kab/kota: Surabaya

  • Polrestabes Surabaya akan Bangun Monumen dari Knalpot Brong Sitaan

    Polrestabes Surabaya akan Bangun Monumen dari Knalpot Brong Sitaan

    Surabaya (beritajatim.com) – Polrestabes Surabaya bakal membangun monumen dari knalpot brong sitaan yang didapat dari para pengendara yang bandel. Monumen itu akan berupa bentuk patung Suro dan Boyo dengan tinggi 5-10 meter tergantung dari knalpot yang disita oleh petugas.

    “Ini masih kami konsep dan diskusikan. Nantinya, kami berharap bahwa bisa jadi icon kota Surabaya dan peringatan bagi orang-orang yang masih nekat menggunakan knalpot brong,” kata AKBP Arif Fazlurrahman, Minggu (31/12/2023).

    Ide membuat monumen itu datang karena fenomena penggunaan knalpot brong yang semakin masif. Hal itu membuat masyarakat Surabaya semakin resah karena suara bising yang ditimbulkan dari penggunaan knalpot brong. Belum lagi, para pengguna knalpot brong biasanya memacu kendaraannya melebihi batas kecepatan di jalanan.

    “Konsep ini, kurang lebih tinggi dari patung ini nantinya setinggi 5 meter. Namun, kalau knalpot yang terkumpul nanti bertambah lebih banyak kita buat lebih besar sampai 10 meter,” paparnya.

    Arif masih merahasiakan peletakan monumen patung suro dan boyo yang terbuat dari knalpot brong sitaan ini. Namun, ia membocorkan bahwa nantinya yang menggarap monumen ini adalah seniman lokal asal Jawa Timur.

    “Nanti kita umumkan. Pastinya yang mengerjakan seniman lokal Jawa Timur, diharapkan bisa menjadi ikon kota Surabaya,” tutupnya.

    Perlu diketahui, selama operasi Semeru 2023, Polrestabes Surabaya menyita 2.064 knalpot brong dari para pengendara di Surabaya. Jumlah ini diperkirakan akan terus meningkat apalagi menjelang tahun baru. [ang/suf]

  • Polsek Simokerto Sita 130 Miras dari Toko Jalan Srengganan Surabaya

    Polsek Simokerto Sita 130 Miras dari Toko Jalan Srengganan Surabaya

    Surabaya (beritajatim.com) – Polsek Simokerto menyita 130 miras (minuman keras) dari toko Jalan Srengganan gang 2, Surabaya, Sabtu (30/12/2023). Selain mengamankan miras tak berizin itu, polisi juga membawa penjualnya berinisial KR (41).

    Kapolsek Simokerto Kompol M. Irfan mengatakan 130 miras dengan jenis fermentasi anggur, vodka dan arak disimpan dalam kardus coklat yang disembunyikan dalam rombong. Setelah ditemukan petugas, KR langsung pasrah

    “Setelah tutupnya saya buka dan saya cium, aromanya menyengat ternyata itu miras jenis arak,” katanya, Minggu (31/12/2023).

    Dari total 130 botol, polisi menyita 60 botol ukuran 600ml minuman jenis arak tanpa merk. Petugas kepolisian juga menindak penjual dengan proses hukum tindak pidana ringan (tipiring).

    “Dikarenakan hanya melanggar menjual minuman beralkohol tanpa ijin sementara ditindak dengan Perda kota surabaya no 1 tahun 2023. Namun, bila ada korban jiwa akibat miras tersebut, maka kami juga bisa menerapkan pasal 204 ayat 2 KUHP,” tegasnya.

    Menurutnya, penggerebekan kali ini sebagai upaya antisipasi menjelang perayaan tahun baru 2024. Sebab, biasanya ada masyarakat khususnya para remaja yang merayakan pergantian tahun dengan cara yang tidak tepat, yaitu dengan mabuk-mabukan.

    “Itu bisa berdampak kompleks, kriminalitas atau tawuran dan dapat mengganggu ketertiban umum. Kami menghimbau agar masyarakat merayakan tahun baru 2024 dengan cara yang baik, seperti syukuran doa bersama dan makan bersama,” pungkasnya. [ang/suf]

  • Pelaku Penusukan di Lebak Surabaya Masih Berkeliaran Bebas

    Pelaku Penusukan di Lebak Surabaya Masih Berkeliaran Bebas

    Surabaya (beritajatim.com) – Pelaku penusukan warga Lebak Surabaya masih berkeliaran. Diketahui, dalam peristiwa penusukan yang terjadi Rabu (20/12/2023) kemarin, Edi Santoso harus menerima 3 luka tusuk di perut dan luka baret di bagian leher karena sempat dijerat kawat oleh pelaku.

    Kanit Reskrim Polsek Tambaksari, Iptu Aman Hasta saat dikonfirmasi menjelaskan bahwa pelaku telah melarikan diri usai melakukan aksinya. Saat ini petugas kepolisian masih melakukan penyelidikan secara mendalam.

    “Belum (tertangkap) mas. Dua hari yang lalu, tak grebek rumahnya nihil,” katanya, Sabtu (30/12/2023) malam.

    Dari peristiwa ini, polisi masih memeriksa dua orang. Yakni saksi kunci yang sempat ditanya oleh para pelaku terkait keberadaan Edi. Satu lainnya adalah korban penusukan.

    Diketahui, Edi Santoso ditusuk oleh tetangganya sendiri bernama Aji dan Arif. Dua orang yang dalam kondisi mabuk itu menusuk Edi tepat di depan putrinya yang masih berusia 10 tahun. Selain Aji dan Arif, ada 1 pelaku lain yang belum diketahui identitasnya. Pelaku yang tidak diketahui identitasnya itu bertugas berjaga di atas motor. Sedangkan Aji dan Arif yang masuk ke rumah Edi untuk melakukan eksekusi.

    Sebelum melakukan eksekusi, Aji dan Arif sempat menyapa saksi kunci yang meminta identitasnya dirahasiakan dan menanyakan apakah Edi ada di rumah. Oleh saksi kunci lantas dijawab bahwa Edi ada dirumah.

    Saat itulah kedua pelaku langsung minta izin untuk masuk ke rumah Edi. Karena tidak punya pikiran buruk, saksi kunci mempersilahkan. Hanya berselang 5 menit, terdengar suara teriakan dari putri korban. Saksi kunci lantas berlari ke arah rumah Edi. Saat itu ketiga pelaku langsung lari dan kabur. (ang/ted)

  • Malam Tahun Baru, 12 Perbatasan Kota Surabaya Bakal Disekat

    Malam Tahun Baru, 12 Perbatasan Kota Surabaya Bakal Disekat

    Surabaya (beritajatim.com) – Sebanyak 12 titik perbatasan Kota Surabaya disekat saat malam tahun baru Minggu (31/12/2023) besok. Hal itu dilakukan untuk mencegah penumpukan manusia di pusat kota Surabaya.

    Kasat Lantas Polrestabes Surabaya, AKBP Arif Fazlurrahman mengatakan, 12 perbatasan kota yang akan disekat adalah perbatasan Bundaran Cito, Berbek, Rungkut, Pondok Candra, Karangpilang, Gununganyar, Lakarsantri, Menganti, Romokalisari, dan Menganti. “Jadi kami mencegah agar tidak ada penumpukan orang dan penumpukan kendaraan di pusat kota Surabaya,” kata Arif, Sabtu (30/12/2023).

    Polisi juga menyiapkan strategi rekayasa lalu lintas apabila nantinya ada penumpukan kendaraan di pusat kota Surabaya. Jalur yang akan disiagakan untuk pengalihan arus adalah Simpang 3 Jembatan Merah Plaza (JMP), Simpang 3 Jalan Indrapura, Jalan Basuki Rahmat, Jalan Gubernur Suryo, Jalan Tunjungan, Jalan Darmo dan Kertajaya. “Jika eskalasi kendaraan meningkat maka akan kami terapkan rekayasa lalu lintas. Nantinya petugas standbye mulai jam 05.00 pagi,” imbuh Arif.

    Arif menghimbau agar masyarakat Surabaya merayakan tahun baru bersama keluarga dan tidak konvoi. Bagi masyarakat Surabaya yang sudah memesan tempat di Rekreasi Hiburan Umum (RHU) dan Hotel di Surabaya diminta untuk berangkat lebih awal agar tidak terjadi penumpukan kendaraan.

    “Sesuai dengan himbauan Kapolrestabes Surabaya dan Walikota agar merayakan tahun baru dengan konvoi apalagi menimbulkan gangguan kamtibmas,” tutup Arif. (ang/kun)

  • Imigrasi Kemenkumham Jatim Terbitkan 531.146 Paspor

    Imigrasi Kemenkumham Jatim Terbitkan 531.146 Paspor

    Surabaya (beritajatim.com) – Jajaran Imigrasi Kanwil Kemenkumham Jatim telah menerbitkan 531.146 paspor selama 2023. Di sisi lain, instansi yang dipimpin Heni Yuwono itu juga melakukan penolakan penerbitan paspor terhadap 2.472 permohonan.

    “Penerbitan paspor sebanyak itu dilakukan di sembilan kantor imigrasi yang tersebar di Jawa Timur,” ujar Kakanwil Kemenkumham Jatim Heni Yuwono (30/12).

    Sembilan kantor imigrasi yang ada, juga disokong dengan adanya delapan Unit Layanan Paspor, tiga unit kerja kantor imigrasi dan sembilan booth di mall pelayanan publik. “Untuk kota besar yang jumlah pemohonnya besar, akan ada ULP maupun mall pelayanan publik, sedangkan bagi kabupaten/ kota yang jauh dari kantor imigrasi, maka bisa memanfaatkan unit kerja kantor imigrasi,” urai Heni.

    Menurut Heni, penerbitan paspor yang tertinggi di Jatim berada di kawasan Surabaya, Gresik, Sidoarjo dan Mojokerto. Hal ini dibuktikan dengan data bahwa Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Surabaya di Juanda dan Kantor Imigrasi Kelas I Tanjung Perak menjadi yang tertinggi dalam penerbitan paspor.

    “Lebih dari 48% paspor di Jawa Timur, atau sebanyak 258.837 paspor diterbitkan di dua kantor imigrasi yang berada di wilayah Surabaya dan Sidoarjo,” terang Heni.

    Meski begitu, pihaknya tetap mengedepankan kualitas pelayanan di setiap kantor imigrasi dengan menerapkan sistem kuota per hari. Dengan sistem kuota yang telah ditentukan dalam aplikasi M-Paspor, diharapkan pelayanan paspor kepada setiap pengguna layanan bisa lebih optimal.

    “Namun, kami juga menerapkan layanan priotitas untuk pemohon lanjut usia bisa mengajukan permohonan langsung datang ke kantor imigrasi, atau bagi masyarakat yang membutuhkan paspor dalam waktu cepat bisa memanfaatkan pelayanan percepatan paspor dengan PNBP yang telah ditentukan,” terang Heni.

    Terkait penolakan penerbitan paspor, Heni menjelaskan bahwa hal tersebut merupakan langkah preventif yang diambil petugas imigrasi. Salah satu alasan penolakan tersebut, yakni adanya dugaan akan menjadi Pekerja Migran Indonesia Nonporsedural di luar negeri.

    “Selain itu ada juga permohonan paspor yang ditangguhkan. Hal ini sebagai antisipasi pencegahan TPPO. Ini kami lakukan untuk mencegah WNI yang terindikasi akan melakukan pekerjaan non prosedural,” kata Heni.

    Mantan Sekretaris Dirjen Pemasyarakatan itu mengatakan, penilaian tersebut dapat digali dari wawancara yang dilakukan oleh petugas imigrasi. Sebelum izin permohonan paspor dikabulkan, kantor imigrasi perlu memastikan keperluan pergi ke luar negeri.

    “Kami menanyakan masyarakat bikin paspor itu buat apa? Karena perjalanan internasional itu jangan sampai melakukan pekerjaan yang di luar izinnya. Kalau ingin ajukan kerja ya harus ada rekomendasinya, kemudian nanti juga dalam wawancara akan terlihat apakah menunjukkan gelagat mencurigakan,” ucapnya.

    “Jika nanti petugas merasa curiga, karena pemohon terlihat gugup, akan kami selidiki, dalami lagi, dan BAP untuk baiknya izin ditolak atau tangguhkan. Hal ini demi mencegah masyarakat Indonesia tidak jadi korban TPPO di luar negeri. Nantinya akan kami sarankan kerja melalui wadah yang resmi,” tambah Heni.

    Upaya pencegahan lainnya, yakni pada pengawasan lintasan orang keluar dan masuk Wilayah Indonesia. Terutama di Tempat Pemeriksaan Imigrasi di Juanda. [uci/kun]

  • Imigrasi Catat 40.542 Orang Lalu Lalang di Juanda Surabaya dalam Sepekan

    Imigrasi Catat 40.542 Orang Lalu Lalang di Juanda Surabaya dalam Sepekan

    Surabaya (beritajatim.com) – Sebanyak 40.542 orang tercatat lalu lalang di pintu gerbang internasional Juanda Surabaya. Hal tersebut terpantau di tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) di Bandara Juanda. Banyaknya orang yang lalu lalang itu tak lepas dari momen Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru).

    “Pada momen Nataru ini didominasi penumpang keberangkatan ke luar negeri dengan 22.122 orang, sedangkan kedatangan mencapai 18.420 orang,” ujar Kakanwil Kemenkumham Jatim Heni Yuwono, Sabtu (30/12/2023).

    Jumlah penumpang keberangkatan selama momen Nataru ini didominasi penumpang warga negara indonesia (WNI). Tujuannya ke negara-negara yang selama ini memang menjadi destinasi wisata dan religi yaitu Singapura, Malaysia dan Saudi Arabia. “Selain wisata ke luar negeri, jemaah untuk umroh juga mendominasi WNI yang keluar negeri pada momen Nataru ini,” jelas Heni.

    Sedangkan untuk kedatangan, mayoritas merupakan warga negara Tiongkok. Dengan tujuan wisata ke Bromo dilanjutkan ke Ijen. “Mayoritas pulang dari Bali, melanjutkan ke Jawa Timur untuk ke Bromo dan Ijen,” terang Heni.

    Angka ini, diprediksi akan semakin bertambah menjelang pergantian tahun. Untuk itu, Kadiv Keimigrasian Kanwil Kemenkumham Jatim, Herdaus, melakukan Monitoring dan Evaluasi pelayanan publik pada Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Juanda hari ini (29/12). Dalam kunjungannya, dia memastikan kesiapan pintu gerbang internasional itu menghadapi lonjakan penumpang, baik yang berangkat maupun tiba dari luar negeri.

    Herdaus didampingi oleh Kepala Bidang TPI Kanim Kelas I Khusus TPI Surabaya, Yudhistira Yudha Permana secara langsung meninjau sarana dan prasarana yang ada di TPI Juanda. Tujuannya adalah untuk memastikan semua fasilitas berfungsi dengan baik dan memenuhi standar yang ditetapkan. “Karena tahun ini, jumlah perlintasan orang di TPI Juanda naik sangat signifikan dibanding tahun lalu,” ujar Herdaus.

    Pada tahun 2022, lanjut Herdaus, jumlah orang yang melintas baik kedatangan maupun keberangkatan mencapai 973.727 orang. Sedangkan pada 2023 ini, jumlahnya meningkat hingga dua kali lipat yaitu mencapai 2.151.393 orang. “Ini menunjukkan bahwa Jawa Timur masih menjadi destinasi favorit bagi wisatawan dan tentunya sebagai tanda bahwa ekonomi mulai bergeliat,” terang Herdaus.

    Sementara itu, Yudhistira menyampaikan bahwa pihaknya telah mengantisipasi lonjakan jumlah orang yang melintas pada momen nataru. Salah satunya dengan menciptakan Control Room dan Laboratorium Forensic Immigration Checkpoint (Clearence). Sebuah ruang control terpusat yang dilengkapi peralatan Laboratorium Forensic guna mengawasi kegiatan teknis Keimigrasian. “Clearence akan memproses serta menyajikan data administrasi keimigrasian secara akurat, real time dan digital melalui satu ruangan terpusat,” terangnya.

    Clearence Menjadi pusat kendali dan control dari system direktorat Jenderal imigrasi seperti Immigration Alert Surveilance System yang merupakan sistem pindai wajah berbasis kamera. Yang membaca wajah penumpang yang terkoneksi dengan sistem cekal serta sistem PAU yaitu Passenger Anlysis Unit yang menganalisis behaviour penumpang sebelum memasuki wilayah Indonesia.

    “Clearance dilengkapi dengan system mandiri berbasis web seperti Overstay Payment Information System yang merupakan sistem pembayaran overstay yang transparan hingga dapat dilakukan pemantauan dan pengecekan pembayaran uang PNBP ke Negara,” urai Yudhistira.

    Dengan adanya Clearance, pengawasan area imigrasi di TPI Juanda jauh lebih efektif. Laboratorium Forensic juga memastikan dokumen yang digunakan sah atau tidak secara lebih akurat. “System mandiri berbasis web yang terus kami kembangkan sehingga membuat Pemeriksaan dan Administrasi Keimigrasian di TPI Juanda semakin akuntabel,” terangnya. [uci/kun]

  • Kisah Keyboardist Ogie and Friends di Tragedi Vasa Hotel

    Kisah Keyboardist Ogie and Friends di Tragedi Vasa Hotel

    Surabaya (beritajatim.com) – Akbar Kashogi Purnomo alias Ogie, keyboardist Ogie and Friends, diperiksa Unit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya, Jumat (29/12/2023) kemarin. Pemeriksaan dilakukan lantaran Ogie kebetulan ikut megonsumsi miras di Cruz Lounge Bar Vasa Hotel pada Jumat (22/12/2023) lalu bersama tiga korban yang akhirnya tewas.

    Ogie diperiksa penyidik sejak pukul 14.00 hingga pukul 01.00 dini hari. Total, 11 jam Ogie dicecar dengan 18 pertanyaan.

    Selain Ogie, dari informasi yang dihimpun beritajatim.com, ada dua bartender Cruz Lounge and Bar Vasa Hotel yang juga diperiksa.

    “Pertanyaannya seputar kronologis dan keikutsertaan mas Ogie saat itu, kemudian juga ditanya tentang kondisi dan lain sebagainya dari pra sampai dengan pasca kejadian (di Cruz Lounge and Bar Vasa Hotel Surabaya),” kata kuasa hukum Ogie, Renald Christoper, saat dihubungi beritajatim.com, Sabtu (30/12/2023).

    Menurut cerita yang disampaikan Ogie ke Renald, pada kejadian Ogie datang terlambat karena ada kegiatan di tempat lain. Saat itu posisi Ogie digantikan oleh additional untuk menghibur konsumen di Cruz Lounge Bar Vasa Hotel Surabaya.

    Saat ia datang ke lokasi, sudah ada minuman alkohol dalam karafe (teko kaca) di meja para personil Ogie and Friends. Minuman itu terus datang ke meja anak-anak band. Pukul 21.30 malam, Indro Purnomo datang bersama asistennya. Ia datang untuk meeting karena mendapatkan project sound untuk pelaksanaan acara tahun baru di Vasa Hotel.

    “Karena ramai dan mejanya gak cukup, pindahlah ke sofa, dimana kesembilan orang saksi korban itu kumpul,” imbuh Renald.

    Selama mengobrol, kesembilan orang juga minum alkohol yang ada di karafe. Saat itulah ada permintaan untuk membuat minuman sedikit strong. Oleh bartender Cruz Lounge Bar Vasa Hotel dibuatkanlah minuman kembali.

    “Terus sama bartender dibuatkanlah dengan diduga unsur-unsur zat yang berbahaya untuk tubuh,” tutur Renald.

    Usai minum miras yang diduga mengandung zat berbahaya itu, Ogie merasakan gejala awal yang sama dengan para korban. Ia mengaku tenggorokannya panas dan merasakan nyeri di dada sebelah kiri

    “Sampai sekarang kadang-kadang kambuh juga sih,” pungkas Renald. [ang/beq]

  • Penembakan Warga Sampang, Polisi Sudah Periksa 13 Saksi

    Penembakan Warga Sampang, Polisi Sudah Periksa 13 Saksi

    Surabaya (beritajatim.com) – Kasus penembakan warga Sampang oleh orang tak dikenal masih dalam penanganan Kepolisian. Sejauh ini, polisi telah memeriksa 13 saksi, mulai dari yang melihat kejadian, keluarga, serta tetangga korban.

    Kapolda Jatim Irjen Imam Sugianto mengatakan, dari hasil pemeriksaan 13 saksi dan analisa IT yang sudah dikirim ke Mabes Polri, sudah ada petunjuk. Saat ini sedang dikembangkan oleh Dirkrimum dan jajarannya.

    “Mudah-mudahan doakan dalam waktu dekat ini bisa terungkap dengan baik, di awal Januari 2024 nanti, tersangka sudah diketahui,” ujar Imam, Jumat (29/12/2023).

    Menurut Imam, indikasi pelaku sebanyak satu orang. Meski meski ada dua peluru yang bersarang di tubuh korban.

    “Walaupun ada peluru dua, jadi sementara kami indikasikan yang menembak satu orang. Kita tunggu saja,” ujarnya.

    Terkait motif pelaku, Imam menyebut belum dapat diketahui. Ini lantaran pelaku penembakan belum ditangkap.

    “Tapi sejauh ini, tidak ada hubungannya dengan persoalan politik. Kesimpulan sementara kami, itu,” ujarnya.

    Untuk jenis senjata, kata Imam, pelaku menggunakan senapan pendek kaliber 22. Dia mendasarkan hal tersebut dari hasil analisa Bidang Laboratorium Forensik (Bidlabfor).

    Kaliber itu bisa senjata sejenis revolver, bisa rakitan. “Pistol juga ada rakitan kaliber 22. Tapi, di TKP tidak ditemukan selongsong. Yang diketemukan adalah anak pelurunya,” ungkap Imam. [uci/beq]

  • Tragedi Vasa Hotel Diduga Bukan Kelalaian, 3 Tewas Diracun?

    Tragedi Vasa Hotel Diduga Bukan Kelalaian, 3 Tewas Diracun?

    Surabaya (beritajatim.com) – Renald Christoper, Kuasa hukum korban dugaan keracunan di Vasa Hotel mengungkap tragedi yang menewaskan 3 orang disinyalir bukan karena kelalaian saja. Hal itu diungkap usai salah satu saksi diperiksa oleh penyidik Unit Jatanras Satreskrim Polrestabes Surabaya.

    “Secara kesimpulan, ini disinyalir memang bukan sekadar kelalaian belaka dan kita masih mendalami itu, dari alat bukti dan kesaksian yang lainnya. Cuma yang pasti ini disinyalir bukan kelalaian saja,” kata Renald saat dikonfirmasi beritajatim.com, Sabtu (30/12/2023).

    Terkait adanya kemungkinan para korban diracun, Renald menjelaskan sampai saat ini pihaknya masih mengumpulkan bukti. Nantinya ia akan mengungkap hasil temuan dari tim kuasa hukum.

    “Kita nanti akan pembuktian. Cuma kita masih kumpulkan (bukti-bukti) semuanya sih mas,” imbuhnya.

    Renald menjelaskan, berdasarkan  cerita korban selamat, para personel Ogie and Friends sudah minum miras sejak ia datang. Ogie telat datang karena ada kegiatan di tempat lain. Ketika Ogie datang, minuman dalam Karafe terus berdatangan ke meja personel band.

    Pukul 21.30, Indro Purnomo datang bersama asistennya. Diketahui, Indro adalah bos sound sistem yang memiliki kontrak dengan Vasa Hotel untuk acara tahun baru.

    Karena meja anak band terlalu kecil, Indro Purnomo berinisiatif memesan satu buah sofa. Disitulah Indro Purnomo dan personel band minum miras.

    “Di situ mereka ngobrol sambil minum. Di karafe ke berapa, itu si almarhum dari pengakuannya Ogie itu dia minta strong.
    Terus sama bartender dibuatkanlah dengan diduga unsur-unsur zat yang berbahaya untuk tubuh,” tuturnya.

    Renald berharap bahwa kasus ini bisa diungkap sejelas-jelasnya. Apalagi sampai 3 orang tewas dalam tragedi Vasa Hotel. Ia menegaskan bahwa dari kasus ini, ia mensinyalir bukan murni kelalaian.

    “Sekali lagi, dari kasus ini kami kuasa hukum mensinyalir bahwa ini bukan murni kelalaian. Kami serahkan sepenuhnya proses hukum kepada kepolisian sih mas,” tutupnya. [ang/beq]

  • Dampak Musisi Tewas, YLPK Peringatkan Keamanan Konsumen Vasa Hotel Lainnya

    Dampak Musisi Tewas, YLPK Peringatkan Keamanan Konsumen Vasa Hotel Lainnya

    Surabaya (beritajatim.com) – Kasus 3 orang tewas usai menenggak miras di Cruz Lounge Bar Vasa Hotel membuat YLPK meminta agar kepolisian menyelidiki dengan teliti. Hal itu agar tidak menelan korban konsumen lainnya.

    “Penyidik Polri seharusnya melakukan penyelidikan tentang korelasi kematiannya dengan minuman yang dikonsumsi, agar tidak menelan korban konsumen lainnya untuk jaminan keamanan,” kata Said Sutomo Ketua Yayasan Lembaga Perlindungan Konsumen (YLPK) Jawa Timur, Sabtu (30/12/2023).

    Said menjelaskan, apabila hasil penyelidikan terbukti ketiga korban tewas akibat Miras yang diracik oleh Bartendernya, maka pihak Vasa Hotel Surabaya bisa dimintai pertanggungjawaban hukum. Hal itu sesuai dengan amanat dari UU Perlindungan Konsumen nomor 8 tahun 1999.

    “Kalau hasil penyelidikan Polri ditemukan bukti bahwa kematiannya akibat mengkonsumsi minuman yang dibuat oleh hotel, ya manajemen hotel bisa dimintai pertanggungjawaban hukum,” tegasnya.

    Sementara Kuasa Hukum para korban, Rend Christoper saat dihubungi menegaskan, pihaknya terus melakukan berbagai upaya hukum untuk membuat kasus ini terang benderang. Ia juga mengaku akan melaporkan Vasa Hotel menggunakan UU Perlindungan Konsumen nomor 8 tahun 1999.

    “Segala upaya hukum pasti kita akan lakukan untuk mengungkap perkara ini semaksimalnya, sampai principal kami menemukan keadilan,” pungkasnya.

    Diketahui, 3 orang meninggal dunia usai menenggak miras di Cruz Lounge and Bar Vasa Hotel Surabaya. Ketiganya adalah Refly, Indro dan Reza. Dua nama terakhir diketahui adalah tamu dari bar yang berada di Vasa Hotel. Sedangkan Refly adalah musisi yang mendapatkan tugas untuk menghibur para konsumen Cruz Lounge Bar. Selain 3 orang itu, ada 1 korban berinisial MT  yang sampai saat ini masih dirawat intensif di RS Gotong Royong. (ang/ian)