kab/kota: Surabaya

  • Polrestabes Surabaya Bekuk Bandar Sabu, Barang Bukti 14,9 Kilogram

    Polrestabes Surabaya Bekuk Bandar Sabu, Barang Bukti 14,9 Kilogram

    Surabaya (beritajatim.com) – Unit I Satres Narkoba Polrestabes Surabaya kembali berhasil mengungkap peredaran narkotika dalam jumlah besar. Seorang bandar narkoba berinisial DP (55), warga Wisma Lidah Kulon, Surabaya, ditangkap di Waru, Sidoarjo dengan barang bukti berupa 14,9 kilogram sabu dalam Operasi Tumpas Narkoba Semeru 2024.

    Penangkapan ini mencatatkan jumlah barang bukti terbesar selama operasi yang berlangsung dari 11 hingga 22 September.

    “Identitas tersangka adalah DP, usia 55 tahun. Meski ia berdomisili di Surabaya, penangkapan dilakukan di Waru, Sidoarjo,” ujar Kasat Narkoba Polrestabes Surabaya, Kompol Suriah Mifta, pada Selasa (29/10/2024).

    Barang bukti yang disita dalam penangkapan ini meliputi sembilan bungkus teh kemasan dengan label mandarin warna kuning berisi sabu seberat 8,9 kilogram, 21 bungkus plastik berisi sabu seberat 1,85 kilogram, dan 32 bungkus plastik lain berisi sabu seberat 4,1 kilogram. Selain itu, polisi juga menyita tiga kotak plastik, satu gawai, dan satu kartu ATM sebagai alat bukti tambahan.

    Dari hasil penyelidikan lebih lanjut, polisi mengungkapkan bahwa DP berperan sebagai kurir sabu yang terhubung dengan seorang bandar besar berinisial DO. DO, yang masih buron, diketahui menjalankan operasi distribusi narkoba di wilayah Surabaya melalui jaringan darat dari Sumatera ke Jawa.

    “Modus operandi jaringan ini adalah menyelundupkan narkotika dengan cara diranjau di beberapa titik, seperti yang kami temukan di Sidoarjo. Saat ini kami masih terus memburu pelaku utama dalam jaringan ini,” jelas Kompol Suriah.

    Menurut pengakuan DP, ia sudah setahun bekerja sebagai kurir untuk DO dengan imbalan sebesar Rp 20 juta hingga Rp 40 juta per transaksi. Atas perbuatannya, DP akan dijerat dengan Pasal 114 ayat (2) dan Pasal 112 ayat (2) UU RI Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, yang membawa ancaman hukuman maksimal berupa hukuman mati.

    Operasi Tumpas Narkoba Semeru 2024 ini menjadi bukti keseriusan Polrestabes Surabaya dalam memberantas peredaran narkotika di wilayah Jawa Timur. Penangkapan DP diharapkan dapat memberikan efek jera bagi pelaku lain yang terlibat dalam jaringan narkoba di wilayah ini. [ang/beq]

  • Jalan Dakwah di BTV, Amal Kebaikan untuk Bekal di Akhirat

    Jalan Dakwah di BTV, Amal Kebaikan untuk Bekal di Akhirat

    Jakarta, Beritasatu.com – Setiap perilaku dan perbuatan yang dilakukan oleh seorang muslim, baik maupun buruk sejatinya akan kembali kepada dirinya sendiri. Agama Islam mengajarkan umatnya untuk selalu memperhatikan setiap perilaku serta lisan yang diucap agar tidak menyakiti orang lain.

    Amal kebaikan yang dilakukan kepada sesama dengan ikhlas akan mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah Swt. Hal tersebut yang akan menjadikan bekal seorang muslim saat menempuh kehidupan di akhirat kelak.

    Semakin banyak amal kebaikan yang diperbuat, semakin ringan pula hisab di akhirat. Apakah keburukan yang dilakukan di dunia langsung dibalas oleh Allah Swt?

    Saksikan Jalan Dakwah Rabu (30/10) pukul 06.00 WIB hanya di BTV!

    BTV bisa disaksikan di kanal 26 untuk Jabodetabek, Cilegon, Serang, kanal 29 untuk Bandung dan Palembang, kanal 35 untuk Yogyakarta dan Surakarta, kanal 38 untuk Balikpapan, kanal 39 untuk Semarang, kanal 30 untuk Banjarmasin, kanal 31 untuk Lebak, kanal 32 untuk Surabaya, kanal 34 untuk Medan dan kanal 48 untuk Batam.

    Ayo follow akun media sosial BTV di @btvidofficial (IG, Tiktok, Facebook,Twitter), serta subscribe channel Youtubenya di @BeritaSatuChannel.

  • Hasil Operasi Tumpas Semeru 2024, Polrestabes Surabaya Amankan 16 Kg Sabu

    Hasil Operasi Tumpas Semeru 2024, Polrestabes Surabaya Amankan 16 Kg Sabu

    Surabaya (beritajatim.com) – Operasi Tumpas Semeru 2024 Polrestabes Surabaya telah berjalan selama 12 hari sejak 11 September 2024 – 22 September 2024 kemarin. Dari rentan waktu itu, polisi mengamankan 83 tersangka dari 59 kasus penyalahgunaan narkotika.

    Kasat Res Narkoba Polrestabes Surabaya, Kompol Suria Miftah mengatakan dari 12 hari operasi Tumpas Semeru 2024, pihaknya menyita 16,8 kilogram sabu; 3,8 kilogram Ganja; 915 butir ekstasi; 2,5 gram serbuk ekstasi; dan 148.920 butir pil koplo.

    “Dari total 59 kasus yang diselesaikan, 23 kasus itu ditangani oleh Polsek jajaran Polrestabes Surabaya,” kata Suria Mifta, Selasa (29/10/2024).

    Dari total 89 tersangka yang diamankan, Polsek Jajaran menyumbang 38 tahanan yang keseluruhannya laki-laki. Sementara, terdapat 2 tersangka perempuan dari total 45 tahanan yang ditangani Polrestabes Surabaya.

    “Dari hasil operasi tumpas, narkoba sabu-sabu yang beredar di Jawa mayoritas dari jaringan Sumatera. Kebanyakan juga didistribusikan melalui jalur darat dan diranjau,” imbuhnya.

    Dari hasil operasi tumpas 2024 yang berlangsung selama 12 hari, petugas kepolisian menyelamatkan 400 ribu jiwa dengan nilai ekonomis barang bukti sebesar Rp 35 miliar. Hasil itu, didapat dari asumsi perhitungan satu gram sabu dan satu gram ganja dapat dikonsumsi oleh 10 orang. “Mari kita bersama-sama untuk memberantas peredaran narkotika. Karena tanpa kebersamaan, pemberantasan narkoba tidak akan efektif,” pungkas Suria. (ang/kun)

  • Jelang Musim Hujan, Pendakian Gunung Arjuno-Welirang Ditutup mulai 1 November
                
                    
                            Surabaya
                        
                        29 Oktober 2024

    Jelang Musim Hujan, Pendakian Gunung Arjuno-Welirang Ditutup mulai 1 November Surabaya 29 Oktober 2024

    Jelang Musim Hujan, Pendakian Gunung Arjuno-Welirang Ditutup mulai 1 November
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Mulai 1 November 2024, aktivitas pendakian
    Gunung Arjuno-Welirang
    ditutup hingga waktu yang belum ditentukan.
    Keputusan itu seiring dikeluarkannya surat pengumuman UPT Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo selaku pengelola Gunung Arjuno-Welirang Nomor 500.4.6.10/1240 /123.7.2/2024 tertanggal 29 Oktober 2024.
    Kepala UPT Tahura Raden Soerjo, Ahmad Wahyudi, mengatakan, penutupan itu meliputi semua jalur pendakian, baik dari jalur Lawang, Kabupaten Malang, Sumber Brantas, Tretes di Prigen, maupun Tambaksari di Purwodadi.
    “Khusus pendakian Bukit Lincing dan Bukit Cendono penutupan mulai tanggal 11 November 2024,” ungkapnya melalui pesan singkat, Selasa (29/10/2024).
    Wahyudi mengatakan, penutupan itu bertujuan menjaga keselamatan dan kenyamanan pendaki karena cuaca ekstrem.
    “Berdasarkan prakiraan cuaca BMKG, pada bulan November 2024 akan mulai memasuki musim penghujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang dan petir,” ujarnya.
    “Selain itu, bertujuan untuk pemulihan ekosistem dalam kawasan Tahura R Soerjo,” imbuhnya.
    Sebagai informasi, Gunung Arjuno adalah gunung yang berada di Jawa Timur, terletak bersebelahan dengan Gunung Welirang, termasuk Gunung Kembar I dan Gunung Kembar II.
    Wilayah Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo secara administratif berada di wilayah Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Malang, Kabupaten Jombang, Kabupaten Pasuruan, dan Kota Batu.
    Gunung Arjuno-Welirang memiliki empat jalur pendakian, yaitu melalui Tretes di Prigen, Kabupaten Pasuruan, jalur Tambaksari di Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Sumber Brantas di Cangar, Kota Batu, serta jalur Lawang, Kabupaten Malang.
    Gunung Arjuno dan Gunung Welirang merupakan kawasan yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi serta sebagai kawasan cagar alam, dengan luas 27.868,30 hektar di mana 22.908,3 hektar di antaranya merupakan kawasan hutan lindung.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Khofifah Blusukan ke Pasar Besar Ngawi, Pedagang Curhat Sepi Pembeli
                
                    
                            Surabaya
                        
                        29 Oktober 2024

    Khofifah Blusukan ke Pasar Besar Ngawi, Pedagang Curhat Sepi Pembeli Surabaya 29 Oktober 2024

    Khofifah Blusukan ke Pasar Besar Ngawi, Pedagang Curhat Sepi Pembeli
    Tim Redaksi
    NGAWI, KOMPAS.com
    – Calon Gubernur Jawa Timur nomor urut 02,
    Khofifah Indar Parawansa
    mendapatkan keluhan dari pedagang saat blusukan ke
    Pasar Besar Ngawi
    , Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Selasa (29/10/2024).
    Para pedagang Pasar Besar Ngawi mengeluh sepinya pembeli dalam beberapa bulan terakhir.
    Cagub petahana itu meminta agar para pedagang di pasar tradisional menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang serba digital.
    Menurut dia, para pedagang tradisional harus mendapatkan
    literasi digital
    agar dapat menjual barang dagangannya dengan platform digital.
    “Di berbagai pasar tradisional saya mendengar keluhan mereka bahwa pembeli itu cenderung
    stuck,
    bahkan menurun. Itu berarti literasi digital merupakan kebutuhan mendesak dan urgen. Untuk itu dibutuhkan pendampingan di masing-masing pasar tradisional,” kata Khofifah.
    Tak hanya itu, mantan Mensos ini menyatakan para pedagang di pasar tradisional harus membangun kerja sama dengan platform belanja digital. Para pedagang juga diminta bekerja sama dengan penyedian jasa angkutan atau ojek online.
    “Pasar tradisional juga dapat bekerjasama dengan ojek online atau ojek yang di pangkalan-pangkalan. Namun kerjasama itu harus terkoneksi secara digital,” kata Khofifah.
    Selain terintregrasi dengan jasa pengiriman barang, Khofifah juga menyarankan penerapan alat pembayaran digital seperti QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) per lapak untuk memudahkan transaksi.
    Bagi Khofifah, literasi digital menjadi solusi yang mendesak agar pasar tradisional tetap eksis meski harus bersaing dengan ritel modern.
    Menurutnya, pemerintah daerah harus ikut andil melakukan pendampingan dan mendorong penerapan literasi digital atau digitalisasi di pasar tradisional. Selain pendampingan, pedagang juga mendapatkan aplikasi yang mudah diakses.
    Lewat
    digitalisasi pasar
    tradisional, Khofifah optimis pendapatan pedagang akan tumbuh. Terlebih sektor UMKM di Jawa Timur terus berkembang dan kontribusi terhadap PDRB terus meningkat.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ayah Bejat di Surabaya Rudapaksa 2 Anak Kandungnya Bertahun-tahun

    Ayah Bejat di Surabaya Rudapaksa 2 Anak Kandungnya Bertahun-tahun

     

    Liputan6.com, Surabaya – Seorang ayah berinisial ED (49) di Surabaya tega merudapaksa putri kandungnya sendiri bertahun-tahun dari 2021 hingga 2024. Polisi akhirnya menangkap ayah bejat pelaku pencabulan itu untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. 

    “Tersangka melakukan aksinya sejak tahun 2021 hingga tahun 2024, saat korban masih duduk di bangku sekolah,” ujar Kasubdit IV/TP Renakta Ditreskrimum Polda Jatim AKBP Ali Purnomo di Mapolda Jatim, Selasa (29/10/2024).

    Aksi bejat tersangka ED, terbongkar saat korban sudah tidak tahan dengan perlakuan tersangka. Sehingga ia melaporkan ED ke Polda Jatim pada Rabu, 9 Oktober 2024.

    “Karena pelapor tidak tahan dengan perlakuan tersangka yang sering memukul pelapor dan korban, maka pada tanggal 09 Oktober 2024, pelapor datang ke SPKT Polda Jatim untuk melaporkan kejadian yang dialami oleh korban,” ucap Ali.

    Ali mengatakan, modus operandi tersangka ED berawal pada September 2021, tersangka menyuruh korban untuk memijatnya di ruang tamu.

    “Kejadian ini terus berlanjut setiap seminggu sekali, saat tersangka pulang dari bekerja di luar pulau tepatnya di Sulawesi, dan terjadi dari bulan September 2021 hingga September 2024,” ujar Ali.

    Adapun kronologinya, pada 2003 tersangka dan ibu korban merupakan suami istri dan tinggal di Pekanbaru Provinsi Riau. Kemudian dalam pernikahan mereka di karuniai 7 orang anak dan pada 2015 ibu korban meninggal dunia.

    Diketahui, anak pertama sudah menikah dan tinggal bersama suaminya. Dua orang anak tersangka lainnya diasuh oleh kerabat yang tinggal di Sumatera Barat, dan empat anak lainnya di asuh oleh tersangka.

    Pada 2018, tersangka dan keempat orang anaknya pindah domisili ke Surabaya. Di Surabaya tersangka bekerja sebagai sopir dan pulang ke rumahnya empat hari sekali.

    Sejak pindah ke Surabaya tersangka sering memukul dan memarahi ke empat anaknya jika tidak mengikuti kemauan tersangka.

    “Pelapor merupakan anak kedua dari tersangka, yang usianya saat ini 18 tahun juga merupakan pelajar kelas XII SMA, dan korban satunya merupakan anak ketiga dari tersangka yang berusia 17 tahun juga merupakan pelajar kelas XI SMA,” katanya.

    Sekitar 2021, kata Ali, pada saat pelapor berusia 15 tahun, tersangka melakukan pencabulan terhadap pelapor dengan cara tersangka masuk ke dalam kamar mandi saat pelapor sedang mandi.

    Sekitar September 2021 hingga September 2024, dalam keadaan sepi, tersangka juga sering masuk ke kamar tidur sang anak. 

     

  • Praktisi ingatkan pemberian MPASI bagian dari pencegahan stunting

    Praktisi ingatkan pemberian MPASI bagian dari pencegahan stunting

    Jakarta (ANTARA) – Praktisi kesehatan anak dari RSUD Dr. Soetomo Surabaya (Jawa Timur) dr. Meta Hanindita, Sp.A(K) mengingatkan bahwa pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) yang tepat kepada anak menjadi bagian dari pencegahan stunting.

    “Untuk mencegah stunting, prioritaskan pemberian protein hewani pada MPASI anak,” ujar dia saat dihubungi dari Jakarta, Selasa.

    Merujuk Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pada umumnya, setelah usia enam bulan, kebutuhan nutrisi bayi baik makronutrien maupun mikronutrien tidak dapat terpenuhi hanya dengan ASI.

    Selain itu, keterampilan makan (oromotor skills) terus berkembang dan bayi mulai memperlihatkan minat pada makanan lain selain susu (ASI atau susu formula).

    Karena itu, memulai pemberian MPASI pada saat yang tepat akan sangat bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan nutrisi dan tumbuh kembang bayi.

    Meta mengatakan, selain tepat waktu, pemberian MPASI juga harus adekuat yakni kandungannya sesuai usia anak, aman dan higienies serta diberikan dengan cara benar demi mencegah anak terkena stunting.

    Namun, bahasan terkait MPASI luput dari paparan para calon gubernur DKI Jakarta saat membahas pencegahan stunting dalam debat kedua Pilkada Jakarta 2024 pada Minggu (27/10).Titik berat paparan mereka hanya seputar pemberian ASI eksklusif yang memang menjadi pertanyaan panelis.

    Padahal, kata dia, dalam kaitan dengan kesehatan anak, stunting masih menjadi masalah kesehatan di Jakarta.

    Data dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta sepanjang Januari hingga Agustus 2024, tercatat sebanyak 36.664 balita menghadapi masalah gizi. Dari angka tersebut, sebanyak 26,74 persen atau 10.340 anak mengalami stunting.

    “Saya lihat, titik beratnya hanya ke ASI saja. Padahal ASI eksklusif hanya enam bulan, setelah itu ASI tetap diberikan tetapi persentasenya akan berkurang seiring bertambahnya usia. MPASI-nya tidak ada sama sekali (dibahas),” ujar Meta.

    Meta yang tergabung dalam Unit Kerja Koordinasi (UKK) Nutrisi dan Penyakit Metabolik Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu mengapresiasi usulan program-program dalam debat tersebut. Namun, dia menyoroti tak adanya usulan terkait MPASI dalam program para cagub.

    “Tetapi bagaimana dengan pemberian makanan tambahannya misalnya untuk anak-anak yang sedang masa MPASI, dari enam bulan sampai dua tahun (sebagai upaya lainnya untuk mencegah stunting)?,” katanya.

    Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 1 Ridwan Kamil menekankan program ASI harus menyertai ibu hamil karena pemberantasan kasus anak gagal tumbuh (stunting) harus dilakukan sejak sang ibu masih hamil dan hingga seribu hari pertama anak.

    Selain ruang laktasi, dia juga membahas terkait pemberian subsidi penambahan gizi.

    Calon Gubernur nomor urut 2 Dharma Pongrekun juga mengangkat tentang perlunya penyediaan ruang laktasi, lalu konsumsi daun katuk oleh ibu demi memperlancar produksi ASI. Dia juga mendukung cuti menyusui dan sistem bekerja dari rumah.

    Di sisi lain, Calon Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung menyebutkan tiga aksi untuk mencegah terjadinya stunting, yakni penyediaan tempat penitipan anak (daycare), ruang laktasi dan Posyandu.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2024

  • Pengamat: Hukuman Mati bagi Pelaku Korupsi Tak Bisa Ditawar – Page 3

    Pengamat: Hukuman Mati bagi Pelaku Korupsi Tak Bisa Ditawar – Page 3

    Sebelumnya, Mahkamah Agung (MA) menyatakan kecewa atas perilaku hakim nakal yang belakangan diamankan Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam operasi tangkap tangan (OTT), terkait dugaan suap atas vonis bebas Ronald Tannur, terdakwa kasus pembunuhan Dini Sera Afrianti. Hal itu terjadi belum lama dari ditekennya kenaikan gaji dan tunjangan hakim.

    “Terhadap peristiwa tersebut MA merasa kecewa dan prihatin, karena peristiwa ini telah mencederai kebahagiaan dan rasa syukur terhadap rekan-rekan hakim seluruh Indonesia atas perhatian pemerintah yang telah menaikkan tunjangan dan gaji hakim,” tutur Juru Bicara MA Yanto di Gedung MA, Jakarta Pusat, Kamis (24/10/2024).

     Kenaikan gaji dan tunjangan hakim itu tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 44 Tahun 2024, tentang perubahan ketiga atas PP Nomor 94 Tahun 2012 mengenai hak keuangan dan fasilitas hakim di bawah Mahkamah Agung (MA).

    “Terhadap tiga orang hakim pengadilan di Surabaya tersebut setelah mendapatkan kepastian dilakukan penahanan oleh Kejaksanaan Agung, maka secara administrasi hakim tersebut akan diberhentikan sementara dari jabatannya oleh presiden atas usul MA,” jelas dia.

    Yanto menegaskan MA menghormati segala proses hukum yang tengah berlangsung di Kejagung terhadap tiga hakim Pengadilan Negeri (PN) Surabaya yang diduga terlibat suap atas vonis bebas terdakwa Ronald Tannur.

    “Dan apabila di kemudian hari dinyatakan terbukti bersalah melakukan tindak pidana dengan putusan yang berkekuatan hukum tetap, maka ketiga hakim tersebut akan diusulkan pemberhentian tidak dengan hormat kepada Presiden,” Yanto menandaskan.

  • 3 Hakim PN Surabaya Resmi Tersangka, Prof. Henri: Keadilan Kini Penuh Muslihat

    3 Hakim PN Surabaya Resmi Tersangka, Prof. Henri: Keadilan Kini Penuh Muslihat

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Guru Besar Universitas Airlangga dan pengamat politik, Prof. Henri Subiakto, turut angkat bicara mengenai ditetapkannya tiga hakim Pengadilan Negeri Surabaya sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap.

    Dikatakan Prof. Henri, kasus tersebut menggambarkan potret miris tentang hilangnya integritas dalam lembaga peradilan.

    “Ketika pengadilan sudah bisa dibeli oleh mereka yang kaya, maka keputusan hukum adalah hasil proses semu yang penuh muslihat dan ketidakjujuran,” ujar Prof. Henri dalam keterangannya di aplikasi X @henrysubiakto (29/10/2024).

    Ia menilai bahwa keputusan hukum, yang seharusnya mencerminkan keadilan, justru menjadi transaksi yang busuk namun tersamarkan dalam bentuk fakta keadilan yang tampak sakral.

    “Legitimasi hukum bisa berupa hasil transaksi yang busuk tapi seolah sakral karena menjadi fakta keadilan,” cetusnya.

    Lebih lanjut, Prof. Henri menyebutkan bahwa kasus-kasus semacam ini hanya membuat putusan hukum semakin menjauh dari kebenaran yang hakiki.

    “Itulah potret kebenaran hukum yg banyak terjadi hingga putusan hukum makin jauh dari kebenaran yang hakiki,” Prof. Henri menuturkan.

    Prof. Henri mengungkapkan kekhawatiran dirinya atas rusaknya citra lembaga peradilan di mata masyarakat.

    “Maka bersabarlah saudaraku saat melihat kepalsuan yang seolah sudah menjadi kebenaran yang harus diterima oleh kita semua,” imbuhnya.

    Prof. Henri bilang, publik mesti bersabar dalam menghadapi situasi yang penuh ironi ini, seraya berupaya memperbaiki moralitas dan kejujuran di sekitar dengan cara-cara rasional.

  • Kisah Driver Taksi Online Tewas Sebulan Usai Dibegal Wanita & Sosok Maria, Pelaku Beraksi Sendirian

    Kisah Driver Taksi Online Tewas Sebulan Usai Dibegal Wanita & Sosok Maria, Pelaku Beraksi Sendirian

    GELORA.CO  – Kasus pembegalan driver taksi online yang terjadi hampir sebulan lalu oleh wanita bernama Maria Livia memakan korban jiwa.

    Korban Pudjiyono (47) meninggal dunia setelah hampir sebulan dirawat di RSUD dr Soetomo Surabaya.

    Maria sang pelaku ternyata beraksi seorang diri.

    Wanita asal NTT ini nekat membegal sopir taksi online lantaran butuh uang untuk liburan ke Australia.

    Mobil pelaku dibawa kabur dan rencananya hendak dijual dengan harga Rp 50 juta.

    Namun rencana itu tak terlaksana karena Maria keburu ditangkap setelah mencoba kabur dari kejaran warga, berikut dengan mobil hasil begal.

    Kepada polisi, dia sempat mengelabui dengan mengaku mereka adalah komplotan.

    Namun pengakuan itu ternyata hanya akal bulus Maria untuk menghindari jerat hukum.

    Belakangan Pudjiyono, korban begal akhirnya menghembuskan napas terakhirnya, Senin (28/10/2024) sekitar pukul 10.00 WIB.

    Dia meninggal setelah 28 hari menjalani perawatan di RSUD dr Soetomo Surabaya.

    Peristiwa pembegalan itu terjadi hampir sebulan sebelumnya tepatnya pada Selasa (1/10/2024).

    Bagaimana kronologis peristiwa pembegalan yang dilakukan oleh Maria, sosok pelaku Maria hingga meninggalnya korban driver taksi online, berikut dirangkum Tribunnews dari Tribunjatim.com.

    Kronologis Pembegalan 

    Kasus ini berawal saat ML alias Maria Livia memesan taksi online di kawasan Manyar, Surabaya, Selasa (1/10/2024) sekitar pukul 09.10 WIB. 

    Saat itu Maria berangkat dari apartemennya di kawasan Surabaya bagian timur dan menuju ke sebuah toko print. 

    Wanita berusia 23 tahun ini ternyata memesan taksi online dengan ponsel milik orang lain.

    Dia kemudian mendapat taksi online yang dikemudikan oleh Pudjiyono (47).

    Maria kemudian duduk di kursi belakang sopir, Pudjiyono.

    Ia duduk di bangku belakang seperti penumpang biasa.

    Namun saat memasuki kawasan sepi di Gunung Anyar Tambak, Maria tiba-tiba melumpuhkan korbannya dengan cara menjerat lehernya dengan tali.

    Kemudian, karena korban melawan, pelaku lantas menusuk leher korban dengan pisau dapur.

    Pisau itu juga sempat menancap di leher korban.

    Korban yang terluka di bagian leher berhasil keluar dari mobil melalui pintu depan. 

    Maria kemudian mengambil alih mobil Daihatsu Sigra bernopol L-1867-CAS tersebut dan membawanya kabur. 

    Warga yang tahu kemudian mengejar pelaku. 

    Sekitar 100 meter dari lokasi, mobil yang dibawa ML bertabrakan hingga rusak parah di kawasan perumahan dan tak bisa dikemudikan lagi. 

    ML kemudian ditangkap di kawasan hutan mangrove di kawasan Gunung Anyar, Surabaya. 

    Belakangan terungkap, ML sengaja membawa pisau untuk merencanakan perampokan.

    Korban kemudian dilarikan ke Rumah Sakit Dr Soetomo Surabaya menggunakan unit ambulans PMI. 

     

    Sempat Kelabui Polisi

    Menurut Kapolsek Gunung Anyar, Iptu Sumianto Harsya Fahroni, pelaku sempat membuat alibi jika aksi pembegalannya ini dilakukan secara berkomplot dan temannya menunggu di jalanan kawasan Galaxy Mall.

    Namun setelah ditelusuri, polisi tidak menemukan komplotan itu. 

    Penyidik menyimpulkan pernyataan itu sebagai upaya pelaku untuk mengelabui polisi.

    “Dalam kasus ini pelaku dijerat dengan pasal 365 KUHP dengan ancaman hukuman maksimal 9 tahun penjara,” pungkas mantan Kanit Reskrim Polsek Genteng itu. 

    Pelaku Terinspirasi Film

    Mengutip Kompas.com, pelaku begal taksi online, ML alias Maria Livia asal NTT, terinspirasi film saat melakukan aksinya di kawasan Gunung Anyar, Surabaya, Selasa (1/10/2024). 

    Kapolsek Gunung Anyar, Iptu Sumianto Harsya Fahroni mengatakan, dugaan tersebut muncul setelah anggotanya melakukan pengecekan handphone pelaku. 

    “Ya mungkin itu terinspirasi dari internet, film karena dia juga suka nonton film,” kata Sumianto di Mapolsek Gunung Anyar, Rabu (2/10/2024).

    Penyidik juga menemukan sejumlah pencarian terkait cara menjual mobil tanpa disertai surat, ketika melakukan pengecekan di riwayat internet pelaku.

    “Ya sejauh ini hanya browsing-browsingnya dia saja. Jadi browsing dia itu cara dia menjual mobil tanpa surat-surat itu ada browsingnya, kita lihat historinya,” ungkap Sumianto.

    Sumianto menyimpulkan aksi pelaku dalam melakukan kejahatan tersebut tanpa bantuan orang lain. 

    Sebab, tersangka mencari semua caranya melalui internet. 

    “Ya intinya dia internet saja. Lebih banyak di internet tanpa campur tangan orang lain,” ucapnya. 

    Maria Butuh Uang Liburan ke Australia

    Sementara itu pelaku begal, Maria Livia mengaku melakukan kejahatan jalanan secara brutal karena membutuhkan uang untuk liburan ke Australia.

    “Pengakuannya seperti itu. Dia ingin liburan dan bekerja di sana (Australia),” kata Kapolsek Gunung Anyar Iptu Hersa Fathoni.

    Maria sehari-hari tinggal bersama kakak perempuannya di apartemen Amor.

    Ia merantau ke Surabaya sejak kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta. 

    Namun sejak tahun 2022, ia tidak memiliki pekerjaan.

    Merasa bosan dan kesulitan mencari kerja, Maria berencana untuk bekerja di Negeri Kanguru.

    “Dia mendapat informasi bahwa untuk bekerja di sana (Australia) harus menyiapkan sejumlah dana,” ujarnya.

    Tanpa tabungan, Maria kemudian berpikir untuk mendapatkan uang dengan cara membegal mobil.

    Ia sudah mencari informasi bahwa mobil tanpa surat-surat bisa dijual seharga Rp 50 juta. 

    Meskipun demikian, polisi memastikan bahwa meskipun Maria nekat membegal, ia belum pernah menjalin hubungan dengan penadah.

    Kondisi Sempat Stabil, Pudjiyono Meninggal Setelah 28 Hari

    Sementara itu Pudjiyono yang terluka dirawat di RSUD dr Soetomo Surabaya.

    Namun nyawanya tak tertolong setelah dirawat 28 hari di RS.

    Korban mengembuskan napas terakhir, Senin (28/10/2024) pukul 10.00 WIB.

    Sepupu korban Nanang mengatakan, kondisi kesehatan Pudjiyono sempat stabil.

    Namun belakangan kondisinya kian memburuk hingga tak sadarkan diri. 

    “Sejak kejadian. Karena begitu dibawa ke puskesmas dirujuk ke RSUD dr Soetomo Surabaya. Berarti korban sempat membaik, sempat sadar,” kata Nanang. 

    Sementara itu sahabat korban, Fajar Zainuri (58) mengungkapkan, korban diperkirakan sudah menjalani serangkaian tahapan operasi sebanyak empat kali. 

    Operasi terakhir dilakukan tim medis sekitar dua hari lalu.

    Kondisi korban ditengarai cenderung melemah (drop), hingga akhirnya serangkaian tindakan medis, harus dilakukan. 

    Menurut Fajar, salah satunya, operasi tersebut. 

    Jenazah Pudjiyono dimakamkan ke TPU Keputih, Surabaya. 

    Adik korban, Sugeng tak menyangka kakaknya akan bernasib nahas.

    Apalagi sebelumnya, sang kakak tampak menunjukkan kondisi yang lebih baik dari sebelumnya. 

    “Kecewa, kita kan gak tahu. Namanya takdir gimana lagi,” ujar Sugeng di lokasi. 

    Terkait penanganan hukum terhadap tersangka, Sugeng memasrahkan semua tahapan penanganan hukum terhadap tersangka kepada pihak kepolisian. 

    “Berdoa. Kalau sama pelaku sih namanya sama musibah. Kita dari korban kena musibah pelaku kena musibah. Soal itu urusan pihak berwajib,” ujarnya