini sangat berharga untuk meningkatkan pemahaman jajaran kami dalam menghadapi penerapan KUHP baru yang akan segera berlaku,” ujarnya.
Kegiatan yang diikuti sekitar 250 peserta terdiri atas penyidik, kapolsek, dan jajaran Polrestabes Surabaya itu ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif antara peserta dan narasumber. Kehadiran jajaran Kemenkum Jatim dalam kegiatan ini menegaskan komitmen pemerintah dalam memastikan transisi menuju sistem hukum pidana nasional berjalan efektif, adaptif, dan sesuai dengan semangat reformasi hukum Indonesia. [uci/ted]
-

Berikut Inovasi Polri untuk Jamin Ketahanan Pangan Nasional
Surabaya (beritajatim.com) — Ketahanan pangan adalah salah satu program prioritas dari pemerintah Indonesia.Mulai dari sisi produksi dan distribusi mendapat atensi khusus agar semua berjalan dengan baik dan stabil.
Maka dari itu,di tengah tantangan distribusi pangan yang semakin kompleks,Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Timur meluncurkan sebuah program inovasi atau proyek perubahan bertajuk “Transformasi Sistem Penanganan Kejahatan Jalan Raya untuk Mendukung Stabilitas Keamanan dan Ketahanan Pangan Nasional.” yang digagas oleh Kasubdit II Jatanras Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Arbaridi Jumhur, S.H, sebagai bagian dari upaya untuk mendukung agenda nasional ketahanan pangan.
“Gagasan atau ide ini lahir dari keprihatinan atas maraknya tindak kejahatan di jalur distribusi logistik yang berdampak langsung terhadap kestabilan pasokan dan harga pangan,”ujar AKBP Arbaridi Jumhur,(Jum’at,07/10/25).
Menurutnya keamanan jalur distribusi bukan hanya soal kriminalitas jalan raya, tetapi juga soal ketahanan nasional. Ketika pasokan pangan terganggu, ekonomi rakyat ikut terguncang.
Peraih pin emas dari Kapolri atas keberhasilannya mengungkap kasus narkoba jenis sabu sabu sebanyak 120 Kg saat menjabat sebagai Kapolsek Bintan Polda Kepri ini menambahkan,bahwa berdasarkan data Jatanras Polda Jatim, lebih dari seratus kasus pencurian dengan kekerasan terjadi di jalur utama logistik Jawa Timur sepanjang semester pertama medio 2024-2025.
Modusnya beragam, mulai dari perampasan langsung hingga penipuan dengan penyamaran sebagai aparat. “Surabaya, Sidoarjo, dan Pasuruan tercatat sebagai wilayah dengan tingkat kerawanan tertinggi,”ujar AKBP Arbaridi Jumhur.
Mantan Wakasat Narkoba Polrestabes Surabaya ini menambahkan, berdasarkan kondisi tersebut, proyek perubahan ini mengusung strategi transformasi sistem keamanan jalan raya berbasis teknologi dan kolaborasi lintas sektoral dengan membentuk tim kerja terpadu yang melibatkan Ditreskrimum Subdit Jatanras,Satlantaa,Dinas Perhubungan dan instansi terkait.
“Melalui surat perintah Ditreskrimum Polda Jatim, dibentuklah tim kerja terpadu yang melibatkan Jatanras, Dinas Perhubungan, Satlantas, dan instansi terkait ketahanan pangan dengan penguatan sistem pengamanan dan pemanfaatan platform digital serta mempercepat respon dan tata Kelola penanganan ancaman di lapangan,”jelasnya.
AKBP Arbaridi Jumhur menegaskan jika proyek ini tidak hanya menitikberatkan pada tindakan represif, tetapi juga membangun budaya kerja prediktif dan preventif. Pelatihan lintas fungsi, workshop pengamanan jalan, serta pengembangan sistem digital menjadi bagian dari rencana aksi jangka menengah yang ditargetkan berjalan hingga 2026.
Dalam jangka panjang, model ini diharapkan dapat direplikasi secara nasional sebagai prototipe pengamanan pangan, khususnya kejahatan di jalan raya.
Melalui kampanye publik bertajuk “Jalan Aman, Pangan Terjamin”, Polri juga berupaya menumbuhkan kesadaran masyarakat bahwa keamanan pangan adalah tanggung jawab bersama.
Dengan dukungan media massa dan testimoni dari pelaku logistik, pesan proyek ini menyebar hingga ke titik-titik distribusi pangan utama di Jawa Timur.
“Harapan kami sederhana, setiap sopir truk yang melintas di jalan raya merasa aman, setiap ton beras yang dikirim tiba tanpa hambatan, dan masyarakat bisa menikmati harga pangan yang stabil, maka dari situlah ketahanan nasional dibangun,” tegas Jumhur.
Proyek perubahan ini menjadi bukti nyata bahwa inovasi kepemimpinan di tubuh Polri bukan hanya soal penegakan hukum, tetapi juga tentang membangun sistem keamanan yang menopang kesejahteraan bangsa.
Sementara itu, Ditreskrimum Polda Jatim Kombes Pol Widi Atmoko menilai gagasan atau proyek tersebut sebagai langkah kongkret yang sejalan dengan arah pembangunan nasional.
“Ketahanan pangan tidak akan stabil dan aman tanpa jalur distribusi yang aman. Sinergi antara Polri, pemerintah daerah, dan masyarakat sangat penting untuk menjaga rantai pasok dari hulu ke hilir,” ungkapnya. [uci/aje]
-

Hujan di Jam Ini, Berikut Cuaca Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik 7 November 2025
Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda kembali merilis prakiraan cuaca untuk wilayah Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik, Jumat 7 November 2025.
“Beberapa wilayah di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik diprakirakan hujan dengan intensitas ringan pada sore hari ini. Untuk suhu, yakni antara 24°C hingga 32°C. Sedangkan kelembabannya antara 61%-98%,” ujar Prakiraan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, Kamis (6/11/2025).
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini
BMKG Juanda menyebut wilayah di Surabaya cenderung berawan hari ini. Adapun beberapa wilayah diprakiran hujan ringan. Kecamatan Karang Pilang, Dukuh Pakis, dan Wiyung diprakirakan hujan turun jam 10.00 WIB. Sedangkan Pakal hujan sekitar pukul 13.00—16.00 WIB. Adapun Sambikerep dan Benowo diprediksi hujan di sore hari.
Suhu udara: 24°C – 31°C
Kelembapan: 68% – 99%
Kecepatan angin: 8 Km/jam dari arah Barat Daya.Prakiraan Cuaca Sidoarjo Hari Ini
Sejumlah wilayah di Sidoarjo diprakirakan hujan ringan sekitar pukul 13.00—16.00 WIB. Termasuk di antaranya Kecamatan Prambon, Krian, Krembung, Jabon, Porong, Tarik, Tulangan, dan Wonoayu.
Suhu udara: 24°C – 32°C
Kelembapan: 61%-98%
Kecepatan angin: 10,1 km/jam dari arah Barat Daya.Prakiraan Cuaca Gresik Hari Ini
Menurut data dari BMKG Juanda, hari ini cuaca di Gresik cenderung cerah pada pagi hingga hingga siang harinya. Namun, sore harinya diprediksi turun hujan dengan intensitas ringan, seperti di Kecamatan Kedamean, Menganti, dan Wringinanom.
Suhu udara: 25°C – 30°C
Kelembapan: 69%-92%
Kecepatan angin: 12,3 km/jam dari arah Timur.Masyarakat disarankan untuk membawa payung atau jas hujan sebagai langkah antisipatif. Mengingat cuaca di wilayah tropis seperti Jawa Timur dapat berubah dalam waktu singkat, penting bagi warga untuk selalu memantau pembaruan informasi cuaca melalui aplikasi resmi BMKG atau layanan cuaca daring lainnya.
Dengan memahami prakiraan cuaca secara detail, masyarakat di Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik dapat menjalani aktivitas hari inidengan lebih aman dan nyaman, termasuk saat memulai aktivitas tempat. [fyi/suf]
-

Berikut Potongan Rambut Paling Cocok untuk Setiap Bentuk Wajah
Surabaya (beritajatim.com)- Memilih potongan rambut yang tepat tidak hanya membuat Anda terlihat lebih segar, tetapi juga membantu menonjolkan fitur wajah secara natural.
Bentuk wajah sangat menentukan cocok atau tidaknya sebuah model rambut. Beberapa penata rambut bahkan menilai bahwa memahami bentuk wajah adalah langkah pertama sebelum menentukan potongan yang ideal.
Berikut potongan rambut yang sesuai untuk setiap bentuk wajah yang bisa Anda jadikan referensi jika ingin potong rambut.
1. Wajah Oval – Paling Fleksibel
Jika Anda memiliki wajah oval, selamat! Bentuk wajah ini paling mudah dipadukan dengan berbagai gaya rambut. Wajah oval cocok dengan rambut panjang lurus, bob pendek, layer, curtain bangs, hingga rambut panjang bergelombang. Namun perlu
Anda ketahui, lebih baik hindari potongan poni super tebal yang menurtupi semua dahi karena bisa membuat wajah tampak lebih kecil dari aslinya.
2. Wajah Bulat – Butuh Ilusi Lebih Ramping
Untuk Anda yang berwajah bulat, kuncinya adalah memlih potongan yang menciptakan ilusi lebih panjang. Wajah bulat cocok dengan potongan rambut yang layer panjang, bob di bawah dagu, side bangs, hingga rambut panjang bergelombang lembut. Namun perlu Anda ketahui, lebih baik hindari potongan rambut yang terlalu pendek di atas dagu karena bikin pipi Anda makin terlihat penuh.
3. Wajah Kotak – Garis Rahang Perlu Dilunakkan
Wajah kotak biasanya punya ciri dengan rahang yang tegas. Gaya rambut nya sebaiknya membantu melembutkan area tersebut. Anda harus memilih bentuk yang menambah volume di atas atau sisi seperti poni samping soft layer, wave lembut, hingga bob asimetris. Namun perlu Anda ketahui, lebih baik hindari potongan rambut yang super lurus tanpa layer karena akan semakin terlihat seperti menonjolkan rahang.
4. Wajah Hati (V) – Seimbangkan Dahi dan Dagu
Pemilik wajah hati biasanya punya dahu lebar dan dagu runcing. Untuk itu, Anda perlu potongan yang menyeimbangkan bagian bawah wajah. Pemilik wajah hati lebih cocok potongan rambut layer yang jatuh di area bawah wajah (long layer), poni samping lembut, hingga wave natural. Namun perlu Anda ketahui, lebih baik hindari potongan rambut terlalu pendek yang memberi volume berlebih di atas.
5. Wajah Lonjong – Hindari Rambut Terlalu Panjang
Wajah lonjong cenderung lebih panjang daripada lebar. Anda butuh potongan yang menambah dimensi di samping. Pemilik wajah lonjong lebih cocok potongan rambut yang medium, bob, curly medium, hingga poni karena bisa bantu memendekkan proporsi wajah. Namun perlu Anda ketahui, lebih baik hindari potongan rambut lurus super panjang tanpa layer karena bisa membuat wajah tampak makin panjang.
Dengan memahami bentuk wajah dan potongan yang tepat, Anda dapat menentukan gaya rambut yang paling cocok untuk menonjolkan fitur terbaik Anda. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan penata rambut profesional agar hasilnya semakin maksimal. [Rizka Novia Rahmadana]
-

Truk Tronton Hantam Atap Gerbang Tol Banyuurip, Akses ke Surabaya-Gempol Ditutup Total
Surabaya (beritajatim.com) – Sebuah truk tronton menabrak atap Gerbang Tol Banyuurip, Kamis (6/11/2025) malam. Akibat insiden tersebut, kendaraan yang hendak masuk ke Tol Surabaya–Gempol terpaksa dialihkan ke jalur lain.
Menurut penuturan sejumlah saksi di lokasi, truk tronton tersebut diduga salah jalur dan tidak memperkirakan tinggi atap gerbang tol yang tidak cukup untuk dilalui. Akibatnya, atap plaza gardu Gerbang Tol Banyuurip rusak parah.
“Tiba-tiba ada suara keras seperti tabrakan. Pas dilihat, ternyata atapnya sudah rusak tersangkut bak truk,” kata Supri, salah satu warga di sekitar lokasi.
Sementara itu, Senior Manager Representative Office 3 Ruas Tol Surabaya–Gempol, Agus Susilo, mengatakan pihaknya langsung bergerak cepat berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan pengamanan area kejadian.
“Setelah menerima informasi, petugas di lapangan langsung melakukan pengamanan area untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan,” ujar Agus.
Agus menjelaskan, insiden ini terjadi akibat bak truk tronton yang menghantam atap gerbang tol. Dampaknya, atap plaza gerbang tol Banyuurip mengalami kerusakan dan seluruh kendaraan dialihkan demi keselamatan pengguna jalan.
“Untuk sementara dilakukan penutupan total GT Banyuurip demi menjaga keselamatan pengguna jalan dan petugas di lapangan,” jelasnya.
Agus memastikan tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Saat ini petugas masih melakukan pendalaman terhadap sopir dan saksi-saksi di lokasi. Ia menegaskan, tim sudah melakukan pengecekan terhadap fasilitas gerbang tol yang rusak.
“Tim JTT bersama pihak terkait tengah melakukan pengecekan dan penanganan di lokasi kejadian untuk memastikan keamanan infrastruktur serta mempercepat proses normalisasi gerbang tol,” tuturnya.
Agus menambahkan, PT Jasamarga Transjawa Tol memohon maaf atas ketidaknyamanan akibat peristiwa ini. Ia juga mengimbau agar pengendara menggunakan gerbang tol terdekat sebagai alternatif dan tetap berhati-hati, terutama saat kondisi hujan.
“Dihimbau pengguna jalan untuk sementara waktu dapat menggunakan gerbang tol terdekat sebagai alternatif perjalanan, serta tetap berhati-hati terutama saat berkendara dalam kondisi hujan,” pungkasnya. [ang/kun]
-

Eri Cahyadi Sebut Banjir di Tanjungsari karena Rumah Warga Halangi Saluran
Surabaya (beritajatim.com) – Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi, menegaskan bahwa banjir yang kerap terjadi di kawasan Jalan Tanjungsari, Kecamatan Sukomanunggal, disebabkan oleh banyaknya saluran air yang tertutup bangunan rumah warga, Kamis (6/11/2025).
Menurut Eri, sebagian rumah warga dibangun terlalu menjorok ke bahu jalan dan menutup saluran air, sehingga aliran air tidak dapat mengalir dengan lancar saat hujan deras melanda.
“Tolong dicek lagi ke BPN (Badan Pertanahan Nasional). Barang-barang (milik warga) jangan sampai ada di persil, harus di luar persil. Ini sudah puluhan tahun menghalangi jalannya air. Bagaimana mau menyelesaikan banjir kalau masih seperti ini?” ujar Eri, Rabu (6/11/2025).
Melihat kondisi tersebut, Eri meminta Camat Sukomanunggal Dwi Anggara dan Camat Asemrowo Khusnul Amin untuk segera memberikan imbauan dan sosialisasi kepada warga, agar bangunan mereka tidak menutupi saluran air dan disesuaikan dengan batas tanah yang tercatat.
“Saya minta tolong Pak Camat dan LPMK, kumpulkan warganya. Diingatkan, rumahnya ini harus mundur sesuai dengan surat tanahnya,” kata Eri.
Selain itu, Eri juga memerintahkan agar bangunan jembatan liar di kawasan tersebut dibongkar, karena turut memperparah hambatan aliran air. “Jangan buat jembatan yang malah menutup aliran air. Sudah, dibongkar saja,” tegasnya.
Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya, Syamsul Hariadi, membenarkan bahwa penyebab utama banjir di Jalan Tanjungsari adalah saluran yang sempit dan bangunan rumah yang terlalu maju ke jalan. Selain itu, aliran air menuju muara juga tidak lancar. “Karena salurannya kecil dan rumah-rumah banyak yang maju ke jalan. Terus aliran ke muara juga tidak lancar,” jelas Syamsul.
Syamsul menambahkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akan melebaran saluran air menggunakan box culvert pada tahun depan. Air nantinya akan dialirkan menuju ke timur Jalan Asem Mulya, kemudian diarahkan ke saluran Greges dan Bozem Morokrembangan. “Rencananya tahun depan akan kita lebarkan salurannya,” pungkasnya. [ram/kun]
-

Tak Ingin Surabaya Terendam Banjir, Pemkot Minta Kontraktor Drainase Kerja 24 Jam
Surabaya (beritajatim.com) – Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya meminta agar pengerjaan proyek infrastruktur drainase atau saluran air dikebut oleh kontraktor agar cepat selesai, kalau bisa, pengerjaanya dilakukan lembur 24 jam tanpa henti.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Surabaya, Syamsul Hariadi. Dia mengatakan telah diminta langsung oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, agar pengerjaan itu cepat selesai dan segera berfungsi optimal untuk mencegah banjir di Kota Pahlawan.
“Diminta lembur kontraktornya, kalau bisa 24 jam. Jadi nanti kita usahakan, besok kita buatkan undangan (untuk) teman-teman kontraktor yang belum selesai. Jadi yang belum selesai itu rata-rata pekerjaan besar,” ujar Syamsul, Kamis (6/11/2025).
Syamsul merinci update yang dikerjakan para kontraktor di lapangan, bahwa yang belum selesai adalah pengerjaan infrastruktur drainase yang sifatnya besar seperti Rumah Pompa dan saluran Box Culvert. Sedangkan yang telah berprogres signifikan adalah proyek yang kecil-kecil, yang kini telah mencapai 70 persen.
“Rumah Pompa dan pekerjaan Box Culvert besar, itu yang rata-rata belum selesai. Yang kecil-kecil insyaallah sudah 70 persen selesai, nanti 90 persen selesai di akhir November ini,” terang Syamsul.
Dia turut mengungkapkan, bahwa saat ini Pemkot Surabaya tengah membangun sebanyak lima Rumah Pompa yang tersebar di beberapa titik. Selain itu, ditambah proyek besar lainnya berupa pembangunan drainase di kawasan diversi Gunungsari dan Babat Jerawat.
“Pekerjaan pompa itu ada di lima lokasi. Di Menanggal satu, Ahmad Yani dua, Ketintang Madya ada tiga, di Karah ada empat, dan ada satu lagi di Rungkut Menanggal,” paparnya.
Lebih lanjut, dalam pertemuan yang akan digelar dengan para kontraktor. Syamsul menegaskan akan meminta para kontraktor untuk menambah jam kerja dan untuk memastikan keselamatan pekerja dan hasil yang dikerjakan mereka , ia komitmen untuk mendatangkan seorang konsultan pengawas atau ahli.
“Jadi itu upaya untuk percepatan dari dua sisi. Seperti yang saya sampaikan tadi. Yang kedua itu lembur, artinya tambah tenaga dan tambah material,” tegasnya.
Adapun percepatan ini, Syamsul menjelaskan, berpatokan dengan peringatan dini dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), serta menjadi dasar Pemkot Surabaya untuk melakukan langkah antisipatif sejak dini untuk melindungi dan menjamin keamanan warganya.
“Sebelumnya, memang kita diingatkan oleh teman-teman BMKG bahwa cuaca ekstrem akan terjadi mulai November 2025 sampai dengan Januari 2026, jadi kita harus antisipasi. Jadi kita tidak hanya membangun saluran, tetapi juga menyiagakan teman-teman satgas,” ucap Kepala DSDABM Kota Surabaya Syamsul. [rma/aje]
/data/photo/2018/06/05/381894549.JPG?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
